• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN TERKINI TELEMEDIKA DAN E-HEALTH SERTA PROSPEK APLIKASINYA DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN TERKINI TELEMEDIKA DAN E-HEALTH SERTA PROSPEK APLIKASINYA DI INDONESIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN TERKINI TELEMEDIKA DAN E-HEALTH

SERTA PROSPEK APLIKASINYA DI INDONESIA

Prof. Soegijardjo Soegijoko

Program Teknik Biomedika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, e-mail: soegi@ieee.org

ABSTRAKSI

Dalam tulisan ini diperkenalkan Telemedika dan e-Health, sebagai bagian dari bidang Teknik Biomedika yang bersifat multidisiplin, sejumlah perkembangan terkini, serta prospek aplikasinya di Indonesia. Untuk pengembangan bidang-bidang tersebut dengan baik, diperlukan kerjasama sinergis para ahli berbagai disiplin ilmu, pemahaman menyeluruh masalah kesehatan masyarakat, serta pengembangan sistem dan penerapannya guna meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dalam arti yang luas. Pembahasan diawali dengan memperkenalkan teknik biomedika dan bidang-bidang cakupannya, telemedika, e-health, dan beberapa bidang terkait, serta manfaat dan tantangannya. Telemedika dan e-health berkembang sangat pesat, akibat pesatnya perkembangan bidang-bidang pendukungnya, tersedianya prasarana dan sarana teknologi, meningkatnya pemahaman pelaku terhadap bidang-bidang tersebut, serta kebutuhan nyata dalam menyelesaikan masalah pelayanan kesehatan masyarakat. Selanjutnya, diberikan sejumlah contoh serta prospek pengembangan sistem e-health di Indonesia. Berbagai jenis aplikasi yang dikemukakan adalah: pencatatan & pelaporan, pengelolaan wabah, resep elektronik, pengelolaan pasien TBC, sistem telemedika bergerak, psychology, mobile health, berbagai jenis sistem e-health dengan pengolahan citra, serta sistem open-EHR. Mengingat kebutuhan nyata guna meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, telah adanya cukup banyak prototip dan pemakaian sistem telemedika dan e-health, serta manfaat dan tantangannya, maka bidang tersebut perlu memperoleh perhatian yang berkelanjutan untuk pengembangan dan penerapannya di Indonesia.

1. Pendahuluan

Sebagai suatu bidang yang bersifat multidisiplin, teknik biomedika (Biomedical Engineering) menerapkan berbagai metoda engineering dan sains dalam bidang biologi dan kedokteran untuk memproses berbagai jenis informasi kedokteran, guna membantu pelaksanaan prosedur kedokteran agar dapat meningkatkan kualitas hidup manusia melalui peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Bidang multidisiplin ini memerlukan kerjasama sinergis banyak bidang-bidang terkait, seperti: elektronika & mikroelektronika, komputer, telekomunikasi, informatika, teknik mesin, fisika, biologi, kedokteran, bahkan bidang ekonomi, hokum, etika dan agama. Beberapa contoh informasi kedokteran, adalah teks alfanumerik, sinyal fisiologis (bio-signals), bunyi dan suara, citra (images) yang bersifat statik atau dinamik, serta berbagai kombinasinya.

Teknik biomedika mempunyai banyak bidang cakupan yang sangat luas, termasuk telemedika dan e-health. Sejumlah bidang cakupan lain misalnya adalah: instrumentasi biomedika, bio-informatika, medical informatics, artificial intelligence, biomekanika, biomaterials, tissue engineering, prostheses & artificial organs, biomedical imaging & image processing, assistive technology & rehabilitation engineering, serta drug delivery system. Meskipun teknik biomedika di Indonesia masih belum dikenal secara luas, bidang ini sebenarnya telah diperkenalkan dan dikembangkan di banyak negara sejak tahun 1952, jadi telah berumur lebih dari 58 tahun.

Pada waktu ini (2010), terdapat lebih dari 170 perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan teknik biomedika (biomedical engineering, bio-engineering) di berbagai negara, seperti: Amerika Serikat, Kanada, Amerika Selatan, Eropa, Asia, dan Australia, termasuk pula Indonesia. Cukup banyak organisasi profesi (yang bersifat nasional dan internasional) telah didirikan di berbagai negara dengan kegiatan ilmiah yang cukup beragam.

Terdapat pula sejumlah besar industri teknik biomedika di berbagai negara dengan banyak jenis produk, seperti: elektrokardiograf, electrosurgical units, defibrillator, berbagai jenis alat pacu jantung (pacemakers) dan implantable devices lainnya, sampai ke berbagai jenis sistem peralatan bantu diagnosis dan terapi yang sangat kompleks, Di Indonesia, berbagai industri yang menghasilkan produk biomedika, seperti: stetoskop, alat ukur tekanan darah, inkubator bayi, berbagai perlengkapan rumahsakit, bahkan “bone plates”, telah ada.

Kegiatan pendidikan, penelitian dan pengembangan dalam bidang teknik biomedika telah pula mulai dilakukan di Indonesia. Beberapa contoh kegiatan penelitian, khususnya dalam bidang telemedika dan e-health di Indonesia akan dibahas dalam tulisan ini.

Dalam tulisan ini, bahasan selanjutnya adalah sebagai berikut: Bagian 2 membahas pengertian serta dasar-dasar telemedika dan e-health. Perkembangan telemedika dan e-health dibahas dalam bagian 3, diikuti dengan bagian 4 yang menjelaskan prospek aplikasi dengan memberikan

(2)

beberapa contoh pengembangan sistem dan aplikasinya di Indonesia. Akhirnya bagian 5 tulisan ini adalah penutup.

2. Telemedika dan e – Health

Telemedika (telemedicine) dan e-health merupakan dua bidang cakupan teknik biomedika, yang juga bersifat multidisiplin. Istilah telemedika kebetulan telah diperkenalkan lebih awal dibandingkan dengan istilah e-health, namun sebenarnya telemedika adalah bagian (sub-set) dari e-health. Selain itu terdapat pula istilah tele-health. Ada sejumlah definisi yang telah digunakan untuk menjelaskan telemedika, e-health dan tele-health[1, 2].

Sebagai salah satu bidang dalam ruang – lingkup teknik biomedika, telemedika (telemedicine) dapat diartikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (termasuk pula elektronika, tele-komunikasi, komputer, informatika) untuk men-transfer (mengirim dan/atau menerima) informasi kedokteran, guna meningkatkan pelayanan klinis (diagnosa dan terapi) serta pendidikan. Kata “tele” dalam bahasa Yunani berarti: jauh, pada suatu jarak, sehingga telemedika dapat diartikan sebagai pelayanan kedokteran melalui suatu jarak.

Selain telemedicine, diperkenalkan pula istilah telehealth yang sangat berdekatan artinya. telehealth diartikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (elektronika, telekomunikasi, komputer, informatika) untuk mengirimkan dan/atau menerima informasi kedokteran dan pelayanan kesehatan, guna meningkatkan pelayanan klinis (diagnosa dan terapi), administrasi serta pendidikan. Dalam pelayanan administrasi termasuk pula pengiriman informasi operasional, demografi, yang mungkin tidak terlalu terkait dengan masalah klinis.

Istilah Telecare diartikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (termasuk pula elektronika, telekomunikasi, komputer, informatika) untuk men-transfer (mengirim dan/atau menerima) informasi kedokteran, guna melakukan pelayanan klinis (terutama diagnosa dan terapi) kepada pasien atau sejumlah pasien di tempat tinggal mereka. Sering pula digunakan istilah home telecare atau tele-homecare.

e-Health (electronic Health) adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (termasuk pula elektronika, telekomunikasi, komputer, informatika) untuk memproses (dalam arti yang luas) berbagai jenis informasi kedokteran, guna melaksanakan pelayanan klinis (diagnosa dan terapi), administrasi serta pendidikan. Dalam e-health, faktor jarak tidak dipersoalkan, artinya: e-health mencakup pula

telemedika, tele-health, maupun pelayanan kesehatan dalam satu lokasi yang sama.

Penggunaan telemedika dan e-health sangat luas dan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat diamati dari sejumlah besar publikasi ilmiah dalam telemedika, e-health, dan bidang-bidang terkait lainnya, yang dipresentasikan dalam sejumlah banyak pertemuan ilmiah dan/atau dimuat pada berbagai majalah atau proceedings. Berbagai contoh organisasi profesi terkait adalah: International Society for Telemedicine and eHealth (ISfTeH), Institute for Electrical and Electronics Engineers Inc. – Engineering in Medicine and Biology Society (IEEE – EMBS), IEEE – Circuits and Systems Society (IEEE – CASS), American Telemedicine Association (ATA), serta Masyarakat Biomedika Indonesia (MBI). Selain itu, sejumlah pertemuan ilmiah regular telah diselenggarakan di berbagai negara, seperti misalnya: Asia Pacific Telecommunity (APT) Regional Workshop on Telemedicine, APEC e-Health Seminar, Med-e-Tel, dan BME Days. Beberapa contoh jurnal dalam bidang telemedika dan ehealth misalnya: Journal of Telemedicine and Telecare, Telemedicine and e-Health, Journal of eHealth Technology and Application, eHealth International Journal, International Journal of E-Health and Medical Communications.

Diagram blok sederhana sistem e-Health

Suatu sistem e-Health yang disederhanakan dapat terdiri atas sebuah komputer (PC) berikut paket perangkat lunak aplikasi, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Selanjutnya komputer tersebut dapat diperluas menjadi jaringan komputer dengan berbagai jenis konfigurasi jaringan. Dengan demikian dapat diperoleh suatu sistem e-health yang makin kompleks dengan aplikasi yang makin beragam[5].

Suatu sistem e-Health dapat pula terdiri atas sejumlah “Stasiun Medis” (Medical station) yang satu sama lain dihubungkan dalam suatu jaringan (network). Seperti terlihat pada gambar – 1, suatu stasiun medis dapat terdiri atas: sebuah komputer (dengan perangkat lunak aplikasi yang sesuai), sebuah antar-muka pasien, sejumlah instrumen biomedika (tergantung keperluan), sebuah antar muka pengguna (berikut alat input-output yang diperlukan), sebuah antar-muka telekomunikasi (telecommunication interface) yang sesuai, serta jaringan telekomunikasi yang tersedia.

Pada dasarnya, setiap stasiun medis (atau terminal) dapat berhubungan dengan terminal lainnya secara:

1. Real-time (secara Sinkron, synchronous) 2. Store-and-Forward (asynchronous),

pengiriman informasi dan pembacaannya tidak pada saat yang sama.

(3)

Gambar – 1. Diagram Blok Sederhana suatu Sistem e-Health/Telemedika

Suatu sistem telemedika yang bersifat sinkron (real-time), misalnya digunakan dalam tele-konsultasi antara dokter umum dengan dokter spesialis mengenai kasus darurat seorang pasien.

Contoh sistem yang bersifat store-and-forward: misalnya dapat digunakan dalam penyampaian laporan singkat tentang rekapitulasi jumlah pasien (maupun laporan lengkap) di suatu puskesmas (selama sebulan) berikut informasi penting secara singkat.

Penggunaan FOSS / FLOSS dalam e-Health Mengingat biaya sistem e-health dan telemedika yang dapat menjadi mahal, maka makin banyak usaha pengembangan sistem dengan menggunakan Free and Open Source Software (FOSS, FLOSS). Dengan tujuan untuk menghasilkan sistem e-health yang relatif murah, kecenderungan pengembangan dan penggunaan sistem e-health berbasis free and open source software makin meningkat. Guna memperoleh sejumlah manfaat dan mempersingkat waktu pengembangan sistem e-health, berbagai upaya dan usaha kerjasama antar sejumlah lembaga dapat dan/atau telah dilakukan.

Mengapa telemedika dan e-health dipergunakan, dan apa pula manfaatnya? Mengacu pada “Proceedings of APEC e-Health Seminar 2008”, terdapat 10 manfaat yang diharapkan dari penggunaan sistem e-health:

1. Peningkatan efisiensi, penurunan biaya 2. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan 3. Pembuktian melalui evaluasi ilmiah (evidence

based)

4. Pemberdayaan pasien dan konsumen

5. Mendorong terjadinya hubungan yang lebih baik antara pasien dan tenaga kesehatan

6. Pendidikan bagi tenaga kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat

7. Mendorong tumbuhnya komunikasi dan pertukaran informasi antar lembaga pelayanan kesehatan

8. Perluasan ruang-lingkup pelayanan kesehatan 9. Masalah etika (practice, informed consent,

privacy, equity)

10. Masalah kesetaraan (pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat)

Namun demikian, manfaat yang menjadi alasan pemanfaatan sistem telemedika dan e-health dapat sangat berbeda antara negara maju dan negara berkembang. Sistem telemedika dan e-health dapat pula memungkinkan dilaksanakannya pelayanan kesehatan, yang tidak mungkin terlaksana tanpa tersedianya sistem telemedika atau sistem e-health tertentu.

Selain manfaat atau keuntungan sistem e-health dan telemedika, perlu pula diperhatikan masalah (atau potensi masalah) yang harus diatasi agar sistem tersebut dapat dilaksanakan. Beberapa hal penting yang perlu dicatat antara lain adalah sebagai berikut:

ƒ Kesiapan sumber daya manusia ƒ Kesiapan organisasi yang terlibat ƒ Budaya kerja

ƒ Masalah etika, hukum, remunerasi

ƒ Hubungan pasien dan petugas pelayanan kesehatan

ƒ Hubungan antar sesama petugas ƒ Masalah birokrasi

ƒ Perkembangan teknologi dan ketersediaan infrastruktur (sarana & prasarana).

3. Perkembangan Telemedika dan e-Health Seiring dengan kemajuan pesat dalam teknologi pendukungnya, dalam beberapa tahun terakhir ini, telah terjadi perkembangan yang sangat pesat dalam telemedika dan e-health. Perkembangan yang sangat pesat dalam sistem telekomunikasi bergerak (wireless mobile telecommunication) dan sistem telekomunikasi satelit, serta tersedianya infrastruktur yang disediakan oleh berbagai penyelenggara jaringan telekomunikasi, telah memungkinkan pengembangan berbagi jenis mobile telemedicine systems dan m-health systems. Kemajuan dalam teknologi pendukung, termasuk perangkat keras dan perangkat lunak komputer telah mendorong berbagai pengembangan sistem telemedika dan e-health untuk berbagai jenis aplikasi. Berbagai contoh pengembangan dan perkembangan sistem e-health diberikan pula pada bagian 4 tulisan ini. Perkembangan pesat dalam bidang bio-informatika (bio-informatics) dan informatika kedokteran (medical informatics) merupakan tantangan bidang informatika yang perlu mendapat perhatian.

(4)

Banyaknya masalah dan tantangan dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia, justru dapat memberikaan peluang menarik untuk melakukan pengembangan sistem e-health yang dapat membantu pemecahan masalah tersebut. Beberapa contoh masalah misalnya adalah: belum meratanya kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan, masih relatif tingginya angka kematian ibu melahirkan dan bayi, berbagai masalah dalam penanganan pasien tuberculosis, dan penyakit lainnya.

Selain itu, perkembangan teknologi wearable sensors and systems, telah pula mendorong pengembangan sistem ubiquitous health (u-health). Dari sejumlah makalah dalam “IEEE – Engineering in Medicine and Biology Magazine”, May/June 2010, dapat dipelajari banyak perkembangan dalam Wearable Technology, Wearable Sensors & Systems, Wearable Electroencephalography, serta Wearable Neural Prostheses. Perkembangan dan penerapan “wearable technology”, khususnya dalam bidang e-health, dapat mendorong makin cepatnya perkembangan u-health yang diharapkan merupakan pelayanan kesehatan bersifat “dimana saja dan kapan saja”[3].

4. Prospek Aplikasi Telemedika dan e-Health di Indonesia

Masalah dan tantangan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia sangat banyak dan beragam. Dengan jumlah puskesmas di seluruh Indonesia lebih dari 8600 buah yang diperkirakan melayani lebih dari 50% penduduk, maka tantangan (dan peluang) penggunaan e-health dan telemedika dalam membantu memecahkan masalah pelayanan kesehatan masyarakat menjadi makin besar. Berikut ini akan dibahas secara singkat beberapa contoh sistem telemedika dan e-health dengan bermacam-macam aplikasi, yang telah dilakukan di Indonesia.

4.1 Sistem Telemedika Puskesmas

Sistem e-health/telemedika puskesmas ini pada dasarnya terdiri atas sejumlah “terminal” (stasiun medis) berupa sejumlah PC berikut paket perangkat lunak yang sesuai dengan fungsi sistem yang dikehendaki, serta dihubungkan dengan suatu jaringan lokal (LAN) dan/atau global (misalnya jaringan internet). Suatu puskesmas dapat mempunyai sistem e-health yang terdiri atas sebuah stasiun medis, atau sampai ke suatu sistem e-health/telemedika yang terdiri atas sejumlah stasiun medis. Fungsi-fungsi yang dapat dilakukan misalnya adalah: pencatatan dan pelaporan, tele-konsultasi, tele-koordinasi, tele-diagnosis sederhana[5]. Paket perangkat lunak yang

diperlukan (digunakan) sangat bervariasi, tergantung pada fungsi sistem yang dikehendaki. Sistem telemedika/e-health puskesmas ini dapat dikembangkan menjadi sistem e-health/telemedika untuk klinik atau rumahsakit kecil. Sistem semacam ini dapat digunakan secara sinkron (real-time) maupun secara asinkron (store-and-forward)[1].

4.2 Sistem Telemedika untuk Pengelolaan Wabah

Untuk membantu pelaksanaan pengelolaan (manajemen) wabah (outbreak management, bio-surveillance), dapat digunakan sistem e-health: berbasis web (internet), berbasis jaringan telepon selular, dan kombinasi keduanya. Setelah memahami seluruh proses manajemen wabah yang telah dilaksanakan secara manual selama ini dengan baik, maka dapat dikembangkan suatu sistem e-health/ telemedika pengelolaan wabah, yang terutama terdiri atas sebuah stasiun monitor (komputer dengan perangkat lunak aplikasi dan basis data), sejumlah stasiun pelapor, serta jaringan telekomunikasi (berupa jaringan internet dan/atau jaringan telepon selular). Contoh diagram blok sederhana sistem e-health berbasis web untuk pengelolaan wabah [4] dapat dilihat pada gambar – 2.

Gambar – 2. Diagram blok sederhana sistem e-health berbasis web, untuk pengelolaan wabah 4.3 Sistem Resep Elektronik (e-Prescription

System) [10]

Perangkat keras sistem resep elektronik dapat terdiri atas sebuah komputer PC sampai ke suatu jaringan komputer dengan sejumlah PC yang terhubung dalam suatu jaringan lokal (local area network, LAN). Gambar – 3 menunjukkan diagram blok sistem resep elektronik dengan 8 buah komputer, yang telah digunakan di puskesmas Babakan Sari di Bandung.

(5)

Gambar – 3. Diagram Blok Sederhana Sistem Resep Elektronik

Sistem resep elektronik ini pada dasarnya berfungsi sebagai sistem pencatatan, pengolahan dan pelaporan data pasien dan data obat (electronic medical record = EMR), diintegrasikan dengan suatu modul perangkat lunak resep elektronik. Perangkat lunak modul resep elektronik terutama berfungsi untuk: memberikan informasi farmakologi tentang setiap obat yang tersedia, melakukan test reaksi obat merugikan, melakukan test duplikasi obat, membantu perhitungan dosis obat, melakukan proses administrasi penggunaan dan pelaporan obat.

4.4 Sistem e-Health untuk Manajemen Penyakit TBC

Sistem ini [6, 10] merupakan modul perangkat lunak dengan tiga fungsi utama, yaitu: pencatatan dan pelaporan data pasien, basis data pasien tuberculosis, dan sistem pengiriman pesan singkat (SMS = short messaging service) melalui jaringan telepon selular. Untuk pengelolaan pasien TBC digunakan prosedur baku yang telah ditetapkan di Indonesia (dan kebanyakan negara di dunia), yaitu DOTS (directly observed treatment short-course). Sistem perangkat keras dapat terdiri atas sebuah (atau beberapa buah PC dalam suatu jaringan local) serta sebuah modem atau telepon selular yang dihubungkan ke PC. Pesan singkat (SMS) yang telah disiapkan sebelumnya, dapat dikirimkan ke satu atau sejumlah pasien, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Ini merupakan upaya agar jumlah pasien yang tidak melanjutkan tahap pengobatan (treatment) dapat ditekan menjadi sangat kecil. Dengan demikian, diharapkan seluruh pasien TB yang berobat, dapat menyelesaikan secara tuntas tahapan pengobatannya.

4.5 Sistem Telemedika Bergerak (Mobile

Telemedicine System with Multi Communication Links)

Gambar – 4 adalah diagram blok sederhana sistem telemedika bergerak tersebut[7, 11].

Gambar – 4. Diagram Blok Sederhana Sistem Telemedika Bergerak dengan Multi

Communication Links

Seperti terlihat pada gambar – 4, sistem telemedika bergerak (mobile telemedicine system) terdiri atas dua bagian, yaitu: base unit (misalnya dipasang di suatu rumah-sakit) dan mobile unit (misalnya dipasang di suatu ambulans yang bergerak, atau di suatu puskesmas keliling). Adanya modul arbiter memungkinkan sistem telemedika tersebut dapat memilih jaringan selular dengan karakteristik terbaik pada suatu saat tertentu. Prototip suatu Sistem Telemedika Bergerak (mobile unit), yang telah direalisasikan di ITB, dapat dilihat pada gambar – 5.

Gambar – 5. Prototip Sistem Telemedika Bergerak Selain digunakan dalam suatu kendaraan yang sedang bergerak (misal ambulans), sistem telemedika bergerak dengan multi communication links tersebut dapat pula dimanfaatkan sebagai puskesmas keliling atau sistem telemedika yang mudah dipindah-pindahkan sesuai dengan keperluan di daerah terpencil.

(6)

4.6 Sistem e-Psychology (Cyber Psychology) Berbagai jenis sistem komunikasi berbasis internet yang bersifat interaktif makin banyak tersedia secara “gratis” (misalnya: e-mail, Yahoo Messenger, Skype). Tergantung pada jenis aplikasi dan situasi pada saat tertentu, fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan beberapa macam konsultasi psikologi dalam batas-batas tertentu. Tahap awal uji-coba sistem e-psychology telah dilakukan dengan hasil yang cukup baik, meskipun langkah perbaikan lebih lanjut perlu dilakukan[8].

4.7 Sistem m-Health (Mobile e-Health)

Sistem ehealth jenis ini mengutamakan penggunaan jaringan telepon selular, yang di banyak negara makin berkembang pesat, dengan jumlah pengguna yang terus meningkat, serta biaya yang makin terjangkau. Peningkatan jumlah dan jenis aplikasi telepon selular di sisi teknologi, dapat memberikan berbagai jenis inovasi untuk pengembangan aplikasi pelayanan kesehatan masyarakat. Kunci utama pengembangan sistem m-health ini adalah: pemahaman yang baik tentang pelayanan kesehatan berikut permasalahannya, fasilitas (features) teknologi dan infrastruktur jaringan yang tersedia, kerjasama sinergis berbagai fihak, serta inovasi yang dikembangkan secara konsisten dan berkelanjutan.

Berbagai jenis aplikasi yang telah dikembangkan berbagai fihak misalnya: portable & ambulatory ECG, EEG, temperatur; berbagai aplikasi berbasis SMS, sistem pencatatan & pelaporan dan monitoring. Selain itu, juga berbagai jenis aplikasi sistem m-Health untuk pengelolan kesehatan ibu dan anak, serta Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat (SIPKM) [9, 10].

4.8 Sistem e-Health berbasis Pengolahan Citra Banyak kegiatan pengembangan dan penerapan teknologi pengolahan citra (image processing & medical imaging) serta memanfaatkannya dalam bidang e-health untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar bagi peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat [12]. Dalam hal ini kegiatan dapat mencakup: akuisisi citra medis diikuti dengan konversi ke format digital, berbagai jenis pemrosesan citra (dalam arti yang luas, misalnya: pemrosesan awal, kompresi citra), pengiriman dan penyimpanan, de-kompresi citra, interpretasi citra medis, serta tindak lanjut. Hal penting yang perlu dicatat adalah, bahwa dalam setiap tahap proses, tidak boleh terjadi kesalahan dan/atau kehilangan informasi kedokteran; ini perlu ditunjukkan melalui sejumlah uji-coba klinis.

Berbagai contoh aplikasi sistem e-health yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain adalah: pencatatan dan identifikasi pasien berbasis biometrik, deteksi dini osteoporosis dan osteoarthritis (banyak metoda), deteksi diabetic retinopathy, diagnosis katarak, tele-dermatologi, tele-radiologi, studi tentang gait analysis, pengembangan algoritma dan perangkat lunak pengolahan citra untuk berbagai fungsi pendukung tahap diagnosa. Kegiatan dalam bidang biomedical imaging and image processing ini telah banyak menarik minat para peneliti dan mahasiswa di seluruh dunia, termasuk pula Indonesia. Beberapa contoh aplikasi ditunjukkan pada gambar – 6, 7 dan 8. Gambar – 6 merupakan contoh suatu sistem e-health berbasis biometrik yang digunakan dalam pencatatan dan identifikasi pasien.

Proses pengolahan citra untuk melakukan deteksi osteoporosis ditunjukkan pada gambar – 7. Pada gambar tersebut digunakan citra X – ray dari proximal femur; cara lain yang dapat digunakan adalah dengan memakai citra clavicula.

Gambar – 6. Sistem Registrasi & Identifikasi Pasien Berbasis Biometrik

Gambar – 7. Proses Pengolahan Citra untuk Deteksi Osteoporosis

Suatu diagram blok sederhana sistem e-health untuk melakukan telediagnosis katarak secara real-time, ditunjukkan pada gambar – 8. Pada gambar tersebut, pasien yang ditangani oleh dokter

(7)

umum atau perawat terlatih, diumpamakan ada di sebuah puskesmas/klinik yang terletak jauh dari rumahsakit mata. Dokter spesialis mata di rumahsakit, menerima citra kornea dan informasi medis lainnya, dapat memberikan diagnosanya dari jarak jauh. Dalam hal ini harus dipastikan bahwa tidak terjadi kehilangan informasi pada seluruh pemrosesan citra dari pasien ke dokter spesialis. Pada ketiga gambar tersebut (6, 7, 8), perlu ditekankan pentingnya fungsi perangkat lunak pengolahan citra.

Gambar – 8. Sistem Telediagnosis Katarak 4.9 Sistem Open EHR, Open MRS

Sistem e-health ini memanfaatkan perangkat lunak yang bersifat open source dengan beberapa pengembang berbeda. [EHR = electronic health record; MRS = medical record system]. Untuk membuat suatu sistem e-health dengan EMR (electronic medical record) yang mempunyai format tertentu, kita harus memilih sejumlah modul tertentu dan menyusunnya sehingga menghasilkan “paket perangkat lunak” bersifat open source yang dikehendaki. Dengan sistem tersebut diharapkan dapat dihasilkan suatu sistem e-health dapat “bekerja-sama” dengan sistem lain dengan format medical record yang berbeda. 5. Penutup

Sebagai penutup, dapat disampaikan beberapa catatan sebagai berikut:

Teknik Biomedika (Biomedical Engineering) merupakan bidang multidisiplin yang menerapkan berbagai teknologi (elektronika, komputer, informatika, telekomunikasi, informasi) dalam bidang biologi dan kedokteran, untuk memproses informasi kedokteran, untuk membantu pelaksanaan prosedur kedokteran, guna meningkatkan kualitas hidup manusia melalui peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

Telemedika dan e-Health (serta bidang-bidang yang diturunkan), merupakan cakupan teknik biomedika, juga merupakan bidang yang bersifat multidisiplin. Kerjasama berbagai disiplin ilmu

serta para ahli berbagai disiplin ilmu merupakan suatu keharusan guna pengembangan bidang ini.

Indonesia merupakan suatu negara berkembang dengan sejumlah banyak masalah dan tantangan (challenges) dalam bidang kesehatan masyarakat. Pengembangan dan penggunaan Telemedika dan e-Health (serta bidang-bidang terkait lainnya) mempunyai banyak peluang guna membantu pemecahan masalah dan tantangan dalam bidang tersebut.

Kerjasama sinergis berbagai fihak dari disiplin ilmu yang beragam, merupakan syarat utama berhasilnya usaha pemanfaatan Telemedika dan e-Health di Indonesia serta negara berkembang lainnya.

Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Panitia Penyelenggara SNATI 2010, atas undangan untuk menyampaikan makalah dalam forum ilmiah ini.

Ucapan terimakasih disampaikan pula kepada para sponsor penelitian, rekan sejawat dan para mahasiswa yang telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan sistem telemedika dan e-health di Program/Kelompok Keahlian Teknik Biomedika ITB.

Daftar Pustaka

[1] A.C. Norris, Essentials of Telemedicine and Telecare, John Wiley & Sons, USA< Australia, Singapore, Canada, 2002

[2] R. Wootton, N.G. Patil, R.E. Scott, and K. Ho, Telehealth in the Developing World, IDRC – Royal Society of Medicine Press, Canada, Singapore, 2009

[3] J.J. Rutherford, “Wearable Technology”, IEEE EMBS Magazine, Vol. 29 No. 3, May/June 2010

[4] Soegijardjo Soegijoko, J. Hasugian, T.S. Barkah, “Internet and Mobile Phone – Based eHealth Systems for Outbreak Management and Safe Motherhood Program in Community Health Center Environment”, Med-e-Tel 2009, Luxembourg, 1 – 4 April 2009

[5] Soegijardjo Soegijoko, “ICT Applications in e-Health: Improving Community Healthcare Services Towards Achieving the MDGs”, United Nations Roundtable on ‘Governance and Applications of ICT for Achieving the MDGs’, The United Conference Centre, Bangkok (Thailand), 9 – 10 December 2009. [6] Hendi Handian R., Lily Indriani, Soegijardjo

Soegijoko, “Development of Simple E-Health System for Tuberculosis Management at Community Health Center Level in

(8)

Indonesia”, Med-e-Tel 2009, Luxembourg, 1 – 4 April 2009

[7] Sutjiredjeki E., Soegijardjo Soegijoko, Mengko T.R., Tjondronegoro S., Astami K., Muhammad H.U., Suherman, “Application of A Mobile Telemedicine System with Multi Communication Links for Disaster Reliefs in Indonesia”, World Congress on Medical Physics and Biomedical Engineering 2009, Munich (Germany), September 2009.

[8] Witriani S., Soegijardjo Soegijoko, “Preliminary Evaluations of Internet – based System for e-Psychology Applications in Indonesia“, Med-e-Tel 2009, Luxembourg, 1 – 4 April 2009

[9] Soegijardjo Soegijoko, Arga Aridarma, Irma Melyani Puspitasari: “Preliminary Evaluation on Experimental m-Health System to Support Mother and Child Care Promotion for Community Health Centers in Indonesia”,

‘SHOPS & m-Health Alliance Online Conference’, 5 May 2010.

[10] Irma Melyani Puspitasari, Lily I. Octovia, Ira Dewi Jani, Soegijardjo Soegijoko: “An m-Health System with Integrated e-Prescription, Tuberculosis Management and Family Planning Promotion for Primary Health Care Level in Indonesia”,‘SHOPS & m-Health Alliance Online Conference’, 5 May 2010.

[11] Soegijardjo Soegijoko, “Mobile Telemedicine System with Multi Communication Links for Developing Countries”, Telemedicine and IT Infrastructure At Hospital Build Asia – Exhibition and Congress 2010, Singapore, 12 – 13 May 2010

[12] Kelompok Keahlian Teknik Biomedika – ITB, Laporan Tahunan 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat ini, ada tiga permasalahan umum yang dihadapi oleh guru dalam implementasi wajib belajar 9 tahun yang juga diberlakukan bagi anak berkebutuhan khusus, yaitu

Beberapa yang mahal adalh bukam merek snm Semua polisi adalah penyidik yang baik.. Beberapa polisi

Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai dengan tes, baik melalui bentuk soal obyektif maupun tes subyektif, tetapi juga dapat dinilai oleh teknik

Jenis penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang berkenaan dengan “Studi Evaluasi Kurikulum Pendidikan Guru Agama Islam dalam Meningkatkan

Diawali saat SD Muhammadiyah, sekolah kampung di Diawali saat SD Muhammadiyah, sekolah kampung di Belitong dengan fasilitas yang sangat terbatas bahkan minus, Belitong dengan

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kemampuan menyebutkan dan menjelaskan landasan kependidikan, data kemampuan guru dalam mengorganisasikan

Menurut Abdul Ghofur Anshori, dalam kehidupan rumah tangga sering dijumpai orang (suami isteri) mengeluh dan mengadu kepada orang lain ataupun kepada keluarganya, akibat

Penelitian ini membatasi ruang lingkup dengan menganalisis kesalahan penggunaan kata bantu bilangan bahasa Mandarin yang dilakukan oleh siswa yang mempunyai bahasa ibu yang