1
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN BERBAHASA INGGRIS OLEH MAHASISWA
(Sebuah analisis isi pada terjemahan teks bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris oleh mahasiswa ASTRI Budi Luhur)
Didik Hariyadi Raharjo E-mail: [email protected]
Abstract
The aim of this research is to find out the sources of error made by
the students in Translating Text in Bahasa into English. The sample of
this research is 20 students of ZA class of ASTRI Budi Luhur
2008/2009. This research conducted on the second semester of
2008/2009. This is qualitative research. In this research the
researcher finds 189 errors made by the students. There are two
causes of errors, these are Interlingual errors and intralingual error.
2
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Era globalisasi menuntut bangsa Indonesia untuk siap menghadapinya. Siap menghadapi era globalisasi berarti siap untuk berkompetisi dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain untuk memperebutkan peluang, karena tidak akan ada lagi batasan-batasan negara, wilayah, distrik dan sebagainya untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, melakukan perdagangan dan bisnis. Artinya siapapun yang siap dan lebih memiliki kecakapan untuk berkompetisi, dialah yang akan menjadi pemenang.
Salah satu cara untuk menghadapi era globalisasi adalah dengan menguasai bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa internasional yang digunakan oleh lebih dari 1,5 miliar orang di seluruh dunia. Bahasa Inggris memiliki kedudukan khusus di 75 negara dan digunakan di lebih dari 100 negara di dunia. Bahasa Inggris adalah bahasa internasional dalam bidang bisnis, akademik, teknologi, ilmu pengetahuan, periklanan, diplomatik dan lain sebagainya.
Perlu disadari bahwa ada beberapa alasan mengapa bahasa Inggris sangat penting untuk dikuasai. Beberapa alasan tersebut diantaranya: Pertama; Penggunaan bahasa Inggris sangat luas dalam komunikasi Internasional. Agar dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda latar belakang budaya, bahasa, dan kebangsaan, bahasa Inggris adalah pilihan pertama untuk melakukan komunikasi. Sebagai contoh: seorang wisatawan berkebangsaan China akan menggunakan bahasa Inggris saat dia berkunjung ke Bali. Dia tidak akan menggunakan menggunakan bahasa Mandarin ataupun bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang dia temui di Bali karena dia sadar bahwa
3
Bahasa Inggris lebih familiar di Bali. Alasan kedua adalah; Informasi yang beredar di dunia ini kebanyakan diterbitkan dalam Bahasa Inggris. Referensi-referensi ilmiah kebanyakan juga ditulis dalam bahasa Inggris, buku-buku ilmu pengetahuan kebanyakan juga ditulis dalam bahasa inggris. Selain itu media masa cetak yang berskala Internasional ditulis dalam Bahasa Inggris juga, sebagai contoh: Majalah Time, National Geographic, Newsweek ditulis dan diterbitkan dalam bahasa Inggris.Di Indonesia, Bahasa Inggris berkedudukan sebagai bahasa asing. Seperti yang telah diketahui bahwa bangsa Indonesia terdiri dari barbagai macam suku dan budaya, dan masing-masing suku memiliki bahasa daerah masing-masing. Biasanya anak-anak Indonesia yang berada di daerah-daerah mengenal Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua dan sebagai Bahasa Nasional mereka. Anak-anak Indonesia yang berada di daerah-daerah mulai menguasai Bahasa Indonesia saat mereka mulai belajar di bangku sekolah.
Di Indonesia, Bahasa Inggris blm digunakan secara luas masih terbatas pada kalangan tertentu saja, seperti kalangan akademik dan kalangan bisnis. Pemerintah juga dirasakan kurang memopulerkan bahasa Inggris sebagai bahasa bahasa sehari-hari. Hal inilah yang membuat Bahasa Inggris semakin asing di Indonesia. Sehingga bagi para pembelajar, Bahasa Inggris hanya sebatas dipelajari dan jarang sekali digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Mengingat pentingnya Bahasa Inggris dalam era globalisasi yang akan dihadapi bangsa Indonesia, hendaknya Pemerintah membuat suatu gerakan untuk memasyarakatkan Bahasa Inggris agar bangsa Indonesia bisa berkompetisi dalam persaingan global.
4
Para mahasiswa di Indonesia biasanya juga merasa enggan untuk menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena masih kurangnya kesadaran dari pembelajar dan masyarakat akan pentingnya Bahasa Inggris bagi mereka. Seringkali orang-orang di sekitar masih menganggap sedikit aneh dan cenderung tidak mendukung orang yang sedang belajar berbicara dalam Bahasa Inggris. Faktor lain yang juga mempengaruhi dalah: Pandangan para pembelajar bahwa Bahasa Inggris adalah mata pelajaran/ mata kuliah yang relatif sulit. Pemikiran bahwa bahasa Inggris adalah mata kuliah yang sulit didasarkan pada intensitas mahasiswa melakukan kesalahan dalam menggunakan bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulisan. Tidak adanya pembelajaran remedial yang dibutuhkan mahasiswa semakin membuat mahasiswa terjebak dalam pola pikir yang sama. Secara umum seorang pembelajar di Indonesia rata-rata mendapatkan pembelajaran bahasa Inggris selama 10 tahun dari jenjang sekolah dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Akan tetapi bila kita evaluasi hasil yang didapatkan masih sangat jauh dari memuaskan. Hal ini bisa dillihat dari jumlah mahasiswa yang cakap berbahas Inggris dibandingkan jumlah mahasiswa yang tidak menguasai bahasa Inggris.Hal tersebut diatas menarik penulis untuk membuat satu kajian tentang faktor-faktor yang membuat mahasiswa melakukan kesalahan-kesalahan dalam bernahasa Inggris. Faktor-faktor tersebut akan sangat bermanfaat dalam evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia umumnya. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab kesalahan yang dibuat mahasiswa dalam berbahasa Inggris. Dosen bisa membuat suatu upaya
preventif
5
agar mahasiswa tidak melakukan kesalahan yang sama. Dengan demikian pembelajaran bahasa Inggris bisa berkembang dan bisa mendapatkan hasil yang diinginkan.1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang menyebabkan mahasiswa melakukan kesalahan dalam berbahasa inggris, dalam hal ini adalah dalam menerjemahkan teks berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.
1.3. Tinjauan Pustaka a. Kesalahan bahasa
Terlebih dahulu harus diketahui pengertian dan manfaat dari analisis kesalahan. Menurut Corder (1981:10),
“Error analysis is the study of student’s errors that can be
observed, analyzed and classified to reveal something of the
system operating within the learner”.
“Analisis kesalahan adalah penelitian tentang kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar, yang dapat diamati, dianalisis, diklasifikasikan untuk mengungkapkan suatu system yang sedang beroperasi pada pembelajar”.
Menurut Corder, kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar itu dapat diamati, dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan taksonomi-taksonomi tertentu untuk mengetahui sistem bahasa yang digunakan atau yang sedang beroperasi pada para pembelajar.
6
Senada dengan itu, Richard, Plat dan Weber (1985:96) mengungkapkan bahwa:“Error analysis is the study and analysis of the errors made by
second and foreign language learner”
“Analisis Kesalahan adalah penelitian dan analisis kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar bahasa kedua atau bahasa asing”.
Menurut Richard, Plat dan Weber Analisis Kesalahan adalah penelitian tentang kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar bahasa kedua atau bahasa asing.
Fauziaty (2005:19) dalam tulisannya menekankan tentang fungsi dari analisis kesalahan. Fauziaty
“The goal of error analysis is to find out something about the
psycholinguistic process of language learning. It hopefully
enables the teacher to draw a certain conclusions about the
strategies used by the learner in his learning process”.
“Tujuan dari analisis kesalahan adalah untuk menemukan proses psikolinguistik dari pembelajaran bahasa. Diharapkan para pengajar dapat membuat suatu kesimpulan yang pasti tentang strategi yang digunakan para pembelajar dalam proses pembelajaran”.
Berdasarkan pendapat diatas, analisis kesalahan sangat bermanfaat bagi para pengajar untuk membuat suatu kesimpulan tentang kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar sehingga para pengajar bisa memutuskan treatment yang tepat yang akan diberikan kepada para pembelajar selama proses pembelajaran.
b. Faktor Penyebab Kesalahan Bahasa
Menurut Brown (1981: 113), ada beberapa sumber kesalahan bahasa:
7
“The learner’s errors come from several possible general sources,
they are: Interlingual transfer, Intralingual transfer, Context of
learning and communicative strategy”
“Kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar dating dari beberapa sumber-sumber yang umum, sumber-sumbar kesalahan tersebut adalah:
Interlingual Transfer, Intralingual
transfer, Konteks Pembelajaran dan Strategi Komunikasi”.
Interlingual Transfer
Interlingual Transfer disebabkan oleh
interferensi atau
campur tangan dari bahasa pertama. Kesalahan ini biasanya terjadi pada tahap awal pembelajaran bahasa dimana para pembelajar belum familiar dengan tata bahasa yang baru. Tata bahasa pertama adalah satu-satunya yang dimiliki para pembelajar sehingga tata bahasa pertama terkadang digunakan untuk menyusun kalimat dalam bahasa kedua.Intralingual Transfer
Intralingual Transfer disebabkan oleh bahasa target yang
sedang dipelajari para pembelajar. Kesalahan ini biasanya juga terjadi pada tahap awal pembelajaran. Kesalahan ini menunjukkan bahwa para pembelajar mengalami perkembangan dalam proses pembelajarannya. Intralingual Transfer dapat dibagi menjadi:Overgeneralization, Ignorence
of Rule restriction, Incomplete Application of Rules, False
Concept Hypothesized.
Context of Learning
Kesalahan ini diakibatkan oleh tidak adanya tutor dalam suatu proses pembelajar. Jadi para pembelajar menafsirkan sendiri apa yang telah mereka pelajari sendiri. Hal ini
8
berbahaya dan sering mengakibatkan salah penafsiran dan terjadinya kesalahan-kesalahan.Communicative Strategy
Dalam menyampaikan gagasannya, terkadang para pembelajar menggunakan cara yang berbeda-beda. Cara-cara ini terkadang bisa diterima, tapi juga terkadang tidak bisa diterima oleh penerima pesan. Hal ini akan menyebabkan miskomunikasi.
c. Penerjemahan
Ada berbagai pengertian tentang penerjemahan, Nida and Taber (1982:12) menyatakan:
“Translating consists in reproducing in the receptor language the
closest natural equivalence of a source language message, firstly
in terms of meaning and secondly in term of style”
“Menerjemahkan adalah proses untuk menghasilkan padanan alami yang paling mendekati dari pesan bahasa sumber ke dalam bahasa penerima, pertama pada tingkat makna dan kedua pada tingkat gaya”
Sementara itu Wills (1982: 112) menyatakan:
“Translation is procedure which leads from a written source
language text to an optimally equivalent target language text
and requires the syntactic, semantic, stylistic, and text
pragmatic comprehension by the translator of the original text”
“Penerjemahan merupakan prosedur yang dilakukan untuk menuntun terwujudnya pemindahan teks bahasa sumber tertulis menuju teks bahasa sasaran dengan tingkat kepadanan yang optimal yang membutuhkan komprehensi sintaksis, semantik, gaya, dan pragmatic teks dari penerjemah teks aslinya”.Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menerjemahkan adalah suatu proses memindahkan teks
9
sumber ke teks sasaran dengan memperhatikan aspek-aspek sintaksis, semantic, dan pragmatik.d. Proses Penerjemahan
Penerjemahan adalah suatu proses yang kompleks. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang konteks yang digunakan bukan hanya pengetahuan tentang kosa-kata saja. Tou, (1989:131) memberikan gambaran tentang proses penerjemahan sebagai berikut
Source Language Receptor Language
Text to be Translated Translation
Discover the meaning Re-express the meaning
Meaning
Gambar I: Proses Penerjemahan
10
Bentuk-bentuk teks yang diterjemahkan dan hasilnya ditunjukkan oleh bentuk yang berbeda antara bujur sangkar dan segitiga. Kedua bentuk itu menunjukkan bahwa dalam teks terjemahan, bentuk bahasa sumber dapat diganti menjadi bentuk bahasa sasaran yang sesuai untuk mencapai terjemahan yang idiomatik.1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan sumber-sumber kesalahan yang terjadi pada penerjemahan teks bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris oleh mahasiswa ASTRI Budi Luhur.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sampel penelitian ini adalah 20 orang mahasiswa ASTRI Budi Luhur (ZA). Penelitian ini dilakukan pada semester genap 2008/2009. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil terjemahan dari 20 orang mahasiswa. Dalam hal ini penulis menggunakan analisis isi dengan teknik analisis kesalahan untuk kemudian ditemukan sumber-sumber kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa.
3. Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian ini, penulis menemukan 189 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Dari kesalahan-kesalahan tersebut diketahui bahwa ada 2 buah sumber utama yang
11
membuat mahasiswa melakukan kesalahan-kesalahan. Kedua sumber itu adalah:Interlingual transfer dan Intralingual transfer.
Pembahasan kedua sumber kesalahan tersbut adalah sebagai berikut:Interlingual Transfer
Dalam hal ini, penulis menemukan 20 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Berikut adalh contoh-contoh kesalahan
Interlingual transfer yang dibuat oleh mahasiswa:
Contoh : He is child very diligent Seharusnya : He is a very diligent child
While two his sister
Seharusnya : While his two sistersElementary school grade four.
Seharusnya : Fourth grade of elementary schoolPada contoh pertama mahasiswa menuliskan
“He is child
very diligent”. Mahasiswa tersebut menerjemahkan kata demi kata
dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Mahasiswa tersebut ingin menerjemahkan “dia adalah anak yang sangat rajin”. Dalam bahasa Inggris “dia”(He), “anak”
(child), “sangat”
(very), “rajin”
(diligent). Kemudian mahasiswa tersebut
menerjemahkannya menjadi “He is child very diligent”. Hal ini terjadi karena satu-satunya system bahasa yang dimiliki nahasiswa adalah system tata bahasa Indonesia,jadi mahasiswa tersebut menggunakan system tata bahasa Indonesia untuk membuat kalimat dalam bahasa Inggris.12
Pada contoh kedua, mahasiswa membuat kalimat “While two his sister. Dalam kalimat ini ada dua macam kesalahan, Yang pertama adalah penghilangan “s” pada kata bentda jamak. Seharusnya mahasiswa tersebut menuliskan“two sisters”.
Kesalahan kedua adalah kesalahan penyusunan kata yang diakibatkan oleh refleksi tata bahasa pertama. Seperti pada contoh pertama, mahasiswa tersebut menerjemahkan kata demi kata dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Kata-kata tersebut adalah “sementara” (while), “dua” (two), “saudara perempuanya” (his sister). Mahasiswa tersebut ingin menerjemahkan “sementara kedua saudara perempuannya”, kemudian dia menerjemahkan frase tersebut menjadi “while two his sister”.Pada contoh ketiga, sama seperti contoh pertama dan kedua, disini, mahasiswa juga melakukan kesalahan yang sama. Dia menrjemahkan kata demi kata dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Dia ingin menerjemahkan “sekolah dasar kelas 4”, kemudian dia menerjemahkannya menjadi
“elementary school
grade four”.
Intralingual Transfer
Dalam hal ini penulis menemukan 169 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis menemukan 3 buah sumber kesalahan dalam cakupan
Intralingual
Transfer.
Ketiga sumber tersebut adalahOvergeneralization, Ignorance of Rule Restriction, Incomplete
Application of Rules. Pembahasan dari ketiga sumber kesalahan
tersebut adalah sebagai berikut13
Disini penulis menemukan 59 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Berikut adalah contoh-contoh dari OvergeneralizationContoh : He is very like Seharusnya : He very likes
He is never forget
Seharusnya : He never forgetsPada contoh pertama dan kedua mehasiswa menyamaratakan aturan penggunaan “to be”. Mahasiswa berfikir bahwa “tobe” digunakan dalam semua kalimat.
Ignorance of Rule Restriction
Disini penulis menemukan 60 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Berikut adalah contoh-contoh kesalahan dalam cakupan Ignorance of Rule Restriction.
Contoh : For play Seharusnya : For playing
For pray
Seharusnya : For praying
From play
Seharusnya : From playingDari ketiga contoh diatas terlihat bahwa mahasiswa tidak mengetahui aturan penggunaan “Gerund”
Incomplete Application of Rules
Dalam cakupan
Incomple Application of Rules, penulis
menemukan 50 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Kesalahan-kesalahan itu terjadi karena mahasiswa tidak14
menerapkan tata bahasa Inggris secara sempurna. Berikut adalah contoh-contoh kesalahan dalam cakupan Incomplete Application ofrules
Contoh : Almost all the lecture Seharusnya : Almost all of the lectures
He is a student Budi Luhur
Seharusnya : He is a student of Budi Luhur4. Kesimpulan
Dari penelitian ini penulis menemukan 169 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Berdasarkan analisis yang dilakukan, penulis menemukan 2 sumber utama kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Kedua sumber kesalahan tersebut adalah: Interlinguaal Transfer dan Intralingual Transfer.
Dari pembahasan diatas diketahui bahwa kesalahan bahasa yang dibuat oleh para mahasiswa adalah tipe kesalahan-kesalahan elementer dalam pembelajaran bahasa. Oleh karena itu penulis ingin memberikan saran kepada seluruh pengajar Bahasa Inggris dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi untuk lebih menekankan pada pola dasar bahasa Inggris dan menekankan perbedaan-perbedaan antara Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan yang sama pada pembelajaran Bahasa Inggris dimasa yang akan dating.
15
Daftar Pustaka
Brown, Douglas H. Principles of Language Learning and Teaching. London: Prentice Hall Regents. 1994
Corder, S.P, Error Analysis and Interlanguage. New York: Oxford University Press. 1981
Fauziati, E. Contrastive Analysis, Error Analysis, and Interlanguage:
Three Concepts One Goal. Jakarta: PKPB Unika Atma Jaya.
2005Nida, E.A.& Taber, C.R. The Theory and Practice of
Translation.Leiden:E.J. Brill.1982
Richard, Platt, J and Weber, H. Longman Dictionary of Applied
Linguistic. London: Longman.1985
Tou, A.B, A course Handout. Yogyakarta: English Education Departemen,FPBS Ikip Yogyakarta. 1989
Wills, W. The Science of Translation:Problem and Methods. Turbinger: Gunter Naar Verlaag.1982
PEDOMAN PENULISAN JURNAL
Beberapa hal yang harus diperhatikan penulis dalam penulisan jurnal adalah sebagai berikut: Maksud dan Tujuan
Jurnal SERASI diterbitkan oleh Pusat Riset dan Pengabdian Masyarakat Akademi Sekretari Budi Luhur untuk media penyebarluasan hasil penelitian yang dilakukan para peneliti di lingkungan Akademi Sekretari Budi Luhur maupun dari para peneliti lain.
Ruang Lingkup
Jurnal ini memuat tulisan hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu Administrasi dan Sekretari yang menunjang pengembangan ilmu pengetahuan, Teknologi dan Pembangunan Nasional.
Bahasa
Tulisan yang dimuat dalam jurnal ini menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baku. Penggunaan istilah hendaknya menggunakan pedoman dari lembaga Pembinaan Bahasa. Bentuk Naskah
Naskah diketik pada kertas jenis B5 warna putih pada satu permukaan dengan jarak 1,5 spasi. Tulisan mempunyai jarak 3cm dari kanan dan kiri kertas, atas dan bawah kertas berjarak 2,5cm. Panjang naskah tidak lebih dari 20 halaman dan sekurang-kurangnya 10 halaman termasuk gambar dan tabel. Tulisan menggunakan jenis font Tahoma ukuran 11, naskah diketik dengan bentuk satu kolom.
16
Naskah disusun dalam urutan: judul: Nama penulis: lembaga/instasi: Abstrak di tulis dalam 1 paragrap dan tidak lebih dari 200 kata. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris. Abstrak mendeskripsikan seluruh isi artikel yang meliputi tujuan, metode dan hasil penelitian; Pendahuluan ( berisi latar belakang; perumusan masalah; Tinjauan Pustaka; Tujuan penelitian); Metode penelitian ( alat, bahan, cara dan metode Analisis); Hasil dan pembahasan; Kesimpulan; Daftar Pustaka, lampiran ( kalau ada). Kutipan ditulis dengan catatan dalam.
Judul Karangan dan Nama Pengarang
Judul karangan berupa suatu ungkapan dalam bentuk kalimat pendek mencerminkan isi dari karangan. Hendaknya judul tidak lebih dari 12 kata bila artikel ditulis dalam bahasa Indonesia, dan bila artikel ditulis dalam bahasa Inggris hendaknya judul tidak lebih dari 10 kata. Agar judul tidak terlalu panjang, hendaknya dibuat sub judul yang ditulis di bawah judul. Nama lembaga/Instansi pengarang harus jelas dicantumkan pada halaman pertama. Bila sebuah artikel ditulis oleh lebih dari seorang penulis, maka penulisan nama pengarang hendaknya diurutkan berdasarkan besarnya tanggung jawab para penulis. Urutan pertama adalah ketua, kemudian urutan selanjutnya adalah anggota. Bila penulis berasal dari lembaga yang berbeda, maka alamat masing-masing lembaga harus dicantumkan.
Tabel dan Gambar
Tabel dan gambar diberi judul yang singkat dan jelas maksudnya. Judul tabel berada diatas, sedangkan judul pada gambar berada dibawah. Setiap tabel dan gambar diberi nomor urut (1,2,… dst).
Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka disusun menurut abjad nama penulis dan diketik 1 spasi untuk setiap pustaka dan berjarak 2 spasi untuk pustaka yang satu dengan yang lain.
Alamat Redaksi
Naskah dikirim dalam bentuk file(copy CD) dan 1 print out ke: Redaksi Lembaga Riset Akademi Sekretari Budi Luhur, Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan 12260, Telp. (021) 5853753 Ext. 217, Fax. (021) 7371165.