• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Hardware

2.1.1 Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomput er, hadir

memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi

semi konduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil

serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah

(dibandingkan microprocessor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera

industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu dan mainan yang lebih canggi

serta dalam bidang pendidikan.

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi

(misalnya pengolah kata, pengolah angka, dan lain sebagainya), Microcontroller hanya bisa digunakan

untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada

sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan

dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antar muka perangkat keras disimpan dalam

ruang ROM yang kecil. Sedangkan Pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar

artinya program control disimpan dalam ROM yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM

digunakan sebagai tempat penyimpanan sederhana sementara, termasuk register-register yang digunakan

pada Microcontroller yang bersangkutan. Microcontroller AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari

MCS-51 keluaran Atmel. Jenis Microcontroller ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengolah data

per bit ataupun data 8 bit secara bersamaan.

Pada prinsipnya program pada Microcontroller dijalankan bertahap, jadi pada program itu sendiri

terdapat beberapa set instruksi dan tiap instruksi itu dijalankan secara bertahap atau berurutan.

Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh microcontroller AT89S51 adalah sebagai berikut:  Sebuah Central Processing Unit 8 bit

(2)

 RAM internal 128 byte  Flash memori 4 Kbyte

 Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah interupsi internal)  Empat buah programable port I/O yang masing-masing terdiri dari delapan buah jalur I/o  Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART

 Kemampuan untuk melaksanakan operasi aritmatika dan operasi logika

 Kecepatan dalam melaksanakan instruksi per siklus 1 mikrodetik pada frekuensi 12 MHz.

2.1.2 Kontruksi AT89S51

Microcontroller AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta

catu daya 5 volt. Kapasitor 10 micro-fard dan resistor 10 kilo Ohm dipakai untuk membentuk rangkaian

riset. Dengan adanya rangkaian riset ini AT89S51 otomatis diriset begitu rangkaian menerima catu daya.

Kristal dengan frekuensi maksimum 24MHz dan kapasitor 30 mikro-farad dipakai untuk melengkapi

rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja Microcontroller.

Memori merupakan bagian yang sangat penting pada Microcontroller. Microkontroller memiliki

dua macam memori yang sifatnya berbeda.

Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya. Sesuai

dengan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan program ini dinamakan sebagai

memori program.

Random Access Memory (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu daya, dipakai untuk

menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut

sebagai memori data.

Ada berbagai jenis ROM. Untuk Microcontroller dengan program yang sudah baku dan

diproduksi secara massal, program diisikan kedalam ROM pada saat IC Microcontroller dicetak dipabrik

IC. Untuk keperluan tertentu Microcontroller menggunakan ROM yang dapat diisi ulang atau

Programble-Eraseable ROM yang disingkat menjadi PROM (PEROM). Dulu banyak UV-EPROM (Ultra

Violet Eraseable Programble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada flash

(3)

Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S51 adalah flash PEROM, program

untuk mengendalikan Microcontroller diisikan ke memori itu lewat bantuan alat yang dinamakan sebagai

AT89C4051 flash PEROM Programmer. Memori data yang disediakan dalam chip AT*(S51 sebesar 128

kilo byte meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah cukup.

AT89S51 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver/Transmiter) yang biasa dipakai

untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk komunikasi data seri (RXD dan TXD) diletakkan

berhimpitan dengan P1.0 dan P1.1. pada kaki nomor 2 dan 3, sehingga kalau sarana input/output bekerja

menurut fungsi waktu. Clock penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillator kristal atau clock

yang diumpan dari luar lewat T0 dan T1/T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5, sehingga P3.4 dan

P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input/output paralel kalau T0 dan T1 dipakai.

AT89S51 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya adalah sinyal interupsi

yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini berhimpitan dangan P3.2 dan P3.3 sehingga

tidak bisa dipakai sebagai jalur input/output paralel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal

interupsi. Port1 dan 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya merupakan yang secara fisik

merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Function Register (SFR).

2.1.3. Pin-Pin pada Microcontroller AT89S51

Deskripsi pin-pin pada Microcontroller AT89S51 :

Gambar 2.1 IC Mikrokontroler AT89S51

VCC (Pin 40)

(4)

GND (Pin 20)

Ground

Port 0 (Pin 39-Pin 32)

Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data ataupun penerima kode byte

pada saat flash progamming Pada fungsi sebagai I/O biasa port ini dapat memberikan output sink ke

delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut.

Pada fungsi sebagai low order multiplex address/data, port ini akan mempunyai

internal pull up.terutama pada saat verifikasi program.

Port 2 (Pin 21 – pin 28)

Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengaksememori secara 16 bit.

Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port

ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output,

port ini dapat memberikan output sink keempat buah input TTL.

Port 3 (Pin 10 – pin 17)

Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pullup. Port 3 juga mempunyai fungsi pin

masing-masing, yaitu sebagai tabel berikut :

Tabel 1. 2.1.3 Fungsi Pin Mikrokontrler

Nama pin Fungsi

P3.0 (pin 10) RXD (Port input serial)

P3.1 (pin 11) TXD (Port output serial)

P3.2 (pin 12) INTO (interrupt 0 eksternal)

P3.3 (pin 13) INT1 (interrupt 1 eksternal)

P3.4 (pin 14) T0 (input eksternal timer 0)

P3.5 (pin 15) T1 (input eksternal timer 1)

P3.6 (pin 16) WR (menulis untuk eksternal data memori)

(5)

RST (pin 9)

Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.

ALE/PROG (pin 30)

Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat selama mengakses

memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam (PROG) selama memprogam Flash.

PSEN (pin 29)

Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.

EA (pin 31)

Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan progam yang

ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk

menjalankan progam yang ada pada memori internal. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat

tegangan 12 Volt.

XTAL1 (pin 19)

Input untuk clock internal.

XTAL2 (pin 18)

Output dari osilator.

2.1.4 Driver Jembatan H

Motor stepper yang digunakan adalah motor stepper bipolar. Untuk mengendalikan motor stepper

bipolar ini dibutuhkan sebuah rangkaian driver motor stepper. Rangkaian driver motor stepper ini

berfungsi untuk memutar motor stepper searah/berlawanan arah dengan arah jarum jam. Mikrokontroler

tidak dapat langsung mengendalikan putaran dari motor stepper, karena itu dibutuhkan driver sebagai

perantara antara mikrokontroler dan motor stepper, sehingga perputaran dari motor stepper dapat

dikendalikan oleh mikrokontroler. Rangkaian driver motor stepper bipolar ditunjukkan pada gambar 2.2

(6)

VCC 5V 183303302SC945 2SC945 1.0k1.0k18Tip 127 VCC 5V Tip 122 VCC 5V VCC 5V 183303302SC945 2SC945 1.0k1.0k18Tip 127 Tip 122 Kumparan2 Kumparan1 Tip 127 18 Tip 122 1.0k VCC 5V VCC 5V 2SC945 1.0k 18 2SC945 330 330 Tip 127 18 Tip 122 1.0k VCC 5V VCC 5V 2SC945 1.0k 18 2SC945 330 330 Kumparan3 Kumparan4 Motor AT89C4051 AT89C4051 AT89C4051 AT89C4051 I III II IV

Gambar 2.2 Rangkaian driver motor stepper

Untuk mempermudah penjelasan, maka rangkaian di atas dikelompokkan menjadi 4 rangkaian.

Pada rangkaian di atas, jika salah input rangkaian I yang dihubungkan ke mikrokontroler diberi logika

high dan input pada rangkaian lainnya diberi logika low, maka kedua transistor tipe NPN C945 pada

rangkaian I akan aktip. Hal ini akan membuat kolektor dari kedua transistor C945 pada rangkaian I akan

mendapat tegangan 0 volt dari ground. Kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah kiri atas

diumpankan ke basis dari transistor tipe PNP TIP 127 sehingga basis dari transistor TIP 127 mendapatkan

tegangan 0 volt yang menyebabkan transistor ini aktip (transistor tipe PNP akan aktip jika tegangan pada

basis lebih kecil dari 4,34 volt). Aktipnya transistor PNP TIP 127 ini akan mengakibatkan kolektornya

terhubung ke emitor sehingga kolektor mendapatkan tegangan 12 volt dari Vcc.

Kolektor dari transistor TIP 127 dihubungkan ke kumparan, sehingga kumparan akan

mendapatkan tegangan 12 volt. Hal ini akan mengakibatkan kumparan menimbulkan medan magnet.

Medan magnet inilah yang akan mnarik motor untuk mengarah ke arah kumparan yang menimbulkan

medan magnet tersebut.

Sedangkan rangkaian II, III dan IV karena pada inputnya diberi logika low, maka kumparannya

tidak menimbulkan medan magnet, sehingga motor tidak tertarik oleh kumparan-kumparan tersebut.

Demikian seterusnya untuk menggerakkan motor agar berputar maka harus diberikan logika high

(7)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.8 0.9 1.0 1.1

E

R

I

L

I

L 2.1.5 Photo Dioda

Pada sebuah LED, cahaya yang tampak atau emiter infra red merubah listrik menjadi cahaya.

Cahaya pada sebuah LED terjadi akibat adanya gerakan dari sifat pembawa muatan minoritas pada arus

maju yang mengalir. Suatu dioda yang digunakan cahaya dibawah kondisi tertentu, dapat dibuat sensitif

dan junction dapat beroperasi sebagai sebuah photo sensor yang dikenal sebagai photo dioda, jadi photo

dioda adalah sebuah dioda PN junction yang merupakan jenis Silicon bias mundur yang arus mengalirnya

tergantung dari cahaya yang teradiasi.

Cahaya radiasi pada persambungan pada panjang gelombang tertentu menyebabkan

pasangan-pasangan lubang elektron terbentuk dan ini berasal dari penambahan aliran arus pada rangkaian luar.

Gambar 2.3 menunjukkan rangkaian photo detektor bias mundur. Dioda memiliki respon panjang

gelombang yang luas.

Gambar 2.3. Rangkaian Photo detektor bias mundur

Sungguh pun pengeluaran arus kecil. Panjang gelombang dan sensitifitas bahan yang digunakan

dengan tipe pemberi dan penerima material semikonduktor yang digunakan pada kedalaman penerobosan

dari cahaya radiasi gambar 2.4 menunjukkan gelombang photo dioda MRD 500.

In

te

n

si

ta

s

Arus

(8)

Intensitas H dari flux yang teradiasi (diukur dalam uW/cm2) menentukan besarnya arus IL jika

tidak ada radiasi cahaya maka arus bocor yang disebut arus gelap (IL) akan tetap, selain itu arus IL juga

tergantung pada tegangan dari arus bias mundur, resistansi beban, dan temperatur.

Photodioda PIN silicon dapat digunakan sebagai sumber tegangan photo. Cahaya yang

bergeseran pada penipisan area akan menciptakan sebuah tegangan photo yang sebanding pada cahaya

yang masuk, dalam hal ini tak ada bias dari luar yang dibutuhkan karena junction menggenerasikan

kekuatan elektromotivnya sendiri. Photodioda digunakan dalam aplikasi – aplikasi yang meliputi kartu

bacaan, kontrol cahaya ambient, layar proyektor. Photodioda yang dapat energi bias dari luar akan

menyebabkan arus kontrol mengalir melalui rangkaian eksternal.

Pada photodioda kita mengenal istilah responsivitas yaitu kemampuan dari sebuah photodioda

untuk menambah arus bias mundur sebagai hasil dari sebuah penambahan pada cahaya. Reposivitas dari

photodioda merupakan perbandingan dalam mA/mW pada panjang gelombang tertentu photodioda honeywell SE3452 mempunyai perbandingan 0.5mA/mW. Jika cahaya yang teradiasi pada cell 2 mV,

dioda akan menghasilkan arus yang mengalir sebesar 1 mA (0,5 mA/mW x 2 mV). Respon tertinggi dari

SE3452 sekitar 820nm .gambar 2.5 menunjukkan bias mundur dari sebuah photo dioda yang dihubungkan

pada beban resistor dimana tegangan dinaikkan.

IR

Gambar 2.5. Rangkaian photodioda bias mundur dengan beban resistor

Arus yang mengalir 0,1 mA melalui resistor 10kΩ akan menghasilkan tegangan 1 V, semakin tinggi harga resistor maka senakin besar pula tegangan yang dihasilkan tapi respon frekuensi akan

semakin kecil, sungguhpun responsivitas photodioda berada dalam range 0,2 – 0,6. photo transistor

(9)

multiplikasi. Kapasitansi suatu dioda kecil dan karena waktu, responnya kecil sekitar -50ns atau kurang.

Rise time (respon naik) suatu photo transistor berada pada range 1-20 us. Dalam menentukan emiter –

emiter dan sensor-sensor cahaya, pertimbangan harus ditentukan dari sebuah perangkat.

Karakteristik-karakteristik utama dari perangkat photo meliputi :

1. Spectral range

2. Besar output (emiter)

3. Sesinsitivitas (sensor)

4. Waktu respon

5. Pertimbangan – pertimbangan mekanik.

2.1.6 Transistor Sebagai Saklar.

Banyak kegunaan dari transistor, salah satunya adalah sebagai saklar. Jika transistor digunakan

sebagai saklar maka dalam hal ini transistor tersebut dioperasikan dalam daerah jenuhnya (saturasi) dan

daerah yang menyumbat (cut-off). Pada saat transistor dalam keadaan jenuh maka resistansi antara

kolektor dan emitor akan sangat kecil, maka transistor ini akan berfungsi sebagai saklar yang tertutup

(ON) sedangkan apabila transistor dalam keadaan cut-off, maka resistansi antara kolektor dan emiter

akan sangat besar, maka transistor akan berfungsi sebagai saklar yang terbuka (OFF). Lebih lanjut dapat

kita lihat seperti gambar 2.6

Vi

a b

Gambar 2.6. Transistor Sebagai Saklar

a. Transistor sebagai saklar

b. Analogi transistor sebagai saklar

(10)

- Arus IC = maximum

- Tegangan VCE = 0

Paa saat OFF:

- Arus IC = 0 - VCE = VCC – VRC

- VRC = Ic x Rc = VCC – 0V

= 0 x Rc VCE = VCC

= 0

Pada saat basis transistor mengalir arus, transistor dalam keadaan on, maka:

IB = Vi - VBE / RB……….(2.1)

IC = VCC / RC……….(2.2)

2.1.7 Regulator Tegangan Tetap (78xx)

Catu daya merupakan sesuatu yang sangat penting untuk semua rangkaian elektronika. Dewasa ini semua sistim elektronika sudah beroperasi dengan catu daya yang stabil. Untuk mendapatkan tegangan yang benar-benar stabil dari suatu penyearah yang telah di-filter dengan kapasitor dapat digunakan

rangkaian tegangan tetap. Regulator tegangan tetap ini terbagi atas 2 bagian rangkaian yaitu: * Regulator Positif (IC78XX)

* Regulator Negatif (IC79XX)

Regulator ini dimaksudkan untuk memberikan kemampuan catu yang mantap dengan komponen extern seminim mungkin. Ragulator ini bekerja berdasarkan asas-asas, seperti pembatasan arus lipat balik, penghambat panas, dan pembatas daerah aman yang mencegah tingkat keluaran bergerak keluar dari disipasi daya aman.

IC1 Trafo D1 D2 C1 C3 D3 D4 C2 C4 IC2

(11)

Tabel 2.3. Karakteristik IC 78XX dan 79XX

Type

78/79XX

V(out)

Volt

I Out (amper) V in (volt)

Min Max Min Max

05 5 0.5 1 7.5 20 06 6 0.5 1 8.6 21 08 8 0.5 1 10.6 23 10 10 0.5 1 12.7 25 12 12 0.5 1 14.8 27 15 15 0.5 1 14.8 27 18 18 0.5 1 21 33 24 24 0.5 1 27.5 36

Bila menggunakan regulator tegangan IC 78XX ada beberapa hal tentang kontruksi yang perlu diperhatikan:

 Semua konduktor yang mengalirkan arus-arus besar harus diusahakan setebal dan sependek mungkin.

 Semua sambungan umum harus dihubungkan dengan kondensator.

 Kondensator-kondensator kopling masukan dan keluaran harus dipasang sedekat mungkin dengan masukan dan pena keluaran IC

 Harus diadakan pendinginan yang memadai.

2.1.8 Kristal

Kristal adalah komponen yang dibuat dari bahan alam yang menunjukan efek piezoelektrik,

sehingga sering disebut Kristal Piezoelektrik. Bahan utama kristal yang dapat menimbulkan efek

piezoelektrik adalah garam rachelle, tourmaline dan quarte.

Dalam sebuah kristal Piezoelektrik, biasanya quartz, yang mempunyai yang dilapiskan pada

permukaan yang berhadapan, apabila diberikan suatu potensial pada elektroda-elektrodanya maka gaya

akan bekerja pada muatan-muatan yang terikat dalam kistal. Apabila komponen ini dipasang dengan

benar, maka dalam kristal akan terjadi deformasi - deformasi sehingga terbentuk suatu sistim

elektromekanik yang akan bergetar bila dibandingkan dengan benar. Frekuensi, resonansi dan nilai Q –

(12)

MHz. jangkauan nilai Q-nya yang beberapa ribu sampai beberapa ratus ribu data diperoleh secara

komersial.

Dengan nilai Q yang sangat tinggi dan dari kenyataan bahwa karakteristik Quartz sangat setabil

terhadap waku dan temperatur, maka kristal akan menghasilkan stabilitas frekuensi pada osilator –osilator

yang dibangun dengan menggunakan kristal.

Pada hakikatnya, frekuensi dari suatu osilator kristal hanya dittentukan oleh kristalnya dan tidak

oleh komponen lainnya. Lambang kristal dan ekivalen AC (model listriknya) dapat dilihat pada gambar

2.8 berikut ini :

Gambar 2.8. (a) lambang Kristal, (b) Rangkaian ekivalen AC Kristal

2.1.9 Rangkaian UV-Tron dengan AVR

UV-Tron yang kita gunakan merupakan UV-Tron seperti bola lampu dengan board pengaturnya

C3704. Anoda UV-Tron (kaki lebih panjang) dihubungkan dengan lubang di C3704 dengan tanda A dan

Katoda (kaki lebih pendek) dengan lubang bertanda K.

Gambar 2.9 UV-Tron yang terpasang di C3704

Untuk input tegangan menurut spesifikasi, board C3704 membutuhkian input tegangan 10 – 30 V

DC. Sebenarnya input tersebut tetap diregulasi ole C3704 menjadi 5V. Untuk melewati regulator pada

C3704 dengan memberikan langsung tegangan 5V ke kaki output regulator 3704. Regulator pada 3704

(13)

O (output), G (ground), I(input), dan 0 (output). Lubang ke-4 yang bertanda “0” tidak digunakan sebagai

input tegangan 5V. Seperti gambar dibawah:

Figure 76: UV TRON Wiring

Gambar 2.10 Hubungan sumber tegangan C3704

Gambar 2.11 Hubungan sumber tegangan C3704

Jika kita menggunakan sumber tegangan 10-30V DC, bisa disambungkan dengan tanda “+” dan

groundnya tetap kelubang betanda “-“. Hubungan ke AVR adalah melalui lubang Q (lubang denagn tanda

1)dan Q bar (lubang bertanda 2). Lubang 1 da 2 ini merupakan sinyal output berupa pulsa high atau low.

Jika diinginkan uC untuk membaca masukan 5V, maka pin uC dihubungkan dengan lubang Q. Jika

diinginkan uC untuk membaca kondisi low, maka hubungkan dengan kondisi low, maka hubungkan

dengan lubang Q bar. Lebar pulsa saat mendeteksi adanya nyala lilin adalah 10 ms. Di board C3704 juga

terdapat setting jumper 3.5.7. dan 9 ( disebut dengan setting background cancel level). Jika pancaran

cahaya natural terlalu banyak dapat diset jumpernya ke- 9, defaulnya adalah 3. Jadi saat UV-Tron

(14)

2.3 software

2.2.1 Bahasa Assembly MCS-51

Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa

assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi pada bahasa ini hanya ada 51 instruksi.

Instruksi –instruksi tersebut antara lain :

1. Instruksi MOV

Perintah ini merupakan perintah untuk mengisikan nilai ke alamat atau register tertentu. Pengisian

nilai dapat secara langsung atau tidak langsung.

Contoh pengisian nilai secara langsung

MOV R0,#20h

Perintah di atas berarti : isikan nilai 20 Heksadesimal ke register 0 (R0).

Tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah nilai.

Contoh pengisian nilai secara tidak langsung

MOV 20h,#80h ...

... MOV R0,20h

Perintah di atas berarti : isikan nilai yang terdapat pada alamat 20 Heksadesimal ke register 0

(R0).

Tanpa tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah alamat.

2. Instruksi DJNZ

Decreament Jump If Not Zero (DJNZ) ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register

tertentu dengan 1 dan lompat jika hasil pengurangannya belum nol. Contoh ,

MOV R0,#80h Loop: ...

...

DJNZ R0,Loop ...

R0 -1, jika belum 0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan meneruskan ke perintah pada

(15)

3. Instruksi ACALL

Instruksi ini berfungsi untuk memanggil suatu rutin tertentu. Contoh :

... ACALL TUNDA ... TUNDA: ... 4. Instruksi RET

Instruksi RETURN (RET) ini merupakan perintah untuk kembali ke rutin pemanggil setelah

instruksi ACALL dilaksanakan. Contoh,

ACALL TUNDA ... TUNDA: ... RET 5. Instruksi JMP (Jump)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu. Contoh,

Loop:

... ... JMP Loop

6. Instruksi JB (Jump if bit)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang dimaksud

berlogika high (1). Contoh,

Loop:

JB P1.0,Loop ...

7. Instruksi JNB (Jump if Not bit)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang dimaksud

berlogika Low (0). Contoh,

(16)

JNB P1.0,Loop ...

8. Instruksi CJNZ (Compare Jump If Not Equal)

Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan nilai dalam suatu register dengan suatu nilai

tertentu. Contoh,

Loop:

...

CJNE R0,#20h,Loop ...

Jika nilai R0 tidak sama dengan 20h, maka program akan lompat ke rutin Loop. Jika nilai R0 sama dengan 20h,maka program akan melanjutkan instruksi selanjutnya..

9. Instruksi DEC (Decreament)

Instruksi ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register yang dimaksud dengan 1.

Contoh,

MOV R0,#20h R0 = 20h ...

DEC R0 R0 = R0 – 1 ...

10. Instruksi INC (Increament)

Instruksi ini merupakan perintah untuk menambahkan nilai register yang dimaksud dengan 1.

Contoh,

MOV R0,#20h R0 = 20h ...

INC R0 R0 = R0 + 1 ...

11. Dan lain sebagainya

2.2.2 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)

Instruksi-instruksi yang merupakan bahasa assembly tersebut dituliskan pada sebuah editor, yaitu 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE). Tampilannya seperti di bawah ini.

(17)

Gambar 2.12. 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)

Setelah program selesai ditulis, kemudian save dan kemudian Assemble (compile). Pada saat

di-assemble akan tampil pesan peringatan dan kesalahan. Jika masih ada kesalahan atau peringatan, itu

berarti ada kesalahan dalam penulisan perintah atau ada nama subrutin yang sama, sehingga harus

diperbaiki terlebih dahulu sampai tidak ada pesan kesalahan lagi.

Software 8051IDE ini berfungsi untuk merubah program yang kita tuliskan ke dalam bilangan

heksadesimal, proses perubahan ini terjadi pada saat peng-compile-an. Bilangan heksadesimal inilah yang

akan dikirimkan ke mikrokontroller.

2.2.3 Software Downloader

Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroller digunakan software

ISP- Flash Programmer 3.0a yang dapat didownload dari internet. Tampilannya seperti gambar di bawah

ini

Gambar 2.13 ISP- Flash Programmer 3.a

Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk mengambil file heksadesimal dari hasil

Gambar

Tabel 1. 2.1.3 Fungsi Pin Mikrokontrler
Gambar 2.3. Rangkaian Photo detektor bias mundur
Gambar 2.5. Rangkaian photodioda bias mundur dengan beban resistor
Gambar 2.6. Transistor Sebagai Saklar  a.  Transistor sebagai saklar
+6

Referensi

Dokumen terkait

Zeolit sintetik memiliki kondisi yang lebih baik dalam mengkatalisis suatu reaksi karena struktur dan komposisi zeolit tersebut sesuai dengan kondisi yang diinginkan,

Pada uji kombinasi cisplatin dengan EMD, didapat hasil bahwa dosis yang dapat meningkatkan viabilitas sel Vero adalah pada kombinasi dosis cisplatin 284 µM

Dari hasil Grand strategy �atri� yang menempatkan PT Wahana Cipta Concrencindo berada pada kuadran I, terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan pada kuadran ini

Sub model ini berfungsi untuk memberikan perintah kepada bagian produksi untuk memproduksi minimal sejumlah produk berdasarkan kekurangan produk, jumlah galon kosong yang

Hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan antara kadar TNF-  dengan skor PASI, makin tinggi TNF-  makin bertambah pula derajat keparahannya 11 , tetapi beberapa

bumi, uap yang terjadi pada titik gelembung biasa dianggap sebagai gas yang terlarut dalam fasa cair. Penurunan tekanan lebih lanjut akan membebaskan lebih banyak

Dengan memodifikasi solusi untuk periode yang dijelaskan diatas dengan memasukan faktor kerusakan disekitar lubang sumur (skin faktor), dan faktor volume resesrvoir

Yang bertujuan untuk menguji pengaruh langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) variabel kepemimpinan transformasional yang otentik terhadap kepuasan pada