• Tidak ada hasil yang ditemukan

PKB III PROGRAM STUDI SPESIALIS Ilmu Penyakit Paru 2019 Cobamamide as Appetite Stimulant in Chronic Respiratory Disease Ida Bagus Ngurah Rai Program S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PKB III PROGRAM STUDI SPESIALIS Ilmu Penyakit Paru 2019 Cobamamide as Appetite Stimulant in Chronic Respiratory Disease Ida Bagus Ngurah Rai Program S"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

PKB III PROGRAM STUDI SPESIALIS Ilmu Penyakit Paru

2019

Cobamamide as Appetite Stimulant in Chronic Respiratory Disease

Ida Bagus Ngurah Rai

Program Studi Spesialis Ilmu Penyakit Paru/KSM Paru FK Unud/RSUP Sanglah

I. Pendahuluan

Penyakit pernapasan kronis seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), penyakit paru interstitial, hingga keganasan memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi (GOLD, 2019). Morbiditas yang tinggi salah satunya dipengaruhi oleh adanya komplikasi yang berhubungan dengan penyakit utama. Terdapat berbagai jenis komplikasi yang dapat terjadi dalam perjalanan pasien dengan penyakit kronis , salah satunya adalah terjadinya malnutrisi pada pasien (Decramer dkk, 2012).

Prevalensi malnutrisi pada pasien dengan penyakit pernapasan kronis cukup tinggi. Pada artikel yang ditulis oleh Rawal G dkk tahun 2015 mengenai terapi nutrisi pada pada pasien PPOK disebutkan bahwa sindrom kakeksia pulmonal terjadi pada 25% hingga 40% pasien PPOK. Sindrom kakeksia pulmonal ditandai dengan adanya penurunan berat badan 5% sampai 10% dari berat badan awal, berat badan kurang dari 90% berat badan ideal, atau kehilangan berat badan lebih dari 5% selama 3 sampai 12 bulan. Pada artikel yang ditulis oleh Kiss N tahun 2016 mengenai nutrisi pada pasien dengan keganasan paru menyebutkan bahwa pasien keganasan paru sebagian besar mengalami malnutrisi. Penelitian yang dilakukan oleh Hebuterne dkk tahun 2014 mendapatkan 45% pasien kanker paru memiliki indeks massa tubuh ≤18,5 kg/m2. Penelitian lainnya oleh Mariani dkk tahun 2012 mendapatkan 34,5% pasien kaker paru mengalami penurunan berat badan lebih dari 10% dari berat badan sebelumnya.

(7)

PKB III PROGRAM STUDI SPESIALIS Ilmu Penyakit Paru

2019

Hingga saat ini patogenesis malnutrisi pada pasien dengan penyakit pernapasan kronis belum diketahui. Hal tersebut berhubungan dengan adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penurunan massa tubuh yang progresif. Faktor tersebut antara lain penurunan asupan kalori, perubahan metabolisme, hipoksia jaringan, stress oksidatif, inflamasi, dan medikasi yang diberikan seperti glukokortikoid. Perubahan asupan kalori salah satunya disebabkan oleh penurunan nafsu makan dan gangguan penyerapan saluran cerna pada pasien dengan penyakit kronis. Oleh karena itu, meningkatkan nafsu makan pasien merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadi malnutrisi (Langen dkk, 2013). Defisiensi vitamin B12 merupakan salah satu mekanisme terjadinya penurunan nafsu makan pada pasien, sehingga pemberian suplementasi vitamin B12 dapat menjadi salah satu terapi dalam meningkatkan nafsu makan pasien (Briani dkk, 2013). Pada tulisan ini akan dipaparkan manfaat klinis pemberian Cobamamide sebagai salah satu bentuk aktif vitamin B12 untuk meningkatkan nafsu makan pada pasien dengan penyakit pernapasan kronis.

II. Penyebab Terjadinya Penurunan Nafsu Makan pada Pasien dengan Penyakit Pernapasan Kronis

Terdapat tiga aspek utama penyebab terjadinya penurunan nafsu makan pada pasien dengan penyakit kronis, yaitu penyebab fisiologi, psikologis, dan farmakologi. Ketiga faktor tersebut dapat secara tunggal atau kombinasi menyebabkan penurunan nafsu makan. Penyakit kronis yang didominasi oleh usia tua juga mempengaruhi terjadinya penurunan nafsu makan akibat berbagai kondisi seperti dispepsia dan penurunan tenaga atau energi (Pilgrim dkk, 2015) .

Secara fisiologis pada pasien usia tua dengan penyakit kronis terjadi perubahan sistem digestif, perubahan hormonal, nyeri, penurunan fungsi indra penciuman, dan defisiensi vitamin (Bosley dkk, 2004). Pada artikel yang ditulis oleh

(8)

PKB III PROGRAM STUDI SPESIALIS Ilmu Penyakit Paru

2019

Pilgrim dkk tahun 2015 menyebutkan bahwa pasien dengan penyakit kronis mengalami penurunan nafsu makan dengan penurunan tenaga dan nyeri. Penurunan tenaga menyebabkan gangguan pada proses makan dan minum, dimana makanan membutuhkan waktu lama untuk dikunyah, sehingga menurunkan keinginan makan dari pasien. Pada penelitian yang dilakukan oleh Fabbro ED dkk tahun 2011 menyebutkan adanya hubungan defisiensi vitamin B12 dengan penurunan nafsu makan melalui mekanisme terjadinya eksaserbasi anoreksia pada pasien kanker. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh penurunan nafsu makan akibat anoreksia dengan kecukupan vitamin B12 di dalam tubuh.

Faktor psikologis dan farmakologi juga dapat menyebabkan penurunan nafsu makan. Pasien dengan penyakit pernapasan kronis memiliki resiko tinggi mengalami depresi dan delirium akibat disabilitas dan efek sistemik penyakit yang dimiliki. Pada penelitian Goldberg dkk tahun 2012 ditemukan 24% pasien usia tua yang dirawat di rumah sakit dan 27% pasien usia tua dengan penyakit kronis yang memerlukan perawatan khusus mengalami depresi. Delirium yang terjadi pada pasien dengan penyakit kronis umumnya berhubungan dengan rendahnya asupan nutrisi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sevuk U dkk tahun 2015 menemukan defisiensi vitamin B12 berhubungan dengan peningkatan resiko delirium. Pada penelitian tersebut didapatkan pasen dengan defisiensi vitamin B12 secara signifikan memiliki insiden delirium yang lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa defisiensi vitamin B12 dengan presentase 42% berbanding 26% (p=0,017). Pada artikel yang ditulis oleh Lachner C dkk tahun 2012 menyebutkan bahwa gejala neuropsikiatri seperti delirium dilaporkan pada 4% sampai 50% pasien dengan defisiensi vitamin B12. Pada artikel tersebut disebutkan pula defisiensi vitamin B12 pada usia tua terutama yang memiliki penyakit kronis umumnya 40% disebabkan oleh ganggua gastrointestinal seperti penurunan nafsu makan dan gangguan penyerapan akibat gastritis kronis dan

(9)

PKB III PROGRAM STUDI SPESIALIS Ilmu Penyakit Paru

2019

interaksi obat. Penyebab lainnya meliputi penyakit autoimun operasi abdomen, kebutuhan yang meningkat, dan genetik.

III.Manfaat Klinis Pemberin Cobamamide untuk Meningkatkan Nafsu Makan Pasien dengan Penyakit Pernapasan Kronis

Penurunan nafsu makan pada pasien dengan penyakit pernapasan kronis yang multifaktorial menyebabkan dibutuhkan intervensi yang multipel untuk meningkatkan luaran terapi nutrisi pada pasien. Pemberian Cobamamide pada pasien menunjukkan potensi yang baik untuk meningkatkan nafsu makan. Pemenuhan kebutuhan vitamin B12 untuk mencegah terjadinya defisiensi meupakan salah satu mekanisme kerja suplementasi cobamamide untuk meningkatkan nafsu makan (Rawal dkk, 2015).

Pada artikel yang ditulis oleh Kelly G dipaparkan dua penelitian yang menunjukkan manfaat Cobamamide dalam meningkatkan nafsu makan pada pasien penyakit kronis. Penelitian pertama disebutkan bahwa kombinasi Cobamamide dan Karnitin dapat meningkatkan nafsu makan lebih baik dibandingkan pemberian Siproheptadin tunggal pada pasien dengan anoreksia. Pada penelitian tersebut juga tidak didapatkan efek samping pada kelompok yang diberikan intervensi kombinasi Cobamamide dan Karnitin. Penelitian kedua disebutkan suplementasi Cobamamide 6 mg/hari dapat meningkatkan berat badan dan nafsu makan pada pasien Tuberkulosis paru dan penyakit hati.

Penelitian lainnya yang menunjukkan manfaat Cobamamide dalam meningkatkan status gizi pasien adalah penelitian yang dilakukan oleh Jamnik dkk tahun 2001. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa cobamamide dan Siproheptadin merupaka suplemen efektif untuk meningkatkan berat badan dan nafsu makan pasien dengan kanke paru. Pada awal penelitian ditemukan 23 pasien mengalami penurunan nafsu makan akibat anoreksia, namun pada akhir penelitian

(10)

PKB III PROGRAM STUDI SPESIALIS Ilmu Penyakit Paru

2019

hanya didapatkan 15 pasien dengan anoreksia. Hal tersebut menunjukkan efektifitas Cobamamide untuk meningkatkan nafsu makan dengan menurunkan kejadian anoreksia.

IV Kesimpulan

Malnutrisi merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan penyakit pernapasan kronis. Penurunan nafsu makan merupakan salah satu faktor resikonya. Penurunan asupan vitamin B12 akibat penurunan nafsu makan dan penurunan fungsi penyerapan pada pasien penyakit kronis dapat menyebabkan terjadinya defisiensi vitamin B12 dan menimbulkan gejala klinis yang dapat secara langsung dan tidak langsung menurunkan nafsu makan. Oleh karena itu, pemberian suplementasi dengan Cobamamide sebagai bentuk aktif dari vitamin B12 memiliki potensi besar untuk meningkatkan nafsu makan pada pasien dnegan penyakit pernapasan kronis.

Daftar Pustaka

Bosley B, Weiner D, Rudy T, et al. Is chronic nonmalignant pain associated with decreased appetite in older adults? Preliminary evidence. Journal of the American Geriatrics Society. 2004; 52:247–251.

Briani C, Torre CD, Citton V, Manara R, Pompanin S, Binotto G, dkk. Cobalamin Deficiency: Clinical Picture and Radiological Findings. Nutrients, 2013;5:4521-4539.

Decramer M, Janssens W, Miravitlles M. Chronic obstructive pulmonary disease. Lancet 2012; 379: 1341–51.

(11)

PKB III PROGRAM STUDI SPESIALIS Ilmu Penyakit Paru

2019

Fabbro ED, Hui D, Dalal S, Dev R, Nooruddin ZI, Bruera E. Clinical Outcomes and Contributors to Weight Loss in a Cancer Cachexia Clinic. Journal of

Palliative Medicine, 2011;14(9)

Global strategy for the diagnosis, management, and prevention of chronic obstructive pulmonary disease: Revised 2019. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD).

GOLDBERG S, WHITTAMORE K, HARWOOD R, et al. The prevalence of mental health problems among older adults admitted as an emergency to a general hospital. Age and Ageing. 2012; 41:80–86.

Hébuterne X, Lemarié E, Michallet M, et al. Prevalence of malnutrition and current use of nutrition support in patients with cancer. JPEN J Parenter Enteral Nutr. 2014;38(2):196–204

Jamnik S, Santoro IL, Nesi DG, Uehara C. Study of Cyproheptadine and Cobamamide in Weight Loss of Patients with Lung Cancer. Brazilizn

Journal of Medicine, 2001;58(1):75-78.

Kelly G. The Coenzyme Forms of Vitamin B12: Toward an Understanding of their Therapeutic Potential. Alternative Medicine Review, 1997;2(6):459-471. Kiss N. Nutrition support and dietary interventions for patients with lung cancer:

current insights. Lung Cancer: Target and Therapy, 2016;7:1-9.

Lachner C, Steinle NI, Regenold WT. The Neuropsychiatry of Vitamin B12 Deficiency in Elderly Patients. J Neuropsychiatry Clin Neuro Sci, 2012;24(1):5-15

Langen RC, Gosker HR, Remels AH, Schols AM. Triggers and mechanisms of skeletal muscle wasting in chronic obstructive pulmonary disease. Int J Biochem Cell Biol 2013; 45: 2245–56.

(12)

PKB III PROGRAM STUDI SPESIALIS Ilmu Penyakit Paru

2019

Mariani L, Lo Vullo S, Bozzetti F; SCRINIO Working Group. Weight loss in cancer patients: a plea for a better awareness of the issue. Support Care Cancer. 2012;20(2):301–309.

Pilgrim A, Sayer AA. An overview of appetite decline in older people. Nurs Older

People, 2015;27(5):29-35.

Rawal G, Yadav S. Nutrition in chronic obstructive pulmonary disease: A review.

Journal of Translational Internal Medicine, 2015;3(4):151-154.

Sevuk U, Baysal E, Ay N, Altas Y, Altindag R, Yaylak B, dkk. Relationship between cobalamin deficiency and delirium in elderly patients undergoing cardiac surgery. Neuropsychiatric Disease and Treatment, 2015;11:2033-2039.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat dikatakan terdapat pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan di Pusat Perawatan Kecantikan VIVA di Jalan WR Supratman 37

Pada pengujian dengan beban buck converter didapati peningkatan daya sebesar 79% pada pengujian sumber cahaya halogen tegak lurus terhadap sel surya, 43% pada

SOP room servicedi Natya Hotel, Tabanan merupakan dasar untuk meningkatkan profesionalisme, karena SOP sangat membantu membiasakan para Room service man untuk

Tujuan utamanya adalah untuk mengukur prevalensi infeksi gonore, klamidia, sifilis, trikomonas vaginalis, bakterial vaginosis, dan kandidiasis vaginal pada WPS di Bitung,

Dokumen pengadaan Bab II Persyaratan peserta halaman 2 2.6 pengalaman di lingkungan pemerintah maupun swasta paling sedikit 1 pekerjaan , kok di halaman 28 bab V LDK point B

Proses ini adalah proses pembuatan sketsa dasar dari model yang dibuat. Sketsa tersebut akan menjadi dasar panduan bagi modeler untuk membuat model. Akan lebih baik bila sketsa

responden berdasarkan status gizi di Sekolah Dasar Kecamatan Rangsang Kabupaten Kepulauan Meranti didapatkan bahwa status gizi sangat kurus paling banyak dengan

Pemilihan alat dan teknik inhalasi yang benar sangat penting untuk menentukan kontrol asma, hal ini erat kaitannya dengan kepatuhan pasien.Kesalahan dalam menggunakan alat