• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DALAM PENETAPAN BIAYA SAMBUNG PDAM TIRTA INDRA TERHADAP MINAT MASYARAKAT DI KECAMATAN BATANG CENAKU KABUPATEN INDRAGIRI HULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN DALAM PENETAPAN BIAYA SAMBUNG PDAM TIRTA INDRA TERHADAP MINAT MASYARAKAT DI KECAMATAN BATANG CENAKU KABUPATEN INDRAGIRI HULU"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KEPEMIMPINAN DALAM PENETAPAN BIAYA

SAMBUNG PDAM TIRTA INDRA TERHADAP MINAT

MASYARAKAT DI KECAMATAN BATANG CENAKU KABUPATEN

INDRAGIRI HULU

*Eko Purwanto*

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Indragiri (STIA-I)

Jl. Azkiaris, Kp. Besar Kota, Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau 29319

Abstrak: Pengaruh Kepemimpinan dalam Penetapan Biaya Sambung PDAM Tirta Indra Terhadap Minat Masyarakat Di Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh evaluasi kebijakan

publik terhadap peningkatan minat masyarakat dalam pemanfaatan air bersih serta menganalisis pengaruh biaya sambung PDAM terhadap peningkatan minat masyarakat dan menganalisis pengaruh evaluasi kebijakan publik dan biaya sambung PDAM terhadap peningkatan minat masyarakat dalam pemanfaatan air bersih di Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan angket. Teknik analisis data melalui Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Normalitas, Uji Linieritas, Uji Asumsi Klasik, Uji Signifikansi. Bedasarkan hasil penelitian, evaluasi kebijakan publik dan biaya sambung terhadap minat masyarakat secara simultan menghasilkan koefisien determinasi sebesar 0.170. Artinya besarnya pengaruh evaluasi kebijakan publik dan biaya sambung secara simultan terhadap minat masyarakat adalah sebesar 17% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Kata kunci: Kepemipinan; Biaya Sambung; Minat Masyarakat.

Abstract: Influence of Public Policy Evaluation and PDAM Tirta Indra Connecting Cost Toward the Increasing Public Interest in the Clean Water Utilization in Distrcts of Batang Cenaku the District Indragiri Hulu. This research is to analyzing the

Influence of Public Policy Evaluation to increase public interest in the use of clean water as well as to analyzing the effect of the connecting cost increase public interest and analyzing the impact of public policies and the evaluation the connecting cost to increase public interest in the use of clean water in Batang Cenaku Indragiri Hulu district. This research uses a quantitative approach. Data collection through interviews and questionnaires. Data analysis techniques,Validity test, reliability test, Normality Test, Test linearity, Classical Assumption Test, Test Significance. Based on the research results, evaluation of public policies and the connecting cost toward to the interest of society simultaneously generate determination coefficient of 0.170. That is the level of influence the evaluation of public policies and the cost of connecting simultaneously to the public interest is at 17% while the rest influenced by other factors.

(2)

2

PENDAHULUAN

Di Indonesia, masalah birokrasi telah mulai ada sejak zaman kolonial, orde lama, hingga orde baru bahkan pada era reformasi yang dimulai Tahun 1998 sampai sekarang ini. Permasalahan birokrasi yang terjadi seperti pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat kurang optimal, lamban, boros dan berbelit-belit, sulit serta tidak tepatan dalam memberikan pelayanan sehingga masyarakat mengingingkan adanya pelayanan prima. Salah satu akibat dari permasalahan tersebut adalah sumber daya aparatur yang belum optimal, mental birokrat yang feodal dan paternalistik kepada penguasa (monoloyalitas) tidak bisa lepas dari dampak rezim politik yang menginginkan kekuasannya status quo dalam suatu organisasi. Dalam menciptakan sistem birokrasi yang baik maka diperlukan sifat kepemimpinan yang mampu mendongkrak loyalitas suatu institusi dalam pemerintahan. Menurut R. Terry (1972), Kepemimpinan adalah suatu aktivitas yang bisa mempengaruhi orang-orang agar bisa diarahkan dalam mencapai suatu tujuan dalam organisasi.

Disamping itu reformasi juga memunculkan sikap keterbukaan dan fleksibilitas sistem politik dan kelembagaan sosial sehingga dapat mempermudah proses pengembangan dan modernisasi lingkungan legal serta regulasi untuk pembaruan paradigma diberbagai bidang kehidupan dan disisi lain reformasi juga memberikan tuntutan pada pemberian otonomi yang luas kepada setiap daerah kabupaten dan kota sehingga dapat mendorong proses pembangunan dan kehidupan demokrasi diberbagai daerah dan memberikan dampak kepada daerah untuk mengurus dan mengatur kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku disetiap daerah serta pelaksanaannya memberikan kewenangan kepada daerah untuk menyusun struktur organisasi pemerintahan di daerah masing-masing sesuai dengan kebutuhan daerah.

Salah satu langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu dalam memanfaatkan kewenangan otonomi ini adalah kebijakan organisasi pemerintah dalam melakukan pembangunan disetiap daerah. Dalam konteks pembangunan, salah satu institusi yang memiliki peran yang sangat penting adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) yang dalam proses pelaksanaannya harus memperhatikan peran masyarakat seperti halnya dalam penyusunan rancangan awal yaitu rencana pembangunan jangka panjang. Dalam hal ini salah satu hasil dari rencana pembangunan jangka panjang tersebut adalah pembangunan sistem prasarana air bersih yang diselenggarakan untuk kebutuhan seluruh masyarakat.

Perkembangan pembangunan baik yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) maupun individu sebagai pelaku bisnis berkembang secara pesat yang keseluruhannya dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk sehingga menuntut perilaku yang adaptif untuk bekerja lebih keras menawarkan produk atau jasanya yang berkualitas agar mendapatkan hasil yang optimal serta mampu menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Semakin bertambahnya jumlah penduduk disuatu wilayah menunjukkan bahwa kebutuhan akan ketersediaan air juga semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk sehingga dibutuhkan langkah-langkah khusus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu dengan didirikannya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang pada mulanya berasal dari adanya bukti-bukti yang menyatakan bahwa air merupakan kebutuhan minum sehari-hari untuk setiap orang yang dialirkan dari gunung menuju kerumah-rumah penduduk dengan pipa bambu.

Seiring berkembangnya waktu, pembangunan sistem air minum secara lebih terencana mulai dilaksanakan pada

(3)

3 periode pembangunan lima tahunan

(Pelita).

Dalam Pelita I (1969 - 1973), kebijaksanaan pembangunan air minum dititik beratkan pada rehabilitasi maupun perluasan sarana-sarana yang telah ada, serta peningkatan kapasitas produksi melalui pembangunan baru yang seluruhnya didanai oleh APBN.

Pada Pelita II (1974 - 1978) pemerintah mulai menyusun rencana induk air bersih, perencanaan rinci dan pembangunan fisik disejumlah kota.

Pada Pelita III (1979 - 1983), pembangunan sarana air minum diperluas sampai kota-kota kecil dan ibu kota kecamatan (IKK), melalui pendekatan kebutuhan dasar.

Pada Pelita IV (1984 - 1988) pembangunan sarana air minum mulai dilaksanakan sampai ke pedesaan dengan target pedesaan mencapai 14 juta jiwa di 3.000 desa.

Pelita V (1994 - 1998) yang merupakan tindakan landasan baru bagi pemerintah untuk memulai periode Pembangunan Jangka Panjang. Dalam hal ini banyak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang mengalami kesulitan, baik karena beban utang dari program investasi pada tahun-tahun sebelumnya, maupun akibat dari dampak krisis ekonomi yang terjadi.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai perusahaan daerah diberi tanggung jawab untuk mengembangkan dan mengelola sistem penyediaan air bersih serta melayani semua kelompok konsumen dengan harga yang terjangkau melalui kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam menetapkan biaya sambung pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang wajib di pertimbangkan secara detail dampak dan manfaat dari dihasilkan kebijakan tersebut.

Disisi lain Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) juga bertanggungjawab pada operasional sehari-hari, perencanaan aktivitas, persiapan dan implementasi proyek, serta bernegosiasi dengan pihak swasta untuk mengembangkan layanan kepada masyarakat.

Undang-undang Dasar tahun 1945 pasal 33 yang menyebutkan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Pasal ini merupakan landasan filosofis untuk menentukan bagaimana pengelolaan sumber daya alam, termasuk sumber daya air, dalam kehidupan bernegara. Adapun masyarakat yang memiliki hak utama untuk menikmati manfaat dari sumber daya air baik alami maupun yang disalurkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah seluruh rakyat indonesia.

Berdasarkan PP No. 14 tahun 1987 tentang desentralisasi tanggungjawab pemerintah pusat disebutkan bahwa tanggungjawab untuk menyediakan suplai air bersih adalah pemerintah daerah. Sebagai perwujudannya, penyediaan sebagian besar kebutuhan air bersih di indonesia dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), yang terdapat disetiap provinsi, kabupaten dan kotamadya diseluruh indonesia.

Adapun perusahaan daerah yang menjadi penyuplai air bersih untuk kebutuhan masyarakat di Kabupaten Indragiri Hulu adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Indragiri Hulu No. 01 tahun 1987, pada tanggal 26 januari tahun 1987.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra sebagian besar merupakan peralihan dari Dinas Pekerjaan Umum yang dulunya bertugas membangun dan menyediakan prasarana publik. Status hukum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indraini merupakan perusahaan milik pemerintah daerah, yang

(4)

4 menerima pelimpahan aset dari pemerintah

pusat dan menerima imbal hasil secara teratur. Hal ini diatur dalam peraturan daerah masing-masing.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai BUMD yang memiliki tujuan jangka pendek untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan bergerak dalam bidang jasa dalam penyediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat, juga memiliki tujuan jangka panjang yaitu turut serta dalam melaksanakan pembangunan ekonomi nasional pada umumnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rakyat menuju masyarakat adil dan makmur.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra sebagai salah satu fasilitas pelayanan air minum memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat terutama di Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. Peran strategis ini berawal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra yang merupakan fasilitas kesehatan yang padat tekhnologi dan padat pakar serta diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah.

Peran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra ini makin menonjol mengingat timbulnya perubahan-perubahan struktur demografis, perkembangan IPTEK, perubahan struktur sosiol ekonomi masyarakat dan pelayanan yang lebih bermutu, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan yang menuntut perubahan pola pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.

Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pelayanan air minum yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan yang ditetapkan oleh pemerintah demi tercapainya kehidupan masyarakat yang makmur, maka dalam hal ini pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu telah menetapkan biaya sambung yang terdiri dari biaya administrasi dan umum, biaya tenaga kerja dengan jarak sambung 12 m

dari pipa induk ke rumah pelanggan sesuai dengan tingkat golongan masing-masing pelanggan yang terdiri dari golongan Sosial, Non Niaga, Kantor Pemerintahan, Niaga Kecil, Niaga Besar, dan Industri dengan ketentuan harga yang telah ditetapkan.

Besarnya jumlah biaya sambung baru pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra dibedakan berdasarkan golongan masing-masing pelanggan dengan jarak 12 m dari pipa induk sampai kerumah calon pelanggan. Sedangkan untuk biaya sambung yang jaraknya lebih dari 12 m dari pipa induk, besarnya jumlah biaya sambung yang harus dikeluarkan tergantung dari kesepakatan antara pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra dengan masyarakat dan hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk begabung sebagai pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra yang pada umumnya berprofesi sebagai petani, pedagang dan buruh. Disisi lain, pada umumnya masyarakat sudah memiliki sumber air bersih yang berasal dari sumur galian. Namun hal ini sangat dikhawatirkan apabila pada musim kemarau tiba, sumur-sumur tersebut banyak yang mengalami kekeringan sehingga masyarakat kesulitan dalam mencari sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kebijakan pemerintah daerah dalam menetapkan biaya sambung baru dengan jarak 12 m dari pipa induk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra ditetapkan dengan melakukan berbagai pertimbangan yang bertujuan untuk menarik minat masyarakat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Voss (2000 : 69) yang menyatakan bahwa pada saat pelanggan melakukan evaluasi dan penilaian terhadap harga dari suatu produk maka akan sangat berpengaruh terhadap prilaku pelanggan itu sendiri.

Keberadaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra sebagai perusahaan daerah yang dianggap penting

(5)

5 oleh pemerintah daerah karena Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra merupakan salah satu perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan berupa air bersih untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari dan merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Indragiri Hulu. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin kepada seluruh pelanggan sehingga dapat meningkatkan jumlah pelanggan serta menghasilkan kepuasan tersendiri bagi pelanggan yang dimulai dari permintaan layanan sambungan baru oleh calon pelanggan yang disertai dengan proses administrasi dan umum sampai dengan pelayanan terhadap keluhan pelanggan.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai perusahaan daerah diberi tanggungjawab untuk mengembangkan dan mengelola sistem penyediaan air bersih serta melayani semua kelompok konsumen dengan biaya yang terjangkau melalui kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam menetapkan biaya sambung baru yang wajib di pertimbangkan secara detail tentang dampak dan manfaat dari kebijakan tersebut. Menurut Mulyadi (2009), biaya dapat diartikan menjadi dua golongan yaitu biaya dalam arti sempit yang merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Penetapan biaya sambung Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra ditetapkan berdasarkan tingkat golongan masing-masing pelanggan dengan jarak sambung 12 m dari pipa induk ke rumah pelanggan yang bertujuan untuk menarik minat masyarakat di Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. Menurut Slameto (2003), minat merupakan suatu rasa lebih suka dan

rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar pula minat yang ditimbulkan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap peningkatan minat masyarakat dalam pemanfaatan air bersih serta menganalisis pengaruh biaya sambung Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra terhadap peningkatan minat masyarakat dalam pemanfaatan air bersih dan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan dan biaya sambung Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra terhadap peningkatan minat masyarakat dalam pemanfaatan air bersih di Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu.

METODE Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi penelitian di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. Penentuan daerah penelitian ini berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan peneliti yang menunjukkan bahwa di daerah tersebut terdapat perbedaan biaya sambung baru pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra sehingga masih banyak masyarakat yang belum terdata sebagai pelanggan.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono : 2010). Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono : 2010).

(6)

6 Populasi dalam penelitian ini

adalah 1.199 kepala keluarga (KK). Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan rumus Slovin dengan presentase sampling error adalah 10% sehingga diketahui jumlah samplenya sebanyak 92 kepala keluarga (KK).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kuesioner untuk mengumpulkan data

primer yang dibutuhkan dari sumber pertama (responden). Daftar pernyataan kuisioner ini nantinya akan dibuat secara terperinci untuk mendapatkan informasi yang tepat guna mempermudah dalam melakukan analisis data yang selanjutnya menghasilkan rekomendasi yang dapat dijadikan acuan dengan menggunakan skala Likert dengan rentang skor 1 sampai dengan 5.

b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab lisan antara peneliti dengan responden secara langsung atau tatap muka dan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada responden.

c. Observasi yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui apakah item-item angket untuk tiap-tiap variabel yang telah dijawab oleh sampel penelitian ini mengandung “keabsahan atau kesahihan” yang bisa dijadikan landasan sebelum penulis menetapkan adanya pengaruh antara variabel-variabel penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini, diproses dan dianalisis dengan mengunakan bantuan program komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) 16,5 for windows.

a. Uji Validitas Variabel Kepemimpinan (X1)

Uji validitas variabel kepemimpinan menunjukkan bahwa perhitungan validitas instrumen kepemimpinan didasarkan pada jumlah sampel uji coba sebanyak 50 responden dan koefisien kriteria dengan taraf signifikan 0,01 yaitu sebesar 0,270. Dari hasil validitas butir, ternyata dari 36 butir yang direncanakan setelah dilakukan penghitungan ternyata terdapat 35 butir test yang valid dan 1 butir test yang tidak valid dengan koefisien korelasi berkisar antara 0,284 sampai 0,662.

b. Uji Validitas Variabel Biaya Sambung (X2)

Uji validitas variabel biaya sambung menunjukkan bahwa perhitungan validitas instrumen biaya sambung didasarkan pada jumlah sampel uji coba sebanyak 50 responden dan koefisien kriteria dengan taraf signifikan 0,01 yaitu sebesar 0,270. Dari hasil validitas butir, ternyata dari 33butir yang direncanakan setelah dilakukan penghitungan ternyata terdapat 30 butir test yang valid dan 3 butir test yang tidak valid dengan koefisien korelasi berkisar antara 0,289 sampai 0,714.

c. Uji Validitas Variabel Minat Masyarakat (Y)

Uji validitas variabel minat masyarakat menunjukkan bahwa perhitungan validitas instrumen minat masyarakat didasarkan pada jumlah sampel uji coba sebanyak 50 responden dan koefisien kriteria dengan taraf signifikan 0,01 yaitu sebesar 0,270. Dari hasil validitas butir, ternyata dari 36butir yang direncanakan setelah dilakukan penghitungan ternyata terdapat 31 butir test yang valid dan 5 butir test yang tidak valid dengan koefisien korelasi berkisar antara 0,285 sampai 0,794.

Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan formula alpha Cronbach

(7)

7 dengan bantuan program Statistical

Product and Service Solution (SPSS) 16,5 for windows. Hasil yang diperoleh tingkat indeks reliabilitas minat masyarakat yang diketemukan sebesar 0,926, sedangkan indeks reliabilitas evaluasi kebijakan publik yang diketemukan sebesar 0,926 dan indeks reliabilitas biaya sambung yang diketemukan sebesar 0,912.

Uji Signifikansi

Analisa data dilakukan untuk menguji hasil hipotesis dalam penelitian dengan tujuan untuk mengetahui tingkat signifikan hubungan evaluasi kebijakan publik dan biaya sambung dengan minat masyarakat. Analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dan pengolahan datanya dibantu dengan program komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) 16,5 for windows.

Hasil Uji Signifikansi menyatakan bahwa secara factual bahwa dari ketiga hipotesis yang telah diuji ternyata H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini artinya adalah ketiga hipotesis tersebut mempunyai pengaruh yang positif.Dari analisis kuantitatif yang dilakukan, maka terbukti bahwa uji F diperoleh F hitung (9.116) > F table(3.10 dan 4.85). Hal ini menunjukan bahwa secara bersama-sama variable kepemimpinan dan biaya sambung sangat relevan untuk mengestimasi minat masyarakat.

Dari hasil analisa data dapat dilihat bahwa pengaruh kedua faktor yakni faktor kepemimpinan dan biaya sambung terhadap minat masyarakat adalah sebesar 17%. Hal ini menunjukan bahwa 83% dipengaruhi oleh variable lain, yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Uji Pengujian Serempak (Uji F)

Untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung, secara serempak maupun mandiri dari variabel kepemimpinan (X1) dan biaya sambung (X2) terhadap Minat

masyarakat (Y) dengan mengunakan regresi berganda. Untuk membuktikan seberapa besar pengaruh maka digunakan model persamaan Ý=a+b1X1+b2X2 dengan

mengunakan Pearson Correlation terhadap sebaran data variabel kepemimpinan (X1) dan biaya sambung (X2) terhadap Minat masyarakat (Y).

Tabulasi silang antara kepemimpinan (X1) dan Biaya Sambung (X2) terhadap Minat Masyarakat (Y) menunjukan hubungan antara variabel evaluasi kebijakan publik (X1) terhadap minat masyarakat (Y) menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0.364. Selanjutnya hubungan antara variabel biaya sambung (X2) terhadap Minat masyarakat (Y) mengasilkan koefisien korelasi sebesar 0.180.

Selanjutnya pengujian hipotesis yang dilakukan dengan mengunakan tehnik analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS untuk mencari persamaan regresi berganda yang antaranya hasil regresi (X1) menunjukan peningkatan variabel independent kepemimpinan (X1) sebesar 0.355, maka kepemimpinan akan mengalami peningkatan sebesar 1, sehingga variabel dependent (minat masyarakat) juga akan mengalami peningkatan sebesar 35,5 %.

Hasil regresi X2 menunujkan peningkatan variabel independent biaya sambung (X2) sebesar 0.215, maka kepemimpinan akan mengalami peningkatan sebesar 1, sehingga variabel dependent (minat masyarakat) juga akan mengalami peningkatan sebesar 21,5%.

Uji Pengujian Parsial (Uji t)

Pengujian dilakukan dengan melihat signifikansi masing-masing variabel yang diteliti. Untuk mengetahui pengaruh secara persial dari masing-masing variable, yakni kepemimpinan dan biaya sambung terhadap minat masyarakat dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh kepemimpinan terhadap minat masyarakat menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara

(8)

8 evaluasi kebijakan publik terhadap

minat masyarakat. Hal ini ditunjukan dengan uji pengaruh variable bebas kepemimpinan terhadap variable minat masyarakat yang menunjukan t hitung sebesar 6.331 lebih besar dari t table sebesar 1.980 pada tingkat kepercayaan α = 0.05 maupun t table sebesar 2.617 pada tingkat kepercayaan α = 0.01. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis alternative (H1) diterima yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara variable bebas kepemimpinan (X1) terhadap variable terikat minat masyarakat (Y).

2. Pengaruh biaya sambung terhadap minat masyarakat menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya sambung terhadap minat masyarakat. Hal ini ditunjukan dengan uji pengaruh variable bebas biaya sambung terhadap variable minat masyarakat yang menunjukan t hitung

sebesar 6.763 lebih besar dari t table

sebesar 1.980 pada tingkat kepercayaan α = 0.05 maupun t table sebesar 2.617

pada tingkat kepercayaan α = 0.01. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis alternative (H1) diterima yaitu terdapat

pengaruh yang signifikan antara variable bebas biaya sambung (X2)

terhadap variable terikat minat masyarakat (Y).

Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan mengunakan teknik analisis regresi sederhana dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 16,5 for windows. Perhitungan korelasi ini dengan tujuan menghitung Koefisien determinasi antara evaluasi kebijakan publik (X1) terhadap minat

masyarakat (Y) memberikan koefisien determinasi (R²) adalah sebagai berikut:

Tabel 1 : Hasil Penghitungan Koefisien Determinasi (R²) Pengaruh Kepemimpinan (X1) terhadap Minat Masyarakat (Y)

Sumber: Data Olahan, 2019.

Table di atas menunjukkan bahwa regresi antara kepemimpinan (X1) terhadap minat masyarakat (Y) menghasilkan koefisien determinasi (R²) sebesar 0.132. Artinya besarnya pengaruh kepemimpinan (X1) terhadap minat masyarakat (Y) adalah sebesar 13,2% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti kurangnya perumusan kebijakan pemerintah, lemahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang fungsi dan tujuan didirikannya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra serta kurangnya kepedulian masyarakat terhadap program pemerintah.

Sedangkan pengujian hipotesis ini dilakukan dengan mengunakan teknik analisis regresi sederhana dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 16,5 for windows. Perhitungan korelasi ini dengan tujuan menghitung koefisien determinasi antara biaya sambung (X2) terhadap minat masyarakat (Y) memberikan koefisien determinasi (R²) adalah sebagai berikut:

Tabel 2 : Hasil Penghitungan Koefisien Determinasi (R²) Pengaruh Biaya Sambung (X2) terhadap Minat

masyarakat (Y)

Sumber: Data Olahan, 2019.

Table di atas dapat diketahui bahwa regresi sederhana antara biaya sambung (X2) terhadap minat masyarakat (Y)

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .180a .032 .022 17.684 1.648

a. Predictors: (Constant), Biaya Sambung b. Dependent Variable: Minat Masyarakat

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .364a .132 .123 16.744 1.709

a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan

(9)

9 menghasilkan koefisien determinasi (R²)

sebesar 0.032. Artinya besarnya pengaruh biaya sambung (X2) terhadap minat masyarakat (Y) adalah sebesar 3,2%

sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti rendahnya tingkat pendapatan masyarakat serta perbedaan persepsi masyarakat terhadap jumlah biaya sambung yang ditawarkan.

Sementara itu untuk menguji signifikansi persamaan regresi berganda dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 16,5 for windows dapat dilihat pada F hitung=

9.116sedangkan Ftabel dengan pembilang 2

dan dk 92 pada taraf signifikan 0.05 sebesar 3.10 dan taraf signifikan 0.01 sebesar 4.84.

Oleh karena F hitung> Ftabel maka

dapat diartikan bahwa regresi variabel kepemimpinan (X1) dan biaya sambung

(X2) terhadap variabel minat masyarakat

(Y) dengan persamaan Ý= 35.032+ 0.355X1)+ 0.215X2).Artinya terdapat

pengaruh kepemimpinan dan biaya sambung secara simultan terhadap minat masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel Analysis of Variance (ANOVA)berikut ini:

Tabel 3 : Analysis of Variance (ANOVA) Pengaruh Evaluasi Kebijakan

Publik (X1) dan Biaya Sambung (X2) terhadap Minat Masyarakat (Y)

Sumber: Data Olahan, 2019.

Tabel Analysis of Variance (ANOVA)di atas menunjukan bahwaFhitung

sebesar = 9.116dengan df1 = derajat kebebasan pembilang 2 dan df2 = derajat kebebasan penyebut 2 untuk taraf signifikan 0.05 sebesar 3.10 dan taraf signifikan 0.01 sebesar 4.84. Maka,Fhitung

(9.116) >Ftabel (3.10 dan 4.84) berarti H1

diterima. Artinya terdapat pengaruh signifikan antara kepemimpinan dan biaya sambung terhadap minat masyarakat.

Tabel 4 : Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R²) Pengaruh Kepemimpinan (X1) dan Biaya sambung (X2) terhadap Minat masyarakat (Y).

Sumber: Data Olahan, 2019.

Table di atas dapat diketahui bahwa regresi berganda antara kepemimpinan (X1) dan biaya sambung (X2) terhadap minat masyarakat (Y) secara simultan menghasilkan koefisien determinasi (R²) sebesar 0.170. Artinya besarnya pengaruh kepemimpinan (X1) dan biaya sambung (X2) secara simultan terhadap minat masyarakat (Y) adalah sebesar 17% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya yaitu adanya sumber air bersih yang berasal dari sumur dan sungai sehingga masyarakat kurang perduli terhadap kebijakan pemerintah dalam menetapkan jumlah biaya sambung baru sesuai dengan golongan masing-masing pelanggan dengan jarak 12 m dari pipa induk PDAM Tirta Indra.

Pengaruh Kepemimpinan terhadap Minat Masyarakat dalam Pemanfaatan Air Bersih di Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu.

Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kepemimpinan terhadap minat masyarakat. Hal ini ditunjukan dengan uji pengaruh variable bebas kepemimpinan terhadap variable minat ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 . Regression 4945.014 2 2472.507 9.116 .000a Residual 24139.725 89 271.233 Total 29084.739 91

a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Biaya Sambung b. Dependent Variable: Minat

Masyarakat Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .412a .170 .151 16.469 1.676

a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Biaya Sambung b. Dependent Variable: Minat

(10)

10 masyarakat yang menunjukan t hitung

sebesar 6.331 lebih besar dari t table sebesar

1.980 pada tingkat kepercayaan α = 0.05 maupun t table sebesar 2.617 pada tingkat

kepercayaan α = 0.01. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis alternative (H1) diterima

yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara variable bebas kepemimpinan (X1)

terhadap variable terikat minat masyarakat (Y).

Temuan di atas mempunyai implikasi bahwa semakin baik tingkat pengidentifikasian oleh seorang pemimpin terhadap tingkat perekonomian dan kondisi suatu masyarakat, maka akan semakin kuat pula minat masyarakat terhadap hasil kebijakan yang ditawarkan. Begitu juga sebaliknya, semakin kurangnya pengidentifikasian oleh seorang pemimpin terhadap tingkat perekonomian dan kondisi masyarakat maka akan semakin kecil pula minat masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan yang ditawarkan sebagai pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra dengan jumlah biaya sambung baru yang ditetapkan.

Pengaruh Biaya Sambung terhadap Minat Masyarakat dalam Pemanfaatan Air Bersih di Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya sambung terhadap minat masyarakat. Hal ini ditunjukan dengan uji pengaruh variable bebas biaya sambung terhadap variable minat masyarakat yang menunjukan t hitung sebesar 6.763 lebih

besar dari t table sebesar 1.980 pada tingkat

kepercayaan α = 0.05 maupun t table sebesar

2.617 pada tingkat kepercayaan α = 0.01. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis alternative (H1) diterima yaitu terdapat

pengaruh yang signifikan antara variable bebas biaya sambung (X2) terhadap

variable terikat minat masyarakat (Y). Temuan di atas menunjukkan bahwa besarnya jumlah biaya sambung baru yang ditentukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra berdasarkan

hasil kebijakan dari Pemerintah Daerah dan juga pimpinan perusahaan harus didasarkan pada penyesuaian biaya dengan kondisi perekonomian masyarakat sebagai target dalam pendistribusian air bersih. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap minat masyarakat, tergantung dari berapa besar jumlah biaya yang ditawarkan sebanding dengan tingkat kualitas barang atau jasa. Semakin tinggi biaya yang ditetapkan maka akan semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap minat masyarakat.

Dalam menetapkan jumlah biaya sambung baru Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra, pemerintah harus memperhatikan perilaku masyarakat dan juga kualitas produk, hal ini sesuai dengan teori Sumarwan (2004:70) yang mengatakan, konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap produk tersebut. Dalam banyak kasus persepsi kualitas dan biaya sebuah produk dapat menjadi alasan penting bagi pelanggan untuk mempertimbangkan dan memutuskan produk yang akan dibeli. Hal ini dapat dikatakan bahwa biaya berpengaruh terhadap minat masyarakat.

Pengaruh Kepemimpinan dan Biaya

Sambung terhadap Minat Masyarakat.

Sumber: Data Olahan, 2019.

Table di atas menunjukkan bahwa regresi berganda antara kepemimpinan (X1) dan biaya sambung (X2) terhadap minat masyarakat (Y) secara simultan menghasilkan koefisien determinasi (R²)

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .412a .170 .151 16.469 1.676

a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Biaya Sambung b. Dependent Variable: Minat Masyarakat

(11)

11 sebesar 0.170. Artinya besarnya pengaruh

kepemimpinan (X1) dan biaya sambung (X2) secara simultan terhadap minat masyarakat (Y) adalah sebesar 17% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti rendahnya tingkat perekonomian masyarakat, kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kualitas air bersih yang didistribusikan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra, dan adanya sumber air bersih yang dimiliki oleh masyarakat baik dari sumur ataupun dari sungai yang sudah lama dipergunakan oleh masyarakat.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan penulis sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian untuk variabel kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap minat masyarakat. Apabila variabel kepemimpinan makin tinggi, maka minat masyarakat dalam pemanfaatan air bersih di Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu juga akan meningkat. Begitu juga hasil penelitian untuk variabel biaya sambung berpengaruh signifikan terhadap minat masyarakat. Apabila jumlah variabel biaya sambung sebanding dengan tingkat persepsi masyarakat maka hal ini akan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan minat masyarakat dalam pemanfaatan air bersih di Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. Serta terdapat pula pengaruh yang signifikan antara variabel kepemimpinan dan biaya sambung secara simultan terhadap variabel minat masyarakat dalam pemanfaatan air bersih di Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. Artinya jika koordinasi kebijakan dan biaya sambung berjalan dengan baik yang disertai dengan tingkat sosialisme yang tinggi kepada masyarakat maka akan menghasilkan minat masyarakat yang tinggi pula terhadap program pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan air bersih yang dilakukan oleh

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra.

DAFTAR RUJUKAN

Abidin, Zainal Said. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta: Pancur Siwah.

Abror, Abd. Rachman. 1992. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Tiara Wacana.

Aswandi, Rizki. 2014. Program Studi Ilmu Pemerintahan, Evaluasi Biaya Sambung PDAM untuk Peningkatan Akses Air Bersih Bagi Seluruh Masyarakat. FISIP, Universitas Riau. Azwar, Saifudin. 2002. Reliabilitas dan

Validitas. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifudin.2004. Penyusunan Skala Psikologi. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Bratakusumah. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah : Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Caplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers. Dunn, N William. 2003. Pengantar

Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Dye, Thomas R. 1978. Understanding Public Policy, Englewood Cliff. New Jersey: Prentice Hall.

Gujarati, D. 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition. International. Edition Mc Graw-Hill, Singapore. Hurlock, E.B. 2004. Psikologi

Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Horngren, C.T., Srikant M. Datar and

George Foster. 2006. Cost Accounting : A Managerial Emphasis. Person: New Jersey. Islamy, M. Irfan. 2000. Prinsip-prinsip

Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Sinar Grafika.

(12)

12 Kristyatmoko, W. Yulius. 2008. Pengaruh

Persepsi Kualitas dan Harga terhadap Minat Beli Produk Aqua. Universitas Negeri Surabaya. Kotler, Philip. 2000. Manajemen

Pemasaran. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Lucas, D. Blainer & Steuart H. Britt. 2003. Advertising Psychology and Researh,New York: McGraw-Hill Book Company.

Maleong, J. Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mandasari, Kartika. 2011. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Beli Konsumen dalam Memilih Jasa Perhotelan (Studi Kasus pada Hotel Grasia Semarang). Universitas Diponegoro: Fakultas Ekonomi.

Mappiare, Andi. 1995. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, Edisi ke-6. Yogyakarta: STIE YKPN. Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya, Edisi

ke-5. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Nafarin, M. 2004, Penganggaran

Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta.

Nugroho, Rian. 2003. Kebijakan Publik : Formulasi, Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo.

Nugroho, Rian. 2004. Kebijakan Publik : Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.

Norawati, Suarni. 2009. Laboratorium Statstik, Pekanbaru : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (Diktat). Pindyck, R. S. and D. L. Rubinfeld. 1991.

Econometric Models and Economic Forcasts. Third Edition. New York: McGraw-Hill Inc,

Pintrich, R.P. dan Schunk. D.H. 1996. Motivation In Education, Teori

Research, and Aplication. New Jersey: Prentice Hall.

Raharjaputra, H.S. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Rachardian, Indra. 2010. Partisipasi dan Persepsi Masyarakat terhadap Evektifitas Kebijakan Publik Peraturan Gubernur No. 75 Tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Reksopoetranto, Soemardi. 1992.

Manajemen Proyek Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksaka.

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Sadeli, Lili M. 2004. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksaka. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudiyatno, Bambang. 2010. Pengaruh Kebijakan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Perusahaan Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Semarang: Universitas Stikubank.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis, Edisi 1. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik : Panduan Praktis mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, Wiratna.V. 2015. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE.

Supriyono. 2011. Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian

(13)

13 Biaya, serta Pengambilan

Keputusan. Yogyakarta: BPFE. Suryabrata.S. 1990. Metodologi Penelitian.

Jakarta: CV. Rajawali.

Suryana, Agus. 2004. Kiat dan Tekhnik Evaluasi Pelatihan. Jakarta: Progres.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Thomas, R.L. 1997. Modern Economometrics an Introduction. Harlow: Addison Wesley Longman.

Verbeek, M., KU Leuven, and Tilburg University. 2000. A Guide to Modrn Econometrics. Jonh Wiley and Sons Ltd., Chichester.

Voss GB, 2000, Strategic Orientation and Firm Performance in an Artistic Environment, Jurnal of Marketing. Wibawa, Samodra el al. 1994. Evaluasi

Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.

Widarjono, A. 2009. Ekonometrika Pemgantar dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Ekonisia.

Widodo, Joko. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Bayumedia.

William N. Dunn. 1998. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

William N. Dunn. 2003, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu. UU No. 05 Tahun 1962 tentang

Perusahaan Daerah.

UU No. 07 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Keputusan Bupati Indragiri Hulu No. 25 Tahun 2008 tentang Penetapan Penyesuaian Tarif Air Minum dan Biaya Administrasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Indra Kabupaten Indragiri Hulu.

PP No. 16 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No. 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4490.

SK. Bupati Indragiri Hulu No. 347 Tahun 2011 tentang Pemberian Discount Sambungan Baru Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Indragiri Hulu untuk Pelanggan di wilayah Kecamatan Batang Cenaku dan Kecamatan Kuala Cenaku.

Gambar

Tabel  1  :  Hasil  Penghitungan  Koefisien  Determinasi  (R²)  Pengaruh  Kepemimpinan  (X1)  terhadap  Minat  Masyarakat (Y)
Tabel  3  :  Analysis  of  Variance  (ANOVA) Pengaruh Evaluasi Kebijakan
Table  di  atas  menunjukkan  bahwa  regresi  berganda  antara  kepemimpinan  (X1)  dan  biaya  sambung  (X2)  terhadap  minat  masyarakat  (Y)  secara  simultan  menghasilkan  koefisien  determinasi  (R²)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa: Ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan stres pengasuhan pada ibu dengan anak sindroma

Sehingga tingkat kerusakan masih dalam batas pengawasan yang distandarkan dan masih bisa ditolerir sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh perusahaan sepatu

Simpulan penelitian ini sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan menggiring bola dengan menggunakan bola standar dan kombinasi bola modifikasi

Setelah diperoleh nilai akurasi secara keseluruhan, hasil dari penelitian ini akan dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan Wibowo (2012) tentang

Atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Lombok Barat Nomor 8 Tahun 1998 Tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta

In order to control the urban development especially as a prevent of urban heat island in Bogor Municipality and also as a prediction of the land surface temperature, the

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

[r]