PUBLIC SUMMARY
(Ringkasan Publik)
SERTIFIKASI PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN LESTARI (PHTL)
PT RIMBA HUTANI MAS
PROPINSI JAMBI
Oleh
PROFIL PERUSAHAAN
Sejarah perusahaan IUPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas (PT. RHM) sebagaimana diuraikan pada
tabel sebagai berikut :
Tahun
Uraian
1997
PT. RHM didirikan sesuai akte Notaris H. Asmawel Amin, SH No. 74, tanggal 13 Maret
1997 yang merupakan patungan antara PT Heeching Timber Industri Indonesia (HTII)
dengan PT Inhutani V dan Koperasi.
1997
Memperoleh perpanjangan ijin areal konsesi yang semula dari PT HTII menjadi PT
RHM seluas 72.500 ha berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.
382/Kpts-II/1997 tanggal 22 Juli 1997
1998
Perubahan dari HPH menjadi HTI melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.
167/Kpts-II/1998 dengan luas 51.260 ha.
2002
Pencabutan ijin HTI PT RHM melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.
10325/Kpts-II/2002 tanggal 30 Desember 2002
2004
Pemberlakuan kembali ijin HTI PT RHM melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan
No. 68/Kpts-II/2004 tanggal 9 Maret 2004 seluas 51.260 ha di Propinsi Jambi.
2010
PT RHM telah mendapatkan Surat Keputusan Penetapan/Pengukuhan Areal Kerja Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) melalui
Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 689/Menhut-II/2010 tanggal 13 Desember
2010 dengan luas 35.814,20 Ha.
Visi PT. RHM adalah sebagai berikut :
”Terwujudnya pengelolaan sumber daya hutan sebagai ekosistem secara efisien dan profesional
guna menjamin kelestarian fungsi produksi, ekologi dan sosial”.
Misi PT. RHM diuraikan sebagai berikut:
•
Menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan berupa produk kayu melalui pemilihan teknologi
pemanfaatan yang tepat dengan dukungan manajerial dan sumberdaya manusia yang handal
dan profesional.
•
Meningkatkan mutu lingkungan hidup dengan pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam
hayati dan ekosistem.
Alamat unit manajemen
Kantor Pusat Jambi :
Jl. Marsda Iswahyudi Lorong. Bajuri No. 1 Pal Merah PO. BOX 147 Jambi 36145
Telp. 0741-572471 – 572402. , Fax 0741-573483
Kantor Basecamp :
Desa Tebing Tinggi, Kec. Tingkal Ulu Kab. Tanjung Jabung Barat Jambi
0742-51051, fax 0742-551710
Kantor Cabang Jakarta :
Plaza BII Menara 2 Lt. 9 Jln. MH Thamrin No. 51 Jakarta 10350.
Telp. 021-39834473, fax. 021-39834707, 39834798
Pengurus Perusahaan
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Darmanto Winata
Komisaris : Effendi Saputra
Dewan Direksi
Direktur Utama : Agus Wahyudi
Direktur : Johny Hartono
Areal Kerja Sumber Daya Hutan
IUPHHK-HT PT. RHM saat ini bekerja pada areal konsesi sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. 68/Menhut-II/2004 tanggal 9 Maret 2004 seluas 51.260 ha di Propinsi Jambi namun
pada tahun 2010 terjadi pengurangan luas areal menjadi 35,814.20 Ha berdasarkan Surat Keputusan
Menteri
Kehutanan
No.
689/Menhut-II/2010
tanggal
13
Desember
2010
tentang
penetapan/pengukuhan areal kerja.
Secara geografis posisi areal IUPHHK-HT PT. RHM terdiri dari :
- Wilayah Sei Dasal : 103°11'35" ~ 103°28'10" BT d an 1°11'25" ~ 1°17'06" LS.
- Wilayah Sei. Danau Bangko : 103°12'43" ~ 103°21'4 9" BT dan 1°19'58" ~ 1°32'13" LS.
Secara administrasi pemerintahan, areal IUPHHK-HT PT. RHM terletak di Propinsi Jambi, tercakup
dalam 4 (empat) Wilayah yaitu :
ecara administrasi pemerintahan, areal IUPHHK-HT PT. RHM terletak di Propinsi Jambi, tercakup
dalam 4 (empat) Wilayah yaitu :
•
Kabupaten Batanghari,
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
PROSES SERTIFIKASI
Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL) merupakan perwujudan dari konsep pembangunan bidang
kehutanan yang berkelanjutan (sustainable). Dalam proses pencapaiannya diperlukan suatu sistem yang
menjamin keseimbangan kelestarian fungsi produksi, ekologi dan sosial. Sebagai instrumen yang
menjembatani kesenjangan antara kondisi riil dengan standar kinerja yang harus dicapai dalam PHTL,
maka diperlukan sistem sertifikasi sebagai proses yang berkesinambungan.
PT Rimba Hutani Mas (RHM) mempunyai komitmen dan tekad yang cukup tinggi dalam mewujudkan
PHTL. Hal ini dibuktikan dengan mengajukan aplikasi untuk sertifikasi PHTL dengan standar Lembaga
Ekolabel Indonesia (LEI) kepada Lembaga Sertifikasi PT TUV International Indonesia (TUV Rheinland
Group).
Proses Aplikasi.
Proses sertifikasi PT Rimba Hutani Mas (RHM) dimulai sejak diterimanya aplikasi permohonan sertifikasi
pada bulan Maret 2010 kepada Lembaga Sertifikasi PT TUV International Indonesia untuk sertifikasi
PHTL dengan standard LEI 5000-2. PT RHM mengajukan aplikasi dengan skema sertifikasi bertahap.
Pengumuman publik
Dengan skema sertifikasi bertahap, sebelum dilakukannya proses penapisan, terlebih dahulu harus
dilakukan pengumuman publik untuk mengundang masukan-masukan atau input yang terkait informasi
mengenai unit manajemen dari pemangku kepentingan (stakeholders) yang akan dijadikan bahan
informasi untuk penilaian. Pengumuman kepada publik tentang proses sertifikasi PHTL PT RHM
dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
-
Pengumuman melalui media massa nasional “Kompas” pada tanggal 09 April 2010.
-
Pengumuman melalui media masa lokal “ Jambi Independen” pada tanggal 09 April 2010.
-
Pengumuman melalui email (mailing list) kepada para praktisi kehutanan, LSM dan pihak terkait
lainnya.
Proses Penapisan
Proses penapisan awal dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kesiapan PT RHM untuk melangkah
ke tahap selanjutnya. Proses penapisan dilakukan oleh tim Panel Pakar I mengacu pada Pedoman LEI
77-21, diawali dengan penelaahan dokumen-dokumen yang terkait dengan kegiatan pengelolaan hutan
PT RHM.
Tim Panel Pakar I dari PT TUV International Indonesia yang melakukan kegiatan penapisan awal untuk 3
aspek yang dinilai yaitu:
1
Dr. Ir. Hamzah, M.Si
.
untuk aspek Produksi
2
Dr. Ir. Basuki Wasis, M.Si
.
untuk aspek Ekologi
3
Ir. Dwi Rahmad Muhtaman, MPA untuk aspek Sosial
4. Riena Widiyanti Aziz, S.Hut. sebagai fasilitator
Konsultasi Publik /Forum Konsultasi Daerah
Sebagai bagian dari proses penapisan pada skema sertifikasi bertahap, harus dilakukan konsultasi publik
untuk menampung semua masukan dari pemangku kepentingan (stakeholders). Pelaksanaan konsultasi
publik dilakukan di Jambi pada tanggal 09 Mei 2011 dengan bekerjasama dengan Forum Komunikasi
Daerah Jambi. Kegiatan ini dilakukan dengan mengundang semua pihak yang berkepentingan dari
kalangan institusi pendidikan, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), masyarakat
adat, organisasi massa, dll.
Penilaian Lapangan
Proses penilaian lapangan untuk unit manajemen PT RHM dilakukan oleh tim penilai lapangan Lembaga
Sertifikasi PT TUV International Indonesia yang menggunakan standar LEI 5000-2 sebagai acuan
penilaian. Kegiatan penilaian lapangan dilakukan pada tanggal 10-14 Mei 2011. Tim penilai lapangan
terdiri dari :
1
Cecep Saepulloh, S. Hut. (Lead Assessor/aspek produksi).
2
Dian Susanty Soeminta, S. Hut. (Assessor aspek ekologi)
3
Drs.
Fadli (Assessor aspek sosial)
4
Thomas Hidayat Kurniawan, S. Hut., MM
.
(Fasilitator/Co-assessor aspek sosial)
Penilaian lapangan yang dilakukan oleh tim penilai lapangan PT TUV mengacu pada standar LEI 5000-2
tentang Sistem Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL), Pedoman LEI 99-31 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penilaian lapangan Sertifikasi PHTL dan Pedoman LEI 99-32 sebagai acuan dalam
penyusunan laporan hasil penilaian lapangan sertifikasi PHTL.
Proses Evaluasi dan Keputusan Sertifikasi oleh Panel Pakar II
Tahap selanjutnya dari proses sertifikasi ini yaitu tahap evaluasi dan pengambilan keputusan sertifikasi.
Tahap ini dilakukan oleh tim Panel Pakar II, yang
beranggotakan 6 orang, terdiri dari tim Panel Pakar I
yang melakukan tahap penapisan dan tambahan Panel Pakar dari aspek produksi, ekologi dan sosial
yang merupakan utusan daerah dimana Unit Manajemen berada. Susunan Panel Pakar II terdiri dari :
-
Ir. Budi Prihanto, M
.
Si
.
(aspek produksi)
-
Dr. Ir. Hamzah, M
.
Si
.
(aspek produksi/Jambi)
-
Dr. Ir. Machmud Thohari, DEA
.
(aspek ekologi)
- Ir.
Rudi Syaf (aspek ekologi/Jambi)
- Dr. Ir. Pudji Muljono (aspek sosial)
- Kasmadi Kasyim, SH
.
(aspek sosial/Jambi)
Panel Pakar II bekerja setelah menelaah laporan hasil penilaian lapangan dan presentasi dari tim penilai
lapangan. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 03 -06 Juli 2008 berlokasi di Puncak, Kabupaten Cianjur.
Berdasarkan hasil evaluasi Panel Pakar II tersebut, PT Wirakarya Sakti Propinsi Jambi dengan luas
246.482 ha yang terdiri dari Distrik I, Distrik II, Distrik III, Distrik IV, Distrik V, Distrik VI dan Distrik VII
dinyatakan LULUS Sertifikasi Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari berdasarkan Standar LEI 5000-2
dengan peringkat Perunggu.
Panel Pakar II mengeluarkan beberapa rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan oleh unit
manajemen PT WKS sebagai berikut :
Rekomendasi Aspek Produksi
Rekomendasi No.
Sasaran Program Kegiatan Keterangan
1 1. Tertatanya unit-unit kelestarian dengan struktur kelas hutan normal 2. Stabilisasi produksi pada tingkat produksi lestari Redesain perencanaan pengelolaan hutan
1. Melakukan penataan unit-unit kelestarian hutan.
2. Merencanakan jangka benah menuju struktur hutan
normal.
3. Merevisi RKUPHHK sebagai dasar acuan perencanaan yang lebih detail/operasional.
Prioritas 1.1 : Produksi tahunan sesuai dengan produktivitas hutan, kemampuan
penanaman dan daya dukung lahannya (P1.6.) Prioritas 2.2 : Pengorganisasian. areal produksi (P3.1). 2 1. Kejelasan dan keterakuan (legitimasi) hak-
hak atas kawasan dan sumberdaya Hutan 2. Berkurangnya gangguan hutan (faktual dan potensial) yang mengancam kemantapan kawasan Manajemen konflik dalam rangka pemantapan kawasan 1. Identifikasi/pemetaan konflik tenurial dalam kawasan PT. RHM .
2. Penyuluhan secara periodik
pemasyarakatan hak-hak
masyarakat atas kawasan dan sumberdaya hutan. 3. Mengurus dan menuntaskan
kejelasan status kebun sawit Bukit Kausar (Blok Taman Raja).
4. Memantapkan pertisipasi masyarakat dalam sistem manajemen kebakaran hutan
Prioritas 2.5 :
Permasyarakatan hak- hak atas areal (P1.8.). Prioritas 2.3 : Besarnya gangguan hutan (P2.1.) Prioritas 2.4 : Sistem manajemen kebakaran hutan (P1.2.) 3 1. Kejelasan organisasi PT. RHM dan relasinya dengan unit manajemen lain dalam Group 2. Pemantapan organisasi pengelolaan hutan setiap Blok Pembenahan organisasi pengelolaan hutan UM PT. RHM 1. Penataan organisasi UM dalam Group 2. Penataan organisasi
pengelolaan dalam wilayah UM PT. RHM (3 blok)
Prioritas 2.1. Satuan
organisasi dalam
lingkup pengelolaan
Rekomendasi Aspek Ekologi
Rekomendasi
No.
Sasaran
Program
Kegiatan
Keterangan
1 Terbentuknya
lembaga /unit
pengelolaan kawasan lindung yang terpadu dan partisipatif
Peningkatan kapasitas kelembagaan
pengelolaan kawasan lindung terpadu dan partisipatif
Harus membentukan unit manajemen pengelolaan kawasan lindung dan lingkungan PT. RHM yang terpisah dari pengelolaan kawasan lindung PT. W KS. Harus penambahan jumlah personalia dan sarana prasarana pengelolaan kawasan lindung pada masing-masing kawasan lindung KPPN, KPSL, KSS pada setiap blok (Blok Taman raja, Blok sei dasal, Blok Sei danau Bangko) yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Harus menyusun bentuk
keterlibatan masyarakat
sekitar UM PT.RHM dalam
pengelolaan kawasan
lindung secara musyawarah dan mufakat.
Harus menguatkan kembali
tata hubungan PT.RHM
dengan Konsorsium Taman Raja (KOTARA).
Harus penyusunan SOP
pengelolaan kawasan
lindung secara partisipatif
dengan pelibatan aktif
masyarakat desa sekitar PT. RHM
Harus pengukuhan secara multipihak kawasan lindung terutama kawasan lindung sei dasal, kawasan lindung sei danau bangko.
Terkait dengan indikator E1.1.
2 Terwujudnya tata
batas kawasan
lindung dan areal
produksi efektif
secara partisipatif
Pemantapan tata batas kawasan lindung dan areal produksi efektif
Mensosialisasikan tata
guna dan tata batas
kawasan PT. RHM kepada
masyarakat terutama
fungsi kawasan tanaman
unggulan, kawasan
tanaman kehidupan,
kawasan lindung secara berkala.
Harus menjaring secara
Terkait dengan indikator E1.2 dan E1.3. E1.4. E.2.2
partisipatif kebutuhan dasar masyarakat terkait
dengan pengembangan
kawasan tanaman
kehidupan dan kawasan tanaman unggulan.
Harus memasangan tata
batas kawasan lindung
KPPN, KPSL, KSS dan
areal produksi harus
memenuhi standar yang berlaku.
Pemeliharaan tata batas secara rutin dan bersifat partisipatif. 3 Meningkatnya tingkat kesuburan tanah areal produksi Mewudujkan sistem silvikukultur yang ramah lingkungan Terwujudnya pengelolaan limbah yang sesuai dengan standan ramah lingkungan Pengelolaan sistem
silvikultur yang ramah lingkungan.
Pengelolaan limbah
berbasis lingkungan
Harus penggunaan
seminimal mungkin bahan-
bahan kimia dalam
kegiatan produksi /silvikultur HTI
Harus pengembangan sistem biologi dalam pengendalian gulma dan hama secara terus menerus diareal produksi. Harus penggunaan sistem terasering pada areal yang berkelerengan dengan teknik mekanis dengan mempertimbangan tipologi tanah.
Harus pemantauan tingkat kesuburan dan erosi tanah sebaik berdasarkan kelas kelerengan, musim, masa produksi HTI, dan pada selalu pada titik koordinat yang sama.
Pengelolaan limbah
domestik yang ramah
lingkungan terutama pada kegiatann yang dilakukan oleh Sub Kontraktor PT. RHM.
Harus pembuatan sumur pantau pada lokasi rawan pencemaran limbah kimia (pestisida, herbisida, dan lainnya).
Membangun gudang
penyimpan limbah B3
sesuai dengan standar
yang berlaku.
Harus mengaplikasikan
Terkait dengan indikator E1.15 dan E1.11. dan E1.13
SOP penanaman dan
pemeliharaan tanaman di lapangan dengan benar
4 Meningkatnya indeks
keanekaragaman flora dan fauna
pada kawasan lindung maupun areal produksi. Terbangunnya jaringan kerjasama multipihak dalam pengelolaan satwa yang bernilai HCV Peningkatan keanekaragaman hayati baik yang dilindung maupun yang tidak dilindungi pada kawasan lindung dan produksi.
Harus Inventarisasi dan
dokumentasi perubahan
indek keragaman hayati
pada masing-masing
setiap lokasi kawasan
lindung KPPN, KPSL, KSS dan areal produksi pada setiap blok (Taman raja,
Sei dasal, Sei danau
Bangko).
Harus dilakukan
pemantauan secara
khusus spesies flora dan fauna yang bernilai HCV. Harus Membanguan papan larangan berburu satwa pada setiap lokasi kawasan lindung di setiap blok kawasan PT. RHM. Secara berkala harus dilakukan kegiatan pengkayaan vegetasi pada areal kawasan lindung dengan jenis-jenis pohon tropical.
Harus membangunan
jaringan kerjasama
dengan BKSDA dan LSM
yang berkaitan keberadaan dan pengembangan satwa yanng dilindungi. Terkait dengan indikator E1.8 dan E.12. E2.5
5 Terwujudnya pola pemanfaatan lahan masyarakat berbasis ramah lingkungan. Meningkatnya nilai ekonomi hasil hutan non kayu bagi kesejahteraan masyarakat sekitar PT. RHM. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat melalui pengembangan pemanfaatan Program pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan fungsi tanaman kehidupan dan hasil hutan non kayu. Tata hubungan jaringan informasi dan komunikasi kawasan lindung.
Identifikasi potensi
sumberdaya hutan secara menyeluruh yang dapat
dimanfaatkan oleh
masyarakat secara
partisipatif.
Harus Implementasi segera mungkin atas perencanaan
pemberdayaan
masyarakat yang telah
dibuat dalam
pengembangan tanaman
kehidupan dan hasil non kayu
Menginisiasi pembentukan peratutan desa berkaiatan pemanfaatan sumberdaya hutan
Terkait dengan indikator E2.2 dan E2.3. dan E2.6
lahan kehidupan
dan hasil non
kayu. Terbentuknya kelembagaan ekonomi produktif kelompok KTH yang berkelanjutan. Terbangunnya jaringan informasi dan komunikasi ditingkat masyarakat maupun eksternal. Harus membangun jaringan kerjasama dengan LSM dan perguruan tinggi dalam pengembangan
pemberdayaan masyarakat.
Harus Membangun
jaringan pemasaran hasil
produksi sumberdaya
hutan yang dihasilkan KTH.
Harus Pelathan dan
penguatan kelembagaan
pemerintahan desa yang
berkaiatan pengelolaan
kawasan lindung.
Harus Membuat model
jaringan komunikasi antara
kelompok masyarakat
dengan PT. RHM
Harus Membuat web site khusus kawasan lindung PT. RHM.
Harus Pembuatan papan
informasi sumberdaya
hutan pada semua blok PT. RHM.
Harus Pembuatan liflet
secara rutin berkaiatan
informasi sumberdaya
hutan.
Rekomendasi Aspek Sosial
Rekomendasi
N
o
Sasaran
Program
Kegiatan
Keterangan
1 Terwujudnya kemantapan kawasan areal pemanfaatan hutan Pemantapan kawasan areal pemanfaatan hutan terutama menyangkut kawasan pada Blok Dasal (Distrik I) yang terdapat
permasalahan lahan seluas 1,688.34 Ha
Buatkan rencana kerja detil dengan
tahapan yang jelas untuk
menyelesaikan status lahan tersebut. Rencana detil ini mencakup strategi penyelesaiannya, target arealnya,
target tatawaktunya, bentuk
kesepakatannya sebagai solusi atas permasalahan lahan tersebut (dalam waktu 6 bulan)
Diskusikan dan Sosialisasikan
tahapan rencana kerja penyelesaian
Prioritas I (Terkait dengan Indikator
Sosialisasikan hasil kesepakatan yang dicapai termasuk tatabatas kepada masyarakat.
Jangka waktu: 1-5 tahun
2 Terjaminnya
kepastian akses pemanfaatan hutan oleh warga komuniti
Menjamin kepastian
akses pemanfaatan
hutan oleh warga
komuniti
Kembangkan potensi sumberdaya
hasil hutan bukan kayu bersama masyarakat yang memanfaatkannya
sehingga ketersediaannya bisa
berkembang dan lestari (dalam waktu 1 tahun)
Fasilitasi kelompok-kelompok atau
individu-individu yang
memanfaatkannya agar bisa
memperoleh nilai yang tinggi atau hasil hutan bukan kayu dan cara
pemanenan yang menjamin
kelestariannya (secara periodik) Jangka waktu: Terus menerus sesuai dengan program kerja
Prioritas II (Terkait dengan Indikator S1.2) 3 Terbukanya peluang kerja bagi seluruh warga komuniti Meningkatkan partisipasi komunitas dalam tata kelola hutan tanaman lestari dengan cara memberikan
kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal yang berasal dari desa-desa di sekitar kawasan konsesi
Buatlah mekanisme penyaluran
informasi peluang kerja yang efektif yang memungkinkan masyarakat desa-desa sekitar unit manajemen
mudah mendapatkan informasi
tersebut (dalam waktu 6 bulan) Lakukan pemberdayaan masyarakat
lokal misalnya melalui
pelatihan/kursus keterampilan (sopir,
montir, komputer, pembibitan,
penanaman, pemanenan, keuangan,
dll) sesuai kebutuhan pihak
manajemen dalam pengelolaan hutan tanaman sehingga masyarakat yang berminat bisa memenuhi kualifikasi yang diinginkan (secara periodik) Jangka W aktu: 1-3 tahun
Prioritas I (Terkait dengan Indikator S1.4) 4
Tercapainya peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pekerja pekerja kontraktor dan, tercipta dan terpeliharanya produktifitas usaha warga komuniti Peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pekerja unit manajemen secara teratur dan terbuka bagi semua pekerja sesuai potensi masing- masing
Buatlah perencanaan pendidikan dan pelatihan bagi pekerja di bawah
kontraktor secara mendetail dan
kontinyu agar mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan yang terus meningkat (dalam waktu 1 tahun)
Buatlah pelatihan-pelatihan partisipatif yang berkaitan dengan usaha-usaha
produktif warga sesuai dengan
sumberdaya dan potensinya (secara periodik)
Jangka W aktu: Periodik
Prioritas II (Terkait dengan Indikator S3.6 dan S2.8)
5
Terwujudnya penambahan ragam sumber ekonomi bagi warga komunitas dan meningkatnya kontribusi unit manajemen dalam pertumbuhan ekonomi di kawasan unit manajemen) Penambahan ragam sumber ekonomi bagi
warga komunitas
untuk meningkatkan
pendapatan dan
kesejahteraan
Lakukan kajian untuk pengembangan ekonomi lokal sesuai dengan potensi kekayaan lokal (dalam waktu 1 tahun) Rencanakan pengembangan ekonomi lokal dengan prinsip kemitraan dengan dasar kajian dan melibatkan koperasi yang ada atau lembaga ekonomi yang potensial.
Lakukan pelatihan-pelatihan
pengembangan ekonomi lokal
berdasarkan rencana di atas. Jangka W aktu: 2-3 tahun
Prioritas I (Terkait dengan Indikator S2.3 dan 2.9) 6
Fasilitas sosial komuniti Partisipasi pengembangan dan pembangunan desa untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas sosial desa- desa
Lakukan identifikasi dan perencanaan dukungan pembangunan desa secara
partisipatif, serta identifikasi pula
kegiatan yang relevan dilakukan oleh unit manajemen dan kegiatan yang dilakukan pihak lain (dalam jangka 1 tahun)
Tetapkan prioritas dan jadwal kegiatan dukungan tersebut dan bentuk-bentuk dukungan
Bangun komunikasi yang efektif untuk menginformasikan setiap perkembangan berkaitan dengan
status usulan/proposal komuniti
Sampaikan aspek-aspek penting berkaitan dengan program-program dukungan pembangunan desa (misalnya prosedur dan waktu yang dibutuhkan untuk persetujuan anggaran)
Beri perhatian pada aspek-aspek
pendidikan, kesehatan dan
pengembangan ekonomi rumah tangga
Jangka W aktu: 2-3 tahun
Prioritas II (Terkait dengan Indikator S2.3 dan 2.9)