SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan Primer
• Bebas untuk bertemu
• Tim : Dokter umum (kadang dr. Spesialis), perawat, praktisi
kesehatan, bidan, resepsionis
Pelayanan Sekunder
• Melalui surat rujukan dokter
umum atau bebas untuk bertemu • Di RS yang menyediakan bed dan mengadakan kegiatan rawat jalan kesehatan, bidan, resepsionis
• Mendiagnosis dan manajemen seluruh masalah
• Merujuk pasien ke RS/spesialis pada pelayanan primer untuk opini sekunder atau tes
lanjutan
• Penapis pasien menuju pelayanan sekunder
mengadakan kegiatan rawat jalan dan rawat inap
• Tim: dokter spesialis yang berhubungan dengan sistem organ tubuh
Beberapa pertanyaan penting mengenai akses
pelayanan kesehatan dan pelayanan yang diterima
1. Mengapa pasien datang ke dokter bedah untuk alasan yang tampaknya sepele?
2. Mengapa pasien menunda mencari pertolongan untuk alasan yang tampaknya serius
untuk alasan yang tampaknya serius
3. Bagaimana sebenarnya dokter memutuskan berdasarkan diagnosis
4. Mengapa pasien tidak melakukan apa yang disarankan?
Help-Seeking
• Help-seeking behaviour = ‘illness behaviour’
Suatu proses dalam memutuskan untuk mendapatkan pertolongan profesional pada masalah kesehatan
• Berhubungan dengan 2 faktor, Gejala dan Tanda • Berhubungan dengan 2 faktor, Gejala dan Tanda • Batasan: “WOW”
1. Apakah hal ini merupakan gejala?
2. Apakah hal ini normal atau tidak normal? 3. Apakah saya butuh pertolongan?
1 2
3
1. Persepsi gejala
•
Translasi dari perasaan tidak jelas menjadi
entitas konkret dari suatu gejala
•
Dipengaruhi oleh 4 sumber informasi
– Data tubuhMood
– Mood
– Kognisi
2. Kognisi penyakit
•
Individu harus memutuskan apakah gejala
yang dialami normal dan butuh bantuan
dokter dipengaruhi oleh perkembangan
kognisi penyakit
kognisi penyakit
•
Dimensi : identitas, jangka waktu, penyebab,
konsekuensi, derajat kontrol/penyembuhan
3. Pemicu Sosial
•
Status keseimbangan kita dapat terganggu oleh
gejala jika gejala mengganggu kehidupan normal
•
Pemicu sosial :
•
Pemicu sosial :
1. Gangguan yang dirasakan pada pekerjaan atau aktivitas fisik
2. Gangguan yang dirasakan pada hubungan sosial 3. Krisis interpersonal
4. Biaya dan Manfaat pergi ke dokter
Diklasifikasikan menjadi :
– Terapeutik – Praktis – Praktis – Emosional – Peran sakitDelay
–Penundaan-•
Penundaan oleh pasien merujuk pada waktu
di antara pasien
mendeteksi adanya gejala
atau tanda
hingga melakukan kontak pertama
dengan tenaga kesehatan.
Prediktor Penundaan
• Persepsi Gejala
– ‘I am too busy at work to think about my symptoms.’ – ‘I am happy and not stressed.’
• Kognisi penyakit
– ‘It will go away soon.’
– ‘It must be that curry I ate last night.’ – ‘It must be that curry I ate last night.’
• Pemicu Sosial
– ‘My friends have reassured me that this is normal.’
– ‘My chest pain hasn’t interfered with my work or relationships.’ – ‘People in my family get a lot of indigestion.’
• Biaya dan benefit pergi ke dokter
– ‘Doctors can’t do much for indigestion.’
•
Intervensi untuk mencegahan penundaan
harus spesifik dalam saran Interventions to
prevent delay therefore need to be extremely
specific in terms of the advice they give and
specific in terms of the advice they give and
who they give it to, and should only intervene
if early intervention has been proven to be
both cost-effective and therapeutically
effective.
Bentuk pencegahan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan:
1. Pencegahan primer : modifikasi faktor risiko (merokok, diet, alkohol) sebelum timbul penyakit
2. Pencegahan sekunder : intervensi yang bertujuan untuk 2. Pencegahan sekunder : intervensi yang bertujuan untuk
mendeteksi penyakit pada tahap perkembangan asimtomatik sehingga perkembangannya dapat dihentikan/diperlambat
3. Pencegahan tersier : rehabilitasi pasien atau intervensi pengobatan setelah penyakit timbul
Tipe skrining:
1. Skrining oportunistik
Ketika pasien melibatkan pelayanan medis untuk
mengukur kesehatan mereka
mengukur kesehatan mereka
2. Skrining populasi
Melibatkan pelayanan yang dikondisikan secara
spesifik untuk mengidentifikasi masalah
•
Tujuan program skrining deteksi masalah
pada tingkat asimtomatik
•
Sehingga ada 2 jenis skrining:
•
Sehingga ada 2 jenis skrining:
– Skrining primer : menemukan risiko penyakit – Skrining sekunder : mendeteksi penyakit itu
Panduan Skrining
A. Penyakit
• Masalah penting
• Mudah dikenali pada tahap gejala laten atau awal
• Perjalanan penyakit harus dipahami (termasuk pengembangan dari
C. Tindakan lanjutan
• fasilitas harus ada untuk penilaian dan pengobatan
• bentuk terapi yang efektif dapat diterima
(termasuk pengembangan dari laten ke puncak gejala)
B. Pemeriksaan
• memenuhi syarat untuk tingkat sensitivitas dan spesivitas
• Tes dapat diterima oleh populasi yang melakukan skrining
• Skrining merupakan program berkelanjutan
D.Ekonomi
• biaya harus secara ekonomi
yang seimbang dalam kaitannya dengan biaya perawatan medis secara keseluruhan.
Kriteria untuk Melakukan Screening
• Penyakit ini harus cukup lazim atau cukup serius untukmelakukan deteksi dini yang sesuai.
• Penyakit ini harus didefinisikan cukup baik untuk memungkinkan diagnosis yang akurat.
• Harus ada kemungkinan (atau probabilitas) bahwa penyakit tersebut ada yang tidak terdiagnosis dalam banyak kasus tersebut ada yang tidak terdiagnosis dalam banyak kasus (gejala penyakit ini tidak begitu nyata)
• Harus ada hasil yang menguntungkan dari diagnosis awal dalam hal pengobatan atau pencegahan komplikasi.
• Harus ada tes skrining yang memiliki sensitivitas yang baik dan spesifisitas dan nilai prediktif cukup positif dalam
Efek Skrining Terhadap Psikologis Individu
1. Penerimaan Undangan Screening 2. Menerima Hasil Negatif
3. Penerimaan Hasil Positif
4. Penerimaan Hasil Tes yang Tidak Memadai 4. Penerimaan Hasil Tes yang Tidak Memadai 5. Efek Psikologis Intervensi Selanjutnya.
• Model tradisional konsultasi
– Dokter memiliki pengetahuan yang berasal dari pendidikan – Dikomunikasikan kepada pasien yang pasif yang menyerap
sugesti dan berespon terhadapnya
• Dokter adalah seorang ahli dan pasien adalah seseorang yang perlu diedukasi
• “Expert patient” memiliki keyakinan dan harapan
sendiri. Dokter menjadi lebih manusiawi berdasarkan pengalaman personal dan profesional
Masalah dalam Variabilitas Dokter
• Dokter dengan tingkat pengetahuan dan pelatihan yang sama akan berperilaku sama dengan yang lain • Variabilitas di antara dokter-dokter tersebut pada
pelbagai aspek dalam praktek dokter
• Variabilitas ini dapat diterima karena adanya • Variabilitas ini dapat diterima karena adanya perbedaan dalam tingkatan pengetahuan dan keahlian.
• Variabilitas dapat dipahami dengan memeriksa faktor-faktor yang terlibat dalam proses p
engambilan keputusan klinis.
Variabilitas perilaku profesional kesehatan mengenai pengambilan keputusan klinis :
1. Akses informasi yang berbeda mengenai gejala-gejala pasien
2. Mengembangkan hipotesis yang berbeda 2. Mengembangkan hipotesis yang berbeda
3. Akses perbedaan atribusi yang digunakan untuk menkonfirmasi atau menolak hipotesis
4. Adanya perbedaan derajat dari bias konfirmasi 5. Konsekuensinya adanya perbedaan dalam
Health professionals’ health beliefs
• Tahap terpenting yang menyebabkan variabilitas adalah pembuatan hipotesis
• Pasien memiliki keyakinan umum, yang bersifat individual dan bervariasi
individual dan bervariasi
• Tenaga kesehatan memiliki keyakinan profesi, yang biasanya konsisten dan dapat diprediksi
Keyakinan yang terlibat dalam pembuatan hipotesis asli dikategorikan sbb:
1. Keyakinan ahli kesehatan mengenai sifat masalah klinis
2. Estimasi ahli kesehatan mengenai probabilitas 2. Estimasi ahli kesehatan mengenai probabilitas
hipotesis dan penyakit
3. Derajat keparahan dan tingkat penyembuhan penyakit 4. Pengetahuan mengenai pasien
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
perkembangan hipotesis asli:
•
Suasana hati (mood) ahli kesehatan
•
Suasana hati (mood) ahli kesehatan
•
Karakteristik profil ahli kesehatan
Cara Menghantarkan Keyakinan Kepada Pasien
• Pemilihan bahasa mempengaruhi pilihan pasien dalam pengobatan medis
• McNeil et al. (1982) meneliti efek dari bahasa para ahli
kesehatan pada pilihan pasien untuk melakukan pengobatan. • Ogden et al. (2003) menggunakan desain eksperimen untuk • Ogden et al. (2003) menggunakan desain eksperimen untuk
mengeksplorasi dampak dari jenis diagnosis yang disampaikan pada pasien
Interaksi antara Ahli Kesehatan dengan Pasien
• Untuk memahami proses yang terlibat dalamkomunikasi antara ahli kesehatan dengan pasien,
keputusan yang dihasilkan dan hasil konsultasi antara pasien dan ahli kesehatan harus dianggap sebagai
angka dua angka dua
• Konsultasi melibatkan dua individu dan proses komunikasi terwujud antar individu tersebut
Keterpusatan pada Pasien
• Konsep keterpusatan pada pasien (patient
centredness) pertama kali dikembangkan oleh Byrne
dan Long pada tahun 1976
• Literatur preskriptif telah merekomendasikan patient Literatur preskriptif telah merekomendasikan patient
centredness sebagai gaya yang disukai pada
komunikasi dokter-pasien sebagai sarana untuk
meningkatkan hasil pada pasien (Neighbour 1987;. Pendleton et al 1984; McWhinney 1995)
Terdapat tiga komponen operasionalisasi patient
centredness:
1. Keterbukaan dokter pada pendapat dan harapan pasien, juga upaya untuk melihat penyakit melalui pandangan pasien
2. keterlibatan pasien dalam pengambilan keputusan dan perencanaan pengobatan
dan perencanaan pengobatan
3. perhatian terhadap masalah afektif pada konsultasi dalam hal emosi dari keduanya, pasien dan dokter
Persetujuan antara Ahli Kesehatan dan Pasien
• Jika komunikasi ahli kesehatan - pasien dipandangsebagai interaksi antara dua individu maka penting untuk memahami sejauh mana dua individu
berbicara bahasa yang sama, berbagi keyakinan yang sama dan meyetujui konten yang diinginkan serta
sama dan meyetujui konten yang diinginkan serta apapun hasil dari konsultasinya.
• Pendleton et al. (1984 ) berpendapat bahwa tugas
utama dari general practice consultation menyangkut perjanjian dengan pasien tentang sifat masalah,
tindakan yang harus diambil dan manajemen selanjutnya.
• Tuckett et al . ( 1985) juga berpendapat bahwa konsultasi harus dikonseptualisasikan sebagai ‘pertemuan antara para ahli’ dan menekankan
pentingnya perbedaan pandangan pasien dan dokter terhadap masalah terkait.
Peranan Persetujuan pada Hasil Pasien
• Jika dokter dan pasien memiliki keyakinan yang
berbeda tentang penyakit, keyakinan yang berbeda tentang peran dari dokter dan mengenai
obat-obatan, apakah kurangnya kesepakatan ini berhubungan dengan hasil pasien?
What is Compliance?
Compliance adalah perilaku pasien yang
mentaati semua nasihat dan petunjuk yang
mentaati semua nasihat dan petunjuk yang
dianjurkan oleh kalangan tenaga medis, seperti
Pengukuran adherence
Pengukuran objektif • Observasi
• Sampel urin dan darah • Penghitungan pil
Pengukuran subjektif • Self-report
– Tidak mahal
– Terkontaminasi masalah recall dan kemauan sosial
• Penghitungan pil
• Monitoring elektronik • Penilaian resep
Models of adherence
2. The Perceptions and Practicalities Approach (Horne, 2001)
Prediktor adherence
•
Kepuasan pasien
•
Pemahaman pasien
•
Daya ingat pasien
•
Keyakinan mengenai penyakit
•
Keyakinan mengenai penyakit
•
Keyakinan mengenai perilaku
Cara Meningkatkan adherence
Informasi oral
• Efek primer : pasien
cenderung mengingat hal pertama yang diberitahukan • Menekankan pentingnya
Informasi tertulis
• Ley and Morris (1984)
– increased knowledge 90% – increased compliance 60% – improved outcome 57% 1. Peranan Informasi • Menekankan pentingnya adherence. • Menyederhanakan informasi • Repetisi • Spesifik
• Follow up konsultasi dengan wawancara tambahan