• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI... 1 DAFTAR LAMPIRAN... 2 RINGKASAN UTAMA... 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI... 1 DAFTAR LAMPIRAN... 2 RINGKASAN UTAMA... 3"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Isi

DAFTAR ISI………..…...……… 1 DAFTAR LAMPIRAN ……...………... 2 RINGKASAN UTAMA …..………..………... 3 BAB I. PENDAHULUAN ……….………... 7 A. LATAR BELAKANG ……… 7 B. DASAR HUKUM ……….. 8

C. TUGAS DAN FUNGSI KKI, MKDKI, DAN SEKRETARIAT KKI …………... 9

D. ANALISIS SITUASI ……….. 10

BAB II. CAPAIAN PROGRAM KEGIATAN...………... 13

A. SASARAN PROGRAM/KEGIATAN BERDASARKAN RENSTRA KKI 2011-2015……… 13

B. TARGET DAN RENCANA KERJA 2014 ..………. 14

C. HASIL CAPAIAN KEGIATAN TAHUN 2014……….. 17

D. PENYERAPAN ANGGARAN TAHUN 2014………... 34

E. TANTANGAN/ KENDALA ……… 34

F. HARAPAN……….. 37

(2)

DAFTAR LAMPIRAN

• Rekapitulasi Dokter/Dokter Gigi/Dokter Gigi Spesialis/Dokter Spesialis

di KKI Tahun 2005 s/d 31 Desember 2014... 41

• Grafik Dokter Yang Terregistrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2014... 42

• Grafik Dokter Gigi Yang Terregistrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2014... 42

• Grafik Dokter Gigi Spesialis Yang Terregistrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2014... 43

• Grafik Dokter Spesialis Yang Terregistrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2014... 43

• Peta Sebaran Dokter, Dokter Gigi , Dokter Gigi Spesialis dan Dokter Spesialis Berdasarkan Alamat Korespondensi Per 31 Desember 2014.... 44

• Daftar Penyelenggara PPDGS 2014... 45

• Daftar Fakultas Kedokteran Penyelenggara PPDS Tahun 2014 ... 46

• Data Sebaran Dokter/Dokter Gigi/Dokter Gigi Spesialis/ Dokter Spesialis Yang Teregistrasi di KKI Tahun 2005 Sampai Dengan 31 Desember 2014... 48

• Susunan Organisasi KKI periode masa tugas tahun 2014 -2019... 49

• Susunan Organisasi MKDKI periode masa tugas tahun 2011 -2016... 50

(3)

Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) merupakan Lembaga negara yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI, mengemban tugas dan amanah berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yaitu: (1) mengesahkan standar pendidikan profesi dan standar kompetensi dokter dan dokter gigi, (2) melakukan registrasi dokter dan dokter gigi WNI dan WNA, (3) melakukan pembinaan bersama organisasi profesi dan pemangku kepentingan terkait dengan penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi. KKI mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis. Adapun tujuan dari pengaturan praktik kedokteran tersebut adalah untuk memberikan perlindungan pada masyarakat, peningkatan mutu praktik kedokteran serta memberikan kepastian hukum bagi dokter, dokter gigi dan masyarakat.

Dalam menghadapi globalisasi dan liberalisasi dibidang jasa kesehatan sesuai ASEAN Charter yang telah

diratifikasi dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008, KKI bersama-sama Kementerian Kesehatan

RI diakui sebagai Professional Medical and Dental Regulatory Authority (PMRA dan PDRA) di Indonesia

yang berperan dalam merekognisi kualifikasi dan kompetensi dokter/dokter gigi Asean. Selaku PMRA dan PDRA, KKI bersama Kementerian Kesehatan RI dituntut berperan aktif dalam pertemuan perundingan jasa yang diselenggarakan secara periodik setiap tahun, untuk memfasilitasi tercapainya 4

(empat) tujuan MRA (Mutual Recognition Arangement) sesuai agenda Blueprint AEC (Asean Economy

Community) 2015. Di tingkat international, KKI sejak tahun 2011 telah menjadi anggota IAMRA (International Association for Medical Regulatory Auhtorities), serta mendapat kepercayaan untuk

menyusun acuan tentang Medical Core Competency dalam pertemuan Medical Council Negara anggota

Ringkasan

Utama

(4)

Dengan mengacu pada Rencana Strategis KKI Tahun 2011-2015, anggota KKI periode masa tugas tahun 2014-2019 yang diangkat oleh Presiden pada tanggal 26 Mei 2014, telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai kelanjutan dari program kerja yang telah dilakukan oleh KKI periode tugas tahun 2009-2014. Renstra KKI tahun 2011-2015 tersebut juga dijadikan dasar untuk pelaksanaan program kerja MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia), sebagai badan independen didalam KKI yang dibentuk untuk menegakkan disiplin bagi dokter dan dokter gigi saat penyelenggaraan praktik kedokteran, serta sekretariat KKI yang berfungsi membantu dan memfasilitasi teknis administrasi pelaksanaan tugas KKI dan MKDKI.

Hasil dari program kerja dan capaian KKI tahun 2014, pada bidang pendidikan profesi dokter dan dokter gigi antara lain yaitu : telah disahkan revisi Peraturan KKI tentang Persetujuan Alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran/Kedokteran Gigi; menyusun draf Pedoman Hak-Hak

Istimewa (Clinical Privilege) Dalam Pendidikan Profesi Dokter; menyusun draf Pedoman Hak-hak

Istimewa (Clinical Privilege) dalam Pendidikan Profesi Dokter Gigi; melakukan penilaian kelayakan

dan rekomendasi permohonan pembukaan program studi kedokteran dan kedokteran gigi; menerbitkan surat persetujuan bagi dokter spesialis/ dokter gigi spesialis WNA yang akan melakukan kegiatan alih ilmu pengetahuan dan teknologi; melakukan proses usulan adaptasi dokter/dokter gigi, drSp/drgSp; penyusunan dan pembahasan rancangan perubahan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 8 Tahun 2012

tentang Program Pendidikan Dokter Spesialis, penyusunan dan pembahasan rancangan template

Standar Kompetensi Dokter Spesialis; serta pelaksanaan bimtek dan monev penerapan standar pendidikan profesi kedokteran/kedokteran gigi ke beberapa institusi pendidikan.

Pada bidang registrasi dokter dan dokter gigi, capaian yang diperoleh adalah tersusunnya pedoman

buku petunjuk registrasi secara online; mensahkan revisi Perkonsil Registrasi Dokter Peserta Program

Internsip; mensahkan Perkonsil Registrasi PPDS/PPDGS; mensahkan Perkonsil Nomor Identitas Dokter dan Dokter Gigi. Selain hal tersebut, sampai dengan tahun 2014, KKI telah meregistrasi 157.393 dokter dan dokter gigi, telah menerbitkan 16.804 Surat Tanda Registrasi (STR) dokter untuk kewenangan internsip, dan telah menerbitkan 224 Surat Tanda Registrasi (STR) dokter peserta PPDS/dokter gigi peserta PPDGS, serta telah melakukan monitoring dan evaluasi implementasi peraturan registrasi di beberapa Provinsi sekaligus melakukan ujicoba registrasi

secara online. Pencapaian penting lainnya terkait registrasi adalah telah dilakukannya sertifikasi

ulang (resertifikasi) ISO 9001:2008 terhadap layanan registrasi dokter/dokter gigi.

Pada bidang pembinaan profesi dokter dan dokter gigi, hasil yang telah dicapai pada tahun 2014 adalah diterbitkannya Keputusan KKI tentang Kemitraan; melaksanakan pertemuan rutin forum koordinasi dengan para pengandil; melaksanakan bimbingan teknis tentang praktik kedokteran yang baik kepada dokter dan dokter gigi baru; dan sosialisasi buku Praktik Kedokteran yang Baik

Pencapaian penting lainnya terkait registrasi adalah telah dilakukannya sertifikasi ulang (resertifikasi) ISO 9001:2008 terhadap layanan registrasi dokter/ dokter gigi.

(5)

Kepada Dokter dan Dokter Gigi melalui Dinas Kesehatan Provinsi. Hal lain yang dilakukan dalam rangka pembinaan dokter dan dokter gigi di tahun 2014 adalah melakukan eksekusi dan pembinaan terhadap 18 (delapan belas) orang dokter dan dokter gigi yang terkena sanksi disiplin, memberikan peringatan tertulis dan pencabutan STR kepada 11 (sebelas) orang dokter dan dokter gigi. Divisi

Pembinaan KKI juga telah melakukan penerbitan Letter of Good Standing (LOG) sebanyak 65 (enam

puluh lima) di tahun 2014. Dalam hal penegakkan disiplin praktik kedokteran dan kedokteran gigi melalui Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) sampai dengan tahun 2014 terdapat sejumlah 244 kasus diadukan, dan sudah 240 kasus yang tertangani. Dari yang telah tertangani tersebut, 55 kasus masih dalam proses (belum dilakukan putusan). Disamping itu MKDKI juga telah mengembangkan sistem manajemen data dan informasi dokter dan dokter gigi yang melanggar norma.

Untuk mewujudkan pelayanan prima dan tata pemerintahan yang baik (good governance), melalui

Sekretariat KKI, tahun 2014 ini telah dilakukan pengembangan aplikasi registrasi online, aplikasi

pelayanan SMS registrasi, resertifikasi ISO 9001:2008 untuk registrasi dan sertikasi ISO 9001:2008 untuk pengelolaan keuangan PNBP, penetapan standar kinerja pegawai, dan pelaksanaan pameran serta talkshow sosialisasi penerapan praktik kedokteran yang baik.

Selama Tahun 2014, KKI selaku Professional Regulatory Authority (PRA) di Indonesia terus

memperkuat kerjasama dengan para pengandil di tingkat Nasional, Regional ASEAN dan Negara SEAR, serta di tingkat Global/Internasional. Penguatan kerjasama KKI di tingkat Nasional antara lain melakukan kerjasama (MoU) dengan CHS, PERSI dan berperan aktif sebagai anggota yang ditugaskan mewakili KKI dalam tim Pokja Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan Tinggi, maupun mewakili KKI sebagai anggota Tim TKBJK, Tim koordinasi perijinan TK-WNA dan TIMPORA

di Kementerian Kesehatan. Untuk penguatan peran dan Networking KKI di tingkat Regional antara

lain KKI terlibat aktif dalam pertemuan ASEAN Coordinating Committee Services (CCS) for Medical

and Dental practitioners dimana masing-masing negara harus mempersiapkan roadmap country implementation plan untuk implementasi Asean MRA pada AEC 2015; menginisiasi pertemuan

ASEAN Medical Disciplinary Board pada bulan April 2014 di Jakarta; menghadiri pertemuan Medical

Council negara-negara anggota WHO SEAR (South East Asia Region) melalui video conference, dan

menghadiri biannual meeting International Association for Medical Regulatory Auhtorities (IAMRA)

di London.

Tahun 2014 adalah diterbitkannya Keputusan KKI tentang Kemitraan; melaksanakan pertemuan rutin forum koordinasi dengan para pengandil; melaksanakan bimbingan teknis tentang praktik kedokteran yang baik kepada dokter dan dokter gigi baru; dan sosialisasi buku Praktik Kedokteran yang Baik Kepada Dokter dan Dokter Gigi melalui Dinas Kesehatan Provinsi.

(6)

Selain berbagai capaian KKI tersebut diatas, masih ada kendala tantangan yang perlu menjadi target penyelesaian di masa depan, antara lain harmonisasi peraturan-peraturan KKI dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, belum adanya persamaan persepsi pengandil KKI terkait dengan pengembangan sistem pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi yang lebih baik, masih banyaknya para pengandil serta dokter dan dokter gigi yang kurang paham tentang aturan penerbitan STR Dokter dengan kewenangan internsip, aturan tentang penyelenggaraan bakti sosial bagi dokter dan dokter gigi warga negara asing, aturan tentang penyelenggaraan alih ilmu pengetahuan dan teknologi oleh dokter dan dokter gigi warga negara asing. Juga belum terpadunya informasi data SIP (Surat Ijin Praktik) dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, belum terkoordinasinya pelaksanaan pembinaan dokter dan dokter gigi antara KKI dengan pengandil, kurangnya pemahaman pemerintah daerah dan penegak hukum tentang kedudukan MKDKI, MKDKI-P dan penegakan putusan disiplin praktik kedokteran yang masih menjadi kendala dan harus diselesaikan di tahun mendatang.

Untuk penguatan peran dan

Networking

KKI di tingkat Regional antara lain KKI terlibat aktif dalam pertemuan ASEAN

Coordinating

Committee Services

(CCS) for Medical and

Dental practitioners

di mana masing-masing negara harus mempersiapkan

roadmap

country implementation

plan

untuk implementasi

Asean MRA pada AEC 2015; menginisiasi pertemuan ASEAN

Medical Disciplinary

Board

pada bulan

April 2014 di Jakarta; menghadiri pertemuan

Medical Council

negara-negara anggota WHO SEAR (

South East

Asia Region

) melalui

video conference

, dan

menghadiri

biannual

meeting International

Association for Medical

Regulatory Auhtorities

(7)

A. LATAR BELAKANG

Praktik kedokteran yang merupakan inti dari berbagai kegiatan penyelenggaraan upaya kesehatan, harus dilakukan oleh dokter dan dokter gigi dengan berasaskan Pancasila dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, serta menjunjung tinggi perlindungan dan keselamatan pasien.

Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sebagai Lembaga Negara yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan konsil kedokteran Gigi bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI, mengemban tugas dan amanah dari Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK) untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter gigi.

Dalam menghadapi globalisasi dan liberalisasi dibidang jasa kesehatan sesuai Asean Charter yang telah

diratifikasi dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008, KKI bersama-sama Kementerian Kesehatan

RI diakui sebagai Professional Medical and Dental Regulatory Authority (PMRA dan PDRA) di

Indonesia yang berperan dalam merekognisi kualifikasi dan kompetensi dokter dan dokter gigi Asean. Selaku PMRA dan PDRA, KKI bersama Kementerian kesehatan RI dituntut berperan aktif dalam pertemuan perundingan jasa yang diselenggarakan secara periodik setiap tahun, untuk memfasilitasi

tercapainya 4 (empat) tujuan MRA (Mutual Recognition Arangement) sesuai agenda Blueprint AEC

(Asean Economy Community) 2015, yaitu: facility mobility (sebagai ultimate goals) of skill labours yang

didukung oleh 3 tujuan lainnya yaitu; (i) exchange information and enhance cooperation, (ii) promote

adoption of best practices on standards and qualifications, (iii) provide opportunities for capacity building and training.

A. LATAR BELAKANG

Praktik kedokteran yang merupakan inti dari berbagai kegiatan penyelenggaraan upaya kesehatan, harus dilakukan oleh dokter dan dokter gigi dengan berasaskan Pancasila dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, serta menjunjung tinggi perlindungan dan keselamatan pasien.

Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sebagai Lembaga Negara yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI, mengemban tugas dan amanah dari Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK) untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter gigi.

(8)

Di tingkat International, KKI sejak tahun 2011 telah menjadi anggota IAMRA (International Association for Medical Regulatory Auhtorities), serta mendapat kepercayaan untuk menyusun acuan

tentang Medical Core Competency dalam pertemuan Medical Council Negara anggota WHO SEAR

(South East Asia Region).

Dengan mengacu pada Rencana Strategis KKI Tahun 2011-2015, anggota KKI periode masa tugas tahun 2014-2019 yang diangkat oleh Presiden pada tanggal 26 Mei 2014, telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai kelanjutan dari program kerja yang telah dilakukan oleh KKI periode tugas tahun 2009-2014. Renstra KKI tahun 2011-2015 tersebut juga dijadikan dasar untuk pelaksanaan program kerja MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia), sebagai badan independen di dalam KKI yang dibentuk untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi agar sesuai kompetensi saat penyelenggaraan praktik kedokteran, serta sekretariat KKI yang berfungsi membantu dan memfasilitasi teknis administrasi pelaksanaan tugas KKI dan MKDKI.

Untuk melihat dan mengukur hasil kinerja KKI selama tahun 2014, perlu dibuat laporan kinerja KKI. Selain itu laporan diperlukan untuk pertanggungjawaban KKI sebagai Lembaga Negara dan untuk evaluasi diri pencapaian kinerja KKI, khususnya di tahun 2014.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2009.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Keanggotaan Konsil Kedokteran Indonesia.

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 721/MENKES/SK/IV/2011 tentang Pengangkatan Anggota Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia Masa Bakti Tahun 2011 – 2016.

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1442/MENKES/PER/X/2005 tanggal 11 Oktober 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia.

6. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 49/KKI/PER/XII/2010 tentang Rencana Strategis Konsil Kedokteran Indonesia Tahun 2011-2015.

7. Peraturan KKI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Konsil Kedokteran Indonesia sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Konsil Kedokteran Indonesia.

8. Peraturan KKI Nomor 3 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia dan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia di Tingkat Provinsi.

(9)

C. FUNGSI DAN TUGAS KKI, MKDKI DAN SEKRETARIAT KKI

Dalam pasal 6 dan pasal 7 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK), disebutkan bahwa Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sebagai badan regulator profesi dokter dan dokter gigi, mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis.

Tugas KKI adalah melakukan registrasi dokter dan dokter gigi; mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi; dan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terkait sesuai peran dan fungsi masing-masing.

Konsil Kedokteran Indonesia terdiri dari unsur pimpinan (merangkap anggota) dan bertugas secara kolegial serta bersifat independen. Anggota KKI berjumlah 17 orang terdiri dari 7 orang dokter, 7 orang dokter gigi serta 3 orang wakil masyarakat. Para anggota tersebut merupakan utusan dari unsur-unsur yang mendapat amanah sesuai ketentuan dalam UUPK yaitu Organisasi Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi, Kolegium, Institusi Pendidikan Kedokteran dan Kedokteran Gigi, Rumah Sakit Pendidikan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Wakil Masyarakat. Para anggota KKI tersebut dikelompokkan dalam Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi, yang terdiri dari 3 divisi yaitu Divisi Registrasi, Divisi Standar Pendidikan Profesi dan Divisi Pembinaan. Adapun Struktur organisasi dan susunan

Sesuai pasal 8 UUPK, dalam menjalankan tugasnya KKI memiliki wewenang:

a) menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi;

b) menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi;

c) mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi; d) melakukan pengujian persyaratan registrasi dokter dan

dokter gigi;

e) mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi;

f) melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi; dan

g) melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi profesi atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi.

(10)

Untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran, berdasarkan pasal 55 ayat (1) UUPK, dibentuk Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) yang merupakan Badan otonom didalam KKI. Tugas MKDKI adalah: (1) menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus dugaan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang diadukan; dan (2) menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi. Anggota MKDKI berjumlah 11 orang yang berasal dari Organisasi Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi, Asosiasi Rumah Sakit, dan Sarjana Hukum.

Selanjutnya dalam pasal 20 ayat (1), (2), (4) dan (5) UUPK disebutkan, dalam menyelenggarakan tugas dan wewenangnya KKI didukung oleh Sekretariat KKI, yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Kesehatan, dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada pimpinan KKI. Sekretariat KKI terdiri atas pegawai KKI yang secara struktur organisasi berada di bawah Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1442/MENKES/ PER/X/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat KKI, tugas Sekretariat KKI adalah memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada semua unsur di KKI termasuk MKDKI. Menyelenggarakan fungsi: (1) pelaksanaan fasilitasi standardisasi pendidikan profesi; (2) pelaksanaan fasilitasi registrasi; (3) pelaksanaan fasilitasi pembinaan dan pelayanan hukum; dan (4) pelaksanaan administrasi umum dan hubungan masyarakat. Biaya untuk pelaksanaan tugas KKI sejak tahun 2006 sampai dengan saat ini didukung dari Kementerian Kesehatan melalui DIPA Sekretariat KKI serta PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Registrasi dokter dan dokter gigi.

D. ANALISIS SITUASI

Sejak KKI berdiri tahun 2005 sampai dengan tahun 2014, telah banyak capaian dan tugas yang dilakukan oleh KKI, baik secara sendiri maupun bekerjasama dengan para pengandil terkait. 1. Bidang Pendidikan Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi

KKI bersama pengadil di bidang pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi (AIPKI, AFDOKGI, ARSPI, ARSGMP, dan Kolegium) dalam proses merevisi standar pendidikan profesi dan standar kompetensi dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis yang telah disahkan KKI pada tahun 2007. Standar tersebut kemudian menjadi acuan bagi penyelenggaraan pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia serta dalam melakukan bimbingan teknis penerapan standar pendidikan profesi di Institusi Pendidikan Kedokteran/Kedokteran Gigi.

Selain itu KKI juga telah membuat rancangan pedoman pencabangan ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, yang kemudian akan diikuti dengan penyelesaian masalah tumpang tindih

pencabangan ilmu. Pada saat ini dari 13 kelompok/cluster, berdasarkan kesepakatan bersama

antar Kolegium Spesialis Kedokteran telah dibahas “white paper” untuk 2 kelompok/cluster

yaitu Stenting Arteri Karotis (dalam tahap penandatanganan kesepakatan) dan Kemoterapi

(tahap pembahasan). Untuk penyelesaian masalah tumpang tindih pencabangan ilmu di bidang Kedokteran Gigi telah dibuat draf pedoman kewenangan klinis antara dokter gigi dengan dokter gigi spesialis menggunakan format standar kompetensi dokter gigi yang telah disahkan oleh KKI pada tahun 2008 yaitu domain 1 sampai dengan 4.

(11)

Berdasarkan permintaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI, KKI juga telah menerbitkan rekomendasi pembukaan beberapa program studi (prodi) pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi baru berdasarkan hasil visitasi. Khusus untuk menjamin mutu pendidikan kedokteran di tahun 2009, KKI telah merekomendasikan dilakukan moratorium untuk pembukaan prodi kedokteran. Sampai saat ini moratorium untuk pembukaan prodi kedokteran dan kedokteran gigi masih diberlakukan. Sebagai tindak lanjut KKI akan merumuskan cetak biru produksi dokter/dokter gigi dan prodi yang layak sehingga dapat terlihat kebutuhan produksi dokter dan dokter gigi di Indonesia, sedangkan untuk penerbitan rekomendasi Pembukaan Program Studi Dokter Spesialis (PPDS) masih dalam proses pembentukan tim evaluasi antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Konsil Kedokteran Indonesia dan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia.

Adanya dinamisasi kebijakan pemerintah RI dan perubahan kondisi dalam bidang pendidikan kedokteran, antara lain adanya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, maka diperlukan sinkronisasi regulasi KKI dengan Kementerian Pendidikan Kolegium dan Kementerian Kesehatan, dalam hal pemantauan dan evaluasi pelaksanaan standar pendidikan profesi, penjaminan mutu serta sistem akreditasi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi. Koordinasi yang lebih intens dengan pengandil di bidang pendidikan kedokteran juga diperlukan untuk proses pengakuan kualifikasi dokter/dokter gigi lulusan Luar Negeri, proses adaptasi serta proses persetujuan KKI untuk dokter/dokter gigi WNA yang akan melakukan kegiatan alih iptekdok di Indonesia.

2. Bidang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi

Sesuai dengan Pasal 29 ayat (4) UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran di Indonesia harus memiliki STR yang diterbitkan oleh KKI. STR dokter dan dokter gigi berlaku selama 5 tahun dan harus dilakukan registrasi ulang setiap 5 tahun dengan tetap memenuhi persyaratan yang berlaku. Berdasarkan data KKI, terdapat 9.200 dokter dan dokter gigi di 34 provinsi yang harus melakukan registrasi ulang, karena Surat Tanda Registrasi (STR) nya telah habis masa berlaku pada tahun 2014. Registrasi ulang tersebut wajib dilakukan 6 bulan sebelum habis masa berlaku STR, agar penyelesaian STR ulang tepat pada waktunya dan tidak terjadi kekosongan hukum/legalitas praktik kedokteran. Sampai dengan 31 Desember 2013, dokter dan dokter gigi yang telah teregistrasi dan memiliki STR dari KKI berjumlah 146.048 orang, terdiri dari :

20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 100.000 er spesialis : dokt er gig i: dokt er gig i spesialis: dokter: 94.727

(12)

Dalam melaksanakan fungsi dan tugas KKI di bidang Registrasi dokter dan dokter gigi, KKI perlu terus melakukan sosialisasi, bimbingan teknis dan harmonisasi peraturan registrasi dokter dan dokter gigi WNI/WNA dengan para pengandil terkait di Pusat dan Daerah,

terlaksananya proses registrasi baru dan registrasi ulang secara online melalui website

KKI agar dapat mempermudah dan mempercepat proses penerbitan STR, terlaksananya

koordinasi penyiapan inter-operabilitas system registrasi online KKI dengan Organisasi

Profesi (PB IDI dan PB PDGI), terlaksananya proses registrasi secara efisien dan tepat waktu bagi dokter peserta internship, registrasi dokter PPDS dan dokter gigi PPDGS, penyempurnaan proses registrasi bersyarat dan registrasi sementara bagi dokter dan dokter gigi WNA, serta penyempurnaan peraturan tata cara registrasi bersama pengandil untuk dapat menjamin keabsahan dan legalitas kompetensi dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran.

Dengan akan diberlakukannya AEC pada akhir tahun 2015, KKI bersama Kementerian Kesehatan RI berperan aktif sebagai anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa Kesehatan (TKBJK) Kementerian kesehatan dan sebagai Delegasi Indonesia dalam pertemuan perundingan Asean MRA untuk jasa dokter dan dokter gigi (AJCCM dan AJCCD) yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun, melakukan verifikasi permohonan ijin pendayagunaan TK-WNA sebagai anggota Tim Koordinasi Perijinan TK-WNA di Pusrengun Kemenkes RI, dan ikutserta sebagai bagian dari Tim Kemenkes dalam kegiatan TIMPORA (Tim Pengawasan Orang Asing).

3. Bidang Pembinaan dan Penegakkan Disiplin Praktik Kedokteran.

Dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas KKI di bidang pembinaan praktik dokter dan dokter gigi, KKI telah menerbitkan beberapa regulasi dalam bentuk pedoman terkait penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik, dan telah mempunyai sistem penegakkan disiplin kedokteran dan kedokteran gigi. Namun demikian sistem pembinaan dokter dan dokter gigi antara KKI dan pengandil terkait belum terkoordinasi dengan baik, terutama pembinaan bagi dokter dan dokter gigi yang terkena sanksi disiplin. Hal-hal lain yang masih perlu mendapatkan perhatian adalah belum tersosialisasi secara luas fungsi MKDKI sebagai penegak disiplin kedokteran/kedokteran gigi dan pengawasan pelaksanaan keputusan MKDKI daerah oleh pengandil terkait.

4. Bidang Kesekretariatan KKI (Administrasi Umum dan Kehumasan)

Dalam rangka pelaksanaan tata pemerintahan yang baik, Sekretariat KKI sejak tahun 2005-2013 selain memfasilitasi teknis administrasi program KKI, secara bertahap juga telah melakukan pembenahan dengan menyusun dan menyempurnakan SPO (Standar Prosedur Operasional) administratif, peta jabatan, peta SDM, analisis beban kerja, serta pembuatan laporan kinerja yang akuntabel. Walaupun demikian, penyempurnaan masih

harus terus diupayakan, mengingat sebagai Lembaga Negara tuntutan good governance

semakin dikedepankan guna memberikan fasilitasi kerja kepada KKI dan pengguna KKI (dokter, dokter gigi, pengandil) yang lebih optimal.

(13)

A. SASARAN PROGRAM/KEGIATAN

SESUAI RENSTRA KKI 2011 -2015

Pada tahun 2015 diharapkan terjadi perubahan yang berarti dalam sistem pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi, sistem registrasi dokter dan dokter gigi, sistem pembinaan praktik dokter dan dokter gigi di Indonesia serta sistem penanganan kasus pelanggaran disiplin praktik kedokteran secara efektif dan efisien. Dengan demikian untuk tahun 2011–2015 ditentukan 8 (delapan) sasaran KKI dalam pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang, yaitu :

1. Terciptanya kepastian hukum tentang

pembukaan program studi (prodi) pendidikan kedokteran/kedokteran gigi dan terselenggaranya penilaian kebutuhan dokter/dokter gigi serta penilaian prodi pendidikan kedokteran/kedokteran gigi yang mengacu pada pedoman yang rinci dan berjenjang;

2. Seluruh program pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia menerapkan standar pendidikan profesi dan standar kompetensi pada setiap disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi;

3. Terselenggaranya peningkatan dan penjagaan mutu pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi secara berkala dan berkesinambungan;

4. Tersedianya regulasi bagi dokter dan dokter gigi dalam memperoleh kewenangan tambahan atau kewenangan lain;

5. Tersedianya sistem registrasi dokter dan dokter gigi yang terpadu dan sinkron baik

Capaian

Program

A. SASARAN PROGRAM/

KEGIATAN SESUAI

RENSTRA KKI 2011 -2015

Pada tahun 2015 diharapkan terjadi perubahan yang berarti dalam sistem pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi, sistem registrasi dokter dan dokter gigi, sistem pembinaan praktik dokter dan dokter gigi di Indonesia serta sistem penanganan kasus pelanggaran disiplin praktik kedokteran secara efektif dan efisien. Dengan demikian untuk tahun 2011–2015 ditentukan 8 (delapan) sasaran KKI dalam pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang, yaitu :

(14)

6. Tersedianya sistem pembinaan penyelenggaraan praktik kedokteran dan terselenggaranya penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin kedokteran dan kedokteran gigi yang efisien dan efektif oleh MKDKI dan MKDKP dengan kualitas keputusan yang tepat; 7. Terselenggaranya praktik kedokteran yang baik;

8. Meningkatnya penerapan good governance sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Diagram Balanced Scorecard Konsil Kedokteran Indonesia 2009-2014

B. TARGET DAN RENCANA KERJA 2014

Berdasarkan ke-8 (delapan) butir sasaran dalam Renstra KKI tersebut di atas, pada tahun 2014 KKI merencanakan program kerja/kegiatan sebagai berikut :

1. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Pendidikan Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi :

a. Revisi Perkonsil No. 37 tahun 2009 tentang Persetujuan Alih Iptek;

b. Monitoring dan evaluasi penerapan Standar Pendidikan dan Kompetensi KK dan KKG yang disahkan KKI;

(15)

c. Penyelesaian tumpang tindih kompetensi sebagai acuan kompetensi dalam

menghadapi Asean Framework Agreement on Service ( AFAS);

d. Lokakarya sinkronisasi Penyusunan Pedoman Hak-Hak Istimewa (Clinical privilage)

dalam pendidikan profesi dokter spesialis;

e. Sinkronisasi Penyusunan pedoman hak-hak istimewa (Clinical privilage) dalam

pendidikan profesi dokter gigi spesialis;

f. Penilaian kelayakan dan rekomendasi pembukaan Prodi baru;

g. Pengusulan adaptasi dokter/dokter gigi dan dr Sp/drg Sp lulusan dalam dan luar negeri sebagai pemenuhan persyaratan registrasi;

h. Pengkajian dan pemberian persetujuan alih ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi :

a. Revisi Perkonsil Registrasi Dokter Peserta Program Internsip, serta Penyusunan Perkonsil Registrasi Dokter peserta PPDS dan Dokter Gigi PPDGS;

b. Monitoring dan evaluasi implementasi Peraturan Registrasi Dokter dan Dokter Gigi di 6 (enam) Provinsi;

c. Penyusunan Regulasi Sistem Regitrasi Online;

d. Penyusunan SOP Registrasi;

e. Penguatan harmonisasi Regulasi Registrasi Dokter dan Dokter gigi WNA;

f. Layanan Registrasi : penerbitan STR dokter dan dokter gigi (lulusan baru, registrasi ulang, peningkatan kompetensi), STR Dokter Peserta Internship, STR Dokter peserta PPDS dan Dokter Gigi peserta PPDGS, STR Sementara dan STR Bersyarat dokter/ dokter gigi WNA;

g. Resertifikasi ISO 9001:2008.

3. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Pembinaan Praktik Kedokteran di Indonesia :

a. Bimbingan Teknis Pemantapan Profesionalisme Praktik Kedokteran; b. Penyelenggaraan Forum Koordinasi Lintas Sektor;

(16)

d. Pengembagan Sistem Manajemen Data dan Informasi Dokter dan Dokter Gigi yang Melanggar Norma;

e. Pelaksanaan Keputusan MKDKI.

4. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Penanganan Kasus Pengaduan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi :

a. Penanganan Kasus/Pengaduan oleh MKDKI/MKDKI-P 1). Layanan Penerimaan Pengaduan dan Investigasi; 2). Persidangan;

b. Pengembangan Sistem Manajemen Data dan Informasi Dokter dan Dokter Gigi yang Melanggar Norma;

c. Perbaikan Tata Cara penegakkan Disiplin Kedokteran dan Kedokteran Gigi. 5. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Kesekretariatan KKI :

a. Penyempurnaan pembangunan sistem Teknologi Informasi (TI) KKI, termasuk sistem

registrasi online;

b. Layanan Perkantoran;

c. Penyusunan Perencanaan, Penganggaran, Pembinaan Program dan Evaluasi Kinerja. d. Sertifikasi ISO 9001:2008 untuk Pengelolaan Keuangan PNBP;

e. Penetapan Standar Kinerja Pegawai Sekretariat KKI; f. Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi; g. Pengadaan Fasilitas Perkantoran.

6. Lain-lain :

Program lain yang direncanakan di tahun 2014, khususnya dalam hal meningkatkan kerjasama di tingkat Regional, Global dan Nasional, antara lain :

a. Mengikuti pertemuan ASEAN Coordinating Committee Services (CCS) for MRA

Medical dan Dental Practitioners sebagai tim DELRI;

b. Mengadakan pertemuan ASEAN Medical Disciplinary Board sebagai upaya untuk

(17)

harmonisasi sistem praktik kedokteran dan penegakkan disiplinnya di negara-negara ASEAN;

c. Mengikuti pertemuan Medical Council Network WHO SEAR melalui Video Conference

dan menyempurnakan Core Competences for Medical Graduates in South East Asia

Region yang menjadi tugas Indonesia;

d. Mengikuti Biannual Meeting International Association for Medical Regulatory Authorities

(IAMRA) di London;

e. Penugasan utusan KKI sebagai anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa Kesehatan (TKBJK) Setjen Kemenkes RI, serta anggota Tim Koordinasi Perijinan TK-WNA dan TIMPORA di BPPSDM Kemenkes RI;

f. Penugasan utusan KKI sebagai anggota Tim Pokja Ditjen Dikti Kemendikti RI.

C. HASIL CAPAIAN KEGIATAN TAHUN 2014

Berdasarkan program kerja tahun 2014 yang direncanakan, telah dilakukan kegiatan-kegiatan oleh Divisi dan bagian terkait, dengan hasil sebagai berikut :

1. Capaian Program/Kegiatan di Bidang Pendidikan Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi

Capaian yang dihasilkan di program pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi, dimana KKI diamanahkan untuk melakukan pengesahan standar dan juga memastikan penerapan standar pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi, yaitu antara lain telah disahkan dan disusun berbagai standar dan pedoman yang terkait yaitu :

a. Pengesahan revisi Perkonsil tentang Alih Iptek;

b. Naskah Akademik tentang Kompetensi Klinis Pada Pelayanan yang di Lakukan oleh

Lebih dari Satu Spesialisasi Kedokteran/Kedokteran Gigi;

c. Draf Pedoman Tumpang Tindih tentang Stenting Arteri Karotis dan Kemoterapi;

d. Draf Pedoman Kewenangan Klinis antara Dokter Gigi Umum dengan Dokter Gigi

Spesialis;

e. Rancangan perubahan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 8 Tahun 2012

tentang Program Pendidikan Dokter Spesialis;

f. Rancangan Template Standar Kompetensi Dokter Spesialis;

g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pada beberapa Institusi Pendidikan Kedokteran

(18)

Selain capaian penyusunan regulasi di atas, capaian lain dalam bidang pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi adalah penilaian kelayakan dan pemberian rekomendasi pembukaan Program Studi Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Di Tahun 2014, pengajuan

baru untuk Pembukaan Program Studi Dokter baru dan desk evaluation tidak ada, namun

dilakukan visitasi pada Universitas Papua (Unipa) dan PSKG Universitas Mulawarman. Re-komendasi tidak dikeluarkan di tahun 2014.

Untuk rekomendasi Pembukaan Program Studi Dokter Spesialis di tahun 2014 ada 3 (tiga) yaitu Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK Universitas Lambung Mangkurat dan FK Universitas Syiah Kuala, dan Program Studi Dokter Spesialis Patologi Anatomi FK Universitas Brawijaya. Sedangkan untuk pembukaan program studi dokter spesialis belum bisa diproses karena sedang dibentuk tim evaluasi program studi dokter spesialis antara Dikti, KKI dan PB IDI.

Sesuai Pasal 30 ayat (1) UUPK tentang kewajiban dilakukan evaluasi bagi Dokter/Dokter Gigi WNI Lulusan Luar Negeri melalui proses adaptasi untuk memenuhi persyaratan registrasi, pelaksanaan proses adaptasi diatur lebih lanjut dalam Perkonsil Nomor 7 Tahun 2012. KKI melalui Divisi Standar Pendidikan Profesi KK dan KKG juga melakukan penilaian terhadap usulan adaptasi dokter dan dokter gigi lulusan luar negeri. Sepanjang tahun 2014, terdapat 90 permohonan adaptasi, dan dari permohonan tersebut kemudian

dilakukan penilaian persyaratan untuk placement test, untuk selanjutnya dilakukan adaptasi.

Rincian tentang permohonan adaptasi dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi

spesialis, placement test dan pelaksanaan adaptasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

No KELULUSAN PER-MOHONAN BARU PLACE-MENT TEST ADAPTASI DOKTER UMUM ADAPTASI DOKTER SPESIALIS PENDIDIKAN SPESIALIS KEMBALI 1 Dr WNI LLN 37 37 31 0 0 2 Dr WNI LDN, Dr Sp LLN 36 40 0 32 1 3 Dr WNI LLN, Dr Sp LLN 16 17 6 1 0 4 Drg WNI LLN 0 0 0 0 0 5 Drg WNI LDN, Drg Sp LLN 1 1 0 0 0 90 95 37 33 1

Rekapitulasi Permohonan Adaptasi

(19)

Rekapitulasi Tempat Program Adaptasi Tahun 2014

Hasil placement test atau hasil telaahan dari Kolegium untuk tempat adaptasi maupun tempat

pendidikan spesialis kembali, umumnya memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

40 35 30 25 20 15 10 5 0 Dr WNI LLN Dr WNI LDN, Dr Sp LLN Dr WNI LLN, Dr Sp LLN Drg WNI LLN Drg WNI LDN, Drg Sp LLN

Grafik Rekapitulasi Permohonan Adaptasi Dokter, Dokter Spesialis Dokter Gigi, Dan Dokter Gigi Spesialis Tahun 2014

PERMOHONAN

BARU PLACEMENT TEST DOKTER UMUMADAPTASI DOKTER SPESIALISADAPTASI SPESIALIS KEMBALIPENDIDIKAN

NO FAKULTAS

KEDOKTERAN ADAPTASI

ADAPTASI DOKTER SPESIALIS

PENDIDIKAN

SPESIALIS KEMBALI JUMLAH

1 FK UI 5 24 0 29 2 FK UNPAD 0 2 0 2 3 FK UGM 1 4 0 5 4 FK UNSRI 0 2 0 2 5 FK UDAYANA 13 1 0 14 6 FK USU 0 1 0 1 7 FK UNSRAT 0 2 1 3 8 FK UNHAS 12 2 0 14 9 FK BRAWIJAYA 0 1 0 1     31 39 1 71

(20)

Grafik Rekapitulasi Tempat Program Adaptasi

dan Pendidikan Spesialis Kembali Dokter dan Dokter Spesialis Tahun 2014

Rekapitulasi Permohonan Adaptasi Dokter Spesialis Berdasarkan Negara Kelulusan Tahun 2014

NO KOMPETENSI PHILIPINA CINA JERMAN MALAYSIA AMERIKA PAKISTAN HONGARIA BELGIA INGGRIS JUMLAH

1 Dokter Umum 8 27 0 0 0 1 1 0 0 37

2 Dokter Gigi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Ilmu Kesehatan

Anak 7 2 1 0 0 0 0 0 0 10

4 Ilmu Kulit dan

Kelamin 3 1 0 0 0 0 0 0 0 4 5 Obstetri dan Gyneokologi 4 4 2 2 1 0 0 0 0 13 6 Anestesi 3 0 0 0 0 0 0 1 0 4 7 Orthopedi 1 2 0 0 0 0 0 0 0 3 8 Penyakit Dalam 6 3 0 0 0 0 0 0 0 9 9 Jantung dan Kardiologi 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 10 Bedah Plastik 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 11 Opthalmologi 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 12 Radiologi 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 13 Bedah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 14 Bedah Toraks 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 15 Periodontologi 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1     34 42 5 3 1 1 1 1 1 89

(21)

Grafik Rekapitulasi Permohonan Adaptasi Dokter, Dokter Gigi,

Dokter Spesialis, dan Dokter Gigi Spesialis Berdasarkan Kompetensi dan Negara Kelulusan Tahun 2014

Berdasarkan jenis lulusan terbanyak yang melakukan permohonan adaptasi selain dokter umum adalah Spesialis Obstetri & Ginekologi.

Hal lain yang menjadi tugas KKI dalam bidang pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi adalah menerbitkan surat persetujuan bagi dokter spesialis dan dokter gigi spesialis WNA yang akan melakukan kegiatan Alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Alih Iptek) di bidang Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Selama tahun 2014, telah masuk berkas permohonan untuk surat persetujuan Alih Iptekdok sebanyak 46 (empat puluh enam) berkas, baik dokter spesialis maupun dokter gigi spesialis. Berkas permohonan untuk dokter spesialis sebanyak 44 (empat puluh empat) berkas dan dokter gigi spesialis sebanyak 2 (dua) berkas. Dari berkas yang dikirimkan tidak semuanya memenuhi persyaratan. Ada beberapa permohonan yang waktu penyelenggaraannya sudah mendesak atau kurang dari 1 (satu) bulan, sehingga berkas permohonan tersebut tidak dapat diproses. Jumlah berkas dokter spesialis yang diproses sebanyak 25 (dua puluh lima) berkas dan dokter gigi spesialis sebanyak 1 (satu) berkas. Berkas yang diproses telah mendapatkan surat rekomendasi dan persetujuan Alih Iptek dari Konsil Kedokteran Indonesia, seperti yang terlihat pada tabel dan grafik di bawah ini:

Kompetensi Jumlah Berkas

Permohonan

Jumlah Surat Persetujuan

Jumlah Surat Yang Tidak Disetujui Jumlah yang memberikan Laporan Dr. Sp 44 25 19 3 Drg. Sp 2 1 1 0

Rekapitulasi Surat Persetujuan Alih Iptek

(22)

Jumlah dokter spesialis dan dokter gigi spesialis Warga Negara Asing (WNA) yang mengajukan permohonan Alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Alih Iptekdok) berjumlah 138 orang, yang terdiri dari 125 orang dokter spesialis dan 13 orang dokter gigi spesialis. Pada tahun 2014 ini terdapat peningkatan jumlah negara dokter WNA sebanyak 4 (empat) negara (Hongkong, Swiss, Perancis, dan Italia) dari jumlah keseluruhan negara-negara yang pernah diajukan dokter spesialis maupun dokter gigi spesialisnya untuk memberikan alih iptekdok di Negara Indonesia sejak tahun 2011.

Dari dua puluh sembilan (29) negara asal pemberi alih iptek, terlihat jelas pada tabel di bawah ini bahwa Negara Jepang adalah negara yang paling sering diajukan untuk memberikan alih iptekdok di Indonesia. Untuk dokter gigi spesialis WNA di sepanjang tahun 2014 hanya 4 (empat) orang dokter gigi spesialis yang pernah diajukan untuk mendapatkan surat persetujuan alih iptekdok di Indonesia.

Grafik Rekapitulasi Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis yang Mengajukan Persetujuan Alih Iptek Tahun 2014

Grafik Rekapitulasi Surat Persetujuan Alih Iptek Tahun 2014

45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 KANAD A AR GENTINA COL

UMBIA SWEDIA INGGRIS BEL

GIA NEP AL CINA THAILAND KOREA TAIW AN JEP ANG MY ANM AR IT ALIA SWISS 35 30 25 20 15 10 5 0

Dokter Gigi Spesialis Dokter Spesialis

(23)

Berdasarkan pemohon, untuk jumlah surat persetujuan alih iptekdok yang sudah dikeluarkan dapat digambarkan seperti tabel di bawah ini:

Rekapitulasi Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis

yang Mengajukan Persetujuan Alih Iptek di Indonesia Tahun 2014

NO. WARGANEGARA Dokter Gigi SpesialisKOMPETENSIDokter Spesialis JUMLAH

1 KANADA 0 2 2 2 AMERIKA 0 14 14 3 ARGENTINA 0 0 0 4 MEKSIKO 0 0 0 5 COLUMBIA 0 0 0 6 URUGUAY 0 0 0 7 SWEDIA 0 1 1 8 JERMAN 0 7 7 9 INGGRIS 0 9 9 10 BELANDA 4 4 8 11 BELGIA 0 0 0 12 SAUDI ARABIA 0 1 1 13 NEPAL 0 1 1 14 INDIA 0 15 15 15 CINA 0 3 3 16 VIETNAM 0 2 2 17 THAILAND 0 3 3 18 MALAYSIA 0 2 2 19 KOREA 0 0 0 20 FILIPINA 0 0 0 21 TAIWAN 8 5 13 22 SINGAPURA 0 8 8 23 JEPANG 0 33 33 24 AUSTRALIA 0 7 7 25 MYANMAR 0 0 0 26 HONGKONG 0 2 2 27 SWISS 0 3 3 28 PERANCIS 0 2 2 29 ITALIA 1 1 2 TOTAL 13 125 138 Kompe-tensi

Organisasi Profesi Institusi Pendidi-kan

Rumah Sakit Pen-didikan

Rumah Sakit

Swasta Jumlah

Pemo-hon Disetu-jui Pemo-hon Disetu-jui Pemo-hon Disetu-jui Pemo-hon Disetu-jui

Pemo-hon Disetu-jui Dr.Sp 6 2 10 6 26 16 8 6 50 30 Drg. Sp 0 0 2 0 1 1 0 0 3 1 TOTAL 6 2 12 6 27 17 8 6 53 31

(24)

Tabel dan grafik ini menunjukkan bahwa Pemohon terdiri dari Organisasi Profesi, Institusi Pendidikan, Rumah Sakit Pendidikan, dan Rumah Sakit Swasta yang telah bekerjasama dengan penyelenggara sesuai dengan Perkonsil No. 22 Tahun 2014 .

2. Capaian Program /Kegiatan di Bidang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi

Hasil capaian di bidang registrasi pada tahun 2014 mencakup diterbitkannya beberapa peraturan, revisi peraturan dan rancangan peraturan, serta buku petunjuk terkait dengan registrasi dokter dan dokter gigi di Indonesia. Secara rinci dijelaskan di bawah ini :

a. Perkonsil Revisi Tatacara Registrasi Dokter Peserta Program Internsip.

b. Perkonsil Sistem Informasi Registrasi Dokter dan Dokter Gigi secara elektronik (online).

c. Perkonsil Registrasi Dokter dan Dokter Gigi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis.

d. Perkonsil Nomor Identitas Dokter dan Dokter Gigi.

e. Buku Petunjuk Registrasi Secara online.

f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi implementasi peraturan registrasi ke beberapa

provinsi beserta ujicoba registrasi online.

Selain Capaian produk Regulasi dan pelaksanaan kegiatan di atas, sampai dengan akhir tahun 2014, dokter dan dokter gigi yang telah teregistrasi dan memiliki STR sejumlah 157.393 orang, terdiri dari :

a. dokter : 102.180

b. dokter spesialis : 26.896

c. dokter gigi : 25.881

(25)

Hasil Rekapitulasi Data Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis, dan Dokter Gigi Spesialis yang terregistrasi s/d 31 Desember 2014, terdiri dari :

Berikut adalah grafik kumulatif penerbitan STR per tahun sejak tahun 2005 s/d Desember 2014 :

Dokter Dokter Gigi Dokter Gigi Spesialis Dokter Spesialis

Rekapitulasi Data Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis, dan Dokter Gigi Spesialis yang Melakukan Registrasi

Januari 2014 - Desember 2014 180.000 160.000 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 0 80 61.764 83.728 92.199 101.539 115.115 125.264 135.739 145.861 157.393 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

(26)

Dalam Peraturan KKI (Perkonsil) Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Perkonsil Nomor : 1/KKI/PER/I/2010 Tentang Registrasi Dokter Program Internsip dan Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes) Nomor : 299/MENKES/PER/II/2010 tentang Penyelenggaraan Program Internsip dan Penempatan Dokter Pasca Internsip, disebutkan bahwa terhadap dokter lulusan program pendidikan kedokteran dengan kurikulum berbasis kompetensi diperlukan proses pemahiran dan/atau untuk memantapkan mutu profesi dokter yang baru lulus program studi pendidikan kedokteran berbasis kompetensi diselenggarakan melalui program internsip setelah memperoleh sertifikat kompetensi dari Kolegium Dokter Primer Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 2014, total STR Dokter Peserta Internsip yang telah diterbitkan KKI ada sejumlah 16.804 STR, dan untuk selama tahun 2014 telah diterbitkan 6.522 STR dokter peserta Internsip.

Sesuai Peraturan KKI (Perkonsil) Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis, disebutkan bahwa Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis adalah program pendidikan profesi fase lanjutan dari program profesi dokter dan dokter gigi dengan metode pembelajaran secara mandiri dan di bawah pengawasan untuk menjadi dokter spesialis dan dokter gigi spesialis. STR PPDS/PPDGS adalah bukti tertulis yang diberikan oleh KKI kepada dokter dan dokter gigi peserta PPDS/PPDGS yang telah diregistrasi. Sampai dengan akhir tahun 2014, jumlah STR Dokter peserta PPDS/Dokter Gigi peserta PPDGS yang telah diterbitkan sebanyak 224.

Selanjutnya, berdasarkan Peraturan KKI (Perkonsil) Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Registrasi Sementara dan Registrasi Bersyarat Bagi Dokter dan Dokter Gigi Warga Negara Asing (WNA), STR Sementara diberikan kepada dokter WNA dan dokter gigi WNA yang diakui secara hukum untuk melakukan kegiatan dalam rangka pendidikan, pelatihan, penelitian, pelayanan kesehatan di bidang kedokteran atau kedokteran gigi yang bersifat sementara di Indonesia. STR Bersyarat diberikan kepada dokter WNA dan dokter gigi WNA yang diakui secara hukum untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran spesialis atau kedokteran gigi spesialis di Indonesia. Selama tahun 2014, penerbitan STR dokter dan dokter gigi WNA sebagai berikut :

a. STR Sementara : di tahun 2014 tidak ada (total 8 STR sejak tahun 2010)

b. STR Bersyarat : 1 STR (total 13 STR Bersyarat sejak tahun 2010).

Capaian tahun 2014 lainnya adalah resertifikasi ISO 9001:2008 untuk layanan registrasi

dokter dan dokter gigi. Pada bulan Juli 2014 telah disiapkan fasilitas registrasi online untuk

mendaftarkan/mengusulkan registrasi ke Konsil Kedokteran Indonesia, serta mendapatkan informasi balik ke yang bersangkutan yang dapat diakses melalui website: www.kki.go.id. Adanya dua capaian tersebut maka kegiatan layanan registrasi akan semakin baik dan lancar, serta hambatan dan kendala yang ada dapat diminimalisir.

(27)

3. Capaian Program/Kegiatan di Bidang Pembinaan Praktik Kedokteran/ Kedokteran Gigi

Sesuai tugas Divisi Pembinaan yaitu melakukan pembinaan profesi dokter dan dokter gigi, di tahun 2014 telah dilakukan bimbingan teknis di berbagai provinsi kepada dokter dan dokter gigi lulusan baru, serta mensosialisasikan buku Praktik Kedokteran yang Baik ke Dinas Kesehatan Provinsi. Divisi Pembinaan juga telah melaksanakan pertemuan rutin sebagai forum koordinasi KKI dengan para pengandil tentang pembinaan praktik kedokteran yang baik.

Tugas lain yang dilakukan Divisi Pembinaan adalah melaksanakan sanksi disiplin keputusan MKDKI dan pembinaan kepada dokter dan dokter gigi yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin. Di tahun 2014 telah dilakukan eksekusi dan pembinaan terhadap 4 orang dokter dan dokter gigi serta memberikan peringatan tertulis kepada 11 orang dokter dan dokter gigi.

Sebagai fasilitator penyusunan peraturan di KKI, Bagian Pelayanan Hukum di tahun 2014 telah menyelesaikan 5 (lima) Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia (Perkonsil) antara lain:

a. Perkonsil Nomor 20 tahun 2014 Tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi.

b. Perkonsil Nomor 25 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Perkonsil Nomor 1 tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Konsil Kedokteran Indonesia.

c. Perkonsil Nomor 27 tahun 2014 Tentang Penyusunan Rancangan Rencana Strategis Konsil Kedokteran Indonesia.

d. Perkonsil Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Peta Jalan (Road Map) Sistem Pembinaan

Praktik Kedokteran.

e. Perkonsil Nomor 29 tahun 2014 Tentang Pelayanan Akses Keterbukaan Informasi Publik di Lingkungan Konsil Kedokteran Indonesia.

Di tahun 2014 ini Rancangan Perkonsil yang telah terselesaikan melebihi target. Selain kelima Perkonsil sebagaimana dituliskan di atas, terdapat 4 (empat) Perkonsil dalam ruang lingkup Divisi Registrasi dan 5 (lima) Perkonsil dalam ruang lingkup Divisi Standarisasi Pendidikan. Kesembilan Perkonsil tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perkonsil 18 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Registrasi Dokter dan Dokter Gigi Berbasis Elektronik.

b. Perkonsil 19 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 1/KKI/KEP/X/2010 tentang Registrasi Dokter Program Internsip. c. Perkonsil 21 Tahun 2014 Tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi Peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis.

d. Perkonsil 26 Tahun 2014 Tentang Nomor Identitas Dokter dan Dokter Gigi.

e. Perkonsil 22 Tahun 2014 Tentang Persetujuan Ahli Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran/Kedokteran Gigi.

(28)

g. Perkonsil 24 Tahun 2014 Tentang Penerbitan Rekomendasi Pembukaan, Pembinaan dan Penutupan Program Studi Dokter Gigi Spesialis.

h. Perkonsil 30 Tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi.

i. Perkonsil 31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Program Pendidikan Dokter Subspesialis.

Divisi Pembinaan dan Bagian Pelayanan Hukum juga menerbitkan Letter of Good Standing

(LOG) bagi dokter dan dokter gigi yang akan melanjutkan pendidikan maupun yang akan bekerja di luar negeri. LOG menerangkan bahwa dokter dan dokter gigi tersebut telah terregistrasi, tidak sedang melaksanakan hukuman atau pemeriksaan karena pelanggaran kode etik kedokteran, disiplin dan hukum oleh instansi yang berwenang di Indonesia. Sampai dengan akhir 2014, jumlah LOG yang telah diterbitkan oleh KKI sejumlah 478, terdiri dari 65 LOG di tahun 2014. Negara tujuan terbanyak dari pemohon LOG untuk bekerja adalah Malaysia.

Grafik Rekapitulasi Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis yang Mengajukan Letter Of Good Standing (LOG) Sesuai Jenis Penggunaan dan Tujuan Negara

s/d Tahun 2014

4. Program Kerja/Kegiatan Penegakkan Disiplin Dokter dan Dokter Gigi

Berdasarkan ketentuan Pasal 66 UUPK bahwa setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI). Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2014, jumlah pengaduan pelanggaran disiplin kedokteran/kedokteran gigi yang diterima MKDKI setiap tahunnya dapat terlihat dari gambar grafik berikut :

70 60 50 40 30 20 10 0 9 11 20 36 49 35 23 64 53 PENGADUAN Amerika Serikat Denmark Kanada Philippina UK Belanda Inggris New Zealand Singapura USA Brunei Darussalam Jerman Norwegia Swiss Australia Philippina Malaysia Qatar

UK Sumber: Div. Reg. & B. Yankum KKI (LD) -Des 2014 Bekerja Pendidikan Training

Dokter= 136 (35%)

Bekerja Pendidikan Training Dokter Spesialis = 227 (59%)

Bekerja Pendidikan Training Dokter Gigi= 18 (5%) Bekerja Drg Spesialis = 6(2%) 4. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

(29)

Selain penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi, pada tahun 2014 MKDKI juga telah mengembangkan Sistem Manajemen Data dan Informasi Dokter dan Dokter Gigi

yang Melanggar Norma, sistem ini nantinya akan inline dengan sistem IT KKI.

Pada tahun 2014 Tata Cara Penegakkan Disiplin Kedokteran dan Kedokteran Gigi telah ditetapkan dengan Perkonsil 20 tahun 2014. Namun demikian dikarenakan belum adanya persepsi yang sama dalam mengimplementasikan Perkonsil tersebut, maka penyelesaian penanganan pengaduan berjalan kurang optimal.

Pada tahun 2014, kasus pelanggaran disiplin dokter/ dokter gigi indonesia telah selesai ditangani oleh MKDKI sebanyak 28 pengaduan.

No No. REGISTER PENGADUAN TGL SELESAI KONDISI

1 08/P/MKDKI/IV/2012 06-Apr-14 Pembacaan Keputusan 2 19/P/MKDKI/VIII/2012 17-Mar-14 Pembacaan Keputusan 3 23/P/MKDKI/VIII/2012 24-Jan-14 Pembacaan Keputusan 4 02/P/MKDKI/I/2013 24-Jan-14 Pembacaan Keputusan 5 03/P/MKDKI/I/2013 05-Feb-14 Pembacaan Keputusan 6 04/P/MKDKI/I/2013 11-Feb-14 Pembacaan Keputusan 7 06/P/MKDKI/II/2013 20-Mar-14 Pembacaan Keputusan 8 07/P/MKDKI/II/2013 12-Feb-14 Pembacaan Keputusan 9 09/P/MKDKI/II/2013 14-Mar-14 Pembacaan Keputusan 10 10/P/MKDKI/II/2013 24-Mar-14 Pembacaan Keputusan 11 15/P/MKDKI/III/2013 08-Mei-14 Pembacaan Keputusan 12 19/P/MKDKI/IV/2013 09-Sep-14 Pembacaan Keputusan 13 20/P/MKDKI/V/2013 05-Nov-14 Pembacaan Keputusan 14 24/P/MKDKI/V/2013 23-Apr-14 Pembacaan Keputusan 15 28/P/MKDKI/V/2013 22-Okt-14 Pembacaan Keputusan 16 31/P/MKDKI/VI/2013 05-Nov-14 Pembacaan Keputusan 17 51/P/MKDKI/XI/2013 20-Jun-14 Diberhentikan 18 61/P/MKDKI/XII/2013 20-Jan-14 Diberhentikan 19 01/P/MKDKI/I/2014 16-Des-14 Diberhentikan 20 07/P/MKDKI/II/2014 19-Feb-14 Tolak Kasus 21 08/P/MKDKI/II/2014 12-Sep-14 Dicabut 22 10/P/MKDKI/III/2014 11-Jun-14 Tolak Kasus 23 13/P/MKDKI/ /2014 16-Des-14 Dicabut 24 15/P/MKDKI/III/2014 29-Apr-14 Tolak Kasus 25 18/P/MKDKI/IV/2014 15-Jul-14 Diberhentikan 26 19/P/MKDKI/IV/2014 15-Jul-14 Diberhentikan 27 20/P/MKDKI/IV/2014 15-Jul-14 Diberhentikan 28 21/P/MKDKI/IV/2014 15-Jul-14 Diberhentikan 29 33/P/MKDKI/VII/2014 06-Agu-14 Tolak Kasus 30 36/P/MKDKI/VIII/2014 16-Des-14 Dicabut

(30)

5. Capaian Program/Kegiatan di Bidang Kesekretariatan KKI

Dalam bidang pengembangan

organisasi manajemen Kesekretariatan KKI, upaya

menuju pelayanan prima dan tata pemerintahan yang baik terus dilakukan secara bertahap. Pada tahun 2014 capaian yang diperoleh KKI dalam bidang ini antara lain adalah telah diperkuatnya aplikasi

registrasi online dimana 80%

dokter dan dokter gigi lulusan baru

telah menggunakan aplikasi registrasi online di tahun 2014. Sekretariat KKI juga sedang

menyiapkan sistem interoperabilitas registrasi online untuk proses registrasi ulang dokter

dan dokter gigi bekerjasama dengan PB IDI dan PB PDGI. Sertifikasi ulang (resertifikasi) ISO 9001:2008 untuk layanan Registrasi juga telah dilaksanakan.

Di bidang kepegawaian sebagaimana acuan dari Kementerian Aparatur Negara, Sekretariat KKI telah meyusun kontrak kinerja pegawai setiap tahunnya (SKP). Dengan kontrak kinerja ini nantinya diharapkan para pegawai di lingkungan KKI akan bekerja lebih maksimal.

Dalam rangka memperbaiki pola pelayanan dan kerja pada Sekretariat KKI sehingga lebih terukur, maka di tahun 2013 telah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan Standar Prosedur Operasional, antara lain SPO pengelolaan dan pencatatan PNBP, Registrasi, SPO Pengumpulan Data Evaluasi Kinerja, dan SPO Penerimaan Pengaduan dan Penanganan Kasus Pengegakkan Disiplin

Disamping hal-hal di atas dalam hal publikasi program-program KKI, Sekretariat KKI

pada tahun 2014 telah membuat Profil KKI secara elektronik, menyelenggarakan talk show

di televisi, penerbitan Newsletter KKI setiap 2 bulan, dan mengikuti pameran-pameran tingkat nasional.

Ketua KKIProf. Dr. dr. Bambang Supriy

atno, Sp.A (K) Waka IDr. drg. Laksmi Dwia

ti MHA Ketua KK

Prof. Dr. dr. Herkutanto, Sp.F (K), SH, LL.M FACLM Ketua KKGProf. drg. Armasas

(31)

6. Capaian KKI lainnya

Sebagaimana di tahun-tahun sebelumnya, untuk memperkuat kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh KKI dan dalam rangka terus memperkuat penyelenggaraan praktik

kedokteran yang baik (adoption best practise), di tahun 2014 KKI telah melakukan upaya

penguatan kerjasama dan mengikuti perundingan jasa dokter dan dokter gigi baik di tingkat Nasional, Regional maupun International. Capaian KKI tentang hal ini, antara lain : a. Penguatan kerjasama KKI pada tingkat Nasional

Selain penguatan kerjasama di tingkat regional dan global/internasional, KKI juga memperkuat kerjasama di Nasional dengan berbagai institusi terkait fungsi dan tugas KKI sebagaimana yang diamanahkan oleh UU Nomor 29 Tahun 2004. Adapun capaian KKI pada tahun 2014 terkait penguatan kerjasama antar Institusi dan Lembaga yaitu : 1) KKI telah menandatangi naskah perjanjian kerjasama (PKS) dengan beberapa

institusi, antara lain Penandatanganan MoU dengan CHS pada tanggal 2 Mei 2014 tentang Penyerahan Data Dokter Spesialis, Penandatanganan MoU dengan PERSI pada tanggal 15 Oktober 2014 tentang Kerjasama dalam Kegiatan untuk Meningkatkan Kinerja Konsil Kedokteran Indoesia (KKI) dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).

2) Dalam rangka menindaklanjuti MoU KKI dengan Lemhanas RI yang telah ditandatangani pada tahun 2013, pada tanggal 11-17 September 2014, KKI bersama para pengandil di bidang Kedokteran/Kedokteran gigi telah mengikuti Pelatihan (T.O.T) Peningkatan Nilai-Nilai Kebangsaan sebagai bahan referensi untuk diterapkan dalam lingkup tugas dan kewenangan masing-masing pengandil. Kegiatan tersebut diharapkan dapat berlanjut pada periode berikutnya.

3) Dalam rangka penguatan kerjasama dengan para pengandil, KKI menyelenggarakan pertemuan koordinasi secara periodik bersama Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan, Organisasi Profesi dan para pengandil lainnya.

4) KKI juga berperan aktif sebagai anggota yang ditugaskan mewakili KKI dalam tim Pokja Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan Tinggi, maupun mewakili KKI sebagai anggota Tim TKBJK, Tim koordinasi perijinan TK-WNA dan TIMPORA di Kementerian Kesehatan RI.

b. Penguatan kerjasama KKI pada tingkat regional ASEAN

1) Sebagai tindak lanjut 2nd ASEAN Medical Council Meeting di Bali tahun 2011,

Konsil Kedokteran Indonesia pada bulan April 2014 menginisiasi pertemuan

ASEAN Medical Disciplinary Board di Jakarta. Pertemuan yang dihadiri oleh

perwakilan MKDKI dari 6 (enam) negara ASEAN menghasilkan antara lain penguatan kedudukan MKDKI di berbagai negara yang pada dasarnya tidak terlepas dari Konsil Kedokteran/Kedokteran Gigi, saling mengenal masing-masing penegakkan disiplin kedokteran dan kedokteran gigi di negara ASEAN,

(32)

disiplin adalah salah satu materi yang harus disepakati pada

perundingan AJCCM (ASEAN

Joint Coordinating Committee for Medical Practitioners) dan AJJCD

(ASEAN Joint Coordinating Committee for Dental Practitioners)

dalam forum CCS yang dipersiapkan untuk menghadapi

ASEAN Economic Community

2015.

2) Dalam rangka menghadapi

implementasi AEC 2015, KKI

selaku Professional Regulatory

Authority (PRA) di Indonesia

bersama Kementerian Kesehatan berperan aktif menghadiri pertemuan perundingan jasa

dokter dan dokter gigi di tingkat Asean, yaitu ASEAN Joint Coordinating

Committee for Medical Practitioners dan ASEAN Joint Coordinating Committee for Dental Practitioners pada bulan Januari dan Oktober 2014

sebagai bagian dari Pertemuan CCS (Coordinating Committee Services).

Hasil dari pertemuan negosiasi tersebut disepakati adanya pertukaran

informasi antar PRA terkait Domestic Regulations untuk mekanisme

perpindahan jasa dokter dan dokter gigi di Asean, mempersiapkan

roadmap country implementation plan untuk pelaksanaan Asean MRA

pada tahun 2015. Sebagai tindak lanjut KKI telah melakukan koordinasi untuk penguatan regulasi domestik bersama para pengandil, serta penyiapan pengaturan pertukaran data dan informasi terkait regulasi dan kondisi praktik kedokteran di Indonesia yang dapat diunduh melalui website KKI.

3) Dalam rangka penguatan networking antar Professional Regulatory

Authority (PRA) Asean, KKI telah menghadiri Workshop Asean Dental Education Regulations yang diselenggarakan di Jepang dan Workshop Asean Aestetic Medical Surgery Regulations di Thailand.

c. Penguatan kerjasama KKI pada tingkat Regional SEAR

Pada bulan Februari dan Agustus tahun 2014, KKI mengikuti Video Conference

untuk Medical Council anggota Negara South East Asia Region (SEAR), yang

didukung oleh WHO SEARO. Pada pertemuan tersebut sesuai penunjukan

pada pertemuan sebelumnya, KKI mengajukan rancangan core competencies

for medical graduates untuk dibahas oleh kelompok kerja yang diketuai KKI.

Pembahasan lebih lanjut akan diadakan pada technical meeting MCN SEAR

(33)

d. Penguatan kerjasama KKI pada tingkat Global/Internasional

Pada bulan September 2014, KKI selaku anggota telah menghadiri Biannual

meeting International Association for Medical Regulatory Authorities (IAMRA) di

London, sekaligus kunjungan kerja ke General Medical Council. Pada pertemuan

ini diperoleh informasi tentang kepemimpinan IAMRA yang baru, penetapan

agenda kerja IAMRA periode selanjutnya, penguatan networking antar anggota

IAMRA, serta berbagai referensi untuk meningkatan kapasitas KKI. e. Penghargaan

Konsil Kedokteran Indonesia meraih predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Tahun 2014 dari Ombudsman RI. Konsil Kedokteran Indonesia berhasil mendapatkan skor 945 yang menunjukkan level kepatuhan tinggi. Piagam penghargaan diserahkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto kepada masing-masing perwakilan dari Kementerian, Lembaga, Pemerintah Provinsi, pemerintah kabupaten/kota. Piagam penghargaan untuk Konsil Kedokteran Indonesia diterima langsung oleh Ketua Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, Sp.A (K). Pemberian penghargaan ini sekaligus memperingati 5 tahun disahkannya UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

(34)

D. PENYERAPAN ANGGARAN TAHUN 2014

Pelaksanaan berbagai program dan kegiatan KKI di tahun 2014, didukung dengan ketersediaan dana APBN dan PNBP tahun 2014. Berikut data penyerapan anggaran KKI tahun 2014.

E. TANTANGAN/KENDALA

Meskipun banyak kegiatan yang dilakukan KKI pada tahun 2014 telah memperoleh hasil, namun ada beberapa hal yang mengandung potensi dan tantangan, antara lain :

1. Tantangan pelaksanaan program/kegiatan di bidang pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi

a. Implementasi standar pendidikan profesi dan standar kompetensi dokter oleh institusi pendidikan kedokteran masih mengalami banyak kendala di antaranya yaitu belum siapnya rumah sakit pendidikan utama, kurangnya Sumber Daya Manusia (dosen/staf pengajar), kurangnya sarana dan prasarana, serta kurangnya pemahaman dan dukungan pimpinan Universitas sebagai pihak pengambil kebijakan tentang penerapan standar pendidikan profesi dokter dan standar kompetensi dokter. Kendala-kendala tersebut sangat bervariasi di masing-masing institusi pendidikan kedokteran.

NO OUTPUT KEGIATAN PAGU REALISASI %

1 Kebijakan dan Ketentuan KKI 6.194.996.000 4.540.500.253 73.29

2

Penanganan Kasus Pengadu-an PelPengadu-anggarPengadu-an Disiplin Dok-ter dan DokDok-ter Gigi

2.229.360.000 1.372.099.318 61.55

3

Laporan Layanan Surat Tanda Regstrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi (PNBP)

4.940.980.000 4.851.878.670 98.20

4 Layanan Perkantoran 8.776.595.000 7.911.047.644 90.14

5

Dokumen Perencanaan Peng-anggaran, Program Pembina-an dPembina-an Evaluasi

4.792.122.000 4.047.304.257 84.46

6 Pengembangan Media

Infor-masi KKI 961.392.000 888.343.050 92.40

8 Perangkat Pengolah Data dan

Komunikasi 188.300.000 187.861.999 99.77

9 Peralatan dan Fasilitas

Per-kantoran 452.858.000 365.189.990 80.64

(35)

b. Masih adanya ketidaksamaan persepsi pengandil KKI terkait dengan pengembangan sistem pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi yang lebih baik. Padahal jumlah mahasiswa baru, kebutuhan dokter dan jumlah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan meningkat secara signifikan pada tahun 2008 - 2009.

c. Permasalahan tumpang tindih kompetensi antar cabang ilmu spesialisasi masih dalam proses.

d. Masih kurangnya pemahaman para pengandil tentang aturan penyelenggaraan Alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi oleh dokter dan dokter gigi WNA.

e. Kurangnya pemahaman para pengandil tentang aturan penyelenggaraan Adaptasi dokter dan dokter gigi.

f. Dengan berjalannya waktu pada pelaksanaan program adaptasi perlu dibuatkan Regulasi mengenai STR kewenangan adaptasi dokter dan dokter gigi .

g. Untuk penempatan peserta adaptasi disesuaikan dengan jadwal penerimaan di institusi pendidikan dokter dan dokter gigi.

2. Tantangan pelaksanaan program/kegiatan di bidang registrasi

a. Masih terdapat ketidaksamaan persepsi tentang pemberlakuan STR kewenangan internsip oleh dokter dan dokter gigi baru, serta Institusi Pendidikan Kedokteran. b. Masih banyaknya dokter dan dokter gigi yang belum melakukan registrasi ulang,

dikarenakan kurang pahamnya dokter dan dokter gigi tentang tatacara registrasi ulang, sehingga banyak terjadi keterlambatan baik di kolegium maupun di organisasi profesi. Selain itu banyak dokter dan dokter gigi yang tidak lagi melakukan praktik kedokteran (dokter di birokrasi dan manajemen) juga menjadikan sebab banyaknya dokter dan dokter gigi yang tidak melakukan registrasi ulang.

c. Perlunya pembinaan/pengawasan dari pihak Organisasi Profesi, Kementerian Kesehatan, dan Dinas Kesehatan mengenai kebijakan/peraturan di daerah tentang perizinan praktik kedokteran WNA dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia dalam hal penjagaan dan sanksi yang diberikan terhadap dr/drg WNA.

d. Kurang terpadunya informasi data SIP dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Hal ini dikarenakan kurangnya koordinasi Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/ Kota dengan KKI, sehingga data SIP tidak dikirimkan secara rutin kepada KKI. e. Kurang memahami tentang UU PK, serta Surat Tanda Registrasi (STR) bahwa dokter

dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki STR, karena STR adalah pengakuan Negara terhadap kewenangan dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik.

f. Kebijakan tentang AFTA akan memberi peluang dokter dan dokter gigi WN ASEAN dapat melakukan praktik kedokteran di Indonesia dan sebaliknya. KKI telah

Gambar

Diagram Balanced Scorecard Konsil Kedokteran Indonesia 2009-2014
Grafik Rekapitulasi Permohonan Adaptasi Dokter, Dokter Spesialis                              Dokter Gigi, Dan Dokter Gigi Spesialis Tahun  2014
Grafik Rekapitulasi Tempat Program Adaptasi
Grafik Rekapitulasi Permohonan Adaptasi Dokter, Dokter Gigi,
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa kekerasan berkorelasi dengan terjadinya gejala chilling injury, hal ini dapat dilihat dari perubahan kekerasan pada penyimpanan buah

Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan

Melihat ketentuan diatas, jelas bahwa anak angkat hanya dalam hal pemeliharaannya dan pendidikannya saja yang beralih dari orang tua kandung kepada orang tua

Dalam rangka pelaksanaan tugas sebagai Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi tersebut, Divisi Risiko dan Kepatuhan berkoordinasi dengan satuan fungsi kepatuhan pada Entitas

Dari kumpulan hasil penelitian-penelitian di atas, maka dapat saya simpulkan bahwa penelitian yang akan saya teliti ini belum pernah ada judul Tugas Akhir yang

Berdasarkan temuan pada penelitian ini yaitu paparan sinar matahari orang yang bekerja di dalam ruangan masih kurang, maka disarankan untuk lebih meningkatkan aktivitas

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan fakta bahwa dalam hubungan patron klien antara juragan bawang dan buruh wanita di pasar bawang

Rekod semua dokumen berkaitan dengan sungutan atau aduan atau rayuan itu serta proses dan keputusannya akan dicatatkan secara lengkap dalam fail pelajar dan dalam fail sungutan