• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENYIMPANG PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 1 KUTA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENYIMPANG PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 1 KUTA UTARA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU

MENYIMPANG PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 1

KUTA UTARA

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

OLEH:

NI PUTU DEVI YUSTINA CANDRA SARI NIM. 1202105046

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU

MENYIMPANG PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 1

KUTA UTARA

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

OLEH:

NI PUTU DEVI YUSTINA CANDRA SARI NIM. 1202105046

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN UNTUK DIUJI

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Dewa Gd Anom, S.Kep, SPd.MM Ns. Luh Mira Puspita , S.Kep, M.Kep NIP. 19671125 198903 1007 NIP. -

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU

MENYIMPANG PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 1

KUTA UTARA

OLEH:

NI PUTU DEVI YUSTINA CANDRA SARI NIM. 1202105046

TELAH DIUJIKAN DI HADAPAN TIM PENGUJI PADA HARI : SELASA

TANGGAL : 22 DESEMBER 2015

TIM PENGUJI:

1. Ns. Dewa Gede Anom, S.Kep, SPd.MM ……..……

2. Ns. Luh Mira Puspita, S. Kep, M.Kep …..………

3. Ns. Ni Luh Pt Eva Yanti, M.Kep, Sp.Kep.Kom ...………

MENGETAHUI:

DEKAN KETUA

FK UNIVERSITAS UDAYANA PSIK FK UNIVERSITAS UDAYANA

Prof.Dr.dr.Putu Astawa,Sp.OT(K),M.K Prof.dr.Ketut Tirtayasa, M.S.,AIF NIP. 19530131 198003 1 004 NIP. 19501231 198003 1 01

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian berjudul Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Menyimpang Pada Remaja Awal Di Smp Negeri 1 Kuta Utara

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal penelitian ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada:

1. Prof.Dr.dr.Putu Astawa, Sp.OT(K),M.K, sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

2. Prof.dr.Ketut Tirtayasa, M.S.,AIF, sebagai ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

3. Ns. Dewa Gede Anom, S.Kep, SPd.MM, sebagai pembimbing utama yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian ini tepat waktu.

4. Ns. Luh Mira Puspita, S. Kep, M.Kep, sebagai pembimbing pendamping yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian ini tepat waktu.

5. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kuta Utara yang telah memberikan kesempatan penelitian untuk melakukan penelitian pada instasi yang dipimpin.

6. Asisten penelitian yang telah membantu saya mengumpulan data pada penelitian ini.

7. Kedua orang tua saya atas segala bantuan materi dan dukungan, baik moral maupun spiritual.

8. Keluarga, teman, sahabat yang telah member dukungan setiap saat dan tiada henti memberikan motivasi serta doa.

9. Teman–teman PSIK A 2012 ETACOSTAVERA atas segala dukungan berupa semangat dan doa.

10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

(5)

v

Penulis menyadari bahwa penulisan Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri menerima segala saran dan masukan yang membangun.

Denpasar, Desember 2015

(6)

vi

ABSTRAK

Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja sudah sangat meresahkan. Dalam hal ini pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang amat besar dalam membentuk kepribadian anak. Pola asuh yang benar menyebabkan anak menjadi tangguh sehingga anak berkembang menjadi pribadi yang percaya diri, berinisiatif, berambisi, beremosi stabil, bertanggung jawab, mampu menjalin hubungan interpersonal yang positif dan lain-lain. Pola asuh yang salah dapat menyebabkan seorang anak melakukan perilaku agresif dan menyimpang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku menyimpang pada remaja awal di SMP Negeri 1 Kuta Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah probability sampling yaitu proportionate stratified random sampling. Dalam menilai pola asuh orang tua dengan menggunakan kuesioner pola asuh orang tua dan menilai perilaku menyimpang pada remaja dengan menggunakan kuesioner perilaku menyimpang yang sudah diuji validitas. Hasil penelitian dengan uji spearman rank, menunjukkan nilai p value = 0,000 yang berarti p value < 0,05 artinya ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku menyimpang pada remaja awal di SMP Negeri 1 Kuta Utara. Berdasarkan hasil temuan diatas disarankan kepada orang tua untuk menerapkan pola asuh yang tepat sehingga dapat meminimalisir terjadinya perilaku menyimpang pada remaja.

Kata Kunci: Perilaku Menyimpang, Pola Asuh Orang Tua, Remaja Awal.

(7)

vii

ABSTRACT

Abuse behavior in adolescence has been very troubling. On this phase, parenting style has an important influence on personality building of adolescence. A proper parenting style could develop a confident individual, an initiative person, and ambitious teen and a responsible character, and able to make a positive interpersonal relationship. A bad parenting style could make those adolescence act aggressively and doing abuse behavior. This study was conducted to analyze the relationship of parenting style and abuse behavior of adolescence at SMP Negeri 1 Kuta Utara. This study used correlation design with cross-sectional approach. Respondents were selected by probability sampling in the form of proportionate stratified random sampling. Parenting style questionnaire and abuse behavior questionnaire which its validity has been tested used as the instrument. Based on Spearman Rank Test, p value = 0,000, which mean p value < 0,005, therefore it can be concluded that there was a relationship of parenting style abuse behavior of adolescence at SMP Negeri 1 Kuta Utara. According to the results of this study, it is recommended for parents to apply parenting style properly to prevent abuse behavior of adolescence.

Keywords: Abuse Behavior, Adolescence, Parenting. Reference (70: 2002 – 2013)

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x DAFTAR SINGKATAN ... xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja ... ... 6

2.2 Perilaku Menyimpang ... 9

2.3 Pola Asuh Orang Tua ... 14

2.4 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Menyimpang ... 21

BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ... 23

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 24

(9)

ix

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian ... 27

4.2 Kerangka Kerja ... 26

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

4.4 Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel Penelitian ... 27

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 29

4.6 Pengolahan Data dan Analisa Data ... 35

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 21 Gambar 4.2 Skema Kerangka Kerja ... 26

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian Lampiran 2 Penjelasan Penelitian

Lampiran 3 Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) Lampiran 4 Kisi-Kisi Kuisioner

Lampiran 5 Kuisioner Penelitian

(13)

xiii

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization BNN : Badan Narkotika Nasional

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia SMP : Sekolah Menengah Pertama

GYTS : Global Youth Tobacco Survey

HIV : Human ImmunodeficiencyVirus

(14)

xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Masa remaja awal merupakan masa transisi, yang usianya berkisar antara usia 13 tahun sampai 16 tahun. Terdapat perubahan pada diri remaja tersebut baik secara fisik, psikis maupun secara sosial. Selain itu pada masa transisi ini juga mungkin menimbulkan masa krisis yang ditandai dengan adanya perilaku menyimpang. Lingkungan yang kurang kondusif dan sifat kepribadian yang kurang baik akan memicu timbulnya berbagai perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut bisa menjadi perilaku yang mengganggu masyarakat sekitar (Sarwono, 2011).

Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja sudah sangat meresahkan. Menurut data WHO sebanyak 29% penduduk dunia terdiri dari remaja, 80% di antaranya tinggal di Negara yang sedang berkembang. Berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia tahun 2006, remaja Indonesia (usia 10-19 tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61% dari jumlah penduduk. Pada tahun 2008, jumlah remaja di Indonesia diperkirakan sudah mencapai 62 juta jiwa. Sekitar satu juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remaja wanita (1%) secara terbuka menyatakan bahwa mereka pernah melakukan perilaku menyimpang berupa berhubungan seksual.

Arus globalisasi, kemajuan teknologi, dan informasi cenderung mempengaruhi sikap remaja untuk melakukan penyimpangan perilaku sosial di lingkungan perkotaan. Lingkungan yang kurang baik, melemahnya fungsi dan kontrol keluarga, kurangnya perhatian serta kurangnya pengetahuan dapat menjadi faktor penyebab timbulnya perilaku menyimpang di kalangan remaja. Selain hal tersebut pergaulan dengan teman sebaya juga bisa berdampak pada perilaku menyimpang jika pergaulan tersebut mengarah ke hal yang negatif (Djubaidah, 2010).

Faktor yang menyebabkan adanya perilaku menyimpang pada remaja dikarenakan oleh pribadi remaja yang masih labil dan mudah terpengaruh. Faktor tersebut terjadi karena remaja kurang memiliki kemampuan dalam menyeleksi, mengolah,

(15)

xv

menganalisis terlebih dahulu adanya pengaruh yang datang dari lingkungan luar remaja tersebut, sehingga remaja mudah terpengaruh dan akhirnya melakukan perilaku menyimpang. Hal lain yang dapat menyebabkan remaja melakukan perilaku menyimpang adalah adannya faktor dari lingkungan remaja tersebut yang menyebabkan remaja tersebut terdorong untuk melakukan perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang juga timbul karena beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu, faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yakni berasal dari lingkungan tempat berinteraksi remaja tersebut seperti lingkungan pergaulan dengan teman sebayanya, sekolah maupun lingkungan keluarga. Sedangkan faktor internal yakni berasal dari rasa ingin tahu, ingin coba-coba, dan pengaruh iklan serta teknologi yang menarik perhatian (Sarwono, 2011).

Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan secara terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar lalu lintas,buang sampah sembarangan dll. Penyimpangan seksunder yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, tawuran dan lain-lain (Kamanto Sunarto, 2006). Perilaku menyimpang yang banyak dilakukan oleh remaja sangat beragam, seperti: kabur dari rumah, melanggar aturan sekolah, membolos sekolah, merokok, membawa senjata tajam, kebut-kebutan di jalan, sampai pada perbuatan yang sudah menjurus pada perbuatan kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum seperti: pemerasan, pencurian, mabuk-mabukan, penganiayaan, perampokan, pemerkosaan, seks bebas, pemakaian obat-obatan terlarang, dan tindak kekerasan lainnya yang sering diberitakan media-media massa (Gunarsa, 2009).

Jumlah perokok di Indonesia merupakan jumlah perokok yang terbesar ketiga di dunia dan jumlah kematian akibat kebiasaan merokok mencapai 400 ribu orang per tahun (Kemenkes RI, 2012). Prevalensi remaja 15-19 tahun yang merokok sebesar 38,4 persen laki-laki dan 0,9 persen perempuan. Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2011 prevalensi perokok usia 10 tahun ke atas di Indonesia sebesar 46,8% pada laki-laki dan 3,1% pada perempuan, dengan

(16)

xvi

jumlah perokok mencapai 62,8 juta dimana 40% diantaranya berasal dari kalangan sosial ekonomi rendah (Kemenkes, 2010). Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2009, menunjukkan 20,3 persen anak sekolah 13-15 tahun merokok. Perokok pemula usia 10-14 tahun naik 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir dari 9,5 persen pada tahun 2001 menjadi 17,5 persen pada tahun 2010, di Indonesia meningkat tercatat prevalensi perokok usia 15 tahun ke atas 34,2% di tahun 2007dimana 81,2% merokok setiap hari dan 85,4% merokok di dalam rumah bersama anggota keluarga yang lain. Pada tahun 2010 prevalensi perokok meningkat menjadi 34,7% dimana 81,3% merokok setiap hari. Peningkatan jumlah perokok juga terjadi di Provinsi Bali. Pada tahun 2007 prevalensi perokok di Provinsi Bali sebesar 24,9% dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 31,0%. Selain itu 68,1% sampai 79% perokok masih merokok di dalam rumah bersama anggota keluarga yang lain.(Riskesdas, 2010).

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2009 penyalahgunaan NAPZA 2,21%. Pada tahun 2010 prevalensi penyalahgunaan NAPZA meningkat menjadi 2,80%, dan pada tahun 2012 prevalensi penyalahgunaan NAPZA meningkat menjadi 2,91%, sebagian besar korban penyalahgunaan narkoba berusia 15-25 tahun (Arifin, 2004). Data lain mengungkap bahwa jumlah pengidap HIV di kalangan pengguna narkoba suntik berusia muda yakni dibawah 20 tahun (Riyadi, 2004). Berdasarkan data tersebut perilaku menyimpang pada remaja sudah meningkat.

Pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang amat besar dalam membentuk kepribadian anak. Kepribadian tersebut dapat dikembangkan dalam keluarga. Pola asuh yang benar menyebabkan anak menjadi tangguh sehingga anak berkembang menjadi pribadi yang percaya diri, berinisiatif, berambisi, beremosi stabil, bertanggung jawab, mampu menjalin hubungan interpersonal yang positif dan lain-lain. Pola asuh yang salah dapat menyebabkan seorang anak melakukan perilaku agresif dan menyimpang (Taganing &Fortuna, 2008). Pola asuh adalah salah satu faktor yang secara signifikan turut membentuk perilaku dan karakter seorang anak, hal ini didasari bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang utama dan pertama bagi anak, yang tidak bisa digantikan oleh

(17)

xvii

lembaga pendidikan manapun (Agus, 2012). Pola asuh yang dilakukan secara tepat oleh orang tua terkait dengan memberikan pengasuhan, perhatian, dan memberikan pengaruh positif pada remaja sangat penting sehingga mereka tidak melakukan perilaku menyimpang (Erine, 2012).

Peran aktif orang tua terhadap perkembangan remaja sangat diperlukan pada saat mereka masih anak-anak. Peran aktif orang tua tersebut yang dimaksud adalah usaha langsung terhadap anak seperti membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak, serta peran lain yang lebih penting adalah menciptakan lingkungan rumah sebagai lingkungan sosial yang dialami oleh anak. Melalui pengamatannya terhadap tingkah laku secara berulang–ulang, anak ingin menirunya kemudian menjadi ciri kebiasaan atau kepribadiannya dari ucapan dan tingkah laku atau perilaku orang tua yang konsisiten, anak memperoleh perasaan aman, mengetahui apa yang diharapkan dari hubungan anak dengan orang tua, serta membangun pengertian antara yang jelas tentang apa yang benar dan apa yang salah (Suherman, 2000). Peran orang tua tersebut merupakan pola pengasuhan kepada anak yang nantinya akan membentuk kepribadian anak hingga menjadi dewasa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di sekitar SMP Negeri 1 Kuta Utara sekitar 10 remaja SMP berkumpul di warung sekitar lingkungan sekolah tersebut dan melakukan perilaku menyimpang seperti membolos dan merokok. Hasil wawancara yang dilakukan dengan masyarakat di lingkungan sekitar sekolah dikatakan bahwa 3 tahun lalu pernah terjadi perkelahian antar pelajar yang dilakukan dilingkungan sekolah tersebut. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Kuta Utara didapatkan data bahwa sekitar 2 tahun dan 1 tahun yang lalu pernah terjadi perkelahian antar siswa di dalam lingkungan sekolah, selain itu data dari sekolah menunjukan jumlah siswa di sekolah tersebut lebih banyak di bandingkan dengan sekolah lain yang berada di kawasan tersebut, sehingga rentan dan beresiko terjadi perilaku menyimpang karena pergaulan. Data lain dari sekolah menyebutkan bahwa terjadinya perilaku menyimpang dalam kategori ringan, sehingga berdasarkan fenomena yang terjadi untuk menghindari terjadinya perilaku menyimpang dalam kategori yang berat

(18)

xviii

maka penelitian ini mengambil judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Menyimpang pada Remaja Awal di SMP Negeri 1 Kuta Utara”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang disampaikan

apakah ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku menyimpang pada remaja awal di SMP Negeri 1 Kuta Utara ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku menyimpang pada remaja awal di SMP Negeri 1 Kuta Utara.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi perilaku menyimpang pada remaja awal di SMP Negeri 1 Kuta Utara

2. Untuk mengidentifikasi pola asuh orang tua pada remaja awal di SMP Negeri 1 Kuta Utara

3. Untuk menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku menyimpang pada remaja awal di SMP Negeri 1 Kuta Utara

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu pengetahuan terutama mengenai pola asuh orang tua dalam kaitannya dengan perilaku menyimpang.

(19)

xix 2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini bisa dijadikan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang bisa mempengaruhi pola asuh pada orang tua yang sesuai.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi institusi kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dalam hal peningkatan pemberian pengetahuan tentang pentingnya peranan pola asuh orang tua untuk menghindari perilaku menyimpang.

2. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan kepada tentang pentingnya pola asuh untuk meminimalisir terjadinya perilaku menyimpang.

3. Bagi orang tua remaja

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi orang tua yang memiliki anak remaja agar bisa memberikan pola asuh yang positif agar terhindar dari perilaku yang menyimpang.

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan air hujan sudah didukung dengan terbangunnya kolam penampung buatan sejumlah delapan buah kolam yang terletak di beberapa titik di dalam wilayah ITS

Disisi lain perkembangan pinjaman, simpanan masyarakat serta nisbah pinjaman terhadap masyarakat pada BRI Udes, LDKP dan Bank pasar dalam kurun waktu terakhir menunjukkan

Dengan cara yang sama perkiraan harga alat proses yang lainya dapat dilihat dalam tabel LE-3 dan tabel LE-4 untuk perkiraan harga peralatan utilitas pada Pabrik Kelapa Sawit..

Seorang pria yang menikah dengan tujuan untuk menjaga dirinya dari perbuatan dosa, maka Allah Shubhanahu wa ta’alla akan membantu didalam nikahnya itu,

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan kasih dan rahmat-Nya sehingga peneliti memperoleh kekuatan dan kemampuan untuk melaksanakan

Analisis QSPM memperingkatkan delapan strategi yang dapat diimplementasikan oleh Fishing Valley dengan prioritas sebagai berikut: (1) meningkatkan kebersihan kolam

Gelap terang di dalam karya seni rupa 2 dimensi memiliki beberapa fungsi, antara lain: menunjukkan kesan ruang atau kedalaman, menggambarkan kesan tiga dimensi pada sebuah benda,

Keperluan yang paling biasa untuk bahan anodik SOFC adalah kekonduksian elektrik yang sangat baik, aktiviti elektrokimia yang baik untuk mengoksidakan fuel,