• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Mobilitas Jakarta Dengan Kereta Api Komuter Jabodetabek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Meningkatkan Mobilitas Jakarta Dengan Kereta Api Komuter Jabodetabek"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Meningkatkan Mobilitas Jakarta

Dengan Kereta Api Komuter Jabodetabek

(2)

Jakarta Kini

Dari total waktu perjalanan, hanya 40 % yang digunakan untuk

bergerak

7 tahun terakhir, kecepatan di jalan turun 25 %, 26 km/jam

menjadi 20 km/jam, sepeda motor bertambah 3 kali lipat

47 % penduduk menghabiskan 20 % penghasilan dan 16 % lainnya

menghabiskan 30 % penghasilan untuk transportasi

Udara bersih di Jakarta hanya 60 hari dalam 1 tahun, hanya 43 %

kendaraan pribadi dan 18 % kendaraan umum yang memenuhi

persyaratan gas buang

Kerugian ekonomi akibat inefisiensi sistem transportasi Rp. 5,5

triliun/tahun dan akibat kualitas udara buruk sebesar Rp. 2,8

(3)

60 km

Monorail (250 rb/hari) MRT ( 1,75 jt /hari) KETERANGAN KRL Jabotabek ( 3 jt/hari) Jatinegara Manggarai Dukuh Atas Tanah Abang Duri Beos Kampung Bandan Lebak Bulus TO Serpong TO Bekasi TO Tangerang Tanjung Priok 1 2 5 3 4 5 Tanjung Priok 3

(4)

Moda Split - Jabodetabek

London

New York

Seoul

Jabodetabek

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Kereta Api

Bis dan Angkot

Kendaraan

Pribadi (mobil

dan motor)

Lain-lain (jalan

kaki, sepeda, dll)

P

e

m

b

a

g

ia

n

M

o

d

a

T

ra

n

sp

o

rt

a

si

Angkutan

Umum

sepeda

motor

(24)

mobil

(10)

(38)

(27)

(1)

(5)

Rank

Kota

Negara

Benua

Jaringan

(km)

Stasiun

(unit)

Pnp/hari

(juta)

Pnp-km

/tahun

1

Tokyo

Jepang

Asia

305

290

8,2

9.900

3

Seoul

Korea

Asia

287

348

4,5

5.769

8

Jabodetabek

2014

Indonesia

Asia

150

65

3,0

7.300

9

Osaka

Jepang

Asia

138

133

2,4

6.372

13

Beijing

China

Asia

232

123

2,1

3.845

27

Manila

Philipine

Asia

45,7

88

0,86

6.893

42

Bangkok

Thailand

Asia

46

44

0,56

4.449

50

Medellin

Kolombia

Amerika

29

26

0,38

4.861

51

Jabodetabek

2009

Indonesia

Asia

150

65

0,37

876

52

Rio de Janeiro

Brasil

Amerika

37

34

0,36

3.696

70

Kuala Lumpur

Malaysia

Asia

64

60

0,23

1.312

Benchmarking

2009

*) proyeksi dengan asumsi rail-based system kota-kota besar lainnya tidak meningkat

(6)

Menuju 3 Juta Penumpang/hari

Aspek

Satuan

2009

2013

Penambahan x /

(%)

Sarana

Jumlah perjalanan

rute/hari

425

1.218

3 x

Peak hours headway

menit

19

5

-75%

Jumlah Rute

rute

37

6

-85%

Armada KRL

unit

418

1.600

3,8 x

Prasarana

Kapasitas listrik

MW

86

243

2,34 x

Dipo

unit

3

7

1,33x

Balai yasa

unit

1

1

0

Stasiun Intermoda

unit

0

10

10 x

(7)

Aspek

Unit

2010

2011

2012

2013

Jumlah

(Milyar Rp)

Sumber

Prasarana 2.650 4.600 3.400 1.850 12.500 Listrik 157 MW 600 500 300 200 1.600 (480) Dephub Persinyalan 1 Paket 0 1.000 1,000 400 2.400 (720) Dephub Jalan Rel 80% 2.000 3.000 2,000 1,200 8.200* (2.450) Dephub Telekomunikasi 1 Paket 50 100 100 50 300 (90) Dephub Sarana 2.080 2.460 2.620 2.740 9.900

Armada KRL 1.200 unit 2.000 2.000 2.000 2.000 (2.400)8.000 Operator/ Pemerintah

Dipo KRL 4 Unit 80 160 320 140 700 Operator

Balai Yasa KRL 1 Unit 0 300 300 600 1.200 Operator

Stasiun 850 950 880 970 3.650

Bangunan stasiun 40 stasiun 500 500 500 500 2.000

(600) PPP

Peron (Platform) 10 stasiun 300 350 350 450 1.450

(435) Operator/PPP

Emplasemen Stasiun 10 stasiun 50 100 30 20 200

(60) Operator/PPP

Flyover/Underpass 20 lokasi 50 350 350 250 1.000 Dep PU/DKI

Capacity Building 1 paket 10 20 30 40 100 Dephub/Operator Jumlah 5.640 8.380 7.280 5.850 27.150

RENCANA INVESTASI

Rencana Investasi

(8)

8

Aspek

Baya (Rp)

Keterangan

Prasarana

Listrik

2,3 T

Peningkatan daya sebesar 157 MW

Persinyalan

2,4 T

Penggantian sistem sinyal yang ada dengan “Communication Based Train

Control System” untuk mendukung “headway” 5 menit

Jalan Rel

8 T

Pembenahan tuntas 80 % panjang jalan rel:

• Penggantian 400 km rel berikut ballast dan bantalan (Rp. 800 M),

• Pengadaan 500 unit wesel (Rp. 500 M),

• Pengamanan “Ruang Manfaat Jalur Kereta Api” seperti pagar, drainase,

penghijauan, relokasi orang, dll ( Rp. 2 T),

• Pembelian 4 set “track maintenance machine” (Rp. 500 M),

• Pembangunan double-double track Cikarang – Manggarai

(Rp. 4 T,

sudah teralokasi)

Telekomunik

asi

300 M

Pembelian alat pengendalian operasi kereta dan pelayanan informasi ke

penumpang

Flyover dan

Under pass

1 T

Pembangunan di 20 lokasi, panjangnya bervariasi dari 200 m s.d 600 m di

setiap lokasi

(9)

Sensitivitas IRR

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

100 %

9,1%

11,6% 13,9% 16,2%

18,3 % 20,4 %

90 %

7,8%

10,1% 12,2% 14,3% 16,2 %

18,2%

80 %

6,3%

8,5% 10,5% 12,4% 14,1 %

15,9%

Target

Penumpang

Tarif (Rp.)

Sensitivitas IRR

Sensitivitas IRR

(10)

Penghematan BBM dan Penurunan Emisi Apabila

Penumpang KRL menjadi 3 juta per hari

Beberapa Manfaat Keekonomian

(positive externalities) 3 Juta Penumpang KA

Pemakaian BBM berkurang 605.000 liter/hari, setara dengan penghematan

Rp. 2,7 miliar/hari atau Rp 1 trilyun/tahun

Jumlah perjalanan mobil pribadi berkurang 220,000 per hari dan sepeda

motor berkurang 708.000 hari

Emisi kendaraan bermotor (CO2- e) berkurang 420 ton/hari, setara

dengan Rp 50 juta/hari

Jika dikombinasikan dengan kebijakan lain, berpotensi besar memberikan

tambahan kecepatan kendaraan di jalan 10 km/jam, menambah

penghematan BBM 1.700.000 l/hari, setara Rp. 7,8 Miliar/hari atau Rp. 2.8

Triliun/tahun

(11)

Rekomendasi

Menyetujui investasi Kereta Api Jabodetabek

untuk mencapai 3 juta penumpang

pada tahun 2013/2014,

Integrasi Tata Ruang

Integrasi intermoda (busway, MRT, bis, dll)

Optimalisasi operasi : single service, single

ticketing system, peniadaan lintasan

sebidang, pembersihan jalur sepanjang rel, akses

dan sterilisasi stasiun

(12)

Penghematan BBM dan Penurunan Emisi Apabila

Penumpang KRL menjadi 3 juta per hari

Keputusan yang Diperlukan

Topik

Pengembangan dan Pengadaan prasarana

(rel, sinyal, telekomunikasi LAA dan stasiun)

Pengembangan & Pengadaan:

• Overpass dan underpass jalan Provinsi DKI

• Akses stasiun, park and ride

• Integrasi intermoda

•Transit Oriented Development (TOD)

Penyempurnaan Rencana Pengembangan

Perubahan RPJM dan RKP 2010 bila mungkin

Penanggung Jawab Program

Pengadaan overpass dan underpass jalan nasional

Usulan

Menhub

Gubernur DKI dan

Pemda terkait

Men PU

Menhub

Menko Perekonomian

Meneg

PPN/BAPPENAS

(13)
(14)

No

Latar Belakang

Identifikasi

Masalah

Upaya yang

telah dilakukan

Rekomendasi

1 Kondisi Transportasi Jabodetabek •Kinerja transportasi Jabodetabek menghambat mobolisasi sosial ekonomi masyarakat • Biaya ekonomi yang tinggi akibat

tranportasi

Peran angkutan umum rendah, KA hanya mengangkut 1% dari total pergerakan penumpang di Jabodetabek Waktu bergerak kendaraan di jalan hanya 40% dari total waktu perjalanan

3in1 Busway

Circular line

MRT

Rekayasa lalu lintas

Penyusunan dan implementasi program menuju 3 juta

penumpang KA per hari (Menko Perekonomian) Integrasi dengan

peruntukan ruang, dan moda lain (Gubernur DKI) Pengendalian “demand” Transportasi (Gubernur DKI) 2 Tingkat Pelayanan KA

Kapasitas dan kualitas KA belum mampu menarik masyarakat untuk menggunakan angkutan umum

Kepastian rendah Waktu tunggu lama Kenyamanan dan keamanan rendah Keselamatan rendah Tidak mampu menarik pengguna kendaraan pribadi Pembentukan PT. Kereta Api Commuter Jabodetabek

Pembangunan Dipo kereta api di Depok Revitalisasi Stasiun Tanjung Priok

Pembangunan sistem tiket elektronik

Pengadaan rolling stock 2010 - 2011

Peningkatan kualitas dan kuantitas

pelayanan KA (Menteri Perhubungan)

Meningkatkan Mobilitas Jakarta Dengan Kereta

Api Commuter Jabodetabek

(15)

No

Latar Belakang

Identifikasi

Masalah

Upaya yang telah

dilakukan

Rekomendasi

3 Sistem operasi KA

Sistem operasi KA tidak optimal karena sistem tarif serta keterbatasan sarana dan prasarana • Terlalu banyak rute ,

37 rute • Multi tarif/kelas mempersulit sistem operasi dan pengelolaan stasiun Terjadi hirarki “scheduling” yang panjang

Stasiun tidak steril, sehingga terjadi “free riders” Banyak hambatan di perlintasan sebidang Sarana dan prasarana tidak mencukupi

•Meningkatkan

pengamanan pada akses masuk ke emplasemen

•Penindakan terhadap

“free riders” dan penumpang diatas gerbong

Penambahan sarana dan prasarana (Menteri Perhubungan)

Pembangunan Overpass dan Underpass jalan propinsi (Gubernur DKI dan Gubernur Terkait) Pembangunan Overpass dan Underpass jalan Nasional (Menteri PU)

Penyederhanaan operasi : single service,

mengurangi jumlah rute (Menteri Perhubungan)

Meningkatkan Mobilitas Jakarta Dengan Kereta

Api Komuter Jabodetabek

(16)

No

Latar Belakang

Identifikasi

Masalah

Upaya yang telah

dilakukan

Rekomendasi

4 Integrasi dengan Tata Ruang Sistem perkeretaapian tidak terintegrasi dengan tata ruang

Stasiun kereta api tidak dekat dengan lokasi perumahan dan kegiatan usaha

Akses menuju stasiun baik untuk kendaraan dan pejalan kaki tidak mamadai

Pembangunan Park

and Ride Serpong dan

Bintaro

TOD dan Park and Ride (Gubernur DKI)

Pembangunan Rusun sepanjang rute Kereta Api (Gubernur terkait)

5 Investasi Investasi perkeretaapian tidak mencukupi

•Kondisi sarana dan prasarana tidak memadai

•Kualitas pelayanan rendah

•Peran swasta terbatas lebih pada sarana, biasanya minta insentif/kompensasi •Belum ada Rencana

Induk Perkeretaapian

•Pembangunan

double-double track

Cikarang-Manggarai

•Pembelian gerbong •Pembangunan double

track rute Bogor, Serpong dan Bekasi

Meningkatkan investasi pemerintah untuk perkeretaapian mulai tahun 2010 diawali dengan perubahan RPJM dan RKP 2010 (Menneg PPN/Bappenas)

Alokasi dana tahunan (Menteri Keuangan)

Meningkatkan Mobilitas Jakarta Dengan Kereta

Api Komuter Jabodetabek

(17)

No

Latar Belakang

Identifikasi

Masalah

Upaya yang telah

dilakukan

Rekomendasi

6 Integrasi dengan moda lain Sistem perkeretaapian tidak terintegrasi dengan moda lain

Masyarakat harus membayar untuk tiap moda yang berbeda

Banyak stasiun tidak dilalui oleh moda bis

Integrasi stasiun

Sudirman dengan halte busway Dukuh Atas

Pembangunan terowongan halte busway dan stasiun Kota

Design penataan stasiun Gambir

Pengintegrasian trayek bis dengan moda kereta api dan kemudahan akses ke stasiun

(Gubernur DKI, Jawa Barat, dan Banten)

Aplikasi single ticketing dengan smart card (Menteri Perhubungan, Gubernur DKI)

Meningkatkan Mobilitas Jakarta Dengan Kereta

Api Komuter Jabodetabek

(18)

Meningkatkan Mobilitas Jakarta

Dengan Kereta Api Komuter Jabodetabek

(19)

Tujuan Bersama

Publik bergerak dengan

mudah, aman, nyaman dan

ekonomis agar bisa

melaksanakan aktifitas

ekonomi dan sosial tanpa

mengorbankan aspek2

kemanusiaan dan

lingkungan, baik untuk

kepentingan hari ini atau

masa datang.

Ukuran Kinerja

• Penurunan biaya

transportasi

• Penurunan polusi

• Penurunan angka

kecelakaan

• Peningkatan

aksesibilitas

Bagaimana

• Angkutan

Umum Massal

• Transit

Oriented

Development

• Pengendalian

“demand”

Mobilitas Berkelanjutan

(20)
(21)

Jakarta Kini

Dari total waktu perjalanan, hanya 40 % yang digunakan untuk

bergerak

7 tahun terakhir, kecepatan di jalan turun 25 %, 26 km/jam

menjadi 20 km/jam, sepeda motor bertambah 3 kali lipat

47 % penduduk menghabiskan 20 % penghasilan dan 16 % lainnya

menghabiskan 30 % penghasilan untuk transportasi

Udara bersih di Jakarta hanya 60 hari dalam 1 tahun, hanya 43 %

kendaraan pribadi dan 18 % kendaraan umum yang memenuhi

persyaratan gas buang

Kerugian ekonomi akibat inefisiensi sistem transportasi Rp. 5,5

triliun/tahun dan akibat kualitas udara buruk sebesar Rp. 2,8

(22)

Moda Split - Jabodetabek

London

New York

Seoul

Jabodetabek

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Kereta Api

Bis dan Angkot

Kendaraan

Pribadi (mobil

dan motor)

Lain-lain (jalan

kaki, sepeda, dll)

P

e

m

b

a

g

ia

n

M

o

d

a

T

ra

n

sp

o

rt

a

si

Angkutan

Umum

sepeda

motor

(24)

mobil

(10)

(38)

(27)

(1)

(23)

2 27 34 37 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jabodetabek

Lain-lain (jalan kaki, sepeda, dll) Kendaraan pribadi (mobil dan motor) Bis dan Angkot

Kereta Api

Populasi Kendaraan Pribadi

(‘000) Motor 24% Mobil 10% -2000,0 4000,0 6000,0 8000,0 10000,0 2005 2006 2007 2008 Motor Mobil

(24)
(25)

Pelajaran Dari Praktek di Negara Negara Lain

•Very occasionally (Singapore is an example) car

restraint, which is essential to control congestion, can

be introduced early before congestion becomes

endemic

•Usually, after congestion has set in, MRT which

provides the first-class alternative to the car followed by

restraint is necessary. A ‘virtuous circle of

improvement’ is then achievable. The core objectives of

transport policy all depend upon reducing congestion,

which in turn depends upon car restraint – which can

only be implemented after mass rapid transit

(MRT). MRT thus becomes the ‘entry point’ into

this virtuous circle.

MRT

Road Based

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

-50

100

150

200

250

300

350

400

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

(Jan

-Okt)

Th

o

u

sa

n

d

s

Volume Per Hari

(32)

0

100

200

300

400

500

600

700

90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09

INDEKS (1990 = 100)

Periode dimana kapasitas KRL masih mencukupi.

Meskipun pertumbuhan jumlah sarana tidak signifikan, kenaikan volume penumpang masih dapat

dipenuhi

Periode dimana kapasitas KRL sudah maksimum.

Keterbatasan sarana cenderung menghambat pertumbuhan volume penumpang Jumlah Sarana Volume Penumpang free riders

(33)
(34)
(35)
(36)

60 km

Monorail (250 rb/hari) MRT ( 1,75 jt /hari) KETERANGAN KRL Jabotabek ( 3 jt/hari) Jatinegara Manggarai Dukuh Atas Tanah Abang Duri Beos Kampung Bandan Lebak Bulus TO Serpong TO Bekasi TO Tangerang Tanjung Priok 1 2 5 3 4 5 Tanjung Priok 36

(37)

London

New York

Seoul

Jabodetabek

0 20 40 60 80 100 120 140

Panjang Jaringan

per Luas wilayah

(km / 100 km2)

Panjang Jaringan

per Penduduk (km

/ sejuta orang)

Produktifitas

Jaringan (1000

penumpang / km)

(38)

Rank

Kota

Negara

Benua

Jaringan

(km)

Stasiun

(unit)

Pnp/hari

(juta)

Pnp-km

/tahun

1

Tokyo

Jepang

Asia

305

290

8,2

9.900

3

Seoul

Korea

Asia

287

348

4,5

5.769

8

Jabodetabek

2014

Indonesia

Asia

150

65

3,0

7.300

9

Osaka

Jepang

Asia

138

133

2,4

6.372

13

Beijing

China

Asia

232

123

2,1

3.845

27

Manila

Philipine

Asia

45,7

88

0,86

6.893

42

Bangkok

Thailand

Asia

46

44

0,56

4.449

50

Medellin

Kolombia

Amerika

29

26

0,38

4.861

51

Jabodetabek

2009

Indonesia

Asia

150

65

0,37

876

52

Rio de Janeiro

Brasil

Amerika

37

34

0,36

3.696

70

Kuala Lumpur

Malaysia

Asia

64

60

0,23

1.312

Benchmarking

2009

*) proyeksi dengan asumsi rail-based system kota-kota besar lainnya tidak meningkat

(39)

“Moda KA perkotaan terpadu

dengan sistem perkotaan”

Pengembangan Wilayah

Kota

Stasiun KA

Menuju

Sistem Perkotaan Terpadu dengan Sistem

KA

• Transit Oriented

Development &

• Pengembangan Rusun

di sepanjang rel

Sumber: DKI diolah

Terpisah

(40)

Menuju 3 Juta Penumpang/hari

Aspek

Satuan

2009

2013

Penambahan x /

(%)

Sarana

Jumlah perjalanan

rute/hari

425

1.218

3 x

Peak hours headway

menit

19

5

-75%

Jumlah Rute

rute

37

6

-85%

Armada KRL

unit

418

1.600

3,8 x

Prasarana

Kapasitas listrik

MW

86

243

2,34 x

Dipo

unit

3

7

1,33x

Balai yasa

unit

1

1

0

Stasiun Intermoda

unit

0

10

10 x

(41)

Aspek

Unit

2010

2011

2012

2013

Jumlah

(Milyar Rp)

Sumber

Prasarana 2.650 4.600 3.400 1.850 12.500 Listrik 157 MW 600 500 300 200 1.600 (480) Dephub Persinyalan 1 Paket 0 1.000 1,000 400 2.400 (720) Dephub Jalan Rel 80% 2.000 3.000 2,000 1,200 8.200* (2.450) Dephub Telekomunikasi 1 Paket 50 100 100 50 300 (90) Dephub Sarana 2.080 2.460 2.620 2.740 9.900

Armada KRL 1.200 unit 2.000 2.000 2.000 2.000 (2.400)8.000 Operator/ Pemerintah

Dipo KRL 4 Unit 80 160 320 140 700 Operator

Balai Yasa KRL 1 Unit 0 300 300 600 1.200 Operator

Stasiun 850 950 880 970 3.650

Bangunan stasiun 40 stasiun 500 500 500 500 2.000

(600) PPP

Peron (Platform) 10 stasiun 300 350 350 450 1.450

(435) Operator/PPP

Emplasemen Stasiun 10 stasiun 50 100 30 20 200

(60) Operator/PPP

Flyover/Underpass 20 lokasi 50 350 350 250 1.000 Dep PU/DKI

Capacity Building 1 paket 10 20 30 40 100 Dephub/Operator Jumlah 5.640 8.380 7.280 5.850 27.150

RENCANA INVESTASI

Rencana Investasi

(42)

42

Aspek

Baya (Rp)

Keterangan

Prasarana

Listrik

2,3 T

Peningkatan daya sebesar 157 MW

Persinyalan

2,4 T

Penggantian sistem sinyal yang ada dengan “Communication Based Train

Control System” untuk mendukung “headway” 5 menit

Jalan Rel

8 T

Pembenahan tuntas 80 % panjang jalan rel:

• Penggantian 400 km rel berikut ballast dan bantalan (Rp. 800 M),

• Pengadaan 500 unit wesel (Rp. 500 M),

• Pengamanan “Ruang Manfaat Jalur Kereta Api” seperti pagar, drainase,

penghijauan, relokasi orang, dll ( Rp. 2 T),

• Pembelian 4 set “track maintenance machine” (Rp. 500 M),

• Pembangunan double-double track Cikarang – Manggarai

(Rp. 4 T,

sudah teralokasi)

Telekomunik

asi

300 M

Pembelian alat pengendalian operasi kereta dan pelayanan informasi ke

penumpang

Flyover dan

Under pass

1 T

Pembangunan di 20 lokasi, panjangnya bervariasi dari 200 m s.d 600 m di

setiap lokasi

(43)

Penjelasan Rencana Investasi

Aspek

Biaya (Rp.)

Keterangan

Sarana

Armada KRL

8 T

Pembelian 1.200 unit, 700 unit kereta baru (Rp. 7 T) dan 500 unit

kereta bekas (Rp. 1 T)

Dipo KRL

700 M

Pembangunan 4 depo baru di Bekasi, Maja (Serpong), Tangerang

dan Tanjung Priok

Balai Yasa KRL

1,2 T

Pembelian mesin-mesin perawatan kereta

Stasiun

Bangunan

Stasiun

2 T

Peningkatan kapasitas dan renovasi stasiun serta penyedian

fasiltias “park & ride” di 40 stasiun

Peron

(Platform)

1,45 T

Peningkatan kapasitas dan pembangunan peron berikut dengan

sistem “gate” dan “e-ticketing” sisten intermoda untuk

menampung gerakan transfer 3 juta orang/hari

Emplasemen

Stasiun

200 M

Peningkatan kapasitas stasiun untuk mengakomodir peningkatan

frekuensi KRL dan minimalisasi bottleneck operasi

Capacity Building

100 M

Pendidikan dan pelatihan serta perekrutan tenaga profesional

untuk regulator dan operator

(44)

Cash Flow

Uraian

Satuan

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Jumlah Penumpang Juta 270 540 810 918 1.08 1.107 1.135 1.163 1.192 1.222

Tarif Rp 7 7.28 7.571 7.874 8.189 8.517 8.857 9.212 9.58 9.963 Pendapatan Milyar Rp 1.89 3.931 6.133 7.228 8.844 9.428 10.05 10.713 11.42 12.174 Biaya Milyar Rp -1.409 -2.947 -4.518 -5.416 -6.305 -6.632 -6.98 -7.352 -7.748 -8.171 Labour Milyar Rp -136 -145 -155 -166 -178 -190 -204 -218 -233 -250 Depresiasi Milyar Rp 282 701 1.065 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 EBITDA Milyar Rp 627 1.54 2.524 3.004 3.719 3.963 4.224 4.501 4.797 5.112

Uraian

Satuan

2020

2021

2022

2023

2024

2025

2026

2027

2028

2029

Jumlah Penumpang Juta 1.252 1.284 1.316 1.349 1.382 1.417 1.452 1.489 1.526 1.564

Tarif Rp 10.362 10.776 11.207 11.656 12.122 12.607 13.111 13.635 14.181 14.748 Pendapatan Milyar Rp 12.978 13.834 14.747 15.721 16.758 17.864 19.043 20.3 21.64 23.068 Biaya Milyar Rp -8.621 -9.101 -9.613 -10.159 -10.741 -11.361 -12.022 -12.727 -13.479 -14.28 Labour Milyar Rp -267 -286 -306 -327 -350 -375 -401 -429 -459 -491 Depresiasi Milyar Rp 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 EBITDA Milyar Rp 5.447 5.805 6.186 6.592 7.025 7.486 7.978 8.502 9.06 9.655

IRR

13,9 %

Cash Flow

(45)

Sensitivitas IRR

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

100 %

9,1%

11,6% 13,9% 16,2%

18,3 % 20,4 %

90 %

7,8%

10,1% 12,2% 14,3% 16,2 %

18,2%

80 %

6,3%

8,5% 10,5% 12,4% 14,1 %

15,9%

Target

Penumpang

Tarif (Rp.)

Sensitivitas IRR

Sensitivitas IRR

(46)

Penghematan BBM dan Penurunan Emisi Apabila

Penumpang KRL menjadi 3 juta per hari

Beberapa Manfaat Keekonomian

(positive externalities) 3 Juta Penumpang KA

Pemakaian BBM berkurang 605.000 liter/hari, setara dengan penghematan

Rp. 2,7 miliar/hari atau Rp 1 trilyun/tahun

Jumlah perjalanan mobil pribadi berkurang 220,000 per hari dan sepeda

motor berkurang 708.000 hari

Emisi kendaraan bermotor (CO2- e) berkurang 420 ton/hari, setara

dengan Rp 50 juta/hari

Jika dikombinasikan dengan kebijakan lain, berpotensi besar memberikan

tambahan kecepatan kendaraan di jalan 10 km/jam, menambah

penghematan BBM 1.700.000 l/hari, setara Rp. 7,8 Miliar/hari atau Rp. 2.8

Triliun/tahun

(47)

Perbaikan Stasiun

Perbaikan Stasiun

(48)
(49)

Perpotongan dengan Jalan Raya

Perpotongan Dengan Jalan Raya

(50)

Under Pass

(51)
(52)

Rekomendasi

Menyetujui investasi Kereta Api Jabodetabek

untuk mencapai 3 juta penumpang

pada tahun 2013/2014,

Integrasi Tata Ruang

Integrasi intermoda (busway, MRT, bis, dll)

Optimalisasi operasi : single service, single

ticketing system, peniadaan lintasan

sebidang, pembersihan jalur sepanjang rel

dengan

(53)

Penghematan BBM dan Penurunan Emisi Apabila

Penumpang KRL menjadi 3 juta per hari

Keputusan yang Diperlukan

Topik

Pengembangan dan Pengadaan prasarana

(rel, sinyal, telekomunikasi LAA dan stasiun)

Pengembangan & Pengadaan:

• Overpass dan underpass jalan Provinsi DKI

• Akses stasiun, park and ride

• Integrasi intermoda

•Transit Oriented Development (TOD)

Penyempurnaan Rencana Pengembangan

Perubahan RPJM dan RKP 2010 bila mungkin

Penanggung Jawab Program

Pengadaan overpass dan underpass jalan nasional

Usulan

Menhub

Gubernur DKI dan

Pemda terkait

Men PU

Menhub

Menko Perekonomian

Meneg

PPN/BAPPENAS

(54)

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang sama dikemukakan oleh Fadel Muhammad (2008) bahwa pengembangan ekonomi wilayah dapat dikembangkan dengan pendekatan manajemen kewirausahaan. Inilah yang diterapkan

Cara kerja perubah arah putaran sistem hidrolik (Sumber Yanmar Diesel, 1980 ).. Perlengkapan pada sistim hidrolik reduksi/perubahan arah. Dalam operasinya handle maju/mundur, alat

Triangulasi ini ada 3 ( tiga) yaitu triangulasi teknik, triangulasi sumber dan triangulasi waktu. Di sini peneliti menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi

Pendidikan keusahawanan yang kliusus dalam sesuatu bidang itu akan membantu melahirkan seorang usahawan terutamanya pendidikan Teknikal dan Vokasional kerana ini bukan sahaja

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa salam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

Perangkat pembelajaran yang disiapkan mencakup silabus, RPP, dan bahan ajar dalam satuan unit pembelajaran.Penyusunan silabus dapat menggunakan silabus yang diadopsi dari

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden 18 (bayi) dilakukan oijat bayi secara teratur mengalami perkembangan motorik kasar yng sesuai dengan usia

quervain’s syndrome. c) Penelitian ini dapat menjadi acuan penelitian berikutnya mengenai.. penanganan de quervain’s syndrome. d) Diharapkan kepada rekan-rekan