• Tidak ada hasil yang ditemukan

Filsafat tugas makalah 1 Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Filsafat tugas makalah 1 Indonesia"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas: MK. Filsafat dan Etika Lingkungan

PERTENTANGAN ANTARA RASIONALISME DAN EMPIRISME

Disusun Oleh:

Rahmi Hayati, S. TP (NIM: 1309200040011)

PROGRAM MAGISTER PERTANIAN

PROGRAM STUDI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...2

I. PENDAHULUAN...3

A. Latar Belakang...3

B. Maksud dan Tujuan...4

C. Ruang Lingkup...5

III. PEMBAHASAN...6

A. Paham Rasionalisme...6

B. Paham Empirisme...7

C. Tokoh-Tokoh yang Menganut Paham Rasionalisme...7

D. Tokoh-Tokoh yang Menganut Paham Empirisme...9

E. Pertentangan Antara Rasionalisme dan Empirisme...13

F. Titik Temu Antara Rasionalisme dan Empirisme...14

IV. PENUTUP...16

A. Kesimpulan...16

B. Saran...16

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang:

Rasionalime maupun empirisme merupakan kelompok aliran berpikir di dalam bagian filsafat ilmu. Kedua aliran ini dianggap melahirkan ilmu pengetahuan bagi manusia (Sumarna, 2004). Dua sumber pengetahuan tersebut adalah bagian filsafat yang spesifik merupakan cabang epistemologi atau teori pengetahuan. Cabang filsafat epistemologi menelaah mengenai cara, proses serta metodologi pengetahuan atau suatu ilmu dibangun. Pengetahuan yang diperoleh tersebut diterima oleh akal dan panca indra manusia dengan berbagai metode. Beragamnya metode akibat beragamnya cara pikir maupun olah pikir kemudian mampu menciptakan berbagai metode pikir baru.

Metoda deduktif (rasionalisme) maupun metoda induktif (empirisme) muncul dan berkembang di abad pencerahan. Bahkan dalam perkembangannya, kedua aliran tersebut melahirkan perdebatan panjang oleh para filsuf pengetahuan. Pertentangan maupun perdebatan yang muncul tersebut mampu melahirkan berbagai aliran baru di luar kedua aliran tersebut bahkan paduan keduanya. Diantaranya yaitu metoda positivisme, metoda kontemplatis, metoda intuitisme, metoda dialektis, dan lain sebagainya (Sufardi, 2013). Para penganut rasionalisme menganggap bahwa pengetahuan lahir dari suatu pemikiran oleh akal (rasio) bukan berdasarkan pengalaman indrawi seperti yang dianuti oleh para empirisme. Berdasarkan Sumarna (2004), beberapa tokoh penganut aliran rasionalisme adalah Rene Descartes (1596-1650), Baruch Spinoza (1632-1677), Gottfried Leibniz (1646-1716), dan lain-lain. Beberapa tokoh penganut aliran empirisme antara lain John Locke (1632-1704), George Barkeley (1685-1753), David Hume (1711-1776), dan beberapa tokoh-tokoh lainnya.

(4)

sebagai ingatan yang melekat padanya (a priori) yang berlangsung berdasarkan intuisi yang pernah dialami jiwa. Aristoteles mencoba mengganti pemikiran tersebut. Menurut Aristoteles, pengetahuan adalah hasil pengamatan terhadap kenyataan dengan melepaskan unsur-unsur universal dari partikular, yang akan melampaui batas indrawi. Dengan demikian, pemikiran Plato menjunjung tinggi rasionalisme yang merujuk kepada pengetahuan apriori sedangkan Aristoteles beraliran empirisme yang mengacu kepada pengetahuan empirikal.

Berdasarkan http://punyasuhanda.blogspot.com/2012/05/, zaman rasionalisme maupun empirisme mulai berkembang sejak pertengahan abad ke-17 sampai akhir abad ke-18. Rasionalisme merupakan paham atau aliran berdasarkan rasio atau ide-ide yang dapat diterima akal tanpa melihat sumber kebenaran lain yang hakiki. Pada zaman ini, hal yang khas bagi ilmu pengetahuan adalah penggunaan yang eksklusif daya akal budi (rasio) untuk menemukan kebenaran. Empirisme diartikan suatu paham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengenalanan, baik pengalaman lahiriah (dunia) maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia. Paham ini berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan indrawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan sempurna.

Berdasarkan hal tersebut, melalui makalah ini penulis mencoba mengulas serta menjelaskan perbedaan yang mendasar antara aliran rasionalisme dengan empirisme. Selain itu, mampu menjelaskan beberapa tokoh-tokoh yang berperan di dalam masing-masing aliran tersebut seta mampu menjelaskan permasalahan utama sebagai pemicu pertentangan antara kedua paham atau aliran tersebut.

B. Maksud dan Tujuan

Beberapa maksud dan tujuan yang ingn dicapai penulis melalui makalah ini antara lain:

1. Mengetahui dan mampu menjelaskan perbedaan yang mendasar antara aliran rasionalisme dengan empirisme;

(5)

3. Mampu menjelaskan permasalahan utama sebagai pemicu pertentangan antara kedua paham atau aliran tersebut.

4. Mampu mengkaji hal-hal yang menjadi titik temu antara kedua aliran tersebut.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:

1.

Penjelasan mengenai aliran rasionalisme dan empirisme;

2.

Menjabarkan tokoh - tokoh filsuf yang berperan serta menganut paham rasionalisme maupun empirisme;

3.

Hal-hal apa saja yang menjadi sebagai pemicu pertentangan antara aliran rasionalisme dan empirisme.

(6)

II. PEMBAHASAN

A. Paham Rasionalisme

Abad ke-17 merupakan era dimulainya pemikiran-pemikiran kefilsafatan. Usaha manusia untuk memberi kemandirian kepada akal sebagaimana yang telah dirintis oleh para pemikir renaisans terus berlanjut hingga abad ke-17. Kepercayaan yang besar terhadap kemampuan akal bahkan meyakini bahwa akal mampu menjelaskan segala macam persoalan, memahami dan menyelesaikan permasalahan. Keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuan akal telah berimplikasi sehingga pada masa tersebut selalu mengedepankan cara pikir dengan mempergunakan akalnya. Bahkan anti terhadap kepercayaan yang bersifat dogmatis seperti yang terjadi pada abad pertengahan, terhadap norma-norma yang bersifat tradisi (tidak masuk akal) termasuk keyakinan-keyakinan dan serta semua anggapan yang tidak rasional.

Berdasarkan Shidarta (1999), rasionalisme secara mendasar tidak menolak manfaat dari pengalaman indra dalam kehidupan manusia. Namun persepsi indrawi hanya digunakan untuk merangsang kerja akal. Terbukti, akal manusia tidak secara langsung bergantung pada indra. Jika penangkapan indra diragukan oleh akal maka akal dapat langsung menolaknya. Keberadaan indra yang tidak mutlak terhadap rasio ini dapat meghasilkan pengetahuan yang tidak berasal dari indra, salah satu contoh adalah ilmu matematika (Rahmat, dkk, 2011). Dengan demikian, aliran ini memposisikan akal di atas pengalaman indrawi

(7)

sangat mendewakan kemampuan akal inilah dikenal dalam filsafat sebagai penilaian-penilaian hingga memperoleh kebenaran- kebenaran yang bersifat universal.

Berdasarkan Rahmat, dkk (2011), aliran empirisme berpendapat bahwa manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalaman yang diperoleh dari indrawi. Pengenalan tersebut dimunculkan oleh pemikir yang bernama Francois Bacon (1561-1626). Pengetahuan yang diperoleh berasal dari pengalaman melalui proses pengenalan indrawi. Pengenalan ini diyakini sebagai yang paling jelas dan sempurna. Proses pengalaman yang diperoleh tersebut tidak lain akibat suatu objek yang meranwgsang alat-alat indrawi yang dipahami di dalam otak sehingga terbentuklah tanggapan-tanggapan mengenai objek yang telah merangsang alat-alat indrawi tersebut. Aliran ini menganggap pengalaman sebagai satu-satunya sumber dan dasar ilmu pengetahuan.

C. Tokoh-Tokoh yang Menganut Paham Rasionalisme. a. Plato (427-347 Sebelum Masehi)

(8)

yang ditangkap oleh daya pikir manusia. Maka pengetahuan bagi plato

Berdasarkan http://punyasuhanda.blogspot.com/2012/05/, Descartes menganggap keraguan terhadap segala sesuatu diperlukan guna memperoleh suatu keyakinan dan pengetahuan. Bagi Descartes, inilah metode filsafat yang paling tepat. Descartes beranggapan bahwa hanya akal budi yang dapat membuktikan terhadap dasar bagi pengetahuan, kepastian dan keyakinan yang bersumber pada ide yang jelas dan tepat. Sebenarnya, metode Descartes sangat sederhana yakni meragukan segala sesuatu terhadap perolehan panca indra hingga keraguan tersebut berakhir. Semua yang diragukan disingkirkan dan terus menerus hingga mampu mengetahui sesuatu secara pasti tanpa bisa diragukan berdasar pada pemikiran, pendapat maupun pengalaman yang ada.

c. Baruch Spinoza (1630-1677)

(9)

pernyataan tersebut. Kebenaran yang menjadi aksioma. Contoh ilmu ukur (geometri) yang dikemukakan oleh Spinoza di atas adalah salah satu contoh favorit kaum rasionalis.

d. Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716)

Berdasarkan http://andyfrumens.blogspot.com/2010/07, Leibniz mengungkapkan bahwa pengetahuan alam semesta telah ada dalam diri manusia sebagai bawahan. Pengalaman indrawi merupakan hasil eksploitasi akal (pikiran) yang kemudian melahirkan pengetahuan di luar dirinya. Leibniz menegaskan bahwa pengalaman sendiri bukanlah sumber pengetahuan melainkan pengetahuan tingkat pertama. Sumber pengetahuan adalah akal atau pikiran. Filsuf Jerman ini beranggapan bahwa kebenaran terbagi atas dua bagian, yakni kebenaran yang nyata berdasarkan pengalaman (1) dan kebenaran yang berdasarkan akal manusia (2). Ajarannya terkenal dengan istilah monade-monade yang merupakan pusat-pusat gaya yang tidak mempunyai luas dan tidak bersifat kebendaan seperti roh atau jiwa manusia (Salam, 1984).

D. Tokoh-Tokoh yang Menganut Paham Empirisme. a. Aristoteles (384-322 Sebelum Masehi)

(10)

b. Francois Bacon (1561-1626)

Berdasarkan Rahmat, dkk (2011), pemikir yang berlatar belakang empirisme ini merupakan tokoh yang memperkenalkan cara kerja induktif untuk memperoleh ilmu. Cara kerjanya bertumpu pada akal budi yang bertolak dari pengalaman indrawi particular untuk mendapatkan dan merumuskan pernyataan-pernyataan dalam jangkauan pengamatan secara bertahap menuju pernyataan-pernyataan yang lebih umum.

Berdasarkan Salam (1984), tokoh ini beranggapan bahwa untuk menguasai kodrat alam berdasarkan pada pengalaman. Pengetahuan mengenai sifat-sifat dari segala sesuatu membutuhkan penyelidikan yang empiris. Selanjutnya, pengolahan hasil dilakukan melalui metoda ekspermental atau induktif. F. Bacon menentang dogma-dogma yang bersifat tradisional dan sangat mngutamakan akal manusia untuk memperoleh kebenaran.

c. Thomas Hobbes (1588-1679)

Orang pertama pada abad ke-17 yang mengikuti aliran empirisme di Inggris adalah Thomas Hobbes (1588-1679). Berdasarkan http://inul-makalah.blogspot.com/2012/03/, Bacon yang lebih mendalami bidang metode penelitian, maka Hobbes dalam bidang doktrin atau ajaran. Hobbes telah menyusun suatu sistem yang lengkap berdasar kepada empirisme secara konsekuen. Meskipun ia bertolak pada dasar-dasar empiris, namun ia menerima juga metode yang dipakai dalam ilmu alam yang bersifat matematis. Hobbes mempersatukan empirisme dengan rasionalisme dalam bentuk suatu filsafat materialistis yang konsekuen pada zaman modern.

(11)

ingatan atau digabungkan dengan suatu pengharapan di masa depan, sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa lalu. Pengamatan indrawi terjadi karena gerak benda-benda di luar kita menyebabkan adanya suatu gerak di dalam indra kita. Gerak ini diteruskan ke otak kita kemudian ke jantung. Di dalam jantung timbul reaksi, yaitu suatu gerak dalam jurusan yang sebaliknya. Pengamatan yang sebenarnya terjadi pada awal gerak reaksi tadi.

d. John Locke (1632-1704)

Berbeda dengan kaum rasionalis, kaum empirisme yang diwakili oleh John Locke mengatakan bahwa pengetahuan itu bersumber pada pengalaman yang sangat luas berhubungan dengan panca indra manusia. Indra manusia yang menjalin relasi dengan alam baik materi, ruang maupun waktu. Alam memberikan sumbangan yang cukup penting dalam pembentukan sebuah pengetahuan yang baru. Berdasarkan http://punyasuhanda.blogspot.com/2012/05/, bapak Empirisme yang juga merupakan filsuf Inggris ini mengatakan bahwa pada waktu manusia dilahirkan, keadaan akalanya masih bersih ibarat kertas yang kosong yang belum bertuliskan apa pun. Pengetahuan baru muncul ketika indra manusia menimba pengalaman dengan cara melihat dan mengamati berbagaian kejadian dalam kehidupan. Kertas tersebut mulai bertuliskan berbagai pengalaman indrawi. Seluruh sisa pengetahuan bisa diketahui dengan jalan menggunakan serta memperbandingkan ide-ide yang diperoleh dari pengindraan serta refleksi yang pertama dan sederhana.

(12)

e. George Barkeley (1685-1753)

Berdasarkan http://punyasuhanda.blogspot.com/2012/05/, George Barkeley muncul di era modern yang berpandangan bahwa seluruh gagasan dalam pikiran datang dari pengalaman. Oleh karena itu, ide tidak bersifat independen. Pengalaman konkret adalah “mutlak” sebagai sumber pengetahuan utama bagi manusia. Penalaran yang bersifat abstrak membutuhan rangsangan dari pengalaman. Berbagai gejala secara fisik akan ditangkap oleh indra dan dikumpulkan dalam daya ingat manusia sehingga menjadi pengalaman indrawi. Akumulasi pengalaman-pengalaman tersebut membentuk pengetahuan yang berupa fakta-fakta. Selanjutnya, upaya aktualisasi dari berbagai fakta membutuhkan peran akal (dalam konteks yang realistik).

f. David Hume (1711-1776)

(13)

lidahn. Contoh lain, air mendidih jika tingkat kepanasannnya sampai pada suhu 100°C akan diketahui melalui sebuah percobaan yang akurat.

E. Pertentangan Antara Rasionalisme dan Empirisme

Kaum penganut rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan bertumpu hanya pada akal budi atau rasio. Sedangkan kaum empirisme mengakui pengalaman indrawi sebagai sumber pengetahuan. Pertama, perbedaan pandangan terletak pada sumber pengetahuan. Para penganut rasionalisme menjadikan pikiran sebagi unsur pokok pengetahuan dan mengabaikan unsur pengalaman serta kesaksian demikian juga sebaliknya. Kedua, pertentangan atau perbedaan pendapat antara penganut rasionalisme dengan penganut empirisme terletak pada unsur-unsur terbentuknya epistemologi pengetahuan.

Ketiga, berdasarkan rangka kerja dalam penyusunan pengetahuan. Empirisme menggunakan metoda induktif sementara rasionalisme menekankan pada metoda deduktif. Metoda induktif (empirisme) merupakan cara berfikir dari hal-hal yang bersifat khusus ke hal-hal yang bersifat umum berdasarkan pengalaman-pengalaman maupun pengamatan-pengamatan. Sebaliknya, Metoda deduktif (rasionalisme) merupakan cara berfikir dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal-hal-hal yang bersifat khusus. Premis-premis yang dipakai dalam membuat rumusan keilmuan harus jelas dan dapat diterima. Keempat, sumber ide-ide sebagai pengusung terbentuknya ilmu. Pada paham rasionalisme, ide-ide penyusun pengetahuan bukan ciptaan manusia. Prinsip tersebut telah ada sebelum manusia memikirkannya. Sebaliknya, aliran empirisme bertumpu pada pendapat maupun penilaian dari seluruh ide yang muncul berdasarkan pengalaman. Tidak ada proporsi tentang suatu benda dalam kenyataan yang dapat diketahui sebagai kebenaran yang independen dari pengalaman (Sumarna, 2004).

(14)

kedua aliran terdahulu (rasionalisme-empirisme) meskipun ia sangat mengagumi filsafat Hume (aliran empirisme). Penyelidikan struktur subjek yang memungkinkannya mengetahui benda-benda sebagai objek. Dengan demikian ia menguraikan tiga tingkatan proses pengetahuan: Pertama, tingkat pertama pemahaman indrawi (dalam ruang dan waktu); subjek hadir untuk memahami data-data realitas. Kedua, tingkat akal budi; mulai mengolah input yang diberikan oleh tingkat pengalaman indrawi. Ketiga, tingkat intelektual; kemampuan manusia yang tertinggi melebihi akal dan pemahaman indrawi.

F. Titik Temu antara Rasionalisme dan Empirisme

Pada dasarnya, kedua aliran baik rasionalisme maupun empirisme memiliki titik temu dalam cara pandang terhadap teori ilmu yang dihasilkan. Berdasarkan http://punyasuhanda.blogspot.com/2012/05/, teori merupakan suatu gabungan abstraksi intelektual melalui pendekatan secara rasional dengan pengalaman empiris. Artinya, teori ilmu merupakan suatu penjelasan rasional yang berkesesuaian dengan obyek yang dijelaskannya. Penjelasan dapat lebih diterima oleh akal maupun pikiran sebaiknya tetap didukung serta dibuktikan oleh fakta empiris agar dapat memperoleh kebenaran yang bersifat signifikan.

(15)
(16)

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Perbedaan yang mendasar antara aliran rasionalisme dengan empirisme terletak pada cara pikir sebagai pembentuk pengetahuan. Aliran rasionalisme bertumpu pada akal. Aliran empirisme bertumpu pada pengalaman berdasarkan indrawi. Beberapa tokoh yang berperan dalam aliran rasionalisme antara lain Plato, Rene Descartes, Baruch Spinoza dan lain-lain. Beberapa tokoh yang berperan dalam aliran empirisme antara lain Aristoteles, Francois Bacon, Thomas Hobbes, John Locke, George Barkeley dan David Hume.

Permasalahan utama sebagai pemicu pertentangan antara kedua paham atau aliran tersebut terletak pada perbedaan pandangan sumber pengetahuan, unsur-unsur terbentuknya epistemologi pengetahuan, rangka kerja dalam penyusunan pengetahuan (metoda yang digunakan), serta sumber ide-ide sebagai pengusung terbentuknya ilmu. Titik temu antara kedua aliran tersebut berada pada cara pandang terhadap teori ilmu yang dihasilkan. Gabungan kedua metoda pikir tersebut berkembang hingga zaman ini yang disebut sebagai metode ilmiah.

B. Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Rahmat, Aceng, dkk. 2011. Filsafat Ilmu lanjutan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Salam, Burhanuddin. 1984. Pengantar Filsafat. Bandung: Bumi Aksara.

Shidarta. 1999. Dasar-dasar Filsafat: Pengantar Mempelajari Filsafat Hukum. Jakarta: Universitas Tarumanegara.

Sufardi, 2013. Klasifikasi Filsafat (Classification of Philosophy): Kuliah-IB. Banda Aceh: Unsyiah.

Sumarna, Cecep. 2004. Filsafat Ilmu dari Hakikat Menuju Nilai. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

http://andyfrumens.blogspot.com/2010/07/keretakan-epistemologi rasionalisme.html.

http://punyasuhanda.blogspot.com/2012/05/rasionalisme-empirisme.html.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pemanfaatan controller SDN, administrator jaringan dapat mengubah sifat dan prilaku jaringan secara riil time dan mendeploy aplikasi baru dan layanan

a) Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai. b) Kondisi hunian rumah dan permukiman serta penggunaan ruang-ruangnya mencerminkan penghuninya yang kurang

EFEKTIVITAS MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI AKHLAKA. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini tentang etika pergaulan dalam Alquran dan implikasinya terhadap pembelajaran PAI di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan etika pergaulan

Saat terjadi angin muson Barat yaitu pada bulan Desember-Februari angin bertiup dari Barat menuju Timur, sehingga arus juga bergerak dari arah Benua Asia menuju ke

Data yang diperoleh dengan metode stated preference kemudian dimodelkan dengan model binomial logit selisih dan model binomial logit nisbah untuk mengetahui probabilitas pemilihan

Awal mula dari Bluetooth adalah sebagai teknologi komunikasi wireless (tanpa kabel) yang beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM ( Industrial, Scientific and

Legenda merupakan cerita yang bersifat semihistoris mengenai pahlawan, terciptanya adat, perpindahan penduduk, dan selalu berisi percampuran antara fakta dan supernatural. Legenda