• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN Kode PTE PERTEMUAN KEDUA: Fundamental ekonomi dan sistem perekonomian LOGO. Contents

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN Kode PTE PERTEMUAN KEDUA: Fundamental ekonomi dan sistem perekonomian LOGO. Contents"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LOGO

PERTEMUAN KEDUA:

Fundamental ekonomi dan

sistem perekonomian

Tim Dosen Pengampu PEP 2013

PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN

Kode PTE - 101002

Contents

2. Choice & Scarcity

3. Sepuluh prinsip ekonomi

4. Mekanisme sistem

Perekonomian (circular flow)

1. Pengertian Pertanian &

(2)

Tujuan Pembelajaran

Memahami Pertanian dlm arti sempit, luas dan sistem agribiisnis

Mengenal konsep dasar ekonomi dalam sektor pertanian

Membiasakan melihat fenomena sektor

pertanian melalui cara pandang ekonomi

Melatih ketrampilan untuk berpikir seperti seorang ekonom

Menemukenali keterkaitan antar

sub-sektor

Pertanian dalam arti sempit dan

arti luas

Menurut Mubyarto (1987) pertanian

dibedakan dalam pertanian dalam arti luas dan dalam arti sempit.

Pertanian dalam arti luas mencakup: 1) Pertanian rakyat atau disebut pertanian

dalam arti sempit,

2) Perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar),

3) Kehutanan,

(3)

PENGERTIAN AGRIBISNIS

AGRIBISNIS :

Berasal dari kata “AGRI” : pertanian (Agriculture) dan “BISNIS” ; usaha (Business)

= Usaha (bisnis) di bidang pertanian Pertanian (arti sempit) : pertanian rakyat Pertanian (arti luas) :

1. Pertanian rakyat (pertanian dalam arti sempit) 2. Perkebunan (perkebunan rakyat dan besar) 3. Kehutanan

4. Peternakan 5. Perikanan

Agribisnis (Downey & Erickson, 1987) : semua

kegiatan bisnis yang terlibat pada aliran

sistem komoditi dari masukan usahatani,

usahatani, pemrosesan, penyebaran,

penyimpanan, pemasaran komoditi

tersebut sampai pada konsumen akhir.

(4)

Definisi Agribisnis yang dikemukakan oleh Davis & Golberg (1957) dalam Gumbira Said & Harizt Intan (2001):

AGRIBISNIS merupakan suatu sistem, bila akan

dikembangkan harus terpadu dan selaras dengan semua subsistem yang ada didalamnya.

Pengembangan agribisnis tidak akan efektif dan efisien bila hanya mengembangkan salah satu subsistem yang ada didalamnya.

AGRIBISNIS SEBAGAI SEBUAH SISTEM

Soehardjo (1997) dlm Gumbira Said & Harizt Intan (2001): • Agribisnis sebagai sebuah sistem terdiri dari beberapa

subsistem

• Sistem tersebut akan berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada salah satu subsistem.

SISTEM AGRIBISNIS Subsistem I: Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi (INPUT) • Bibit/benih tanaman/ikan/ ternak • Pupuk • Obat-obatan • Pakan • Peralatan • Lainnya Subsistem II: PROSES PRODUKSI PRIMER (FARM) Subsistem IV: PEMASARAN Subsistem III: PENGOLAH-AN (AGRO INDUSTRI)

(5)

• Pengembangan agribisnis harus mengembangkan semua subsistem di dalamnya karena tidak ada satu subsistem yang lebih penting dari subsistem lainnya.

• Setiap subsistem dalam sistem agribisnis mempunyai keterkaitan ke depan (forward lingkage) dan ke belakang (backward lingkage).

Misal : Subsistem III (pengolahan) akan berjalan dengan baik apabila ditunjang dengan ketersediaan bahan baku yang dihasilkan oleh subsistem II (proses produksi pertanian), demikian juga sangat bergantung dengan subsistem IV (pemasaran).

Agribisnis memerlukan lembaga penunjang, seperti lembaga pertanahan, pembiayaan/keuangan, pendidikan/ pelatihan, penelitian dan transportasi. Lembaga-lembaga penunjang ini kebanyakan berada di luar sektor pertanian, sehingga sektor pertanian mempunyai kaitan yang semakin erat dengan sektor lainnya dan mempunyai peran yang semakin besar dlm perekonomian nasional

Agribisnis melibatkan pelaku dari berbagai pihak (BUMN, swasta dan koperasi) dengan profesi sebagai penghasil produk primer, pengolah, pedagang, distributor, importir, eksportir dll. Kualitas SDM dari pelaku-pelaku tersebut sangat menentukan

berfungsinya subsistem-subsistem dalam sistem agribisnis & dlm memelihara kelancaran arus komoditas dari produsen ke konsumen.

Petani kecil merupakan salah satu pelaku dalam agribisnis sehingga harus diberikan perhatian.

(6)

• Salah satu subsistem dalam agribisnis adalah subsistem III (pengolahan hasil-hasil pertanian), yang biasa disebut AGROINDUSTRI

• AGROINDUSTRI ada 2 : 1. Agroindustri Hulu :

industri penghasil input pertanian

seperti bibit/benih, pupuk, obat-obatan, pakan ternak, alat-alat dan mesin-mesin pertanian.

2. Agroindustri Hilir :

industri pengolahan hasil pertanian primer dan bahkan lebih luas lagi mencakup industri sekunder dan tersier yaitu yang mengolah lebih lanjut dari produk olahan hasil pertanian primer, seperti tekstil dari benang, dan benang dari kapas atau ulat sutera; sepatu dari kulit dan kulit dari hewan; kue dari tepung dan tepung dari gandum atau beras)

SEKTOR AGRIBISNIS

Sektor perekonomian dari suatu negara dapat dibagi menjadi dua sektor utama:

1. Sektor pertanian 2. Sektor industri

Agribisnis : Sektor pertanian secara keseluruhan + sebagian sektor industri

Sektor industri :

• Industri sarana produksi pertanian • Industri alat-alat pertanian

(7)

SEKTOR AGRIBISNIS

SEKTOR PERTANIAN

SEKTOR INDUSTRI

2. Choice & Scarcity

1 Kebutuhan manusia tdk terbatas 2 Ketersediaan sumberdaya terbatas (scarcity)

Jika sumberdaya masy. tidak mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan, maka keputusan yang diambil untuk menentukan apakah dan berapa

banyak yang diproduksi.

Bagaimana membuat pilihan

(8)

LOGO TE N (1 0 ) P RI NCI P LE S O F E CO NO MI CS

HOW PEOPLE MAKE DECISIONS 1. People Face Trade-offs

2. Opportunity Cost is Ever Present 3. Marginal Economics are Most Relevant 4. Incentives Matter

HOW PEOPLE INTERACT

5. Trade Makes Everybody Better Off

6. Market Economy is Most Efficient System to Organize Economic Activity

7. Governments Correct Market Externalities/ Failures (sometimes!)

HOW AN ECONOMIC SYSTEM WORKS

8. Standard of Living Depends on Productivity 9. Prices are Affected by Monetary Policy 10. Society Faces a Short-run Trade-off Between

Inflation and Unemployment

HOW PEOPLE MAKE DECISIONS 1. People Face Trade-offs

2. Opportunity Cost is Ever Present 3. Marginal Economics are Most Relevant 4. Incentives Matter

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

Prinsip ke-1:

People Face Trade-offs

“Seseorang menghadapi Tradeoffs dalam hidupnya”

 Dalam realitas hidup banyak pilihan dan antara berbagai alternatif yang bisa

dipilih maka individu harus membuat keputusan

(9)

Efisiensi Vs Pemerataan

Efficiency artinya masyarakat mendapatkan yang terbanyak atas penggunaan

sumberdaya yang langka.

Equity artinya benefit dari sumberdaya yang dimiliki didistribusikan secara baik diantara anggota masyarakat.

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

Hutan Vs kebun sawit

Bgm alur logika?

Kelestarian lingkungan Vs Pendapatan

Agroforestry Vs tanaman sayuran

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

(10)

Prinsip ke-2:

Opportunity Cost is Ever Present

“Biaya dari sesuatu adalah berapa yang anda korbankan untuk memperolehnya”

Keputusan membutuhkan pembandingan biaya dan benefit atas alternatif yang dimiliki.

Opportunity cost sesuatu yang dipertim-bangkan adalah apa yang dikorbankan untuk menghasilkan sesuatu itu

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

Opportunity cost dari keputusan

penetapan pilihan pola tanam tertentu Apa yang dikorbankan dari perubahan pola

tanam?

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

(11)

Prinsip ke-3:

Marginal Economics are Most Relevant

“Orang yang rasional berpikir atas margin dari berbagai alternatif yang bisa dipilih”

 Seorang pengambil keputusan yang

rasional hanya akan mengambil tindakan jika dan hanya jika keuntungan

marginalnya melebihi biaya marginalnya

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

Prinsip ke-3 (lanjutan):

Orang membuat keputusan dengan membandingkan marjin atas biaya dan keuntungan

Perubahan marginal dari biaya dan benefit menyebabkan perubahan pula pada

respon/tanggapan seseorang untuk berperilaku.

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

(12)

Prinsip - 4: Incentives Matter

“Seseorang respon/tangap terhadap insentif “ Kebijakan yang dapat mengubah insentif

akan berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Go to organic  insentif subsidi pupuk organik

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

Prinsip - 5:

Trade Makes Everybody Better Off

“Perdagangan dapat membuat seseorang lebih baik (better Off)”

Seseorang akan diuntungkan dari

kemampuannya berdagang dengan pihak lain.

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

(13)

Kompetisi merupakan implikasi dari adanya keuntungan adalah perdagangan.

Trade memungkinkan orang berspesialisasi pada apa yang paling baik baginya.

Konsep dasar terjadinya trade:

• Keunggulan kompetitif

• Keunggulan komparatif

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

Prinsip - 6:

Market Economy is Most Efficient System to Organize Economic Activity

“Pasar biasanya cara yang paling baik untuk mengorganisasikan kegiatan ekonomi”

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

(14)

.

Prinsip – 6 (lanjutan):

Perekonomian pasar (market economy)

adalah ekonomi yang mengalokasikan sumberdaya melalui keputusan yang terdesentralisasi pada banyak firms dan rumahtangga dimana satu sama lainnya berinteraksi dalam pasar barang dan jasa.

 Rumahtangga memutuskan apa yang dibeli dan dimana akan bekerja.

 Firms memutuskan siapa yang akan dipekerjakan dan apa yang dihasilkan.

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

Prinsip – 6 (lanjutan):

Hasil observasi Adam Smith bahwa semua rumah tangga dan perusahaan yang

berinteraksi di pasar, seolah-olah dibimbing oleh suatu kekuatan (invisible hand).

 Karena rumahtangga dan perusahaan mengamati harga ketika memutuskan apa yang akan dibeli atau dijual, mereka tanpa sadar menghitung biaya sosial atas tindakannya.

 Sebagai hasilnya, harga mengarahkan pengambil keputusan untuk mendapatkan hasil yang dalam

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

(15)

Prinsip - 7:

Governments Correct Market

Externalities/ Failures (sometimes!)

“Pemerintah adakalanya dapat memperbaiki hasil mekanisme pasar”

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

Kegagalan pasar (Market failure) terjadi ketika pasar gagal mengalokasikan

sumberdaya secara efisien.

Ketika terjadi kegagalan pasar maka pemerintah dapat campurtangan untuk tercapainya efisiensi dan pemerataan

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

(16)

Prinsip – 7 (lanjutan):

Kegagalan pasar berpeluang terjadi dengan sebab :

 Eksternalitas, dimana merupakan akibat dari tindakan seseorang atau perusahaan yang mempengaruhi kesejahteraan pihak diluar aktifitas tersebut

Kekuatan pasar (market power), dimana merupakan kemampuan satu orang atau perusahaan yang sangat berpengaruh terhadap harga pasar

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

Prinsip - 8:

Standard of Living Depends on Productivity

Standart hidup bergantung pada kemampuan produksi suatu negara

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

(17)

Prinsip – 8 (lanjutan): Hampir semua variasi standart hidup

adalah dijelaskan dengan perbedaan produktifitas suatu negara

Produktifitas merupakan sejumlah barang dan jasa yang diproduksi untuk setiap jam waktu seorang pekerja

Almost all variations in living standards are explained by differences in countries’ productivities. Productivity is the amount of goods and services produced from each hour of a worker’s time.

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

Prinsip - 9:

Prices are Affected by Monetary Policy

“Harga meningkat jika pemerintah

mencetak uang terlalu banyak”

Inflasi adalah kenaikan di dalam

keseluruhan tingkat harga dalam

suatu perekonomian

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

(18)

Prinsip – 9 (lanjutan):

Salah satu yang menyebabkan inflasi adalah pertambahan jumlah uang

Ketika pemerintah mencetak uang dalam jumlah yang besar, nilai dari uang akan jatuh.

Bgm dg harga produk pertanian?

(apakah mempunyai karakteristik yg sama)

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

Prinsip - 10:

Society Faces a Short-run Trade-off Between Inflation and Unemployment

“Dalam jangka pendek masyarakat menghadapi tradeoff antara inflasi dan

pengangguran”

Phillips Curve adalah ilustrasi tradeoff antara inflasi dan unemployment:

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

(19)

Phillips Curve adalah ilustrasi tradeoff antara inflasi dan unemployment:

Inflation  Unemployment It’s a short-run tradeoff!

3. SEPULUH PRINSIP EKONOMI

(lanjutan)

Ekonom Sbg Ilmuwan

Metode Ilmiah

• Harga Lombok • Kuantitas Permintaan

Observasi

• HukumPermintaan • Hukum Penawaran • Harga Keeimbangan

Teori

• variabel • Data • Hasil empiris

Observasi

(20)

Observasi

Harga (Rp) Kuantitas (Ton) 7.000 17,5 6.000 22,5 7.500 15 5.000 24 8.000 12,5 9.000 10 6.500 20 Harga (Rp) Kuantitas (Ton) 5.000 24 6.000 22,5 6.500 20 7.000 17,5 7.500 15 8.000 12,5 9.000 10 m enurun m eningkat

Teori

Pada tabel:

Harga semakin meningkat

Diikuti dg

Kuantitas semakin menurun

HUKUM

PERMINTAAN

(21)

Observasi:

Terjadi fenomena bahwa harga

lombok sejak bulan Juni/Juli hingga awal

September sebesar Rp 30.000,- hingga

Rp 40.000,-

Observasi

Teori

Mengapa?

Bgm alur logika secara teoritis?

Identifikasi:

• Kuantitas Permintan (QD)

• Kuantitas Penawaran (QS)

• Fenomena iklim (cuaca)

alur logika:

Qd Vs Qs

Qd > Qs  P

Mengapa? (kaitkan dg kondisi

penyimpangan musim di Ind krn

fenomena global warming --> anomali)

(22)

 Data observasi dalam rangka

menguji teori

Observasi dan teori  saling

mempengaruhi

Teori untuk menjelaskan observasi

Data  eksperimen dlm ilmu ekonomi

(bisakah?)

Peranan Asumsi

Ekonom Sbg Ilmuwan (Lanjutan)

 Untuk menyederhanakan masalah

(dg tanpa mengurangi substansi)

 Memusatkan perhatian dlm

(23)

Model-model Ekonomi

 Diagram

 Tabel  skedul

 Grafik

 Persamaan

Harga output Harga input Pasar Barang Pasar Input Output (Produksi) Pembayaran,Upah, Sewa, Bunga Konsumen Rumahtangga Pemilik input Penawaran Penawaran Permintaan Permintaan Labor,capital land Labor,capital land Bagaimana perilaku dlm sistem??

Diagram

Mekanisme sistem Perekonomian

(24)

Price

Quantity of

Demand

0

24

5

22,5

10

20

15

17,5

20

15

25

12,5

30

10

Tabel (skedul)

skedul

(25)

Persamaan Berganda:

Qd = 0 + 1 X1 + 2 X2 + … +

k Xk

X1 = harga barang itu sendiri X2 = harga barang lain

X3 = pendapatan X4 = jumlah penduduk X5 = selera konsumen

Persamaan Sederhana:

Q d = 1 0 0 – 0 .5 P

Persamaan

Kuantitas Permintaan Harga Hukum Permintan

Bgmn

mendptkan

koefisien

regresi

Matakuliah Ekonometrika pd smtr VI

The Scientific Method: Observation,

Theory, and More Observation

 Uses abstract models to help explain how a complex, real world operates. Develops theories, collects, and analyzes data to evaluate the theories.

Menggunakan model

(abstraksi=penyederhanaan) untuk membantu menjelaskan kompleknya kondisi yang nyata

Membangun teori, mengumpulkan dan menganalisis data untuk mengevaluasi teori kembali

(26)

Economic Models

 Ekonom menggunakan model untuk penyederhanaan realitas agar spy

mengembangkan pemahaman fenomena (dunia)

 Dua Model ekonomi paling dasar termasuk:

 The Circular Flow Diagram

 The Production Possibilities Frontier

4. The Circular Flow

Spending Goods and services bought Revenue Goods and services sold Labor, land, and capital Income Factors of production Wages, rent, and profit FIRMS •Produce and sell

goods and services •Hire and use factors

of production

•Buy and consume goods and services •Own and sell factors

of production HOUSEHOLDS •Households sell •Firms buy MARKETS FOR FACTORS OF PRODUCTION •Firms sell •Households buy MARKETS FOR GOODS AND SERVICES

(27)

The Circular-Flow Diagram

The circular-flow diagram ialah suatu visualisasi dari perekonomian yang

memperlihatkan bgm aliran uang melalui pasar diantara rumahtangga dan

perusahaan.

Bagaimana dengan perekonomian sektor pertanian?

Microeconomics and Macroeconomics

Microeconomics memfocuskan pada

individual bagian dari the perekonomian.

Bgm rumahtangga dan perusahaan (firms) membuat keputusan dan bgm mereka berinteraksi dlm pasar tertentu.

Macroeconomics memandang

perekonomian sebagai suatu keseluruhan

 Penomena perekonomian secara luas: terasuk inflasi, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi

(28)

POSITIVE VERSUS NORMATIVE

ANALYSIS

Positive statements adalah pernyataan yang berusaha untuk menggambarkan dunia nyata sbg sesuatu

 Called descriptive analysis

Normative statements ialah pernyataan tentang bgm dunia nyata seharusnya

 Called prescriptive analysis

Positive or Normative Statements?

 An increase in the minimum wage will cause a decrease in employment among the least-skilled.

POSITIVE

 Higher federal budget deficits will cause interest rates to increase.

?

?

POSITIVE VERSUS NORMATIVE

ANALYSIS

(29)

Positive or Normative Statements?

 Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang pokok dari pelaksanaan semua kegiatan pembangunan.

NORMATIVE

 Pabrik rokok harus mencantumkan akibat negatif pada kesehatan atas penggunaan rokok tersebut.

NORMATIVE

?

?

POSITIVE VERSUS NORMATIVE

ANALYSIS

?

LOGO Rini Dwiastuti Sujarwo Suhartini

Gambar

Diagram  Mekanisme sistem Perekonomian  (circular flow)

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek dan kualitas

Sedangkan dalam penelitian ini, akan dijelaskan mengenai data perjalanan dinas di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus meliputi data : pegawai,

dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut

Kepadatan individu kukang jawa yang tinggi secara umum terdapat pada talun yang memiliki struktur vegetasi yang baik, yakni ditunjukkan dari struktur vegetasi

Tingginya nilai produksi hasil tangkapan yang didaratkan pada bulan Agustus antara lain disebabkan oleh tingginya jumlah produksi hasil tangkapan yang didaratkan pada

Di dalam proses menghasilkan sinyal video, satu frame gambar dibagi menjadi struktur garis, sehingga satu frame tersebut seolah dipotong-potong dengan arah dari

ketebalan yang lebih bagus dari pada umumnya dengan pelapisan permukaan seperti paint films (Hourston, 2010). Istilah plastik dan polimer seringkali dipakai secara

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan dari penelitian yang berjudul Hubungan Peran Kelompok Teman Sebaya Dengan Sikap Agresif Pada Remaja Kelas XI di SMA