• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SULAWESI BARAT T A H U N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SULAWESI BARAT T A H U N"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KINERJA

KINERJA

KANTOR WILAYAH

KANTOR WILAYAH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

SULAWESI BARAT

(2)

Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan

akuntabel serta Untuk memenuhi kewajiban yang diantaranya diatur dalam Peraturan

akuntabel serta Untuk memenuhi kewajiban yang diantaranya diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah dan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat telah menyusun Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 201 8. Laporan kinerja Laporan Kinerja merupakan

bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada

jajaran Kantoer Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat.

Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Kinerja

Kementerian Hukum dan HAM

Kantor Wilayah Sulawesi Barat Tahun 201 8 ini dapat terselesaikan. Dengan berakhirnya

Tahun 201 8 berarti Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat telah

menyelesaikan kegiatan dan tugas pada tahun anggaran 2018 sesuai arah kebijakan

yang telah diamanatkan kepada jajaran Kantor Wilayah Kemeterian Hukum dan HAM

yang telah diamanatkan kepada jajaran Kantor Wilayah Kemeterian Hukum dan HAM

Sulawesi Barat.

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat sebagai salah satu Kantor

Wilayah dibawah koordinasi Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, yang

mempunyai tugas membantu pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan sebagian

urusan pemerintahan di bidang Hukum dan HAM yang ada di wilayah Propinsi Sulawesi

Barat.

Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah Sulawesi Barat memiliki cakupan tugas

Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah Sulawesi Barat memiliki cakupan tugas

fungsi yang cukup luas, yakni pembinaan Hukum dan perlindungan serta penegakan Hak

Asasi Manusia yang ada di Propinsi Sulawesi Barat.

Dalam melaksanakan tugas fungsinya, Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah

Sulawesi Barat senantiasa melakukan upaya terbaik dalam memberikan pelayanan

(3)

penyelenggaraan tugas fungsi Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah Sulawesi

Barat belum sepenuhnya mencapai kinerja yang diharapkan.

Hal ini diuraikan dalam Laporan Kinerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM

Sulawesi Barat yang memuat gambaran capaian kinerja. Masih banyaknya tugas,

Sulawesi Barat yang memuat gambaran capaian kinerja. Masih banyaknya tugas,

tanggung jawab serta tantangan yang dihadapi Kementerian Hukum dan HAM Kantor

Wilayah Sulawesi Barat dalam merealisasikan Rencana Strategis Tahun 201 5-2019,

namun dengan dukungan sumber daya aparatur di lingkungan Kementerian Hukum dan

HAM Kantor Wilayah Sulawesi Barat serta berbagai pihak terkait, Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat dapat mewujudkan visi dan misinya

sesuai dengan slogan “PASTI” yang telah diprogramkan beberapa waktu lalu. Akhirnya

laporan ini dapat menjadi sarana evaluasi yang konstruktif dan dapat memberi manfaat

yang optimal serta dimaknai secara positif oleh seluruh jajaran Kementerian Hukum dan

HAM bagi peningkatan manajemen kinerja yang lebih baik di tahun mendatang.

Mamuju, 31 Desember 2018 Kepala Kantor Wilayah,

Farida, SH,. M.Si

(4)

Tahun 201 8 ini, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM senantiasa mengacu kepada arah kebijakan pemerintah

Kementerian Hukum dan HAM senantiasa mengacu kepada arah kebijakan pemerintah

pusat di Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia sebagai perpanjangan

tangan di wilayah provinsi pengawasan intern untuk kesejahteraan rakyat telah menjadi

paradigma baru

Berbagai target yang telah ditetapkan pada awal tahun telah berhasil dilaksanakan oleh

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat adalah salah satu bukti

bahwa keterwakilan Pemerintah pusat di daerah khususnya di Kementerian Hukum dan

HAM telah memberikan kontribusi yang cukup baik sesuai program kerja yang telah di

bebankan kepada Kantor Wilayah yang ada di tiap propinsi

Seiring dengan semakin kompleksnya beban tugas Kantor Wilayah Kementerian Hukum

dan HAM Sulawesi Barat, pelaksanaan tugas pokok dan Fungsi dalam hal mendukung

terlaksananya reformasi birokrasi seperti pengembangan sumber daya manusia,

pelayanan pemasyarakatan, pelayanan keimigrasian, serta pemenuhan Hak Asasi

Manusia kepada Masyarakat terus dilakukan evaluasi.

Pelaksanaan seluruh program dan kegiatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan

HAM Sulawesi Barat pada tahun 2018 dilaksanakan untuk mencapai visi, misi yang di

jabarkan melalui tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mengukur pencapaian

kinerja yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan tersebut, disusunlah Laporan

Kinerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat Tahun 201 6.

Dalam hal Capaian kinerja yang dilakukan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan

HAM Sulawesi Barat, telah menunjukkan kinerja seluruh komponen yang ada dikantor

Wilayah dan Jajarannya, sangat terjaga konsistensinya dan menunjukkan peningkatan

yang semakin baik dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini didasari oleh evaluasi yang

yang semakin baik dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini didasari oleh evaluasi yang

dilakukan secara terus-menerus, yang hasilnya ditindaklanjuti dengan serius dan

sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang maksimal.

Dalam perjalanannya, pelaksanaan kegiatan program Kerja tetap menghadapi berbagai

kendala dan hambatan, namun upaya perbaikan terus dilakukan demi tercapainya

(5)

Kementerian Hukum dan HAM R.I dapat dijadikan sebagai bahan kajian bersama

sehingga nantinya Kementerian Hukum dan HAM R.I dapat berpartisipasi maksimal

dalam pembangunan Nasional secara umum.

Berdasarkan fakta dan kondisi serta situasi Wilayah Sulawesi Barat maka pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah telah mencapai hasil dan sasaran pembangunan

hukum dan perlindungan HAM secara baik, namun demikian dengan adanya kendala /

masalah yang dihadapi maka pelaksanaan belum mencapai target yang optimal.

a. Keberhasilan

- Dalam pelaksanaan Anggaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat telah melaksanakan penyerapan anggaran secara keseluruhan satker sesuai target yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 77,846,660,693 atau 94.96% per 28 Desember 2018 dari pagu Rp. 81,979,294,000

- Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah telah mengalami perkembangan dan peningkatan kinerja dari tahun ke tahun sekalipun tidak secara signifikan namun telah memberikan kontribusi yang maksimal khususnya dalam pembangunan di Sulawesi Barat memberikan kontribusi yang maksimal khususnya dalam pembangunan di Sulawesi Barat terutama melalui program legislasi daerah yang semakin menunjang pembangunan hukum dan HAM di Sulawesi Barat, serta partisipasi Pemerintah Prov/Kab di Sulawesi Barat dan Program Ranham cukup meningkat.

b. Kegagalan

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah belum terdapat tingkat

kegagalan yang serius karena umumnya pencapain sasaran dan kegiatan dapat

diselesaikan secara komprehensif, namun beberapa hal yang memberikan pengaruh

terhadap adanya kegagalan dapat dikemukakan sebagai berikut :

1). Partisipasi masyarakat masih sangat diperlukan partisipasi aktif dalam

pelaksanaan pembangunan Hukum dan HAM Sulawesi Barat.

2). Kondisi Sumber Daya Manusia baik kualitas maupun kuantitas sangat terbatas

sehingga

pelaksanaan

keaktifan

mengalami

kelambatan

dan

kurang

maksimalnya pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

3). Sarana dan prasarana yang masih terbatas sehingga dengan adanya

pembangunan Kantor Wilayah dan UPT baru dalam menunjang pembangunan

hukum dan HAM Sulawesi Barat belum optimal

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

Pelaksanaan tugas Kementerian Hukum dan HAM mengacu kepada Peraturan Perundang -undangan dan Peraturan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan yang mengatur dan undangan dan Peraturan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan yang mengatur dan merencanakan program kerja dan pembangunan, baik untuk jangka panjang yang disebut dengan RPJP (Rencana Pembangungan Jangka Panjang) , jangka menengah atau RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan jangka pendek disebut dengan Renja-K/L (Rencana Kerja Kementerian/Lembaga).

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia adalah salah satu institusi Pemerintah yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara. Sebagai unsur pemerintah, Kementerian Hukum dan HAM berperan serta dalam melaksanakan seluruh kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaaan serta dalam melaksanakan seluruh kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaaan penegakan hukum dan HAM. Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dipimpin oleh seorang Menteri Hukum dan HAM serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.

Dalam rangka mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya, diperlukan penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang mengintegrasikan dari sistem perencanaan serta pelaksanaan program dan kegiatan yang kemudian dituangkan dalam laporan kinerja.

Laporan KInerja disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah diamanahkan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan seluruh sumber dayanya, meliputi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta anggaran (DIPA).

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat sebagai instansi yang menyelenggarakan sebagian fungsi Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia di tingkat berkewajiban menyusun Laporan Kinerja setelah berakhirnya tahun anggaran.Laporan Kinerja ini berisi ikhtisar pencapaian sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja.

ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja.

Dalam menjalankan fungsinya, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia melaksanakan fungsi:

(7)

1. Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan perundang-undangan, Administrasi Hukum Umum, Pemasyarakatan, Keimigrasian, Kekayaan Intelektual, dan Hak Asasi Manusia;

2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

5. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di daerah;

6. Pelaksanaan pembinaan hukum nasional;

7. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia; 8. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum dan hak asasi

manusia;

9. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional; 10. pelaksanaan tugas pokok sampai ke daerah; dan

11. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dalam hal perencanaan dan pelaksanaan anggaran yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara serta Pedoman Restrukturisasi Program dan kegiatan sesuai dengan Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri PPN/Kepala Bappenas dan kegiatan sesuai dengan Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menkeu Nomor : 0142/M.PPN/06/2009, dan SE.184/MK/2009 tangggal 19 Juni 2009, Kementerian Hukum dan HAM telah melakukan penyesuaian atas struktur anggaran yang telah ada. Program-program yang selama kurun waktu sampai dengan 2009 digunakan oleh beberapa Unit Eselon I telah dilakukan penyempurnaan, sehingga dengan adanya restrukturisasi program dan kegiatan tersebut satu unit eselon I hanya bertanggung jawab atas satu program saja. Selain penyempurnaan program juga telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Kegiatan. Dengan adanya penetapan Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Kegiatan memudahkan dalam pengukuruan kinerja program. Terkait dengan hal tersebut Menteri Hukum dan HAM R.I telah menerbitkan Surat Keputusan Terkait dengan hal tersebut Menteri Hukum dan HAM R.I telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor : M.HH-03.PR.01.04 TAHUN 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan Penganggaran, Pengelolaan Keuangan, dan Barang Milik Negara serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, menjelaskan bahwa seluruh Satuan Kerja diwajibkan menyusun Rencana Kerja

(8)

Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) yang mengacu pada rencana kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang telah ditetapkan sesuai dengan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran dan postur anggaran yang telah ditetapkan, sehingga restrukturisasi program dan kegiatan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM didasarkan pada pengalokasian anggaran pada masing-masing Unit Eselon I, Kantor Wilayah pada masing-masing Divisi dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada pada Program Unit Eselon I pengemban program. Pengalokasian anggaran pada masing-masing Unit Eselon I adalah sebagai berikut:

a. Alokasi anggaran Sekretariat Jenderal berada pada Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, serta Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kementerian Hukum dan HAM;

b. Alokasi anggaran Inspektorat Jenderal berada pada Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Hukumdan HAM;

c. Alokasi anggaran Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum berada pada Program c. Alokasi anggaran Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum berada pada Program

Administrasi Hukum Umum;

d. Alokasi anggaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan berada pada Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemasyarakatan;

e. Alokasi anggaran Direktorat Jenderal Imigrasi berada pada Program Peningkatan Pelayanan dan Penegakan Hukum Keimigrasian;

f. Alokasi anggaran Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual berada pada Program Pembinaan/Penyelenggaraan HKI;

g. Alokasi anggaran Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan berada pada Program Pembentukan Hukum;

Program Pembentukan Hukum;

h. Alokasi anggaran Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia berada pada Program Program Pemajuan HAM;

i. Alokasi anggaran Badan Pembinaan Hukum Nasional berada pada Program Pembinaan Hukum Nasional;

j. Alokasi anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia berada pada Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Hukum dan HAM

k. Alokasi anggaran Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia berada pada Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Hukum dan HAM.

Dalam struktur organisasi Kementerian Hukum dan HAM R.I, Menteri Hukum dan HAM menjalankan tugas dan fungsinya dibantu oleh 11 unit utama eselon I yang berada di Pusat, dan kantor wilayah yang berkedudukan pada setiap Wilayah Provinsi.

Sebagai institusi Vertikal, setiap Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang berkedudukan di setiap Provinsi merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat di

(9)

daerah di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kantor Wilayah mempunyai tugas melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam wilayah Provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan ketentuan peraturan perundang-undangan

Dalam melaksanakan tugas Kementerian Hukum dan HAM di Wilayah Provinsi, Kantor Dalam melaksanakan tugas Kementerian Hukum dan HAM di Wilayah Provinsi, Kantor Wilayah menyelenggarakan fungsi:

a. Pengoordinasian perencanaan, pengendalian program, dan pelaporan;

b. Pelaksanaan pelayanan di bidang administrasi hukum umum, hak kekayaan intelektual, dan pemberian informasi hukum;

c. Pelaksanaan fasilitasi perurcangan produk hukum daerah, pengembangan budaya hukum dan penyuluhan hukum, serta konsultasi dan bantuan hukum;

d. Pengoordinasian pelaksanaan operasional Unit Pelayanan Teknis di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di bidang keimigrasian dan bidang pemasyarakatan;

pemasyarakatan;

e. Penguatan dan pelayanan hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan penghormatan, pemenuhan, pemajuan, pelindungan, dan penegakan hak asasi manusia; dan

f. Pelaksanaan urusan administrasi di lingkungan Kantor Wilayah.

Secara organisasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM terdiri dari : 1. Kepala Kantor Wilayah

2. Kepala Divisi Administrasi 3. Kepala Divisi Pemasyarakatan 3. Kepala Divisi Pemasyarakatan 4. Kepala Divisi Keimigrasian 5. Kepala Divisi Pelayanan Hukum

6. Kepala Bagian/Kepala Bidang/Kepala Subbagian/kepala subbidang. 7. Staf

(10)

Daftar Wilayah Kerja UPT dapat disampaikan sebagai berikut :

No Nama UPT Wilayah Kerja

1 Lembaga Pemasyarakatan Klas

IIB Polewali Kabupaten Polewali Mandar

2 Rumah Tahanan Negara Klas IIB

Mamuju Kabupaten Mamuju

3 LPKA Mamuju Kabupaten Mamuju

4 LPP Klas III Mamuju Kabupaten Mamuju

5 Rumah Tahanan Negara Klas IIB

Majene Kabupaten Majene

Rumah Tahanan Klas IIB 6 Rumah Tahanan Klas IIB

Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara

7 Cabang Rumah Tahanan Negara

Polewali Mamasa Kabupaten Mamasa

8 Balai Pemasyarakatan Klas II

Polewali Kabupaten Polewali

9 Kantor Imigrasi Klas II Polewali Kabupaten Polewali Mandar

10 Kantor Imigrasi Klas II Mamuju Kabupaten Mamuju 10 Kantor Imigrasi Klas II Mamuju Kabupaten Mamuju

Dalam melaksanakan fungsinya, seorang Kepala Kantor Wilayah bertugas mengoordinasikan pelaksanaan tugas para Kepala Divisi serta melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam wilayah Provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Sedangkan para Kepala Divisi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM menyelenggarakan fungsi masing-masing antara lain:

menyelenggarakan fungsi masing-masing antara lain:

1. Divisi Admnistrasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kantor Wilayah di bidang pembinaan dan dukungan administrasi di lingkungan Kantor Wilayah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal, serta menyelenggarakan fungsi :

(11)

2) pengoordinasian dan penyusunan rencana, program, kegiatan dan anggaran, serta evaluasi dan laporan;

3) pelaksanaan urusan kepegawaian, administrasi keuangan, dan perlengkapan, serta tata usaha dan rumah tangga; dan

4) pelaksanaan kehumasan dan pelayanan pengaduan serta pengelolaan teknologi informasi.

Dalam melaksanakan fungsinya, Kepala Divisi Administrasi dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Bagian terdiri atas:

a. Bagian Program dan Pelaporan, yang terdiri 2 (dua) Sub.Bagian; a) Sub Bagian Pelaporan, Humas dan TI

b) Sub Bagian Penyusunan Program b. Bagian Umum.

a) Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha b) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan b) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

2. Divisi Pemasyarakatan melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, serta menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1) Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas teknis di bidang bimbingan pemasyarakatan, pengentasan anak, informasi dan komunikasi, keamanan, kesehatan, dan perawatan narapidanaltahanan, serta pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara;

2) Pelaksanaan kerja sama, pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas teknis di bidang bimbingan pemasyarakatan, pengentasan anak, informasi dan komunikasi, keamanan, kesehatan, dan perawatan informasi dan komunikasi, keamanan, kesehatan, dan perawatan narapidana/tahanan, serta pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara; 3) Penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di lingkungan Divisi

Pemasyarakatan; dan

4) Pengoordinasian perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta administrasi keuangan di lingkungan unit pelaksana teknis pemasyarakatan berkoordinasi dengan Divisi Administrasi.

Dalam melaksanakan fungsinya, Kepala Divisi Pemasyarakatan dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Bidang terdiri atas:

orang Kepala Bidang terdiri atas:

a. Bidang Pembinaan, Bimbingan Pemasyarakatan, Pengentasan Anak, Informasi dan Komunikasi, yang terdiri dari :

a) Subbidang Pembinaan, Bimbingan Pemasyarakatan dan Pengentasan Anak; b) Subbidang Registrasi, Informasi dan Komunikasi.

(12)

b. Bidang Keamanan, Kesehatan, dan Perawatan Narapidana/Tahanan dan Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara, yang terdiri dari :

a) Subbidang Keamanan; dan

b) Sub Subbidang Perawatan Narapidana/Tahanan, Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara .

Barang Rampasan Negara .

3. Divisi Keimigrasiaan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Imigrasi di wilayah, serta menyelenggarakan fungsi ;

1) Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas teknis di bidang lalu lintas keimigrasian, izin tinggal, dan status keimigrasian serta penindakan keimigrasian dan rumah detensi imigrasi;

2) pelaksanaan kerja sama, pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas teknis di bidang lalu lintas keimigrasian, izin tinggal, dan status keimigrasian serta penindakan keimigrasian dan rumah detensi imigrasi;

3) penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di lingkungan Divisi Keimigrasian; dan

4) pengoordinasian perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta administrasi keuangan di lingkungan Unit Pelaksana Teknis imigrasi berkoordinasi dengan Divisi Administrasi.

Dalam melaksanakan fungsinya, Kepala Divisi Keimigrasian dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Bidang terdiri atas:

a. Bidang Lalu Lintas dan Izin Tinggal Keimigrasian, yang terdiri dari : a) Subbidang Lalu Lintas Keimigrasian; dan

a) Subbidang Lalu Lintas Keimigrasian; dan b) Subbidang Izin Tinggal dan Status Keimigrasian

b. Bidang Intelijen, Penindakan, Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian, yang terdiri dari :

a) Sub Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian; dan b) Sub Bidang Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian

4. Divisi Pelayanan Hukum dan HAM mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal dan Badan terkait di wilayah, serta menyelenggarakan fungsi ; Direktorat Jenderal dan Badan terkait di wilayah, serta menyelenggarakan fungsi ; 1) Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas teknis di bidang pelayanan

administrasi hukum umum dan hak kekayaan intelektual, pelaksanaan pembinaan hukum, fasilitasi pembentukan produk hukum daerah, pengembangan Perancang Peraturan Perundang-undangan dan Penyuluh Hukum serta pejabat fungsional

(13)

tertentu lainnya, pengoordinasian pemajuan hak asasi manusia di wilayah, pengkajian dan penelitian di bidang hukum dan hak asasi manusia, serta pemantauan pelaksanaan tugas Balai Harta Peninggalan;

2) Pelaksanaan kerja sama, pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas teknis di bidang pelayanan administrasi hukum umum dan hak kekayaan intelektual, pelaksanaan pembinaan hukum, fasilitasi pembentukan produk hukum daerah, pengembangan Perancang Peraturan Perundang-undangan dan Penyuluh Hukum serta pejabat fungsional tertentu lainnya, pengoordinasian pemajuan hak asasi manusia di wilayah, pengkajian dan penelitian di bidang hukum dan hak asasi manusia serta pemantauan pelaksanaan tugas Balai Harta Peninggalan;

3) Penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di lingkungan Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan

4) Pengoordinasian perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta administrasi keuangan di lingkungan unit pelaksana teknis pelayanan hukum dan hak asasi manusia berkoordinasi dengan Divisi Administrasi.

Dalam melaksanakan fungsinya, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM dibantu oleh 3 (tiga) orang Kepala Bidang terdiri atas:

a. Bidang Pelayanan Hukum, yang terdiri dari;

a) Sub Bidang Pelayanan Administrasi Hukum Umum dan Hak Kekayaan Intelektual; dan

b) Sub Bidang Penyuluhan Hukum dan Bantuan Hukum b. Bidang Hukum, yang terdiri dari :

a) Subbidang Fasilitasi Pembentukan Produk Hukum Daerah; b) Subbidang Dokumentasi dan Informasi Hukum

c. Bidang Hak Asasi Manusia.

a) Subbidang Pemajuan Hak Asasi Manusia; dan

b) Subbidang Pelayanan, Pengkajian, dan Informasi Hak Asasi Manusia.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawei Barat pada tatanan kerangka akuntabilitas dan transparansi kinerja dalam jangka waktu 1 (satu) tahun yaitu tahun 2018 , dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yakni :

(14)

1. Faktor kelengkapan sarana dan prasarana yang masih kurang memadai dalam mendukung pelaksanaan tugas seperti pembangunan Lapas Anak dan Lapas Wanita yang telah memiliki lahan pembangunannya (sampai pada tahap pematangan lahan) dan pembangunan gedung Kantor Bapas Klas II Mamuju. 2. Faktor fasilitas / peralatan merupakan faktor terpenting dalam pencapaian tugas 2. Faktor fasilitas / peralatan merupakan faktor terpenting dalam pencapaian tugas dan fungsi organisasi khususnya fasilitas informasi, komunikasi, dan sistem komputerisasi yang Online pada semua Unit Pelaksana Teknis (UPT) masih sangat membutuhkan peningkatan fasilitas.

3. Faktor anggaran merupakan salah satu hal yang menentukan keberhasilan kinerja organisasi dengan sistem anggaran yang berbasis kinerja.

4. Faktor Integrasi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah, Instansi Penegak Hukum dan Instansi terkait serta Organisasi Sosial dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat.

5. Faktor Sumber Daya Manusia Aparatur Hukum dan HAM diperlukan adanya peningkatan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia dalam menunjang keberhasilan tugas dan fungsi organisasi.

Secara umum Kualitas dan kuantitas SDM di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat baik di bidang hukum, para penyuluh hukum, perancang peraturan perundang-undangan khususnya dalam program Legislasi Daerah, Penyidik PPNS dan aparatur hukum lainnya maupun SDM di bidang Administrasi, Pemasyarakatan dan Keimigrasian masih perlu ditingkatkan. Wilayah Sulawesi Barat sebagai Provinsi yang ke 33 di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan Provinsi yang muda usianya 33 di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan Provinsi yang muda usianya demikian juga Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat merupakan Kantor Wilayah yang baru di jajaran Kementerian Hukum dan HAM RI sehingga masih sangat membutuhkan perhatian khusus dalam hal peningkatan sarana dan prasarana serta pada peningkatan kuantitas dan kualitas SDMnya.

Dalam rangka menunjang Program Pemerintah Daerah Sulawesi Barat menuju daerah pertanian, pertambangan, dan hasil laut, maka peran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat terutama pelayanan hukum, kewarganegaraan, perseroan terbatas, pengawasan notaris dan pelayanan Keimigrasian diperlukan adanya alokasi anggaran yang mamadai sesuai dengan volume kinerja Kantor Wilayah, sehingga program-program Kementerian Hukum dan HAM R.I di Wilayah Provinsi Sulawesi Barat dapat terlaksana dengan baik.

(15)

Akuntabilitas kinerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat tahun 2018 cukup menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan namun keberhasilan tersebut disesuaikan dengan kemampuan alokasi anggaran yang tersedia.

Pada prinsipnya Lingkungan Strategik yang berpengaruh khususnya di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat dapat dibagi atas 2 (dua) Faktor Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat dapat dibagi atas 2 (dua) Faktor strategik, yaitu :

1. Faktor Strategik Internal

Sesuai dengan situasi dan kondisi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat dapat dikemukakan beberapa faktor Strategik Internal yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan organisasi, antara lain :

a. Kondisi SDM Aparatur Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat secara kualitas diperlukan peningkatan melalui Sistim Pendidikan dan Pelatihan bertahap.

Pelatihan bertahap.

b. Kondisi Organisasi dan sistem manajemen SDM termasuk mekanisme rekruitmen dan alokasi pegawai pada Kantor Wilayah dan Unit Pelaksana Teknis yang masih kurang sehingga dituntut untuk rangkap tugas dalam optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi pada setiap satker.

c. Dalam rangka mendukung Otonomi Daerah dan sistem pelayanan cepat di daerah diperlukan adanya pendelegasian kebijakan-kebijakan tertentu dari pusat ke daerah secara utuh sehingga diharapkan dapat menciptakan efesiensi dan efektifitas pelayanan kepada Masyarakat.

d. Pemantapan dan penyediaan sistem informasi hukum dan kepustakaan hukum yang bersifat dinamis, termasuk bahan kajian konvensi internasional dan nasional sehingga informasi hukum sesuai dengan perkembangan masyarakat. e. Penyediaan sarana informasi diberbagai antar Wilayah dengan Pusat dan

Wilayah dengan Unit Pelaksana Teknis di Daerah dengan sistem informasi online.

f. Sesuai dengan susunan organisasi Kantor Wilayah dapat dibentuk jabatan fungsional di bidang Hukum, Pemasyarakatan, Keimigrasian maupun jabatan fungsional di bidang administrasi perlu dilakukan pengkajian mendalam sehingga dalam pencapaian program pelaksanaan tugas berbasis kinerja dapat segera terwujud sesuai yang diharapkan.

(16)

Sesuai dengan situasi dan kondisi Sulawesi Barat dapat dikemukakan beberapa faktor strategik eksternal yang berpengaruh dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah, antara lain :

a. Mekanisme koordinasi dan kerjasama dengan Pemerintah daerah, instansi terkait dan lembaga-lembaga sosial, diperlukan adanya kesepakatan / MOU yang lebih terpadu di tingkat pusat kemudian dilakukan penguatan di tingkat yang lebih terpadu di tingkat pusat kemudian dilakukan penguatan di tingkat daerah

b. Untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah, masih terbatas peran serta dan partisipasi masyarakat, sehingga perlu adanya peningkatan pola pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan hukum di daerah melalui mekanisme lokakarya, seminar, symposium, dan pertemuan lainnya di Wilayah.

c. Peningkatan kinerja dalam program legislasi daerah (Prolegda) berdasarkan UU No. 10 Tahun 2004 diperlukan dasar hukum dan penjabaran mengenai peran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM dalam penyusunan Prolegda dan pengajuan RANPERDA dari Pemerintah Daerah

d. Penyuluhan dan sosialisasi hukum dan peraturan perundang-undangan termasuk PERDA diperlukan adanya pola mekanisme dan intensitas penyuluhan hukum sesuai dengan luas wilayah penyuluhan di Sulawesi Barat e. Kebijakan prioritas alokasi dana / anggaran untuk Kementerian Hukum dan

HAM yang sesuai dengan kinerja serta sistem anggaran berbaris kinerja yang dapat menjamin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi

f. Kebijaksanaan Anggaran secara memadai baik pada Kantor Wilayah maupun pada Unit Pelaksana Teknis, sehingga dapat menunjang dalam peningkatan kinerja dengan berbasis anggaran.

(17)

Tabel permasalahan dan capaian tahun lalu :

SUB ORGANISASI PERMASALAHAN 2018 CAPAIAN TAHUN LALU

Divisi Administrasi

- Masih kurangnya Sumber Daya Manusia/staf yang ada pada sub

Telah mewujudkan Laporan Keuangan tingkat wilayah dan Unit bagian keuangan dan

perlengkapan dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Pelaksana Teknis, serta tercapainya penyerapan anggaran yang telah direncanakan

- Masih terdapat surat masuk baik dari pusat maupun dari daerah ( prop./Kab./Kota) yang sangat mendadak dan butuh tindak lanjut secara cepat. Padahal perlu

1. Kenaikan pangkat, pensiun pegawai dan kenaikan gaji berkala dapat diberikan tepat waktu, tepat sasaran dan tepat orangnya.

segera dijawab dan ditentukan personelnya (apabila ada permintaan personel)

- masih terbatasnya SDM yang tersedia pada Sub Bagian Kepegawaian dan TU

2. Pendistribusian surat-surat ke masing-masing divisi dan Unit Pelaksana Teknis sudah berjalan lancar baik secara manual maupun melalui aplikasi TNDE/Simaya.

3. Input Data Pegawai dalam aplikasi Simpeg telah dilaksanakan dengan baik. dilaksanakan dengan baik. - adanya revisi anggaran karena

kurangnya perencanaan kegiatan di masing-masing bidang/divisi serta perubahan kebijakan dikarenakan adanya kebijakan baru

- Kurangnya SDM yang tersedia pada Sub Bag Penyusunan Program

1. Seluruh kegiatan dapat dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan dan jadwal yang sudah ditetapkan.

2. Realisasi anggaran terpenuhi sesuai program dan rencana anggaran

Program

- Terbatasnya SDM yang tersedia bila dibandingkan dengan beban kerja yang ada pada sub Bagian Pelaporan, Humas dan TI.

1. Berita-berita, kegiatan kakanwil/para kadiv dapat diakses melalui internet.

(18)

- Perlu pendidikan khusus atau diklat kehumasan terutama masalah tatacara penulisan berita jurnalistik, fotografer dan shooting video.

telah berjalan dengan baik namun perlu peningkatan. 3. Kerjasama dengan instansi

terkait dapat berjalan dengan baik.

- Perlu adanya penguatan Tugas Pokok dan Fungsi Sub Bagian Humas dan Laporan

- Masih lemahnya koordinasi dan kerjasama antar divisi dan upt dalam penyusunan laporan

4. Pelaksanaan tugas dan fungsi sub Bagian Humas dan Laporan berjalan dengan baik.

DIVISI

KEIMIGRASIAN

1. Masih Kurangnya Dan Sumber Daya Manusia Divisi Keimigrasian

1. Koordinasi dan Pengawasan Orang Asing di wilayah KEIMIGRASIAN Daya Manusia Divisi Keimigrasian

Secara Umum, Sehingga Pada Bidang Tertentu Dilaksanakan Rangkap Tugas

2. Masih Terbatasnya Anggaran Yang Tersedia

3. Diperlukan Adanya penambahan SDM atau Pendidikan PPNS Di Bidang Keimigrasian Dalam Mendukung Tugas Dan Fungsi

Orang Asing di wilayah Sulawesi Barat terlaksana dengan baik 2. Pelaksanaan Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Teknis (Bindalwasnis) Divisi Keimigrasian terlaksana dengan baik.

Mendukung Tugas Dan Fungsi Divisi Keimigrasian

DIVISI YANKUM Rapat Koordinasi:

1. Pelaksanaan rapat kerja RANHAM mengalami kendala yang disebabkan karena masih kurangnya respon Panitia RANHAM beberapa Pemerintah daerah di

1. Terlaksananya Koordinasi dengan baik dengan pihak terkait

2. Telah tersedianya ruang rapat dan ruang Pelayanan Komunikasi Masyarakat (Yankomas)

Sulawesi Barat

Pelayanan Komunikasi Masyarakat (Yankomas)

2. Masih Kurangnya masyarakat yang belum mengetahui

3. Terselesaikannya pengaduan yang masuk

4. Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan RANHAM

(19)

keberadaan Yankomas

3. SDM yang tersedia pada keanggotaan Yankomas

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan RANHAM

5. Meningkatnya pemahaman dan kesdaran masyarakat terhadap nilai-nilai hak asasi manusia 6. Meningkatnya kemampuan

semua kalangan untuk 4. Perlunya peningkatan

koordinasi antara Panitia RANHAM dengan satuan kerja 5. Aparatur Pemerintah Daerah

belum semua memahami kegiatan pelaksanaan RANHAM

6. Belum meratanya kegiatan sosialisasi di seluruh daerah

memenuhi, memajukan dan melindungi hak asasi manusia

sosialisasi di seluruh daerah kabupaten di Sulawei Barat. 7. Masih kurangnya tenaga

penyuluh terkait HAM.

8. Intensitas kegiatan bimbingan teknis belum memadai.

1. Sumber daya manusia penyuluhan hukum masih terbatas, perlu ditingkatkan, Baik kualitas dan kuantitasnya, guna mendukung

1. Program Kegiatan Penyuluhan Hukum terlaksana dengan baik sesuai rencana

2. Terbentuknya beberapa desa kuantitasnya, guna mendukung

percepatan budaya hukum dan peningkatan kesadaran hukum. 2. Keterbatasan buku tentang hukum

yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat umum, kelompok kadarkum, desa binaan/ desa sadar hukum.

3. Pembinaan kadarkum belum

2. Terbentuknya beberapa desa sadar hukum di Propinsi Sulawesi Barat

berjalan optimal mengingat anggaran pembinaan desa/ keluarga binaan/ desa/ keluarga sadar hukum tidak seimbang dengan jumlah desa binaan /

(20)

desa/keluaraga sadar hukum yang telah terbentuk

1. Tingkat pelanggaran hukum di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) masih terjadi.

1. Terlaksananya pemeriksaan Notaris / Protokol Notaris di seluruh provinsi Sulawesi 2. Rendahnya permohonan

pendaftaran HKI yang disebabkan karena masih kurangnya pemamahaman masyarakat tentang HKI

Barat oleh Majelis Pengawas Daerah Kabupaten Mamuju, dan Majelis Pengawas Wilayah Provinsi Sulawesi Barat.

2. meningkatnya pendaftaran HKI. 1. Belum terbentuknya jaringan

antara kanwil sebagai pusat jaringan dengan UPT dan

1. Adanya penambahan koleksi buku maupun peraturan perundangan

jaringan dengan UPT dan Pemerintah Daerah sebagai anggota jaringan.

2. Belum maksimalnya fungsi JDIH antara Pusat jaringan dan anggotanya.

3. Keterbatasan sarana dan prasarana JDIH.

4. Belum maksimalnya pengenalan JDIH sebagai salah satu sumber

perundangan

2. Inventarisasi pengelolaan perpustakaan hokum mengalami peningkatan

JDIH sebagai salah satu sumber informasi hukum yang dapat diakses oleh masyarakat umum. 5. Keterbatasan sumber daya yang

mendukung pengelolaan dan pengembangan JDIH.

6. Belum maksimalnya pelayanan dan administrasi pengelolaan JDIH.

1. Kurangnya kualitas pelayanan di bidang pelayanan hukum nasional. 2. Peta permasalahan hukum.

a. Masih kurangnya koordinasi

1. Adanya rekomendasi tentang diperlukannya koordinasi antar penegak hukum, pemerintah daerah dan stakeholder lainnya perlu

(21)

antar instansi pemerintah. b. Belum diketahuinya

permasalahan hukum yang paling menonjol di Prop. Sulawesi Barat

ditingkatkan agar penanganan permasalahan hukum yang semakin kompleks dapat terselesaikan dengan baik dan cepat.

3. Pengkajian hukum

Kurangnya koordinasi dengan stakeholder terkait dalam kajian pemasalahan hukum di Daerah. 4. Penelitian hukum a. Belum maksimalnya penerapan regulasi di bidang pertanahan 2. Tersosialisasinya regulasi atau kebijakan terbaru dalam bentuk peraturan

perundang-undangan kepada

masyarakat.

3. Terinventarisirnya program legislasidaerah prop Sulawesi Barat dengan segala prioritasnya, sehingga bidang pertanahan

sehingga konflik-konflik pertanahan di propinsi Sulawesi Barat masih mendominasi.

b. Beberapa regulasi pertanahan yang telah terbentuk belum menyentuh norma dan kaidah yang ada dalam

prioritasnya, sehingga

memudahkan dalam

pengharmonisasiannya. 4. Meningkatnya tenaga

fungsional perancang pada Kantor WIlayah.

5. Adanya permintaan sebagai narasumber dalam kegiatan Bimtek Penyusunan Program Legislasi Daerah dan kaidah yang ada dalam

masyarakat adat sehingga seringkali merugikan masyarakat adat.

1. Sosialisasi peraturan perundang-undangan

2. Kurangnya penyebar luasan regulasi atau kebijakan terbaru dalam bentuk peraturan

Legislasi Daerah dan Pembentukan Peraturan Daerah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

dalam bentuk peraturan perundangan kepada masyarakat yang disebabkan karena minimnya partisipasi masyarakat.

(22)

a. Kurangnya keterpaduan dan keharmonisan dalam penyusunan pembentukan peraturan perundang-undangan

b. Kurangnya konsistensi yang sinergis dengan peraturan yang lebih tinggi c. Terbatasnya anggaran dalam melaksanakan pengkoordinasian Program Legislasi Daerah. 4. Harmonisasi perda a. Meskipun beberapa a. Meskipun beberapa pemerintah daerah telah sering melakukan kerjasama dengan kanwil namun masih ada pemerintah daerah yang

masih kurang berkoordinasi. b. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya tentang pentingnya harmonisasi dalam pembentukan hukum di daerah

c. Adanya semangat egoisme sektoral dari masing-masing instansi terkait. DIVISI PAS adanya keterlambatan dari UPT

dalam memberikan data registrasi ke divisi PAS sehingga rekapitulasi data

pemberian dan pembuatan SK Remisi Umum dan Remisi Khusus tepat waktu dan akurat

divisi PAS sehingga rekapitulasi data mengalami kendala

tepat waktu dan akurat

Tidak adanya anggaran khusus untuk mengadakan kegiatan rehabilitasi sosial bagi WBP kasus narkoba di

Adanya kerjasama dengan Badan Narkotika Provinsi dan LSM serta instansi terkait.

(23)

Lapas/Rutan

1. Pengawasan dan pengendalian divisi pemasyarakatan

a. Pelaksanaan kegiatan

1. wasdal sangat efekif untuk mengetahui langsung keadaan UPT pemasyarakatan a. Pelaksanaan kegiatan

Kegiatan tidak dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang disusun

2. Masih kurangnya anggaran yang tersedia untuk pelaksanaan Diklat Kesamaptaan di lingkungan Kanwil Kemenkumham Sulbar 3. Belum adanya satker/susunan

organisasi pada rumah

UPT pemasyarakatan sehingga kepala Divisi dalam mengambil langkah-langkah strategis dalam menentukan pembinaan pada UPT sangat tepat.

2. Terbentuknya Satuan Tugas (Satgas Keamanan dan Ketertiban)

organisasi pada rumah penyimpanan benda sitaan negara yang saat ini bangunannya telah ada

(24)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Penjabaran pelaksanaan pembangunan jangka panjang (2005 – 2025) sebagaimana Penjabaran pelaksanaan pembangunan jangka panjang (2005 – 2025) sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang, secara periodisasi yang berkelanjutan ditetapkan rencana pembangunan jangka menengah lima tahunan mulai tahun 2005 – 2009 ; tahun 2010 – 2014; tahun 2015 – 2019; dan tahun 2020 – 2024.

Hal lain terkait dengan program Pemerintah saat ini, bahwa Presiden Joko Widodo dalam kabinet kerjanya telah menyusun program-program yang akan mendukung pemerintahannya (2014-2019) dalam 9 (sembilan) program “Nawacita” antara lain: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan

rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa

dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

(25)

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.

Mengacu kepada hal tersebut diatas, Kementerian Hukum dan HAM R.I telah menyusun Renstra tahun 2015 Tahun 2015 - 2019 merupakan penjabaran RPJMN yang ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat. Dalam mendukung prioritas Presiden program dan kegiatan Kementerian/Lembaga yang ditujukan untuk menciptakan supremasi hukum; memberdayakan masyarakat untuk sadar hukum dan hak asasi manusia; memperkuat manajemen dan kelembagaan secara nasional; dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia , Program dan kegiatan tersebut dijadikan kerangka dasar dan arah pelaksanaan kebijakan dan kegiatan prioritas pembangunan di Kementerian Hukum dan HAM.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah salah satu Kementerian yang mempunyai peran sangat strategis antara lain sebagai berikut:

1. Satu-satunya Kementerian yang memegang fungsi utama penyusunan dokumen perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan di lingkungan Pemerintah dan melaksanakan penyelarasan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang;

2. Penanggung jawab dalam perumusan dan pelaksana kebijakan serta standarisasi teknis di bidang Peraturan Perundang-undangan;

3. Penanggung jawab dalam perumusan dan pelaksana kebijakan dan standarisasi 3. Penanggung jawab dalam perumusan dan pelaksana kebijakan dan standarisasi

teknis dibidang pemasyarakatan;

4. Penjaga pintu gerbang terdepan negara melalui fungsi keimigrasian terkait penegakan hukum terhadap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara;

(26)

5. Penanggung jawab dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang administrasi hukum umum;

6. Penanggungjawab dalam perumusan dan pelaksana kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan intelektual;

7. Penanggungjawab dalam merumuskan pemajuan HAM agar aparatur pemerintah dapat menerapkan norma dan standar HAM dengan melibatkan peran dan partisipasi masyarakat;

8. Penanggungjawab pelaksanaan bantuan hukum kepada orang atau kelompok masyarakat miskin.

Setiap agenda pembangunan telah ditetapkan masing-masing lembaga yang mengelola sesuai dengan bidang tugas dan kewenangannya, Sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan Kementerian Hukum dan HAM yaitu mengurus sebagian urusan pemerintah di bidang hukum dan hak asasi manusia, maka Prioritas Utama Pembangunan Bidang Hukum dan Aparatur adalah : Perbaikan Tata Kelola Pemerintah an Yang Baik.

Strategi untuk mencapai sasaran program telah ditetapkan beberapa hal yaitu meliputi : � Peningkatan efektivitas peraturan perundang-undangan;

� Peningkatan kinerja lembaga di bidang hukum;

� Peningkatan penghormatan, pemajuan dan penegakan HAM;

� Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; � Peningkatan kualitas pelayanan publik;

� Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; � Pemantapan pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Seiring dengan program peningkatan kinerja, Kementerian Hukum dan HAM R.I pada Tahun 2018 ini telah mencanangkan Program Gerakan “ Ayo Kerja Kami Pasti”, sebagai slogan dalam perubahan Mind Set aparatur yang lebih baik yang akan dilanjutkan dengan pencanangan e-Gov Kementerian Hukum dan HAM. Hal tersebut di lakukan dalam rangka melakukan pelaksanaan program pemerintah sebagai pelayan publik/Masyarakat serta merupakan salah satu langkah dalam peningkatan kualitas birokrasi yang lebih baik. Program Gerakan “ Kami PASTI “ Kementerian Hukum dan HAM merupakan penjabaran dari : Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan dan Inovatif yang memiliki makna sebagai berikut :

PROFESIONAL dapat dimaknai bahwa bekerja dengan kerangka acuan kerja yang jelas,

jadwal yang tepat, mekasnisme yang benar tetap semangat untuk tetap berkarya, jadwal yang tepat, mekasnisme yang benar tetap semangat untuk tetap berkarya, mengedepankan integritas dan etika profesi, Kerja keras, kerja cerdas serta kerja ikhlas.

AKUNTABEL : dalam rangka mengelola uang Negara harus lebih dioptimalkan dengan

pertanggungjawaban yang lebih akuntabel, prinsip efektivitas dan efesiensi dalam membelanjakan uang Negara, mendahulukan yang strategis dan prioritas harus menjadi

(27)

keputusan dalam pelaksanaan kegiatan dan tak kalah pentingnya dalam mempertanggungjawabkan penggunaan uang Negara harus lebih baik dan benar sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

SINERGI : bahwa bekerja dalam kebersamaan tentu lebih maksimal hasilnya dibandingkan

dalam kesendirian diibaratkan lidi saat bekerja sendiri dia bukan apa-apa dan bukan dalam kesendirian diibaratkan lidi saat bekerja sendiri dia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, namun saat berada dalam ikatan berbentuk sapu maka pekerjaan besar dalam membersihkan kotoran dapat diselesaikan dengan sempurna

TRANSPARAN : kita selaku aparatur pemerintah harus menjamin akses atau kebebasan

bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil yang dicapai.

INOVATIF : mengoptimalkan diri untuk terus berkreatifitas, dan mengembangkan inisiatif INOVATIF : mengoptimalkan diri untuk terus berkreatifitas, dan mengembangkan inisiatif

serta senantiasa melakukan pembaharuan dalam melaksanakan tugas dan fungsi Sedangkan Visi dan Misi Kementerian Hukum dan HAM adalah

Visi :

"

Masyarakat memperoleh kepastian hukum".

Misi :

1. Mewujudkan peraturan Perundang-Undangan yang berkualitas; 2. Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas;

3. Mewujudkan penegakan hukum yang berkualitas;

4. Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan HAM; 4. Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan HAM;

5. Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian Hukum dan HAM; serta 6. Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang profesional dan

berintegritas.

Kementerian Hukum dan HAM R.I dalam keikutsertaannya dalam pembangunan nasional memiliki sasaran yang harus dilaksanakan sesuai skala prioritas perencanaan, yakni sebagai berikut:

a. Kesesuaian arah politik legislasi dengan arah pembangunan hukum nasional pada tahap pra legislasi, legislasi dan pasca legislasi;

b. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap layanan administrasi hukum dan layanan jasa hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

c. Berkurangnya pelanggaran hukum di bidang keimigrasian dan HKI;

d. Efektifitas peran central authority dalam mendukung kerjasama hukum timbal balik; e. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelaksanaan sistem pemasyarakatan;

(28)

f. Terwujudnya masyarakat yang sadar dan cerdas hukum dan memperluas akses keadilan bagi masyarakat miskin

g. Terimplimentasikannya kebijakan, penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM sesuai rencana aksi nasional hak asasi manusia (RAN HAM);

h. Manajemen organisasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang transparan dan akuntabel berdasarkan semangat reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

i. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Indikator kinerja Kementerian Hukum dan HAM R.I sebagai penjabaran Peraturan Menteri Hukum dan HAM R.I Nomor 7 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM R.I 2015-2019 diartikan sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu program atau kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator-indikator tersebut secara langsung atau tidak langsung dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran. Setiap indikator kinerja sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing yang secara umum dapat disampaikan sebagi berikut:

Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya ;

Outcome :

Terwujudnya dukungan manajemen di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM Indikator Kinerja

� Tersusunnya dokumen perencanaan program dan anggaran yang tepat waktu � Tersusunnya dokumen perencanaan program dan anggaran yang tepat waktu � Persentase penyerapan anggaran Kementerian Hukum dan HAM

� Persentase perbandingan jumlah SDM dan beban kerja di Kementerian Hukum dan

HAM

� Jumlah rekomendasi peningkatan kinerja dan pelayanan Kementerian Hukum dan

HAM yang dijadikan dasar pengambilan kebijakan

� Kepuasan unit-unit eselon I di Kementerian Hukum dan HAM terhadap fungsi-fungsi

Sekretariat Jenderal.

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Hukum dan HAM

dan HAM

Outcome :

Peningkatan kualitas pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM

(29)

� persentase satuan kerja yang kualitas laporan keuangannya mendukung opini Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP)

� indeks integritas pelayanan publik di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM

Program Administrasi Hukum Umum

Outcome :

Terciptanya kepastian Layanan Jasa Administrasi Hukum Umum dan Pengembangan Hukum Internasional di Indonesia

Indikator Kinerja :

� Indeks kepuasan layanan jasa hukum di masyarakat

� Persentase permohonan kerjasama hukum timbal balik yang diselesaikan baik di

Indonesia sebagai negara penerima maupun negara pemohon.

Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemasyarakatan

Outcome :

Meningkatnya kualitas peyelenggaraan pelaksanaan sistem pemasyarakatan Indikator Kinerja :

� persentase layanan pemasyarakatan sesuai standar guna meningkatkan kepuasan

publik dalam mendorong pelaksanaan sistem pemasyarakatan

� persentase WBP dan tahanan yang taat hukum guna meningkatkan partisipasi

pembinaan dan pembimbingan untuk mewujudkan reintegrasi sosial

� Jumlah WBP yang bekerja dan atau mengikuti pelatihan keterampilan selama proses

pembinaan dan pembimbingan dalam rangka mewujudkan manusia mandiri

Program Peningkatan Pelayanan dan Penegakan Hukum Keimigrasian

Outcome :

Meningkatnya kepuasan masyarakat melalui pelayanan keimigrasian, pengawasan dan penindakan keimigrasian yang berkepastian hukum

Indikator Kinerja :

� Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan keimigrasian � Persentase penyelesaian pelanggaran keimigrasian sesuai ketentuan Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Kekayaan Intelektual

Outcome :

Terciptanya sistem Kekayaan Intelektual yang mendorong pertumbuhan ekonomi Terciptanya sistem Kekayaan Intelektual yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa

Indikator Kinerja :

� Persentase permohonan Kekayaan Intelektual yang diselesaikan sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku

(30)

� Persentase penyelesaian tindak pidana di bidang Kekayaan Intelektual � Tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan Kekayaan Intelektual

Program Pembentukan Hukum

Outcome :

Terwujudnya perturan perundang undangan yang baik dan berfungsi secara efektif di masyarakat dalam rangka sistem hukum nasional

Indikator Kinerja :

� Persentase pembentukan peraturan perundang-undangan yang diselesaikan sesuai

dengan perencanaan dan Program Legislasi Nasional (Prolegnas)

� Jumlah perancangan produk hukum daerah yang difasilitasi

� Persentase penanganan litigasi peraturan peundang-undangan secara tepat waktu � Persentase peningkatan kompetensi pejabat fungsional perancang peraturan

perundang-undangan

Program Pemajuan HAM

Outcome :

Meningkatnya pembangunan HAM di Indonesia Indikator Kinerja :

� Meningkatnya jumlah institusi pusat dan daerah melaksanakan rencana tindak lanjut

penguatan HAM

� Meningkatnya rekomendasi penanganan dugaan pelanggaran HAM yang

ditindaklanjuti oleh instansi terkait

� Meningkatnya jumlah kabupaten/kota peduli HAM Program Pembinaan Hukum Nasional

Outcome :

Terlaksananya pembinaan dan pembangunan hukum nasional Indikator Kinerja

� Persentase kesesuain Program Legislasi Nasional dengan arah Dokumen

Perencanaan Pembangunan Nasional

� Persentase Naskah Akademik Peraturan Perundang-Undangan yang dijadikan Dasar

penyusunan RUU Prioritas Prolegnas

� Terintegrasinya anggota JDIH dalam mewujudkan database hokum nasional � Terintegrasinya anggota JDIH dalam mewujudkan database hokum nasional � persentase dan jumlah desa sadar hukum

� persentase masyarakat miskin yang memperoleh bantuan hukum. Progam Penelitiandan Pengembangan Kementerian Hukum dan HAM

Outcome :

(31)

manusia sebagai bahan perumusan kebijakan dan bahan pembentukan peraturan perundang-undangan.

Indikator Kinerja :

� Persentase pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dibidangHak asasi

manusia sebagai bahan perumusan kebijakan

� Persentase pemanfatan hasil penelitian dan pengembangan dibidang hak asasi

manusia sebagai bahan pembentukan peraturan perundangundangan

Program Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM.

Outcome :

Peningkatan kualitas pengembangan kompetensi Aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan peningkatan kompetensi aparatur penegak hukum dan petugas instansi terkait melalui diklat secara terpadu

Indikator Kinerja : Indikator Kinerja :

� Persentase jumlah Aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang telah mengikuti

pengembangan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi jabatan

� Persentase jumlah Aparatur Penegak Hukum dan Instansi terkait lainnya yang telah

mendapatkan pengembangan kompetensi secara terpadu

Berdasarkan sasaran tersebut diatas, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat telah menetapkan program yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan sasaran yang terkait. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, mengacu kepada arah kebijakan Menteri Hukum dan melaksanakan tugas dan fungsinya, mengacu kepada arah kebijakan Menteri Hukum dan HAM R.I sebagai wakil Pemerintah Pusat di Wilayah Provinsi.

Pada Tahun 201 8 ini Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat telah menetapkan Penetapan Kinerja yang tertuang dalam perjanjian kinerja sebagai berikut :

(32)

Tabel : FORMULIR PENETAPAN /PERJANJIAN KINERJA Unit Eselon I : Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM R.I

Unit Eselon II : Divisi Administrasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat

Tahun : 2018

NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Tek nis Lainnya

Jumlah dokumen Perencanaan dan

Penganggaran yang tepat sasaran, akuntabel dan transparan

1 Layanan Jumlah informasi kegiatan Kanwil yang

disebarluaskan/dipublikasikan kepada masyarakat

12 Bulan Layanan Jumlah layanan kepegawaian yang tepat

posisi dan tepat waktu

80 Pegawai Jumlah layanan keuangan yang akurat dan

akuntabel

12 Bulan Layanan Jumlah layanan BMN yang terpetakan sesuai 12 Bulan Jumlah layanan BMN yang terpetakan sesuai

kebutuhan

12 Bulan Layanan Jumlah layanan ketatausahaan yang akurat

dan akuntabel

12 Bulan Layanan

Kegiatan Anggaran

1 Penyusunan Rencana Program dan Anggaran Rp 138.846.000 2 Pelaksanaan dan Pemantauan Evaluasi Rp 103.986.000

3 Pengelolaan Data dan Informasi Rp 25.200.000

3 Pengelolaan Data dan Informasi Rp 25.200.000

4 Pelayanan Humas dan Protokol Rp 74.320.000

5 Pengelolaan Keuangan dan Perbendaharaan Rp 77.139.000

6 Pengelolaan Kepegawaian Rp 74.676.000

7 Pelayanan Umum dan Perlengkapan Rp 600.000

8 Reformasi Birokrasi di Wilayah Rp 124.690.000

9 Pengadaan Perangkat Pengolah data dan komunikasi

Rp 290.000.000

komunikasi

10 Layanan Perkantoran Rp 8.296.660.000

(33)

Tabel : FORMULIR PENETAPAN /PERJANJIAN KINERJA Unit Eselon I : BPSDM Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM R.I

Unit Eselon II : Divisi Administrasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat

Tahun : 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian

Hukumdan HAM

Meningkatnya jumlah Aparatur yang

mendapatkan Pendidikan 80 orang

Kegiatan Anggaran

Pendidikan dan pelatihan teknis Rp. 503.576.000 Pendidikan dan pelatihan teknis

Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan

Rp. 503.576.000 Rp. 1.371.642.000

(34)

Tabel : FORMULIR PENETAPAN KINERJA Unit Eselon I : Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM R.I

Unit Eselon II : Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat

Tahun : 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemasyarakatan

� Persentase UPT Pemasyarakatan di Wilayah yang dibina, dikendalikan, dipantau dqan dievaluasi dalam pelaksanaan tugas pemasyarakatan di wilayah 9 UPT Kegiatan Anggaran 1. Sidang TPP 2. Pemberian Remisi Rp. 13.920.000,-Rp. 4.500.000,-2. Pemberian Remisi

3. Unit Layanan Informasi 4. Pameran

5. Rapat Kerja Teknis Pemasyarak atan

6. Konsultasi Teknis Pemasyarakatan di Bidang Pembinaan, Bimpas, Pengentasan Anak dan Infokom

7. Konsultasi Teknis Pemasyarakatan di Bidang Keamanan, Perawatan Narapidana/Tahanan dan Pengelolaan Basan dan Barang

Rp. 4.500.000,-Rp. 1.960.000,-Rp. 34.920.000,-Rp. 49.534.000,-Rp. 93.790.000,-Rp.

95.870.000,-Pengelolaan Basan dan Barang

8. Koordinasi Teknis Pemasyarakatan di Bidang Pembinaan, Bimpas, Pengentasan Anak dan Infokom

9. Koordinasi Teknis Pemasyarakatan di Bidang Keamanan, Perawatan Narapidana/Tahanan dan Pengelolaan Basan dan Barang

10. Pencegahan dan Penindakan Kamtib 11. Mutasi dan Pemindahan

12. Monitoring dan Evaluasi

Rp.

Rp.

50.040.000,-Rp. 163.155.000,-Rp. 10.260.000,-Rp.

(35)

86.755.000,-Tabel : FORMULIR PENETAPAN /PERJANJIAN KINERJA Unit Eselon I : Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM R.I

Unit Eselon II : Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat

UPT : Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Polewali Tahun : 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

PenyelenggaraanPemasya rakatan di Wilayah

Persentase pelayanan pembinaan narapidana

sesuai standar 90 %

Persentase pelayanan perawatan kesehatan

sesuai standar 90 %

Persentase pelayanan keamanan dan

ketertiban sesuai standar 90 %

Persentase pelayanan Bimbingan Keterampilan

90 % Persentase pelayanan Bimbingan Keterampilan

dan Kegiatan kerja sesuai standar 90 %

Kegiatan Anggaran (Rp)

Layanan Pembinaan Narapidana ( Base Line ) 68.165.000,-Layanan Perawatan Narapidana/Tahanan( Base

Line )

1.967.278.000,-Layanan Informasi dan Kerjasama ( Base Line ) -,-Layanan Keamanan dan Ketertiban ( Base Line ) 6.500.000,-Layanan Keamanan dan Ketertiban ( Base Line ) 6.500.000,-Layanan Perkantoran

Layanan Bimbingan Kegiatan Kerja

38.300.000,-Layanan Internal ( Overhead )

(36)

5.056.000,-Tabel : FORMULIR PENETAPAN /PERJANJIAN KINERJA Unit Eselon I : Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM R.I

Unit Eselon II : Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat

UPT : Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Mamuju Tahun : 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Penyelenggaraan

Pemasyarakatan di Wilayah

Persentase pelayanan tahanan sesuai standar 90 % Persentase pelayanan perawatan kesehatan

sesuai standar 90 %

Persentase pelayanan keamanan dan

ketertiban sesuai standar 90 %

Persentase layanan informasi dan komunikasi pemasyarakatan yang diberikan sesuai standar -pemasyarakatan yang diberikan sesuai standar

Kegiatan Anggaran (Rp)

Layanan Tahanan 25.880.000

Layanan Perawatan ( Base Line ) 1.987.040.000 Layanan Informasi dan Komunikasi ( Base Line ) 0 Layanan Keamanan dan Ketertiban ( Base Line ) 10.623.000 Layanan Perkantoran

Layanan Internal (Overhead)

3.075.907.000 48.455.000

(37)

Tabel : FORMULIR PENETAPAN /PERJANJIAN KINERJA Unit Eselon I : Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM R.I

Unit Eselon II : Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat

UPT : Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Majene Tahun : 2018

Sasaran Strategis Indikator kinerja Target

(1) (2) (3)

Penyelenggaraan Pemasyarakatan di Wilayah

Persentase pelayanan tahanan sesuai standar 90 % Persentase pelayanan perawatan kesehatan

sesuai standar 90 %

Persentase pelayanan keamanan dan ketertiban

sesuai standar 90 %

Persentase layanan informasi dan komunikasi pemasyarakatan yang diberikan sesuai standar

-pemasyarakatan yang diberikan sesuai standar

Kegiatan Anggaran (Rp)

Layanan Tahanan 46.894.000

Dokumen Perencanaan Penganggaran dan Pelaporan (Base Line )

0

Layanan Perawatan ( Base Line ) 913.004.000

Layanan Informasi dan Komunikasi ( Base Line ) 0 Layanan Keamanan dan Ketertiban ( Base Line ) 6.000.000

Layanan Perkantoran 3.046.675.000

Gambar

Tabel : FORMULIR PENETAPAN /PERJANJIAN KINERJA Unit Eselon I : Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM R.I
Tabel : FORMULIR PENETAPAN /PERJANJIAN KINERJA Unit Eselon I : BPSDM Hukum dan HAM  Kementerian Hukum dan HAM R.I
Tabel : FORMULIR PENETAPAN /PERJANJIAN KINERJA Unit Eselon I : Ditjen Pemasyarakatan   Kementerian Hukum dan HAM R.I
Tabel : FORMULIR PENETAPAN /PERJANJIAN KINERJA Unit Eselon I : Ditjen Pemasyarakatan   Kementerian Hukum dan HAM R.I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kepada perbincangan yang telah dilakukan, ia jelas menunjukkan bahawa penerapan nilai-nilai Islam sangat perlu dalam kalangan pelaku yang terlibat

Belut adalah umpan utama yang digunakan, dan penggunaan ikan hanya pada saat tertentu. Setiap belut dipotong menjadi bagian yang lebih kecil dan bisa digunakan

Skrining fitokimia Pemeriksaan alkaloida Pemeriksaan glikosida Pemeriksaan flavonoida Pemeriksaan tanin Pemeriksaan saponin Pemeriksaan Steroida/ triterpenoida

Dasar penggunaan bibit dari ujung, tengah dan pangkal (asal talus) didasari pada hasil laju pertumbuhan yang akan diperoleh saat panen, sehingga dapat diketahui bagian

dalam penyediaan akses finansial adalah perusahaan inti, bank (Bank BRI, Bank BNI dan Bank Riau), KUD Bakti. c) Lembaga yang berperan dalam akses kelembagaan

Literatur dalam buku Human Computer Interaction (Dix, Finlayson, Abowd, & Beale, 1998) juga menyarankan bahwa antarmuka berbasis icon merupakan cara alternatif

Terdapat perbedaan urutan fortifikan terbaik pada sampel tempe dan tahu, yaitu besi fumarat yang sedikit lebih baik dibanding glisinat karena besi fumarat

Menurut Semiun (2006), nilai batas skala adalah 10, sehingga jika responden memiliki skor ≥10, maka data yang diukur dari responden tersebut dinyatakan invalid dan