• Tidak ada hasil yang ditemukan

GLIKOSIDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GLIKOSIDA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

GLIKOSIDA A. Pengertian Glikosida

Glikosida adalah suatu senyawa yang bila dihidrolisa menghasilkan satu atau lebih molekul gula (glikon) dan zat bukan gula (aglikon/genin).

B. Deskripsi secara umum :

1. Dalam bentuk isomernya hanya bentuk  yang terdapat di tanaman.

2. Secara biologis glikosida sangat penting bagi kehidupan tanaman itu sendiri, karena berfungsi antara lain untuk :

 pengatur (regulatory)  Pelindung (protective)  Pembersihan (sanitory)

3. Bagi kehidupan manusia glikosida banyak dimanfaatkan sebagai obat, antara lain : digitalis untuk jantung, sennae untuk laxan

4. Di alam beberapa enzym tertentu mengkatalisis hidrolisa glikosida dengan reaksi spesifik. emulsin dan myrosin.

(2)

C. Sifat-sifat umum :

1. Bila murni tidak berwarna sampai putih 2. Larut dalam alkohol atau alkohol encer

3. Ekstraksi dari tanaman dengan air, alkohol atau campuran keduanya

4. Terdapatnya dalam tanaman dalam jumlah sedikit dan isolasinya sangat sulit

D. Test identifikasi glikosida

Tes terhadap hasil hidrolisanya, meliputi gula reduksi, sebelum dan sesudah hidrolisa dengan mendidihkan dalam asam encer atau reaksi enzimatis fehling  merah bata

E. Cara Pemisahan Glikosida

1. Inaktifasi enzim sebelum ekstraksi (dengan pemanasan sampai temperatur tenrtentu)

2. Ekstraksi dengan air atau alkohol encer F. Terminologi Modern

1. Berdasarkan kandungan gulanya Misalnya

Glukosida  gulanya glukosa Fruktosida gulanya fruktosa Galaktosida gulanya galaktosa 2. Tergantung golongan gulanya

Misalnya :

Monosida monosakarida Biosaida disakarida Triosida trisakarida

Kelemahan klasifikasi 1 dan 2 terkadang mengandung lebih dari satu sakarida (misalnya amigdalin, terdiri dari D – glukosa dan Rhamnosa)

3. Berdasarkan Aglikonnya

Aglikon biasanya sangat bervariasi, namun hal ini lebih memungkinkan Berdasarkan jenis aglikon : glikosida antrakinon

(3)

G. Klasifikasi Glikosida

1. GLIKOSIDA JANTUNG (GLIKOSIDA STEROID)

Glikosida dengan aglikon/geninnya steroid, dengan karakteristik yang sangat spesifik yakni mempunyai aktivitas terhadap otot jantung.

Sifat Umum dari glikosida jantung ada 4, yaitu :

1) Jika glikosidanya pecah, aglikonnya tetap bertahan sebagai cardiac activity, sedangkan sugarnya menyebabkan molekul tersebut mempunyai daya larut yang penting agar terabsorbsi dan terdistribusi dalam tubuh

2) Substitusi oksigen pada inti steroid juga mempengaruhi distribusi dan metabolisme

3) Jika glikosidanya pecah, aglikonnya tetap bertahan sebagai cardiac activity, sedangkan sugarnya menyebabkan molekul tersebut mempunyai daya larut yang penting agar terabsorbsi dan terdistribusi dalam tubuh

4) Substitusi oksigen pada inti steroid juga mempengaruhi distribusi dan metabolisme.

Aktivitas Pada Jantung Maksimum bila

1. mempunyai cincin lakton tidak jenuh (,  yang terikat pada C17 pada inti steroid dengan konfigurasi )

2. Pertemuan cincin A/B dan C/D terikat pada cis – konfigurasi Identifikasi Glikosida Jantung

1. Reaksi Baljet

Satu ml larutan percobaan ditambahkan 2 ml methanol dan 3 ml pereaksi baljet (9,5 ml Asam pikrat 1% dan 0,5 ml NaOH 10%), akan terbentuk warna jingga yang menunjukkan adanya glikosida kardenolid..

2. Reaksi Kedde

Satu ml larutan percobaan ditambahkan 2 ml pereaksi kedde dan 2 ml larutan KOH 1 N. Jika dalam beberapa menit terjadi warna merah ungu sampai biru ungu menunjukkan adanya glikosida kardenolid. (warna akan segera berubah menjadi pucat).

3. Reaksi Xanthidrol

Satu ml larutan percobaan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian diuapkan diatas penangas air, tambahkan 3 ml pereaksi xantidrol 0,01%b/v

(4)

dalam asam asetat dan 1 tetes HCl pekat. Akan terjadi warna kuning intensif kemudian panaskan diatas penangas air selama 3 menit, warna akan berubah menjadi merah intensif.

Inti Steroid

1. Yang di alam substitusi umumnya C3, C7, C11 2. Gula terikat pada C3

Tipe Steroid berdasarkan genin/glikon

1.

-lakton tidak jenuh (unsaturated five membered lacton ring).

2. Bufadienolide berasal dari nama genus Bufo, sedangkan prototipe dari senyawa bufadienolide berupa senyawa bufalin yang terdapat dalam kulit berudu (anak katak). Bufadienolides (jumlah C=24, R=pada C 17 merupakan double unsaturated six membered lakton ring).

(5)

Contoh Simplisia

a. Digitalis/Foxglove/Digitalis Folium/Daun Digitalis

Daun kering dari Digitalis Purpurea L. (Schrophulariaceae)

Speceis lain sebagai cardiac glycoside : D. lanata, D. ferruginea, D. dubra, D. lutea, D. grandiflora, D. inertonensis, D. nervosa, D. Thapsi

Secara umum daun Digitalis berpotensi keras dan berbahaya bagi manusia karena aksinya langsung menuju jantung. Dosis yang terlalu besar dapat menyebabkan gejala keracunan : anorexia, nausea, salivation, vomiting, diare, headache, drowsiness, disorientation, delirium, hallucination, bahkan kematian. Makroskopis :

 Permukaan daun agak empuk (rapuh), urat daun seperti anyaman, terlihat jelas. Bagian bawah, urat daun lebih jelas terlihat.

 Bulu rambut agak tebal, rasa pahit Mikroskopis :

 Rambut terdiri dari 2 – 6 sel ujungnya tumpul (bedakan dengan Colei Folium).

 Epidermis atas dan bawah berbelok – belok. Rambut kelenjar ujungnya bundar, jarang didapat. Fragmen daun, stomata tidak spesifik.

(6)

Pengeringan :

 langsung dikeringkan pelan-pelan pada suhu 50-60 °C (mengandung enzim hidrolitik yang bila tidak segera diinaktifkan akan memecah glikosidanya dan geninnya kurang aktif), oleh karena itu tempat pengeringan harus dekat dengan tempat panen

 Juga bila panas lebih tinggi akan terjadi gugus (OH) pada C 14 bebas sehinggga glikosidanya tidak aktif

 Hasil kering ± ¼ x segar

Daun Digitalis mengandung berbagai glikosida jantung : a. Digitoksin (0,2 – 0,4%)

 Gabungan senyawa antara digitosigenin (aglikon) dengan gula digitoksosa.

 Berupa kristal berbentuk lempeng, larut dalam aseton, amil alkohol, dan piridin, sukar larut dalam eter, petroleum eter dan air.

 Digitoksin terdapat Dalam D. purpurea dan D. Lanata

Digitosigenin Digitoksosa

b. Gitalin

 Diperoleh langsung dari sari air D. purpurea, berbentuk amorf  Serbuk putih kekuningan, sangat larut dalam etanol dan kloroform,

dan larut dalam 800 bagian air.

 Dosis 0,5 mg/hari setara dengan 100 mg daun kering c. Digoksin

 Kristal putih kekuningan, berpotensi sangat keras.  Bagian gula berupa gula pentosa dan digitoksosa.  Aglikon digoksigenin aktif mempengaruhi jantung  Dosis awal : 1,5 mg, dilanjutkan 3,0 mg setelah 24 jam  Sediaan : Lanoxin

(7)

Digitoksosa Digoksigenin d. Digitonin

 Saponin bentuk kristal, terhidrolisis menjadil satu mol digitogenin dan 2 mol glukosa, 2 mol galaktosa dan 1 mol ksilosa

 Praktis tidak larut dalam air, membentuk suspensi menyerupai sabun

b. Strophanti Semen

 Strophantus merupakan biji kering dari S. kombe Oliver atau Strophantus hispidus De Candolle (Apocynaceae)

 Glikosida utama K – stropantosida yang juga dikenal sebagai Strofosida. Terdiri atas bagian aglikon Strofantidin dan gula trisakarida; simarosa, -glukosa dan --glukosa

 Strophantus; potensi tdk < 0,5mg/g setara dengan standar ouabain

 Dalam kayu Acokanthera schimperi (A. ouabaio) Afrika terdapat ouabain sebagai glikosida utama

 S. kombe : kadar glikosida 8-10% dihitung sebagai k – strofantin (aktivitasnya 40% ouabain anhidrat)

 K-strofantin

(K.strofantosida (aglikon=K. stofantidin) (K. stofantin -

(8)

Strophantin Ouabain c. Scullae Bulbus/Squill

Tanaman asal : Urginea maritima (L) Baker (Liliaceae) Jenis : White squill (putih) dari Italia

Red Squill (merah) dari Aljazair Indian squill

(Urginea indica (Roxb) Kunth

 Squill U. maritima mengandung glikosida jantung skilaren A 60% dari seluruh glikosida

 Skilaren A  skilarenin (tipe bufadienolida) dan gula ramnosa dan glukosa, kadang-kadang skilabiosa

 Skilaren juga berkhasiat diuretika dan emetika

d. Nerii Folium/Oleander

Tanaman asal : Nerium oleander (Apocynaceae) Kandungan :Glikosida oleandrin 0,5%

Aglikon : oleandrogenin (10 – asetilgitoksigenin) Gula : oleandrosa

neriin, neriifolin Makroskopik

 Daun tunggal, berbentuk lancet (kecil), agak tebal, keras. Urat daun sejajar Mikroskopik

 Rambut seperti cacing, kutikula tebal (pada epidermis atas).

 Stomata mempunyai 5 – 6 sel tetangga. Kristal Ca.oksalat berbentuk bintang (pada urat daun).

 Trakea besar – besar seperti spiral. Epidermis bawah berbentuk poligonal terdapat lekukan mengandung rambut

(9)

Oleandrin Neriifolin 2. GLIKOSIDA ANTRAKINON

Glikosida yang bila dihidrolisa akan menghasilkan aglikon dengan di – tri – atau tetrahydroxy anthraquinone atau modifikasinya.

Antrakinon Sifat-sifat umum

a. Aglikon berupa antrakinon bebas mempunyai sedikit efek terapi, sedangkan gugus gulanya menyebabkan mudahnya absobsi dan translokasi aglikon pada tempat kerjanya.

b. Antrakinon dan glikosid yang terkait mempunyai efek sebagai stimulan cathartic dengan cara menambah kekuatan dari otot halus pada dinding usus besar

c. Glikosia antrakinon golongan antranol dan anthrone efeknya lebih drastis dari pada bentuk lain

(10)

Identifikasi Glukosida Antrakinon 1. Reaksi Borntrager

 2,5 g simplisia disari dengan 25 ml H2SO4 2 N sampai mendidih dengan menggunakan pendingin tegak.

 Setelah dingin, saring lalu kocok dengan 50 ml benzen.  Pisahkan lapisan benzen, saring.

 Filtrat berwarna kuning, menunjukkan adanya antrakinon.  Kocok lapisan benzen dengan 1-5 ml NaOH 2N, lalu diamkan.

 Lapisan air akan berwarna merah intensif dan lapisan benzen tidak berwarna. 2. Reaksi Schonteten

 1 g simplisia disari dengan 10 ml air di atas penangas air.  Dinginkan dan saring, lalu encerkan filtrat dengan air ± 10 ml.  Tambahkan 5ml larutan borax 5 % pada larutan di atas.

 Perhatikan warna yang terjadi, lihat dengan UV 365 (sebelum 30 menit). Turunan Antrakinon

a. Antranol dan antron

 Merupakan turunan antrakuinon tereduksi yang terdapat bebas maupun terikat sebagai glikosida

 Dalam krisarobin (Tan. Andira araroba)

b. Oksantron

 Oksantron atau diantron adalah senyawa yang berasal dari dua molekul antron yang saling bergabung

 Dalam spesies Cassia, Rheum dan Rhamnus c. Turunan antrakinon tipe aloin atau C – glikosida

 Tahan terhadap hidrolisis asam, dapat dioksidasi oleh FeCl3  Dalam spesies aloe

(11)

Contoh Simplisia

1. Aloe/Aloes/Jadam juice kering dari daun :  Aloe barbadensis Mill,

 Aloe vera L.  Aloe ferrox Mill,  Aloe africana  Aloe spicata Kandungan Aloe

a. Beberapa glikosida antrakinon, diantaranya yang utama adalah barbaloin, aloe-emodin anthrone C-10 glicoside

b. Jumlah zat aktif secara kualitatif dan kuantitatif tergantung speciesnya c. Curacoe Aloe = 1,5 – 2 x jumlah Cape aloe (terutama aloe emodinnya) d. Curacoe Aloe mengandung asam krisofanat, baik dalam bentuk bebas maupun

terikat, yang tidak terkandung pada spesies lain

e. Mengandung 16 – 63 % zat dari damar dan minyak menguap

Kegunaan

a. Purgativa, efeknya bertambah bila diminum bersama sedikit garam alkali. b. Sudah berabad-abad juice segar dari daun digunakan untuk pengobatan luka

bakar, luka ringan (lecet) dan iritasi kulit lain. 2. Rhei Radix/Rheum/Rhubab/Kelembak

(12)

Rimpang dan akar kering yang telah dihilangkan jaringan periderm dari rheum offficinale Bailon atau Rheum palmatum L. Atau spesies lain.(Polygonaceae)

Makroskopik :

 Akar dekat pangkal batang bagian –bagiannya keras dan rapuh, mengandung serbuk rheum. Berbau spesifik dan asam, rasa pahit dan tidak enak. Memiliki sifat adstingen. Jika dikunyah, ludah akan berwarna kuning

Mikroskopik :

 Terdapat butir –butir amilum tunggal/majemuk.

 Trakea memiliki penebalan seperti angka 4 atau huruf Y.

 Terdapat kristal Ca. Oksalat yang terlepas atau di dalam parenkim

Kandungan

1. Antrakinon tanpa gugus karboksil: krisofanol, aloe emodin, emodin, Fision 2. Antrakinon mengandung gugus karboksil: rein

3. Antron dan diantron dari 1&2 seperti Senoside A dan B 4. Heterodiantron (Palmidin A, B, C,dan D)

(13)

Penggunaan

1. Stomakik dan pengobatan diare

2. Daya pencaharnya diikuti dengan efek adstringensia (setelah efek pencahar hilang muncul efek sembelit)

3. Untuk pencahar yang sifat pemakaiannya sekali-kali, tidak untuk konstipasi yang kronis.

3. Sennae/Sennae Folium

a. Merupakan daun kering dari

 Cassia acutifolia  dalam perdagangan Alexandria Sennae  Cassia Angustifolia  dalam perdagangan Tinnevelly Sennae b. Famili : leguminosae

Cassia acutifolia Cassia angustifolia

(14)

tidak mengandung antrakinon. Penggunaan : Laxantia Kandungan :

 rhein, aloe emodin 

 Glikosida 8 – rhein antron  8 rein diglukosida

 Aloe emodin anthron diglukosida

 Glukosida – 6 hidroksi musizin, glukosida tinevelin (Glukosida naftalen)

4. Rhamni Frangulae Cortex

(15)

Kandungan

 kulit batang segar mengandung antron yang memiliki daya purgativa sangat kuat

 Diperlukan waktu 1 thn untuk menyimpan sehingga antron teroksidasi  Sesudah disimpan kulit frangula mengandung 2-4% antrakinon, terutama

glukofrangulin A dan B

 Selain itu ada frangulin A dan B

Penggunaan :

Sebagai purgativa

5. Rhamni Purshianae Cortex (Cascara sagrada) Tan. Asal: R. purshiana DC.

(16)

Kandungan

 Setelah penyimpanan mengandung 6-9% antrakinon terutama kaskarosida A, B, C, dan D (Glikosida – C)

 Glikosida O : emodin,, aloe emodin, krisofanol, sejumlah diantron 3. GLIKOSIDA SAPONIN

Glikosida saponin (biasa disebut saponin) adalah glikosida yang bila dihidrolisis menghasilkan aglikon (genin) + sapogenin

Sifat Khas

 Dalam air membentuk larutan koloidal dan bila dikocok berbusa  Rasa pahit, tajam (dilidah menusuk) dan menyebabkan iritasi pada

selaput lendir

 Menghancurkan sel-sel darah merah dengan cara hemolysis dan sangat ikan

 Pada hidrolisa dihasilkan aglikon ”sapogenin” yang cepat terkristalisasi setelah asetilasi

(17)

 Saponin yang sangat toksis sering disebut ”Sapotoxin” digunakan sebagai racun serangga

 Bersifat lipofil, sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan Contoh Saponin dar beberapa Tanaman

 Diosgenin; botogenin : dari genus Dioscorea

 Hecogenin : monogenin dan gitogenin : dari spesies agave

 Sarsapogenin dan smilagenin : dari genus smilax

 Sarmentogenin : dari genus Strophanthus

 Sitosterol : dari minyak tumbuh-tumbuhan Saponin Triterpenoid

1. Glycyrrhiza/Licorice Root/akar manis Merupakan akar dan rimpang dari :

(18)

 Glycyrrhiza glabra L → nama dagang Spanish Licorice

 Glycyrrhiza glabra L var glandulifera → nama dagang Russian Licorice Famili : Leguminosae

Makroskopik :

 Akar yang bagian luar kelabu coklat sampai merah coklat, bagian dalam kuning tua, berbau khas dan rasa manis

Mikroskopik :

 Parenkim mengandung butir – butir amilum tunggal atau majemuk, berbentuk bulat atau oval.

 Serabut sklerenkim mengandung kristal okslat bentuk poligonal yang berderet – deret sehingga disebut serabut kristal

 Pembuluh kayu (xilem) dengan penebalan noktah, ada trakea berdinding tebal

 Sel gabus merah coklat

Kandungan

 Glikosid saponin yakni Glycyrrhizin (Glycyrrhizic acid) → yang rasa manisnya 150 x gula

(19)

 Bila dihidrolisa → rasa manis hilang, terbentuk 2 mol aglikon glycyrrhetic acid (merupakan derivat penta cyclic triterpen yang merupakan tipe amyrin) + 2 mol glucoronic acid

 Glikosida flavonoid yakni Liquiritin dan iso liquiritin

 Derivat caoumarin, herniarin dan umbelliferone, asparagine, glucose, mannitol dan ± 20% amilum

Kegunaan

 Ekspektoran, laksativa

 Untuk menutupi rasa pada aloe, NH4Cl, quinin  Pada beer untuk menambah buih

 Ekstrak → peptic ulcer 2. Ginseng

 Merupakan akar dari Panax quinquefolium dan Panax Ginseng C.A (Araliaceae)

(20)

 Merupakan tumbuhan liar di hutan-hutan AS, Canada dan Asia (Sekarang di kultivasi di Jepang dan Korea)

 Akar dikumpulkan bila umur tanaman 3 – 6 tahun, bersihkan secara hati-hati dan keringkan

Kandungan

a. Kompleks campuran dari triterpenoid saponin yang dikategorikan menjadi 3 yakni :

 Panaxosides  Ginsenosides  Chihusetsu saponin

Penggunaan

 tonik, stimulan, diuretis, carminativ  insomnia, diabetes, impoten Saponin Steroid

3. Dioscorea

 Beberapa species yang bisa dimakan dikenal sebagai Yam.  Mexican Yam → merupakan sumber cortison precursor  Yang dikultivasi antara lain

D. Spiculiflora; akarnya mengandung botogenin dan diosgenin (diosgenin merupakan hasil hidrolisa dioscin yang merupakan precursor utama dari glucocorticoid)

(21)

Dioscin Diosgenin

 D. floribunda/Mexican Yam → menurut departemen pertanian US → merupakan sumber steroid yang baik

 D. zingiberensis Wright → kultivasi di Cina (sumber steroid)  D. hispida (gadung) → banyak tumbuh di Indonesia

4. Sarsaparillae Radix Tanaman asal:

 Smilax aristolochiae Folium (Sarsaparilla Mexico, Sarsaparilla Vera Cruz, Sarsaparilla abu-abu)

 Smilax regelii (Sarsaparilla honduras, Sarsaparilla coklat)

 Smilax febrifuga (Sarsaparilla Ekuador/Peru, Sarsaparilla guajaquil) Famili : Liliaceae/Smilaceae

Saponin=saponin steroid

Sarsaponin (sarsaponosid)  sarsapogenin + 2 glukosa + 1 Ramnosa Glikosida saponin  smilagenin

(22)

Smilagenin 5. Polygalae Senegae Radix

Tan asal :  Polygala senega

 Polygala senega var latifolia Famili : Polygonaceae

Saponin : 8 macam saponin triterpen

Saponin utama : Senegin  preseneginin, glukosa, fruktosa, ramnosa, ksilosa, galaktosa

Penggunaan : Ekspektoran dan stimulan Sediaan herbal : Lelap

4. GLIKOSIDA SIANOFOR/Cyanophore Glycosides/Cyanogenic glycosides Glikosida yang bila dihidrolisa salah satu hasilnya hydrocyanic acid (HCN) dan kebanyakan di dapat pada famili Rosaceae.

Contoh :

(23)

 Tahap I : amygdalin melepaskan 1 mol glucosa dan 1 mol mandelonitrile glukosid

 Tahap II : mol glucosa lepas dan membentuk benzaldehid dan hydrocyanic acid

 Tahap III : mandelonitrile terurai menjadi benzaldehyde dan hydrocyanic acid

Amygdalin

b. Enzim amigdalase + prunase adalah bagian dari enzim emulsin yang terdapat bersama – sama amigdalin di dalam Amygdalae Semen Dari Tanaman Prunus amygdalus Batsch var amara (Famili : Rosaceae)

Laurocerasi Folium

Tan. Asal : Prunus Laurocerasus (Rosaceae) Kandungan :

 Glikosida Prulaurasin (glikosida D L mandelonitril  Glikosida sejenis lainnya :

o Prunasin (Prunus padus), aglikon D-mandelonitril) o Sambunigrin (Sambucus nigra), aglikon L-mandelonitril

(24)

5. GLIKOSIDA ISOTIOSIANAT/Isothiocyanate Glycosides Glikosida yang aglikonnya senyawa isotiosianat

R – N= C=S→ dijumpai pada bici tanaman famili Cruciferae Yang terpenting :

 Sinigrin → pada Black mustard  Sinalbin → pada white mustard

 Gluconapin → pada rape seed (sejenis lobak) → bila dihidrolisis dengan enzim myrosin → mustard oil

Sinalbin Sinigrin

Contoh Tanaman

1. Sinapsis Nigrae Semen (Biji Mustard Hitam) Tan. Asal : Brassica nigra L, Brassica juncea Kandungan :  Sinigrin (1-2%)  Enzim mirosin  Minyak atsiri (0,7 – 1,3%)  Minyak lemak (27%)  Protein (30%)  Sinapin SO4

(25)

2. Sinapsis Albae Semen (Biji mustard putih)

Tan asal : Sinapsis alba L., Brassica alba (Brassicaceae/Cruciferae)

Kandungan : Sinalbin 2,5%, minyak lemak 30%, enzim mirosin, protein 23% dan lendir

6. GLIKOSIDA FLAVONOID/Flavonol glycosides  aglikon umumnya flavonoid

 Banyak flavonoid terdapat di alam, tersebar pada tumbuh-tumbuhan tinggi sebagai pigmen warna, antara lain : rutin, quersetin, hesperidin, hesperitin Identifikasi aglikon flavonoid

1. Reaksi Wilson – Tanbock

 1 ml larutan 1, uapkan sampai kering.

 Basahkan dengan aseton dan tambahkan serbuk halus asam borat dan asam oksalat.

 Panaskan hati-hati di atas penangas air.  Campur sisa yang didapat dengan 10 ml eter.

 Amati dengan sinar UV 365 nm. Jika berfluorosensi kuning intensif berarti ada flavanoida.

2. Reaksi Shinoda

 Ditambahkan serbuk Mg dan HCl biarkan 1-2 menit→ warna merah jingga-violet

 Ditambahkan serbuk Zn dan HCl biarkan 2-5 menit → merah 3. Reaksi Zirkonium – As. Sitrat

Ditambahkan ZnOCl2 dan metanol → kuning tambahkan asam sitrat → kuning stabil

4. Reaksi dengan Na.Borohidrida (NaBH4) Ditambahkan NaBH4 dan HCl → merah ungu

(26)

Rutae Folium

Tan. Asal : Ruta graveolens L (Rutaceae)

Hesperidin Quersetin

 Fagopyrum esculentum (Polygonaceae)  Sophora japonica (Leguminosae)  Eucalyptus macroryncha (Myrtaceae)

 Senyawa yang mengandung flavon = Flavonoid 7. GLIKOSIDA ALKOHOL/Alcohol glycosides

Contoh :

Salicin yang merupakan glikosid dari beberapa species Salix populus

Salicin Saligenin

Tanaman S. Purpurea dan S. frangilis (salicaceae)

Salicin oleh emulsin dihidrolisa menjadi D glucosa dan saligenin (salicyl alcohol) Penggunaan :Antirheumatic

(27)

8. GLIKOSIDA ALDEHID/Aldehyde glycosides Contoh :

Vanilin (4 hidroksi 3 metoksi benzaldehyde)

Simplisia :Vanilla/Vanilla bean/Vanillae Fructus/Buah vanila

Merupakan buah yang tua tetapi belum masak dari Vanilla planifolia andrewa (Orchidaceae)

Vanilin Vanilla Planifolia

 Salinigrin (Salix discolor)

 M – hidroksi benzaldehida + glukosa

Referensi

Dokumen terkait

Pada fraksi glikosida buah vanilla segar hasil hidrolis enzim, terlihat bahwa konsentrasi benzen aldehid (vanillin) merupakan 80-90% dari total senyawa

• Bentuk molekul untuk senyawa dengan lebih dari satu atom pusat.. Bentuk Molekul dan

Flavonoid biasanya terdapat sebagai flavonoid O-glikosida, pada senyawa tersebut satu gugus hidroksi flavonoid (atau lebih) terikat pada satu gula (atau lebih) dengan

Meskipun genistin komersial (otentik) mempunyai aktivitas antimutagenesis tertinggi dibandingkan kedua produk lainnya, namun senyawa isoflavon glikosida hasil sintesis

• Bentuk molekul untuk senyawa dengan lebih dari satu atom pusat.. Bentuk Molekul dan

Meskipun genistin komersial (otentik) mempunyai aktivitas antimutagenesis tertinggi dibandingkan kedua produk lainnya, namun senyawa isoflavon glikosida hasil sintesis

Berdasarkan strukturnya, menggolongkan flavonoid dalam enam kelompok antara lain aglikon (flavonoid tanpa gula terikat), flavonoid-C-glikosida (flavonoid yang terikat gula

Flavonoid biasanya terdapat sebagai flavonoid O-glikosida, pada senyawa tersebut satu gugus hidroksi flavonoid (atau lebih) terikat pada satu gula (atau lebih) dengan