• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan formal, memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas. Penguasaan matematika yang baik dapat membantu siswa menyelesaikan masalah yang saling berkaitan. Masalah dalam matematika merupakan suatu soal uraian yang tidak dapat diselesaikan dengan prosedur rutin yang sudah diketahui siswa (Hermanto, 2016). Siswa tidak cukup hanya terampil dalam penggunaan prosedur operasional saja, melainkan harus mampu membangun hubungan antara beberapa objek lainnya.

Proses berpikir seseorang dalam memecahkan masalah dapat berbeda – beda baik dalam menyusun dan mengolah informasi, serta tergantung dari pengalaman yang dimilikinya. Selain siswa telah dijelaskan teori yang sedang dipelajari untuk memecahkan masalah, mereka juga memerlukan pengetahuan yang saling berhubungan untuk melengkapi dalam memecahkan masalah tersebut. Proses berpikir itu disebut juga dengan proses berpikir relasional. Berpikir relasional merupakan berpikir untuk menemukan suatu penyelesaian dengan membangun relasi atau keterkaitan antar berbagai objek, unsur – unsur informasi yang diberikan dengan pengetahuan sebelumnya maupun pengetahuan tentang sifat – sifat atau struktur matematika sehingga terbentuk suatu penyelesaian (Santia dan Jatmiko, 2016). Berpikir relasional sangat erat kaitannya dengan pemecahan

(2)

masalah matematika baik rutin maupun non rutin, dengan membangun hubungan antara pengetahuan mengenai struktur atau sifat - sifat yang baru serta pengetahuan yang sebelumnya pernah diajarkan dan saling terkait.

Memecahkan suatu masalah matematika bukan merupakan sesuatu yang mudah bagi siswa. Suatu masalah matematika tidak bisa dijawab secara langsung sebab masih harus menyeleksi informasi yang diperoleh. Memecahkan masalah matematika diartikan sebagai pertanyaan yang tidak dapat dijawab langsung karena belum mengetahui aturan yang dapat digunakan untuk menjawabnya dan siswa merasa tertantang untuk menyelesaikannya. Polya (1973), masalah matematika salah satunya adalah untuk menemukan, artinya masalah tersebut dapat berupa masalah teoritis atau praktis, abstrak atau kongkrit yang harus mencari variabel dari masalah tersebut, mencoba menemukan atau mengkonstruksi semua objek yang dapat digunakan untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah. Maka dari itu, ketika seseorang berpikir relasional, akan mnciptakan gambaran masalah dalam pikirannya, lalu menganalisis untuk menemukan struktur, kemudian mencari beberapa elemen penting serta relasi untuk membangun sebuah strategi penyelesaian (Tafrilyanto, 2016).

Setiap individu mempunyai gaya kognitif yang berbeda – beda dalam memproses suatu informasi atau dalam menghadapi suatu masalah. Woolfolk (Desmita, 2011), mengemukakan bahwa didalam gaya kognitif terdapat suatu cara yang berbeda untuk melihat, mengenal, dan mengorganisir informasi. Individu akan memilih cara yang lebih disukai dalam memproses dan mengorganisir suatu informasi yang diperoleh. Kemungkinan ada pula siswa yang merespon secara

(3)

cepat, tetapi ada juga yang lambat, selain itu cara memberika respon terhadap suatu masalah berkaitan erat dengan sikap dan kualitas personal. Jadi, gaya kognitif merupakan karakteristik individu dalam penggunaan fungsi kognitif (berpikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat keputusan, mengorganisir, dan memproses informasi) yang bersifat konsisten dan berlangsung lama serta berkaitan dengan cara individu menerima serta mengolah informasi yang berhubungan dengan lingkungan belajar (Desmita, 2011). Allinson dan Hayes (2012), gaya kognitif adalah proses dimana siswa memilih cara yang lebih dia sukai dalam pengumpulan, pengolahan, dan evaluasi data yang mempengaruhi bagaimana seseorang mengamati, mengatur, dan menafsirkan suatu informasi.

Terdapat beberapa tipe kognitif, tetapi dalam penelitian ini mengambil gaya kognitif field independet dan field dependent. Seseorang yang mempunyai gaya kognitif field independent cenderung akan dapat menguraikan informasi yang dihadapi menjadi bagian kecil dan menemukan hubungan antar bagian tersebut secara mandiri, sedangkan siswa yang field dependent kurang atau tidak bisa memisahkan bagian dari suatu kesatuan dan cenderung menerima apa yang disampaikan atau diajarkan. Dalam memecahkan masalah siswa field independent tidak memerlukan petunjuk terperinci serta berpikir secara bebas, sedangkan siswa field dependent memerlukan petunjuk yang lebih untuk memahami sesuatu dan pemikirannya dipengaruhi dari luar (Nasution, 2010; Ngilawajan, 2013).

Siswa berpikir relasional ketika memecahkan masalah akan berusaha membangun pengetahuan – pengetahuan yang sebelumnya dan menghubungkan dengan pengetahuan yang sedang dipelajari. Pada saat proses pemecahan masalah

(4)

siswa akan dipengaruhi oleh bagaimana cara berpikir siswa, ada siswa yang secara mandiri mengingat pengetahuan yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang sedang dihadapi, serta cenderung memecahkan masalah tanpa bimbingan yang lebih ada pula yang siswa cara berpikirnya berpikir secara global, menerima struktur yang sudah ada serta perlu adanya bimbingan dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini berpikir relasional siswa akan terlihat berbeda antara siswa field independent dan siswa field dependent yang berada di jenjang pendidikan Sekolah Menegah Pertama (SMP) karena dalam masa ini siswa baru mengalami masa peralihan dari Sekolah Dasar dengan pemikiran yang menyangkut masalah aritmatika dan sederhana menuju masalah yang terdiri dari beberapa prosedur dan menyangkut beberapa variabel yang harus dicari nilainya.

SMP Ma’arif NU 1 Ajibarang sebagai salah satu lembaga pendidikan yang harus mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Siswa SMP Ma’arif NU 1 Ajibarang dituntut untuk dapat mengembangkan pengetahuannya baik melalui bimbingan guru maupun secara mandiri dalam belajar, didasarkan pada pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Proses berpikir siswa akan berbeda sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki masing-masing siswa. Sebagian besar siswa di SMP tersebut berasal dari keluarga dengan berprofesi sebagai petani yang menjadikan siswa memiliki beragam perilaku dan pemikiran. Kurikulim yang diterapkan di SMP Ma’arif NU 1 Ajibarang berdasarkan wawancara dengan salah satu guru masih menggunakan kurikulum 2006 dikarenakan siswa masih memerlukan bimbingan dan peran dari guru walaupun

(5)

tetap ada siswa yang belajar secara mandiri dan berlatih tanpa bembingan dari guru.

Dikarenakan adanya perbedaan gaya kognitif yang dimungkinkan akan berpengaruh terhadap cara berpikir relasional siswa untuk memecahkan masalah matematis, maka peneliti tertarik untuk menyeidiki mengenai gambaran berpikir relasional dalam menyelesaikan masalah matematis siswa ditinjau dari gaya kognitif field independent dan field dependent. Penelitian ini dirasa perlu dilakukan agar diperoleh deskripsi cara atau proses berpikir relasional siswa SMP Ma’arif NU 1 Ajibarang dalam memecahkan masalah matematika dan hasilnya dapat digunakan sebagi dasar merancang strategi pembelajaran maupun pengambilan keputusan pelaksanaan pembelajaran matematika yang sesuai dengan gaya kognitif siswa sehingga kemampuan siswa dapat dikembangkan.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini akan memfokuskan pada bagaimana proses berpikir relasional siswa dalam membangun hubungan antara pengetahuan mengenai struktur atau sifat - sifat yang baru serta pengetahuan yang sebelumnya pernah diajarkan dan saling terkait. Selain itu, dalam berpikir relasional siswa akan dipengaruhi oleh adanya gaya kognitif siswa field independent dan field dependent yang membuat mereka berbeda dalam berpikir untuk menyelesaikan masalah matematika. Maka penelitian ini dibatasi hanya untuk mendeskripsikan bagaimana berpikir relasional siswa SMP Ma’arif NU 1 Ajibarang dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif field independent dan field dependent.

(6)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses berpikir relasional siswa SMP Ma’arif NU 1 Ajibarang dalam memecahkan masalah matematika dengan materi garis singgung lingkaran ditinjau dari gaya kognitif field independent dan field independent.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi Sekolah

Memberikan gambaran berpikir relasional siswa baik dengan gaya kognitif field independent maupun field dependent dalam memecahkan masalah matematika, sebagai referensi untuk melakukan bimbingan terhadap siswa yang memiliki beragam pemikiran dalam menyelesaikan masalah matematika.

2. Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagai alat evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, sehingga sekurang - kurangnya dalam proses pembelajaran yang berikutnya dapat diperbaiki.

3. Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti yaitu sebagai bahan pemikiran yang lebih mendalam akan pentingnya cara atau proses berpikir relasional siswa dengan gaya kognitif yang berbeda – beda dalam memecahkan masalah matematika, dan sebagai panduan serta referensi maupun pembanding bagi penelitian yang lain.

Referensi

Dokumen terkait

Dari peristiwa yang telah ditulis di atas dapat kita sadari bahwa Pancasila merupakan landasan negara yang dapat kita gunakan untuk melawan pelanggaran hak asasi manusia

Bagaimana perilaku obsesif kompulsif dalam beribadah pada santri di. Pondok Pesantren Fathul Hidayah Pangean,

Dalam pembelajaran matematika seringkali pembentukan sikap seseorang terhadap matematika sebagai akibat dari pembentukan daerah kognitifnya, meskipun kadang-kadang

Tujuan mata pelajaran matematika pada intinya adalah agar siswa mampu: (1) memahami konsep matematika, (2) melakukan penalaran, (3) memecahkan masalah, (4) melakukan

Kekuasaan penguasa buta tidak berlangsung lama, tapi karena sudah kelewatan menyengsarakan rakyat yang sudah berharap agar ada mukjizat datang untuk mereka.. Penguasa itu akan menjadi

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu pengembangan produk desain Center Panel Gypsum dengan cara mengidentifikasi kategori-kategori yang berhubungan erat

Pada parameter substrat, 3 titik kepadatan bivalvia terbanyak pada T6 mempunyai tipe substrat pasir berbatu dengan kandungan organik sebesar 5%, pada T17 mempunyai tipe

Kimia Study Center - Kumpulan contoh soal ujian nasional kimia tahun dari 2002 un hingga 2011, 2012, 2013 dan 2014 berkaitan dengan sistem periodik unsur / SPU dan konfigurasi