• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam. Oleh SITI KHOMSIYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam. Oleh SITI KHOMSIYAH"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA

PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN THAHARAH

MATERI WUDLU MELALUI METODE

DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MI

MUHAMMADIYAH TUKANG KEC PABELAN

KAB SEMARANG TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

SITI KHOMSIYAH

114 09 030

JURUSAN TARBIYAH

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2011

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudari : Nama : Siti Khomsiyah

NIM : 11409030

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA

PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN THAHARAH MATERI WUDLU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS

II MI MUHAMMADIYAH TUKANG KEC PABELAN KAB

SEMARANG TAHUN 2011”.

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 22 September 2011 Pembimbing

Maslikhah, S. Ag, M. Si NIP : 19700529 200003 2 001

(3)

iii

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.Salatiga.ac.id e-mail:akademik@stainSalatiga.ac.id

PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI SKRIPSI

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN THAHARAH MATERI WUDLU MELALUI

METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MI MUHAMMADIYAH TUKANG KEC PABELAN

KAB SEMARANG TAHUN 2011”. DISUSUN OLEH

SITI KHOMSIYAH NIM : 11409030

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 3 November 2011 dan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam (S. Pdi).

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Suwardi, M. Pd ______________________ Sekretaris Penguji : Drs. Djoko Sutopo ______________________ Penguji I : Mukti Ali, M. Hum ______________________ Penguji II : Fatchurrohman, M. Pd ______________________ Penguji III : Maslikhah, M. Si ______________________

Salatiga, 3 November 2011 Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP. 19580827 198303 1 002

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Siti Khomsiyah

NIM : 11409030

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN THAHARAH MATERI WUDLU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MI MUHAMMADIYAH TUKANG KEC PABELAN KAB SEMARANG TAHUN 2011”.

Benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 22 September 2011 Yang menyatakan,

Siti Khomsiyah NIM. 11409030

(5)

v MOTTO

āω

ÿ…絏¡yϑtƒ

āωÎ)

tβρ㍣γsÜßϑø9$#

Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.

(QS. Al-Waqi’ah Ayat 79)

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Untuk orang tuaku yang saya sayangi Ibu Muntamah dan Bapak Samuri, yang telah memberikan dorongan serta doa restunya,

2. Suamiku, Ma’ruf Muzaka S.Pd.I dan anakku M. ‘Aqil Arda ‘Arafat yang tercinta, yang senantiasa memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini,

3. Mertuaku Ibu Hj. Zuhriyah dan Bapak H. Masykuri (almarhum), yang senantiasa mendoakan penulis dalam keberhasilan penyusunan skripsi ini. 4. Dosen pembimbingku Ibu Maslikhah, S. Ag, M. Si yang telah banyak

mengorbankan waktu dan tenaganya dalam bimbingan skripsi,

5. Para dosenku, saudara-saudaraku, sahabat-sahabat ekstensi seperjuangan, 6. Serta teman-teman guru MI Muhammadiyah Tukang yang saya

(7)

vii KATA PENGANTAR

ÉÉÉÉΟΟΟΟóóóó¡

¡

¡

¡

ÎÎÎÎ0000

««««!

!

!

!$$$$####

ÇÇÇÇ≈≈≈≈uuuuΗΗΗΗ÷÷÷÷qqqq§§§§9999$$$$####

ÉÉÉÉΟΟΟΟŠŠŠŠÏÏÏÏm

m

m

m

§§§§9999$$$$####

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan pertolongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Penyusunan skripsi ini guna sebagai syarat penyelesaian gelar Sarjana pada jenjang Strata Satu pada Jurusan Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, nabi yang menjadi penerang bagi seluruh umat Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Ketua STAIN Salatiga, Dr. Imam Sutomo, M. Ag, yang telah memberikan izin dalam penelitian serta penyusunan skripsi ini,

2. Ketua PROGDI Ekstensi Drs. Djoko Sutopo, yang telah memberikan izin dalam penelitian dan penulisan skripsi.

3. Dosen Pembimbing, Maslikhah, S. Ag, M. Si yang telah meluangkan waktu serta pikiran untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini,

4. Bapak dan Ibu tercinta, yang telah memberikan do’a restu dan dorongan dalam pembuatan skripsi,

5. Suamiku, Ma’ruf Muzaka S.Pd.I dan anakku M. ‘Aqil Arda ‘Arafat yang tercinta, yang senantiasa memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi, 6. Kepala MI Muhammadiyah Tukang beserta teman-teman Guru yang telah

(8)

viii

Semoga jasa-jasa mereka mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih adanya banyak kekurangan, kesalahan, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh Karena itu penulis meminta maaf serta mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca semuanya. Amin

Salatiga, 22 September 2011 Penulis

Siti Khomsiyah NIM. 11409024

(9)

ix ABSTRAK

KHOMSIYAH, SITI. 11409030. 2011. “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Pokok Bahasan Thaharah Materi Wudlu Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas II MI Muhammadiyah Tukang Kec Pabelan Kab Semarang Tahun 2011”. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Maslikhah, S. Ag, M. Si.

Kata kunci: Hasil Belajar, Materi Wudlu dan Metode Demonstrasi

Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah : “Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan thaharah materi wudlu pada siswa kelas II MI Muhammadiyah Tukang tahun 2011?”.

Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah : “Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan thaharah materi wudlu melalui metode demonstrasi pada siswa kelas II MI Muhammadiyah Tukang tahun 2011”.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan siklus penelitian. Rinciannya yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II MI Muhammadiyah Tukang Kec Pabelan Kab Semarang Tahun 2011 sebanyak 12 siswa. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif dan lembar observasi kegiatan pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan thaharah materi wudlu dari siklus I sampai siklus III yaitu siklus I nilai rata-rata 62 dengan siswa yang tuntas 7 siswa (40%), siklus II nilai rata-rata 67 dengan siswa yang tuntas 10 siswa (83%), siklus III nilai rata-rata 76 dengan siswa yang tuntas 7 siswa (92%). Selain itu dalam observasi (pengamatan) yang dilakukan peneliti dan dibantu oleh teman sejawat yaitu wali kelas II, pada perhatian dan keaktifan siswa terus mengalami peningkatan, dengan penggunaan metode demonstrasi pada amteri wudlu membuat siswa lebih senang dalam mengikuti proses pembelajaran. Kenaikan ketuntasan belajar secara prosesntase yaitu siklus I sebesar 58%, siklus II sebesar 83% dan siklus III sebesar 92%.

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...……….… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..……… ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ………. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……….. iv

MOTTO ……….... v

PERSEMBAHAN ………... vi

KATA PENGANTAR ..………... viii

ABSTRAK ……… ix

DAFTAR ISI ……… x

DAFTAR TABEL ……… xiii

DAFTAR GAMBAR ……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ………. 6

C. Tujuan Penelitian ………... 6

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ………….. 6

E. Kegunaan Penelitian ……….……….... 7

G. Definisi Operasional ………. 8

H. Metode Penelitian ………. 10

(11)

xi BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar ………...…... 18

1. Pengertian Hasil Belajar ………...…...….... 18

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 19

B. Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah ... 21

1. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih ……... 21

2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih ...………... 21

3. Fungsi Mata Pelajaran Fiqih ………... 22

4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih ……...……… 23

C. Wudlu ...………...….. 23

1. Pengertian Wudlu ……..………... 23

2. Dasar Hukum Pelaksanaan Wudlu ..………... 24

3. Syarat Syah Wudlu …..………... 24

4. Rukun Wudlu …..………... 25

5. Hal-hal yang Membatalkan Wudlu …... 29

D. Metode Demonstrasi ... 32

1. Pengertian Metode Demonstrasi ... 32

2. Syarat-Syarat Metode Demonstrasi ... 33

3. Kelebihan Metode Demonstrasi ... 33

4. Kelemahan Metode Demonstrasi ... 34

E. Pembelajaran Materi Wudlu Melalui Metode Demonstrasi………... 34 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

(12)

xii

A. Pra Siklus ... 36

B. Siklus Pertama ……...………... 36

C. Siklus Kedua ……...………..…………... 39

D. Siklus Ketiga ……...………..…………... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45 1. Siklus I ... 45 2. Siklus II ... 47 3. Siklus III ... 49 B. Pembahasan ………... 50 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……… 55 B. Saran ……….. 55 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

3.1 Nilai Pre Test dan Post Test Pada Siklus I ... 45

3.2 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Post Test Pada Siklus I ... 46

3.3 Nilai Pre Test dan Post Test Pada Siklus II ... 48

3.4 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Post Test Pada Siklus ... 48

3.5 Nilai Pre Test dan Post Test Pada Siklus III ... 49

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Isi Gambar Hlm.

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Isi lampiran Hlm.

1. Daftar Pustaka ... 57

2. Nota Pembimbing ... 58

3. Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... 59

4. Soal Pre Test Siklus I ... 60

5. : RPP Siklus I ... 61

6. : Soal Pos Test Siklus I ………. 63

7. Soal Pre Test Siklus II ... 64

8. : RPP Siklus II ………... 65

9. : Soal Pos Test Siklus II ……….... 67

10. Soal Pre Test Siklus III ... 68

11. : RPP Siklus III ………. 69

12. : Soal Pos Test Siklus III ………... 71

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Dalam pendidikan tingkat mikro (sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, serta proses monitoring dan evaluasi. Sebagai catatan, proses belajar mengajar merupakan prioritas tertinggi dibandingkan dengan proses-proses lainnya (Hanafiah, 2009:84).

Dalam proses belajar mengajar seorang guru tidak akan lepas dari proses pembelajaran yang sangat terkait dengan berbagai komponen yang sangat kompleks. Antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya memiliki hubungan yang bersifat sistematik, maksudnya masing-masing komponen memiliki peranan sendiri-sendiri tetapi memiliki hubungan yang saling terkait. Hal tersebut ada kesesuaian dengan Teori Psikologi Organismic dengan tokoh Gestalt yang memandang bahwa jiwa manusia merupakan suatu keseluruhan yang berstruktur yang saling berinteraksi. Teori belajar ini berpandangan bahwa perilaku individu timbul berkat interaksi antara individu dan lingkungan, belajar dimulai dari keseluruhan, belajar merupakan reorganisasi pengalaman, anak yang belajar merupakan satu keseluruhan, bukan belajar dengan otaknya saja, dan sebagainya (Hanafiah, 2009:8).

Masing-masing komponen dalam proses pembelajaran tersebut perlu dikelola secara baik. Tujuannya agar masing-masing komponen tersebut dapat

(17)

2

dimanfaatkan secara optimal. Hal ini akan terwujud, jika guru sebagai desainer pembelajaran memililiki kompetensi manajemen pembelajaran. Secara sederhana manajemen pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha untuk mengelola sumber daya yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien, (Suwardi, 2007:1). Komponen-komponen tersebut membentuk sebuah alur yang saling mengisi dan saling terkait di dalam suatu proses pembelajaran. Diantara macam-macam komponen dalam pembelajaran tersebut antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), metode pembelajaran, media pembelajaran, pengelolaan kelas, serta evaluasi pembelajaran.

Salah satu komponen yang memberikan peran besar dalam tercapainya tujuan pembelajaran adalah pemilihan dan penguasaan metode pembelajaran yang tepat. Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan dan dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang ditetapkan. Setiap guru akan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan gaya melaksanakan kegiatan, (Yuliani, 2008 : 7.3). Namun pelaksanaanya di tingkat pendidikan madrasah ibtidaiyah mempunyai metode yang khas, yaitu misalnya guru menggunakan metode ceramah, karena metode ceramah efesien dalam kelas, padahal metode ceramah menuntut waktu yang cukup lama dan menuntut anak memusatkan perhatian dan waktu yang tersedia dan perhatian anak relatif singkat.

Dari uraian-uraian di atas penting sekali seorang guru untuk selalu memperhatikan dalam pemilihan dan penggunaan metode yang tepat dalam

(18)

3

memberikan materi pelajaran tertentu. Ini dimaksudkan agar peserta didik/siswa lebih mudah dalam menerima materi tersebut.

Begitu juga seorang guru mata pelajaran fiqih, dalam mengajarkan materi, guru mata pelajaran fiqih harus cermat dalam memilih metode untuk dijadikan cara menyampaikan/mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efesien. Termasuk dalam memberikan materi wudlu kepada peserta didik, guru harus tepat dalam memilih metode pembelajarannya.

Salah satu materi fiqih yang wajib dipelajari siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) yaitu materi wudlu. Materi wudlu penting untuk dipelajari dan dipahami oleh anak didik karena sebagian besar ibadah diawali dengan cara toharoh (bersuci) salah satunya yaitu berwudlu, seperti ibadah membaca Al-Qur’an, ibadah shalat, dan sebagainya. Allah SWT berfirman :

$pκš‰r'‾≈tƒ šÏ%©!$# (#þθãΨtΒ#u #sŒÎ) óΟçFôϑè% ’n<Î) Íο4θn=¢Á9$# (#θè=Å¡øî$$sù öΝä3yδθã_ãρ öΝä3tƒÏ‰÷ƒr&uρ ’n<Î) È,Ïù#tyϑø9$# (#θßs|¡øΒ$#uρ öΝä3Å™ρâãÎ/ öΝà6n=ã_ö‘r&uρ ’n<Î) È÷t6÷ès3ø9$# 4 βÎ)uρ öΝçGΖä. $Y6ãΖã_ (#ρ㍣γ©Û$$sù 4 βÎ)uρ ΝçGΨä. #yÌó÷£∆ ÷ρr& 4’n?tã @xy™ ÷ρr& u!%y` Ó‰tnr& Νä3ΨÏiΒ zÏiΒ ÅÝÍ←!$tóø9$# ÷ρr& ãΜçGó¡yϑ≈s9 u!$|¡ÏiΨ9$# öΝn=sù (#ρ߉ÅgrB [!$tΒ (#θßϑ£ϑu‹tFsù #Y‰‹Ïè|¹ $Y6ÍhŠsÛ (#θßs|¡øΒ$$sù öΝà6Ïδθã_âθÎ/ Νä3ƒÏ‰÷ƒr&uρ çµ÷ΨÏiΒ 4 $tΒ ß‰ƒÌãƒ ª!$# Ÿ≅yèôfuŠÏ9 Νà6ø‹n=tæ ôÏiΒ 8ltym Å3≈s9uρ ߉ƒÌãƒ öΝä.tÎdγsÜãŠÏ9 §ΝÏGãŠÏ9uρ …çµtGyϑ÷èÏΡ öΝä3ø‹n=tæ öΝà6‾=yès9 šχρãä3ô±n@ ∩∉∪

Artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan

(19)

4

atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih), sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. (Al-Maidah : 6)

Memberikan materi wudlu bagi usia dasar bukanlah pekerjaan yang mudah, seorang pendidik selain harus menguasai pelajaran, juga harus memiliki kemampuan untuk memilih dan menggunakan metodologi dan media pembelajaran secara tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Karena yang menjadi kendala sampai saat ini adalah siswa sering tidak memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru karena guru mengalami kesulitan dalam menentukan metode apa yang cocok untuk dipakai dalam mengajarkan mata pelajaran fiqih khususnya dalam materi wudlu. Selain itu ada beberapa guru yang mengeluh karena hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kurang memuaskan, minat dan perhatian siswa kurang dalam mengikuti proses pembelajaran, serta banyak siswa yang bersikap aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut tidak lain karena para guru kurang tepat dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran.

Hal tersebut juga terjadi di kelas II MI Muhammadiyah Tukang tahun 2011. Metode yang digunakan oleh guru mata pelajaran fiqih biasanya hanya menggunakan metode konvensional/tradisional yaitu ceramah, tanya jawab, dan lain-lain. Sehingga para siswa terlihat merasa bosan, perhatian dan minat belajar mereka kurang dalam proses belajar mengajar tersebut, sehingga hasil belajar merekapun kurang memuaskan.

(20)

5

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti akan mencoba menggunakan metode demonstrasi sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih pada pokok bahasan wudlu. Metode demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu (Usman, 2010:45). Hasil belajar adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh dari suatu proses pembelajaran yang bersifat akademis dan non akademis (Hanafiah, 2009:85). Karena hasil belajar ini merupakan hasil belajar yang dilakukan di lembaga pendidikan formal, maka sifat dari hasil belajar ini bersifat akademis. Bentuk dari hasil belajar ini adalah pengalaman yang ditunjukkan dengan angka-angka (nilai) hasil belajar yang diperoleh melalui tes evaluasi belajar.

Berdasarkan latar belakang di atas itulah yang mendorong peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan bentuk Penelitian Tindakan Kelas dengan judul penelitian “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN THAHARAH MATERI WUDLU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MI MUHAMMADIYAH TUKANG KEC PABELAN KAB SEMARANG TAHUN 2011”.

Latar belakang peneliti mengambil judul ini karena peneliti memperhatikan masih banyak anak-anak yang melakukan wudlu belum sempurna, bahkan ada anak yang berwudlu dengan berpedoman asal basah. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

(21)

6

demonstrasi, dengan tujuan agar siswa tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berpijak dari uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut : “Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan thaharah materi wudlu pada siswa kelas II MI Muhammadiyah Tukang tahun 2011?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai, yaitu : Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan thaharah materi wudlu melalui metode demonstrasi pada siswa kelas II MI Muhammadiyah Tukang tahun 2011. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis

Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 1990:78). Hipotesis dapat diartikan sebagai rumusan jawaban atau kesimpulan sementara yang harus diuji dengan data yang terkumpul melalui kegiatan penelitian. Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin saja salah, dia akan ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta yang membenarkannya. Hipotesa adalah kenyataan yang masih lemah

(22)

7

kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataan (Hadi, 1981 : 63).

Dari pengertian hipotesis tersebut, peneliti merumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut : “jika metode demonstrasi dilakukan dengan baik pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan thaharah materi wudlu diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI Muhammadiyah Tukang tahun 2011”.

2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Guru mampu menggunakan metode demonstrasi secara benar,

b. Siswa dapat mengikuti penggunaan metode demonstrasi pada saat proses pembelajaran berlangsung,

c. Siswa merasa senang mengikuti proses pembelajaran, d. Siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran,

e. Peningkatan Hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode demonstrasi,

f. Indikator keberhasilan proses belajar sebesar 85% siswa dapat memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65.

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Secara Teoretis,

(23)

8

Diharapkan dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan pendidikan pada umumnya. 2. Secara Praktis,

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan berharga bagi pembuat kebijakan dalam merancang kurikulum yang sesuai dengan tingkatan perkembangan peserta didik, dan bagi praktisi pendidikan dapat mengambil hasil penelitian sebagai bahan bandingan dalam menggunakan waktu secara efektif serta mengembangkan metode dan penggunaan media pembelajaran secara variatif dan inovatif bagi tercapainya tujuan pembelajaran.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul di atas, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang digunakan, antara lain sebagai berikut :

a. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh dari suatu proses pembelajaran yang bersifat akademis dan non akademis. (Hanafiah, 2009:85). Menurut Agus Suprijono (2009:13) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil pengalaman yang diperoleh dari suatu proses pembelajaran yang

(24)

9

bersifat akademis maupun non akademis, yaitu berbentuk pola-pola perbuatan, nilai-nilai, sikap-sikap, pengertian, apresiasi dan keterampilan. Dalam hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan wudlu dapat dinilai melalui tes tertulis dan tes tindakan/praktik.

Peneliti mengambil bahan penelitian tentang materi wudlu dikarenakan materi ini dangat penting untuk dipelajari, dipahami, dan diamalkan oleh siswa. materi wudlu penting untuk dipelajari karena salah satu syarat dari berbagai ibadah baik yang wajib maupaun yang sunah adalah dengan berwudlu, misalnya sholat, membaca Al-Qur’an dan lain sebagainya. Pemilihan metode demonstasi ini disebabkan karena materi wudlu adalah materi yang tidak hanya berbentuk teori saja namun harus dipraktikkan juga.

b. Metode Demonstrasi

Metode adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik siswa, materi, serta kondisi lingkungan dimana pengajaran berlangsung (Usman, 2010:31-32). Sedangkan metode demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu (Usman, 2010:45).

(25)

10 G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maksud dari penelitian ini adalah merupakan salah satu cara yang strategis yang bertujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas (Arikunto, 2008:58).

Dalam PTK ini, peneliti menggunakan kegiatan pembelajaran yang terbentuk dalam sebuah siklus yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya mengenahi langkah-langkah siklus dalam penelitian tindakan kelas dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :

GB. 1. 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas Refleksi Tindakan/ Observasi Refleksi Tindakan/ Observasi Refleksi Tindakan / Observasi Rencana awal/rancangan Rencana yang direvisi Rencana yang direvisi Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

(26)

11

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti menggunakan empat unsur penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi, masing-masing unsur dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Dalam perencanaan ini meliputi :

1). Menentukan metode pembelajaran yaitu metode demonstrasi, 2). Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu pada

siklus I memuat tentang pengertian wudlu dan bacaan niat wudlu, siklus II tentang sunah-sunah wudlu, siklus III tentang hal-hal yang membatalkan wudlu,

3). Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung,

4). Membuat alat observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan meliputi

Dalam pelaksanaan tindakan ini guru menyusun tindakan-tindakan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu :

1) Guru mengadakan apersepsi untuk mengetahui tingkat belajar siswa,

2) Guru mengadakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi untuk mengaktifkan siswa siswa.

(27)

12 c. Observasi

1) Mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah diterapkan,

2) Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diharapkan.

d. Refleksi

Refleksi berfungsi untuk mengetahui apakah tindakan yang telah dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak, sehingga pada kegiatan pembelajaran/siklus berikutnya kekurangan dan kelemahan dapat dicarikan pemecahannya.

2. Subjek Penelitian.

Subjek penelitian adalah semua siswa kelas II MI Muhammadiyah Tukang tahun 2011 yang berjumlah 12 siswa, yang terdiri dari 9 orang siswa putra dan 3 orang siswa putri.

3. Tempat dan Waktu.

Penelitian dilaksanakan di MI Muhammadiyah Tukang tahun 2011 mulai pada semester II bulan Februari 2011.

4. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini tidak hanya dilakukan satu tahapan/satu langkah (siklus) kegiatan melainkan beberapa kali kegiatan. Karena penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, resiko dan internalisasi teori dan praktik.

(28)

13

Daur ulang dalam penelitian diawali dengan perencanaan tindakan (planning). Penerapan tindakan (action) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation) dan melakukan refleksi ( reflecting) dan seharusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan.

Secara rinci, langkah-langkah siklus penelitian tindakan kelas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2) Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran kontekstual model berbasis masalah.

3) Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil dan dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4) Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada siklus berikutnya (Arikunto, 2008:16-19).

5. Instrumen Penelitian Bahan dan alat penelitian

(29)

14

Adapun bahan dan alat yang disiapkan diantaranya berupa : 1) Soal tes evaluasi

2) Alat peraga/media gambar 3) Pedoman dan kriteria penelitian 4) Lembar observasi

6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu melalui : a. Test

Dengan metode test setelah melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih materi wudlu di MI Muhammadiyah Tukang tahun 2011 pada siswa kelas II oleh peneliti pergunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai hasil belajar yang dilakukan oleh siswa pada setiap siklus pertemuan. b. Observasi

Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1995:136).

Observasi/pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disesuaikan sebelumnya. Observasi digunakan untuk mendapatkan informasi data mengenai sikap dan respon pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada penelitian tindakan

(30)

15

kelas ini, observasi peneliti gunakan untuk mendapatkan data-data mengenahi keadaan proses pembelajaran yaitu pada perhatian dan keaktifan para siswa, karena pembelajaran ini mengaplikasikan model pembelajaran “Active Learning” yaitu pembelajaran yang berpusat pada anak, di mana salah satu aspek keberhasilan belajar adalah siswa aktif. c. Dokumentasi

Jika data dicari dalam dokumen atau sumber pustaka, maka kegiatan pengumpulan data ini disebut studi dokumen atau sumber pustaka. Data ini merupakan data sekunder karena sudah tertulis atau diolah oleh orang lain. Dengan kata lain, datanya sudah jadi (Wirartha, 2006:36).

Pada Penelitian Tindakan Kelas ini, metode dokumentasi peneliti pergunakan untuk mendapatkan data-data yang ada kaitannya dengan pelaksanaan penelitian ini.

7. Analisis Data

Setelah data-data terkumpul melalui beberapa teknik/metode pengumpulan data, selanjutnya data-data tersebut dianalisis untuk mengetahui nilai rata-rata yang dijadikan dasar sebagai ketuntasan belajar siswa. Pada analisis ini peneliti menggunakan rumus prosentase, yaitu sebagai berikut : % 100 × = N F P

(31)

16 Keterangan :

P : Prosentase

F : Frekuensi/nilai rata-rata

N : Jumlah Subjek (Umah, 2010 : 12) Kriteria ketuntasan nilai pada siswa

No Skor nilai Ketuntasan

1. 0-64 Belum Tuntas

2. 65-100 Tuntas

H. Sistematika Penulisan

Adapun penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, pada bab ini menjelaskan tentang hasil belajar, materi wudlu, dan metode demonstrasi.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, pada bab ini lebih difokuskan pada pelaksanaan penelitian, yang terdiri dari subjek penelitian yang meliputi lokasi dan waktu penelitian, subyek penelitian serta karakteristik subyek penelitian. Serta terdiri dari paparan deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi

(32)

17

pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III (mulai perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, bab ini berisi hasil dari penelitian tentang metode demonstrasi dalam mengajarkan mata pelajaran fiqih materi wudlu sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Menguraikan deskripsi persiklus (data hasil pengamatan/observasi dan evaluasi/tes serta pembahasan tiap siklus).

BAB V PENUTUP, yang berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, dan juga saran-saran.

(33)

18

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai prestasi belajar, yaitu merupakan sebuah hasil dari out put dari proses sebuah kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar sendiri terdiri dari dua gabungan kata yaitu prestasi dan belajar. Adapun pengertian prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan (Purwadarminto, 1982 : 798). Jadi yang dimaksud dengan prestasi adalah sebuah bukti keberhasilan usaha yang telah dicapai.

Sedangkan pengertian belajar telah mengalami perkembangan secara evolusi, sejalan dengan perkembangan cara pandang dan pengalaman para ilmuwan. Pengertian belajar dapat didefinisikan sesuai dengan nilai filosofis yang dianut dan pengalaman para ilmuwan atau pakar itu sendiri dalam membelajarkan para peserta didiknya (Suhana, 2009:5). Menurut Cronbach dalam Suprijono (2009:2) belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Jadi, secara umum pengertian belajar dapat didefenisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.

(34)

19

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan melalui latihan yang sistematis dan terencana sebagai hasil dari pengalaman, sehingga terjadi perubahan tingkah laku dan kepribadian ke arah yang lebih baik atau yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. Dapat dikatakan pula bahwa hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar itu sendiri.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar menurut Hanafiyah dan Suhana (2009:5) adalah peserta didik, pengajar/pendidik, atmosfir pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum, lingkungan, dan biaya.

a. Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakup 1) Tingkat kecerdasan (Intelegent Qution)

2) Bakat (Aptitude) 3) Sikap (Atitude) 4) Minat (Intered) 5) Motivasi (Motivation) 6) Keyakinan (Belief) 7) Kesadaran (Consciousness) 8) Kedisiplinan (Discipline)

(35)

20

b. Pengajar yang profesional yang memiliki 1) Kompetensi pedagogik,

2) Kompetensi sosial, 3) Kompetensi personal, 4) Kompetensi profesional,

5) Kualifikasi pendidikan yang memadai, 6) Kesejahteraan yang memadai.

c. Atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif yang dimanifestasikan dengan adanya komunikasi timbal balik dan multi arah secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan, yaitu :

1) Komunikasi antara guru dengan peserta didik,

2) Komunikasi antara peserta didik dengan peserta didik,

3) Komunikasi kontekstual dan integratif antara guru, peserta didik dan lingkungannya,

d. Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran, sehingga peserta didik merasa betah dan bergairah untuk belajar, yang mencakup ;

1) Lahan tanah, antara lain kebun sekolah, halaman dan lapangan olah raga,

2) Bangunan, antara lain ruangan kantor, kelas, laboratorium, perpustakaan dan ruang aktivitas ekstra kurikuler,

3) Perlengkapan, antara lain alat tulis kantor, media pembelajaran, baik elektronik maupun manual.

(36)

21

e. Kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, khusus mengenai perubahan perilalku peserta didik secara integral baik yang berkaitan dengan kognitif, afektif maupun psikomotorik.

f. Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu dan teknologi, serta linkungan alam sekitar, yang mendukung terlaksanannya proses pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. g. Pembiayaan yang memadai, baik biaya rutin maupun biaya pembangunan

yang datangnya dari pihak pemerintah, orang tua, maupun stakeholder lainnya sehingga sekolah mampu melangkah maju dari sebagai pengguna dana menjadi penggali dana.

B. Mata Pelajaran Fiqih Madrasah Ibtidaiyah

1. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih Madrasah Ibtidaiyah

Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang diarahkan untuk menyiapkan pserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. (DEPAG RI, 2004:48)

2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

Pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat :

(37)

22

a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar. Pengamalan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam dengan disiplin dan tanggung jawab yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya (DEPAG RI, 2004:48).

3. Fungsi Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi untuk :

a. Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

b. Membiasakan pengamalan terhadap hukum Islam pada peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di madrasah dan masyarakat.

c. Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta menanamkan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan upaya yang lebih dahulu dilakukan dalam lingkungan keluarga.

d. Membangun mental peserta didik dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan fisik dan sosialnya.

(38)

23

e. Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam melaksanakan ibadah dan muamalah dalam kehidupan sehari-hari. f. Membekali peserta didik dalam bidang fiqih/hukum untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (DEPAG RI, 2004:49).

4. Ruang lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah

Ruang lingkup pengajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya.

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah terfokus pada aspek :

a. Fiqih ibadah

b. Fiqih muamalah (DEPAG RI, 2004:49)

C. Materi Wudlu

1. Pengertian Wudlu

Kata wudlu menurut arti bahasa (etimologi), adalah “baik’” atau “bersih” (Nasution, 2006:10). Adapun menurut istilah, pengertian wudlu ialah : membersihkan anggota wudlu untuk menghilangkan hadas kecil (Nursahid, 2009:14).

Menurut sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, wudlu diwajibkan sebelum hijrah, pada malam Isra’ Mi’raj bersamaan dengan

(39)

24

kewajiban shalat lima waktu. Mula-mula wudlu itu diwajibkan setiap kali hendak melakukan shalat, tetapi kemudian kewajiban itu dikaitkan dengan keadaan berhadas.

2. Dasar Hukum Pelaksanaan Wudlu

Ayat Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi :

$pκš‰r'‾≈tƒ šÏ%©!$# (#þθãΨtΒ#u #sŒÎ) óΟçFôϑè% ’n<Î) Íο4θn=¢Á9$# (#θè=Å¡øî$$sù öΝä3yδθã_ãρ öΝä3tƒÏ‰÷ƒr&uρ ’n<Î) È,Ïù#tyϑø9$# (#θßs|¡øΒ$#uρ öΝä3Å™ρâãÎ/ öΝà6n=ã_ö‘r&uρ ’n<Î) È÷t6÷ès3ø9$# 4 βÎ)uρ öΝçGΖä. $Y6ãΖã_ (#ρ㍣γ©Û$$sù 4 βÎ)uρ ΝçGΨä. #yÌó÷£∆ ÷ρr& 4’n?tã @xy™ ÷ρr& u!%y` Ó‰tnr& Νä3ΨÏiΒ zÏiΒ ÅÝÍ←!$tóø9$# ÷ρr& ãΜçGó¡yϑ≈s9 u!$|¡ÏiΨ9$# öΝn=sù (#ρ߉ÅgrB [!$tΒ (#θßϑ£ϑu‹tFsù #Y‰‹Ïè|¹ $Y6ÍhŠsÛ (#θßs|¡øΒ$$sù öΝà6Ïδθã_âθÎ/ Νä3ƒÏ‰÷ƒr&uρ çµ÷ΨÏiΒ 4 $tΒ ß‰ƒÌãƒ ª!$# Ÿ≅yèôfuŠÏ9 Νà6ø‹n=tæ ôÏiΒ 8ltym Å3≈s9uρ ߉ƒÌãƒ öΝä.tÎdγsÜãŠÏ9 §ΝÏGãŠÏ9uρ …çµtGyϑ÷èÏΡ öΝä3ø‹n=tæ öΝà6‾=yès9 šχρãä3ô±n@ ∩∉∪

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”.

3. Syarat Syah Wudlu

Menurut Sulaiman, (1994:24) dalam bukunya Fiqih Islam, bahwa syarat sahnya wudlu ialah :

(40)

25 a. Beragama islam,

b. Mumayiz artinya bisa membedakan yang halal dan yang haram yang baik dan yang jelek ,

c. Tidak berhadas besar,

d. Memakai air yang suci dan menyucikan, e. Najis telah dibersihkan dari badan,

f. Semua anggota badan yang dikenai wudlu merata terkena air,

g. Tidak ada yang menghalangi sesuatu sampai air membasahi kulit anggota wudlu,

h. Mengetahui rukun dan sunah wudlu.

4. Rukun Wudlu

Rukun wudlu yaitu niat, membasuh muka, membasuh tangan, menyapu kepala, membasuh kaki, dan tartib.

a. Niat

Niat artinya menyengaja sesuatu serentak dengan melakukannya. Tempat dan pelaku niat itu adalah hati, namun sunnah menyertainya dengan ucapan lisan untuk membantu pernyataan sengaja yang di dalam hati itu.

Niat berfungsi membedakan antara :

1) Perbuatan ibadat dengan yang bukan ibadah,

2) Tingkatan-tingkatan ibadah, yaklni antara yang fardhu dengan yang sunnah.

(41)

26

Niat adalah salah satu fardhu atau rukunh wudlu dan merupakan bagian daripadanya. Tanpa niat, berarti wudlu itu tidak lengkap sehingga tridak sah.

Waktu untuk berniat ialah pada awal membasuh muka. Jika niat tidak tepat dilakukan pada awal maka bagian muka yang terbasuh sebelum berniat, dipandang sia-sia sehingga wajib diulangi membasuhnya kembali.

Bacaan niat pada wudlu adalah sebagai berikut :

دحلا عفرل ءوضولا تيون

لاا ث

اضرف رغص

ىل اعت 

“Aku berniat berwudlu untuk menghilangkan hadas kecil fardlu karena Allah Ta’ala” (Sulaiman, 1994:25).

b. Membasuh muka

Membasuh muka diwajibkan berdasarkan perintah membasuh muka pada surat Al-Maidah ayat 6 :

( öΝä3yδθã_ãρ#θè=Å¡øî$$sù … maka basuhlah mukamu …….. (Al-Maidah : 6)

Basuhan itu harus merata ke seluruh wajah yaitu bagian depan kepala. Batas yang wajib dibasuh ketika berwudlu ialah, memanjang dari tempat tumbuh rambut sampai dengan ujung dagu dan melintang dari daun telinga lainnya.

(42)

27

Dalam membasuh muka, air harus mengalir pada bagian luar kulit maupun rambut yang terdapat pada wajah. Jadi, bagian dalam mulut, hidung, dan mata tidak wajib terkena basuhan (Sulaiman, 1994:25). c. Membasuh tangan

Kewajiban membasuh tangan pada wudlu didasarkan atas firman Allah SWT:

öÈ,Ïù#tyϑø9$# ’n<Î)Νä3tƒÏ‰÷ƒr&uρ … dan tanganmu sampai dengan siku … (Al-Maidah : 6)

Basuhan itu meliputi keseluruhan tangan dari uJung-ujung jari sampai dengan kedua siku. Kedua siku termasuk bagian yang wajib dibasuh. Dalam membasuh tangan ini, air harus sampai kepada seluruh kulit dan bulu yang ada di tangan. Jika terdapat kotoran yang menghalangi sampainya air ke ujung jari di bawah kukunya maka wudlunya tidak sah (Sulaiman, 1994:25).

d. Menyapu kepala

Yang dimaksud menyapu ialah sekedar menyampaikan air tanpa mengalir, dengan meletakkan tangan yang basah pada kepala.

Kewajiban menyapu kepala didasarkan pada : 1) Ayat Al-Qur’an

(öΝä3Å™ρâãÎ/#θßs|¡øΒ$#uρ Dan sapulah kepalamu …. (Al-Maidah : 6)

(43)

28

2) Hadits Mughiroh yang menyatakan bahwa ketika Nabi SAW berwudlu, beliau menyapu ubun-ubun dan sorban-nya, kemudian menyapu kedua khufnya (HR. Muslim).

Hadits di atas menunjukkan bahwa yang wajib dibasuh itu hanyalah sebagian dari kepala, bukan seluruhnya. Dari sini dijelaskan bahwa Nabi menyapu ubun-ubunnya. Ubun-ubun itu adalah bagian dari kepala. Ini berarti bahwa yang wajib disapu bukanlah seluruh kepala melainkan hanyalah sebagian kepala saja. Bagian yang disapu itu tidak pula mesti ubun-ubun sebab tidak ada petunjuk yang mengkhususkan untuk menyapu ubun-ubun (Sulaiman, 1994:25).

e. Membasuh kaki

Membasuh kaki adalah wajib, berdasarkan : 1) Ayat Al-Qur’an :

ö È÷t6÷ès3ø9#$’n<Î)Νà6n=ã_ö‘r&uρ … dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki (Al-Maidah : 6)

2) Hadits Jabir yang menyatakan bahwa Nabi SAW memrintahkan agar membasuh kaki bila berwudlu.

Kewajiban ini berlaku bagi setiap orang yang berwudlu kecuali jika ia menyapu khuf dengan ketentuan dan syarat-syarat tertentu. Dalam membasuh kaki, kedua mata kaki harus ikut terbasuh, sebab pada ayat di

(44)

29

atas disebutkan ,sampai ke mata kaki. Para ulama tafsir menafsirkannya dengan ‘beserta kedua mata kaki’.

Seperti pada basuhan lainnya di sini juga diperhatikan bahwa air itu harus mencpai seluruh bagian dari kaki. Jika di kaki itu terdapat sesuatu yang menghalangi air, misalnya kotoran di bawah kuku, maka wajib membuangnya terlebih dahulu agar air benar-benar sampai ke seluruh kaki (Sulaiman, 1994:25).

f. Tertib

Yang dimaksud dengan tartib ialah melakukan rukun-rukun wudlu itu sesuai dengan urutan tersebut pada ayat wudlu di atas, mulai dengan muka, tangan, kepala dan kemudian kaki.

Tertib itu wajib berdasarkan :

1) Urutan pada ayat Al-Qur’an yang memerintahkan hal itu, 2) Bahwa Nabi saw tidak pernah berwudlu tanpa bertartib,

3) Bahwa Nabi setelah melakukan wudlu dengan bertartib, mengatakan bahwa begitulah cara berwudlu dan bahwa shalat seseorang hanya akan diterima Allah swt jika disertai dengan wudlu seperti itu,

4) Bahwa wudlu itu adalah ibadah, sama dengan shalat, jadi wajib bertartib seperti shalat pula (Sulaiman, 1994:25).

5. Hal-hal yang Membatalkan Wudlu

Orang yang telah berwudlu dipandang suci dari hadas, akan tetapi ada beberapa hal yang dapat menghilangkan kesuciannya itu dan

(45)

30

menyebabkannya berhadats kembali. Inilah yang disebut nawaqid al-wudlu (yang membatalkan wudlu) atau ashab al-hadats (sebab-sebab berhadats). Jika seseorang mengalami salah satu darinya maka ia kembali berhadats dan wajib berwudlu apabila hendak melakukan shalat misalnya.

Yang membatalkan wudlu ada lima, yaitu :

a. Keluar sesuatu dari qubul atau dubur, berupa apapun, benda padat, angin atupun cairan kecuali maninya sendiri, baik yang biasa maupun yang tidak, keluar dengan sendirinya ataupun dikeluarkan daripadanya,

b. Tidur, kecuali dalam keadaan duduk dengan mantap,

Ketika seseorang tidur, biasanya dari duburnya akan keluar sesuatu tanpa ia sadari. Oleh karena itu nabi saw menetapkan bahwa tidur itu membatalkan wudlu, akan tetapi jika ia tidur dalam keadaan duduk dengan ilyah menempel rapat ke tempat dudduknya, maka tidak ada kemungkinan keluarnya sesuatu dari duburnya. Jadi, ketentuan di atas tidak berlaku baginya dan wudlunya tidak batal,

c. Hilang akal, dengan sebab gila, mabuk, pitam, penyakit atau yang lainnya. Batalnya wudlu dengan hilang akal adalah berdasarkan qiyas kepada tidur, dengan kehilangan kesadaran sebagai persamaannya,

d. Bersentuhan kulit laki-laki dan perempuan, sentuhan ini membatalkan wudlu karena dipandang sebagai mazainnah yang membangkitkan syahwat. Oleh karena itu, dibatasi pada sentuhan ;

(46)

31

2) Laki-laki dengan peremouan yang telah mencpai usia syahwat, 3) Di antara mereka tidak ada hubungan mahram,

4) Sentuhan langsung tanpa alas atau penghalang.

Sentuhan yang memnuhi ketentuan ini membatalkan wudlu dengan tidak membedakan apakah terjadi dengan sengaja atau tidak, atas kemauan sendiri atau terpaksa, benar-benar menimbulkan syahwat atau tidak, atau apakah orang yang bersentuhan itu masih menarik syahwat atau tidak, e. Menyentuh kemaluan manusia dengan perut telapak tangan tanpa alas.

Baik menyentuh kemlauan sendiri ataupun menyentuh kemaluan orang lain, kedua-duanya tetap membata;lkan wudlu dan wajib berwudlu lagi ketika akan melakukan shalat misalnya.

Batalnya wudlu di sini terkait dengan :

1) Sentuhan itu terjadi dengan perut telapak tangan termasuk perut jari-jari tangan. Oleh sebab itu sentuhsan dengan punggung telapak tangan atau bagian tubuh lainnya tidak membatalkan wudlu,

2) Yang disentuh adalah kemaluan, yakni zakar pada laki-laki dan pertemuan bibir vagina pada perempuan. Jadi menyentuh pelir, ari-ari, atau bagian yang terletak di antara qubul dan dubur tidak membatalkan wudlu. Menyentuh lingkaran dubur juga membatalkan wudlu sebab itu termasuk kemaluan (farj) atau diqiyaskan kepada qubul (Sulaiman, 1994:30-33).

(47)

32

D. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik siswa, materi, serta kondisi lingkungan dimana pengajaran berlangsung (Usman, 2010:31-32). Sedangkan demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu (Usman, 2010:45).

Metode demonstrasi ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa : a. Memiliki ketrampilan motoris/gerak, seperti: memperagakan konsep

materi, memcahkan masalah lewat praktik, mempergunakan alat, membuat suatu bentuk atau melaksanakan gerak dalam kegiatan,

b. Memiliki kecakapan mental, seperti melakukan sesuatu di depan teman yang lain dan di depan guru,

c. Dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa,

d. Pengetahuan siswa akan bertambah dari berbagai segi dan anak didik tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam (Usman, 2010:45).

Metode demonstrasi, merupakan salah satu bentuk dari berbagai macam metode yang banyak digunakan oleh para pendidik dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai. Metode demonstrasi

(48)

33

lebih menitikberatkan pada keterampilan siswa seperti kecakapan motoris, mental, asosiasi yang dibuat dan sebagainya.

2. Syarat-Syarat Metode Demonstrasi

Agar penggunaan metode demonstrasi dapat efektif, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Sebelum pelajaran dimulai, hendaknya diawali terlebih dahulu dengan perumusan yang secara spesifik pada materi pelajaran,

b. Menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang direncanakan,

c. Persiapan-persiapan peralatan yang dibutuhkan sebelum demontrasi dimulai, dan atur sesuai dengan skenario yang direncanakan,

d. Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, dan jangan berlebih-lebihan (Usman, 2010:45-46).

3. Kelebihan Metode Demonstrasi

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

(49)

34

c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran

http://education-mantap.blogspot.com/2010/05/metode-demonstrasi.html 4. Kelemahan Metode Demonstrasi

Kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut : 1) Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang lama,

2) Metode ini akan tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan,

3) Sukar dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melakukannya (Usman, 2010:46).

E. Pembelajaran Materi Wudlu Melalui Metode Demonstrasi

Setelah mengetahui dasar penggunaan, syarat-syarat serta kelemahan dari metode demonstrasi, selanjutnya akan penulis jelaskan langkah-langkah pembelajaran materi wudlu dengan menggunakan metode demonstrasi. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut :

a. Guru menjelaskan arti dan tujuan dari penggunaan metode demonstrasi tersebut,

b. Guru memberikan materi wudlu untuk dipahamai oleh siswa dengan kompetensi dasar menjelaskan tata cara pelaksanaan wudlu,

c. Guru mendemonstrasikan gerakan wudlu secara benar di depan kelas. d. Guru menyuruh siswa untuk mempraktikkan wudlu secara bergantian,

(50)

35

e. Guru memperhatikan dan memberikan penilaian dari praktik wudlu siswa f. Jika ada yang salah guru membenarkan dan menyuruh siswa mempelajari dan

mengulangi praktik wudlu lagi

(51)

36 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, dilaksanakan tiga siklus penelitian, yang masing-masing dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, uraiannya sebagai berikut :

A. Pra siklus

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami pokok bahasan thaharah materi wudlu sebelum diadakannya penelitian, peneliti menggunakan pre tes sebagai evaluasi kemampuan siswa. Dari pre tes tersebut peneliti mendapatkan nilai-nilai untuk dijadikan sebagai perbandingan dengan hasil siklus penelitian.

B. Siklus Pertama

Siklus pertama penelitian dilaksanakan pada Minggu kedua bulan Februari tahun 2011, dengan pokok bahasan wudlu dengan sub pokok bahasan pengertian wudlu dan rukun wudlu. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut:

1). Penentuan fokus permasalahan dan pengkajian teori untuk memilih solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.

(52)

37

2). Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan, dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan.

3). Penyiapan perangkat/sarana dan media pembelajaran yang meliputi: rencana pembelajaran, alat-alat pengajaran yang mendukung, soal-soal evalusi, dan lembar observasi.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP, yaitu menggunakan metode demonstrasi. Pokok bahasan yang diajarkan adalah materi wudlu dengan sub pokok bahasan rukun wudlu. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi: 1). Melakukan pre test tentang kemampuan siswa mengenai materi

pelajaran. Adapun soal pre test adalah sebagaimana terlampir. 2). Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan strategi dan metode

pembelajaran. Langkah-langkah dalam RPP, yang dimulai dengan: a). Apersepsi

b). Guru memberikan materi tentang rukun dan tata cara pelaksanaan wudlu

c). Guru menyuruh siswa untuk mempraktikkan wudlu bersama-sama.

d). Guru menyuruh siswa untuk mendemonstrasikan gerakan wudlu.

(53)

38

f). Siswa melafalkan bacaan niat wudlu

g). Guru memberikan evaluasi pada siswa tentang ketepatan gerakan wudlu dan bacaan niat wudlu secara lisan.

3). Melaksanakan post test tentang kemampuan siswa mengenai materi pelajaran. Dalam post test ini digunakan soal yang sama dengan pre test.

c. Observasi

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan wudlu, maka observasi difokuskan pada kemampuan siswa dalam memahami materi wudlu dan mempraktikkannya. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru sejawat yaitu guru kelas II bapak Ridwan, S.Pd.I untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas dalam proses pembelajaran, dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai post test dibanding dengan nilai pre test. Berdasarkan hasil nilai post tes, hasil prosentase secara klasikal mencapai 58% dengan nilai rata-rata kelas mencapai nilai sebesar 62, belum mencapai indikator keberhasilan sebesar 85%, sehingga dilanjutkan pada siklus II. Berdasarkan refleksi

(54)

39

sementara, bahwa rendahnya hasil belajar fiqih materi wudlu pada siswa selama ini dikarenakan guru kurang tepat dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Ini terbukti setelah peneliti menggunakan metode demonstrasi, nilai hasil belajar siswa meningkat dibandingkan sebelum diadakannya penelitian ini.

C. Siklus Kedua

Siklus kedua penelitian dilaksanakan pada Minggu ketiga bulan Februari 2011. Pokok bahasan pada siklus II ini adalah thaharah materi wudlu dengan sub pokok bahasan sunah-sunah wudlu Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut : 1). Refleksi kedua, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan

evaluasi terhadap pembelajaran materi wudlu pada siklus pertama yang masih menunjukkan adanya kelemahan atau kekurangan. 2). Penentuan fokus permasalahan dan mengkaji kelemahan dan

kekurangan yang belum sempurna dalam siklus pertama.

3). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan.

4). Penyiapan perangkat/sarana dan media pembelajaran untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.

(55)

40 b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP, yaitu menggunakan metode demonstrasi. Pokok bahasan yang diajarkan adalah thaharah materi wudlu dengan sub pokok bahasan sunah-sunah wudlu. Adapun proses pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi:

1). Melakukan pre test untuk mengetahui seberapa jauh ssiwa dapat memahami materi wudlu.

2). Melaksanakan pembelajaran sesuai strategi/metode/langkah-langkah dalam RPP yang dimulai dengan :

a. Apersepsi

b. Guru menyuruh siswa untuk menghafal doa setelah wudlu bersama-sama.

c. Guru memberikan materi tentang sunah-sunah wudlu d. menyuruh siswa untuk mendemonstrasikan gerakan wudlu. e. Siswa satu persatu mempraktekkan gerakan wudlu dan bacaan

doa setelah berwudlu.

f. Guru memberikan evaluasi pada siswa gerakan dan bacaan doa wudlu secara lisan.

3). Melaksanakan post test tentang kemampuan siswa dalam memahami materi wudlu.

(56)

41 c. Observasi

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan thaharah materi wudlu, maka observasi difokuskan pada kemampuan siswa dalam memahami dan mempraktikkan wudlu. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru sejawat yaitu guru kelas II bapak Ridwan, S.Pd.I untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian yaitu hasil pengamatan situasi pembelajaran dan hasil perbandingan atau peningkatan hasil nilai siklus I dan nilai siklus II. Berdasarkan hasil nilai post tes, hasil prosentase secara klasikal mencapai 83% dengan nilai rata-rata kelas mencapai nilai sebesar 67, belum mencapai indikator keberhasilan sebesar 85%, sehingga dilanjutkan pada siklus III. Selain itu berdasarkan refleksi yang peneliti lakukan, pada siklus II ini masih ada kekurangan yaitu masih ada beberapa anak yang masih pasif dan suka remai sendiri. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian guru pada siswa. untuk itu pada siklus berikutnya guru harus lebih giat dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa.

(57)

42 D. Siklus Ketiga

Siklus ketiga penelitian dilaksanakan pada Minggu ke 4 bulan Februari 2011, dengan pokok bahasan tharah materi wudlu pada sub pokok bahasan hal-hal yang membatalkan wudlu. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut : 1). Refleksi ke 3, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan

evaluasi terhadap pembelajaran materi wudlu melalui penggunaan metode demonstrasi pada siklus kedua yang masih menunjukkan adanya kelemahan atau kekurangan.

2). Penentuan fokus permasalahan dan mengkaji kelemahan dan kekurangan pada pembelajaran siklus kedua.

3). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan.

4). Penyiapan perangkat/sarana dan media pembelajaran untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaaan pembelajaran yaitu menggunakan metode demonstrasi, pokok bahasan yang diajarkan adalah thaharah materi wudlu dengan sub pokok bahasan hal-hal yang

(58)

43

membatalkan wudlu. Adapun proses pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II sehingga kesalahan atau kekurangan tidak terulang lagi pada siklus III. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi :

1). Melakukan pre test untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam memahami materi wudlu dan mempraktikkannya pada siklus II.

2). Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan strategi/langkah-langkah dalam RPP, yang dimulai dengan :

a). Appersepsi

b). Guru memberikan materi hal-hal yang membatalkan wudlu c). Siswa secara bergantian mempraktikkan gerakan wudlu

3). Melaksanakan post test tentang kemampuan siswa dalam memahami materi wudlu dan mempraktikkannya.

c. Observasi

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan tharah materi wudlu, maka observasi difokuskan pada kemampuan siswa dalam memahami dan mempraktikkan wudlu. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru sejawat yaitu guru kelas II bapak Ridwan, S.Pd.I untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.

(59)

44 d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian yaitu hasil pengamatan situasi pembelajaran dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai tiap siklus penelitian. Berdasarkan hasil post tes, nilai ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 92% dengan nilai rata-rata kelas mencapai 76. Karena nilai prosentase sudah melebihi dari indikator keberhasilan yaitu 85%, maka siklus dihentikan dan penelitian dianggap berhasil. Sedangkan berdasarkan hasil observasi, peneliti dapat merefleksikan bahwa siklus III ini mengalami kemajuan yang cukup optimal dibandingkan dengan siklus I dan II. Hal ini terbukti dengan keseriusan guru dalam memberikan perhatian dan dorongan/motivasi belajar siswa yang dulunya bersikap pasif dalam mengikuti pembelajaran sudah berubah aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu dengan cara pendekatan guru terhadap siswa ternyata dapat membuat siswa lebih perhatian terhadap pelajaran (tidak ramai sendiri).

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Para wisudawan yang berbahagia, pesan yang sangat penting yang ingin saya sampaikan adalah Anda tidak perlu merasa pesimis dalam merajut masa depan, karena masa depan kita yang

10 Oleh karenanya, penulis juga menerapkan metodologi yang serupa yang digunakan oleh Wach dalam kerangka melakukan studi perbandingan terhadap

Berdasarkan kondisi diatas perma- salahan utama yang diangkat dalam tugas akhir ini adalah : (1) Untuk mendapatkan solusi alternatif dari kendala yang terjadi dilapangan pada

Suryadi, (2013) menyatakan, bahwa kerapatan tanam yang lebih renggang diketahui memiliki rata-rata jumlah daun yang lebih banyak daripada jumlah daun pada

Ibu Monica Hartanti., S.Sn., selaku dosen penguji yang telah begitu banyak membantu dan memberikan saran dan kritik dalam pembuatan karya-karya pada tugas akhir ini.. T, selaku

5 Hasil penggambaran sesuai dengan perintah pada soal 30 6 Mematikan komputer dengan cara yang benar 10. Peserta diklat dinyatakan lulus jika memperoleh bobot

Nilai penghayatan memiliki pencapaian yang tinggi menunjukkan bahwa siswa SMP pada budaya etnis Tengger benar-benar memegang teguh ajaran-ajaran yang ada pada etnis Tengger dan

Perpindahan ini bisa naik bisa turun, atau tetap pada tingkat yang sama tetapi dalam pekerjaan yang berbeda (Bruce J. Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu