• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Alat Gelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Alat Gelas"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam melaksanakan praktikum, biasanya praktikan akan melakukan perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, ketelitian praktikan adalah hal yang sangat penting, yang dapat menentukan hasil akhir dari praktikum. Hal pertama yang harus diperhatikan agar dapat meningkatkan ketelitian adalah kita harus memperhatikan alat yang kita gunakan. Karena alat-alat tersebut memiliki skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliki tingkat ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat ketelitiaannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara kita membaca skala itu sendiri. Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang akan digunakan. Kebersihan dari alat dapat mempengaruhi hasil praktikum. Apabila alat yang akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Contohnya jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum.

Alasan-alasan di atas, mengajarkan kita bahwa pengenalan alat sangatlah penting dan utama disampaikan pada awal praktikum, selanjutnya kita harus tahu dulu nama, fungsi dan prosedur penggunaan alat-alat yang ada dilaboratorium agar diharapkan para praktikan dapat menggunakan alat sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan petunjuk agar memperoleh hasil praktikum yang baik, cepat dan efisien. Pekerjaan dalam laboratorium sering menggunakan alat-alat, contoh alat-alat tersebut antara lain: gelas beker, gelas ukur, pipet tetes, pipet ukur, pipet volume, tabung reaksi, labu ukur, buret, erlenmeyer, ball pipet, dan lain-lain. Penggunaan dari alat-alat tersebut sangat penting untuk diketahui para praktikan agar pekerjaan dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-alat ini dapat mempengaruhi hasil dari praktikum. Oleh karena itu dalam percobaan ini diberikan beberapa pengetahuan dan latihan tentang penggunaan dan fungsinya. Sering kali di dalam laboratorium terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan di karenakan para praktikan tidak mengetahui cara dan fungsi dari alat-alat laboratorium.

(2)

Sebagian besar alat tersebut merupakan alat-alat yang terbuat dari gelas, sehingga memerlukan kehati-hatian dalam menggunakannya. Apabila terjadi kesalahan dalam menggunakan alat-alat tersebut, maka akan mengakibatkan hal yang fatal. Selain terganggunya praktikum, harga dari alat-alat tersebut juga relatif mahal. Oleh karena itu para praktikan dituntut agar serius dalam praktik agar tidak terjadi kerusakan alat. Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalaam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil apabila terjadi kecelakaan dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian atau penggunaan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan suatu praktikum yang berhubungan dengan bahan kimia yang berbahaya. Disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penulisan ini adalah:

1. Apa saja alat-alat gelas dalam laboratorium kimia? 2. Apa fungsi dari alat-alat gelas tersebut?

3. Bagaimana cara menggunakan alat-alat gelas?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa itu alat-alat gelas kimia. 2. Untuk mengetahui fungsi alat-alat gelas laboratorium. 3. Mengetahui prinsip kerja alat-alat gelas laboratorium.

4. Memahami cara penggunaan, memelihara, memebersihkan, kalibrasi, dan memperbaiki alat gelas laboratorium.

(3)

BAB II

ISI

2.1 Dasar Teori

Gelas adalah suatu zat amorf yang diperoleh dari mencampur bahan-bahan anorganik yang setelah dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan kan menjadi bedan padat. Berdasarkan jenis dan komposisi dari bahan anorganik yang menyusunnya. Ada beberapa jenis gelas yaitu gelas biasa, gelas timbal, gelas borosilikat dan gelas leburan silika.

Alat gelas yang digunakan dilaboratorium (laboratory glassware) umumnya merupakan gelas borosilikat. Gelas ini terbuat dari kuarsa/silikat oksida berkualitas tinggi, borong oksida. Aluminium oksida dan natrium oksida. Gelas jenis ini mencair pada suhu agak tinggi dan mempunyai angka mulai yang kecil, oleh karena itu dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dan dapat direndam dalam air dingin atau es tanpa terjadi keretakan atau pecah. Selain itu gelas borosilikat juga tidak bereaksi dengan bahan kimia sehingga cocok digunakan sebagai alat gelas laboratorium.

Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa di gunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan K3 di laboratorium.

2.2 Peralatan Gelas yang Digunakan pada Praktikum Kimia Dasar 1. Gelas Kimia (Beaker Glass)

Biasanya terbuat dari tipe boroksilikat. Bentuk beaker glass memiliki beberapa tipe, tinggi dan pendek. Mempunyai kapasitas ukuran volume dari 5 – 6000 mL.

Prinsip kerja : Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan secara tidak teliti.

Fungsi :

o Sebagai tempat melarutkan zat.

(4)

K3 :

o Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik.

o Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan larutan asam

dengan konsentrasi tinggi.

2. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, labu erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labur erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran volume dari 25 – 2000 mL.

Prinsip kerja : Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah. Fungsi :

o Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan

kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya.

o Labu erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan lemah

hingga sedang.

K3 : Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik.

3. Tabung Reaksi (Test Tube)

Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis gelas antara lain ; Boroksilikat, Soda, Fiolax dan Supermax. Soda Glass tidak tahan pemanasan, Fiolax Glass tidak peka terhadap perubahan panas dan pemanasan setempat. Tabung reaksi yang terbuat dari Fiolax dan Soda glass umumnya berdinding tipis, sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari Boroksilikat dan Supermax tahan pemanasan. Ukuran tabung reaksi ditetapkan berdasarkan atas diameter mulut tabung bagian dalam dan panjang tabung, diameter antara 70 – 200 mm.

(5)

Prinsip Kerja : Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan untuk meletakkan sampel (darah).

Fungsi :

o Mereaksikan larutan.

o Untuk memanaskan sampel atau cairan.

K3:

o Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran tabungnya agar tidak jatuh.

o Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan.

4. Labu Ukur (Volumetrik Flask)

Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, mempunyai mulut labu dengan ukuran standar yang dilengkapi dengan tutpnya. Tutup labu dapat terbuat dari gelas asah atau teflon. Labu ukur mempunyai kapasitas volume 5 – 2000 mL.

Prinsip kerja : Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur larutan secara teliti.

Fungsi : Digunakan untuk mencampurkan larutan. K3 :

o Tidak boleh dipanaskan.

o Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.

5. Gelas Ukur (Measuring Cylinders)

Gelas ukur berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas boroksilikat. Kapasitas volume gelas ukur 5 – 2000 mL.

Prinsip Kerja : Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam perhitungan.

Fungsi: Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam

(6)

asah digunakan untuk melarutkan zat hingga volume tertentu.

K3 : Perhatikan saat menuangkan larutan, jangan sampai larutannya mengalir pada tepi gelas ukur.

6. Buret (Burettes)

Buret berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas soda, boroksilikat, amber. Bentuk buret dibedakan dengan ujung kran lurus (Burettes with straight stopcock) dan buret dengan keran bengkok (Burettes with lateral stopcock). Mempunyai kapasitas 1 – 100 mL dengan pembagian skala 0,01 – 0,2 m.

Prinsip Kerja : Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan. Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah kran karena menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi.

Fungsi : Memberikan secara tetes demi tetes sejumlah volume larutan yang diketahui dengan teliti pada proses titrasi.

K3 :

o Letakkan pada keranjang plastik.

o Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk memudahkan putaran kran buret dan

mencegah kebocoran.

7. Corong (Funnels)

Terbuat dari jenis boroksiliat atau plastic. Corong mempunyai garis tengah 35 – 300 mm dan ada yang mempunyai tangkai corong panjang, sedang dan pendek.

Prinsip Kerja : Membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran mulut kecil.

Fungsi : Digunakan untuk menyaring zat cair atau sampel padat. K3 : Saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak bersentuh dengan mulut wadah usahakan menjauh sedikit.

(7)

8. Pipet Volume (Volumentric Pipettes)

Pipet terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,5 – 100 mL.

Prinsip Kerja : Memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau seksama.

Fungsi : Memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti. K3 :

o Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada

pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.

o Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.

o Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada

dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.

9. Pipet Ukur (Graduated Pipettes)

Pipet ukur terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,01 – 50 mL dilengkapi dengan pembagian skala pada dinding pipet 0,001 – 0,5 Ml

Prinsip Kerja : Memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam perhitungan pada penetapan kadar.

Fungsi : Digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet sejumlah volume secara teliti.

K3 :

o Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada

pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.

o Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.

o Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada

(8)

10. Desikator (Desiccators)

Desikator terbuat dari gelas jenis semi-boroksilat, plastik atau mika. Tipe gelas jenis atau amber. Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari porselin yang digunakan untuk meletakkan alat – alat gelas. Di bawah piringan porselin terdapat bahan pengering yang umumnya terbuat dari ; silikagel, asam sulfat pekat, fofor pentaoksida, kalsium oksida dan sebagainya. Pengering silikagel biasanya diberi indicator warna biru yang keriing dan jika telah mengikat uap air warna akan berubah menjadi merah. Silikagel yang telah jenuh dengan uap air dapat dikeringkan lagi dengan cara

dipanaskan dalam oven dengan suhu 100o. Tutup desikator pada bagian permukaan harus

diberi bahan pelican, misal : silicon grease, agar dapat tertutup lebih rapat.

Prinsip kerja : Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan. Fungsi :

o Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat gelas (misalnya ; krus porselin, botol

timbang) setelah dipanaskan dan akan ditimbang.

o Mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau bahan yang harus diliindungi terhadap

pengaruh kelembapan udara.

K3 : Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk membukanya, tangan pertama digunakan sebagai penahan desikator dan tangan yang lain digunakan untuk mendorong tutup desikator. Jika desikator dihampa udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu agar tekanan udara di dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan untuk membukanya.

11. Batang Pengaduk (Strirring Rod)

Terbuat dari gelas, polietilen atau logam yang dibungkus dengan polietilen. Batang pengaduk mempunyai panjang sesuai dengan keperluan. Umumnya bergaris tengah 2 – 4 mm dan mempunyai panjang yang bervariasi 6 – 30 cm.

(9)

Prinsip Kerja : Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah. Fungsi :

o Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang umumnya berada pada gelas

kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi.

o Digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan dari suatu bejana ke

bejana lain.

K3 : Dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan tidak terpecik dan wadah tidak pecah.

12. Gelas Arloji (Watch Glasses)

Terbuat dari gelas boroksilat, mempunyai diameter yang bervariasi antara 30 – 200 mm.

Prinsip Kerja : Wadah penimbangan zat padat Fungsi : Wadah menimbang zat padat dan untuk

menutup labu pada proses pemanasan. K3 : Berhati – hati saat menempatkan wadah.

13. Corong Pisah (Separatory Funnels)

Terbuat dari gelas boroksilat, tidak berwarna dan amber. Berbentuk kerucut (buah per) bulaat dan silinder, dilengkapi dengan kran dan tutup yang terbuat dari bahan gelas asah atau teflon. Mempunyai kapasitas 50 – 2000 mL. Corong pisah mempunyai tangkai bermacam – macam ada yang bertangkai pendek, panjang dilengkapi dengan penyambung gelas asah standar, dilengkapi dengan pengatur tetesan.

Prinsip Kerja : Mengekstraksi zat cair dengan zat cair.

Fungsi : Digunakan untuk ektraksi zat, dapat pula mengatur aliran zat cair pada proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lainnya.

(10)

K3 :

o Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup dan kran corong pisah sudah tepat

dan tidak bocor.

o Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan dengan cara memegang bagian atas

berikut tutupnya dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang tangkai corong berikut kerannya.

14. Kondensor (Condensers)

Kondensor mempunyai bentuk panjang yang berbeda – beda sesuai dengan kegunaan masing – masing. Kondensor terbuat dari gelas boroksilat , umumnya dapat dirangkai dengan alat gelas lain untuk berbagai keperluan.

Prinsip Kerja : Zat dipanaskan, kemudian uap panas akan naik lalu dialirkalah air dinginmelalui selang sehingga uap panas tadi tidak lepas ke udara tetapi kembali mengembun dan jatuh lagi ke bawah. Pada prinsip kerja kondensor, volume dari larutan yang

dipanaskan akankonstan karena tidak ada uap yang lepas ke udara.

Fungsi : Digunakan intuk menggembungkan atau mendinginkan uap yang terjadi pada proses reaksi, sintesa, atau pada sistem destilasi, ekstraksi, saponifikasi, esterifikasi, metilasi dan sebagainya.

K3: Pada saat melakukan destilasi, kita harus memperhatikan suhunya. Apabila terlalu tinggi maka akan menyebabkan endapan yang seharusnya didapat akan gosong dantidsak dapat dilanjutkan prosesnya ke rekristalisasi.

15. Botol Pereaksi (Reagent Bottles)

Botol pereaksi terbuat dari boroksilikat, atau gelas soda, ada yang jernih-transparan dan amber. Botol mempunyai mulut atau leher lebar dan normal dengan kapasitas 50 – 10.000 mL dilengkapi dengan tutup yang terbuat dari kaca asah.

(11)

Fungsi : Menyimpan larutan, khusus untuk penyimpanan asam yang berasap botol dilengkapi dengan penutup bahan atau kap asam.

K3 :

o Khusus untuk larutan asam, botol pereaksi diletakkan pada lemari asam.

o Pasang tutup botol agar larutan tidak bercampur dengan udara.

16. Botol Penetes (Dropping Bottles)

Terbuat dari gelas boroksilikat , ada yang jernih-transparan dan amber. Kapasitas 30 – 250 mL dilengkapi dengan tutup yang mempunyai tempat mengalirkan cairan / meneteskan cairan atau tutup yang dilengkapi dengan pipet.

Prinsip Kerja : Menyimpan dan meneteskan cairan. Fungsi : Digunakan untuk menyimpan cairan indikator,

cairan pewarnaan dan sebagainya.

K3 : Saat mengangkat pipet dalam botol, harus hati – hati jika tidak maka cairan akan berceceran.

17. Pipet Tetes (Dropping Pipettes)

Pipet tanpa skala, mempunyai bentuk pendek atau

panjang dan dilengkapi dengan karet

penghisapnya.

Prinsip Kerja : Menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.

Fungsi : Memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya.

K3 : Setelah memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang dipindahkan tidak

(12)

18. Botol Timbang (Wlighting Bottles)

Botol timbang terbuat dari jenis gelas boroksilikat, dilengkapi dengan tutup asah. Botol timbang mempunyai tipe bentuk tinggi dan pendek. Kapasitas botol timbang mulai 15 – 80 mL.

Fungsi : Digunakan di dalam menentukan kadar air suatu bahan, selain itu digunakan untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang, terutama untuk bahan cair.

19. Labu Iodium (Iodium Determination Flask)

Labu iodium atau disebut juga sebagai labu iod merupakan salah satu alat gelas laboratorium yang terbuat dari kuarsa/silikat oksida, boron oksida, aluminium oksida dan natrium oksida. Labu iodium mirip labu Erlenmeyer bertutup asah dan pada mulut labu dilengkapi oleh suatu piringan kaca yang digunakan untuk menempatkan cairan/larutan atau air yang berguna untuk mengikat uap iodium hasil reaksi. Labu iodium mempunyai kapasitas ukuran 100 sampai 500.

Prinsip Kerja : Memasukkan sampel dalam labu iodium dan tutup dengan rapat, jangan sampai ada gelembung udara di dalamnya.

Fungsi : Adapun kegunaan labu iodium adalah untuk mereaksikan zat yang biasanya menghasilkan iodium.

K3 :

o Pecahnya labu yang dpat diatasi dengan mengganti yang baru.

o Retaknya labu yang dapat diperbaiki dengan lem.

o Apabila tutup labu kurang rapat ketika sedang digunakan dalam mereaksikan, maka

aroma iodium yang menyenngat akan terhirup dan akan mengganggu kerja sehingga tutp labu harus ditutup rapat

(13)

20. Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flasks)

Terbuat dari gelas boroksilikat, dengan kapasitas 50 – 1000 mL.

Prinsip Kerja : Posisi labu harus miring dengan mulut menyandar pada penampung uap asam.

Fungsi : Digunakan untuk destruksi atau digesti protein dan dapat pula digunakan sebagai labu destilasi pada hasil destruksi protein.

21. Bunsen

Pemanas yang bentuknya seperti tabung yang berisi bahan bakar dan memiliki sumbu yang dapat menghasilkan api. Bahan bakarnya macam-macam, ada yang dari alcohol, spiritus, dan minyak gas.

(14)

BAB III

PENUTUP

(15)

DAFTAR PUSTAKA

http://asrchihuyers.wordpress.com/2013/01/18/laporan-pengenalan-alat-alat-laboratorium/ http://labkd.blog.ugm.ac.id/2008/11/25/pengenalan-alat-gelas/

http://analispenggingkesehatan.blogspot.com/2013/05/pengenalan-alat-gelas-laboratorium.html http://www.pudak-scientific.com/image/gelas_kimia_kge_20_d(1).jpg

Referensi

Dokumen terkait

Lyndak F. Lima Fungsi Utama Manajemen.. Penting untuk diingat, bahwa manajemen adalah suatu bentuk kerja. Manager, dalam melakukan pekerjaannya, harus melaksanakan

Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama Tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki fungsi penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu

Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh instansi atau lembaga pemerintah kepada pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas resmi. SPPD ini berisi perintah resmi dan detail terkait perjalanan yang akan dilakukan, seperti tujuan, tanggal perjalanan, tempat yang akan dikunjungi, serta anggaran biaya yang disediakan. Dalam SPPD, terdapat informasi seperti: Identitas Pegawai: Nama, jabatan, dan unit kerja pegawai yang melakukan perjalanan. Tujuan Perjalanan: Tempat yang akan dikunjungi, alasan perjalanan, serta keperluan atau tugas yang harus diselesaikan. Tanggal Perjalanan: Rentang waktu atau tanggal perjalanan yang dimaksud. Rincian Biaya: Anggaran atau dana yang disediakan untuk keperluan perjalanan, termasuk transportasi, akomodasi, makanan, dan lainnya. Instruksi dan Persyaratan: Petunjuk tambahan terkait tata cara perjalanan, penggunaan dana, laporan yang harus disampaikan setelah perjalanan, dan lain-lain. SPPD merupakan dokumen yang penting karena menjadi dasar resmi bagi pegawai untuk melakukan perjalanan dinas. Dokumen ini juga dapat digunakan sebagai bukti atas kegiatan dinas yang dilakukan oleh pegawai

Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh instansi atau lembaga pemerintah kepada pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas resmi. SPPD ini berisi perintah resmi dan detail terkait perjalanan yang akan dilakukan, seperti tujuan, tanggal perjalanan, tempat yang akan dikunjungi, serta anggaran biaya yang disediakan. Dalam SPPD, terdapat informasi seperti: Identitas Pegawai: Nama, jabatan, dan unit kerja pegawai yang melakukan perjalanan. Tujuan Perjalanan: Tempat yang akan dikunjungi, alasan perjalanan, serta keperluan atau tugas yang harus diselesaikan. Tanggal Perjalanan: Rentang waktu atau tanggal perjalanan yang dimaksud. Rincian Biaya: Anggaran atau dana yang disediakan untuk keperluan perjalanan, termasuk transportasi, akomodasi, makanan, dan lainnya. Instruksi dan Persyaratan: Petunjuk tambahan terkait tata cara perjalanan, penggunaan dana, laporan yang harus disampaikan setelah perjalanan, dan lain-lain. SPPD merupakan dokumen yang penting karena menjadi dasar resmi bagi pegawai untuk melakukan perjalanan dinas. Dokumen ini juga dapat digunakan sebagai bukti atas kegiatan dinas yang dilakukan oleh pegawai

Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh instansi atau lembaga pemerintah kepada pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas resmi. SPPD ini berisi perintah resmi dan detail terkait perjalanan yang akan dilakukan, seperti tujuan, tanggal perjalanan, tempat yang akan dikunjungi, serta anggaran biaya yang disediakan. Dalam SPPD, terdapat informasi seperti: Identitas Pegawai: Nama, jabatan, dan unit kerja pegawai yang melakukan perjalanan. Tujuan Perjalanan: Tempat yang akan dikunjungi, alasan perjalanan, serta keperluan atau tugas yang harus diselesaikan. Tanggal Perjalanan: Rentang waktu atau tanggal perjalanan yang dimaksud. Rincian Biaya: Anggaran atau dana yang disediakan untuk keperluan perjalanan, termasuk transportasi, akomodasi, makanan, dan lainnya. Instruksi dan Persyaratan: Petunjuk tambahan terkait tata cara perjalanan, penggunaan dana, laporan yang harus disampaikan setelah perjalanan, dan lain-lain. SPPD merupakan dokumen yang penting karena menjadi dasar resmi bagi pegawai untuk melakukan perjalanan dinas. Dokumen ini juga dapat digunakan sebagai bukti atas kegiatan dinas yang dilakukan oleh pegawai

Penelitian tentang membaca permulaan begitu penting di latarbelakangi oleh tiga alasan utama, yaitu 1 pengenalan huruf harus dikenalkan dan dibedakan, 2 pemahaman makna kata dan kalimat