• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. KONSEP PEMOTRETAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. KONSEP PEMOTRETAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

3. KONSEP PEMOTRETAN

Time Table & Planning

Tabel 3.1. Time Table Perancangan Proses Perancangan Karya Fotografi

April – Mei 2011 Minggu 3 10 17 24 1 8 15 22 29 Senin 4 11 18 25 2 9 16 23 30 Selasa 5 12 19 26 3 10 17 24 31 Rabu 6 13 20 27 4 11 18 24 Kamis 7 14 21 28 5 12 19 26 Jumat 1 8 15 22 29 6 13 20 27 Sabtu 2 9 16 23 30 7 14 21 28

Keterangan : Pra Produksi Pemotretan Tahap I Pemotretan Tahap II Pemotretan Tahap III Pemotretan Tahap IV Pemotretan Tahap V

4 April : Evaluasi Tengah 10 April : Pemotretan Tahap I

11-13 April : Editing Hasil Pemotretan Tahap I (Developing) 16 April : Pemotretan Tahap II

18-19 April : Editing Hasil Pemotretan Tahap II (Developing) 17 April : Pemotretan Tahap III

20-21 April : Editing Hasil Pemotretan Tahap III (Developing) 23 April : Pemotretan Tahap IV

25-26 April : Editing Hasil Pemotretan Tahap IV (Developing) 24 April : Pemotretan Tahap V

(2)

27-28 April : Editing Hasil Pemotretan Tahap V (Developing) 29 April : Analisa Keseluruhan Editing

1 Mei : Pemilihan Karya Final

Perancangan-Perancangan Materi Pendukung 2-25 Mei : Penyempurnaan Editing Karya Final

6 Juni : Evaluasi Akhir

7-15 Juni : Perancangan Materi Pendukung Planning

Perancanaan tahap pemotretan dilakukan dalam 5 sesi. Tiap sesi pemotretan terdiri dari 2 konsep. Berikut rincian tahap sesi pemotretan yang telah disusun sedemikian rupa:

1) Pemotretan tahap I

Pemotretan tahap I ini terdir i dari 2 konsep yaitu Faunus of Bandopati dan Attis of Rumyang

2) Pemotretan tahap II

Pemotretan tahap II ini terdiri dari 2 konsep yaitu Bellona of Amiluhur dan Somnus of Owl

3) Pemotretan tahap III

Pemotretan tahap III ini terdiri dari 2 konsep yaitu Asclepius of Hudog dan Diana of Ragil

4) Pemotretan tahap IV

Pemotretan tahap IV ini terdiri dari 2 konsep yaitu Ceres of Puteri dan Serapis of White

5) Pemotretan tahap V

Pemotretan tahap V ini terdiri dari 2 konsep yaitu Endovelicus of Mertosari dan Saturn of Adi Gomes.

Dalam sesi Pra Produksi meliputi perisapan-persiapan yang akan dilakukan untuk memperlancar proses pengambilan foto pada sesi pemotretan. Dalam roses Pra Produksi ini, yang harus dilakukan adalah berhubungan dengan pihak penata make-up dan hair stylist. Selain itu pada sesi pemotretan melibatkan model yang dimana memiliki peranan penting dalam setiap pemotretan. Konsep pencahayaan yang digunakan adalah high key dan pencahayaan yang cenderung

(3)

terang. Dengan begitu konsep fotografi ini terlihat jelas ma k e-up dan hair-do. Low key kemungkinan juga bisa digunakan selain menonjolkan sisi make-up dan hair-do bisa juga menonjolkan karakter dari topeng tersebut sehingga konsep yang telah dipapakan keluar dalam berupa karya visual.

Masing-masing konsep akan dibatasi dengan pengambilan gambar sebanyak kurang lebih 90 frame untuk dipilih dua-tiga karya final untuk editing. Dan pengambilan gambar dilakukan dengan berbagai variasi angel, pose dan ekspresi untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Dalam pasca produksi tahap pengambilan foto terbaik dari tiap-tiap konsep pemotretan untuk menjadi 2 foto terbaik dari tiap-tiap konsep. Nantinya konsep tersebut akan dilanjutkan dalam proses editing. Proses editing yang akan dilakukan hanya dalam batasan minor editing yang meliputi pengaturan komposisi warna, proses penusiran, dan cropping. Setelah melalui tahap editing, maka foto-foto tersebut siap untuk dicetak.

3.2. Konsep Pemotretan

Berikut ini merupakan detail dari konsep-konsep pemotretan yang mencakub berbagai bidang yang meliputi :

3.2. 1 . Konsep Tata Rias Wajah dan Rambut

Konsep tata rias wajah dan rambut merupakan bagian yang sangat penting dalam pemotretan ini. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan hasil foto yang baik,maka tata rias wajah dan rambut harus dikonsep agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh fotografer. Dalam pembuatan dan perwujudan konsep pemotretan ini dibantu oleh pihak Photoholic dan Spooninc Make -up artist sebagai sponsor. Dalam konsep tata rias wajah dan rambut terdapat 10 konsep pemotretan, yaitu:

a. “Faunus of Bandopati”

Konsep “Faunus of Bandopati” merupakan gabungan dari kepercayaan masyarakat romawi dan topeng indonesia yang mewakili kota Cirebon - Jawa Barat. Dewa Faunus adalah dewa yang berkarakter raja yang memiliki

(4)

kekuatan besar yang dimana memiliki sifat wild (liar) dan memberikan kesuburan. Layaknya karakter topeng bandopati seorang raja yang tamak karena dia adalah seorang raja maka dia memiliki tanggung jawab yang besar atas kesejahteraan masyarakatnya.

Tata rias rambut yang nantinya akan digunakan adalah tata rias rambut yang sedikit panjang (sebahu), nantinya rambut akan memiliki kesan berantakan tetapi sesuai dengan karakter topeng bandopati. Warna merah dari topeng Bandopati akan diamplikasikan pada muka dari model terutama diamplikasikan pada mata. Tampilan visual konsep tata rias rambut dan wajah akan ditampilkan pada bagian akhir penjelasan konsep ini. Model mengenakan pakaian kemben sehingga pemotretan beauty shot terpaku pada tehnik close up.Pose yang digunakan nantinya dengan melakukan pose yang sederhana namun berkesan sesuai dengan karakter dari topeng bandopati tersebut. Penampilan visual akan ditampilkan dengan kesan yang simple.

Gambar 3.1 Konsep tata rambut dan make -up Gambar 3.2 Topeng Bandopati “Faunus of Bandopati” “Faunus of Bandopati “ Sumber :Behance.net

b. “Attis of Rumyang”

Konsep “Attis of Rumyang” merupakan gabungan dari kepercayaan masyarakat romawi dan topeng indonesia yang juga mewakili kota Cirebon - Jawa Barat. Dewa Attis adalah dewa yang dipercaya oleh masyarakat romawi bahwa dia adalah dewa pertumbuhan dan kesuburan. Layaknya karakter topeng rumyang yang merupakan seorang dewi yang cantik yang menggambarka n kehidupan seorang remaja pada masa akil baligh.

(5)

Tata rias rambut yang nantinya akan digunakan adalah tata rias rambut yang panjang , nantinya rambut akan memiliki kesan disanggul dengan kesan yang rapi dan menarik. Warna hijau yang melambangkan sebuah pertumbuhan di bagian topeng rumyang akan menjadi salah satu elemen make-up pada muka model terutama diamplikasikan pada kening dan lesung pipi. Karakter Topeng rumyang yang sangat simpel akan mengurangi porsi make-up pada wajah model. Tampilan visual konsep tata rias rambut dan wajah akan ditampilkan pada bagian akhir penjelasan konsep ini. Model mengenakan pakaian kemben sehingga pemotretan beauty shot terpaku pada tehnik close up.Pose yang digunakan nantinya dengan melakukan pose yang sederhana namun berkesan sesuai dengan karakter dari topeng rumyang. Penampilan visual akan ditampilkan dengan kesan yang inocent.

Gambar 3.3 Konsep tata rambut dan make -up Gambar 3.4 Topeng Rumyang “Attis of Rumyang ” “Attis of Rumyang”

Sumber : Moko.cc

c. “Bellona of Amiluhur”

Konsep “Bellona of Amiluhur” merupakan gabungan dari kepercayaan masyarakat romawi dan topeng indonesia yang juga mewakili kota Yogjakarta. Dewa Bellona adalah dewa yang memiliki karakter yang gagah dan kuat saat pertempuran. Karakter topeng amilihur menonjolkan sisi kekuatan, sehingga untuk menampilkan sisi tersebut dibutuhkan make-up yang mendukung karakter tersebut. Selain itu tokoh topeng amiluhur yang memiliki nama lengkap Prabu Lembu Amiluhur menggambarkan seorang tokoh Raja.

(6)

Tata rias rambut yang nantinya akan digunakan adalah tata rias rambut yang panjang , nantinya rambut akan memiliki kesan disanggul dengan kesan yang rapi dan menarik. Tetapi sisi kanan kiri menempel pada bagian kepala samping sehingga tidak terkesan mengembang. Warna emas pada yang melambangkan sebuah karakter yang gagah di bagian amiluhur akan menjadi salah satu elemen make-up pada muka model terutama diamplikasikan pada kening dan lesung pipi. Selain itu ukiran yang ada pada alis mata juga akan direalisasikan pada model sehingga karakter amiluhur diketahui. Tampilan visual konsep tata rias rambut dan wajah akan ditampilkan pada bagian akhir penjelasan konsep ini. Model mengenakan pakaian kemben sehingga pemotretan beauty shot terpaku pada tehnik close up .Pose yang digunakan nantinya dengan melakukan pose yang sederhana namun berkesan sesuai dengan karakter dari topeng amiluhur. Penampilan visual akan ditampilkan dengan kesan yang kuat.

Gambar 3.5 Konsep tata rambut dan Make up Gambar 3.6 Topeng Amiluhur “Bellona of Amiluhur” “Bellona of Amiluhur”

Sumber : ANTM cycle 5

d. “Somnus of Owl”

Konsep “Somnus of Owl” merupakan gabungan dari kepercayaan masyarakat romawi dan topeng indonesia yang juga mewakili pulau Papua dan Kalimantan. Dewa Somnus adalah dewa yang memiliki karakter yang bersifat tenang dan kepulasan. Karater dari dewa ini sangat sesuai bila digabungkan dengan topeng owl(burung hantu) karena karakter dan sifat yang sama membuat mereka sesuai. Karakter topeng owl (burung hantu)

(7)

menonjolkan sisi seekor binatang yang tenang dan layaknya binatang yang mencari mangsa saat malam hari, sehingga untuk menampilkan sisi tersebut dibutuhkan make-up yang mendukung karakter tersebut.

Tata rias rambut yang nantinya akan digunakan adalah tata rias rambut yang panjang , nantinya rambut akan memiliki kesan disanggul dengan kesan yang rapi dan menarik. Tetapi sisi atas kanan dan kiri menempel pada bagian kepala samping sehingga tidak terkesan mengembang. Warna putih yang ada pada gambar topeng buruh hantu akan direalisasikan mengunakan bulu-bulu angsa untuk mendapatkan karakter layaknya burung hantu. Menguatkan make-up pada bagian mata sehingga terlihat seperti mata burung hantu. Tampilan visual konsep tata rias rambut dan wajah akan ditampilkan pada bagian akhir penjelasan konsep ini. Model mengenakan pakaian kemben sehingga pemotretan beauty shot terpaku pada tehnik close up .Pose yang digunakan nantinya dengan melakukan pose yang sederhana namun berkesan sesuai dengan karakter dari topeng burung hantu. Penampilan visual akan ditampilkan dengan kesan muka yang tajam dan geram.

Gambar 3.7 Konsep tata rambut dan Make up Gambar 3.8 Topeng Owl “Somnus of Owl” “Somnus of Owl”

Sumber : Behance.net

e. “Asclepius of Hudog”

Konsep “Asclepius of Hudog” merupakan gabungan dari kepercayaan masyarakat romawi dan topeng indonesia yang juga mewakili pulau Kalimantan. Dewa Asclepius adalah dewa yang memiliki karakter yang kuat, dewa ini juga dipercaya kalau dia adalah dewa penyembuh dan

(8)

pelindung. Layaknya topeng hudog merupakan topeng yang dipercaya oleh masyarakat Kalimantan sebagai senjata untuk mengusir roh-roh jahat. Keunikan yang dimiliki oleh topeng hudog ini karena memiliki nilai magis yang tinggi, sehingga untuk menampilkan sisi tersebut dibutuhkan make-up yang mendukung karakter tersebut.

Tata rias rambut yang nantinya akan digunakan adalah tata rias rambut yang panjang , nantinya rambut akan terurai dengan kesan yang rapi dan menarik. Tetapi bagian kanan atau kiri menempel pada beackground untuk mendapatkan kesan karakter topeng hudog tersebut. Make-up yang nantinya dipakai disesuaikan dengan karakter topeng hudog itu sendiri. Tampilan visual konsep tata rias rambut dan wajah akan ditampilkan pada bagian akhir penjelasan konsep ini. Model mengenakan pakaian kemben sehingga pemotretan beauty shot terpaku pada tehnik close up .Pose yang digunakan nantinya dengan melakukan pose yang sederhana namun berkesan sesuai dengan karakter dari topeng Hudog. Penampilan visual akan ditampilkan dengan kesan muka yang seram dan magis.

Gambar 3.9 Konsep tata rambut dan Make up Gambar 3.10 Topeng Hudog “Asclepius of Hudog” “Asclepius of Hudog” Sumber : ANTM cycle 5

f. “Diana of Ragil”

Konsep “Diana of Ragil” merupakan gabungan dari kepercayaan masyarakat romawi dan topeng indonesia yang juga mewakili kota Malang - Jawa Timur. Dewi Diana adalah dewi yang dipercaya oleh masyarakat romawi bahwa dia adalah dewi kecantikan dan keindahan. Layaknya karakter topeng ragil yang merupakan seorang dewi yang cantik yang

(9)

menggambarka n kehidupan seorang dewi kerajaan yang merupakan anak dari prabu amiluhur.

Tata rias rambut yang nantinya akan digunakan adalah tata rias rambut yang sedikit panjang , nantinya rambut akan disanggul 1 bagian di tengah dengan menambahkan hiasan berupa konde-konde yang menarik. Warna kuning yang melambangkan kecantikan dari seorang dewi ini adalah menjadi ciri khas topeng ini. Warna kuning ini juga akan menjadi salah satu elemen make-up pada muka model terutama diamplikasikan pada raut wajah. Menambahkan beberapa ukiran yang ada pada topeng ke raut wajah model sehingga karakter topeng terlihat pada model. Karakter topeng ragil yang sangat simpel akan mengurangi porsi make-up pada wajah model. Tampilan visual konsep tata rias rambut dan wajah akan ditampilkan pada bagian akhir penjelasan konsep ini. Model mengenakan pakaian kemben sehingga pemotretan beauty shot terpaku pada tehnik close up . Pose yang digunakan nantinya dengan melakukan pose yang sederhana namun berkesan sesuai dengan karakter dari topeng rumyang. Penampilan visual akan ditampilkan dengan kesan yang anggun.

Gambar 3.11 Konsep tata rambut dan Make up Gambar 3.12 Topeng Ragil “Diana of Ragil” “Diana of Ragil” Sumber : ANTM cycle 6

g. “Ceres of Puteri”

Konsep “Ceres of Puteri” merupakan gabungan dari kepercayaan masyarakat romawi dan topeng indonesia yang juga mewakili pulau Bali. Dewi Ceres adalah dewi yang dipercaya oleh masyarakat romawi bahwa dia adalah dewi yang bersifat keibuan, keabadian dan keindahan. Layaknya

(10)

karakter topeng ragil, topeng puteri juga hampir memiliki karakter yang sama. Topeng puteri merupakakan jenis topeng yang bisa mewakili karakter wanita dari kalangan kerajaan.

Tata rias rambut yang nantinya akan digunakan adalah tata rias rambut yang panjang , nantinya rambut akan disanggul de ngan rapi dan menarik. Topeng Puteri ini merupakan topeng khas bali yang dimana sisi yang ditonjolkan adalah rautmuka yang keibuan dan cantik. Karater topeng bali sangat terlihat dari bentuk yang simple. Memunculkan karakter dari sebuah topeng ini akan disesuaikan dengan raut wajah model. Oleh karena itu make-up yang akan digunakan nantinya juga simple dan tidak begitu banyak asesoris.. Tampilan visual konsep tata rias rambut dan wajah akan ditampilkan pada bagian akhir penjelasan konsep ini. Model mengenakan pakaian kemben sehingga pemotretan beauty shot terpaku pada tehnik close up . Pose yang digunakan nantinya dengan melakukan pose yang sederhana namun berkesan sesuai dengan karakter dari topeng puteri. Penampilan visual akan ditampilkan dengan kesan yang keibuan dan cantik.

Gambar 3.13 Konsep tata rambut dan Make up Gambar 3.14 Topeng Puteri “Ceres of Puteri” “Ceres of Puteri” Sumber : Behance.net

h. “Serapis of White”

Konsep “Serapis of White” merupakan gabungan dari kepercayaan masyarakat romawi dan topeng indonesia yang juga mewakili kota Jogjakarta. Dewi Serapis adalah dewi yang memiliki karakter lembut, abadi dan kebebasan. Topeng ini hampir mirip dengan topeng karakter dewi

(11)

lainnya. Topeng putih ini merupakakan jenis topeng yang bisa mewakili karakter wanita Jogjakarta yang memiliki wajah yang putih.

Tata rias rambut yang nantinya akan digunakan adalah tata rias rambut yang panjang , nantinya rambut akan disanggul di sebelah kanan atau kiri dengan rapi dan menarik. Topeng Putih ini merupakan topeng khas Yogja yang dimana sisi yang ditonjolkan adalah raut muka yang mengutamakan kebebasan, keabadian dan kelembutan. Karater topeng ini jiga sangat terlihat dari bentuk yang simple. Memunculkan karakter dari sebuah topeng ini akan disesuaikan dengan raut wajah model. Oleh karena itu make-up yang akan digunakan nantinya juga simple dan tidak begitu banyak asesoris.. Tampilan visual konsep tata rias rambut dan wajah akan ditampilkan pada bagian akhir penjelasan konsep ini. Model mengenakan pakaian kemben sehingga pemotretan beauty shot terpaku pada tehnik close up . Pose yang digunakan nantinya dengan melakukan pose yang sederhana namun berkesan sesuai dengan karakter dari topeng puteri. Penampilan visual akan ditampilkan dengan kesan yang lembut.

Gambar 3.15 Konsep tata rambut dan Make up Gambar 3.16 Topeng Putih “Serapis of White” “Serapis of White ” Sumber : MOKO.cc

i. “Endovelicus of Mertosari”

Konsep “Endovelicus of Mertosari”merupakan gabungan dari kepercayaan masyarakat romawi dan topeng indonesia yang juga mewakili Sumatra dan Madura. Dewa Endovelicus adalah dewa yang dipercaya oleh masyarakat romawi bahwa dia adalah dewa kesehatan dan kesejahteraan. Karakter

(12)

topeng ini merupakan karakter dari seorang tokoh topeng yang menggambarkan anak dari seorang raja. Kebanyakan karakter topeng ini digunakan di berbagai daerah untuk melengkapi cerita mereka.

Tata rias rambut yang nantinya akan digunakan adalah tata rias rambut yang panjang , nantinya rambut akan diurai tapi akan disusun dengan rapi dan menarik. Topeng Mertosari ini merupakan topeng yang dimana sisi yang ditonjolkan adalah kecantikan dari seorang anak dari seorang raja yang memiliki sifat baik dan peduli pada rakyat. Karater topeng ini terlihat dari bentuk yang simple. Memunculkan karakter dari sebuah topeng ini akan disesuaikan dengan raut wajah model. Oleh karena itu make -up yang akan digunakan nantinya juga simple dan tidak begitu banyak asesoris.. Tampilan visual konsep tata rias rambut dan wajah akan ditampilkan pada bagian akhir penjelasan konsep ini. Model mengenakan pakaian kemben sehingga pemotretan beauty shot terpaku pada tehnik close up . Pose yang digunakan nantinya dengan melakukan pose yang sederhana namun berkesan sesuai dengan karakter dari topeng mertosari. Penampilan visual akan ditampilkan dengan kesan yang manja.

Gambar 3.17 Konsep tata rambut dan Make up Gambar 3.18 Topeng Mertosari “Endovelicus of Mertosari” “Endovelicus of Mertosari”

Sumber : MOKO.cc

j. “Saturn of Adi Gomes”

Konsep “Saturn of Adi Gomes” merupakan gabungan dari kepercayaan masyarakat romawi dan topeng indonesia yang juga mewakili pulau Lenggaren-Wonosobo. Dewa Saturn adalah dewa yang memiliki karakter yang halus, dewa ini juga dipercaya kalau dia adalah dewa penabur dan

(13)

kesejahteraan. Topeng adi gomes merupakan topeng yang dipercaya oleh masyarakat Wonosobo sebagai seorang karakter tokoh wanita yang cantik dan sering mencari perhatian. Keunikan yang dimiliki oleh topeng adi gomez ini karena harus menonjolkan sisi kegenitan yang sudah menjadi karakter dirinya, sehingga untuk menampilkan sisi itu dibutuhkan make-up yang mendukung karakter tersebut.

Tata rias rambut yang nantinya akan digunakan adalah tata rias rambut yang panjang , nantinya rambut akan terurai dengan kesan yang rapi dan menarik. Tetapi bagian kanan atau kiri menempel pada beackground untuk mendapatkan kesan karakter topeng adi gomes tersebut. Make-up yang nantinya dipakai disesuaikan dengan karakter topeng adi gomes itu sendiri. Tampilan visual konsep tata rias rambut dan wajah akan ditampilkan pada bagian akhir penjelasan konsep ini. Model mengenakan pakaian kemben sehingga pemotretan beauty shot terpaku pada tehnik close up.Pose yang digunakan nantinya dengan melakukan pose yang sederhana namun berkesan sesuai dengan karakter dari topeng adi gomes. Penampilan visual akan ditampilkan dengan kesan muka yang genit dan cantik.

Gambar 3.19 Konsep tata rambut dan make up Gambar 3.20 Topeng Adi Gomes “Endovelicus of Adi Gomes” “Endovelicus of Adi Gomes”

(14)

3.2.2. Konsep Pencahayaan dan Penggunaan Lampu Studio

Konsep penataan lampu studio menggunakan 2 konsep penataan lampu, yaitu :

a. Konsep tata lampu A

Gambar 3.21 Konsep tata lampu studio 1

Pada konsep tata lampu ini, Main light didapat dari beauty dish dengan kekuatan ¼ dari kekuatan maksimal. Beauty dish terletak dibagian atas depan model dengan sudut 40 - 70 derajat secara vertikal dan 45 derajat secara horisontal. Fill in light dengan bantuan strip light di dapatkan dari kekuatan ½ dari kekuatan maksimumnya. Strip light diletakkan pada sudut 90 derajat secara vertikal dan 45 derajat secara horisontal dan diletakkan pada bagian kanan model. Sedangkan effect light menggunakan 1 lampu untuk memperole detail dari rambut model. Dengan menggunakan honey comb yang berkekuatan penuh terletak pada 45 derajat secara horisontal, 40-60 derajat secara vertikal dan diletakkan sebelah kanan belakang model. Dengan begitu kita bisa mendapatkan rim light yang ada pada seting lampu kita pada model.untuk background light, menggunakan lampu yang rimlight dengan honey comb agar background yang kita mau dapat menghasilkan cahaya yang lebih blend. Dengan kekuatan penuh namun posisi menghadap background dengan sudut 45 derajat. Perbandingan yang bisa diperoleh

(15)

kekuatan pencahayaan antara main light, fill in dan effect light adalah 2:1:3. Untuk memberikan kesan pencahayaan sebaiknya menggunakan reflector untuk membiaskan cahaya pada model tetapi tergantung kebutuhan fotografer. Pada konsep ini, pencahayaan yang dihasilkan aakan cenderung stabil (tidak terang dan tidak gelap), dengan begitu detail yang kita peroleh bisa kita dapat dari pencahayaan yang baik.

b. Konsep tata lampu B

Gambar 3.22 Konsep tata lampu studio 2

Pada konsep tata lampu ini, Main light didapat dari strip light dengan kekuatan ½ dari kekuatan maksimal. Stripe light terletak dibagian bawah depan model dengan sudut 40 - 70 derajat secara vertikal dan 45 derajat secara horisontal. Fill in light dengan bantuan strip light di dapatkan dari kekuatan ½ dari kekuatan maksimumnya. Strip light diletakkan pada sudut 120 derajat secara vertikal dan 45 derajat secara horisontal dan diletakkan pada bagian kanan model. Sedangkan effect light menggunakan 2 lampu untuk memperoleh detail dari rambut model. Dengan menggunakan honey comb yang berkekuatan penuh terletak pada 45 derajat secara horisontal, 40-60 derajat secara vertikal dan diletakkan sebelah kanan dan kiri belakang model. Dengan begitu kita bisa mendapatkan rim light yang ada pada seting

(16)

lampu kita pada model. Untuk background light, menggunakan lampu yang rimlight agar background yang kita mau dapat menghasilkan cahaya yang lebih fokus. Dengan kekuatan ¾ namun posisi menghadap background dengan sudut 45 derajat. Perbandingan yang bisa diperoleh kekuatan pencahayaan antara main light fill in dan effect light adalah 2:1:4. Untuk memberikan kesan pencahayaan sebaiknya menggunakan reflector untuk membiaskan cahaya pada model tetapi tergantung kebutuhan fotografer. Pada konsep ini, pencahayaan yang dihasilkan aakan cenderung lebih memiliki kesan high key karena efect yang diberikan oleh lampu membantu proses pengeditan untuk memperoleh file-file hgh key dengan detail yang bisa kita jangkau pula. Meskipun kita menggunakan setting lampu yang cukup terang tetapi tidak bisa melupakan detail dari objek yang difoto.

3.3. Pemotretan Tahap I

Pemotretan tahap pertama ini dilakukan pada tanggal 10 April 2011. Pemotretan yang dilakukan adalah konsep tata rias “Faunus of Bandopati” dan “Attis of Rumyang”. Berikut ini beberapa hasil pemotretan tahap pertama.

(17)

Gambar 3.24 Hasil pemotretan tahap I – konsep “Attis of Rumyang”

3.4. Analisa Pemotretan Tahap I

a. Faunus of Bandopati

Model : Putria Andhika Make Up : Rama Adhe Hair Do : Rama Adhe Spesifikasi Kamera : 1/100 – f/ 13 Lampu studio menggunakan tata lampu A

Hasil pemotretan ini memiliki kendala secara teknis ada beberapa make up yang dituangkan ke dalam wajah tidak terlalu menonjol sehingga hasil yang didapat pada saat pemotretan tidak begitu keluar. Tapi pada preoses pemotretan tidak ada kendala dalam pemilihan pose. Model bisa mengeluarkan karakter dari sebuah topeng bandopati yang dimana karater topeng ini adalah jahat, tamak. Sehingga tokoh antagonis keluar dari make up tersebut. Selain itu dalam proses pengambilan gambar pencahayaan pada

(18)

lampu tidak berjalan maksimal sehingga untuk memperoleh lighting yang tepat dibutuhkan pemindahan lampu agar sesuai dengan model. Meski demikian, hasil yang didapat cukuplah memuaskan, sehingga tidak begitu sulit saat pengeditan.

b. Attis of Rumyang

Model : Mirelsa Serastyani Make Up : Rama Adhe Hair Do : Rama Adhe Spesifikasi Kamera : 1/100 – f/ 13 Lampu studio menggunakan tata lampu A

Hasil pemotretan ini memiliki kendala pada kontur wajah model yang termakan usia dan kulit yang sedikit gelap sehingga untuk memperoleh pencahayaan yang semula tidak begitu keluar karena dibutuhkan pencahayaan yang lebih. Sehingga pada proses pengambilan gambar skala lighting menjadi bertambah. Begitu juga make up yang ada pada muka terlalu datar sehingga kurang keluar karakter yang ada pada topeng sesungguhnya. Tetapi untuk proses pengambilan gambar pose-pose yang diambil lebih berani untuk memainkan pengambilan angel yang berbeda dari sebelumnya. Dengan begitu hasil yang diperoleh memiliki pose-pose yang mendukung karakter dari topeng rumyang. Hasil pemotretan ini juga membutuhkan editing yang cukup kuat untuk memperoleh hasil yang baik. Pada pemotretan ini juga karakter seorang rumyang terlihat pada model yang bisa mengerti karakter dari topeng ini. Pemahaman terhadap karakter inilah yang dibutuhkan model untuk mempermudah para fotografer mengambil gambar. Hasil yang didapat bisa dikatakan kurang memuaskan.

3.5. Pemotretan Tahap II

Pemotretan tahap kedua ini dilakukan pada tanggal 16 April 2011. Pemotretan yang dilakukan adalah konsep tata rias “Bellona of Amiluhur” dan “Somnus of Owl”. Berikut ini beberapa hasil pemotretan tahap kedua.

(19)
(20)

Gambar 3.26 Hasil pemotretan tahap II – konsep “Somnus of Owl”

3 .6. Analisa Pemotretan Tahap II

a. Bellona of Amiluhur

Model : Mirelsa Serastyani

Make Up : Rama Adhe

Hair Do : Rama Adhe Spesifikasi Kamera : 1/100 – f/ 13 Lampu studio menggunakan tata lampu A

Pada hasil pemotretan konsep Bellona of Amiluhur sedikit kurang maksimal pada bagian make up yang terlalu sepi dikarenanakan karakter topeng yang

(21)

ada di wajah topeng amiluhurpun sederhana. Dari situlah yang membuat karakter tersebut menjadi biasa saja. Meskipun demikian model bisa memahami dengan baik ka rakter topeng amiluhur yang sifatnya berwibawa dan geram layaknya seorang raja. Karakter itulah yang dikeluarkan oleh model. Dengan begitu kekuatan pada pengambilan foto ini bisa diapresiasikan melalui emosional model yang mendukung karakter topeng amiluhur. Bila diukur dalam pemotretan ini bisa dibilang berhasil karena pengkarakteran dari model cukuplah kuat. Meskipun make-up yang menjadi aksen dari muka model tidak seberapa menonjol.

b. Somnus of Owl

Model : Putria Andhika Make Up : Rama Adhe Hair Do : Rama Adhe Spesifikasi Kamera : 1/125 – f/ 11 Lampu studio menggunakan tata lampu A

Pada hasil pemotretan konsep Somnus of Owl tidak begitu banyak ditemukan kendala disebabkan make up sudah memenuhi karakter dari owl. Meskipun begitu setiap pemotretan pasti tidaklah sempurnya dikarenakan make up yang bisa menghilang meskipun hanya sedikit. Pada saat pengambilan fotopun model dapat mengapresiasikan diri layaknya seekor burung hantu. Pose-pose yang dikeluarkan modelpun membantu pengambilan gambar menjadi lebih cepat. Meskipun model masih perlu pengarahan agar menemukan angel terbaik dari model ini. Pada pemotretan ini berlangsung cukup lama karena pose dan make -up yang mendukung karakter dari topeng ini. Dengan begitu hasil pada pemotretan bisa dibila ng berhasil. Banyak hasil yang diperoleh dapat mewakili konsep yang ada. Proses pengeditanpun menjadi relatif mudah karena hasilnya maksimal.

(22)

3.7. Pemotretan Tahap III

Pemotretan tahap ketiga ini dilakukan pada tanggal 17 April 2011. Pemotretan yang dilakukan adalah konsep tata rias “Asclepius of Hudog” dan “Diana of Ragil”. Berikut ini beberapa hasil pemotretan tahap ketiga.

(23)

Gambar 3.28 Hasil pemotretan tahap III – konsep “Diana of Ragil”

3.8. Analisa Pemotretan Tahap III

a. Asclepius of Hudog

Model : Rossy Pramita Make Up : Rossy Pramita Hair Do : Rossy Pramita Spesifikasi Kamera : 1/100 – f/ 13 Lampu studio menggunakan tata lampu B

(24)

Pada pemotretan konsep “Asclepius of Hudog” kendala yang ditemukan adalah pemakaian lighting yang baru sehingga untuk memperoleh hasil yang maksimal dari lighting cukup memakan waktu. Dengan menggunakan lighting yang baru ini hasil yang diperoleh lebih sempurna. Hudog merupakan karakter topeng yang dipercaya oleh masyarakat dayak untuk mengusir roh roh jahat. Sehingga make-up harus bersifat magis untuk memperoleh karakter topeng itu. Make-up yang dihasilkan cukup menarik dengan menampilkan manik-manik menjadi aksen pada wajah model layaknya topeng hudog. Jadi kendala pemotretan ini tidak seberapa menjadi masalah, dikarenakan hasil yang diperoleh bisa dibilang cukup maksimal. Angel yang didapatpun cukup menarik.

b. Diana of Ragil

Model : Rossy Pramita Make Up : Rossy Pramita Hair Do : Rossy Pramita Spesifikasi Kamera : 1/125 – f/ 11 Lampu studio menggunakan tata lampu B

Pada pemotretan konsep “Diana of Ragil” tidak begitu banyak mengalami kendala, mungkin kendala utama yang dialami adalah membangun suasana dan mengarahkan model agar dapat memberikan ekspresi yang sesuai dengan konsep. Secara profil model ini memiliki nilai plus dikarenakan wajah yang cukup menarik dan garis kontur wajah model cukup baik. Untuk membangun suasana itulah dibutuhkan kesabaran, dengan begitu beberapa hasil dikatakan sesuai dengan karakter sebuah topeng ragil. Dimana karakter topeng ragil ialah seorang dewi yang memiliki wajah cantik jelita. Pose yang dikeluarkan oleh modelpun harus menampilkan sisi kewanitaan yang lembut dan cantik.

(25)

3.9. Pemotretan Tahap IV

Pemotretan tahap keempat ini dilakukan pada tanggal 23 April 2011. Pemotretan yang dilakukan adalah konsep tata rias “Ceres of Puteri” dan “Serapis of White”. Berikut ini beberapa hasil pemotretan tahap keempat.

(26)
(27)

3.10. Analisa Pemotretan Tahap IV

a. Ceres of Puteri

Model : Faradina Mufti Make Up : Rossy Pramita Hair Do : Ros sy Pramita Spesifikasi Kamera : 1/100 – f/ 13 Lampu studio menggunakan tata lampu B

Pada pemotretan konsep ““Ceres of Puteri” kendala yang ditemukan adalah membangun suasana dan mengarahkan model agar dapat memberikan ekspresi yang sesuai dengan konsep. Dengan menggunakan lighting yang sama pada pemotretan sebelumnya hasil yang diperoleh lebih sempurna. Puteri adalah karakter topeng yang dipercaya oleh masyarakat bali untuk mewakili karakter wanita dari kalangan kerajaan. Sehingga make-up harus bersifat kalem. Make-up yang dihasilkan cukup menarik permaian garis lengkungan yang unik yang menghiasi mata dari model memberi aksen tersendiri. Disayangkan karena karakter topeng cukup simple sehingga make-up yang digunakan tidak begitu ekstrim. Tetapi karakter layaknya wanita dari kalangan kerajaan begitu nampak dengan pose-pose yang maksimal dari model.

b. Serapis of White

Model : Tari

Make Up : Rossy Pramita Hair Do : Rossy Pramita Spesifikasi Kamera : 1/125 – f/ 11 Lampu studio menggunakan tata lampu B

Pada pemotretan konsep “Serapis of White” tidak begitu banyak mengalami kendala, mungkin kendala utama yang dialami adalah membangun suasana dan mengarahkan model agar dapat memberikan ekspresi yang sesuai dengan konsep. Suatu hal yang sangat wajar untuk memperoleh suasana tersebut dengan model. Dimana karakter topeng white adalah topeng yang memiliki wajah yang putih dan karakter dari topeng

(28)

tersebut layaknya tokoh antagonis. Pose yang di tampilkan oleh model cukup baik tetapi pengkarakteran dari topeng tersebut belum bisa diperoleh dari model tersebut. Ditambahnya rambut yang dimiliki model cukup sedikit sehingga dalam proses make-up sedikit kesusahan. Tetapi hasil yang diperoleh pada saat pemotretan cukup baik.

3.11. Pemotretan Tahap V

Pemotretan tahap kelima ini dilakukan pada tanggal 24 April 2011. Pemotretan yang dilakukan adalah konsep tata rias “Endovelicus of Mertosari” dan “Saturn of Adi Gomez”. Berikut ini beberapa hasil pemotretan tahap kelima.

(29)

Gambar 3.32 Hasil pemotretan tahap V – konsep “Saturn of Adi Gomez”.

3.12. Analisa Pemotretan Tahap V

a. Endovelicus of Mertosari

Model : Tari

Make Up : Rossy Pramita Hair Do : Rossy Pramita Spesifikasi Kamera : 1/125 – f/ 11 Lampu studio menggunakan tata lampu B

Pada pemotretan konsep ““Endovelicus of Mertosari” tidak menemukan kendala teknis. Penataan lampu sama dengan pemotretan sebelumnya den

(30)

pemasangan lampu juga sesuai dengan warna kulit model. Sisi make-up modelpun juga keluar hanya beberapa warna yang tidak begitu keluar sehingga pada saat pemotretan terlihat belang. Tetapi secara keseluruhan baik. Model juga bisa mendapat fill dari topeng mertosari yang dimana dia memiliki karakter layaknya anak dari seorang raja. Make-up yang dihasilkan cukup menarik permaian garis lengkungan yang unik yang menghiasi mata dari model memberi aksen tersendiri. Disayangkan karena karakter topeng cukup simple sehingga make-up yang digunaka n tidak begitu ekstrim.

b. Saturn of Adi Gomez

Model : Faradina Mufti Make Up : Rossy Pramita Hair Do : Rossy Pramita Spesifikasi Kamera : 1/100– f/ 13 Lampu studio menggunakan tata lampu B

Pada pemotretan konsep “Saturn of Adi Gomez” tidak begitu banyak mengalami kendala. Make -up yang cukup menarikpun ditampilkan dengan pose yang baik akan memberikan hasil yang cukup baik pada pemotretan. Detail yang ada pada karakter adi gomez pun keluar dengan beberapa pose menarik dari model. Dengan begitu topeng adi gomez menjadi sesi pemotretan terakir yang bisa dibilag cukup memuaskan.

3.13. Editing

Editing merupakan proses pengembangan file foto mentah menjadi setengah jadi kemudian menjadi file yang siap cetak. Pross editing meliputi developing yang merubah file mentah dalam bentuk format RAW menjadi file setengah jadi yaitu ke dalam format TIFF. Dimana didalam proses tersebut banyak hal yang dilakukan seperti menambah atau mengurangi eksposure, meengubah resolusi, white balance, brightness contrast, tone, ambiance, serta croping.

Setelah file mentah tersebut melalui proses developing, langsung diteruskan dengan digital threatment untuk menyempurnakan karya foto tersebut.

(31)

Digital treatment yang dilakukan tidak boleh melebihi 20 % saja, mengingat digital treatment dilakukan hanya menyempurnakan karya bukan menciptakan sebuah karya baru dari karya yang sudah ada. Digital treatment meliputi retouching skin yang bertujuan merapikan dan meratakan kulit, menghilangkan noda-noda flek ataupun jerawat di wajah yang terlihat jelas dalahm foto. Liquifying treatment guna menyempurnakan proporsi dan menutupi kekurangan model. Proses digital treatment tersebut menghasilkan file jadi yang siap cetak.

3.14. Analisa Hasil Editing

Dengan dilakukan proses editing pada ha sil pemotretan mulai developing hingga digital treatment, membuat hasil karya foto menjadi lebih baik tetapi tidak mengubah keseluruhan hasil foto yang sudah ada. Hasil editing membuat warna lebih bagus, komposisi lebih tepat dengan menggunakan cropping serta meminimalisir kekurangan model yang tertangkap oleh kamera.

Proses editing minor yang dilakukan tidak mengubah seluruh hasil foto yang tertangkap oleh kamera, melainkan membenahi foto yang apa adanya menjadi lebih layak untuk disajikan sebagai sebuah karya fotografi.

Berikut disertakan beberapa foto hasil editing :

(32)
(33)

3.15. Konsep dan Perancangan Materi Pendukung

Materi pendukung yang digunakan dalam perancangan tugas akhir karya fotografi ini merupakan media promose yang ditujukan kepada target audiance sehingga lebih mengenal hasil karya ini, materi pendukung yang dipilih adalah sebagai berikut :

• Poster Ukuran : A2 Bentuk : Print Out Bahan : Photo Paper

Konsep : Dipilih warna dasar putih dengan tema menampilkan sisi minimalis dan terkesan modern akan memberikan kesan yang menarik bagi para audiance. Dengan di imbuhi konsep foto yang berjajar secara horisontal dan menampilkan foto diri ditengah-tengah model agar point of view secara sekilas tetap pada judul karya dan karya foto. Tipografi judul disesuaikan dengan konsep yang diletakkan diatas foto-foto sehingga kesan yang ada pada poster tersebut terlihat jelas.

(34)

• Katalog

Ukuran : 28 x 14 cm (14 x 14 cm) Bentuk : Print Out

Bahan : Art Paper 260 gr dengan laminasi doff

Konsep : Sama dengan poster, untuk katalog menggunakan warna dasar puti. Agar tema menampilkan sisi minimalis dan terkesan modern lebih mudah di tonjolkan dan seragam. Katalog ini nantinya dilipat menjadi 2 bagian. Untuk bagian luar hanya sebatas cover dan di belakang cover terdapat nama -nama topeng yang disajikan dan berisi judul, sedikit kata pengantar, biografi, foto diri dan ucapan terimakasih.

Gambar 3.35 Cover Katalog

(35)

• Brosur

Ukuran : 21 x 14 cm (14 x 14 cm) Bentuk : Print Out

Bahan : Art Paper 180 gr

Konsep : Brosur nantinya adalah berupa media promosi yang akan dibagikan. Brosur dapat menyampaikan informasi yang lebih luas dibandingkan kartu nama. Karena brosur dapat mempublikasikan beberapa karya sekaligus.

Gambar 3.37 Brosur

(36)

• Kartu nama Ukuran : 9 x 5 Bentuk : Print Out Bahan : Art Paper 230 gr

Konsep : Kartu nama sebagai media promosi informasi. Kartu nama dibuat 2 sisi. Menggunakan beberapa foto dari hasil karya selain agar lebih mudah diingat juga diidentifikasi. Dibuat bentuk dengan dominasi foto. Disertai data diri seperti nama, nomor telepon dan email.

Gambar 3.38 Kartu Nama Gambar 3.39 Kartu Nama • Album dokumentasi pemotretan

Ukuran : 20 x 20 cm Bentuk : Print Out Bahan : Art Paper 230 gr

Konsep : Album dokumentasi pemotretan memuat seluruh proses rangkaian pemotretan dalam pembuatan karya fotografi. Hal ini bertujuan untuk memberikan bukti autentik akan keaslian pembuatan karya fotografi tersebut. Berikut ini adalah tampilan buku dokumentasi.

(37)

Gambar 3.40 Cover

Gambar 3.40 Salah satu isi album

Khusus untuk display karya dipili menggunakan pigura dengan bingkai uang polos, untuk menonjolkan hasil foto. Selain praktis bingkai polos tersebut juga dapat membuat karya terlihat elegan.

Gambar

Tabel  3.1. Time Table Perancangan Proses Perancangan Karya Fotografi  April – Mei 2011  Minggu  3  10  17  24  1  8  15  22  29  Senin   4  11  18  25  2  9  16  23  30  Selasa   5  12  19  26  3  10  17  24  31  Rabu  6  13  20  27  4  11  18  24  Kamis
Gambar 3.1 Konsep tata rambut dan make -up       Gambar 3.2 Topeng Bandopati                    “Faunus of Bandopati”                      “Faunus of Bandopati “                                Sumber :Behance.net
Gambar 3.5 Konsep tata rambut dan Make up       Gambar 3.6 Topeng Amiluhur                “Bellona of Amiluhur”            “Bellona of Amiluhur”
Gambar 3.7 Konsep tata rambut dan Make up         Gambar 3.8  Topeng Owl                   “Somnus of Owl”                          “Somnus of Owl”
+7

Referensi

Dokumen terkait

Munchen: Iudicium (Monographien aus dem Deutschen Institut fur Japanstudien der Philipp-Franz-von-Siebold-Stiftung; 1).. Berliner Festwochen" im

Objek penelitian yang dilakukan oleh penyusun adalah Sistem Informasi Akuntansi pendapatan pajak kendaraan bermotor dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dan SQL

Results also shorm that pnotein emi Lip'id conteots linearly correlate with oocyte diemeter or maarrig' state, honel-er glusoee l*-ts negarirei-v.. correlate with

Untuk dapat terlaksananya penelitian ini mohon bantuan dan kesediaan bapak/ibu menyisihkan sedikit waktu menjawab pertanyaan yang disampaikan petugas kami (Enumerator) dalam

Dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang

Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Secara Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Kinerja Usaha Kecil & Menengah (UKM).. (Skripsi, Universitas Dipenogoro Semarang,

TEKNIK RESTRUKTURISASI KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN RESILIENSI PESERTA DIDIK.. Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Metode Montessori memiliki banyak pilihan yang menjadikan program pendidikan anak usia dini lebih berkualitas dan ini juga berlaku untuk popularitasnya