• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrument Development for Talent Scouting Fencing Athlete Achievement Towards 2022.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Instrument Development for Talent Scouting Fencing Athlete Achievement Towards 2022."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 33

Instrument Development for Talent Scouting Fencing

Athlete Achievement Towards 2022

.

By

Nuruddin Priya Budi Santoso Sports Education Post Graduate Program

Semarang State University

Abstract

Nuruddin Priya Budi Santoso 2012. Instrument Development for talent scouting Fencing Athlete Achievement Towards 2022.

This study aimed (1) to determine the indicators that can be used in the development of sports talent scouting instrument towards the achievement of fencing athlete 2022, (2) to determine the validity and reliability of the instrument talent scouting the sport of fencing to the achievements of 2022, (3) to determine the effectiveness of the instrument fencing sport talent scouting achievements towards 2022.

This study is a research approach to research and development, the steps are as follows: (1) review the criteria of good tests, (2) analyzesport to be tested, (3) preview literature, (4) select test items, (5) Establish procedures, (6) peer review, (7) pilot study, (8) determine validity reliability Objectivity, (9) develop norms, (10) construct a test manual.

From the results of theoretical analysis, the instrument can be chosen sport fencing talent scouting, includes: (1) test coordination / throwing a tennis ball catch, (2) arm muscle power tests / throw a basketball, (3) test the leg muscle power / jump upright, (4) test the agility / running back and forth, (5) test the speed / run 40 m, (6) tests the reaction time, (7) kinestetict perception tests, (8) flexibility tests, (9) test accuracy, (10) multi-stage test.

Key words: talent scouting Instruments Fencing

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PEMANDUAN BAKAT CABANG OLAHRAGA ANGGAR MENUJU ATLET 2022

A. Pendahuluan

Pada dasarnya tulisan ini bertujuan untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembinaan cabang olahraga anggar di Indonesia. Permasalahan tersebut meliputi : pemasalan, pembibitan, pemanduan

(2)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 34 bakat dan sistem latihan. Pemanduan bakat merupakan komponen yang penting dalam penyiapan atlet jangka panjang (10 tahun kedepan). Dalam pemanduan bakat perlu penyediaan instrumen yang memiliki persyaratan-persyaratan tertentu. Yang menjadi pertanyaan adalah :

1. Indikator apa saja yang dapat digunakan dalam mengembangkan instrument pemanduan bakat cabang olahraga anggar menuju prestasi atlet tahun 2022. 2. Bagaimanakah cara mendapatkan validitas dan reliabilitas instrument

pemanduan bakat cabang olahraga angar menuju prestasi atlet 2022.

3. Bagaimanakah keefektifan instrument pemanduan bakat cabang olahraga anggar menuju prestasi atlet tahun 2022.

Sejalan dengan tujuan tersebut, maka berikut ini akan dianalisis secara teoritik yang berkaitan dengan permasalahan diatas. Semoga bermanfaat.

B. Pembahasan

1. Prosedur Penyusunan Instrumen

Prosedur penyusunan Instrumen pengukuran menurut James R Morrow dkk meliputi langkah-langkah : review criteria of good tes, analyzesport to be tested, preview literature, select test items, establish procedures, peer review, pilot study, determine validity reliability objectivity, develop norms, construct test manual (2011 : 284-286).

1.1. Review Criterion of Good Test

Untuk mendapatkan gambaran keadaan yang sesungguhnya terhadap hasil pengambilan data dilapangan, harus menggunakan instrument yang baik. Suatu instrument dikatakan baik apabila dapat memberikan data yang akurat. Disamping itu instrument harus memenuhi kriteria-kriteria : validitas, reriabilitas, obyektifitas, diskreminitas, praktikabilitas.

1) Validitas

Ada dua pertanyaan paling utama yang diajukan terhadap instrumen/ alat ukur dalam hal ini adalah tes, bagaimana validitas dan obyektifitasnya. Kedua

(3)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 35 pertanyaan ini memastikan bahwa instrumen/ alat ukur yang akan digunakan betul-betul dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengertian validitas adalah ukuran yang menyatakan kekurangan tujuan instrumen/ alat ukur yang memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas tes menunjukan derajat ksesuaian tes dengan atribut yang diukur. Validitas menggambarkan kemampuan untuk mengukur apa yang akan diukur (Kirkendall, 1987)

Jenis-jenis validita : a. Validitas Logic :

Sering disebut face validaty atau content validaty. Suatu instrumen memiliki validitas isi sampai pada taraf bahwa instrumen itu mengukur kapasitas sesuai dengan kesimpulan yang ingin ditarik. Validitas logic ditentukan oleh pengujian kapasitas yang akan diukur dan menetapkan apakah instrumen itu dalam kenyataanya mengukur kapasitas yang dimaksud.

b. Validitas konkuren :

Adalah suatu ukuran dari suatu korelasi tes terhadap beberapa criteria yang spesifik. Untuk menentukan validitas konkuren dengan cara : exspert judgment, subyektive rantings, turnamen standings, criteria yang sudah ditentukan sebelumnya.

c. Validitas Predektif :

Validitas ini ditentukan dengan menggunakan suatu kriteria pengukuran. Validitas ini menggambarkan/ menunjukan nilai suatu pengukuran untuk memprediksi performa terhadap pengukuran lainya (kriteria).

d. Validitas Konstruk (konsepsi) :

Validitas ini didasarkan metode ilmiah. Pertama diduga bahwa suatu tes mengukur beberapa sifat, kedua suatu teori dikembangkan untuk menerangkan dua hal ialah memperkuat atau menolak suatu teori. Validitas konsepsi ditentukan oleh penilaian tingkat, sejauh mana teori dan statistic mendukung konsepsi-konsepsi yang telah dikonsepkan.

(4)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 36 Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas : (1) kriteria yang dipilih (penilaian ahli, kedudukan dalam turnamen, kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya), (2) karakteristik dari individu yang dites (usia, jenis kelamin, tingkat keterampilan dan pengalaman), (3) reliabelitas, (4) obyektifitas, (5) perpanjangan tes

2) Reliabelitas

Pengertian : suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut mempunyai kehandalan yang tinggi atau dapat dipercaya jika alat ukur itu mantap, artinya alat ukur itu stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan. Dikatakan mantab apabila apabila alat ukur tersebut dalam pengukuran yang berulangkali pada obyek yang sama menghasilkan hasil yang relatif sama. Tipe reliabelitas :

Reliabelitas dari pengukuran performa fisik dapat dicari melalui korelasi interklas dan intraklas. Ada dua tipe reliabelitas yang menyangkut perhitungan koefisien reliabelitas alat ukur.

a) Reliabelitas stabilitas :

Reliabelitas dapat dianggap stabil apabila skor yang dihasilkan oleh individu relative sama dari satu hari ke hari berikutnya. Apabila skor-skor tetap stabil, maka dapat dikatakan skor-skor-skor-skor tersebut reliabel. Faktor penyebab rendahnya stabilitas skor : (1) Orang yang dites melakukan tes secara berbada, (2) instrument pengukuran dioperasikan atau diterapkan dengan berbeda, (3) Orang yang melakukan pengukuran berganti

b) Reabelitas konsistensi internal :

Koefisien konsistensi internal dapat digunakan untuk mengistimasikan reliabelitas dalam pengukuran. Keuntungan dari koefisien ini adalah bahwa semua data dikumpulkan dalam satu hari. Konsistensi internal berhubungan dengan scoring yang konsisten oleh individu yang dites selama berlangsungnya pengukuran atau apabila dilaksanakan multi percobaan ke percobaan selalu menunjukan konsistensi.

(5)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 37 Untuk mendapatkan reliabelitas konsistensi internal penilai harus menerapkan sekurang-kurangnya dua kali percobaan dari satu tes dalam sehari. Korelasi diantara skor-skor percobaan tersebut merupakan reliabelitas konsintensi internal.

Cara mendapatkan koefisisen konsistensi internal : (1) tes-retes pada hari yang sama, (2) metode belah dua, (3) metode Kuder-Richardson 3) Obyektifitas

Pengertian obyektifitas adalah reliabelitas antar tester. Reliabelitas menunjukan kesamaan hasil pengukuran tes-retes terhadap obyek dan subyek yang sama. Sedangkan obyektifitas menunjukan kesamaan hasil yang diberikan oleh dua orang atau lebih pengetes terhadap obyek yang sama. Obyektifitas berarti apa adanya, tidak ada unsur subyektif dari pribadi pengetes yang mempengaruhi hasil pengetesan.

Untuk memperoleh hasil obyektifitas yang tinggi, perlu diusahakan :

1. Prosedur pengukuran harus dirumuskan dengan kata-kata yang tepat dan mudah difahami.

2. Prosedur pengukuran diusahakan mudah dikerjakan. 3. Pergunakan alat ukur mekanis, bila dimungkinkan. 4. Pilih tester yang berpengalaman.

5. Tester harus bersikap ilmiah. 4) Diskriminitas

Tugas gerak atau tes yang diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk membedakan antara mereka yang betul-betul berlatih dengan mereka yang tidak berlatih. Tes/ instumen yang baik harus dapat membedakan kemampuan siswa sesuai dengan tingkat ketrampilan dan kepandaian mereka. Tes yang terlalu sukar sehingga siswa tidak dapat mengerjakan dengan benar juga bukan tes yang baik, kerana tes-tes yang demikian itu tidak memiliki kemampuan untuk membedakan antara mereka yang berkemampuan jelek, cukup, baik dan baik sekali.

(6)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 38 5) Praktikabilitas

Disamping kriteria dan raliabelitas tes merupakan hal yang terpenting dari kriteria lainya, namun sejumlah pertimbangan yang sifatnya praktis dan dapat mempengaruhi perlu dipertimbangkan pula.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut meliputi : 1. Menghemat waktu dan biaya.

2. Kemudahan dalam pengadministrasian, meliputi : (a) mudah dilaksanakan, (b) dilaksanakan dengan tuntutan tertentu atau petunjuk yang jelas dan lengkap, (c) mudah pemeriksaannya, (d) dilengkapi pedoman penilaian.

3. Kemudahan dalam penafsiran (dilengkapi dengan norma)

Gambar : 1 Hubungan antara relevansi dan reliabilitas terhadap validitas

Logis Validitas Logis Realibilitas Logis Objektivitas/ Realibilitas Penilai Relevansi Logis Stabilitas Statistik Konstruk Konsistensi Ekuivalen

Tes-Retes Belah Dua

Bentuk Kembar Predektif

Isi

(7)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 39 1.2. Analyze the sport

Teknik dasar bermain anggar merupakan semua bentuk gambaran atau unsur-unsur yang ada dalam cabang olahraga anggar. Adapn unsure-usur tersebut adalah : the salute , the guard/on guaed , step , advance , retreat , the lunge , footwork, parry, the disengagement. Faidillah Kurniawan (1996 : 50-61)

1.3. Review the literature

Dalam penyusunan instrument cabang olahraga anggar perlu memperhatikan komponen-komponen yang terkait. Komponen-komponen tersebut meliputi :

1) Komponen kondisi fisik (kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan, waktu reaksi, power, koordinasi, ketepatan dan rasa gerak. 2) Komponen kemampuan gerak

a) Gerak dasar

Gerak stabilitas (membungkuk, meregang, memutar, mengayun, hanstsn, memutar tubuh, mendarat, berhenti, mengelak dll).

Gerak lokomotor (berjalan, berlari, meloncat, melompat, melayang, meluncur, berjingkrak, memanjat dll).

Gerak manipulative (melempar, menangkap, menendang, memvoli, menjerat/menjebak, menyerang, melambung, memelanting, bergulir, menggelinding, menyepak dll).

b) Kemampuan gerak umum

Kemapuan gerak umum mirip dengan kemampuan gerak dasar,karena pada fase tersebut anak melakukan gerakan yang sama. Perbedaannya terletak pada gerakan lebih rumit dan didekati dengan keterampilan olahraga yang diterapkan pada berbagai aktifitas “lead-up” untuk olahraga individual, ganda dan kelompok.

c) Kemampuan gerak khusus

Gerakan sama dengan kemampuan gerak umum, tetapi lebih menekankan pada bentuk keterampilan dan keakuratan dalam pelaksanaan “lead-up game” lanjut dan olahraga.

(8)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 40 3) Komponen teknik dasar

Komponen teknik dasar dalam permainan anggar merupakan semua teknik gerak yang ada dalam permainan anggar. Untuk mengetahui unsur-unsur yang dominan dalam tersebut, perlu terlebih dahulu dilakukan observasi kejadian terhadap permainan anggar yang sedang berlangsung.

4) Analisis antara kemampuan gerak dasar, keterampilan gerak dan kemampuan fisik dalam permainan anggar.

Keterampil gerak dasar Kemampun gerak dasar Kemampuan fisik

Posisi kuda-kuda Kuda-kuda Kekuatan, daya tahan

Langkah maju Berlari Berjalan

Kecepatan

Kekuatan, daya tahan Langkah mundur Berjalan

Berlari

Kekuatan, daya tahan Kecepatan

Serang/ tusukan Tusukan Mencambuk

Kelincahan, koordinasi Kecepatan reaksi Gerak langkah Berlari

Berjalan

Kecepatan

Kekuatan, daya tahan

Tangkisan Menangkis Kelincahan, kecepatan

Koordinasi Gerak mengelak Mengelak

Menghindar

Kelincahan, kecepatan, Koordinasi

5) Pengertian Bakat Olahraga

Singgih (1989:251) mengemukakan bakat olahraga merupakan potensi seseorang untuk berprestasi dalam kegiatan olahraga tertentu, karena dalam dirinya terdapat ciri-ciri yang dapat dikembangkan dan diprakondisi dalam menunjang keberhasilan. Menurut Singer (1980:60) ada beberapa ciri pada atlet yang berpotensi terhadap penampilan dan tingkat prestasi meliputi: (a) faktor struktur biologis, (b) faktor social, (c) faktor fisiologis, (d) faktor psikologis, (e) faktor kesegaran jasmani, (f) faktor keterampilan, (g) faktor ketajaman panca indera menerima rangsangan secara tepat, (h) faktor jenis kelamin, (i) faktor usia

(9)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 41 Sedangkan menurut Imam Suryadi (1998:13) ciri-ciri atlet yang berpotensi adalah sebagai berikut: (a) memiliki kelebihan kualitas sejak lahir, (b) memiliki fisik dan mental yang sehat, tidak cacat tubuh diharapkan postur tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga yang diminati, (c) memiliki fungsi organ-organ seperti kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan, koordinasi, kelincahan, power, (d) memiliki kemampuan gerak dasar yang baik, (e) memiliki intelegensi tinggi, (f) memiliki karakteristik bawaan sejak lahir, yang dapat mendukung pencapaian prestasi prima, antara lain watak kompetitif tinggi, kemampuan keras, tabah, pemberani, dan semangat tinggi, (g) memiliki kegemaran berolahraga.

Dalam penentuan altet sebagai kader berprestasi perlu diketahui tentang ciri-ciri khusus yang dimiliki. Dengan demikian sifat, kebiasaan dan watak masing-masing kepribadian calon atlet terdeteksi secara lengkap. Pencarian bibit unggul dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari tenaga pendidikan jasmani, pelatih, olahraga, psikolog, sosiolog dan antropolog. Sehingga cara pencarian bibit unggul antara lain melalui pendekatan: (a) observasi atau pengamatan, (b) angket dan wawancara, (c) tes pengukuran kemampuan fisik (Imam Suyudi. 1998:13).

Pendekatan yang dilakukan sedapat mungkin mendapatkan data pada individu secara lengkap.

6) Tinjauan Pengidentifikasian Bakat

Tujuan utama pemanduan bakat adalah untuk mengidentifikasi dan memilih calon atlet berpotensi, memiliki jenis olahraga yang sesuai dengan potensi serta minatnya dan memperkirakan peluangnya untuk berhasil dalam program pembinaan, sehingga dapat mencapai prestasi yang diharapkan dalam cabang olahraga tertentu.

Harre (1982:24) mengemukakan bahwa tujuan mengidentifikasi bakat adalah untuk memprediksi suatu derajat yang tinggi tentang kemungkinan apakah calon atlet akan mampu menyelesaikan program latihan junior dengan berhasil dalam olahraga yang dipilih, agar ia dapat dengan layak mengukur secara pasti, melakukan tahap latihan selanjutnya.

(10)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 42 Makin awal anak menunjukkan kesesuaian latihan dan kemampuan untuk belajar, maka makin berhasil ia dalam menyelesaikan program latihan junior. Hal ini akan menyebabkan ia memiliki lebih banyak waktu untuk berlatih sebelum mencapai usia prestasi puncak dan akan memiliki pengaruh yang berakhir positif pada latihannya.

Oleh karena itu. dapat dikatakan bahwa penentuan bakat merupakan suau proses penentuan kemampuan-kemampuan (pra-kondisi) prestasi, di mana anak harus memiliki kemampuan tersebut agar dapat mencapai tingkat prestasi yang tinggi dan harus menggunakan teknik-teknik diagnosis yang sesuai.

7) Metode Pengidentifikasian Bakat

Bloomefield, Ackland dan Elliot (1994:268) mengemukakan bahwa pengidentifikasian bakat dapat dilakukan dengan cara sederhana dan secara canggih. Pelatih bola basket merekrut pemain dengan cara sederhana karena pemain tersebut memiliki poster tubuh yang tinggi atau pelatih renang mengamati cara anak berdiri dengan memperhatikan bentuk telapak kaki. misalnya. Berdasarkan pengalaman unsur-unsur tersebut berpengaruh terhadap prestasi di kemudian hari. Sebaliknya, pengidentifikasian bakat dengan cara canggih, lebih diorientasikan pada ilmu dan kedokteran olahraga dengan suatu materi tes yang komprehensif yang digunakan untuk menjaring calon atlet.

Bompa (1990:334) mengemukakan bahwa ada dua metode dalam mengidentifikasi bakat calon atlet. yaitu : (1) seleksi alam, dan (2) seleksi ilmiah.

Seleksi alam merupakan pendekatan yang normal, dan merupakan cara pengembangan alam dalam olahraga tertentu. Seleksi ini menganggap bahwa atlet mengikuti olahraga tertentu sebagai hasil dari pengaruh setempat, misalnya tradisi sekolah, harapan orang tua, atau teman sebaya. Dengan demikian evolusi prestasi atlet ditentukan oleh seleksi alam yang tergantung pada beberapa faktor. Oleh karena itu, pendekatan dengan seleksi alam ini seringkali berjalan lambat.

Seleksi ilmiah adalah metode yang digunakan untuk memilih calon atlet yang memiliki potensi untuk dibina. Seleksi ini lebih sedikit memerlukan waktu untuk mencapai prestasi yang tinggi bila dibandingkan dengan metode seleksi

(11)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 43 alam. Untuk olahraga yang memerlukan persyaratan tinggi atau berat badan, misalnya bola basket, bola voli, sepak bola, nomor-nomor lempar dan sebagainya perlu mempertimbangkan seleksi ilmiah. Demikian juga olahraga yang memerlukan kecepatan, waktu reaksi, koordinasi, dan power, seperti lari cepat, judo, dan nomor-nomor lompat dan sebagainya. Melalui pendekatan seleksi ilmiah, kualitas-kualitas semacam itu akan dapat dideteksi. Dengan pengujian ilmiah, maka calon atlet yang berbakat secara ilmiah diseleksi atau diarahkan pada cabang olahraga tertentu.

8) Kriteria Pengidentifikasian Bakat

Olahraga prestasi tinggi memerlukan profil biologis khusus dengan memahami ciri-ciri kemampuan-kemampuan dan ciri-ciri psikologis yang kuat. Latihan yang optimal memperlukan kriteria optimal untuk pengidentifikasian bakat. Bompa (1990:335) mengemukakan beberapa kriteria utama dalam mengidentifikasi bakat, yaitu (1) kesehatan, (2) kualitas biometric, dan (3) keturunan, (4) fasilitas olahraga dan iklim, dan (5) ketersediaan ahli.

Harre (1982:26) mengemukakan bahwa tujuan dari tahap penyaringan dan pemilihan adalah untuk menemukan dari sejumlah besar anak sekolah berkaitan dengan faktor-faktor prestasi utama. Penentuan faktor-faktor prestasi utama ini sangat penting bagi pengembangan lebih lanjut. Faktor-faktor ini merupakan indikator tingkat prestasi tertentu dan tingkat kecenderungan tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan faktor-faktor prestasi ini yang dapat diketahui dengan pasti tanpa terlalu banyak bekerja dan dapat diperoleh informasi yang diperlukan. Faktor-faktor prinsip ini adalah (1) tinggi dan berat badan, (2) kecepatan lari, (3) daya tahan, (4) koordinasi, (5) kemampuan pada permainan dan (6) kepandaian dalam olahraga.

a. Tinggi dan Berat Badan

Tinggi dan berat badan atlet merupakan faktor penting untuk mencapai prestasi yang tinggi. Misalnya untuk beberapa cabang olahraga tertentu memerlukan faktor tinggi badan dan ukuran tertentu.

Harre (1982:26) mengemukakan bahwa (1) anak yang memiliki badan yang tinggi sebelum masa adolesensi biasanya juga memiliki badan yang tinggi

(12)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 44 pada masa dewasa, dan (2) anak yang salah satu atau kedua orang tuanya tinggi seringkali lebih tinggi dari pada rata-rata orang dewasa.

b. Kecepatan lari

Harre (1990:26) mengatakan bahwa sprinter di Jerman adalah mereka yang memiliki kemampuan lari tercepat pada masa kanak-kanak. Kecepatan lari individu juga merupakan indikator dari kecepatan-kecepatan dalam aktivitas olahraga lain. Karena kekuatan-kecepatan diperlukan hampir di seluruh cabang olahraga dan kemampuan lari cepat diperlukan dalam sebagian besar cabang olahraga, maka anak yang dapat lari dengan baik harus dipilih pada awal kehidupannya.

c. Daya tahan

Kemampuan lari jarak jauh mencerminkan derajat dimana anak memiliki daya tahan yang baik. Lari 800 meter atau 1.500 dapat digunakan untuk menilai daya tahan individu dalam lari gawang, ski jarak menengah dan jarak jauh.

d. Koordinasi

Kemampuan untuk mempelajari aktivitas gerak tertentu dengan cepat atau sejumlah unit latihan atau ulangan seorang individu perlu mempelajari aktivitas tersebut yang merupakan kemampuan belajar gerak. Kemampuan-kemampuan koordinasi yang lain, khususnya Kemampuan-kemampuan kontrol gerak, juga memiliki pengaruh pada kapasitas gerak. Kapasitas ini memperoleh manifestasi khusus selama latihan yang dilakukan untuk memenuhi aktivitas gerak dalam olahraga tersebut.

e. Kemampuan dalam permainan

Kemampuan untuk menganalisis situasi secara cepat didalam permainan dengan mengantisipasi perkembangan-perkembangan dan merespons cara yang benar dianggap sebagai faktor-faktor prestasi utama. Harre (1982 : 26) mengemukakan bahwa anak yang memiliki kemampuan dalam permainan biasanya juga memiliki kemampuan dalam olahraga, seperti gulat, judo, tinju dan lain-lain.

(13)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 45 f. Kepandaian yang beraneka ragam dalam olahraga

Harre (1982 : 26) mengemukakan bahwa anak-anak yang berprestasi dalam olahraga biasanya memiliki kemampuan di atas rata-rata di sekolah dan di klub olahraga.

Anwar Pasau (1986:74-75) mengemukakan kriteria penilaian untuk pemilihan atlet berbakat. yaitu: (a) aspek biologis (fundamental motor skill, fungsi organ-organ tubuh, postur dan struktur tubuh, (b) aspek psikologis (intelektual/IQ, motivasi, kepribadian, kerja persarafan), (c) umur ( cronological age, psycological age), (d) keturunan, (e) aspek lingkungan (environment)

Kriteria pengidentifikasian bakat, meliputi tes standart dan model optimal, yang disesuaikan dengan masing-masing cabang olahraga. Dragan dalam Bompa (1990 : 339) mengidentifikasi kriteria untuk cabang olahraga, Anggar meliputi : (1) waktu reaksi, (2) koordinasi, (3) intelegensi taktis, (4) daya tahan terhadap kelelahan dan tekanan, (5) kapasitas anaerobik dan aerobik tinggi

1.4. Select or construct test item

Dalam memilih item tes harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Item tes harus mewakilikeseluruhan/ kenyataan permainan yang

sebenarnya (actual game skill)

2) Item harus sederhana untuk dimengerti dan mudah untuk dilaksanakan 3) Item harus tidak mahal, praktis, mudah diadministrasikan, mudah

dipersiapkan dan menjadi instrument yang terbaik untuk digunakan.

C. Penutup

Berdasarkan kajian teori diatas, maka dapat disusun instrument pemanduan bakat cabang olahraga anggar sebagai berikut : (1) tes koordinasi / lempar tangkap bola tenis, (2) tes power otot lengan / lempar bola basket, (3) tes power otot tungkai/ tes loncat tegak (4) tes kelincahan / tes lari bolak-balik, (5) tes kecepatan / tes lari 40 m, (6) tes kecepatan reaksi / hand reaction tes, (7) tes rasa gerak / kinestetict perception tes, (9) tes ketepatan / tes ketepatan melempar bola softball, (10) tes daya tahan / multistage fitness test

(14)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 46 DAFTAR PUSTAKA

Bompa, T.O. 2009, Theory and Metodology of Training The Key to Athletic Performance. Dubuque: Kendal/Hunt Publishing.

Deputi V Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga. 2006. Referensi Olahraga Prestasi. Jakarta: Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga RI.

Faidillah Kurniawan. 1996. Mengenal Cabang Olahraga Klasik Anggar.

Harsuki. 2002. Perkembangan Olahraga Terkini. Kajian Para Pakar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Morrow,J.R,…(et al.). 2011. Measurement and evaluation in human performance. 4th ed. Champaign. USA. Human Kinetics.

Kemenegpora. 1998. Pedoman Pemanduan bakat Olahraga. Jakarta: Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.

Kemenegpora. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.

Kemenegpora. 2008. Pedoman Antropometri dan Kapasitas Fisik Olahragawan. Jakarta: Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.

Kirkendall, Don, R,. Joseph J. Gruber, dan Robert E. Johnson. 1980. Measurement and Evaluation for Physical Educators. Dubuque, Lowa: Wm. C. Brown Company.

KONI. 1998. Proyek Garuda Emas: Rencana Induk Pengembangan Olahraga Prestasi di Indonesia. Jakarta.

KONI. 2000. Pemanduan dan Pembinaan Bakat Usia Dini. Proyek Garuda Emas. Jawa Tengah.

Muslim, M. 2003. Pengukuran dan Evaluasi Pelaksanaan Program-Program Pelatihan Cabang Olahraga, Harsuki, H. Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

(15)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012 47 Mutohir, T. C,. 2007. Sport Development Index: Konsep, Metodologi dan

Aplikasi. Jakarta: PT. Indeks.

Saifudin Aswar. 2000:69. Validitas dan Reliabilitas. Bandung: ITB Press.

Biodata Penulis

Nama : Drs. Nuruddin Priya BS ,. M. Or

Pendidikan : S1 Universitas Sebelas Maret Surakarta

S2 Universitas Sebelas Maret Surakarta

Studi lanjut S3 UNNES Semarang

Pengalaman Pekerjaan : Guru Penjas SMP Harapan Jaya Cengkareng Jakbar 1989-1990

Guru Penjas SMP Muhammadiyah Ceper Klaten th 1990-1993

Guru Penjas SMA Muhammadiyah Ceper Klaten th 1990- 1993

Dosen POK FKIP UTP Surakarta th 1991- Sekarang

Koordinator PPL FKIP UTP Ska th 1995-2003

Sekretaris Pusat Studi IOR FKIP UTP th 1999-2008

Ketua Jurusan POK FKIP UTP Ska th 1999 – 2003

Dekan FKIP UTP Surakarta th 2007 – Sekarang

Alamat Kantor : FKIP UTP Surakarta Jl. M. Walanda Maramis No.31 Cengklik Surakarta Telp./Fac. : 0271854188

Alamat Rumah : Tempursari Rt: 16/ Rw: 6 Ngawen, Klaten Telp. 0272-330069

Gambar

Gambar : 1 Hubungan antara relevansi dan reliabilitas terhadap validitas

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk penanaman kompetensi inti yang ditanamkan di PAUD Terpadu An- Nuur meliputi: (1) KI-1 untuk sikap spiritual ditanamkan melaluipembiasaan anak-anak

Penggunaan lahan dan pola aktivitas dan sumber pencemar dapat mempengaruhi kualitas air sungai Code (parameter fisik dan kimia) dan perbedaan struktur komunitas

Jasa Raharja (Persero) dan pemilik kendaraan bermotor, dan prosedur pengajuan klaim jika terjadi kecelakaan lalu lintas jalan yang tidak dijamin oleh Undang-Undang

Kemudian pada tahun yang sama, Phan Boi Chau bersama Pangeran Cuong De mendirikan Viet Nam Quong Poc Hoi (Liga Restorasi Vietnam) di Canton. Untuk beberapa waktu organisasi ini

Dari model tersebut diperoleh dua jenis titik tetap yaitu titik tetap bebas gangguan (E 1 ) yang merupakan kondisi dimana hutan belum dipengaruhi oleh faktor

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Biologi Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan. Matematika

Keputihan pre dan post pada kelompok intervensi Pada penelitian ini, peneliti terlebih dahulu memberikan lembar pre-test pada siswi untuk menilai gejala keputihan yang

Pada penggunaan ulang katalis dalam pengolahan efluen IPAL tekstil (Gambar 10), tampak bahwa performa katalis menurun lebih tajam dibandingkan dengan penggunaan pada