• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUBLIC SUMMARY (Ringkasan Publik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUBLIC SUMMARY (Ringkasan Publik)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PUBLIC SUMMARY

(Ringkasan Publik)

SERTIFIKASI PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN LESTARI (PHTL)

PT RIMBA HUTANI MAS

PROPINSI JAMBI

Oleh

(2)

PROFIL PERUSAHAAN

Sejarah perusahaan IUPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas (PT. RHM) sebagaimana diuraikan pada

tabel sebagai berikut :

Tahun

Uraian

1997

PT. RHM didirikan sesuai akte Notaris H. Asmawel Amin, SH No. 74, tanggal 13 Maret

1997 yang merupakan patungan antara PT Heeching Timber Industri Indonesia (HTII)

dengan PT Inhutani V dan Koperasi.

1997

Memperoleh perpanjangan ijin areal konsesi yang semula dari PT HTII menjadi PT

RHM seluas 72.500 ha berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.

382/Kpts-II/1997 tanggal 22 Juli 1997

1998

Perubahan dari HPH menjadi HTI melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.

167/Kpts-II/1998 dengan luas 51.260 ha.

2002

Pencabutan ijin HTI PT RHM melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.

10325/Kpts-II/2002 tanggal 30 Desember 2002

2004

Pemberlakuan kembali ijin HTI PT RHM melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan

No. 68/Kpts-II/2004 tanggal 9 Maret 2004 seluas 51.260 ha di Propinsi Jambi.

2010

PT RHM telah mendapatkan Surat Keputusan Penetapan/Pengukuhan Areal Kerja Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) melalui

Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 689/Menhut-II/2010 tanggal 13 Desember

2010 dengan luas 35.814,20 Ha.

Visi PT. RHM adalah sebagai berikut :

”Terwujudnya pengelolaan sumber daya hutan sebagai ekosistem secara efisien dan profesional

guna menjamin kelestarian fungsi produksi, ekologi dan sosial”.

Misi PT. RHM diuraikan sebagai berikut:

Menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan berupa produk kayu melalui pemilihan teknologi

pemanfaatan yang tepat dengan dukungan manajerial dan sumberdaya manusia yang handal

dan profesional.

Meningkatkan mutu lingkungan hidup dengan pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam

hayati dan ekosistem.

Alamat unit manajemen

Kantor Pusat Jambi :

Jl. Marsda Iswahyudi Lorong. Bajuri No. 1 Pal Merah PO. BOX 147 Jambi 36145

Telp. 0741-572471 – 572402. , Fax 0741-573483

(3)

Kantor Basecamp :

Desa Tebing Tinggi, Kec. Tingkal Ulu Kab. Tanjung Jabung Barat Jambi

0742-51051, fax 0742-551710

Kantor Cabang Jakarta :

Plaza BII Menara 2 Lt. 9 Jln. MH Thamrin No. 51 Jakarta 10350.

Telp. 021-39834473, fax. 021-39834707, 39834798

Pengurus Perusahaan

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Darmanto Winata

Komisaris : Effendi Saputra

Dewan Direksi

Direktur Utama : Agus Wahyudi

Direktur : Johny Hartono

Areal Kerja Sumber Daya Hutan

IUPHHK-HT PT. RHM saat ini bekerja pada areal konsesi sesuai dengan Surat Keputusan Menteri

Kehutanan No. 68/Menhut-II/2004 tanggal 9 Maret 2004 seluas 51.260 ha di Propinsi Jambi namun

pada tahun 2010 terjadi pengurangan luas areal menjadi 35,814.20 Ha berdasarkan Surat Keputusan

Menteri

Kehutanan

No.

689/Menhut-II/2010

tanggal

13

Desember

2010

tentang

penetapan/pengukuhan areal kerja.

Secara geografis posisi areal IUPHHK-HT PT. RHM terdiri dari :

- Wilayah Sei Dasal : 103°11'35" ~ 103°28'10" BT d an 1°11'25" ~ 1°17'06" LS.

- Wilayah Sei. Danau Bangko : 103°12'43" ~ 103°21'4 9" BT dan 1°19'58" ~ 1°32'13" LS.

Secara administrasi pemerintahan, areal IUPHHK-HT PT. RHM terletak di Propinsi Jambi, tercakup

dalam 4 (empat) Wilayah yaitu :

ecara administrasi pemerintahan, areal IUPHHK-HT PT. RHM terletak di Propinsi Jambi, tercakup

dalam 4 (empat) Wilayah yaitu :

Kabupaten Batanghari,

(4)

Kabupaten Tanjung Jabung Barat,

(5)

PROSES SERTIFIKASI

Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL) merupakan perwujudan dari konsep pembangunan bidang

kehutanan yang berkelanjutan (sustainable). Dalam proses pencapaiannya diperlukan suatu sistem yang

menjamin keseimbangan kelestarian fungsi produksi, ekologi dan sosial. Sebagai instrumen yang

menjembatani kesenjangan antara kondisi riil dengan standar kinerja yang harus dicapai dalam PHTL,

maka diperlukan sistem sertifikasi sebagai proses yang berkesinambungan.

PT Rimba Hutani Mas (RHM) mempunyai komitmen dan tekad yang cukup tinggi dalam mewujudkan

PHTL. Hal ini dibuktikan dengan mengajukan aplikasi untuk sertifikasi PHTL dengan standar Lembaga

Ekolabel Indonesia (LEI) kepada Lembaga Sertifikasi PT TUV International Indonesia (TUV Rheinland

Group).

Proses Aplikasi.

Proses sertifikasi PT Rimba Hutani Mas (RHM) dimulai sejak diterimanya aplikasi permohonan sertifikasi

pada bulan Maret 2010 kepada Lembaga Sertifikasi PT TUV International Indonesia untuk sertifikasi

PHTL dengan standard LEI 5000-2. PT RHM mengajukan aplikasi dengan skema sertifikasi bertahap.

Pengumuman publik

Dengan skema sertifikasi bertahap, sebelum dilakukannya proses penapisan, terlebih dahulu harus

dilakukan pengumuman publik untuk mengundang masukan-masukan atau input yang terkait informasi

mengenai unit manajemen dari pemangku kepentingan (stakeholders) yang akan dijadikan bahan

informasi untuk penilaian. Pengumuman kepada publik tentang proses sertifikasi PHTL PT RHM

dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

-

Pengumuman melalui media massa nasional “Kompas” pada tanggal 09 April 2010.

-

Pengumuman melalui media masa lokal “ Jambi Independen” pada tanggal 09 April 2010.

-

Pengumuman melalui email (mailing list) kepada para praktisi kehutanan, LSM dan pihak terkait

lainnya.

Proses Penapisan

Proses penapisan awal dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kesiapan PT RHM untuk melangkah

ke tahap selanjutnya. Proses penapisan dilakukan oleh tim Panel Pakar I mengacu pada Pedoman LEI

77-21, diawali dengan penelaahan dokumen-dokumen yang terkait dengan kegiatan pengelolaan hutan

PT RHM.

Tim Panel Pakar I dari PT TUV International Indonesia yang melakukan kegiatan penapisan awal untuk 3

aspek yang dinilai yaitu:

1

Dr. Ir. Hamzah, M.Si

.

untuk aspek Produksi

2

Dr. Ir. Basuki Wasis, M.Si

.

untuk aspek Ekologi

3

Ir. Dwi Rahmad Muhtaman, MPA untuk aspek Sosial

4. Riena Widiyanti Aziz, S.Hut. sebagai fasilitator

(6)

Konsultasi Publik /Forum Konsultasi Daerah

Sebagai bagian dari proses penapisan pada skema sertifikasi bertahap, harus dilakukan konsultasi publik

untuk menampung semua masukan dari pemangku kepentingan (stakeholders). Pelaksanaan konsultasi

publik dilakukan di Jambi pada tanggal 09 Mei 2011 dengan bekerjasama dengan Forum Komunikasi

Daerah Jambi. Kegiatan ini dilakukan dengan mengundang semua pihak yang berkepentingan dari

kalangan institusi pendidikan, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), masyarakat

adat, organisasi massa, dll.

Penilaian Lapangan

Proses penilaian lapangan untuk unit manajemen PT RHM dilakukan oleh tim penilai lapangan Lembaga

Sertifikasi PT TUV International Indonesia yang menggunakan standar LEI 5000-2 sebagai acuan

penilaian. Kegiatan penilaian lapangan dilakukan pada tanggal 10-14 Mei 2011. Tim penilai lapangan

terdiri dari :

1

Cecep Saepulloh, S. Hut. (Lead Assessor/aspek produksi).

2

Dian Susanty Soeminta, S. Hut. (Assessor aspek ekologi)

3

Drs.

Fadli (Assessor aspek sosial)

4

Thomas Hidayat Kurniawan, S. Hut., MM

.

(Fasilitator/Co-assessor aspek sosial)

Penilaian lapangan yang dilakukan oleh tim penilai lapangan PT TUV mengacu pada standar LEI 5000-2

tentang Sistem Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL), Pedoman LEI 99-31 tentang Pedoman

Pelaksanaan Penilaian lapangan Sertifikasi PHTL dan Pedoman LEI 99-32 sebagai acuan dalam

penyusunan laporan hasil penilaian lapangan sertifikasi PHTL.

Proses Evaluasi dan Keputusan Sertifikasi oleh Panel Pakar II

Tahap selanjutnya dari proses sertifikasi ini yaitu tahap evaluasi dan pengambilan keputusan sertifikasi.

Tahap ini dilakukan oleh tim Panel Pakar II, yang

beranggotakan 6 orang, terdiri dari tim Panel Pakar I

yang melakukan tahap penapisan dan tambahan Panel Pakar dari aspek produksi, ekologi dan sosial

yang merupakan utusan daerah dimana Unit Manajemen berada. Susunan Panel Pakar II terdiri dari :

-

Ir. Budi Prihanto, M

.

Si

.

(aspek produksi)

-

Dr. Ir. Hamzah, M

.

Si

.

(aspek produksi/Jambi)

-

Dr. Ir. Machmud Thohari, DEA

.

(aspek ekologi)

- Ir.

Rudi Syaf (aspek ekologi/Jambi)

- Dr. Ir. Pudji Muljono (aspek sosial)

- Kasmadi Kasyim, SH

.

(aspek sosial/Jambi)

Panel Pakar II bekerja setelah menelaah laporan hasil penilaian lapangan dan presentasi dari tim penilai

lapangan. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 03 -06 Juli 2008 berlokasi di Puncak, Kabupaten Cianjur.

Berdasarkan hasil evaluasi Panel Pakar II tersebut, PT Wirakarya Sakti Propinsi Jambi dengan luas

246.482 ha yang terdiri dari Distrik I, Distrik II, Distrik III, Distrik IV, Distrik V, Distrik VI dan Distrik VII

dinyatakan LULUS Sertifikasi Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari berdasarkan Standar LEI 5000-2

dengan peringkat Perunggu.

Panel Pakar II mengeluarkan beberapa rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan oleh unit

manajemen PT WKS sebagai berikut :

(7)

Rekomendasi Aspek Produksi

Rekomendasi No.

Sasaran Program Kegiatan Keterangan

1 1. Tertatanya unit-unit kelestarian dengan struktur kelas hutan normal 2. Stabilisasi produksi pada tingkat produksi lestari Redesain perencanaan pengelolaan hutan

1. Melakukan penataan unit-unit kelestarian hutan.

2. Merencanakan jangka benah menuju struktur hutan

normal.

3. Merevisi RKUPHHK sebagai dasar acuan perencanaan yang lebih detail/operasional.

Prioritas 1.1 : Produksi tahunan sesuai dengan produktivitas hutan, kemampuan

penanaman dan daya dukung lahannya (P1.6.) Prioritas 2.2 : Pengorganisasian. areal produksi (P3.1). 2 1. Kejelasan dan keterakuan (legitimasi) hak-

hak atas kawasan dan sumberdaya Hutan 2. Berkurangnya gangguan hutan (faktual dan potensial) yang mengancam kemantapan kawasan Manajemen konflik dalam rangka pemantapan kawasan 1. Identifikasi/pemetaan konflik tenurial dalam kawasan PT. RHM .

2. Penyuluhan secara periodik

pemasyarakatan hak-hak

masyarakat atas kawasan dan sumberdaya hutan. 3. Mengurus dan menuntaskan

kejelasan status kebun sawit Bukit Kausar (Blok Taman Raja).

4. Memantapkan pertisipasi masyarakat dalam sistem manajemen kebakaran hutan

Prioritas 2.5 :

Permasyarakatan hak- hak atas areal (P1.8.). Prioritas 2.3 : Besarnya gangguan hutan (P2.1.) Prioritas 2.4 : Sistem manajemen kebakaran hutan (P1.2.) 3 1. Kejelasan organisasi PT. RHM dan relasinya dengan unit manajemen lain dalam Group 2. Pemantapan organisasi pengelolaan hutan setiap Blok Pembenahan organisasi pengelolaan hutan UM PT. RHM 1. Penataan organisasi UM dalam Group 2. Penataan organisasi

pengelolaan dalam wilayah UM PT. RHM (3 blok)

Prioritas 2.1. Satuan

organisasi dalam

lingkup pengelolaan

(8)

Rekomendasi Aspek Ekologi

Rekomendasi

No.

Sasaran

Program

Kegiatan

Keterangan

1 Terbentuknya

lembaga /unit

pengelolaan kawasan lindung yang terpadu dan partisipatif

Peningkatan kapasitas kelembagaan

pengelolaan kawasan lindung terpadu dan partisipatif

Harus membentukan unit manajemen pengelolaan kawasan lindung dan lingkungan PT. RHM yang terpisah dari pengelolaan kawasan lindung PT. W KS. Harus penambahan jumlah personalia dan sarana prasarana pengelolaan kawasan lindung pada masing-masing kawasan lindung KPPN, KPSL, KSS pada setiap blok (Blok Taman raja, Blok sei dasal, Blok Sei danau Bangko) yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.

Harus menyusun bentuk

keterlibatan masyarakat

sekitar UM PT.RHM dalam

pengelolaan kawasan

lindung secara musyawarah dan mufakat.

Harus menguatkan kembali

tata hubungan PT.RHM

dengan Konsorsium Taman Raja (KOTARA).

Harus penyusunan SOP

pengelolaan kawasan

lindung secara partisipatif

dengan pelibatan aktif

masyarakat desa sekitar PT. RHM

Harus pengukuhan secara multipihak kawasan lindung terutama kawasan lindung sei dasal, kawasan lindung sei danau bangko.

Terkait dengan indikator E1.1.

2 Terwujudnya tata

batas kawasan

lindung dan areal

produksi efektif

secara partisipatif

Pemantapan tata batas kawasan lindung dan areal produksi efektif

Mensosialisasikan tata

guna dan tata batas

kawasan PT. RHM kepada

masyarakat terutama

fungsi kawasan tanaman

unggulan, kawasan

tanaman kehidupan,

kawasan lindung secara berkala.

Harus menjaring secara

Terkait dengan indikator E1.2 dan E1.3. E1.4. E.2.2

(9)

partisipatif kebutuhan dasar masyarakat terkait

dengan pengembangan

kawasan tanaman

kehidupan dan kawasan tanaman unggulan.

Harus memasangan tata

batas kawasan lindung

KPPN, KPSL, KSS dan

areal produksi harus

memenuhi standar yang berlaku.

Pemeliharaan tata batas secara rutin dan bersifat partisipatif. 3 Meningkatnya tingkat kesuburan tanah areal produksi Mewudujkan sistem silvikukultur yang ramah lingkungan Terwujudnya pengelolaan limbah yang sesuai dengan standan ramah lingkungan Pengelolaan sistem

silvikultur yang ramah lingkungan.

Pengelolaan limbah

berbasis lingkungan

Harus penggunaan

seminimal mungkin bahan-

bahan kimia dalam

kegiatan produksi /silvikultur HTI

Harus pengembangan sistem biologi dalam pengendalian gulma dan hama secara terus menerus diareal produksi. Harus penggunaan sistem terasering pada areal yang berkelerengan dengan teknik mekanis dengan mempertimbangan tipologi tanah.

Harus pemantauan tingkat kesuburan dan erosi tanah sebaik berdasarkan kelas kelerengan, musim, masa produksi HTI, dan pada selalu pada titik koordinat yang sama.

Pengelolaan limbah

domestik yang ramah

lingkungan terutama pada kegiatann yang dilakukan oleh Sub Kontraktor PT. RHM.

Harus pembuatan sumur pantau pada lokasi rawan pencemaran limbah kimia (pestisida, herbisida, dan lainnya).

Membangun gudang

penyimpan limbah B3

sesuai dengan standar

yang berlaku.

Harus mengaplikasikan

Terkait dengan indikator E1.15 dan E1.11. dan E1.13

SOP penanaman dan

pemeliharaan tanaman di lapangan dengan benar

(10)

4 Meningkatnya indeks

keanekaragaman flora dan fauna

pada kawasan lindung maupun areal produksi. Terbangunnya jaringan kerjasama multipihak dalam pengelolaan satwa yang bernilai HCV Peningkatan keanekaragaman hayati baik yang dilindung maupun yang tidak dilindungi pada kawasan lindung dan produksi.

Harus Inventarisasi dan

dokumentasi perubahan

indek keragaman hayati

pada masing-masing

setiap lokasi kawasan

lindung KPPN, KPSL, KSS dan areal produksi pada setiap blok (Taman raja,

Sei dasal, Sei danau

Bangko).

Harus dilakukan

pemantauan secara

khusus spesies flora dan fauna yang bernilai HCV. Harus Membanguan papan larangan berburu satwa pada setiap lokasi kawasan lindung di setiap blok kawasan PT. RHM. Secara berkala harus dilakukan kegiatan pengkayaan vegetasi pada areal kawasan lindung dengan jenis-jenis pohon tropical.

Harus membangunan

jaringan kerjasama

dengan BKSDA dan LSM

yang berkaitan keberadaan dan pengembangan satwa yanng dilindungi. Terkait dengan indikator E1.8 dan E.12. E2.5

5 Terwujudnya pola pemanfaatan lahan masyarakat berbasis ramah lingkungan. Meningkatnya nilai ekonomi hasil hutan non kayu bagi kesejahteraan masyarakat sekitar PT. RHM. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat melalui pengembangan pemanfaatan Program pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan fungsi tanaman kehidupan dan hasil hutan non kayu. Tata hubungan jaringan informasi dan komunikasi kawasan lindung.

Identifikasi potensi

sumberdaya hutan secara menyeluruh yang dapat

dimanfaatkan oleh

masyarakat secara

partisipatif.

Harus Implementasi segera mungkin atas perencanaan

pemberdayaan

masyarakat yang telah

dibuat dalam

pengembangan tanaman

kehidupan dan hasil non kayu

Menginisiasi pembentukan peratutan desa berkaiatan pemanfaatan sumberdaya hutan

Terkait dengan indikator E2.2 dan E2.3. dan E2.6

(11)

lahan kehidupan

dan hasil non

kayu. Terbentuknya kelembagaan ekonomi produktif kelompok KTH yang berkelanjutan. Terbangunnya jaringan informasi dan komunikasi ditingkat masyarakat maupun eksternal. Harus membangun jaringan kerjasama dengan LSM dan perguruan tinggi dalam pengembangan

pemberdayaan masyarakat.

Harus Membangun

jaringan pemasaran hasil

produksi sumberdaya

hutan yang dihasilkan KTH.

Harus Pelathan dan

penguatan kelembagaan

pemerintahan desa yang

berkaiatan pengelolaan

kawasan lindung.

Harus Membuat model

jaringan komunikasi antara

kelompok masyarakat

dengan PT. RHM

Harus Membuat web site khusus kawasan lindung PT. RHM.

Harus Pembuatan papan

informasi sumberdaya

hutan pada semua blok PT. RHM.

Harus Pembuatan liflet

secara rutin berkaiatan

informasi sumberdaya

hutan.

Rekomendasi Aspek Sosial

Rekomendasi

N

o

Sasaran

Program

Kegiatan

Keterangan

1 Terwujudnya kemantapan kawasan areal pemanfaatan hutan Pemantapan kawasan areal pemanfaatan hutan terutama menyangkut kawasan pada Blok Dasal (Distrik I) yang terdapat

permasalahan lahan seluas 1,688.34 Ha

Buatkan rencana kerja detil dengan

tahapan yang jelas untuk

menyelesaikan status lahan tersebut. Rencana detil ini mencakup strategi penyelesaiannya, target arealnya,

target tatawaktunya, bentuk

kesepakatannya sebagai solusi atas permasalahan lahan tersebut (dalam waktu 6 bulan)

Diskusikan dan Sosialisasikan

tahapan rencana kerja penyelesaian

Prioritas I (Terkait dengan Indikator

(12)

Sosialisasikan hasil kesepakatan yang dicapai termasuk tatabatas kepada masyarakat.

Jangka waktu: 1-5 tahun

2 Terjaminnya

kepastian akses pemanfaatan hutan oleh warga komuniti

Menjamin kepastian

akses pemanfaatan

hutan oleh warga

komuniti

Kembangkan potensi sumberdaya

hasil hutan bukan kayu bersama masyarakat yang memanfaatkannya

sehingga ketersediaannya bisa

berkembang dan lestari (dalam waktu 1 tahun)

Fasilitasi kelompok-kelompok atau

individu-individu yang

memanfaatkannya agar bisa

memperoleh nilai yang tinggi atau hasil hutan bukan kayu dan cara

pemanenan yang menjamin

kelestariannya (secara periodik) Jangka waktu: Terus menerus sesuai dengan program kerja

Prioritas II (Terkait dengan Indikator S1.2) 3 Terbukanya peluang kerja bagi seluruh warga komuniti Meningkatkan partisipasi komunitas dalam tata kelola hutan tanaman lestari dengan cara memberikan

kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal yang berasal dari desa-desa di sekitar kawasan konsesi

Buatlah mekanisme penyaluran

informasi peluang kerja yang efektif yang memungkinkan masyarakat desa-desa sekitar unit manajemen

mudah mendapatkan informasi

tersebut (dalam waktu 6 bulan) Lakukan pemberdayaan masyarakat

lokal misalnya melalui

pelatihan/kursus keterampilan (sopir,

montir, komputer, pembibitan,

penanaman, pemanenan, keuangan,

dll) sesuai kebutuhan pihak

manajemen dalam pengelolaan hutan tanaman sehingga masyarakat yang berminat bisa memenuhi kualifikasi yang diinginkan (secara periodik) Jangka W aktu: 1-3 tahun

Prioritas I (Terkait dengan Indikator S1.4) 4

Tercapainya peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pekerja pekerja kontraktor dan, tercipta dan terpeliharanya produktifitas usaha warga komuniti Peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pekerja unit manajemen secara teratur dan terbuka bagi semua pekerja sesuai potensi masing- masing

Buatlah perencanaan pendidikan dan pelatihan bagi pekerja di bawah

kontraktor secara mendetail dan

kontinyu agar mempunyai

pengetahuan dan ketrampilan yang terus meningkat (dalam waktu 1 tahun)

Buatlah pelatihan-pelatihan partisipatif yang berkaitan dengan usaha-usaha

produktif warga sesuai dengan

sumberdaya dan potensinya (secara periodik)

Jangka W aktu: Periodik

Prioritas II (Terkait dengan Indikator S3.6 dan S2.8)

(13)

5

Terwujudnya penambahan ragam sumber ekonomi bagi warga komunitas dan meningkatnya kontribusi unit manajemen dalam pertumbuhan ekonomi di kawasan unit manajemen) Penambahan ragam sumber ekonomi bagi

warga komunitas

untuk meningkatkan

pendapatan dan

kesejahteraan

Lakukan kajian untuk pengembangan ekonomi lokal sesuai dengan potensi kekayaan lokal (dalam waktu 1 tahun) Rencanakan pengembangan ekonomi lokal dengan prinsip kemitraan dengan dasar kajian dan melibatkan koperasi yang ada atau lembaga ekonomi yang potensial.

Lakukan pelatihan-pelatihan

pengembangan ekonomi lokal

berdasarkan rencana di atas. Jangka W aktu: 2-3 tahun

Prioritas I (Terkait dengan Indikator S2.3 dan 2.9) 6

Fasilitas sosial komuniti Partisipasi pengembangan dan pembangunan desa untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas sosial desa- desa

Lakukan identifikasi dan perencanaan dukungan pembangunan desa secara

partisipatif, serta identifikasi pula

kegiatan yang relevan dilakukan oleh unit manajemen dan kegiatan yang dilakukan pihak lain (dalam jangka 1 tahun)

Tetapkan prioritas dan jadwal kegiatan dukungan tersebut dan bentuk-bentuk dukungan

Bangun komunikasi yang efektif untuk menginformasikan setiap perkembangan berkaitan dengan

status usulan/proposal komuniti

Sampaikan aspek-aspek penting berkaitan dengan program-program dukungan pembangunan desa (misalnya prosedur dan waktu yang dibutuhkan untuk persetujuan anggaran)

Beri perhatian pada aspek-aspek

pendidikan, kesehatan dan

pengembangan ekonomi rumah tangga

Jangka W aktu: 2-3 tahun

Prioritas II (Terkait dengan Indikator S2.3 dan 2.9)

Penerbitan Sertifikat Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari

Berdasarkan hasil evaluasi Panel Pakar II, PT Rimba Hutani Mas dengan luas 35.814,20 ha dinyatakan

LULUS

Sertifikasi Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari berdasarkan Standar LEI 5000-2 dengan

peringkat Perunggu. Selanjutnya Lembaga Sertifikasi PT TUV International Indonesia menerbitkan

Sertifikat PHTL dengan masa berlaku 5 tahun pada tanggal 03 Agustus 2011 dan berakhir pada tanggal

02 Agustus 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Kehutanan Nomor P.8/VI-BPPHH/2011 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu Lampiran

Pengelolaan lestari ini tidak lepas dari kebijakan perusahaan yang menerapkan sistem pengelolaan hutan yang ramah lingkungan dan dapat diterima oleh masyarakat yang

Bukit Batu Hutani Alam dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan hutan lestari yang mencakup aspek produksi, aspek ekologi, dan aspek sosial.. Pengelolaan lestari ini

Pengelolaan lestari ini tidak lepas dari kebijakan perusahaan yang menerapkan sistem pengelolaan hutan yang ramah lingkungan dan dapat diterima oleh masyarakat yang

Pedoman dalam penantuan tata ruang hutan tanaman industri areal kerja PT. BDL mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku, terutama yang tertuang di dalam SK

Kriteria penilaian yang digunakan dalam proses akreditasi mengacu pada Pedoman LEI tentang Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi PHPL dan CoC serta Manual Akreditasi yang

Mitra Hutani Jaya dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan hutan lestari yang memperhatikan aspek produksi, aspek ekologi, dan aspek

Mitra Hutani Jaya dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan hutan lestari yang memperhatikan aspek produksi, aspek ekologi, dan aspek sosial.. Pengelolaan