• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PERANCANGAN SMART PARKING SYSTEM BERBASIS ARDUINO UNO. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PERANCANGAN SMART PARKING SYSTEM BERBASIS ARDUINO UNO. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERANCANGAN SMART PARKING SYSTEM BERBASIS ARDUINO UNO

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer

Disusun oleh: Dimas Ardi Pratama

311510797

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

BEKASI

(2)

SKRIPSI

PERANCANGAN SMART PARKING SYSTEM BERBASIS ARDUINO UNO

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer

Disusun oleh: Dimas Ardi Pratama

311510797

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

BEKASI

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini. Laporan Skripsi dengan judul “PERANCANGAN SMART PARKING SYSTEM BERBASIS ARDUINO UNO” dimaksudkan untuk mencapai gelar Sarjana Komputer Strata Satu pada Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pelita Bangsa. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam proses penulisan Laporan Skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Hamzah Muhammad Mardi Putra, S.K.M., M.M., selaku Rektor Universitas Pelita Bangsa

2. Ibu Putri Anggun Sari., S.Pt., M.Si., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Pelita Bangsa.

3. Bapak Aswan S. Sunge, SE., M.Kom, selaku ketua Program Studi Teknik Informatika.

4. Bapak Andri Firmansyah, S.Kom., M.Kom, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Hamzah Muhammad Mardi Putra, S.K.M., M.M., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.

5. Teman-teman mahasiswa dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril, doa dan selalu membantu dalam setiap kesempatan.

Penulis menyadari bahwa mungkin masih terdapat kekurangan dalam Laporan Skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Bekasi, 19 November 2019

(8)

viii

ABSTRAK

Di Indonesia sangat jarang dibahas mengenai teknologi Smart Parking, terutama area khusus seperti gedung-gedung bertingkat seperti pusat pembelanjaan, rumah sakit, bandara, sekolah dan perkantoran. Salah satu perkembangan teknologi dalam bidang trasnportasi yang dapat kita temukan adalah sistem pelayanan parkir. Untuk merancang sebuah rangkaian yang berfungsi untuk mengatur sistem perparkiran. Untuk mengetahui secara pasti sisa kapasitas ruang parkir yang terisi dan tidak terisi. Penelitian ini menggunakan

Smart Parking Sistem Berbasis Arduino Uno dan dibuat di Rama Futsal dengan

alamat Perum Wisma Jaya, Jl. Kusuma Barat No. 1, Duren Jaya, Bekasi Timur, RT.007/RW.017, Duren Jaya, Kec. Bekasi Tim., Kota Bekasi, Jawa Barat 17111. Dikarenakan di area parkir ini menggunakan sensor ultrasonik untuk mengendalikan dengan menggunakan Arduino Uno. Mobil berada di depan sensor 1, Sensor membaca mobil yang berada di depannya, Sensor terbaca dan terlihat di layar 7segment, Valid. Mobil berada di depan sensor 2, Sensor membaca mobil yang berada di depannya, Sensor terbaca dan terlihat di layar 7segment, Valid. Mobil berada di depan sensor 3, Sensor membaca mobil yang berada di depannya, Sensor terbaca dan terlihat di layar 7segment, Valid. Dari hasil pembahasan perancangan prototyping smart parking berbasis arduino uno dapat diambil kesimpulan yaitu sistem parking ini dapat terkendali dengan sensor ultrasonik yang dapat memdeteksi keberadaan mobil yang berada di depannya sehingga dapat menunjukan ruang parkir atau menampilkan angka ruang parkir yang sudah terisi melalui layar alat 7segment dan di kendalikan oleh microcontroller arduino

uno.

(9)

ix

ABSTRACT

In Indonesia, very rarely is discussed about Smart Parking technology, especially special areas such as high rise buildings such as shopping centers, hospitals, airports, schools and offices. One of the technological developments in the field of transportation that we can find is the parking service system. To design a circuit that functions to regulate the parking system. To find out for sure the remaining capacity of the filled and unfulfilled parking space. This research uses Arduino Uno-based Smart Parking System and made in Rama Futsal with the address Perum Wisma Jaya, Jl. West Kusuma No. 1, Duren Jaya, Bekasi Timur, RT.007 / RW.017, Duren Jaya, Kec. Bekasi Tim., Bekasi City, West Java 17111. Because in this parking area uses ultrasonic sensors to control using Arduino Uno. The car is in front of sensor 1, the sensor reads the car in front of it, the sensor is read and visible on the 7-segment screen, valid. The car is in front of sensor 2, the sensor reads the car in front of it, the sensor is read and visible on the 7-segment screen, valid. The car is in front of sensor 3, the sensor reads the car in front of it, the sensor is read and visible on the 7-segment screen, valid. From the results of the discussion of arduino uno-based smart parking prototyping design, it can be concluded that this parking system can be controlled with an ultrasonic sensor that can detect the presence of a car in front of it so that it can show the parking space or display the number of parking spaces already filled through the seven segment device screen and controlled by an arduino uno microcontroller.

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ...Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN...Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMAKASIH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Identifikasi Masalah ... 2 1.3 Batasan Masalah ... 2 1.4 Rumusan Masalah ... 3 1.5 Tujuan Penelitian ... 3 1.6 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 4

2.1 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1.1 Kajian Jurnal Pertama ... 4

2.1.2 Kajian Jurnal Kedua ... 4

2.1.3 Kajian Jurnal Ketiga ... 4

2.1.4 Kajian Jurnal Keempat ... 5

2.1.5 Kajian Jurnal Kelima ... 5

2.1.6 Kajian Jurnal Keenam ... 6

2.2 LANDASAN TEORI ... 6

2.2.1 Perancangan sistem ... 6

2.2.2 Karateristik perancangan sistem ... 6

2.2.3 Smart Parking Sysytem ... 8

(11)

xi

2.2.5 Kelebihan Arduino Uno ... 10

2.2.6 Soket USB... 10

2.2.7 Iput/Output Digital Dan Input Analog ... 10

2.2.8 Catu Daya ... 11

2.2.9 Baterai/Adaptor ... 11

2.2.10 Arduino IDE ... 11

2.2.11 Ethernet Shield ... 12

2.2.12 Breadboard ... 13

2.2.13 LED (Light Emitting Dioda) ... 14

2.2.14 Kabel Jumper ... 15

2.2.15 Sensor Ultrasonik ... 16

2.2.16 Cara Kerja Sensor Ultra Sonik ... 17

2.2.17 7Segment ... 18

2.3 Teori Khusus ... 20

2.4 Teori Perancangan ... 21

2.4.1 Prototyping... 21

2.4.2 UML (Unified Modelling Language) ... 22

2.4.3 Pengertian Use Case Diagram ... 23

2.4.4 Pengertian Activity Diagram ... 24

2.4.5 Pengertian Sequence Diagram ... 26

2.4.6 Metode Pengujian Black Box ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Timeline Penelitian ... 29

3.3 Tahap Penelitian ... 30

3.4 Perancangan UML ... 31

3.5 Use Case Diagram ... 31

3.6 Activity Diagram ... 32

3.7 Sequence Diagram ... 34

3.8 Skema Rancangan Alat ... 35

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Spesifikasi Sistem ... 36

(12)

4.3 Hasil Pengujian Black Box ... 39 BAB V PENUTUP ... 40 5.1 Kesimpulan ... 40 5.2 Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA ... 41 LAMPIRAN ... 43

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kelebihan Microcontroller ... 21

Tabel 2. 2 Pengertian Use Case Diagram ... 23

Tabel 2. 3 Pengertian Activity Diagram ... 25

Tabel 2. 4 Pengertian Sequence Diagram ... 26

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Arduino Uno ... 10

Gambar 2. 2 Arduino IDE ... 11

Gambar 2. 3 Ethernet Shield ... 12

Gambar 2. 4 Breadbord dan jalurnya ... 14

Gambar 2. 5 LED (Light Emitting Dioda) ... 14

Gambar 2. 6 Kabel Jumper Male to Male ... 15

Gambar 2. 7 Kabel Jumper Male to Female ... 15

Gambar 2. 8 Kabel Jumper Female to Female ... 16

Gambar 2. 9 Sensor Ultra Sonik ... 17

Gambar 2. 10 Cara kerja sensor ultrasonik dengan transmitter dan receiver ... 17

Gambar 2. 11 7Segment ... 19

Gambar 2. 12 Digit 0 pada 7 segment ... 19

Gambar 2. 13 Digit 1 Pada 7Segment ... 19

Gambar 2. 14 Digit 2 Pada 7Segment ... 20

Gambar 2. 15 Digit 3 Pada 7Segment ... 20

Gambar 2. 16 Prototyping ... 22

Gambar 3. 1 Tahap penelitian ... 30

Gambar 3. 2 Usecase Diagram System ... 31

Gambar 3. 3 Activity Diagram Sistem Kendali ... 32

Gambar 3. 4 Activity Diagram Cara Kerja Sistem ... 33

Gambar 3. 5 Sequence Diagram Sistem Kendali ... 34

Gambar 3. 6 Rancangan Alat ... 35

Gambar 4. 1 Sensor dan 7Segment ... 37

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di indonesia saat ini masih sangat jarang mengenai teknologi smart

parking, terutama seperti area khususnya seperti perkantoran, pusat pembelanjaan,

rumah sakit, sekolahan, dan bandara. Maka dari itu perkembangan teknologi dalam bidang trasnportasi yang dapat kita temukan adalah sistem pelayanan parkir. Saat ini perparkiran dalam suatu gedung-gedung sudah mulai menggunakan sistem otomatisasi dalam pengoperasiannya, tetapi pengguna parkir masih sajah terkendala atau kesulitan dalam hal mencari tempat parkir yang sangat kosong maka dengan mengelilingi area parkir tersebut sehingga kurang efisien dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memarkirkan kendaraan. Jika proses pelayanan tersebut dapat digantikan dengan menggunakan sistem yang lebih maju lagi maka akan sangat menguntungkan bagi pengguna parkir, baik itu untuk perusahaan besar atau tempat umum lainnya. [1]

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti merasa perlu membuat suatu alat kendali parkir cerdas (smart parking) dengan menggunakan mikrokontroler sebagi otak pengendalian. Komponen yang digunakan dalam pembuatan alat kendali sistem parkir sangat banyak di pasaran. Rangkaian yang digunakan meliputi beberapa komponen seperti sensor ultrasonik, mikrokontroler, kabel jumper, dan lain sebagainya.

Informasi sangat dibutuhan yang paling penting dalam kemajuan teknologi saat ini.Maka salah satu contohnya adalah ketersediaan lahan parkir. Informasi ini memberi kenyamanan bagi setiap pengendara atau pengelola gedung dan petugas pengaturan parkir. Diperlukan adanya penginformasian untuk mengurangi terjadinya kemacetan dan antrian yang sering kali terjadi di pusat-pusat perbelanjaan. Namun adanya lahan parkir tersebut maka dari itu sekarang ini baik di perkantoran, gedung-gedung bertingkat dan tempat-tempat perbelanjaan tidak dilengkapi dengan adanya suatu sistem informasi lahan parkir otomatis sehingga

(17)

2

dapat mengakibatkan kemacetan. Maka dari itu dibuat lah sebuah alat sistem informasi parkir yang dapat ditampilkan sebelum pengendara masuk ke tempat parkir. Untuk mewujudkan sistem maka dibuat lah miniatur lahan parkir 1 lantai dengan kapasitas 3 kendaraan setiap lantainya. Maka setiap slot parkiran akan dipasang sensor infra merah dan fotodioda yang dituju untuk kendaraan saja. Sensor infra merah akan terus memancarkan cahaya infra merah dan akan ditangkap oleh fotodioda. Apabila sinar infra merah ini terhalang oleh suatu benda maka fotodioda tidak akan menangkap sinar infra merah yang dipancarkan oleh sensor infra merah. Setiap perubahan fotodioda yang terjadi pada setiap lantai akan diterima oleh mikrokontroler.

Penelitian yang akan dilakukan memiliki beberapa perbedaan dari penelitian-penelitian terdahulu, jenis peralatan, sensor dan proses yang akan dilakukan. Penelitian ini dilakukan guna merancang dan membuat suatu sistem smart parking yang dapat diketahui oleh pengguna parkir yang ingin memarkirkan kendaraanya dan memonitoring area parkir sebelum memasuki area parkir.

Berdasarkan uraian singkat tersebut diatas, penulis mencoba mengangkat judul penulisan skripsi yang berjudul: “PERANCANGAN SMART PARKING

SYSTEM BERBASIS ARDUINO UNO” Di Rama Futsal Bekasi. 1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dari tugas skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Pengguna parkir atau pengendara masih terkendala atau kesulitan dalam

mencari tempat parkir yang kosong.

2. Memerlukan waktu yang lama jika harus mencari tempat parkir dengan cara berkeliling.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari tugas skripsi ini adalah sebagai yaitu :

“ Perlunya system smart parking untuk pengendara yang kesulitan dalam mencari tempat parkir yang masih kosong dan memerlukan waktu yang lama untuk mencari tempat parkir dengan cara berkeliling”.

(18)

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana merancang rangkaian smart parking system menggunakan arduino uno di Rama Futsal ?

2. Bagaimana untuk mengetahui kapasitas ruang parkir menggunakan system arduino uno ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam tugas skripsi ini ialah sebagai berikut:

1. Membuat sebuah rangkaian system smart parking yang berfungsi untuk mempermudah pengendara dalam mencari tempat parkir yang masih tersedia. 2. Untuk mengetahui secara pasti sisa kapasitas ruang parkir yang terisi dan

tidak terisi.

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam pengerjaan tugas skripsi ini terdapat manfaat yang akan diperoleh, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk menginformasikan ruang parkir yang masih tersedia kepada pengendara yang akan memarkirkan kendaraananya secara tepat.

2. Dapat mengurangi terjadinya penumpukan kendaraan pada halaman ruang parkir yang diakibatkan dari pencarian ruang parkir tanpa sebuah kepastian tentang ketiadaanya.

3. Dapat menertibkan administrasi parkir karena terhitung dengan tepat jumlah

(19)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Kajian Jurnal Pertama

(Muhammad Akbar dan Suwatri Jura, 2018), di dalam penelitian yang berjudul “Sistem Tersemat Pendeteksi Slot Parkir”. Sangat dibutuhkan lahan parkir untuk kendaraan ini telah mengalami peningkatan yang sangat baik dari segi kapasitas maupun teknologi yang digunakan. Tidak dipungkiri bahwa kebutuhan akan lahan parkir sudah menjadi suatu hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyediakan informasi ketersediaan slot parkir yang real time kepada pengguna lahan parkir. Dengan kata lain penggunaan smart parking system (SPS). [2]

2.1.2 Kajian Jurnal Kedua

(Catur Iswahyudi, Dkk, 2017), di dalam penelitian yang berjudul “Purwarupa Sistem Parkir Cerdas Berbasis Arduino Sebagai Upaya Mewujutkan

Smart City”. Desain prototipe sistem parkir pintar berdasarkan arduino bertujuan

untuk memfasilitasi petugas dimanajemen parkir dan juga membantu pengemudi untuk mengetahui lokasi slot parkir yang tersedia. Prototipe ini terdiri dari empat komponen utama: mikrokontroler ATMega8535, sensor ultrasonik, servo, dan LED. [3]

2.1.3 Kajian Jurnal Ketiga

(Rudi Kurniawan, Dkk, 2017), di dalam penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Prototype Sistem Smart Parking Berbasis Arduino Dan Pemantauan Melalui Smartphone”. Perancangan Smart Parking adalah untuk merancang bagi suatu alat mikrokontroler yaitu Smart Parking yang dapat menginformasikan dan mengarahkan pengendara mobil ke area parkir yang kosong. Lahan parkir yang dijadikan sebagai objek penelitian terdiri dari beberapa

(20)

lokasi parkir dengan kapasitas beberapa kendaraan, namun penelitian ini hanya memilih bebarapa slot parkir sebagai sampel. [1]

2.1.4 Kajian Jurnal Keempat

(Rosihan Aminuddin, Dkk, 2019), di dalam penelitian yang berjudul “Implementasi Sistem Pengontrolan Smart Parking Menggunakan Mikrokontroler Arduino Uno Di Universitas Patria Artha”. Sistem smart parking ini dirancang dengan menggunakan sensor ultrasonik yang diletakan pintu di masuk dan keluar kampus, Tujuan dari penggunaan sensor tersebut tentunya sebagai alat yang memberikan data masukan kepada arduino uno sebagai pengolah data yang selanjutnya diproses dengan hasil keluaran sebuah instruksi kepada motor servo dan juga tampilnya suatu informasi melalui sebuah layar LCD yang menunjukan keterangan mengenai jumlah kendaraan yang parkir. [4]

2.1.5 Kajian Jurnal Kelima

(Dony Susandi, Dkk, 2019), di Dalam Penelitian Yang Berjudul “Perancangan Smart Parking System Pada Prototype Smart Office Berbasis Internet Of Things”. Sistem perparkiran mampu melakukan manajemen perparkirannya secara mandiri dan memenuhi harapan pemilik kendaraan.Metode penelitian diawali dengan mengidentifikasi permasalahan hingga menentukan metode pengembangan sistem,dilanjutkan dengan pengumpulan datadan pustaka, pengembangan sistem, hingga dihasilkannya smart parking system. Perancangan

smart parking system terdiri komponen identifikasi menggunakan metode Automatic Number Plate Recognitiondengan algoritma KNN, komponen

pengendali sistem terdiri dari Raspberry pi dan Arduino Uno r3 tersimpan pada ruang kontrol yang memanfaatkan pin digital dan pin analog untuk transimi data/instruksi, komponen manajemen lokasi parkir yaitu perangkat lunak yang dihasilkan dengan menggunakan Arduino IDE, Python, MIT App Inventor, Fritzing dan Cayenne untuk mengintegrasikan Raspberry Pi dengan Arduino Uno r3 pada smart parking system. Hasil uji coba pendeteksian pada plat nomor kendaraan menujukkan tingkat keberhasilan mencapai 60% dari 10 plat nomor yang berbeda. Melalui sistem manajemen parkir, pemilik kendaraan diarahkan ke tempat parkir kosong dengan tingkat keamanan yang relatif tinggi, dimana setiap

(21)

6

kendaraan yang masuk kedalam sistem harus teridentifikasi dan diberikan kode akses keluar dengan memanfaatkan QR Code yang diberikan pada saat memasuki sistem. [5]

2.1.6 Kajian Jurnal Keenam

(Galih Raditya Pranada, 2015), di Dalam Penelitian Yang Berjudul “

Smart Parking Berbasis Arduino Uno”. Informasi mengenai keadaan tempat

parkir akan ditampilkan pada sebuah layar yang ditempatkan pada pintu masuk tempat parkir. Pembuatan sistem Smart Parking Berbasis Arduino Uno melalui beberapa tahap yaitu : (1) Identifikasi kebutuhan; (2) Analisis kebutuhan; (3) Perancangan perangkat keras (Hardware); (4) Perancangan perangkat lunak (Software); (5) Pengujian; (6) Cara kerja dan pengoperasian alat. Pembuatan perangkat lunak (Software) sistem ini menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilaksanakan diperoleh hasil bahwa sistem Smart Parking Berbasis Arduino Uno mampu memberikan informasi kepada pengendara mengenai jumlah ketersediaan slot parkir dan dimana letak slot parkir terdekat yang masih kosong. [6]

2.2 LANDASAN TEORI 2.2.1 Perancangan sistem

Perancangan merupakan tahap yang dilakukan dalam pengembangan system dengan metode prototype, setelah melakukan proses analisa terhadap system lama ,dalam sub bab ini akan menjelaskan teori- teori perancangan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini . adapun teori perancangan tersebut berupa perancangan system dan perancangan antarmuka pengguna . Dalam hal ini dipilihlah UML (Unified Modeling Language ) sebagai teori perancangan system yang digunakan untuk menggambarkan prosedur dan alur proses system baik yang sedang berjalan maupun yang di usulkan dan metode pengembangan system

prototype sebagai metode pengembangan penelitiannya .

2.2.2 Karateristik perancangan sistem

Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan behwa hal tersebut bias dikatakan sebagai suatu sistem menurut Agus Jayadi. [7] yaitu :

(22)

1. Mempunyai komponen sistem (components sistem)

Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang berisi sistem lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Apabila suatu sistem memerlukan salah satu dari komponen sistem lain yang lebih besar, maka kan disebut dengan subsistem, sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya.

2. Mempunyai Batasan sistem (boundary)

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi anatara suatu sistem dengan sistem lainnya, atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Mempunyai lingkungan (environment)

Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan ataupun yang merugikan . pengaruh yang menguntungkan ini tentunya harus dijaga sehingga akan mendukung kelangsungan oprasi sebuah sistem. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan sebuah sistem.

4. Mempunyai penghubung (interface) antar komponen

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang lain membentuk satu kesatuan.

5. Mempunyai masukan (input)

Masukan atau input merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input), yaitu bahan yang dimasukan agar sistem tersebut dapat beroprasi dan masukan sinyal (signal input), yaitu masukan yang di proses untuk mendapatkan keluaran. Keluaran sistem (Output) Keluaran sistem adalah mengolah suatu energi dan di klasifikasikan

(23)

8

menjadi suatu keluaran yang berguna , keluaran dapet merupakan masukan untuk subsistem yang lain seperti sistem informasi.

6. Mempunyai pengilahan (processing)

Pengolahan (process) merupakan bagian yang melakukan perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

7. Mempunyai sasaran (objective) dan tujuan

Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan (goal). Apabila sistem tidak mempunyai sasaran, maka oprasi sistem tidak aka nada gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem. Tanpa ada tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan terkendali.

8. Mempunyai keluaran (output)

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa pembuangan. 2.2.3 Smart Parking Sysytem

Smart parking system adalah sistem parking yang menggunakan beraneka ragam teknologi untuk mengefisienkan dalam mengatur parkir. Sistem parkir pada kenyataannya sekarang ini masih menggunakan teknologi konvensional meskipun telah terdapa beberapa penambahan teknologi terbaru di dalamnya, namun masih terdapat celah di dalam sistem tersebut, yakni tidak adanya sistem informasi mengenai stok slot parkir yang tersedia. Sasaran yang ingin dicapai dengan adanya sistem tersemat yang akan peneliti buat ini diharapkan nantinya akan terdapat sistem informasi mengenai stok slot ketersediaan parkir tersebut, sehingga tentu saja dengan adanya sistem tersebut dapat mempermudah para pengguna lahan parkir.

2.2.4 Arduino Uno

Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Saat ini Arduino sangat populer di seluruh dunia. Banyak pemula yang belajar mengenal robotika dan elektronika lewat Arduino karena mudah dipelajari. Tapi tidak hanya pemula, para

(24)

hobbyist atau profesional pun ikut senang mengembangkan aplikasi elektronik menggunakan Arduino. Bahasa yang dipakai dalam Arduino bukan assembler yang relatif sulit, tetapi bahasa C yang disederhanakan dengan bantuan pustaka-pustaka (libraries) Arduino. Arduino juga menyederhanakan proses bekerja dengan mikrokontroler, sekaligus menawarkan berbagai macam kelebihan antara lain:

a. Murah – Papan Arduino biasanya dijual relatif murah dibandingkan dengan platform mikrokontroler pro lainnya. Jika ingin lebih murah lagi, tentu bisa dibuat sendiri dan itu sangat mungkin sekali karena semua sumber daya untuk membuat sendiri Arduino tersedia lengkap di website Arduino bahkan di website-website komunitas Arduino lainnya. Tidak hanya cocok untuk Windows, namun juga cocok bekerja di Linux.

b. Sederhana dan mudah pemrogramannya – Perlu diketahui bahwa lingkungan pemrograman di Arduino mudah digunakan untuk pemula, dan cukup fleksibel bagi mereka yang sudah tingkat lanjut. Untuk guru/dosen, Arduino berbasis pada lingkungan pemrograman Processing, sehingga jika mahasiswa atau murid-murid terbiasa menggunakan Processing tentu saja akan mudah menggunakan Arduino.

c. Perangkat lunaknya Open Source – Perangkat lunak Arduino IDE dipublikasikan sebagai Open Source, tersedia bagi para pemrogram berpengalaman untuk pengembangan lebih lanjut. Bahasanya bisa dikembangkan lebih lanjut melalui pustaka-pustaka C++ yang berbasis pada Bahasa C untuk AVR.

d. Perangkat kerasnya Open Source – Perangkat keras Arduino berbasis

mikrokontroler ATMEGA8, ATMEGA168, ATMEGA328 dan

ATMEGA1280 (yang terbaru ATMEGA2560). Dengan demikian siapa saja bisa membuatnya (dan kemudian bisa menjualnya) perangkat keras Arduino ini, apalagi bootloader tersedia langsung dari perangkat lunak Arduino IDE-nya. Bisa juga menggunakan breadoard untuk membuat perangkat Arduino beserta periferal-periferal lain yang dibutuhkan.

(25)

10

2.2.5 Kelebihan Arduino Uno

Arduino memiliki beberapa kelebihan-kelebihan tersendiri, yaitu :

a. Tidak perlu perangkat chip programmer karena didalamnya sudah ada bootloadder yang akan menangani upload program dari komputer.

b. Sudah memiliki sarana komunikasi USB, Sehingga pengguna laptop yang tidak memiliki port serial bisa menggunakannya.

c. Memiliki modul siap pakai (Shield) yang bisa ditancapkan pada board arduino. Contohnya shield GPS, Ethernet,dll.

Gambar 2. 1 Arduino Uno 2.2.6 Soket USB

Soket USB adalah soket kabel USB yang disambungkan kekomputer atau laptop. Yang berfungsi untuk mengirimkan program ke arduino dan juga sebagai port komunikasi serial.

2.2.7 Iput/Output Digital Dan Input Analog

Input/output digital atau digital pin adalah pin pin untuk menghubungkan arduino dengan komponen atau rangkaian digital. contohnya , jika ingin membuat LED berkedip, LED tersebut bisa dipasang pada salah satu pin input atau output digital dan ground. komponen lain yang menghasilkan output digital atau menerima input digital bisa disambungkan ke pin pin ini.

Input analog atau analog pin adalah pin pin yang berfungsi untuk menerima sinyal dari komponen atau rangkaian analog. contohnya , potensiometer, sensor suhu, sensor cahaya, dll.

(26)

2.2.8 Catu Daya

Pin-pin catu daya adalah pin yang memberikan tegangan untuk komponen atau rangkaian yang dihubungkan dengan arduino. Pada bagian catu daya ini pin Vin dan Reset. Vin digunakan untuk memberikan tegangan langsung kepada arduino tanpa melalui tegangan pada USB atau adaptor, sedangkan Reset adalah pin untuk memberikan sinyal reset melalui tombol atau rangkaian eksternal. 2.2.9 Baterai/Adaptor

Soket baterai atau adaptor digunakan untuk menyuplai arduino dengan tegangan dari baterai/adaptor 9V pada saat arduino sedang tidak disambungkan kekomputer. Jika arduino sedang disambungkan kekomputer dengan USB, Arduino mendapatkan suplai tegangan dari USB, Jika tidak perlu memasang baterai/adaptor pada saat memprogram arduino.

2.2.10 Arduino IDE

IDE Arduino (Integrated Development Environtment), IDE Arduino

adalah bagian software opensource yang memungkinkan kita untuk memprogram bahasa Arduino dalam bahasa C. IDE memungkinkan kita untuk menulis sebuah program secara step by step kemudian instruksi

tersebut di upload ke papan Arduino.(Andi Adriansyah1,Oka

Hidyatama2,2013).

(27)

12

2.2.11 Ethernet Shield

A. Pengertian Ethernet Shield

Ethernet Shield adalah modul yang digunakan untuk mengkoneksikan Arduino dengan internet menggunakan kabel (Wired). Arduino Ethernet Shield dibuat berdasarkan pada Wiznet W5100 ethernet chip. Wiznet W5100 menyediakan IP untuk TCP dan UDP, yang mendukung hingga 4 socket secara simultan. Untuk menggunakanya dibutuhkan library Ethernet dan SPI. Dan Ethernet Shield ini menggunakan kabel RJ-45 untuk mengkoneksikanya ke Internet, dengan integrated line transformer dan juga Power over Ethernet.

Gambar 2. 3 Ethernet Shield

B. Cara Kerja Ethernet Shield

Ethernet Shield bekerja dengan cara memberikan layanan IP pada arduino dan PC agar dapat terhubung ke internet. Cara menggunakan cukup mudah yaitu hanya dengan menghubungkan Arduino Ethernet Shield dengan papan Arduino lalu akan disambungkan ke jaringan internet. Cukup memasukkan module ini ke papan Arduino, lalu menghubungkannya ke jaringan ineternet dengan kabel RJ-45, maka Arduino akan terkoneksi langsung ke internet. Dan untuk menggunakanya, tentu saja kita harus menyetting IP pada modul dan PC internet agar dapat terhubung satu sama lain.

Selain itu module ini juga terdapat sebuah onboard micro-SD slot, yang dapat digunakan untuk menyimpan file dan data. Modul Ethernet Shield bisa digunakan dengan board Arduino Uno dan Mega. Dan dapat bekerja dengan baik pada kedua Arduino tersebut. Untuk menggunakan akses microSD card reader

(28)

onboard ini dapat dengan menggunakan library SD card. Saat menggunakan library

ini, SS ditempatkan pada Pin 4. Module Ethernet juga terdapat pula reset controller, untuk memastikan bahwa module W5100 Ethernet dapat reset on power-up. Agar board Arduino dapat berkomunikasi baik dengan module W5100 dan SD card menggunakan SPI bus melalui ICSP header, yang ada pada board Arduino Uno di pin digital 10, 11, 12, dan 13, sedangkan pada board Arduino Mega pada pin digital 50, 51, dan 52. Di kedua board Arduino tersebut, pin digital 10 digunakan untuk memilih mode W5100 dan pin digital 4 untuk SD card, dimana pin tersebut tidak dapat digunakan untuk pin I/O biasa. Dalam board Arduino Mega, pin digital 53 (SS) tidak digunakan sama sekali, baik untuk memilih antara module W5100 atau SD card, namun harus tetap ditetapkan sebagai output agar interface SPI dapat bekerja dengan baik.

2.2.12 Breadboard

ProjectBoard atau yang sering disebut sebagai BreadBoard adalah dasar konstruksi sebuah sirkuit elektronik dan merupakan prototipe dari suatu rangkaian elektronik. Breadboard banyak digunakan untuk merangkai komponen, karena dengan menggunakan breadboard, pembuatan prototipe tidak memerlukan proses menyolder. Karena sifatnya yang solderless alias tidak memerlukan solder sehingga dapat digunakan kembali dan dengan demikian sangat cocok digunakan pada tahapan proses pembuatan prototipe serta membantu dalam berkreasi dalam desain sirkuit elektronika.

Berbagai sistem elektronik dapat di modelkan dengan menggunakan breadboard, mulai dari sirkuit analog dan digital kecil sampai membuat unit pengolahan terpusat (CPU). Secara umum breadbord memiliki jalur seperti berikut ini :

(29)

14

Gambar 2. 4 Breadbord dan jalurnya 2.2.13 LED (Light Emitting Dioda)

Menurut (Artono & Susanto, 2017) [8], LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat mendapat arus bisa maju (forward bias). LED (Light Emitting Dioda) merupakan salahsatu jenis

dioda, sehingga hanya akan mengalirkan arus listriksatu arah saja. LED akan

memancarkan cahaya apabila diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi

forward bias.Berbeda dengan dioda pada umumnya, kemampuan

mengalirkan arus pada LED (Light Emitting Dioda) cukuprendah yaitu maksimal 20 mA. Apabila LED (Light EmittingDioda) dialiri arus lebih besar dari 20 mA maka LED akan rusak, sehingga pada rangkaian LED dipasang sebuah resistor sebagai pembatas arus. LED memiliki kaki 2 buah seperti dengan dioda yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Pemasangan LED (Light Emitting Dioda) agar dapat menyala adalah dengan memberikan tegangan bias maju yaitu dengan memberikan tegangan positif ke kaki anoda dan tegangannegatif ke kaki katoda.

(30)

2.2.14 Kabel Jumper

Kabel jumper adalah kabel elektrik untuk menghubungkan antar komponen di breadboard tanpa memerlukan solder. Kabel jumper umumnya memiliki connector atau pin di masing-masing ujungnya. Connector untuk menusuk disebut male connector, dan connector untuk ditusuk disebut female

connector. Kabel jumper dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Male to Male

Kabel jenis ini memiliki kedua ujung yang dapat ditancapkan breadboard atau komponen yang terdapat lubang untuk memasukan jenis konektor tersebut atau biasa disebut female-nya.

Gambar 2. 6 Kabel Jumper Male to Male

2. Male to Female

Kabel jenis ini salah satu ujungnya memiliki ujung yang dapat digunakan untuk memasukan ke breadboard atau biasa disebut male dan disisi yang lain tidak memiliki ujung seperti rumah konektor atau female.

(31)

16

3. Female to Female

Kabel jenis ini memiliki kedua ujung yang sejenis, yaitu berupa rumah konektor yang dapat dimasukan komponen yang memiliki kaki seperti head connector.

Gambar 2. 8 Kabel Jumper Female to Female 2.2.15 Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu.

Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan lumba-lumba. Bunyi ultrasonik nisa merambat melalui zat padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa.

Menurut ( Zuly Budiarto & Agung Prihandono, 2015), [9] Sensor ultrasonik parallax ping terdiri dari sensor, chip pembangkit gelombang, penerima gelombang dan pembangkit pulsa. Ketika rangkaian elektronik dari parallax ping mendapat catu daya, maka akan dihasilkan pulsa-pulsa yang akan dikirim oleh bagian transmiter. Sensor akan mendeteksi adanya sebuah objek yang berada di depan sensor, yang ditandai dengan adanya sinyal yang diterima oleh sensor penerima pulsa. Jarak tempuh pulsa dianggap sebagai dua kali jarak sensor dengan objek.

(32)

Gambar 2. 9 Sensor Ultra Sonik 2.2.16 Cara Kerja Sensor Ultra Sonik

Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul diterima.

Gambar 2. 10 Cara kerja sensor ultrasonik dengan transmitter dan receiver

1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz. Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan adalah 40kHz.

(33)

18

2. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal tersebut akan dipantulkan oleh benda tersebut.

3. Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda dihitung berdasarkan rumus :

4. S = 340.t/2 dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang pantul), dan t adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh transmitter dan waktu ketika gelombang pantul diterima receiver.

2.2.17 7Segment

Even Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia

disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven

Segment Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator,

Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven

Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh

Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).

Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen

dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal. Terdapat beberapa jenis Seven Segment

Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid

(34)

Gambar 2. 11 7Segment 2.2.18 Cara Kerja 7Segment

Untuk menampilkan digit 0 maka deretan led yang harus dinyalakan adalah A,B,C,D,E,F

Gambar 2. 12 Digit 0 pada 7 segment

Untuk menampilkan digit 1 maka deretan led yang harus dinyalakan adalah B,C

(35)

20

Untuk menampilkan digit 2 maka deretan led yang harus dinyalakan adalah A,B,D,E,G

Gambar 2. 14 Digit 2 Pada 7Segment

Untuk menampilkan digit 3 maka deretan led yang harus dinyalakan adalah A,B,C,D,G

Gambar 2. 15 Digit 3 Pada 7Segment 2.3 Teori Khusus

2.3.1 Microkontroller

Menurut (Heri & Johan, 2017), [10] microcontroller adalah suatu central

processing unit (CPU) yang disertai dengan memori serta sarana input – output

dan dibuat dalam bentuk chip. CPU ini terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama adalah unit pengendali dan yang ke dua adalah unit aritmatika dan logika. Unit pengendali berfungsi untuk mengambil intruksi-intruksi yang tersimpan dalam memori, member kode intruksi-intruksi tersebut dan melaksanakannya. Unit pengendali menghasilkan sinyal pengendali yang berfungsi untuk menyamakan oprasi serta mengatur aliran informasi. Mikrokontroler pada alat ini berfungsi memproses data dari inputan untuk kemudian diteruskan ke rangkain output.

(36)

Tabel 2. 1 Kelebihan Microcontroller

No Kelebihan Microcontroller

1 Penggerak pada mikrokontroler menggunakan Bahasa pemograman assembly dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoprasian sistem menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem (Bahasa assembly ini mudah dimengerti karena parameter input dan output langsung bias di akses tanpa menggunakan banyak syarat perintah)

2 Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor , memori, dan I/O

terintregrasi menjadi satu kesatuan control sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai computer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem.

3 Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan computer sedangkan parameter computer hanya digunkan untuk download perintah instruksi atau program.

4 Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori

dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.

5 Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah di dapat.

2.4 Teori Perancangan 2.4.1 Prototyping

Menurut (Susanto & Andriana, 2016), [11] model prototyping merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi tertentu mengenai kebutuhan-kebutuhan informasi pengguna secara cepat. Berfokus pada penyajian dari aspek-aspek perangkat lunak tersebut yang akan nempak bagi pelanggan atau pemakai. Prototype tersebut akan dievaluasi oleh pelanggan/pemakai dan dipakai untuk

(37)

22

menyaring kebutuhan pengembangan perangkat lunak. Cakupan aktivitas dari prototyping model terdiri dari :

Gambar 2. 16 Prototyping

1. Mendefinisikan objektif secara keseluruhan dan mengidentifikasi kebutuhan yang sudah diketahui.

2. Melakukan perancangan secara cepat sebagai dasar untuk membuat

prototype.

3. Menguji coba dan mengevaluasi prototype dan kemudian melakukan penambahan dan perbaikan-perbaikan terhadap prototype yang sudah dibuat.

2.4.2 UML (Unified Modelling Language)

Menurut (Suendi, 2018), [12] Unified Modelling Language (UML) adalah Bahasa spesifikasi standar yang dipergunakan untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun perangkat lunak. UML merupakan metodelogi dalam menghubungkan system berorientasi objek dan juga merupakan alat untuk mendukung pengembangan sistem. Sedangkan menurut(S & Shalahudin, 2014), UML merupakan Bahasa visual untuk pemodelan dan komunikai mengenai sebuah system dengan menggunakan diagram dan teks – teks pendukung. UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak terbatas pada Metodelogi tertentu. Tujuan dari penggunaa UML antara lain :

(38)

dan proses rekayasa. UML tidakterikat pada salah satu Bahasa pemrograman, dalamhalinibahwa UML dapat di terapkanterhadapsemua Bahasa pemrograman. 2. Menyatukan praktik-praktik terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

3. Memberikan model yang siap pakai, Bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model denganmudah dan dimengerti secara umum. UML akan mempermudah dan dimengerti secara umum, sehingga dalam prototype akan mempermudah dalam melakukan realisasi rancangan.

4. UML bisa juga berfungsi sebagai sebuah (blue print) cetak biru karena sangat lengkap dan detail. Dengan cetak biru ini maka akan bisa diketahui informasi secara detail tentang coding program atau bahkan membaca program dan menginterpretasikan kembali kedalam bentuk diagram (reserve enginering). 2.4.3 Pengertian Use Case Diagram

Menurut(Suendi, 2018), Use Case diagram merupakan fungsionalitas yangdisediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau actor.

Use Case Diagram secara grafis menggambarkan antar sistem, sistem

eksternal, dan pengguna. Use Case mendeskripsikan bagaimana sebuah aktor melakukan interaksi dengan sistem atau perangkat lunak yang sedang dirancang.

Tabel 2. 2 Pengertian Use Case Diagram

No Simbol Nama Keterangan

1 Actor

Menspesifikasikan himpuan

peran yang pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan Use

Case.

2 Dependency

Hubungan dimana perubahan

yang terjadi pada suatu elemen

mandiri (independent) akan

mempengaruhi elemen yang

bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (independent).

(39)

24

3 Generalization

Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).

4 Include Menspesifikasikan bahwa Use

Case sumber secara eksplisit.

5 Extend

Menspesifikasikan bahwa Use

Case target memperluas perilaku

dari Use Case sumber pada suatu titik yang diberikan.

6 Association

Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya.

7 System

Menspesifikasikan paket yang

menampilkan sistem secara

terbatas.

8 Use Case

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor

9 Collaboration

Interaksi aturan-aturan dan elemen lain yang bekerja sama untuk menyediakan prilaku yang lebih besar dari jumlah dan elemen- elemennya (sinergi).

10 Note

Elemen fisik yang eksis saat aplikasi dijalankan dan

mencerminkan suatu sumber daya komputasi.

2.4.4 Pengertian Activity Diagram

Menurut (Suendi, 2018), activity diagram adalah memodelkan alur kerja (iworkflow) sebuah proses bisnis dan urutan aktivitas dalam suatu proses.

Activity diagram atau aktivitas Diagram menampilkan proses dari satu

aktivitas ke aktivitas lainnya dalam sebuah sistem atau proses bisnis yang sedang dirancang, bukan menggambarkan apa yang dilakukan aktor.

(40)

Tabel 2. 3 Pengertian Activity Diagram

No Simbol Nama Keterangan

1 Actifity

Memperlihatkan

bagaima

na masingmasing kelas

antarmuka saling

berinteraksi satu sama lain

2 Initial Node Bagaimana objek dibentuk

atau diawali.

3 Actifity

Final Node

Bagaimana objek dibentuk dan dihancurkan. No Si mbol Nama Keterangan 4 Fork Node

Satu aliran yang pada tahap tertentu berubah menjadi beberapa aliran.

5

Join

Digunakan untuk menunjukan

kegiatan yang digabungkan.

6

Fork

Digunakan untuk menunjukan kegiatan yang dilakukan secara pararel.

7 Swimlane

Menunjukan siapa yang bertanggung jawab dalam

melakukan aktivitas dalam suatu Diagram.

8

Decision

Digunakan untuk

menggambarkan suatu keputusan / tindakan yang harus diambil pada kondisi tertentu.

(41)

26

2.4.5 Pengertian Sequence Diagram

Menurut (Suendi, 2018), sequence diagram adalahsuatu diagram interaksi yang menekankan pada pengaturanwaktudaripesan-pesan.

Sequence Diagram menggambarkan kelakuan objek pada Use Case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambarkan Diagram sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah Use Case beserta metode-metode yang dimilki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu.

Tabel 2. 4 Pengertian Sequence Diagram

No Simbol Nama Keterangan

1 LifeLine

Objek entity, antarmuka yang saling berinteraksi.

2 Message

Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat

informasiinformasi tentang aktifitas yang terjadi.

3 Actor Digunakan untuk menggambarkan

User atau Pengguna.

4 Boundary Digunakan untuk menggambarkan

sebuah form.

5 Entity Class

Digunakan untuk menggambarkan hubungan kegiatan yang akan dilakukan.

6 Control

Class

Digunakan untuk menghubunkan

(42)

2.4.6 Metode Pengujian Black Box

Dalam penelitian “Sistem Monitoring Perediksi Kebocoran Gas LPG Menggunakan Microcontroller Berbasis Dekstop”, Black Box Testing adalah pengujian yang dilakukan dengan hanya menjalankan atau mengeksekusi unit atau model kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang diinginkan. Pengujian perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program untuk mengetahui apakah fungsi, masukan dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Menurut (Wahyu Nur Cholifah, Dkk, 2018) [13] BlackboxTesting merupakan salah satu metode yang mudah digunakan karena hanya memerlukan batas bawah dan batas atas dari data yang di harapkan,Estimasi banyaknya data uji dapat dihitung melalui banyaknya field data entri yang akan diuji, aturan entri yang harus dipenuhi serta kasus batas atas dan batas bawah yang memenuhi. Dan dengan metode ini dapat diketahui jika fungsionalitas masih dapat menerima masukan data yang tidak diharapkan maka menyebabkan data yang disimpan kurang valid.

(43)

28

2.5 Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

(44)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan Smart Parking Sistem Berbasis Arduino Uno dan dibuat di Rama Futsal dengan alamat Perum Wisma Jaya, Jl. Kusuma Barat No. 1, Duren Jaya, Bekasi Timur, RT.007/RW.017, Duren Jaya, Kec. Bekasi Tim., Kota Bks, Jawa Barat 17111. Dikarenakan di area parkir ini menggunakan sensor ultrasonik untuk mengendalikan dengan menggunakan Arduino Uno.

Waktu pelaksanaan pembuatan penelitian ini akhir Agustus tanggal 28 agustus 2019 sampai tanggal 11 Okotober 2019.

3.2 Timeline Penelitian

Tabel 3. 1 Waktu Penyelesaian Penelitian

Kegiatan penelitian

Waktu penelitian

Agustus September Oktober

Persiapan Penelitian Penyusunan Proposal Pelaksanaan Penelitian Penguji Pembahasan Penyelesaian Penelitian Penulisan Skripsi Finalisasi Skripsi Penyerahan Skripsi

(45)

30

3.3 Tahap Penelitian

Gambar 3. 1 Tahap penelitian Ya Selesai Sesuai Rancangan Pengujian Prototype Tidak Membuat program pada Arduino

Uno

Membuat Prototype system Parkir Penentuan Komponen Hardware

(46)

Berdasarkan gambar diatas maka urutan langkah-langkah akan dijelaskan pada scenario Dibawah ini :

1. Mulai dan Penentuan komponen hardware. 2. Membuat prototype system parkir.

3. Membuat program pada arduino uno. 4. Pengujian prototype.

5. Sesuai rencana. 6. Selesai.

3.4 Perancangan UML 3.5 Use Case Diagram

Gambar 3. 2 Usecase Diagram System

Berdasarkan Use Case Diagram diatas maka urutan langkah-langkah yang di lakukan User terhadap system maupun system terhadap user akan dijelaskan pada scenario Use Case Dibawah ini :

1. Petugas dapat melihat ruang parkir yang kosong melalui layar 7Segment. 2. Petugas memberi tahu ruang parkir terisi atau tidak kepada pengendara. 3. Pengendara menanyakan ruang parkir kepada si petugas.

(47)

32

3.6 Activity Diagram

Gambar 3. 3 Activity Diagram Sistem Kendali

Berdasarkan Activity Diagram di atas maka dibuat langkah-langkah penjelasan skenario dibawah ini :

1. Petugas dapat melihat ruang parkir melalui 7segement dan dapat menginformasikan ruang parkir kepada pengendara.

2. Kemudian pengendara menerima infromasi yang di peroleh dari petugas mengenai ruang parkir.

(48)

Gambar 3. 4 Activity Diagram Cara Kerja Sistem

Berdasarkan Activity Diagram di atas maka dibuatlah scenario langkah-langkah penjelasannya dibawah ini :

1. Sensor ultrasonik dapat memancarkan sinyal atau gelombang trigger dan diproses oleh sistem arduino menjadi suatu kondisi yang sudah di program sebelumnya .

2. Kemudian dapat dihasilkan suatu informasi tentang ruang parkir yang terlihat di 7segment.

(49)

34

3.7 Sequence Diagram

Gambar 3. 5 Sequence Diagram Sistem Kendali

Diagram sequence mendeskripsikan interaksi antar fungsi suatu kelas maupun dengan fungsi pada kelas yang berbeda. Diagram Sequence mempermudah mengetahui fungsi-fungsi dalam suatu kelas. Berikut dibawah ini skenario Sequence :

1. Petugas melihat ruang parkir melalui layar 7segment dan memberitahu kepada pengendara mengenai ruang parkir .

2. Jika ruang parkir masih tersedia maka pengendara mencari ruang parkir yang tersedia.

(50)

3.8 Skema Rancangan Alat

(51)

36

BAB IV

HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Spesifikasi Sistem

Dalam tahap ini, sebelum melakukan implementasi system, langkah yang akan dilakukan yaitu menentukan spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan. Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan system yang baik.

1. Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan didalam penelitian ini, yaitu Laptop sebagai perangkat untuk melakukan proses coding program Arduino melalui Arduino IDE. Adapun spesifikasi perangkat keras yang digunakan untuk merancang system adalah :

a) Arduino Uno b) Sensor Ultrasonik c) 7Segment d) Protoboard/Breadboard e) Lampu LED f) Kabel Jumper g) Kabel USB 2. Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) Sistem Operasi Windows

b) Arduino IDE

(52)

4.2 Perancangan Smart Parking System

Pada bagian ini akan digambarkan tentang implementasi sistem Alat

Parking meliputi sensor ultrasonik, LED dan layar 7segment adalah sebagai

berikut :

Gambar 4. 1 Sensor dan 7Segment Keterangan: 1 Sensor Ultrasonik

2 7Segment 3 LED

Gambar 4.1 di atas menunjukan pengendalian system smart parking untuk menghidupkan dan mematikan 7Segment berfungsi sebagai komponen elktronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Sedangkan LED berfungsi sebagai untuk memancarkan cahaya apabila diberikan tenaga listrik dengan konfigurasi forward biasa. Sedangkan Sensor Ultrasonik untuk mendeteksi kendaraan mobil yang ada didepanya.

(53)

38

Gambar 4. 2 Alat prototype smart parking Keterangan: 1 Arduino Uno

2 Protoboard 3 Kabel Jumper

Gambar 4.2 diatas merupakan alat-alat untuk pembuatan Prototype smart parking, terdiri dari Arduino Uno yang berfungsi sebagai sumber daya untuk menghidupkan semua alat-alat yang ada, Kabel Jumper yang berfungsi untuk menghubungkan antara komponen di protoboard tanpa memperlukan solder, Protoboard digunakan untuk mengalirkan arus listrik ke berbagai komponen tanpa perlu di solder dengan perantaran kabel jumper.

(54)

4.3 Hasil Pengujian Black Box

Berdasarkan Rencana pengujian yang telah dibuat, maka hasil pengujian

Prototype Smart Parking akan dijelaskan pada bagian ini.

Tabel 4. 1 Hasil Pengujian Black Box

No Skenario Pengujian

Hasil Yang Di

Harapkan

Hasil Penelitian Validasi

1

Mobil berada di

depan sensor 1 Sensor

membaca mobil yang berada di depanya

Sensor terbaca dan terlihat di layar 7segment Valid 2 Mobil berada di depan sensor 2 Sensor membaca mobil yang berada di depanya

Sensor terbaca dan terlihat di layar 7segment Valid 3 Mobil berada di depan sensor 3 Sensor membaca mobil yang berada di depanya

Sensor terbaca dan terlihat di layar 7segment

(55)

40

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang perancangan smart parking system berbasis arduiono uno, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Prototyping smart parking berbasis arduino uno dapat diambil kesimpulan yaitu sistem parking ini dapat terkendali dengan sensor ultrasonik yang dapat memdeteksi keberadaan mobil yang berada di depannya sehingga dapat menunjukan ruang parkir atau menampilkan angka ruang parkir yang sudah terisi melalui layar alat seven segment dan di kendalikan oleh microcontroller arduino uno.

2. Sistem smart parking dapat memberi tahu ruang parkir yang terisi dan belum terisi melalui layar 7segment dan dijalankan oleh microkontroller arduino uno menggunakan sensor ultrasonik.

5.2 Saran

Dari hasil perancangan dan pembahasan perancangan alat smar parking berbasis arduino uno penulis memberikan saran-saran, untuk itu ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan guna pengembangan dan penelitian selanjutnya adalah:

1. Untuk pengembangan sistem selanjutnya dapat dilengkapi dengan sistem tata letak ruang parkir yang belum terisi.

(56)

41

DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Rudi, I. Dinata, and R. Kurniawan, “Rancang Bangun Prototype Sistem Smart Parking Berbasis Arduino Dan Pemantauan Melalui Smartphone,” J.

ECOTIPE, vol. 4, no. 2, pp. 14–20, 2017.

[2] M. Akbar, S. Jura, and P. S. Komputer, “Sistem tersemat pendeteksi slot parkir,” 2018.

[3] C. Iswahyudi, … A. P.-P., and undefined 2017, “Purwarupa Sistem Parkir Cerdas Berbasis Arduino Sebagai Upaya Mewujudkan Smart City,”

Jurnal.Unmuhjember.Ac.Id, no. November, 2017.

[4] R. Aminuddin, M. Rais, and M. A. Hadi Sirad, “Implementasi Sistem Pengontrolan Smart Parking Menggunakan Mikrokontroler Arduino Uno Di Universitas Patria Artha,” Patria Artha Technol. J., vol. 2, no. 2, pp. 123–132, 2018.

[5] D. Susandi, W. Nugraha, and S. F. Rodiyansyah, “Perancangan smart parking system pada prototype smart office berbasis internet of things,” no. November, pp. 1–2, 2017.

[6] G. R. Pradana, “Smart parking berbasis arduino uno,” no. 12507134001, pp. 1–9, 2015.

[7] A. A. S. Jayadi, “ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI

BERBASIS WEB UNTUK HIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA SUMBAWA BARAT YOGYAKARTA MENGGUNAKAN RUBY ON RAILS,” no. August, pp. 1–43, 2014.

[8] B. Artono and F. Susanto, “LED control system with cayenne framework for the Internet of Things (IoT),” JEECAE (Journal Electr. Electron.

Control. Automot. Eng., vol. 2, no. 1, pp. 95–100, 2017.

[9] Z. Budiarso and A. Prihandono, “Implementasi Sensor Ultrasonik Untuk Mengukur Panjang Gelombang Suara Berbasis Mikrokontroler,” J. Teknol.

Inf. Din. Vol. 20, No.2, Juli 2015 171-177, vol. 20, no. 2, pp. 171–177,

2015.

(57)

42

Vol. III, No. 2, Agustus 2017, vol. III, no. 2, pp. 29–42, 2017.

[11] K. Händel, “Alkoholwirkung in der Resorptionsphase.,” Ther. Ggw., vol. 111, no. 5, p. 756–757 passim, 1972.

[12] Suendri, “Implementasi Diagram UML (Unified Modelling Language) Pada Perancangan Sistem Informasi Remunerasi Dosen Dengan Database Oracle (Studi Kasus: UIN Sumatera Utara Medan),” J. Ilmu Komput. dan

Inform., vol. 3, no. 1, pp. 1–9, 2018.

[13] W. N. Cholifah, Y. Yulianingsih, and S. M. Sagita, “Pengujian Black Box Testing pada Aplikasi Action & Strategy Berbasis Android dengan Teknologi Phonegap,” STRING (Satuan Tulisan Ris. dan Inov. Teknol., vol. 3, no. 2, p. 206, 2018.

(58)

43

LAMPIRAN

Lampiran Source Code

#include "SevSeg.h" int led1 = 9; int led2 = 10; int led3 = 11; int trig1 = 14; int echo1 = 15; int trig2 = 16; int echo2 = 17; int trig3 = 18; int echo3 = 19; int a = 6; int b = 5; int c = 2; int d = 3; int e = 4; int f = 7; int g = 8;

bool state1 = false; bool state2 = false; bool state3 = false; SevSeg sevseg; void setup(){

Serial.begin (9600); //Sensor 1

(59)

44 pinMode(trig1, OUTPUT); pinMode(echo1, INPUT); //Sensor 2 pinMode(trig2, OUTPUT); pinMode(echo2, INPUT); //Sensor 3 pinMode(trig3, OUTPUT); pinMode(echo3, INPUT); //LED pinMode(led1, OUTPUT); pinMode(led2, OUTPUT); pinMode(led3, OUTPUT); //Seven Segment pinMode(a,OUTPUT); pinMode(b,OUTPUT); pinMode(c,OUTPUT); pinMode(d,OUTPUT); pinMode(e,OUTPUT); pinMode(f,OUTPUT); pinMode(g,OUTPUT); //Nilai Awal Seven Segment digitalWrite(a,LOW); digitalWrite(b,LOW); digitalWrite(c,LOW); digitalWrite(d,LOW); digitalWrite(e,HIGH); digitalWrite(f,HIGH); digitalWrite(g,LOW);

(60)

}

void firstsensor(){ // This function is for first sensor. int duration1, distance1;

digitalWrite (trig1, HIGH); delayMicroseconds (10); digitalWrite (trig1, LOW);

duration1 = pulseIn (echo1, HIGH); distance1 = (duration1/2) / 29.1; Serial.print("1st Sensor: "); Serial.print(distance1); Serial.println("cm");

if (distance1 < 10) { // Change the number for long or short distances. digitalWrite (led1, HIGH);

state1 = true; } else {

digitalWrite (led1, LOW); state1 = false;

} }

void secondsensor(){ // This function is for second sensor. int duration2, distance2;

digitalWrite (trig2, HIGH); delayMicroseconds (10); digitalWrite (trig2, LOW);

duration2 = pulseIn (echo2, HIGH); distance2 = (duration2/2) / 29.1;

(61)

46

Serial.print("2nd Sensor: "); Serial.print(distance2); Serial.println("cm");

if (distance2 < 10) { // Change the number for long or short distances. digitalWrite (led2, HIGH);

state2 = true; }

else {

digitalWrite (led2, LOW); state2 = false;

} }

void thirdsensor(){ // This function is for third sensor. int duration3, distance3;

digitalWrite (trig3, HIGH); delayMicroseconds (10); digitalWrite (trig3, LOW);

duration3 = pulseIn (echo3, HIGH); distance3 = (duration3/2) / 29.1; Serial.print("3rd Sensor: "); Serial.print(distance3); Serial.println("cm");

if (distance3 < 10) { // Change the number for long or short distances. digitalWrite (led3, HIGH);

state3 = true; }

else {

(62)

state3 = false; }

}

void countseg(){

if (state1==false && state2==false && state3==false){ digitalWrite(a,LOW); digitalWrite(b,LOW); digitalWrite(c,LOW); digitalWrite(d,LOW); digitalWrite(e,HIGH); digitalWrite(f,HIGH); digitalWrite(g,LOW);

} else if (state1==true && state2==false && state3==false || state1==false && state2==true && state3==false || state1==false && state2==false && state3==true){ digitalWrite(a,LOW); digitalWrite(b,LOW); digitalWrite(c,HIGH); digitalWrite(d,LOW); digitalWrite(e,LOW); digitalWrite(f,HIGH); digitalWrite(g,LOW);

} else if (state1==true && state2==true && state3==false || state1==false && state2==true && state3==true || state1==true && state2==false && state3==true){

digitalWrite(a,HIGH); digitalWrite(b,LOW); digitalWrite(c,LOW);

(63)

48

digitalWrite(d,HIGH); digitalWrite(e,HIGH); digitalWrite(f,HIGH); digitalWrite(g,HIGH);

} else if (state1==true && state2==true && state3==true){ digitalWrite(a,LOW); digitalWrite(b,LOW); digitalWrite(c,LOW); digitalWrite(d,LOW); digitalWrite(e,LOW); digitalWrite(f,LOW); digitalWrite(g,HIGH); } } void loop(){ Serial.println("\n"); countseg(); firstsensor(); secondsensor(); thirdsensor(); delay(100); } #include "SevSeg.h" int led1 = 9; int led2 = 10; int led3 = 11; int trig1 = 14; int echo1 = 15; int trig2 = 16; int echo2 = 17; int trig3 = 18;

Gambar

Gambar 2. 1 Arduino Uno  2.2.6 Soket USB
Gambar 2. 2 Arduino IDE
Gambar 2. 3 Ethernet Shield  B.   Cara Kerja Ethernet Shield
Gambar 2. 4 Breadbord dan jalurnya  2.2.13 LED (Light Emitting Dioda)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan yang mgm diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penyesuaian diri terhadap pensiun dan kecenderungan

Dalam hal pelaksanaan pembelajaran materi shalat yang dilakukan guru bersama siswa di Kelas IIA dan Kelas IIB MIN Melayu Muara Teweh, secara umum sudah berjalan

Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai. nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai

Dengan mengikuti teknik Thâhâ, A-Na’im dengan tegas menyatakan bahwa kaum Muslim bebas memilih ayat yang relevan dengan kebutuhan zamannya, maka kaum Muslim

nah maka untuk anak, anak – anak abk inklusi ini kita juga harus tau dari awal kemampuannya bisa seberapa kemudian kita masuk mendidik mereka juga sesuai dengan kemampuan

Dari hasil wawancara dan observasi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan spontan yang dilakukan oleh kepala madrasah dan guru antara lain memperingatkan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa masih ada yang harus diperhatikan dan diperbaiki untuk meningkatkan program Tenaga Kerja Mandiri Oleh

Pertama, hipoglikemia dalam diabetic adalah lebih umum ketimbang ketoasidosis, meskipun sebagian besar penyebaran terdapat pada kelompok ketergantungan insulin.Kedua