Meningkatkan Mobilitas Jakarta
Dengan Kereta Api Komuter Jabodetabek
Jakarta Kini
Dari total waktu perjalanan, hanya 40 % yang digunakan untuk
bergerak
7 tahun terakhir, kecepatan di jalan turun 25 %, 26 km/jam
menjadi 20 km/jam, sepeda motor bertambah 3 kali lipat
47 % penduduk menghabiskan 20 % penghasilan dan 16 % lainnya
menghabiskan 30 % penghasilan untuk transportasi
Udara bersih di Jakarta hanya 60 hari dalam 1 tahun, hanya 43 %
kendaraan pribadi dan 18 % kendaraan umum yang memenuhi
persyaratan gas buang
Kerugian ekonomi akibat inefisiensi sistem transportasi Rp. 5,5
triliun/tahun dan akibat kualitas udara buruk sebesar Rp. 2,8
60 km
Monorail (250 rb/hari) MRT ( 1,75 jt /hari) KETERANGAN KRL Jabotabek ( 3 jt/hari) Jatinegara Manggarai Dukuh Atas Tanah Abang Duri Beos Kampung Bandan Lebak Bulus TO Serpong TO Bekasi TO Tangerang Tanjung Priok 1 2 5 3 4 5 Tanjung Priok 3Moda Split - Jabodetabek
London
New York
Seoul
Jabodetabek
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Kereta Api
Bis dan Angkot
Kendaraan
Pribadi (mobil
dan motor)
Lain-lain (jalan
kaki, sepeda, dll)
P
e
m
b
a
g
ia
n
M
o
d
a
T
ra
n
sp
o
rt
a
si
Angkutan
Umum
sepeda
motor
(24)
mobil
(10)
(38)
(27)
(1)
Rank
Kota
Negara
Benua
Jaringan
(km)
Stasiun
(unit)
Pnp/hari
(juta)
Pnp-km
/tahun
1
Tokyo
Jepang
Asia
305
290
8,2
9.900
3
Seoul
Korea
Asia
287
348
4,5
5.769
8
Jabodetabek
2014
Indonesia
Asia
150
65
3,0
7.300
9
Osaka
Jepang
Asia
138
133
2,4
6.372
13
Beijing
China
Asia
232
123
2,1
3.845
27
Manila
Philipine
Asia
45,7
88
0,86
6.893
42
Bangkok
Thailand
Asia
46
44
0,56
4.449
50
Medellin
Kolombia
Amerika
29
26
0,38
4.861
51
Jabodetabek
2009
Indonesia
Asia
150
65
0,37
876
52
Rio de Janeiro
Brasil
Amerika
37
34
0,36
3.696
70
Kuala Lumpur
Malaysia
Asia
64
60
0,23
1.312
Benchmarking
2009
*) proyeksi dengan asumsi rail-based system kota-kota besar lainnya tidak meningkat
Menuju 3 Juta Penumpang/hari
Aspek
Satuan
2009
2013
Penambahan x /
(%)
Sarana
Jumlah perjalanan
rute/hari
425
1.218
3 x
Peak hours headway
menit
19
5
-75%
Jumlah Rute
rute
37
6
-85%
Armada KRL
unit
418
1.600
3,8 x
Prasarana
Kapasitas listrik
MW
86
243
2,34 x
Dipo
unit
3
7
1,33x
Balai yasa
unit
1
1
0
Stasiun Intermoda
unit
0
10
10 x
Aspek
Unit
2010
2011
2012
2013
Jumlah
(Milyar Rp)Sumber
Prasarana 2.650 4.600 3.400 1.850 12.500 Listrik 157 MW 600 500 300 200 1.600 (480) Dephub Persinyalan 1 Paket 0 1.000 1,000 400 2.400 (720) Dephub Jalan Rel 80% 2.000 3.000 2,000 1,200 8.200* (2.450) Dephub Telekomunikasi 1 Paket 50 100 100 50 300 (90) Dephub Sarana 2.080 2.460 2.620 2.740 9.900Armada KRL 1.200 unit 2.000 2.000 2.000 2.000 (2.400)8.000 Operator/ Pemerintah
Dipo KRL 4 Unit 80 160 320 140 700 Operator
Balai Yasa KRL 1 Unit 0 300 300 600 1.200 Operator
Stasiun 850 950 880 970 3.650
Bangunan stasiun 40 stasiun 500 500 500 500 2.000
(600) PPP
Peron (Platform) 10 stasiun 300 350 350 450 1.450
(435) Operator/PPP
Emplasemen Stasiun 10 stasiun 50 100 30 20 200
(60) Operator/PPP
Flyover/Underpass 20 lokasi 50 350 350 250 1.000 Dep PU/DKI
Capacity Building 1 paket 10 20 30 40 100 Dephub/Operator Jumlah 5.640 8.380 7.280 5.850 27.150
RENCANA INVESTASI
Rencana Investasi
8
Aspek
Baya (Rp)
Keterangan
Prasarana
Listrik
2,3 T
Peningkatan daya sebesar 157 MW
Persinyalan
2,4 T
Penggantian sistem sinyal yang ada dengan “Communication Based Train
Control System” untuk mendukung “headway” 5 menit
Jalan Rel
8 T
Pembenahan tuntas 80 % panjang jalan rel:
• Penggantian 400 km rel berikut ballast dan bantalan (Rp. 800 M),
• Pengadaan 500 unit wesel (Rp. 500 M),
• Pengamanan “Ruang Manfaat Jalur Kereta Api” seperti pagar, drainase,
penghijauan, relokasi orang, dll ( Rp. 2 T),
• Pembelian 4 set “track maintenance machine” (Rp. 500 M),
• Pembangunan double-double track Cikarang – Manggarai
(Rp. 4 T,
sudah teralokasi)
Telekomunik
asi
300 M
Pembelian alat pengendalian operasi kereta dan pelayanan informasi ke
penumpang
Flyover dan
Under pass
1 T
Pembangunan di 20 lokasi, panjangnya bervariasi dari 200 m s.d 600 m di
setiap lokasi
Sensitivitas IRR
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
10.000
100 %
9,1%
11,6% 13,9% 16,2%
18,3 % 20,4 %
90 %
7,8%
10,1% 12,2% 14,3% 16,2 %
18,2%
80 %
6,3%
8,5% 10,5% 12,4% 14,1 %
15,9%
Target
Penumpang
Tarif (Rp.)
Sensitivitas IRR
Sensitivitas IRR
Penghematan BBM dan Penurunan Emisi Apabila
Penumpang KRL menjadi 3 juta per hari
Beberapa Manfaat Keekonomian
(positive externalities) 3 Juta Penumpang KA
Pemakaian BBM berkurang 605.000 liter/hari, setara dengan penghematan
Rp. 2,7 miliar/hari atau Rp 1 trilyun/tahun
Jumlah perjalanan mobil pribadi berkurang 220,000 per hari dan sepeda
motor berkurang 708.000 hari
Emisi kendaraan bermotor (CO2- e) berkurang 420 ton/hari, setara
dengan Rp 50 juta/hari
Jika dikombinasikan dengan kebijakan lain, berpotensi besar memberikan
tambahan kecepatan kendaraan di jalan 10 km/jam, menambah
penghematan BBM 1.700.000 l/hari, setara Rp. 7,8 Miliar/hari atau Rp. 2.8
Triliun/tahun
Rekomendasi
Menyetujui investasi Kereta Api Jabodetabek
untuk mencapai 3 juta penumpang
pada tahun 2013/2014,
•
Integrasi Tata Ruang
•
Integrasi intermoda (busway, MRT, bis, dll)
•
Optimalisasi operasi : single service, single
ticketing system, peniadaan lintasan
sebidang, pembersihan jalur sepanjang rel, akses
dan sterilisasi stasiun
Penghematan BBM dan Penurunan Emisi Apabila
Penumpang KRL menjadi 3 juta per hari
Keputusan yang Diperlukan
Topik
Pengembangan dan Pengadaan prasarana
(rel, sinyal, telekomunikasi LAA dan stasiun)
Pengembangan & Pengadaan:
• Overpass dan underpass jalan Provinsi DKI
• Akses stasiun, park and ride
• Integrasi intermoda
•Transit Oriented Development (TOD)
Penyempurnaan Rencana Pengembangan
Perubahan RPJM dan RKP 2010 bila mungkin
Penanggung Jawab Program
Pengadaan overpass dan underpass jalan nasional
Usulan
Menhub
Gubernur DKI dan
Pemda terkait
Men PU
Menhub
Menko Perekonomian
Meneg
PPN/BAPPENAS
No
Latar Belakang
Identifikasi
Masalah
Upaya yang
telah dilakukan
Rekomendasi
1 Kondisi Transportasi Jabodetabek •Kinerja transportasi Jabodetabek menghambat mobolisasi sosial ekonomi masyarakat • Biaya ekonomi yang tinggi akibattranportasi
Peran angkutan umum rendah, KA hanya mengangkut 1% dari total pergerakan penumpang di Jabodetabek Waktu bergerak kendaraan di jalan hanya 40% dari total waktu perjalanan
3in1 Busway
Circular line
MRT
Rekayasa lalu lintas
Penyusunan dan implementasi program menuju 3 juta
penumpang KA per hari (Menko Perekonomian) Integrasi dengan
peruntukan ruang, dan moda lain (Gubernur DKI) Pengendalian “demand” Transportasi (Gubernur DKI) 2 Tingkat Pelayanan KA
Kapasitas dan kualitas KA belum mampu menarik masyarakat untuk menggunakan angkutan umum
Kepastian rendah Waktu tunggu lama Kenyamanan dan keamanan rendah Keselamatan rendah Tidak mampu menarik pengguna kendaraan pribadi Pembentukan PT. Kereta Api Commuter Jabodetabek
Pembangunan Dipo kereta api di Depok Revitalisasi Stasiun Tanjung Priok
Pembangunan sistem tiket elektronik
Pengadaan rolling stock 2010 - 2011
Peningkatan kualitas dan kuantitas
pelayanan KA (Menteri Perhubungan)
Meningkatkan Mobilitas Jakarta Dengan Kereta
Api Commuter Jabodetabek
No
Latar Belakang
Identifikasi
Masalah
Upaya yang telah
dilakukan
Rekomendasi
3 Sistem operasi KA
Sistem operasi KA tidak optimal karena sistem tarif serta keterbatasan sarana dan prasarana • Terlalu banyak rute ,
37 rute • Multi tarif/kelas mempersulit sistem operasi dan pengelolaan stasiun Terjadi hirarki “scheduling” yang panjang
Stasiun tidak steril, sehingga terjadi “free riders” Banyak hambatan di perlintasan sebidang Sarana dan prasarana tidak mencukupi
•Meningkatkan
pengamanan pada akses masuk ke emplasemen•Penindakan terhadap
“free riders” dan penumpang diatas gerbongPenambahan sarana dan prasarana (Menteri Perhubungan)
Pembangunan Overpass dan Underpass jalan propinsi (Gubernur DKI dan Gubernur Terkait) Pembangunan Overpass dan Underpass jalan Nasional (Menteri PU)
Penyederhanaan operasi : single service,
mengurangi jumlah rute (Menteri Perhubungan)
Meningkatkan Mobilitas Jakarta Dengan Kereta
Api Komuter Jabodetabek
No
Latar Belakang
Identifikasi
Masalah
Upaya yang telah
dilakukan
Rekomendasi
4 Integrasi dengan Tata Ruang Sistem perkeretaapian tidak terintegrasi dengan tata ruang•
Stasiun kereta api tidak dekat dengan lokasi perumahan dan kegiatan usaha•
Akses menuju stasiun baik untuk kendaraan dan pejalan kaki tidak mamadai•
Pembangunan Parkand Ride Serpong dan
Bintaro
TOD dan Park and Ride (Gubernur DKI)
Pembangunan Rusun sepanjang rute Kereta Api (Gubernur terkait)
5 Investasi Investasi perkeretaapian tidak mencukupi
•Kondisi sarana dan prasarana tidak memadai
•Kualitas pelayanan rendah
•Peran swasta terbatas lebih pada sarana, biasanya minta insentif/kompensasi •Belum ada Rencana
Induk Perkeretaapian
•Pembangunan
double-double track
Cikarang-Manggarai
•Pembelian gerbong •Pembangunan double
track rute Bogor, Serpong dan Bekasi
Meningkatkan investasi pemerintah untuk perkeretaapian mulai tahun 2010 diawali dengan perubahan RPJM dan RKP 2010 (Menneg PPN/Bappenas)
Alokasi dana tahunan (Menteri Keuangan)
Meningkatkan Mobilitas Jakarta Dengan Kereta
Api Komuter Jabodetabek
No
Latar Belakang
Identifikasi
Masalah
Upaya yang telah
dilakukan
Rekomendasi
6 Integrasi dengan moda lain Sistem perkeretaapian tidak terintegrasi dengan moda lain•
Masyarakat harus membayar untuk tiap moda yang berbeda•
Banyak stasiun tidak dilalui oleh moda bis•
Integrasi stasiunSudirman dengan halte busway Dukuh Atas
•
Pembangunan terowongan halte busway dan stasiun Kota•
Design penataan stasiun GambirPengintegrasian trayek bis dengan moda kereta api dan kemudahan akses ke stasiun
(Gubernur DKI, Jawa Barat, dan Banten)
Aplikasi single ticketing dengan smart card (Menteri Perhubungan, Gubernur DKI)
Meningkatkan Mobilitas Jakarta Dengan Kereta
Api Komuter Jabodetabek
Meningkatkan Mobilitas Jakarta
Dengan Kereta Api Komuter Jabodetabek
Tujuan Bersama
Publik bergerak dengan
mudah, aman, nyaman dan
ekonomis agar bisa
melaksanakan aktifitas
ekonomi dan sosial tanpa
mengorbankan aspek2
kemanusiaan dan
lingkungan, baik untuk
kepentingan hari ini atau
masa datang.
Ukuran Kinerja
• Penurunan biaya
transportasi
• Penurunan polusi
• Penurunan angka
kecelakaan
• Peningkatan
aksesibilitas
Bagaimana
• Angkutan
Umum Massal
• Transit
Oriented
Development
• Pengendalian
“demand”
Mobilitas Berkelanjutan
Jakarta Kini
Dari total waktu perjalanan, hanya 40 % yang digunakan untuk
bergerak
7 tahun terakhir, kecepatan di jalan turun 25 %, 26 km/jam
menjadi 20 km/jam, sepeda motor bertambah 3 kali lipat
47 % penduduk menghabiskan 20 % penghasilan dan 16 % lainnya
menghabiskan 30 % penghasilan untuk transportasi
Udara bersih di Jakarta hanya 60 hari dalam 1 tahun, hanya 43 %
kendaraan pribadi dan 18 % kendaraan umum yang memenuhi
persyaratan gas buang
Kerugian ekonomi akibat inefisiensi sistem transportasi Rp. 5,5
triliun/tahun dan akibat kualitas udara buruk sebesar Rp. 2,8
Moda Split - Jabodetabek
London
New York
Seoul
Jabodetabek
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Kereta Api
Bis dan Angkot
Kendaraan
Pribadi (mobil
dan motor)
Lain-lain (jalan
kaki, sepeda, dll)
P
e
m
b
a
g
ia
n
M
o
d
a
T
ra
n
sp
o
rt
a
si
Angkutan
Umum
sepeda
motor
(24)
mobil
(10)
(38)
(27)
(1)
2 27 34 37 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jabodetabek
Lain-lain (jalan kaki, sepeda, dll) Kendaraan pribadi (mobil dan motor) Bis dan Angkot
Kereta Api
Populasi Kendaraan Pribadi
(‘000) Motor 24% Mobil 10% -2000,0 4000,0 6000,0 8000,0 10000,0 2005 2006 2007 2008 Motor Mobil
Pelajaran Dari Praktek di Negara Negara Lain
•Very occasionally (Singapore is an example) car
restraint, which is essential to control congestion, can
be introduced early before congestion becomes
endemic
•Usually, after congestion has set in, MRT which
provides the first-class alternative to the car followed by
restraint is necessary. A ‘virtuous circle of
improvement’ is then achievable. The core objectives of
transport policy all depend upon reducing congestion,
which in turn depends upon car restraint – which can
only be implemented after mass rapid transit
(MRT). MRT thus becomes the ‘entry point’ into
this virtuous circle.
MRT
•
Road Based
-50
100
150
200
250
300
350
400
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
(Jan
-Okt)
Th
o
u
sa
n
d
s
Volume Per Hari
0
100
200
300
400
500
600
700
90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09
INDEKS (1990 = 100)
Periode dimana kapasitas KRL masih mencukupi.
Meskipun pertumbuhan jumlah sarana tidak signifikan, kenaikan volume penumpang masih dapat
dipenuhi
Periode dimana kapasitas KRL sudah maksimum.
Keterbatasan sarana cenderung menghambat pertumbuhan volume penumpang Jumlah Sarana Volume Penumpang free riders
60 km
Monorail (250 rb/hari) MRT ( 1,75 jt /hari) KETERANGAN KRL Jabotabek ( 3 jt/hari) Jatinegara Manggarai Dukuh Atas Tanah Abang Duri Beos Kampung Bandan Lebak Bulus TO Serpong TO Bekasi TO Tangerang Tanjung Priok 1 2 5 3 4 5 Tanjung Priok 36London
New York
Seoul
Jabodetabek
0 20 40 60 80 100 120 140Panjang Jaringan
per Luas wilayah
(km / 100 km2)
Panjang Jaringan
per Penduduk (km
/ sejuta orang)
Produktifitas
Jaringan (1000
penumpang / km)
Rank
Kota
Negara
Benua
Jaringan
(km)
Stasiun
(unit)
Pnp/hari
(juta)
Pnp-km
/tahun
1
Tokyo
Jepang
Asia
305
290
8,2
9.900
3
Seoul
Korea
Asia
287
348
4,5
5.769
8
Jabodetabek
2014
Indonesia
Asia
150
65
3,0
7.300
9
Osaka
Jepang
Asia
138
133
2,4
6.372
13
Beijing
China
Asia
232
123
2,1
3.845
27
Manila
Philipine
Asia
45,7
88
0,86
6.893
42
Bangkok
Thailand
Asia
46
44
0,56
4.449
50
Medellin
Kolombia
Amerika
29
26
0,38
4.861
51
Jabodetabek
2009
Indonesia
Asia
150
65
0,37
876
52
Rio de Janeiro
Brasil
Amerika
37
34
0,36
3.696
70
Kuala Lumpur
Malaysia
Asia
64
60
0,23
1.312
Benchmarking
2009
*) proyeksi dengan asumsi rail-based system kota-kota besar lainnya tidak meningkat
“Moda KA perkotaan terpadu
dengan sistem perkotaan”
Pengembangan Wilayah
Kota
Stasiun KA
Menuju
Sistem Perkotaan Terpadu dengan Sistem
KA
• Transit Oriented
Development &
• Pengembangan Rusun
di sepanjang rel
Sumber: DKI diolah
Terpisah
Menuju 3 Juta Penumpang/hari
Aspek
Satuan
2009
2013
Penambahan x /
(%)
Sarana
Jumlah perjalanan
rute/hari
425
1.218
3 x
Peak hours headway
menit
19
5
-75%
Jumlah Rute
rute
37
6
-85%
Armada KRL
unit
418
1.600
3,8 x
Prasarana
Kapasitas listrik
MW
86
243
2,34 x
Dipo
unit
3
7
1,33x
Balai yasa
unit
1
1
0
Stasiun Intermoda
unit
0
10
10 x
Aspek
Unit
2010
2011
2012
2013
Jumlah
(Milyar Rp)Sumber
Prasarana 2.650 4.600 3.400 1.850 12.500 Listrik 157 MW 600 500 300 200 1.600 (480) Dephub Persinyalan 1 Paket 0 1.000 1,000 400 2.400 (720) Dephub Jalan Rel 80% 2.000 3.000 2,000 1,200 8.200* (2.450) Dephub Telekomunikasi 1 Paket 50 100 100 50 300 (90) Dephub Sarana 2.080 2.460 2.620 2.740 9.900Armada KRL 1.200 unit 2.000 2.000 2.000 2.000 (2.400)8.000 Operator/ Pemerintah
Dipo KRL 4 Unit 80 160 320 140 700 Operator
Balai Yasa KRL 1 Unit 0 300 300 600 1.200 Operator
Stasiun 850 950 880 970 3.650
Bangunan stasiun 40 stasiun 500 500 500 500 2.000
(600) PPP
Peron (Platform) 10 stasiun 300 350 350 450 1.450
(435) Operator/PPP
Emplasemen Stasiun 10 stasiun 50 100 30 20 200
(60) Operator/PPP
Flyover/Underpass 20 lokasi 50 350 350 250 1.000 Dep PU/DKI
Capacity Building 1 paket 10 20 30 40 100 Dephub/Operator Jumlah 5.640 8.380 7.280 5.850 27.150
RENCANA INVESTASI
Rencana Investasi
42
Aspek
Baya (Rp)
Keterangan
Prasarana
Listrik
2,3 T
Peningkatan daya sebesar 157 MW
Persinyalan
2,4 T
Penggantian sistem sinyal yang ada dengan “Communication Based Train
Control System” untuk mendukung “headway” 5 menit
Jalan Rel
8 T
Pembenahan tuntas 80 % panjang jalan rel:
• Penggantian 400 km rel berikut ballast dan bantalan (Rp. 800 M),
• Pengadaan 500 unit wesel (Rp. 500 M),
• Pengamanan “Ruang Manfaat Jalur Kereta Api” seperti pagar, drainase,
penghijauan, relokasi orang, dll ( Rp. 2 T),
• Pembelian 4 set “track maintenance machine” (Rp. 500 M),
• Pembangunan double-double track Cikarang – Manggarai
(Rp. 4 T,
sudah teralokasi)
Telekomunik
asi
300 M
Pembelian alat pengendalian operasi kereta dan pelayanan informasi ke
penumpang
Flyover dan
Under pass
1 T
Pembangunan di 20 lokasi, panjangnya bervariasi dari 200 m s.d 600 m di
setiap lokasi
Penjelasan Rencana Investasi
Aspek
Biaya (Rp.)
Keterangan
Sarana
Armada KRL
8 T
Pembelian 1.200 unit, 700 unit kereta baru (Rp. 7 T) dan 500 unit
kereta bekas (Rp. 1 T)
Dipo KRL
700 M
Pembangunan 4 depo baru di Bekasi, Maja (Serpong), Tangerang
dan Tanjung Priok
Balai Yasa KRL
1,2 T
Pembelian mesin-mesin perawatan kereta
Stasiun
Bangunan
Stasiun
2 T
Peningkatan kapasitas dan renovasi stasiun serta penyedian
fasiltias “park & ride” di 40 stasiun
Peron
(Platform)
1,45 T
Peningkatan kapasitas dan pembangunan peron berikut dengan
sistem “gate” dan “e-ticketing” sisten intermoda untuk
menampung gerakan transfer 3 juta orang/hari
Emplasemen
Stasiun
200 M
Peningkatan kapasitas stasiun untuk mengakomodir peningkatan
frekuensi KRL dan minimalisasi bottleneck operasi
Capacity Building
100 M
Pendidikan dan pelatihan serta perekrutan tenaga profesional
untuk regulator dan operator
Cash Flow
Uraian
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah Penumpang Juta 270 540 810 918 1.08 1.107 1.135 1.163 1.192 1.222
Tarif Rp 7 7.28 7.571 7.874 8.189 8.517 8.857 9.212 9.58 9.963 Pendapatan Milyar Rp 1.89 3.931 6.133 7.228 8.844 9.428 10.05 10.713 11.42 12.174 Biaya Milyar Rp -1.409 -2.947 -4.518 -5.416 -6.305 -6.632 -6.98 -7.352 -7.748 -8.171 Labour Milyar Rp -136 -145 -155 -166 -178 -190 -204 -218 -233 -250 Depresiasi Milyar Rp 282 701 1.065 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 EBITDA Milyar Rp 627 1.54 2.524 3.004 3.719 3.963 4.224 4.501 4.797 5.112
Uraian
Satuan
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
Jumlah Penumpang Juta 1.252 1.284 1.316 1.349 1.382 1.417 1.452 1.489 1.526 1.564
Tarif Rp 10.362 10.776 11.207 11.656 12.122 12.607 13.111 13.635 14.181 14.748 Pendapatan Milyar Rp 12.978 13.834 14.747 15.721 16.758 17.864 19.043 20.3 21.64 23.068 Biaya Milyar Rp -8.621 -9.101 -9.613 -10.159 -10.741 -11.361 -12.022 -12.727 -13.479 -14.28 Labour Milyar Rp -267 -286 -306 -327 -350 -375 -401 -429 -459 -491 Depresiasi Milyar Rp 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 1.358 EBITDA Milyar Rp 5.447 5.805 6.186 6.592 7.025 7.486 7.978 8.502 9.06 9.655