• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MATERI

KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN

PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS XI TITL 1 DI

SMK NEGERI 1 TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

Abstrak. Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat

di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketrampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, ber-tanggungjawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: (1) Me-ngetahui penerapan dari pendekatan CTL di Kelas XI TITL 1 UPTD SMKN I Trenggalek sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang studi sejarah; serta (2) Mengetahui peningkatan prestasi belajar Siswa Kelas XI TITL 1 UPTD SMKN I Trenggalek setelah guru menerapkan pendekatan CTL. Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) berarti menemukan. Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan berbasis CTL (Contextual Teaching

and Learning). Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil

mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 69,44 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 50,00% meningkat menjadi 80,97 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 72,22% pada siklus I, hingga tercapainya persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 91,67% dan nilai rata-rata 85,56 dalam penelitian yang berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata kunci: IPS, pendekatan CTL

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek sejarah, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketrampilan, berbudi peker-ti luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara (Slameto, 2010).

Pembelajaran merupakan kiat atau stra-tegi untuk mengaktualkan pendidikan, se-dangkan pendidikan merupakan suatu nilai

yang terus berjalan tanpa henti agar dapat diwujudkan dalam pembelajaran. Pendidikan harus diprogramkan dalam target-target atau level-level tertentu, diwujudkan dalam rencana pembelajaran, cara mengajar, prak-tikum, dll. Pembelajaran selalu diwujudkan melalui kegiatan pembelajaran (Achmadi dan Supriyanto, 1990).

Untuk itu di dalam proses belajar me-ngajar sejarah, siswa sebagai pusat pembela-jaran harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengar-kan dan mencatat keterangan dari guru, amendengar-kan tetapi siswa terlibat aktif secara langsung dalam proses belajar mengajar. Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka inti dan

(2)

tujuan pendidikan adalah pembentukan dan pembinaan manusia Indonesia seutuhnya dalam rangkaian pelaksanaan pendidikan tersebut perlu diambil langkah-langkah yang memungkinkan adanya tingkah laku disiplin dalam masyarakat dan terutama di sekolah.

Walaupun siswa memiliki nilai yang tinggi dari mata pelajaran selain Sejarah, tetapi dalam sikap dan perbuatannya dia tidak memahami, mengerti dan melaksanakan apa yang terkandung dalam ilmu Sejarah maka dia tidak akan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Bagi bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban agar siswa nanti menjadi anak yang peduli, tangguh, dan mandiri dalam menghadapi persoalan-persoalan sosial sehingga tumbuh sebagai warga Indonesia dan warga dunia yang baik.

Faktanya prestasi belajar Sejarah siswa XI TITL 1 UPTD SMKN 1 Trenggalek Tahun 2012/2013 masih rendah, hal ini ber-pengaruh pada rendahnya hasil ulangan hari-an siswa, masih bhari-anyak siswa berada di bawah KKM Sejarah (75) yang ditentukan. Hal ini diduga disebabkan metode pembe-lajaran yang digunakan oleh guru tidak tepat, sehingga proses pembelajaran Sejarah yang dilakukan kurang menarik dan bermakna. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan proses pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkat (Sujana, 2000).

Pendekatan CTL yang telah dikem-bangkan di negara-negara maju, menjadi pilihan penulis untuk menjawab problem ini karena pendekatan ini mengarahkan pem-belajaran. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan menggunakan judul: “Dengan Menerapkan Pendekatan CTL

Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Ma-teri Keberagaman Budaya Indonesia Pada Siswa Kelas XI TITL 1 di SMK Negeri 1 Trenggalek Tahun 2012/2013 Semester II”.

METODE PENELITIAN Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UPTD SMKN 1 Trenggalek pada siswa kelas XI TITL 1 Semester I bidang studi Sejarah po-kok bahasan Keberagaman Budaya Indo-nesia Tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa. Peneliti disini juga sebagai guru bidang studi Sejarah dimana tempat penelitian ini berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai bulan Maret 2013.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas (Sunyono, 2008). Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur, (1) Perencanaan (Planning); (2) Pelaksanaan (Action); (3) Observasi (Observation) dan (4) Refleksi (Reflection).

PROSEDUR PENELITIAN Persiapan Tindakan

Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah rendahnya motivasi be-lajar siswa kelas XI TITL 1 UPTD SMKN 1 Trenggalek terhadap bidang studi Sejarah pokok bahasan Keberagaman Budaya Indo-nesia. Adapun penyebab timbulnya masalah

(3)

tersebut adalah: (1) Siswa enggan untuk bertanya/ mengemukakan pendapat, (2) Sis-wa kurang termotivasi dalam proses belajar dan (3) Siswa malu bertanya.

Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini peneliti bersama mitra guru merencanakan/ membuat kelengkapan dalam penelitian sebagai berikut: (1) Mem-buat Rencana Pembelajaran (RP) dengan me-nggunakan pendekatan CTL. (2) Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas. Lembar observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan terstruktur terlebih dahulu didiskusikan bersama mitra guru. (3) Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi kreativitas siswa, yaitu berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), alat peraga berupa foto/gambar para tokoh. (4) Membuat lembaran angket siswa yang menitik beratkan bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajar-an ypembelajar-ang dilakukpembelajar-an guru. (5) Membuat alat evaluasi untuk mencatat dan menganalisa pe-ningkatan kualitas hasil belajar, tes dilaksa-nakan tiap akhir siklus. (6) Dokumentasi digunakan sebagai data aktivitas belajar di kelas. Kegiatan pemotretan ini untuk menge-tahui situasi dan kondisi guru maupun siswa ketika melaksanakan penelitian.

Implementasi Tindakan

Untuk mengetahui lebih jelas tindakan yang akan dilaksanakan, berikut disampaikan skenario dan prosedur tindakan yang digunakan dalam penelitian ini.

Deskripsi Tindakan

Deskripsi tindakan penelitian ini seba-gai berikut: Jumlah siswa kelas XI TITL 1 sebanyak 36 siswa dibagi 6 kelompok de-ngan kemampuan siswa yang heterogen di-lihat dari jenis kelamin maupun kemampuan siswa dalam setiap kelompok. Setiap kelom-pok memiliki hak yang sama yaitu untuk mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan. Bagi kelompok yang aktif, maka guru memberikan beberapa penghargaan.

Skenario Kerja Tindakan

Skenario dari tindakan yang akan di-laksanakan adalah sebagai berikut: (1) Lang-kah-langkah yang dilakukan guru: (a) Melaksanakan appresepsi/persepsi. (b) Memberikan motivasi. (c) Menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis. (d) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. (e) Mengelompokkan siswa yang sesuai dengan petunjuk pelaksanaan Pendekatan CTL. (f) Melaksanakan diskusi kelompok. (g) Melak-sanakan diskusi kelas. (h) Membantu melan-carkan diskusi/membantu siswa dalam kesu-litan. (i) Melatih meminta siswa membuat pertanyaan. (j) Melontarkan pertanyaan satu kelompok ke kelompok yang lain. (k) Ber-sama siswa membuat rangkuman materi yang didiskusikan. (l) Melaksanakan penilaian proses. (m) Memberikan tugas pada akhir pelajaran. (2) Langkah-langkah yang dilakukan siswa: (a) Berdiskusi dalam ke-lompoknya. (b) Diskusi kelas. (c) Membuat pertanyaan. (d) Mengajukan pertanyaan. (e) Menjawab pertanyaan. (f) Memberikan tang-gapan. (g) Minta bantuan guru bila meng-alami kesulitan. (h) Presentasi hasil Diskusi. (i) Bersama guru mengambil kesimpulan apa yang didiskusikan. (j) Mengerjakan penilaian proses.

(4)

Analisis data dilakukan dengan meng-gunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun yang bersifat sirkuler. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (1) menelaah, (2) mereduk-si, dan (3) menyimpulkan.

Menelaah seluruh data yang telah di-kumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan.

Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklasifikasian. Hasil yang diperoleh beru-pa pola-pola dan kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL.

Menyimpulkan dan memverifikasi. Dari kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan akhir yang selanjutnya diikuti dengan kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian

Penyiapan Partisipan

Karena penelitian ini dilandasi prinsip kolaboratif, partisipatoris dan kooperatif, maka kegiatan penyiapan partisipan dipan-dang perlu dilakukan. Kegiatan pelatihan di-awali dengan kegiatan diskusi tentang pene-rapan metode kontekstual dan diteruskan dengan meninjau materi yang akan disam-paikan pada penelitian tindakan.

METODE PENGUMPULAN DATA

Tes penjajagan yang dipergunakan adalah memberikan tes dengan soal-soal yang digunakan turnamen secara klasikal dan sekaligus ranking dari tes ini untuk menentukan kelompok atau tim dan tes akhir.

Penilaian pengamatan kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran untuk meng-ukur aktivitas guru dan siswa selama ke-giatan pembelajaran. Penilaian membuat pe-rencanaan pembelajaran dan kemampuan mengajar guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengamat dengan lem-bar pengamatan yang berguna untuk menge-tahui kemampuan guru dalam mempersiap-kan pembelajaran, guru dalam melaksanamempersiap-kan pembelajaran. Kriteria yang dipergunakan untuk menilai dalam melaksanakan proses pembelajaran IPS adalah dengan skala 1- 4. Dengan ketentuan bahwa: Nilai 1: kurang, Nilai 2: cukup, Nilai 3: baik, Nilai 4: sangat baik

Skor hasil tes siswa dalam mengerjkan soal-soal yang meliputi tes pada tiap a-khir siklus (siklus I dan siklus II). Hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian prestasi belajar siswa.

Data berupa hasil tes tulis siswa juga dianalisis dengan acuan terhadap ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar yang digunkan adalah berdasarkan SKM (Standar Ketun-tasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 75. Seorang siswa dianggap tuntas belajarnya apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 70% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan secara klasikal jika 85% dari banyaknya siwa kelas tersebut menyelesaikan sekurang-kurangnya 85% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

%𝑲𝒆𝒕𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔𝒂𝒏 𝑲𝒆𝒍𝒂𝒔

= 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

(5)

Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dimaksud-kan untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti sekaligus guru bidang studi dan teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi (Zuriah, 2003).

Kriteria keberhasilan proses ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat. Format lembar observasi terlampir.

Dari hasil observasi kegiatan pembela-jaran dicari persentase nilai rata-ratanya dengan menggunakan rumus berikut:

𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 (𝑵𝑹) = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Sumber: Arikunto 2012 Angket

Angket digunakan untuk mendeteksi sikap, minat, respon, dan motivasi siswa terhadap pembelajaran. Angket ini diberikan setelah dilakukan tindakan pada siklus terakhir (Sugiyono, 2012).

Catatan Lapangan

Pencatatan lapangan dimaksudkan untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam instrumen pengumpul data yang ada. Dengan demikian diharapakan tidak ada data yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN Refleksi Awal

Peneliti bersama mitra guru meng-identifikasi permasalahan yang ada di kelas

XI TITL 1 Semester I yaitu tentang ren-dahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah hal ini disebabkan pene-rapan metode yang kurang sesuai dengan kemampuan siswa sehingga siswa merasa cepat bosan dan kurang aktif dalam pem-belajaran maka dari itu peneliti dan mitra guru kelas lain berusaha untuk menerapkan metode pembelajaran baru yang sesuai dengan kemampuan siswa agar pembelajaran dalam kelas dapat berjalan secara efektif.

Planning

Persiapan yang perlu dilakukan sebe-lum pelaksanaan tindakan adalah: (a) Me-nyusun rencana pembelajaran (RP) dengan menggunakan Pendekatan CTL. (b) Menyu-sun petunjuk kegiatan siswa. (c) Melaksana-kan kegiatan penelitian. (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian. (e) Menyusun Jadwal Penelitian.

Tabel 1 Jadwal Penelitian Siklus I

No Tanggal Kegiatan

1 5 Februari 2013 Menyampaikan surat ijin penelitian 2 6-11 Pebruari 2013 Observasi 3 12 & 19 Pebruari

2013 Proses pembelajaran siklus I 4 26 Februari 2013 Evaluasi Siklus I 5 5 & 12 Maret 2013 Proses Pembelajaran

Siklus II 6 19 Maret 2013 Evaluasi Siklus II Pelaksanaan

Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan rencana pembelajaran sebagai beri-kut.

Pertemuan I

Kegiatan Awal (20 menit): (a) Aper-sepsi. (b) Guru memberi salam. (c) Guru melakukan presensi. (d) Guru memotivasi peserta didik dengan mengajukan pertanyaan

(6)

pada siswa. (e) Guru menulis topik yang akan dipelajari yaitu Keberagaman Budaya Indonesia. (f) Guru menyebutkan indikator yang ingin dicapai. Kegiatan Inti (60 menit): (a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok masing-masing terdiri dari 6 orang. (b) Guru memberi tugas kelompok dan lembar jawab kelompok. (c) Guru meminta perwakilan kelompok untuk presentasi didepan kelas yang kemudian akan ditanggapi oleh peserta kelompok lain. (d) Guru memberikan penguatan materi. Kegiatan Akhir (10 menit): (a) Guru mem-bimbing peserta didik membuat kesimpulan. (b) Guru memberi mengajak siswa unuk bermain kuis. (c) Guru memberi salam.

Pertemuan II

Kegiatan Awal (20 menit): (a) Aper-sepsi. (b) Guru memberi salam. (c) Guru melakukan presensi. (d) Guru memotivasi peserta didik dengan mengajukan pertanyaan pada siswa yang berbeda dengan pertemuan I. (e) Guru menulis topik yang akan dipelajari yaitu Keberagaman Budaya Indonesia. (f) Guru menyebutkan indikator yang ingin dicapai. Kegiatan Inti (60 menit): (a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok masing-masing terdiri dari 6 orang. (b) Guru memberi tugas kelompok dan lembar jawab kelompok. (c) Guru meminta perwakilan kelompok untuk presentasi didepan kelas yang kemudian akan ditanggapi oleh peserta kelompok lain. (d) Guru memberikan penguatan materi. Kegiatan Akhir (10 menit): (a) Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan, (b) Guru memberi dan mengajak siswa untuk bermain kuis. (c) Guru memberi salam

Pertemuan III

Kegiatan Awal (20 menit): (a) Aper-sepsi. (b) Guru memberi salam. (c) Guru mengabsen siswa yang hadir di kelas. Kegiatan Inti (60 menit): (a) Guru mem-bagikan soal evaluasi dan lembar jawab siswa. (b) Selama 60 menit siswa menger-jakan soal evaluasi. (c) Mengumpulkan lem-bar jawab. (d) Guru membagikan angket respon siswa terhadap pembelajaran. (e) Mengumpulkan lembar angket. Kegiatan Akhir (10 menit), guru meutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam

Pengamatan

Observasi yang dilakukan oleh obser-ver dalam penelitian ini terbagi dalam dua observasi yaitu observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas siswa. Masing-masing pengamatan ini menggunakan format obser-vasi yang berbeda seperti pada format ob-servasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap aktivitas guru, me-nunjukkan bahwa untuk aktivitas guru secara umum sudah menunjukkan aktivitas yang baik, meski masih ditemukan beberapa kelemahan dalam menerapkan metode pem-belajaran multi model dalam pempem-belajaran Sejarah. Beberapa aktivitas guru yang masih memerlukan perbaikan adalah aktivitas guru dalam memotivasi siswa dalam kegiatan kooperatif siswa dalam kegiatan diskusi kelompok, guru masih lebih dominan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran belum tercipta suasana yang menyenangkan, aktif dan kondusif. Untuk aktivitas guru pada siklus I ini mendapatkan apresiasi sebesar 57,50%, dan termasuk dalam kriteria yang aktivitas yang baik.

Sedangkan untuk aktivitas siswa dalam menerima dan melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang diberikan oleh

(7)

guru mendapatkan apresiasi sebesar 52,50%, dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. Untuk aktivitas siswa yang masih perlu perbaikan adalah keberanian siswa dalam memberikan ide, komunikasi siswa dalam kegiatan kelompok, kemampuan siswa untuk memprediksi dan menganalisis suatu permasalahan. Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas pembelajaran Sejarah dengan menggunakan metode multi model, peneliti memberikan tes evaluasi pada akhir siklus.

Berdasarkan hasil penilaian pada eva-luasi siklus I diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa meningkat dari sebelum siklus yang hanya 69,44 meningkat pada siklus I dengan nilai rata-rata 80,97 Tidak hanya nilai rata-rata yang meningkat namun ketuntasan belajar juga mengalami pening-katan dari yang sebelum siklus 50,00% meningkat 72,22%.

Refleksi

Dari hasil observasi ditemukan kele-mahan-kelemahan sebagai berikut. (1) Guru kurang dalam memotivasi siswa. (2) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun men-jelaskan suatu fenomena masih sangat ren-dah. (3) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Dari hasil temuan di atas akan dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus 2 Perencanaan

Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, ditambah dengan perencanaan perbaikan

tindakan untuk mengatasi kendala pembe-lajaran yang muncul pada siklus I. beberapa langkah perencanaan tambahan terdiri dari: (1) Mengurangi dominasi guru. (2) Me-ningkatkan fungsi sebagai motivator dalam pembelajaran. (3) Memperbaiki komunikasi dalam pembelajaran sehingga siswa mampu memprediksi dan menganalisis suatu per-masalahan dengan tepat.

Selanjutnya peneliti akan memper-siapkan jadwal penelitian pada siklus II seperti yang tercantum dalam Tabel 2 berikut.

Tabel 2 Jadwal Penelitian Siklus II

No Tanggal Kegiatan

1 5 & 12 Maret 2013 Proses KBM 1 2 19 Maret 2013 Tes 1 Pelaksanaan

Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi domi-nasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Adapun langkah-langkah pembelajaran untuk siklus II adalah sebagai berikut.

Pertemuan I

Kegiatan Awal (20 menit): (a) Aper-sepsi. (b) Guru memberi salam. (c) Guru me-lakukan presensi. (d) Guru memotivasi peserta didik dengan mengajukan pertanyaan pada siswa. (e) Guru menulis topik yang akan dipelajari yaitu Keberagaman Budaya Indonesia. (f) Guru menyebutkan indikator yang ingin dicapai.

Kegiatan Inti (60 menit): (a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok masing-masing terdiri dari 6 orang. (b) Guru memberi tugas kelompok dan lembar jawab

(8)

kelompok. (c) Guru meminta perwakilan ke-lompok untuk presentasi didepan kelas yang kemudian akan ditanggapi oleh peserta kelompok lain. (d) Guru memberikan pe-nguatan materi. Kegiatan Akhir (10 menit): (a) Guru membimbing peserta didik mem-buat kesimpulan. (b) Guru memberi meng-ajak siswa untuk bermain kuis. (c) Guru memberi salam.

Pertemuan II

Kegiatan Awal (20 menit): (a) Aper-sepsi. (b) Guru memberi salam. (c) Guru melakukan presensi. (d) Guru memotivasi peserta didik dengan mengajukan pertanyaan pada siswa yang berbeda dengan pertemuan I. (e) Guru menulis topik yang akan dipelajari yaitu Keberagaman Budaya Indonesia. (f) Guru menyebutkan indikator yang ingin dicapai. Kegiatan Inti (60 menit): (a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok masing-masing terdiri dari 6 orang. (b) Guru memberi tugas kelompok dan lembar jawab kelompok. (c) Guru meminta perwakilan kelompok untuk presentasi didepan kelas yang kemudian akan ditanggapi oleh peserta kelompok lain. (d) Guru memberikan penguatan materi. Kegiatan Akhir (10 menit): (1) Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan. (2) Guru memberi mengajak siswa untuk bermain kuis. (3) Guru memberi salam.

Pertemuan III

Kegiatan Awal (20 menit): (a) Apersepsi. (b) Guru memberi salam. (c) Guru mengabsen siswa yang hadir di kelas. Kegiatan Inti (60 menit): (a) Guru memba-gikan soal evaluasi dan lembar jawab siswa. (b) Selama 60 menit siswa mengerjakan soal evaluasi. (c) Mengumpulkan lembar jawab. (d) Guru membagikan angket respon siswa

terhadap pembelajaran. (e) Mengumpulkan lembar angket. Kegiatan Akhir (10 menit): Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam.

Pengamatan

Observasi pada siklus II ini masih menggunakan format observasi yang sama pada format observasi pada siklus I. Hasil Observasi selama proses pembelajaran pada siklus II terhadap aktivitas guru adalah guru telah mampu memperbaiki tindakan pem-belajarannya. Untuk aktivitas guru pada siklus II mendapatkan apresiasi sebesar 80,00% dan termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Perbaikan setiap tindakan yang dilakukan oleh peneliti berdampak semakin baiknya aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Untuk aktivitas siswa pada siklus II ini mendapatkan apresiasi sebesar 77,50%. Berdasarkan kriteria aktivitas maka aktivitas siswa termasuk dalam kriteria yang sangat baik

Refleksi

Dari hasil pengamatan pada siklus II, dapat direfleksikan bahwa kendala pem-belajaran yang muncul pada siklus I dapat teratasi secara baik pada siklusI I. Dengan demikian prestasi belajarpun mengalami peningkatan yaitu dari daya serap siswa sebesar 85,56 mendapatkan persentase ke-tuntasan belajar sebesar 91,67 % Dengan tercapainya ketuntasan belajar ini maka tiak diperlukan lagi perbaikan pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas Belajar

Aktivitas pembelajaran baik untuk ak-tivitas guru maupun siswa setelah guru memberikan perbaikan tindakan pembelajar-an menunjukkpembelajar-an perkembpembelajar-angpembelajar-an aktivitas

(9)

yang baik. Hak ini dapat dilihat dari per-olehan persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 57,50% meningkat sebesar 22,50% menjadi 80,00% pada siklus II. Setelah dikonsultasikan pada tingkat aktivitas maka aktivitas guru termasuk dalam criteria sangat baik. Artinya setiap tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mampu meningkatkan aktivitas pembelajar-an guru dalam menerapkpembelajar-an metode ypembelajar-ang di-gunakan yaitu metode CTL.

Aktivitas siswa setelah guru menerap-kan metode CTL dalam pembelajaran Seja-rah ternyata mampu meningkatkan kualitas aktivitas pembelajaran siswa di kelas. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 52,50% meningkat sebesar 25,00% menjadi 77,50% pada siklus II, dan termasuk dalam criteria sangat baik. Artinya siswa mampu menerima dan melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Be-rikut ini peneliti tampilkan grafik aktivitas belajar di XI TITL 1 pada pembelajaran Seja-rah dengan menerapkan metode CTL. Untuk lebih jelasnya aktivitas siswa akan dirangkum pada Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3 Tabel Aktivitas Siswa

No Aktivitas I Siklus II

1 Sikap Siswa Saat Guru Melakukan Apersepsi 3 4 2 Kerjasama Siswa Dalam Kelompok 2 3 3 Tanggung Jawab Siswa Dalam Kelompok 2 3 4 Keberanian Siswa Dalam Mengemukakan Pendapat Atau

Pertanyaan 2 3

5 Komunikasi Siswa Dalam Kelompok 2 3 6 Kemampuan Siswa Menghubungkan Materi Dengan

Kegiatan Sehari-Hari 2 3 7 Ketepatan Dan Kecepatan Siswa Dalam Menjawab Persoalan

Yang Diberikan Oleh Guru 2 3

8 Komunikasi Siswa Dengan Guru 2 3 9 Komunikasi Siswa Dengan Teman Sebaya 2 3 10 Kemampuan Siswa Dalam Menarik Kesimpulan 2 3

Jumlah 21 31

Rata-rata 52,50 77,50

Gambar 1 Aktivitas Belajar Sejarah Di XI TITL 1 Dengan Menerapkan Metode CTL

Respon Siswa

Untuk mengetahui respon siswa dalam menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru melalui bimbingan kepala sekolah, peneliti melakukan pengumpulan pendapat siswa dengan menggunakan angket. Dalam angket ini terdapat 10 item. Dari hasil rekapitulasi angket diketahui bahwa siswa menunjukkan respon yang positif pada siklus I sebesar 1,81% dan meningkat pada siklus II sebesar 1,94%.

Prestasi Belajar Siswa

Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata : 69,44 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 50,00% meningkat menjadi 80,97 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 72,22% pada siklus I, hingga tercapainya persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 91,67% dengan nilai rata-rata sebesar 85,56. Dengan demikian penelitian ini termasuk dalam penelitian yang berhasil

57.50 80.00 52.50 77.50 0.00 50.00 100.00 siklus I siklus II aktivitas siswa aktivitas guru

(10)

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk dapat lebih jelasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada Grafik 2 di bawah.

Gambar 2 Peningkatan Hasil Belajar Pada Siswa kelas XI TITL 1 UPTD SMKN 1 Trenggalek

PENUTUP Kesimpulan

Pembelajaran Sejarah menjadi lebih aktif dan kondusif. Setiap permasalahan guru senantiasa memotivasi siswa untuk selalu aktif bekerja sama dan berkomunikasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kooperatif siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, kemampuan siswa dalam mengeksplor pengetahuannya, keaktifan siswa dalam kegiatan presentasi dan penggunaan media pembelajaran secara maksimal oleh siswa. Melalui pendekatan CTL, men-jadikan pembelajaran Sejarah tidak monoton. Siswa tampak antusias manakala guru memberikan motivator berupa pujian dan acungan jempol. Guru berusaha menggunakan media pem-belajaran dan penyampaian materi yang

menarik. Guru mampu memotivasi siswa untuk selalu kooperatif dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru.

Setelah guru menerapkan pendekatan CTL maka prestasi belajar siswa dapat meningkat secara signifikan. Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 69,44 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 50,00% meningkat menjadi 80,97 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 72,22% pada siklus I, hingga ter-capainya persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 91,67% dengan nilai rata-rata sebesar 85,56. Dengan demikian penelitian ini termasuk dalam penelitian yang berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Saran

Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan. Memak-simalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS. Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan pendekatan CTL. Untuk team dalam penelitian, meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau input dari kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja. Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi dan Supriyanto. 1990.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Bandung: Remaja

Rosda-karya.

Arikunto. 2012. Prosedur Penilaian Suatu

Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta. Rata-rata Ketuntas… 0.00 50.00 100.00 69.4480.9785.56 50.00 72.2291.67 Rata-rata

(11)

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- Faktor

yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Sujana. 2000. Strategi Pembelajaran. Ban-dung: Falah Production.

Sunyono. 2008. Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Lampung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Kuanti-tatif KualiKuanti-tatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Zuriah, N. 2003. Penelitian Tidakuri dalam

Bidang Pendidikan dan Sosial (Edisi Pertama). Malang: Bayu Media

Gambar

Tabel 3 Tabel Aktivitas Siswa
Gambar 2 Peningkatan Hasil Belajar Pada Siswa  kelas XI TITL 1 UPTD SMKN 1 Trenggalek

Referensi

Dokumen terkait

Sanggahan paling lambat disampaikan pada hari Jumat, tanggal 21 Juni 2013 jam 15.00 WIB Sanggahan disampaikan kepada Pokja-2 Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Pemerintah

Nilai-nilai sosial budaya dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yang teridentifikasi meliputi: (1) kondisi ekonomi (2) etos kerja (3) nuansa kemiskinan (4) kondisi

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah dapat

dengan metode yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap calon anggota sampel dari anggota populasinya untuk menjadi anggota sampel.. Misalnya dalam suatu proses

Hepatoprotective Effects of Allium cepa (Onion) Extracts Against Paracetamol-Induced Liver Damage in Rats.. African Journal

Konsep ini memperkenalkan suatu system pengukuran perusahaan dengan menggunakan kriteria-kriteria yang merupakan penjabaran dari visi dan strategi perusahaanyang digolongkan dalam

Analisis break even point adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui situasi atau keadaan dimana pendapatan total perusahaan sama dengan biaya totalnya. Dengan mengetahui