• Tidak ada hasil yang ditemukan

Juknis Kegiatan imunisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Juknis Kegiatan imunisasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN

FLYING DOCTOR HEALTH CARE

DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2012

PROGRAM :

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1. KEGIATAN : IMUNISASI

1. Imunisasi Bayi : HB0, BCG,DPT,POLIO,Campak

2. Imunisasi Bumil dan wus : TT melalui mekanisme screening untuk mengetahui status TT.

3. Imunisasi anak Sekolah : Dilakukan apabila BIAS belum dijalankan, anak Kelas 1 diberikan Campak dan DT, anak kelas 2 dan 3 diberikan Td, apabila Td tidak tersedia dapat menggunakan TT

Persiapan:

• Mencari data sasaran Bayi, Bumil,Wus, anak sekolah di kampung yang akan dituju.

• Menghitung kebutuhan logistic imunisasi ( vaksin. ADS 0,05 cc,ADS 0,5,cc. Ads 5 CC, Seftibox, )

• Logistik imunisasi

1) Vaksin Carrier

2) Cool Pack/Kotak dingin cair 3) Vaksin, pelarut dan penetes 4) Alat suntik (ADS)

5) Safety Box 6) Kapas

7) Bahan Penyuluhan (poster, leaflet) 8) Alat tulis

9) Kartu imunisasi/ Buku KIA/KMS 10)Kohort/Register

11)Plastik Sampah

12)Sabun untuk cuci tangan

13)KIT KIPI (Adrenalin, alat suntik 1cc, Infus set, abbocath/wing needle, tensimeter, Nacl/RL)

(2)

b. Pelaksanaan:

• Siapkan tempat satu meja terpisah untuk imunisasi

• Siapkan logistik imunisasi dan upayaka semua dekat dalam jangkauan

• Lakukan penyuluhan sekilas Berisi tentang: kegunaan imunisasi, efek samping dan cara penanggulangannya serta kapan dan dimana pelayanan imunisasi berikutnya bisa didapat

• Cuci tangan sebelum dan sesudah memberikan pelayanan imunisasi

• Memanggil sasaran satu persatu.

• Periksa Sasaran (Skrining) Dan Pengisian Register diperiksa dan diberi semua vaksin sesuai jadwal imunisasi. Tentukan usia dan status

imunisasi terdahulu sebelum diputuskan vaksin mana dan dosis keberapa yang akan diberikan . Jarak Pemberian antar dosis vaksin (DPT/HB, Polio) minimal 4 minggu

Jadwal pemberian vaksin

keterangan

Jadwal yang tepat saat pemberian vaksin

Jadwal yang masih diperbolehkan dalam pemberian vaksin Jadwal yang diperbolehkan untuk pemberian diatas 1 tahun Jadwal yang tidak boleh diberikan vaksi

Perhatikan vaksin

Periksa label vaksin dan pelarut ,Periksa tanggal kadaluarsa Periksa VVM, Jangan gunakan:

1. vaksin tanpa label 2. vaksin yang kadaluarsa

3. Vaksin dengan status VVM telah C atau D

Segi empat lebih terang dari lingkaran. Gunakan vaksin bila belum kedaluarsa. Segi empat berubah gelap tapi lebih terang dari lingkaran.

Gunakan vaksin lebih dahulu bila belum kedaluarsa.

Batas untuk tidak digunakan lagi: Segi empat berwarna sama dengan lingkaran.

JANGAN GUNAKAN VAKSIN Melewati Batas Buang:

Segi empat lebih gelap dari lingkaran. JANGAN GUNAKAN VAKSIN

A

B

C

D

(3)

Kerusakan vaksin apabila terpapar suhu dibawah 0oC

Hep B - 0,5o C Min ½ jam

DPT, TT & DT - 5°C s/d –10oC Min 1,5 – 2 jam

Kerusakan vaksin apabila terpapar suhu Suhu < +34o C (Diluar rantai

dingin)

Polio 2 hari

DPT & Campak 14 hari

Hep B , TT& Td 30 hari

BCG 7 hari

Cara menata Vaksin :

PENATAAN VAKSIN

Masukkan 4 cool pack. Bila tidak ada cool pack, dapat menggunakan air dingin yang terbungkus dalam plastik

Letakkan vaksin di tengah-tengah

Tutup vaksin carrier

Ref: pendoman teknis imunisasi tingkat puskesmas, DepKes-UNICEF, 2005

46 jangan menggunakan es batu

Perhatian!!!! Dalam penyimpanan vaksin dilapangan tidak diperbolehkan menggunakan es Batu /Cold pack. Dan vaksin carrier tetap kering,

(4)

Disarankan apabila perjalanan melebihi 7 hari menggunakan 2 vaksin carrier , 1 buah untuk vaksin dan cool pack, satu buah untuk cold pack (dibawah 0oC) sebagai cadangan . DAN JANGAN SERING MEMBUKA

TUTUP VAKSIN CARREIER.

Prosedur Pencampuran vaksin ( BCG dan Campak)

1. Menggunakan pelarut yg tepat dan berasal dari produsen yg sama. 2. Memperhatikan kedaluarsa pelarut.

3. Memperhatikan VVM dan kedaluarsa vaksin

4. Hanya melarutkan vaksin bila telah ada sasaran imunisasi.

5. Saat melarutkan vaksin, suhu pelarut dan vaksin harus sama (2-8 oC).

6. Memperhatikan tindakan aseptik dalam pelarutan

7. Hanya menggunakan satu semprit untuk satu vial vaksin. Setelah dipergunakan semprit langsung dibuang ke safety box.

8. Mencatat jam pelarutan vaksin

9. Tidak mempergunakan vaksin bila telah lewat “masa pakai” setelah pelarutan (BCG 3 Jam, Campak 6 Jam setelah Pelarutan)

Cara dan Lokasi pemberian imunisasi

Vaksin BCG DPT/HB Campak Polio HB Uniject

Tempat

suntikan Lengan kanan atas luar Paha tengah bagian luar Lengan Kiri Atas Mulut Paha sebelah kanan bagian tengah luar Cara

Penyuntikan Intrakutan Intramuskular Sub Kutan Diteteskan Intramuskular

Dosis 0.05 cc 0.5 cc 0.5 cc 2 tetes 0.5 cc

Suntikan intrakutan

Suntikan BCG diberikan pada lengan

kanan atas. Dosis 0,05cc, disuntikkan

ke dalam lapisan kulit dengan pelan-pelan (intrakutan).

Untuk memberikan suntikan intrakutan secara tepat,harus menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10mm, ukuran 26)

(5)

Suntikan diberikan pada paha tengah luar secara intramuskular dengan dosis 0,5 cc

Cara Pemberian :

• Letakkan bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan seluruh kaki telanjang.

• Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi. • Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk. • Masukkan jarum dengan sudut 900.

• Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga masuk ke dalam otot. Suntikkan pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit.

Suntikan Subkutan

Suntikan campak diberikan pada lengan kiri atas secara subkutan dengan dosis 0,5 cc

Cara Pemberian :

• Atur bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan seluruh lengan telanjang. • Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi. Gunakan jari-jari kiri anda untuk menekan ke atas (mencubit) lengan bayi

• Cepat tekan jarum ke dalam kulit yang menonjol ke atas dengan sudut 450.

• Untuk mengontrol jarum, peganglah ujung semprit dengan ibu jari dan jari telunjuk anda tetapi jangan sentuh jarum.

Tiga kontraindikasi imunisasi:

1. Anafilaksis atau reaksi hipersensitivitas yang hebat merupakan kontra

indikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas > 380C merupakan kontraindikasi pemberian

DPT/HB1 dan campak.

2. Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan

tanda-tanda dan gejala AIDS,sedangkan vaksin lainnya sebaiknya diberikan.

3. Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi

kepada bayi yang sakit, jangan berikan imunisasi. Mintalah ibu untuk kembali lagi jika bayinya sudah sehat.

Kondisi bayi seperti ini sebaiknya di imunisasi

• alergi atau asma (kecuali jika diketahui ada alergi terhadap komponen khusus dari vaksin yang disebutkan di atas);

(6)

• sakit ringan seperti infeksi saluran pernafasan atau diare dengan suhu dibawah 38,50C;

• riwayat keluarga tentang peristiwa yang membahayakan setelah imunisasi;

• pengobatan antibiotik;

• dugaan infeksi HIV atau positif terinfeksi HIV dengan tidak menunjukkan tanda-tanda dan gejala AIDS; tanda-tanda dan gejala AIDS kecuali BCG

• riwayat sakit kuning pada kelahiran.

• anak diberi ASI;

• sakit kronis seperti penyakit jantung kronis, paru-paru, ginjal atau liver;

• kondisi syaraf stabil seperti kelumpuhan otak karena luka atau Down’s Syndrome;

• prematur atau berat lahir rendah;

• Sebelum atau pasca operasi

• kurang gizi;

Untuk imunisasi TT WUS:

– Jika memiliki kartu TT, berikan dosis sesuai dengan jadual pemberian TT nasional.

– Jika tidak memiliki kartu TT, tanyakan apakah ia pernah mendapatkan dosis TT di masa lalu:

– Jika TIDAK: berikan dosis pertama TT dan anjurkan kembali sesuai dengan jadual pemberian TT nasional

– Jika YA: berapa banyak dosis yang telah diterima sebelumnya dan berikan dosis berikutnya secara berurutan.

– Jika ia tidak bisa mengingat atau tidak tahu, sebaiknya berikan dosis kedua kepadanya dan anjurkan untuk datang lagi untuk menerima dosis berikutnya.

SKRINING STATUS TT pada WUS

16 CATIN HAMIL I HAMIL II HAMIL III -+ T1 +  T2 + T3 + Status skrining T3

RIWAYAT Skrining WUS umur 32 th Skrining WUS umur 37 th

+  T1 +  T2 +  T3 + Status skrining  T3 DIIMUNISASI TT 1x  TT4 DIIMUNISASI TT 1x  TT4

(7)

Jadwal Pemberian TT WUS

IMUNISASI PEMBERIAN

IMUNISASI SELANG WAKTU

PEMBERIAN MINIMAL MASA PERLINDUNGAN DOSIS TT WUS T1 - - 0,5 cc T2 4 minggu setelah T1 3 Tahun 0,5 cc T3 6 Bulan setelah T2 5 Tahun 0,5 cc T4 1 Tahun setelah T3 10 Tahun 0,5 cc T5 1 Tahun setelah T4 25 Tahun 0,5 cc

Imunisasi Pada Anak Sekolah :

Dilakukan dengan ketentuan apabia Bias belum dilaksanakan IMUNISASI ANAK

SEKOLAH PEMBERIAN IMUNISASI DOSIS

Kelas 1 DT Campak 0,5 cc 0,5 cc Kelas 2 Td /TT 0,5 cc Kelas 3 Td/TT 0,5 cc

Kegiatan akhir pelaksanaan imunisasi.

– Menangani sisa vaksin dimasukkan kembali ke Vaccine Carrier – Membuang alat-alat suntik bekas

• Alat suntik bekas harus dibuang kedalam kotak pengaman (safety box) tanpa menutup kembali (no recapping)

• Kotak pengaman jangan diisi terlalu penuh (3/4 bagian) • Kotak pengaman harus ditutup dan disimpan di tempat

yang aman sampai dimusnahkan

Bila pemusnahan sampah medis belum dikelola maka harus mengubur atau membakarnya.

PERHATIAN !!!

(8)

SASARAN YANG TIDAK DATANG KETEMPAT LAYANAN.

c. Pencatatan/Pelaporan:

• Isi lengkap data yang di minta dalam form khususnya

• Catat hasil vaksinasi di form yang disediakan

• Berikan form pencatata kepada Korim setelah dipuskesmas untuk direkab dalam pelaporan rutin

• format pencatatan dan pelaporan terlmapir.

CONTACT PERSON PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI PAPUA BARAT

Nama Edi sunandar, ST

Nomor Handphone 082199344499

Referensi

Dokumen terkait

di dalam kelas yang sudah tersedia dan melakukan perubahan setting kelas sesuai dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw yang akan digunakan dalam penelitian ini dan

Dalam pelaksnaanya pelaksanaan manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Tujuan kegiatan penelitian-mendesain-aksi ini adalah mendesain model inisiatif startup clothes sharing dengan menggunakan platform media sosial untuk mengkampanyekan

Harus diperhatikan bahwa deformasi yang sedemikian besar bukanlah indikator utama bahwa struktur baja tersebut telah mengalami pemanasan hingga suhu diatas 700 °C, dengan

Dari analisa frekuensi curah hujan berdasarkan empat jenis distribusi dengan periode ulang 15 tahun diperoleh nilai curah hujan Distribusi Normal = 194.43 mm, Distribusi

Stasiun curah hujan idealnya diletakkan pada padang rumput sabana dimana air hujan yang diukur pada alat ukur hujan benar-benar dari proses presipitasi. Jika pada penempatan pos

Hasil penelitian yang diperoleh dengan membandingkan antara teori dengan praktik yang terjadi pada KJKS BMT Tumang cabang Cepogo, menunjukkan bahwa sebagian

Penelitian tersebut telah membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa,