399
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MOTIF-MOTIF TENUNAN
DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN PENDEKATAN UNIFIED
PROCESS
Natalia Magdalena R. Mamulak
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira Jl. San Juan-Penfui
Telp. (0380) 833395 E-mail: [email protected]
ABSTRAKS
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat kaya akan hasil tenun tradisional yang beraneka ragam, masing-masing daerah memiliki hasil tenunan dengan beraneka ragam motif sesuai dengan ciri khas dan adat istiadat budaya setempat. Tenunan ini merupakan hasil karya atau buatan tangan wanita-wanita daerah setempat dengan sistem menenun secara tradisional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah unified process yaitu suatu pengembangan perangkat lunak berorientasi objek dan dikembangkan pada perangkat lunak sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap pengembangan sistem yang dimulai dengan melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan survey terkait ritual, adat dan doa dalam menghasilkan suatu motif tenunan serta membedakan motif-motif yang digunakan dalam upacara adat dan pakaian harian. Wawancara dan survey yang dilakukan meliputi hasil motif tenunan dan pemakaian dalam upacara adat dan pakaian harian. Penelitian ini akan menghasilkan Sistem Informasi berbasis web untuk memberikan informasi, memperkenalkan serta mempertahankan adat istiadat dan budaya lokal berdasarkan proses dalam menghasilkan suatu motif tenunan.
Kata Kunci: Motif, Tenunan NTT, Kain Tenun, Sistem Informasi Motif Tenunan
ABSTRACT
East Nusa Tenggara (NTT) is very rich in traditional weaving various, each region has a various woven with motifs in accordance with the characteristic of local culture and customs. This is the work of woven or hand-made local women weave traditional systems. The method used in this study is a unified process that is an object-oriented software development and developed the software as a means of interaction between the user and the hardware. This research was conducted in several stages of system development begins with the study of literature on the various references relating to research conducted. Further data collection by conducting interviews and surveys related rituals, customs and prayer in producing a woven pattern and distinguish motifs used in traditional ceremonies and wear daily. Interview and a survey was conducted on the results and the use of motifs woven in traditional ceremonies and clothing daily. This study will produce a web-based information system to provide information, introduce and maintain customs and local culture based process to produce a woven motif.
Keywords: Motif, Weave NTT, Woven Fabrics, Woven Motif Information Systems
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat kaya akan hasil tenun tradisional yang beraneka ragam, masing-masing daerah memiliki hasil tenunan dengan beraneka ragam motif sesuai dengan ciri khas dan adat istiadat budaya setempat. Tenunan ini merupakan hasil karya atau buatan tangan wanita-wanita daerah setempat dengan sistem menenun secara tradisional. Menenun adalah suatu ketrampilan yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Dengan perkembangan teknologi
informasi saat ini yang telah merambah seluruh bidang kehidupan, tentunya dapat digunakan sebagai suatu sarana untuk memperkenalkan potensi ketrampilan menenun masyarakat dan keanekaragamana motif tenunan yang berpatokan pada budaya dan adat istiadat leluhur. Dengan teknik menenun secara tradisional dan berlandaskan adat istiadat tentunya hasil motif tenunan NTT mempunyai nilai budaya yang unik dan berbeda dengan motif tenunan dari daerah lain.
Provinsi NTT terdiri dari beberapa pulau antara lain Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata, Rote, Sabu, Adonara, Solor, Komodo dan Palue. Dengan Kota Kupang sebagai ibukota provinsi yang terletak
di pulau Timor. Provinsi NTT memiliki kurang lebih 550 pulau, dengan tiga pulau terbesar adalah Flores, Sumba dan Timor. Pemerintahan di Provinsi NTT terdiri dari 21 Kabupaten dan 1 Kota. Satu kabupaten memiliki kurang lebih 30 macam motif tenunan yang berbeda-beda kegunaannya karena setiap desa atau suku mempunyai motif sendiri. Setiap motif tenunan merupakan karya warisan yang syarat akan seni dan pesan para leluhur. Setiap pembuatan kain tenun diawali dengan ritual, adat dan doa. Motif tenunan NTT biasanya berupa daun, bunga dan hewan. Hal ini menunjukkan bahwa NTT merupakan provinsi kepulauan yang kaya akan budaya, seni dan adat istiadat serta warisan leluhur yang terukir dalam sebuah motif tenunan. Kain tenunan biasanya digunakan untuk upacara adat masuk minta/peminangan, belis (mas kawin), pernikahan, menghormati leluhur, menerima/menyambut tamu (natoni), pemakaman, untuk membedakan derajat atau strata sosial dalam masyarakat, sebagai alat tukar, sebagai pelindung dari gangguan alam dan roh jahat serta untuk pakaian kerja harian.
Provinsi NTT memiliki 2 hari khusus yaitu Rabu dan Kamis dimana semua pegawai dan karyawan menggunakan tenunan sebagai pakaian kerja. Kain tenunan yang digunakan juga berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Motif tenunan yang digunakan untuk setiap acara atau upacara adat berbeda satu dengan lainnya. Dengan beragam keunikan pembuatan kain tenun mulai dari ritual, adat dan doa sampai menghasilkan suatu motif dengan ciri khas dari masing-masing kabupaten dan suku, terkadang terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat belum mengenal dan memahami makna yang terkandung dari setiap motif serta penggunaannya. Terkait dengan kesalahan penggunaan tenunan dan makna dari masing-masing motif maka diperlukan suatu sistem informasi mengenai motif tenunan yang dapat membantu masyarakat untuk mengenal dan memahami makna motif-motif tenunan dari setiap daerah. Selain itu juga untuk membantu Provinsi NTT dalam memperkenalkan adat istiadat, budaya dan keanekaragaman motif tenunan serta mempertahankan warisan budaya lokal.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan sebuah sistem informasi motif tenunan NTT agar dapat membantu masyarakat dalam mengenal dan memahami makna motif tenunan, serta memperkenalkan dan mempertahankan warisan budaya lokal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dihadapi oleh masyarakat NTT yaitu:
1. Keanekaragaman motif tenunan NTT
2. Tahapan – tahapan dalam menghasilkan suatu motif tenunan
3. Belum mengenal makna yang terkandung dalam setiap motif kain tenunan
4. Belum mengetahui dan membedakan waktu penggunaan kain tenunan
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Memperkenalkan keanekaragaman motif tenunan NTT
2. Memberikan informasi tahapan-tahapan dalam menghasilkan suatu motif
3. Memberikan informasi makna yang terkandung dalam motif kain tenunan dan membangun sistem informasi motif tenunan NTT
4. Untuk memberikan informasi dan tata cara penggunaan kain tenunan untuk setiap acara dan sebagai media untuk memperkenalkan motif tenunan, adat istiadat dan budaya lokal masyarakat di Provinsi NTT
2. PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian dalam bidang sistem informasi berbasis web dilakukan oleh Mamulak (2014) mengenai rancang bangun sistem informasi potensi pangan lokal di NTT menggunakan metode waterfall telah menghasilkan sebuah sistem informasi potensi pangan lokal, cara pengolahan menjadi bahan makanan dengan komposisi dan nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan.
Penelitian lain dilakukan oleh Usada (2011) mengenai rancang bangun sistem informasi furniture berbasis web menghasilkan aplikasi sistem informasi untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenani produk-produk yang dihasilkan, baik mengenai bentuknya maupun harganya secara up to date, melayani konsumen yang memesan barang, tanpa harus datang langsung ketempat pembuatan, informasi harga dan pemesanan pembuatan furniture sesuai dengan keinginan konsumen.
Penelitian yang dilakukan oleh Soenhadji, et.al (2012) penelitian ini merancang metoda penumbuhan kreativitas berbasis web sebagai upaya melestarikan dan meningkatkan nilai tambah produk kerajinan tenun ikat. Metoda yang dirancang dalam bentuk aplikasi merupakan referensi desain inovatif berbasis internet guna membantu perajin tenun mengembangkan produk tenun ikat hasil kerajinan ke dalam bentuk produk lain (diversifikasi) dan tetap mempertahankan ciri kekhasan motif tenunnya sebagai salah satu upaya pelestarian dan meningkatkan nilai tambah. Penelitian ini
401 menggunakan teknik pengumpulan data yang dapat menjelaskan kondisi faktual yang diperoleh dari observasi lapang. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah metoda kreativitas berbasis web yang diharapkan mampu membantu perajin untuk mengembangkan gagasan produk kerajinan tenun ikat dan sekaligus meningkatkan nilai tambah.
Penelitian lain dilakukan oleh Yustina (2013) merancang suatu Sistem Informasi Kain Tenun Ikat Endek Berbasis Web. Tujuan penelitian ini adalah menyediakan informasi mengenai kain tenun ikat endek secara detail dan proses pemesanan secara online tanpa harus datang ke tempat penjualan. Tenun ikat Endek adalah tenunan yang berasal dari Desa Sampalan Kabupaten Klungkung-Bali.
Penelitian yang dilakukan oleh Martin, et. al, mengenai Tenun Ikat Sumba Sebagai Inspirasi Motif dengan Teknik Block Print. Penggabungan kedua jenis budaya primitif yaitu block print dan tenun tersebut, diharapkan dapat menciptakan bentuk visual yang baru dari motif-motif tenun ikat Sumba Timur dengan karakteristik yang berbeda. Generasi muda terutama desainer, seniman dan pendidik memiliki peran yang besar untuk mempertahankan eksistensi budaya tradisional tersebut salah satunya dengan melakukan pembaharuan terhadap unsur-unsur tradisional tanpa menghilangkan nilai budaya yang ada. penulis melakukan eksplorasi dan survey untuk membuat suatu motif baru yang tetap mengacu pada nilai-nilai primitf tenun Sumba, yaitu dengan teknik cukil kayu. Karakterisik motif Sumba ada miripnya dengan karakter teknik cukil kayu yaitu adanya imperfeksi dalam bentukbentuknya. Pembuatan motif baru tersebut tidak meninggalkan unsur-unsur primitif dari tenun Sumba itu sendiri, hanya saja dibuat lebih modern dengan dilakukannya pengkomposisian dan penambahan unsur-unsur yang tidak primitive, dikarenakan adanya modernisasi dan perkembangan dunia yang semakin serba kontemporer. Produk yang dibuat yaitu pakaian wanita siap pakai, telah melalui proses eksplorasi dan proses produksi. Proses eksplorasi dalam hal bahan kain, pewarna, motif, dan kemudian dilakukanlah proses produksi. Secara garis besar proses eksplorasi sampai dengan proses produksi pembuatan pakaian berjalan lancar dan sesuai harapan. Hanya saja beberapa kendala masih ditemukan pada eksperimen tinta yang cocok untuk bahan-bahan ditentukan, dan pada proses produksi ditemukan kendala dalam hal kerapihan. Namun semua kendala cukup berhasil diatasi. Pembuatan motif-motif baru dengan inspirasi motif-motif tradisional dengan menggunakan teknik-teknik baru yang unik ada baiknya apabila terus dilakukan. Karena adanya kejenuhan pada motif-motif tradisional yang terlalu literal yang
ditemukan pada masyarakat modern sekarang ini, sebagai orang kreatif memiliki peran yang besar untuk melakukan perkembangan pada tradisi, tentunya ke arah yang baik, dan tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisi, budaya, dan primitf dari tradisi yang diangkat itu sendiri.
Penelitian lain mengenai adat istiadat dan budaya dilakukan oleh Widiastuti (2013) mengenai Ananlisis SWOT Keragaman Budaya Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk menelaah keragaman Budaya Indonesia dengan menggunakan analisis SWOT. Metoda yang digunakan adalah kajian pustaka dengan pendekatan deskriptif,eksploratif. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: perbedaan yang timbul dari keragaman budaya memliki potensi sebagai kekuatan membangun bangsa, kelemahan timbul akibat kekurang pahaman terhadap nilai-nilai budaya menjadi pemicu konflik, merupakan peluang jika semua pihak saling bekerja sama walaupun berbeda budaya dalam menghadapi globalisasi, merupakan suatu tantangan untuk merespon dan mengelola persaingan nilai lokal dan global sehingga mampu mempertahankan budaya yang ada. Penelitian yang dilakukan oleh Iriane (2013) menganalisis dan merancang sebuah Aplikasi Sistem Informasi berbasis Web sebagai media promosi dan informasi kain tenun daerah pulau Flores. Penelitian ini menghasilkan sebuah website untuk memberikan layanan khusus dan informasi kepada masyarakat baik lokal maupun masyarakat asing yang ingin mendapatkan informasi tentang kain tenun khususnya tenunan dari pulau Flores. Penelitian ini akan melengkapi penelitian yang dilakukan oleh Iriane dengan menambahkan motif tenunan yang dihasilkan oleh kabupaten Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata, Rote, Sabu, dan Adonara, menjelaskan proses ritual adat untuk menghasilkan suatu motif dan makna yang terkandung dari motif-motif tersebut.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Jogiyanto, 2005).
Menenun adalah proses pembuatan barang-barang tenun (kain) dari persilangan dua set benang dengan cara memasuk-masukkan benang pakan secara melintang pada benang-benang lungsin (benang lusi). Sebelum menenun dilakukan penghanian, yakni pemasangan benang-benang lungsin secara sejajar satu sama lainnya di alat tenun sesuai lebar kain yang diingini. Alat tenun dipakai untuk memegang helai-helai benang lungsin sementara benang pakan dimasukkan secara melintang di antara helai-helai benang lungsin. Pola silang-menyilang antara benang lungsin dan benang pakan disebut anyaman. Sebagian besar
produk tenun dibuat dengan menggunakan tiga teknik anyaman: anyaman polos, anyaman satin, dan anyaman keper. Kain polos didapat dari hasil tenunan benang satu warna, ditenun memakai benang berwarna-warni dengan desain yang artistik dan dekoratif, hingga kain tapestry yang rumit. Kerajinan tenun tradisional Indonesia antara lain lurik, tenun ikat, songket dan geringsing.
Motif atau pola tenunan NTT merupakan gambaran dari kehidupan sehari-hari masyarakat dan memiliki ikatan emosional yang cukup erat dengan masyarakat di tiap suku.
2.2 Perancangan
a. Use Case Diagram
Use case digunakan untuk membentuk
tingkah-laku benda dalam sebuah model serta di realisasikan oleh sebuah collaboration.
Use case menggambarkan proses sistem
(kebutuhan sistem dari sudut pandang user).
Use case diagram dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 1. Use Case Diagram
b. Entity Relationship Diagram
ER-Diagram merupakan diagram yang
menggambarkan hubungan antar entity secara keseluruhan dari sistem. ER-Diagram dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Entity Relationship Diagram
c. Class Diagram
Diagram kelas merupakan tahap untuk merancang keputusan-keputusan dan rincian-rincian implementasi. Berikut adalah gambar diagram kelas dari sistem yang dibangun.
Gambar 3. Class Diagram 2.3 Implementasi
Implementasi Sistem Informasi Motif Tenunan Provinsi NTT ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan dihubungkan dengan
relation database management system MySQL.
Untuk membangun interface yang sesuai dengan
database. Tampilan dari aplikasi yang telah
403 1. Tampilan menu home
Gambar 4 (a). Tampilan menu Home
Gambar 4 (b). Tampilan menu Home
2. Tampilan menu kabupaten
Gambar 5 (a). Tampilan menu Kabupaten
Gambar 5 (b). Tampilan menu Kabupaten
Gambar 5 (c). Tampilan menu Kabupaten
Gambar 5 (d). Tampilan menu Kabupaten
3. Tampilan menu upacara
Gambar 6. Tampilan menu Upacara
4. Tampilan menu Tata cara
5. Tampilan menu Motif Tenun
Gambar 8 (a). Tampilan menu Motif Tenun
Gambar 8 (b). Tampilan menu Motif Tenun
Gambar 8 (c). Tampilan menu Motif Tenun
6. Tampilan menu Galeri
Gambar 9. Tampilan menu Galeri
7. Tampilan menu Buku tamu
Gambar 10. Tampilan menu Buku Tamu
8. Tampilan menu Login
Gambar 11. Tampilan menu Login 2.4 Pengujian
Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah black box testing. Pengujian
black box berfokus pada persyaratan fungsional
perangkat lunak. Uji coba dengan black box pada sistem ini bertujuan untuk menentukan fungsi cara beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Langkah pengujian ini menggunakan dua kasus uji yaitu apabila sistem berjalan sesuai dengan harapan dan apabila terjadi kesalahan input.
Tabel 1. Hasil Pengujian
Fitur Langkah Uji Hasil Harapan Hasil Tampilan Status Login Admin Salah memasuk an username atau password. Tampilan pesan kesalahan OK Input data pada setiap form. Ada kolom yang belum di isi. Tampilan pesan kesalahan OK Harap isi !
405 Klik menu tambah data motif Ada kolom yang belum terisi Tampil pesan kesalahan dan sistem mampu memberit ahukan kesalahan admin OK Klik Menu tambah file gambar Ada Kolom yang belum terisi Tampil pesan kesalahan OK Hapus Data Ingin menghapu s data didalam database Tampilan konfirmas i OK 3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan implementasi yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Sistem Informasi Motif Tenunan NTT ini membantu masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami keanekaragaman dan makna dari setiap motif tenunan NTT sehingga pada penggunaannya dapat dibedakan untuk masing-masing acara.
PUSTAKA
Burch, J.G, 1992, System, Analysis, Design and
Implementation, Byod & Fraser Publishing
Company
Iriane G, R, 2013, Analisis dan Perancangan
Sistem Informasi Berbasis Web Sebagai Media Promosi dan Informasi Kain Tenun Daerah Flores, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya (SNMA) 2013
Iman M., Soenhadji, Priyo P., Ida A., Faisal R., 2012, Metoda Penumbuhan Kreativitas
Berbasis Web: Studi Pengembangan Produk Kerajinan Tenun Ikat Dalam Upaya Melestarikan dan Meningkatkan Nilai Tambah, Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2012), Vol. 7 September 2012 Universitas Gunadarma, ISSN: 2302-3740
Isabela, D,M., Biranul, A, Z., Tenun Ikat Sumba
Sebagai Inspirasi Motif Dengan Teknik Block Print, Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain No. 1, pp. 1-6, ITB
Jogiyanto, 2005, Metodologi Sistem Informasi: Pedoman dan Contoh Melakukan Penelitian di Bidang Sistem Teknologi Informasi, Andi: Jogjakarta
Kadir, A., 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi Offset: Yogyakarta
Mamulak, N,M,R., 2014, Rancang Bangun Sistem
Informasi Potensi Pangan Lokal
diProvinsi Nusa Tengga Timur (NTT), Prosiding Konferensi Nasional Sistem Informasi (KNSI) 2014, ISSN: 2355-1941, pp. 674-678
Ni Made Sukma Yustina, Sistem Informasi Kain
Tenun Ikat Endek Berbasis Web, Tugas Akhir, Manajemen Informatika, UNDIKSHA, Publisher:IDL-INFO-201103
Usada, R, A., 2011, Rancang Bangun Sistem
Informasi Penjualan Furniture pada CV. Jepara Original Berbasis Web, Skripsi, STMIK AMIKOM, Yogyakarta
Riyanto, Prilnali, Indelarko H., 2009, Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis, Yogyakarta, Gava Media Senn, James A, 1989, Analysis and Design of
Information Systems, McGraw-Hill Publishing Company
Widiastuti, 2013, Analisis SWOT Keragaman
Budaya Indonesia, Jurnal Ilmiah WIDYA, Vol. 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013, ISSN: 2338-3321, pp. 8-14, Universitas Darma Persada
Yourdon, Edward, 1989, Modern Structure Analysis, Prentice-Hall. Inc