• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINAN BID-ASK SPREAD SAHAM-SAHAM DALAM KOMPAS 100 DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DETERMINAN BID-ASK SPREAD SAHAM-SAHAM DALAM KOMPAS 100 DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Budi Frensidy – Lektor Kepala Tetap FEUI Abstract

Investors in capital market are very concerned with liquidity. To stock investors, it is as important as return and risk. In Indonesian capital market (IDX or BEI), stock liquidity is measured with proxies such as volume, frequency, and value of the stock’s transaction. It is different from the theoretical view. Conceptually, liquidity has four dimensions namely immediacy, width, depth, and resiliency. Of these four dimensions, immediacy and width are the most important. The measure that is most frequently used for these two dimensions is relative bid-ask spread. A stock with lower relative spread is said to be more liquid because it can be transacted immediately (higher immediacy) with lower cost. This research utilizes closing data of one hundred stocks included in Kompas 100. This study confirms the fact that stock price, transaction value, and frequency (number of transaction days) of a stock siginificantly affect its bid-ask spread, but the return volatility does not. Another finding is that average relative bid-ask spread of the most liquid forty-five stocks (LQ-45) is not significantly different from the other fifty-five stocks in Kompas 100.

Key words: spread, liquidity, stock price, immediacy, width

I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang

Kita semua sangat sering mendengar istilah likuiditas. Inilah yang membedakan aset finansial dari aset riil. Karena itu, investor di pasar keuangan sangat berkepentingan untuk memahaminya. Likuiditas menjadi salah satu faktor penting yang diperhatikan investor dalam

(2)

pengambilan keputusan investasi selain dua faktor penting lainnya yaitu return dan risiko. Untuk menekankan pentingnya karakteristik likuiditas ini, Handa dan Schwartz (1996) merasa perlu untuk membuat pernyataan berikut, “Investors want three things from the markets:

liquidity, liquidity, and liquidity.”

Masalahnya adalah walaupun kata likuiditas begitu dikenal, pemahaman para pelaku pasar akan definisi dan ukuran likuiditas tidaklah sama. Belum ada kesepakatan bulat mengenai konsep ini. Ada yang mengidentikkan likuiditas dengan kemudahan dan kecepatan bertransaksi. Ada juga yang mengaitkannya dengan volume transaksi. Sebagian investor lainnya lebih suka untuk menggunakan biaya transaksi yang rendah sebagai ukuran likuiditas. Terakhir, masih ada investor yang melihat likuiditas dari seringnya terjadi transaksi atau frekuensi perdagangan. Otoritas BEI, sebagai contoh, menggunakan volume, nilai, frekuensi, dan jumlah hari transaksi sebagai ukuran-ukuran likuiditas. Semakin besar volume, nilai, frekuensi, dan jumlah hari transaksi dari sebuah saham, semakin tinggi likuiditas saham itu.

Secara teori, suatu aset disebut likuid jika aset itu dapat ditransaksikan dalam waktu singkat, dengan biaya murah, dalam jumlah besar, dan tanpa perubahan harga (market impact). Berdasarkan konsep ini, Larry Harris dalam bukunya Trading & Exchanges: Market

Microstructure for Practioners (2003) mengatakan kalau konsep likuiditas mempunyai empat

dimensi yaitu immediacy, width, depth, dan resiliency. Dari empat dimensi tersebut, dua dimensi yang paling penting adalah immediacy dan width. Ukuran yang biasa digunakan untuk kedua dimensi ini adalah spread yaitu selisih antara harga jual terbaik dan harga beli terbaik. Jika besaran spread itu dibagi rata-rata harga jual terbaik dan harga beli terbaik, kita akan mendapatkan spread relatif. Spread relatif ini adalah faktor penting yang dipertimbangkan investor dalam memutuskan untuk menggunakan market order atau limit

(3)

Market order adalah instruksi untuk bertransaksi pada harga terbaik yang ada di pasar

saat ini sedangkan limit order adalah instruksi untuk bertransaksi pada harga terbaik yang ada di pasar tetapi tidak boleh lebih jelek dari harga yang ditetapkan investor.

Pada praktiknya, spread relatif tergantung pada fraksi harga yang ditetapkan otoritas

bursa. Kita ketahui bersama, pada awal tahun 2007 fraksi perdagangan saham di BEI adalah Rp 1 untuk saham berharga di bawah Rp 200; Rp 5 untuk saham berharga Rp 200 – Rp 495; Rp 10 untuk harga saham Rp 500 – Rp 1.990; Rp 25 untuk harga saham Rp 2.000 – Rp 4.975; dan Rp 50 untuk saham berharga minimal Rp 5.000. Akibat adanya ketentuan ini, saham-saham berharga tinggi, walaupun secara absolut mempunyai spread yang lebih besar, cenderung memiliki spread relatif yang lebih kecil daripada saham-saham berharga rendah.

Maksudnya adalah, secara absolut, spread harga saham yang berharga sekitar Rp600 (misalkan ELTY) adalah lebih rendah daripada saham yang berharga Rp9.000 seperti TLKM yaitu Rp10 berbanding Rp50. Tetapi secara relatif, spread ELTY lebih besar daripada spread TLKM yaitu 10/600 > 50/9.000.

Berdasarkan volume dan frekuensi perdagangan enam bulan terakhir, BEI mengelompokkan 45 saham paling likuid dalam LQ-45. Mulai 8 Juli 2007 lalu, bersamaan dengan peluncuran indeks Kompas 100, Kompas juga memperkenalkan kelompok 100 saham likuid. Penulis menduga spread relatif saham dalam LQ-45 berbeda dengan saham-saham dalam indeks Kompas 100 diluar LQ-45 atau 55 saham-saham likuid tingkat dua.

I.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemahaman di atas, penulis ingin mengetahui apakah ukuran-ukuran likuiditas yang digunakan otoritas bursa mampu menjelaskan atau berhubungan positif dengan ukuran likuiditas yang ada dalam teori. Dua ukuran likuiditas di pasar yaitu volume

(4)

dan jumlah hari transaksi akan digunakan untuk menjelaskan spread relatif yang terjadi. Selain dua ukuran likuiditas itu, penulis juga ingin mengetahui pengaruh dari tingkat harga dan volatilitas return saham terhadap spread relatif.

Tujuan lain penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada perbedaan spread relatif antara saham-saham dalam LQ-45 dan saham-saham dalam Kompas 100 diluar LQ-45.

Penelitian ini berusaha untuk mengkonfirmasi hasil penelitian yang sudah dilakukan Ekaputra sebelumnya (2006) atas spread relatif intrahari 40 saham BEJ dengan nilai transaksi tertinggi pada periode Mei – Oktober 2001. Namun dalam studi ini penulis akan menggunakan spread relatif antar hari dan menambahkan dua variabel baru yaitu jumlah hari transaksi dan variabel dummy untuk membedakan saham-saham dalam kelompok LQ-45 dan saham-saham diluar LQ-45.

II. Tinjauan Literatur dan Penelitian Terdahulu Dimensi Likuiditas

Berbeda dengan ukuran likuiditas yang digunakan otoritas BEI yaitu nilai transaksi, volume transaksi, frekuensi transaksi, dan jumlah hari transaksi, Harris (2003) menyatakan kalau konsep likuiditas mempunyai sekurang-kurangnya empat dimensi yaitu immediacy,

width, depth, dan resiliency. Immediacy adalah kecepatan atau kemudahan untuk bertransaksi

dengan segera dalam jumlah dan harga tertentu. Sedangkan width adalah selisih antara harga jual terbaik dan harga beli terbaik. Besaran width ini juga dikenal dengan istilah spread. Dimensi ketiga, depth, merupakan jumlah transaksi yang dapat dilaksanakan pada tingkat harga tertentu tanpa mempengaruhi harga (market impact). Terakhir, dimensi resiliency menyatakan seberapa cepat harga dapat kembali pada tingkat yang semestinya jika terjadi arus order beli dan order jual yang tidak seimbang.

(5)

Faktor-Faktor Spread

Literatur tentang spread terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah

penelitian tentang spread di pasar yang quote-driven atau dealer market seperti NASDAQ. Sedangkan kelompok lainnya adalah yang melakukan penelitian di pasar yang order driven seperti bursa saham Australia dan BEI. Pasar dealer dan pasar order sangat berbeda karakteristiknya sehingga determinan penentu spread relatif di kedua pasar itu wajarnya juga berbeda.

Penelitian mengenai determinan spread di pasar dealer sudah banyak dilakukan dan hasilnya secara garis besar dapat dibagi dalam dua aliran. Aliran pertama dikenal dengan model persediaan (Stoll, 1978). Sementara aliran kedua sering disebut sebagai aliran model informasi seperti yang dikemukakan Copeland dan Galai (1983).

Berdasarkan model persediaan, spread sudah sewajarnya ada untuk kompensasi kepada dealer atau market maker atas waktu dan modal yang telah disiapkannya. Adanya

spread memungkinkan dealer mampu menutupi biaya normal usahanya (Harris, 2003).

Spread juga merupakan imbalan kepada dealer atau market maker atas kesediaannya

menanggung risiko menyimpan persediaan. Dealer mengambil risiko ini karena sudah menjadi tugasnya menyediakan jasa immediacy (Demsetz, 1968; Stoll, 1978) agar para investor dapat bertransaksi dengan cepat.

Sedangkan menurut model informasi yang dikemukakan Copeland dan Galai (1983),

spread diperlukan untuk memungkinkan market maker memperoleh keuntungan dari

bertransaksi dengan semua kelompok trader. Secara umum, ada dua kelompok trader yaitu

liquidity trader dan informed trader. Market maker tidak dapat membedakan keduanya.

(6)

tetapi akan mendapatkan keuntungan jika berhadapan dengan liquidity trader. Karena itu,

dealer akan berusaha untuk menentukan besaran spread yang memberikannya keuntungan

maksimum yaitu selisih potensi keuntungan dari bertransaksi dengan liquidity trader dan potensi kerugian berdagang dengan informed trader.

Secara garis besar, di pasar dealer, komponen spread adalah biaya pemrosesan order (order processing cost), biaya persediaan (inventory cost), dan biaya asimetri informasi (adverse selection cost) (Campbell, Lo, dan McKinlay, 1997). Sedangkan determinan spread menurut Harris (2003) adalah asimetri informasi, volatilitas, dan keberadaan utilitarian trader.

Utilitarian trader adalah pelaku pasar yang bertransaksi untuk mendapatkan manfaat selain

laba, contohnya adalah hedger dan tax avoider.

Studi mengenai determinan spread di pasar order juga sudah pernah dilakukan yaitu oleh Aitken dan Frino (1996) pada bursa saham Australia dan kemudian oleh Ekaputra (2006) atas 40 saham dengan nilai transaksi terbesar pada tahun 2001 di Bursa Efek Jakarta. Namun, kedua penulis di atas belum ada yang menggunakan proxy jumlah hari transaksi atau mencoba membandingkan spread relatif antar kelompok saham. Hasil penelitian Aitken dan Frino (1996) membuktikan kalau tiga determinan utama spread relatif adalah tingkat aktivitas perdagangan, volatilitas harga, dan tingkat harga saham. Ketiga variabel itu secara bersama-sama mampu menjelaskan hingga 94% variasi spread relatif di ASX (Australian Stock

Exchange) pada periode Juni – November 1992.

Demikian juga hasil penelitian Ekaputra (2006) di BEJ (saat ini bernama BEI). Ekaputra juga menemukan kalau variabel harga saham, volatilitas return, dan volume transaksi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen spread relatif untuk 40 saham yang masuk dalam sampel. Ketiga variabel itu dalam penelitian Ekaputra dapat menjelaskan 87% variasi spread relatif yang terjadi.

(7)

Namun demikian, para peneliti di atas belum memasukkan variabel jumlah hari transaksi sebagai salah satu variabel independen yang dapat menjelaskan perubahan spread relatif. Aitken dan Frino (1996) serta Ekaputra (2006) juga belum mencoba untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan dalam spread relatif antara kelompok saham yang berbeda.

Ada dua penjelasan mengenai hubungan antara harga dan spread. Yang pertama mengatakan kalau spread absolut adalah proporsional dengan harga saham (Demsetz, 1968; Benston dan Hagerman, 1974). Yang kedua menyatakan kalau spread relatif berhubungan secara negatif dengan harga saham (Stoll, 1978). Keduanya tidak kontradiktif karena yang satu menggunakan spread absolut dan yang lain melihatnya secara relatif. Studi ini akan menggunakan spread relatif, dan bukan spread absolut.

Mengenai volatilitas saham atau volatilitas return, Copeland dan Galai (1983) serta Easley dan O’Hara (1987, 1991, 1997) melihat volatilitas sebagai komponen utama spread dalam model informasi. Semakin besar volatilitas, semakin besar kesempatan informed trader untuk mendapatkan keuntungan dari liquidity trader. Karenanya, liquidity trader mengharapkan return tinggi untuk saham-saham seperti itu dengan cara menetapkan spread yang lebih besar. Semakin besar volatilitas, semakin besar spread atau ada hubungan positif antara volatilitas dan spread.

Sedangkan hubungan volume dan jumlah hari transaksi dengan spread relatif diduga negatif. Demsetz (1968) di dealer market dan Cohen, Maier, Schwartz, dan Whitcomb (1981) di pasar order menemukan bahwa semakin tipis limit order, semakin kecil kemungkinan terjadinya transaksi. Karenanya, ada hubungan negatif antara volume (dan jumlah hari transaksi) dan spread.

(8)

Berdasarkan pemahaman bahwa saham-saham di BEI ditetapkan masuk dalam LQ-45 berdasarkan kriteria volume, nilai, dan frekuensi perdagangan yang terjadi selama 6 bulan terakhir, saham-saham LQ-45 diduga mempunyai spread relatif yang lebih rendah daripada saham-saham lainnya. Ini sekaligus mengkonfirmasi hubungan negatif antara volume atau frekuensi sebagai variabel independen dan besaran spread relatif sebagai variabel dependen.

III. Hipotesis, Model, dan Metodologi Penelitian III.1. Perumusan Hipotesis

Ada lima hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu : (1) Harga saham berpengaruh negatif terhadap spread relatif. (2) Volatilitas return berpengaruh positif terhadap spread relatif.

(3) Volume transaksi mempunyai pengaruh negatif terhadap spread relatif. (4) Jumlah hari transaksi berpengaruh negatif terhadap spread relatif.

(5) Spread relatif saham dalam LQ-45 lebih rendah daripada spread relatif saham-saham dalam Kompas 100 (diluar LQ-45).

III.2. Model

Untuk menjelaskan hubungan antara variabel spread dengan keempat variabel determinannya, penelitian ini menggunakan perluasan model Cobb-Douglas sebagai berikut:

Spread = k Hargaa StdRetb Volumec Harid

Dari model di atas, terlihat kalau pengaruh keempat variabel determinan pada spread, tergantung pada nilai keempat variabel serta parameter k, a, b, c, dan d. Selain itu, besaran

(9)

Untuk memudahkan estimasi, penulis mengubah model Cobb-Douglas di atas menjadi model logaritma natural (ln) linier sebagai berikut (parameter k menjadi β0,a menjadiβ1,

dst):

ln Spread = β0 + β1 ln Harga + β2 ln StdRet + β3 ln Volume + β4 Hari + β5 ln D + ε .... 1)

dengan Spread = spread relatif = (harga ask terbaik – harga bid terbaik) / ½ (harga ask terbaik + harga bid terbaik)

Harga = harga saham

StdRet = volatilitas return saham

Volume = volume transaksi (dalam lot)

Hari = jumlah hari transaksi dalam kuartal 1, 2008 (Januari – Maret 2008)

D = dummy variable yaitu 1 untuk saham-saham dalam LQ-45 dan 0, jika tidak

III.3. Data, Sampel, dan Metodologi Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan regresi berganda cross-section berdasarkan data sekunder dari BEI selama kuartal 1 2008 (2 Januari 2008 – 31 Maret 2008). Saham yang akan dijadikan sampel adalah 100 saham dalam indeks Kompas 100 yang akan dibagi dalam dua kelompok yaitu saham yang masuk dalam LQ-45 sebanyak 45 saham dan saham-saham yang tidak masuk dalam LQ-45 sebanyak 55 saham-saham.

Untuk menguji apakah ada perbedaan antara spread relatif saham-saham yang masuk dalam LQ-45 dan yang tidak masuk dalam 45 saham terlikuid di BEI (LQ-45), penulis akan menggunakan variabel dummy yaitu 1 untuk saham yang masuk dalam LQ-45, dan 0 untuk saham yang tidak masuk dalam LQ-45.

(10)

Data yang akan digunakan adalah data harga beli terbaik dan data harga jual terbaik pada saat penutupan setiap hari bursa selama bulan Januari hingga Maret 2008. Volatilitas yang akan digunakan adalah standar deviasi return dari setiap saham antar hari dengan menggunakan harga penutupan setiap saham. Untuk variabel volume, data yang akan digunakan adalah jumlah lot yang diperdagangkan di pasar reguler (RG) dan juga pasar tutup sendiri (TS) setiap harinya. Sedangkan jumlah hari transaksi adalah jumlah hari transaksi (diperdagangkan) sebuah saham selama tiga bulan pertama di tahun 2008.

Sebelum dilakukan regresi, kecuali variabel dummy, semua data dan rerata yang diperoleh akan ditransformasikan ke dalam nilai logaritma natural-nya.

IV. Hasil dan Analisis IV.1. Hasil Observasi

Rerata nilai observasi semua variabel yaitu spread relatif sebagai variabel dependen dan variabel harga, standar deviasi dari return, volume, jumlah hari transaksi, dan pengelompokan dalam LQ-45 dan diluar LQ-45 secara lengkap disajikan pada Tabel 1.

Tabel itu menyajikan sampel dan nilai pengamatan untuk setiap variabel yang akan digunakan untuk estimasi parameter model regresi. Nilai-nilai tersebut adalah rata-rata selama kuartal pertama tahun 2008 atau dari tanggal 2 Januari 2008 hingga 31 Maret 2008 selama 58 hari perdagangan bursa. Sebagai contoh, saham AALI (Astra Agro Lestari) mempunyai harga penutupan rata-rata sebesar Rp29.261,43 dalam tiga bulan pertama dengan standar deviasi dari return harian sebesar 8,55% dan volume perdagangan harian 5.851,3 lot. Saham ini masuk dalam saham LQ-45 (variabel dummy adalah 1) dan diperdagangkan setiap hari selama kuartal pertama tahun 2008 dengan spread relatif rata-rata pada saat penutupan sebesar 0,36%.

(11)

IV.2. Hasil Pengujian Regresi Berganda

Hasil pengujian parameter regresi model (1) menolak tiga dari lima H0 pada alfa satu

persen yaitu hipotesa pertama, ketiga, dan keempat (lihat Tabel 2). Dapat disimpulkan bahwa variabel ln Harga, ln Volume, dan ln Hari terbukti mempengaruhi ln Spread secara signifikan. Berdasarkan nilai standardized beta, variabel ln Harga memiliki pengaruh terbesar pada variabel dependen. Sementara itu, ada dua hipotesa H0 yang tidak cukup kuat untuk ditolak

yaitu hipotesa dua dan hipotesa empat. Ini berarti variabel standar deviasi return harian saham dan pengelompokan dalam LQ-45 tidak terbukti berpengaruh terhadap besaran spread relatif.

Hasil estimasi parameter adalah:

lnSpread = 7,66−0,28 lnHarga+0,07 lnStdRet−0,10 lnVolume − 0,08 Hari − 0,06 D + ε

Secara keseluruhan, model dapat menjelaskan hingga lebih dari 78 persen variasi dari variabel dependen yaitu ln Spread. Dengan demikian, model relatif sudah baik, dikuatkan juga dengan tingginya nilai F-statistik yang signifikan pada α = 1%.

Koefisien dari variabel ln Harga, variabel ln Volume, dan Hari adalah negatif dan ini sesuai dengan ekspektasi. Semakin tinggi harga sebuah saham, semakin rendah spread relatifnya, walaupun secara nominalnya spread menjadi lebih besar. Demikian juga dengan volume dan jumlah hari transaksi. Semakin besar volume transaksi sebuah saham dan semakin sering frekuensi perdagangan, semakin likuid saham itu sehingga semakin rendah juga spread relatifnya.

Sementara itu, parameter variabel ln StdRet adalah positif dan ini juga sesuai dengan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya (Aitken dan Frino, 1996; Ekaputra, 2006).

(12)

Demikian juga parameter variabel dummy yang negatif adalah sesuai dengan ekspektasi. Sayangnya, hasil pengujian kedua parameter ini tidak signifikan. Ini berarti variabel volatilitas return tidak dapat menjelaskan variasi dari spread relatif. Selain itu, spread relatif antara saham dalam LQ-45 dapat dinyatakan sama dengan spread relatif 55 saham lain dalam indeks Kompas 100.

Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara variabel-variabel independen yaitu ln Harga, ln Volume, ln StdRet, dan ln Hari, penulis menyarankan peneliti lain melakukannya dengan menggunakan model prediksi yang lebih kompleks seperti translog polinomial.

IV. Kesimpulan dan Saran

Tidak seperti hasil penelitian-penelitian sebelumnya bahwa determinan spread relatif adalah tingkat harga, tingkat volatilitas return, dan tingkat aktivitas transaksi, penelitian ini hanya menemukan dua dari tiga determinan itu yang signifikan. Dua determinan itu adalah tingkat harga dan tingkat aktivitas. Tingkat aktivitas dalam penelitian ini menggunakan dua

proxy yaitu volume dan hari transaksi. Keduanya bersama dengan tingkat harga terbukti

berhubungan negatif dengan spread relatif. Semakin besar harga, volume, dan hari transaksi, semakin rendah spread relatif. Sementara itu, variabel volatilitas return tidak terbukti mempengaruhi spread relatif.

Untuk memudahkan estimasi dan dengan pertimbangan adanya interaksi antar variabel independen, studi ini menggunakan model Cobb-Douglas dan perluasannya yaitu model ln linier. Dalam penelitian ini tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan saham-saham dalam LQ-45 lebih likuid atau mempunyai spread relatif yang lebih rendah daripada saham lain dalam Kompas 100. Studi yang sama dapat dilakukan untuk membandingkan saham LQ-45 dengan saham diluar LQ-LQ-45 yang diambil secara acak atau antara 100 saham dalam

(13)

Kompas 100 dengan saham-saham diluar Kompas 100. Tidak seperti hasil dalam penelitian ini (adanya kesamaan dalam hal spread relatif antara 45 saham dalam LQ-45 dan 55 saham likuid lainnya), hasil yang berbeda diduga akan didapat jika kita membandingkan kelompok-kelompok saham di atas.

Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan penggunaan data panel. Akan lebih baik lagi jika data panel itu meliputi transaksi perdagangan selama satu tahun.

(14)

Tabel 1. Rata-Rata Ask-Bid Spread, Harga, Volatilitas Return, Volume Transaksi, dan Jumlah Hari Transaksi Saham Kompas 100

Saham

Spread

Relatif Harga StdRet Volume Hari LQ-45 AALI 0.36 29621.43 8.55 5851.29 58.00 1.00 ADHI 1.15 1024.29 6.27 5608.16 58.00 1.00 ADMG 4.74 147.21 7.59 417.29 54.00 0.00 AKRA 1.07 1342.14 7.15 21558.21 55.00 0.00 ANTM 0.67 3828.57 9.45 189006.09 58.00 1.00 APOL 2.08 580.00 6.53 5774.32 58.00 0.00 ASGR 1.89 488.57 7.00 1818.16 58.00 0.00 ASII 0.29 25957.14 6.39 13142.22 58.00 1.00 BBCA 0.86 4483.93 13.74 44636.05 58.00 1.00 BBKP 1.78 468.21 6.02 5292.24 58.00 0.00 BBNI 0.61 1653.57 4.46 55552.47 58.00 1.00 BBRI 1.55 6850.71 7.23 25531.88 58.00 1.00 BCIC 1.60 67.79 5.16 62923.55 58.00 0.00 BDMN 1.02 7192.86 4.98 7160.86 58.00 1.00 BHIT 1.65 706.07 11.62 7424.50 58.00 1.00 BKSL 1.40 680.00 5.06 38065.62 58.00 1.00 BLTA 1.11 2305.36 4.11 12282.88 58.00 1.00 BMRI 0.78 3233.93 4.43 87208.19 58.00 1.00 BMTR 1.65 921.43 5.36 4661.78 58.00 1.00 BNBR 1.51 396.79 24.34 764000.33 56.00 1.00 BNGA 1.40 750.00 8.27 73474.16 58.00 1.00 BNII 1.45 350.36 9.77 640380.38 58.00 1.00 BRPT 1.03 2046.07 14.62 52112.55 58.00 1.00 BTEL 1.41 370.36 4.14 110022.69 58.00 1.00 BUDI 1.79 287.50 4.88 21389.28 58.00 0.00 BUMI 0.77 6578.57 9.29 330127.48 58.00 1.00 CFIN 2.69 291.79 7.82 2113.33 58.00 0.00 CMNP 1.92 1736.43 5.03 359.24 58.00 0.00 CPIN 0.99 1007.86 5.04 73081.60 58.00 1.00 CPRO 1.57 316.43 5.65 142525.12 58.00 1.00 CTRA 1.82 706.43 10.19 27405.62 58.00 1.00 CTRS 1.47 768.57 7.25 13827.24 58.00 0.00 DAVO 1.85 282.86 4.56 51510.59 58.00 0.00 DEWA 1.66 545.36 7.56 103891.66 58.00 0.00 DILD 9.54 758.57 2.68 1852.74 43.00 0.00 ELTY 1.66 596.43 7.89 347414.02 58.00 1.00 ENRG 0.77 1306.43 5.66 120538.03 58.00 1.00 EPMT 7.95 682.86 3.24 179.47 40.00 0.00 ETWA 2.35 294.29 11.96 10696.19 58.00 0.00 FASW 1.66 1778.57 1.76 1568.24 47.00 0.00 FREN 2.20 200.29 6.80 15148.00 58.00 1.00 GGRM 1.03 8053.57 1.98 945.55 58.00 0.00 GJTL 1.88 420.71 3.58 4021.60 58.00 0.00 IATA 3.15 88.64 6.83 2338.17 58.00 0.00

(15)

IIKP 1.88 401.07 15.49 71611.88 47.00 0.00 INAF 7.84 179.14 4.34 554.41 43.00 0.00 INCO 0.30 21271.43 24.54 28324.74 58.00 1.00 INDF 1.04 2710.71 8.11 58625.66 58.00 1.00 INKP 1.20 910.00 4.50 18038.14 58.00 1.00 INTP 1.28 7371.43 7.21 3704.95 58.00 0.00 ISAT 0.74 7200.00 7.07 20103.95 58.00 1.00 JPFA 2.27 672.14 3.24 1044.98 58.00 0.00 JPRS 2.29 423.93 23.03 2181.60 58.00 0.00 KAEF 1.91 247.79 7.41 3869.81 58.00 0.00 KIJA 1.29 173.21 5.60 130628.31 58.00 1.00 KLBF 0.99 1117.14 3.99 35481.74 58.00 1.00 LPKR 1.49 709.29 5.34 48467.43 58.00 0.00 LSIP 0.53 11335.71 9.80 12845.71 58.00 0.00 LTLS 1.73 421.43 3.77 2259.16 58.00 0.00 MAPI 3.31 615.71 4.33 2462.48 57.00 0.00 MASA 2.19 242.50 7.96 57649.53 58.00 0.00 MDLN 2.98 363.57 6.53 1874.00 58.00 0.00 MEDC 0.63 4060.79 7.19 33418.03 58.00 1.00 META 1.75 194.43 11.77 19525.93 58.00 0.00 MLIA 2.06 336.43 3.38 1023.91 49.00 0.00 MLPL 1.28 90.00 5.08 20994.74 58.00 0.00 MNCN 1.78 661.79 9.14 10722.70 58.00 0.00 MPPA 2.36 605.00 7.35 29354.17 58.00 0.00 MTDL 0.94 152.64 8.01 22047.57 58.00 0.00 PGAS 0.46 13807.14 6.63 21598.64 58.00 1.00 PNBN 1.83 630.71 5.09 21393.28 58.00 0.00 PNLF 0.96 163.50 6.60 11787.67 58.00 1.00 PTBA 0.56 11092.86 6.11 28092.52 58.00 1.00 PTRA 1.56 73.29 11.29 37205.71 58.00 0.00 RALS 1.43 796.43 5.10 9948.34 58.00 0.00 RICY 1.97 639.29 8.19 5714.07 58.00 0.00 RUIS 7.21 431.07 11.25 593.57 43.00 0.00 SGRO 0.78 4194.64 9.80 36758.72 58.00 0.00 SIIP 1.61 1441.79 20.54 2597.62 58.00 0.00 SIPD 22.80 56.14 3.85 76108.66 58.00 0.00 SMCB 1.48 1412.14 7.34 18699.28 58.00 1.00 SMGR 1.15 5239.29 5.79 6362.86 58.00 0.00 SMMA 5.77 669.29 2.46 181.41 46.00 0.00 SMRA 1.47 945.00 6.65 4796.57 58.00 0.00 SPMA 4.15 240.36 6.95 572.38 55.00 0.00 SRSN 26.14 382.14 9.84 5140.74 40.00 0.00 SULI 1.43 2593.57 6.64 6480.10 58.00 1.00 TBLA 1.59 556.43 6.92 59376.84 58.00 1.00 TINS 0.30 29575.00 7.68 5538.40 58.00 1.00 TKIM 1.74 1110.71 5.13 1222.26 58.00 0.00 TLKM 0.55 9675.00 3.55 55711.50 58.00 1.00 TOTL 1.51 446.07 4.96 11637.86 58.00 1.00 TRIM 5.17 265.71 6.50 744.60 48.00 0.00

(16)

TRST 1.56 184.50 6.78 31126.69 58.00 0.00 TRUB 1.45 1156.43 5.30 31924.17 58.00 1.00 TSPC 2.39 658.57 5.20 4306.40 58.00 0.00 TURI 1.15 1081.43 3.29 4492.48 57.00 0.00 UNSP 0.96 2303.21 8.94 125677.17 58.00 1.00 UNTR 0.49 12453.57 7.56 16894.60 58.00 1.00 UNVR 0.83 6846.43 2.95 3385.45 58.00 1.00

Tabel 2. Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 11.5

Variables Entered/Removed(b) Model Variables Entered Variables Removed Method 1 LN_VOL, LN_HARGA LN_STDRT, HARI, LQ-45(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: LN_SPRD

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .893(a) .797 .786 .34297

a Predictors: (Constant), LN_VOL, LN_HARGA, LN_STDRT, HARI, LQ-45

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 41.548 5 8.310 70.644 .000(a)

Residual 10.586 90 .118

Total 52.135 95

a Predictors: (Constant), LN_VOL, LN_HARGA, LN_STDRT, HARI, LQ-45 b Dependent Variable: LN_SPRD Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant ) 7.655 .519 14.741 .000 HARI -.080 .009 -.460 -8.489 .000 LQ-45 -.058 .098 -.039 -.596 .552 LN_HAR GA -.277 .028 -.538 -9.722 .000 LN_STDR T .069 .081 .044 .857 .393 LN_VOL -.097 .028 -.234 -3.500 .001 a Dependent Variable: LN_SPRD

(17)

Referensi

Aitken, M. dan A. Frino. Mei 1996. The Determinants of Market Bid and Ask Spreads on

the Australian Stock Exchange: Cross Sectional Analysis. Journal of Accounting

and Finance, 51-63.

Benston, G.J. dan R.L. Hagerman. 1974. Determinants of Bid-Ask Spreads in the

Over-the-Counter Market. Journal of Financial Economics, 1, 353-364.

Campbell, J.Y., A.W. Lo, dan A.C. McKinlay. 1997. The Econometrics of Financial

Markets. Princeton University Press.

Cohen, K.J., S.F. Maier, R.A. Schwartz, dan D.K. Whitcomb. 1981. Transaction Costs,

Order Placement Strategy, and Existence of the Bid-Ask Spread. Journal of

Political Economy, 89, 287-305.

Copeland, T.E. dan D. Galai. 1983. The Information Effects of the Bid-Ask Spread.

Journal of Finance, 38, 1457-1469.

Demsetz, H. 1968. The Cost of Transacting. Quarterly Journal of Economics, 82, 33-53. Easley, D. dan M. O’Hara. 1987. Price, Trade Size, and Information in Securities Markets.

Journal of Financial Economics, 19, 69-90.

Easley, D. dan M. O’Hara. 1991. Order Form and Information in Securities Markets.

Journal of Finance, 46/3, 905-927.

Easley, D. dan M. O’Hara. 1997. Time and the Process of Security Adjustment. Journal of

Finance, 47/2, 577-605.

Ekaputra, Irwan Adi. Mei 2006. Determinan Intraday Bid-Ask Spread Saham di Bursa

Efek Jakarta. Manajemen dan Usahawan Indonesia, 5/XXXV, 8-12.

Ekaputra, I.A. dan A. Basharat. 2007. The Impact of Tick Size Reduction on Liquidity and

Order Strategy: Evidence from JSX. Journal of Economics and Finance in

Indonesia Indonesia, 55/1, 89-104.

Handa, P. dan R.A. Schwartz. 1996. How Best to Supply Liquidity to a Securities Market.

Journal of Portfolio Management , Winter, 44-51.

Harris, Larry. 2003. Trading and Exchanges: Market Microstructure for Practioners. Oxford University Press.

Hasbrouck, Joel. 2007. Empirical Market Microstructure: The Institution, Economics, and

(18)

O’Hara, Maureen. 2006. Market Microstructure Theory. Blackwell Publishing.

Stoll, H.R. 1978. The Supply of Dealer Services of Securities Markets. Journal of Finance,

(19)

PAPER

DETERMINAN SPREAD RELATIF SAHAM-SAHAM KOMPAS 100 DI

BURSA EFEK INDONESIA

Diajukan untuk Tugas Akhir Mata Kuliah

Seminar on Market Microstructure

Oleh :

Budi Frensidy

NPM : 0606032291

Dosen :

Bapak Bambang Hermanto, Ph.D.

Gambar

Tabel 1. Rata-Rata Ask-Bid Spread, Harga, Volatilitas Return,   Volume Transaksi, dan Jumlah Hari Transaksi Saham Kompas 100
Tabel 2. Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 11.5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan desain model conneting water closet pada lansia didapatkan hasil responden terbanyak berusia Lanjut Usia ( Elderly ) dengan persentasi

aktivitas memanipulasi media dan alat pelajaran perlu diperhatikan. Dengan demikian gum dapat mengembangkan alat ukur yang dapat mengukur aktivitas mental dan

[r]

Pengolahan data lalu lintas,data lalu lintas yang berupa LHR dianalisa untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan kendaraan baik pertumbuhan rata-rata maupun pertumbuhan

Kalau dibandingkan dengan merk lain, maka penilaian tertinggr responden terhadap bahan dari separu olah raga Kasogi sebanyak 169 orang responden pada pilihan "lebih bagus" ini

Kesimpulan penelitian ini adalah variabel yang bukan merupakan faktor resiko kejadian hipertensi pada lansia adalah Usia, Jenis Kelamin, Riwayat Keluarga, Konsumsi

When you have completed your Speaking tests you should despatch the necessary paperwork and recorded samples for external moderation to Cambridge for moderation as soon as possible

Setelah meninggakan istana Surakarta pada tahun 1746, Pangeran Mangkubumi telah kembali untuk mencari perlindungan kepada VOC berdasarkan saran berkali-kali dan