• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah SWT menciptalan manusia dengan kemampuan yang luar biasa, manusia dapat mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi karena manusia dianugrahi akal. Akal menjadikan manusia mampu berpikir dan menciptakan berbagai teknologi mutakhir yang dapat membantu keberlangsungan hidup didunia. Kemampuan membuat benda – benda buatan manusia itulah yang disebut dengan kebudayaan, kebudayaan manusia ini begitu pesat sebagai akibat dari adanya berbagai penemuan ilmu dan teknologi. Perkembangan teknologi ini juga memunculkan kebudayan modern yang selalu berpikir secara teoritis dan realitis.

Kebudayaan modern dengan berbagai teknologi juga menimbulkan dampak negatif seperti pencemaran lingkungan, rusaknya ozon, munculnya berbagai penyakit dan pemanasan global. Allah menciptakan bumi dan isinya untuk dijaga dan dirawat, sebagai khalifah dibumi, kita lupa bahwa perkembangan teknologi akan memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan. Pengubahan pola pikir serta keimanan yang kuat akan menciptakan teknologi baru yang ramah lingkungan.

Dampak lainnya dari kebudayaan modern yaitu pola pikir kita terhadap keyakinan rohani yang kita anut. Dimana agama sebagai pedoman hidup manusia masih mampu mengikuti jaman modern yang sedang kita alami didunia ini. Dan bagaimana agama mampu memberikan keimanan dan ketaqwaan diera modern. Kebudayaan modern juga menimbulkan berbagai masalah sosial baru seperti banyaknya kekerasan, kejahatan dan kezaliman dan kemaksiatan.

(2)

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa munculnya kebudayaan modern menjadikan permasalahan baru dibidang ekonomi ,dibidang moral dan keilmuan?

2. Bagaimana Al-qur’an tetap menjadi pedoman hidup manusia meskipun berada di era modern?

3. Bagaimana peran iman dan taqwa dalam menjawab problem dan tantangan kehidupan modern?

C. Tujuan

1. Menganalisa kebudayaan modern dan permasalahannya

2. Mengetahui implementasi iman dan taqwa dikehidupan modern.

(3)

BAB II ISI

A. Problem, tantangan dan resiko kehidupan modern

Allah menempatkan posisi manusia lebih tinggi dibandingakan makhluk lainnya karena manusia dapat mengenal nama – nama ( Qs. Al- Baqarah: 31). Sekarang ini manusia tidak hanya mengenal nama – nama benda namun dapat menciptakan dan mengembangkan nama – nama baru pada benda – benda yang diciptakannya. Kemampuan menciptakan benda – benda itulah yang disebut dengan kebudayaan. Perkembangan kebudayaan ini begitu pesat sebagai akibat dari adanya berbagai penemuan ilmu dan teknologi. Namun, sayangnya era yang dikenal sebagai jaman modern ini telah memunculkan banyak persoalan yang harus segera diselesaikan.

Perkembangan teknologi menimbulkan berbagai permasalahan seperti pencemaran lingkungan, tusaknya habitat hewan maupun tumbuhan, munculnya beragam penyakit, hingga belum lagi pada tingkatan yang makro seperti lapisan ozon dan pemanasan global. Permasalahan sosial lainnya seperti dibidang ekonomi, moral dan bidang keilmuan.

1. Bidang Ekonomi

Problem kapatalisme meterialisme telah melahirkan manusia yang konsumtif materialistik dan eksploitatif. Manusia memandang dirinya hanya sebagai homo economicus, yaitu makhluk yang memenuhi kebutuhan hidupnya, melupakan dirinya sebagai ekonomi kapitalis bahwa berkorban sekecil – kecilnya dengan mendatangkan hasil yang sebesar – besarnya telah pula menghasilkan manusia yang egois dan serakah.

(4)

Faham liberalisme dalam bentuk kebebasan bereskpresi, melalui teknologi informasi telah diekspose besar – besaran dengan berbagai media elektroniknya, telah banyak menabrak batas – batas yang sudah digariskan oleh norma agama maupun norma ketimuran. Sekuralisme juga menjadi persoalan dan tantangan bagi agama. Urusan dunia dipisahkan dari agama. Kondisi ini menghasilkan split personality, seseorang bisa berkepibadian ganda, pada saat yang sama ia bisa menjadi seorang koruptor misalnya, meskipun ia juga dikenal sebagai seseorang yang rajin beribadah.

3. Bidang keilmuan

Corak pemikiran yang berkembang pada jaman modern adalah positivisme yaitu faham dibidang keilmuan yang menggunakan tolok ukur kebenaran yang rasional, empiris, eksperimental dan terukur. Ukuran – ukuran ini tidak seluruhnya dapat digunakan untuk menguji kebenaran agama. Seringkali kita harus neberima kebenaran dengan keimanan karena rasio manusia tidak mampu memahami secara utuh kebenaran itu. Dalam dunia ilmu, kebenaran selalu mengalami proses

falsifikasi artinya setiap saat kebenaran yang sudah diterima dapat

gugur dengan adanya penemuan baru yang lebih akurat. Karena perbedaan netodologiss dalam memahami kebenaran diantara keduanya, maka di jaman modern ini banyak ilmuwan yang meninggalkan agama. Persoalan lain terkait dengan bidang keilmuan adalah bagaimana hubungan antara agama danilmu. Ian Barbour (2000) memetakan hubungan keduanya menjadi empat yaitu konflik, independen, dialog dan integrasi.

1. Konflik

Agama dan ilmu pada posisi yang bertentangan . abad pertengahan memberikan gambaran tentang hal ini, yaitu penemuan ilmiah bertentangan dengan pendapat gereja pada saat itu, sehingga seseorang harus memilih untuk menjadi seseorang yang beriman dengan menolak kebenaran ilmiah.

(5)

2. Independen

Agama dan ilmu adalah dua domain yang dapat hidup bersama sepanjang mempertahankan “jarak aman” satu sama lain. dinyatakan bahwa ilmu dan agama mempunyai bahasa sendiri karena melayani fungsi yang berbeda dalam kehidupan manusia. Ilmu menelusuri cara kerja benda – benda dan berurusan dengan fakta objektif, sedang agama berurusan dengan nilai dan makna tertinggi

3. Dialog

Membandingkan metode kedua bidang ini yang dapat menunjukan kemiripan dan perbedaan. Dialog dapat terjadi ketika ilmu menyentuh persoalan di luar wilayahnya sendiri. 4. Integrasi

Dalam natural teologi telah dikenal tradisi panjang seputar bukti ilmiah keberadaan tuhan. Belakangan ini para astronom beragumen bahwa tetapan fisika di alam semesta ini tampak dirancang sedemikian cermat.

Ini semua berarti bahwa meskipun teori evolusi (paling saat ini) dalam pendekakatan keilmuan adalah yang paling memadai untuk menjawab persoalan misteri kehidupan makhluk hidup. evolusi adalah cara Tuhan mencipta, suatu pandangan yang berbeda dari pengikut paham evolusionis yang beranggapan bahwa alam terjadi secara natural dan evolutif tanpa ada peran tuhan didalamnya. Dalam pemikiran keilmuan islam dikenal istilah ayat qauliyah/Qur’aniyah dan ayat kauniyah.

1. Ayat qauliyah

Didasarkan pada wahyu Allah dalam kitab suci, pengkajian ayat ini akan berkembang menjadi ilmu agama

2. Ayat qauniyah

Ayat Allah yang digelar di alam semesta ini, ayat yang masih tersembunyi yang bisa diungkap hanya apabila manusia mau meneliti dan mengkaji

(6)

Islam diturunkan ke muka bumi adalah sebagai hudan li alnaas yang artinya sebagai petunjuk bagi umat manusia. Petunjuk ini hanya akan sebagai petunjuk apabila tidak dikaji dan diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari. Petunjuk kehidupan tentunya adalah Al-Qur’an mengandung nilai-nilai yang dapat dijabarkan dalam setiap bidang kehidupan. Kesempurnaan dalam islam sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Maidah ayat 3 : “pada hari ini telah

aku sempurnakan (islam) sebagai agama kalian…” , tidak dapat diartikan

bahwa Al-Qur’an sudah berhenti karena kesempurnaannya tetapi harus dipahami bahwa dari kesempurnaan Al-Qur’an ini seluruh persoalan kehidupan dapat dicari rujukannya dengan selalu menggali makna dan nilai-nilai yang ada di dalamnya secara terus menerus.

B. Peran Iman dan Taqwa dalam menghadapi problem dan tantangan kehidupan modern

Iman dan Taqwa adalah bekal yang paling berharga dalam hidup ini. Iman adalah keyakinan kita akan adanya Allah, malaikat, rasul, kitab suci, hari akhir, dan takdir. Adapun taqwa dari segi akar katanya adalah wa-qa-ya yaitu takut, menjaga diri, memelihara, tanggung jawab, dan memenuhi kewajiban. Taqwa menurut QS. AL-Hujurat: 49 ayat 13 “manusia paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa”.

Iman dan taqwa bukanlah sesuatu yang statis tetapi dinamis. Iman dan taqwa menjadi dasar sekaligus menjadi inspirasi bagi kemajuan. Umat islam tidak cukup mempercayai keberadaan dan kekuasaan Allah saja, tetapi harus melanjutkan nya dengan amal saleh yaitu amal kebaikan yang akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk makhluk hidup. Keimanan dan ketaqwaan mengandung implikasi pada empat dimensi hubungan, yaitu hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan orang lain, hubungan manusia dengan alam semesta.

(7)

Allah memberikan kedudukan yang terhormat di alam semesta ini, yaitu sebagai khalifah nya, khalifah tidak diartikan sebagai penguasa tetapi diartikan sebagai pemimpin. Ciri-ciri pemimpin adalah mengatur dan melindungi apa yang dipimpin, serta harus mempertanggung jawabkan kepemimpinannya kepada Allah. Implikasi hubungan baik antara manusia dan Allah adalah:

1. Sikap optimis bahwa apa yang dilakukan didunia tidaklah sia-sia 2. Sikap pasrah dan ketenangan jiwa ketika menghadapi cobaan hidup 3. Memiliki control diri

2. Hubungan manusia dengan diri sendiri

Manusia adalah makhluk multidimensional, artinya manusia mempunyai dimensi yang sangat banyak, diantaranya susunan kodrat yaitu jiwa dan raga, sifat kodrat yaitu individu dan sosial, kedudukan kodrat yaitu mandiri atau bebas dan makhluk Tuhan. Islam mengajarkan harmoni untuk semua unsur tersebut. Manusia harus mengembangkan potensi jiwa meliputi kemampuan cipta, rasa, karsa, dan iman namun tidak boleh mengesampingkan kesehatan dan kekuatan tubuh. Manusia tidak boleh hanya memikirkan individu namun harus mementingkan kepedulian sosial, manusia tetap mempunyai kebebasan untuk mengekspresikan kebebasan namun tetap dalam batasan-batasan dna koridor serta hukum dan aturan yang telah ditentukan Allah SWT.

3. Hubungan manusia dengan manusia yang lain

Dalam islam dikenal dengan istilah Habluminallah (hubungan baik dengan Allah) dan Habluminannas (hubungan baik dengan sesame manusia). Dalam konsep Habluminannas dikenal dengan konsep ukhuwah yang meliputi ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah insaniah. Uskhuwah islamiyah yaitu hubungan persaudaraan antara sesama umat islam tanpa memandang aliran dan organisasi yang berbeda-beda dengan memakai landasan fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan). Ukhuwah wathoniyah yaitu persaudaraan

(8)

antara Negara atau masyarakat yaitu dengan cara saling tolong menolong tanpa melanggar aturan dan hukum Allah. Ukhuwah insaniyah yaitu persaudaraan antara umat manusia dengan manusia lainnya sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad tanpa merendahkan antara manusia namun saling menghormati tanpa memandang kekayaan, kepangkatan, dan bahkan agama.

4. Hubungan manusia dengan alam semesta

Sebagai makhluk yang paling mulia harusnya manusia dapat menjaga hubungan dirinya dengan alam semesta. Dalam hal ini, peran iman dan taqwa merupakan nilai yang melandasi, mewarnai dan menjadi spirit bagi seluruh umat manusia.

(9)

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA DALAM KEHIDUPAN

MODERN

Disusun Oleh :

1. Vionna Justicia O (12/328023/SV/000199) 2. Mahadhir Harahap (12/328041/SV/000217) 3. Atika Dwi Pangestika (12/328090/SV/00266) 4. Denty Cerity (12/328091/SV/00267)

PROGRAM DIPLOMA III AGROINDUSTRI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

(10)

BAB III KESIMPULAN

1. Dengan adanya kebudayan modern yang terjadi akan mengakibatkan kerusakan alam serta pola pikir manusia itu sendiri. Namun bila dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan maka modernisasi tidak akan berpengaruh buruk dikehidupan manusia.

2. Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan manusia modern yakni dengan tetap menjaga lingkungan dan ciptaanNya (hewan, tumbuhan, dll) kemudian menghindari sifat konsumtif yang mengakibatkan pemborosan padahal sifat tersebut merupakan salah satu sifat yang tidak disukai Allah. Sifat boros juga akan menimbulkan kerusakan moral apabila manusia tersebut sudah berani melakukan tindakan seperti korupsi atau mengambil hak orang.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

In terms of faculty driven by different motivations be- fore and after receiving tenure, our results indicate that, for pretenured faculty, research productivity is dominated by

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 19 sasaran strategis yang ingin dicapai dengan prioritas sasaran adalah: meningkatkan penerimaan Fakultas (bobot 10%),

Untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktik penelitian, maka diperlukan suatu desain penelitian yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan dalam dangkalnya penelitian

[r]

Setiap sekolah pada semua jenjang Pendidikan (SD, SMP, SMA, SMK) bahwa sekolah harus membuat RKS, sebagai berikut: Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang menggambarkan

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI