40
HUBUNGAN KEPATUHAN PENGATURAN DIET DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS
REGULATORY COMPLIANCE WITH DIET WITH BLOOD GLUCOSE LEVEL IN DIABETES MELLITUS PATIENTS
Jon W Tangka*, Wiyono*, Anastasya T.Wati**
*Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
**Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
ABSTRACT
Diabetes Patients need action at started with the changing lifestyle and increasing physical activity to avoid obesity occurs. Diet or dietary therapy for patients with diabetes is generally aimed at protecting and maintaining optimal health level so that it can perform the usual activities and diet is beginning to control blood sugar levels in patients with DM. The aim is to identify the relationship of compliance with the dietary regulation of blood glucose levels in diabetic patients at Bethesda Hospital GMIM Tomohon. The research was conducted by using pre-experimental research methods cross sectional. Sampling was done by purposive sampling, the sample of 44 respondents. Collecting data using questionnaires and diet compliance sheet observation of blood glucose levels, and statistical tests used were Pearson product moment test with significance level (α): 0.05. Statistical test results showed Pearson product moment, meaning there is a relationship between compliance with the dietary regulation of blood glucose levels, with a significance value (P) = 0, 002 <α = 0.05 with the value of the Pearson product moment correlation coefficient (r) of 0.457 means that the strength correlation is rather weak. The conclusion there was a significant correlation compliance with diabetes management of blood glucose levels in patients in the clinic for internal diabets mellitus GMIM Tomohon Bethesda Hospital. It is expected that nurses, as health workers who provide a more optimal impact for patients suffering from diabetes mellitus.
Keywords: Compliance, Settings Diet, Blood Glucose Levels
ABSTARAK
Penderita Diabetes diperlukan tindakan di mulai dengan mengubah gaya hidup serta meningkatkan aktivitas fisik agar jangan sampai terjadi kegemukan. Terapi diet atau pengaturan makanan bagi penderita Diabetes secara umum bertujuan menjaga dan memelihara tingkat kesehatan optimal sehingga dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dan diet adalah awal untuk mengendalikan kadar gula darah pada penderita DM.Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan kepatuhan pengaturan diet dengan kadar glukosa darah pada pasien DM di RSU Bethesda GMIM Tomohon. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian pra-eksperimentalcross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara purposivesampling, pada sampel sebanyak 44 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kepatuhan diet dan lembaran observasi kadar glukosa darah, dan uji statistik yang digunakan yaitu uji Pearson product momentdengan tingkat kemaknaan (α) : 0,05.Hasil uji statistik Pearson product moment menunjukkan ada hubungan yang bemakna antara kepatuhan pengaturan diet dengan kadar glukosa darah, dengan nilai kemaknaan (P) = 0,002 <α = 0,05dengan nilai koefisien korelasi Pearson product moment (r) sebesar 0,457 berarti kekuatan korelasi yaitu agak lemah. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna kepatuhan pengaturan diet dengan kadar glukosa darah pada pasien diabets melitus di poliklinik interna RSU Bethesda GMIM Tomohon. Diharapkan perawat, sebagai petugas kesehatan yang memberi dampak yang lebih optimal bagi pasien yang menderita penyakit diabetes mellitus.
41 PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala dimana ditandai oleh adanya kadar glukosa darah yang tinggi sehingga terjadi hiperglikemia yang di sebabkan oleh kekurangan hormon insulin pengatur kadar glukosa darah, baik secara mutlak, yaitu memang kadarnya berkurang atau dapat juga jumlah insulinmencukupi tetapi kerja insulin yang kurang baik dalam mengatur kadar glukosa darah agar menjadi selalu normal seperti pada orang normal yang tidak menyandang DM (Sarwono, 2007).
Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya (Kaplan dkk, 1997). Menurut survey yang dilakukan World Health Organization(WHO), Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita DM terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat.WHO juga memperkirakan jumlah penderita DM mencapai lebih dari 180 juta jiwa diseluruh dunia. Kejadian ini akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030 (WHO, 2006).
Menurut data Departemen Kesehatan (2005), jumlah pasien DMrawat inap dan rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin. Pada tahun 1995 di Indonesia, ada 4,5 juta orang yang mengidap DM. Sekarang angka ini meningkatkan sampai 8,4 juta dan diperkirakan pada 2025 akan menjadi 12,4 juta orang, atau urutan keempat terbanyak di dunia. Hampir 10 persen penduduk di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya adalah pengidap diabetes. Sedangkan untuk angka kematian DM telah menjadi penyebab kematian terbesar keempat didunia. Setiap tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh diabetes. Itu berarti ada satu orang meninggal persepuluh detik atau enam orang per menit yang meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan diabetes (Tandra H, 2008).
Diabetes Mellitus sering terjadi pada individu dengan berat badan lebih atau obes (Pusat Diabetes, 2007). Gizi dan Diabetes
memiliki hubungan yang erat.Rencana gizi atau perencanaan makanan yang tepat merupakan pengobatan yang penting untuk diabetes. Perencanaan makanan ini bertujuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah senormal mungkin dan mengusahakan agar berat badan mencapai batas normal (Budiyanto, 2002). DM merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup, sehingga yang berperan dalam pengelolaannya tidak hanya dokter, perawat, dan ahli gizi tetapi lebih penting lagi keikutsertaan klien sendiri (Perkeni, 1998). Pola makan sehari-hari yang sehat dan seimbang perlu diperhatikan sehingga dapat mempertahankan berat badan ideal. Penderita Diabetes diperlukan tindakan dengan mulai mengubah gaya hidup serta meningkatkan aktivitas fisik agar jangan sampai terjadi kegemukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada Hubungan kepatuhan diet dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di RSU Bethesda GMIM Tomohon. Sampel yang di gunakan adalah pasien yang berada di poliklinik interna. Penelitian ini dilakukan dengan metode penilitian deskriptif yang bersifat Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali, pada satu saat (Nursalam, 2008). Rancangan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian pra-eksperimental cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara purposivesampling, pada sampel sebanyak 44 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kepatuhan diet dan lembaran observasi kadar glukosa darah, dan uji statistik yang digunakan yaitu uji Pearson product moment,untuk mengetahui adanya hubungan kepatuhan pegaturan diet dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus.
42 HASIL PENELITIAN
Analisa Univariat
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Variabel Mean Standar
Deviasi
Minimal-Maximal Umur 60 9.258 42-84 Gambar 1: Distribusi Menurut Umur Responden Di Poliklinik
Interna RSU Bethesda GMIM Tomohon Maret 2011 Gambar 1 dapat dilihat bahwa hasil analisis di dapatkan rata-rata umur responden 60 tahun dengan standar deviasi 9,258. Umur terendah 42 tahun dan umur tertinggi 84 tahun, dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan rata-rata umur responden yaitu 60.
Distribusi Menurut Jenis Kelamin
Responden
Gambar 2: Distribusi Menurut Jenis Kelamin Responden Di Poliklinik Interna RSU Bethesda GMIM Tomohon Maret 2011
Gambar 2 menunjukkan bahwa dari 44 responden dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin perempuan berjumlah 24 orang (54,5%).
Distribusi Menurut Pekerjaan Responden
Gambar 3: Distribusi Menurut Pekerjaan Responden DiPoliklinik Interna RSU Bethesda GMIM Tomohon Maret 2011 Gambar 3 menunjukkan bahwa dari 44 responden dalam penelitian ini sebagian besar pekerjaannya IRT berjumlah 18 orang (40,9%). Distribusi Menurut Indeks Berat Badan Responden
Gambar 4 : Distribusi Menurut Indeks Berat Badan Responden Di Poliklinik Interna RSU Bethesda GMIM Tomohon Maret 2011
Gambar 4 menunjukkan bahwa dari 44 responden dalam penelitian ini sebagian besar berat badannya normal berjumlah 37 orang (84,1%).
43
Distribusi Menurut Kepatuhan Diet
Responden
Gambar 5: Distribusi Menurut Kepatuhan Diet Responden Di Poliklinik Interna RSU Bethesda GMIM Tomohon Maret 2011
Gambar 5 menunjukkan bahwadari 44 responden dalam penelitian ini sebagian besarresponden dengan kepatuhan diet dalam kategori cukup sebanyak 26 orang (59,1%).
Distribusi Menurut Kadar Gula
Gambar 6: Distribusi Menurut Pemberian Imunisasi Di Poliklinik Interna RSU Bethesda GMIM Tomohon Maret 2011
Gambar 6 menunjukkan bahwadari 44 responden dalam penelitian ini sebagian besarresponden dengan kadar gula dalam kategori buruk sebanyak 39 orang (88,6%). Analisa Bivariate
Hubungan Kepatuhan Pengaturan Diet Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus.
Dari tabel tersebut dijelaskan bahwa responden dengan kepatuhan pengaturan diet kurang dan kadar glukosa buruk sebanyak 20 orang (45,5%). Responden dengan kepatuhan pengaturan diet cukup dan kadar glukosa darah buruk sebanyak 21 orang (47,7%) dan sedang 2 orang (4,5%). Responden dengan kepatuhan pengaturan diet baik dan kadar glukosa darah sedang sebanyak 2 orang (4,5%), baik sebanyak 1 orang (2,3%).
Tabel 1 :Hasil uji statistik hubungan kepatuhan pengaturan diet dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus
Kepatuhan Pengaturan
Diet
Kadar Glukosa Darah
Total Buruk Sedang Baik
Kurang 2 4,5% 0 0% 0 0% 2 4,5% Cukup 26 59,1% 0 0% 0 0% 26 59,1% Baik 11 25% 4 4,5% 1 2,3% 16 36,4% Total 39 88,6% 4 9,1% 1 2,3% 44 100% Signifikan (P) = 0,002
44 Berdasarkan data diatas hasil uji statistik Pearson product moment menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan pengaturan diet dengan kadar glukosa darah, dengan nilai kemaknaan (α) = 0,05 melalui pengujian SPSS v 16,0 didapatkan nilai Signifikan (P) = 0,002 yang lebih kecil dari α = 0,05dengan demikian maka dapat dikatakan H1 diterima dan H0 ditolak. Selanjutnya nilai koefisien korelasi Pearson product moment (r) sebesar 0,457 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi yaitu agak lemah, dimana semakin lemah kepatuhan pengaturan diet maka akan semakin menunjukkan kadar glukosa yang buruk.
DISKUSI
Hubungan Kepatuhan Pengaturan Diet Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus.
Berdasarkan Hasil penelitian terhadap 44 responden tentang hubungan kepatuhan pengaturan diet dengan kadar glukosa darah pada pasien diabets melitus di poliklinik interna RSU Bethesda GMIM Tomohon, melalui pengujian data pada Program SPSS v.16,0 yaitu uji Pearson product moment pada tingkat kemaknaan α = 0,05 menghasilkan nilai P = 0,002 lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak artinya ada hubungan yang bermakna kepatuhan pengaturan diet dengan kadar glukosa darah pada pasien diabets melitus di poliklinik interna RSU Bethesda GMIM Tomohon. Selanjutnya nilai koefisien korelasi Pearson product moment (r) sebesar 0,457 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi agak rendah, hal ini menggambarkan bahwa responden dengan kepatuhan diet yang baik memiliki hubungan yang agak rendah dengan peningkatan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus dalam rentang nilai koefisien korelasi.
Kepatuhan pengaturan diet pada pasien diabetes melitus sangat penting biasanya penderita tidak boleh terlalu banyak makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur (Haryono, 2009).
Kepatuhan yang ditunjukkan oleh responden dalam menjalankan terapi diet pada penelitian ini termasuk dalam kategori sebagian besar cukup, kepatuhan yang cukup tidak dapat berdampak baik terhadap pengendalian gula dalam darah. Pasien diabetes melitus sebaiknya tidak hanya cukup dalam menaati terapi diet, diharapkan dengan baik memahami diet dan mempunyai kemampuan yang baik pula untuk patuh. Hasil laboratorium kadar gula dalam darah pada penelitian ini sangat mengawatirkan, dimana dari 44 responden penelitian sebagian besar meningkat dengan hasil diatas 126mg/dl bahkan ada yang mencapai 352 mg/dl. Hal ini sangat beresiko terhadap status kesehatan responden. Resiko yang dapat terjadi yaitu komplikasi yang dapat melemahkan fungsi organ lain. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa kepatuhan seseorang terhadap sesuatu materi yang berhubungan dengan status kesehatannya diawali dengan pemahaman terhadap materi tersebut sehingga akan memberikan respons yang baik, yang akan berdampak pada kepatuhan. Kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan gulosa dalam darah, dimana dampak dari ketidakpatuhan yaitu resiko terhadap penurunan status kesehatan kearah komplikasi. Hasil pemeriksaan glukosa dalam darah dapa responden yang menggambarkan kategori buruk dimana kadar glukosa dalam darah lebih dari 126 mm/dl hal ini merupakan dampak dari kepatuhan dalam kategori cukup.
45 Kesimpulan
1. Kepatuhan pengaturan diet pada pasien diabetes melitus di poliklinik interna RSU Bethesda GMIM Tomohon sebagian besar pada kategori cukup.
2. Kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus di poliklinik interna RSU Bethesda GMIM Tomohonsebagian besar pada kategori buruk.
3. Ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan pengaturan diet dengan kadar glukosa darah pada pasien diabets melitus di poliklinik interna RSU Bethesda GMIM Tomohon.
Saran
1. Bagi Institusi Tempat Penelitian
Mengembangkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM perawat dalam kebutuhan Health Promotion, terkait dengan pentingnya pengetahuan diet pada DM melalui diklat serta pengembangan SOP terkait dengan penyuluhan di ruangan Poliklinik Interna RSU Bethesda GMIM Tomohon.
2. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan dapat dikembangkan penelitian lebih lanjut di bidang keperawatan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan adanya bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempetan ini penulis mengucapkan terima kasih serta
memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bhiksu DR. Dharma Surya, Maha Sthavira, MA, M.Si, selaku Rektor Universitas Sariputra Indonesia Tomohon.
2. Moudy Lombogia, S.Kep.Ns, selaku Dekan Fakultas Keperawatan UNSRIT dan juga sebagai Dosen penguji II
3. Jon W. Tangka, S.Kep.Ns, M.Kep, SP.KMB selaku Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan waktu dan memberikan arahan. 4. Dr. Wiyono selaku Dosen pembimbing II yang telah menyediakan waktu dam memberikan arahan.
5. Dr. Robbin R.F. Warouw, M. Kes. Sebagai direktur Rumah Sakit Umum Bethesda GMIM Tomohon dan staf, yang sudah memberikan kesempatan penulis melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2010), http://www.smallcrab.com/ diabetes/509-pencegahan-diabetes Arief Manjoer & Kuspuji Triyanti. (2000). Kapita
Selekta Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius
Aziz AH.(2003). Riset Keperawatan dan Teknik penulisan Ilmiah.Jakarta: Salemba Medika.
David, N. & Linda, D. (2005). Menaklukan Diabetes. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Djafar, N. Jon, T & Moudy, L.(2010). Buku Panduan Penyusunan Proposal dan Skripsi.Tomohon : Fakep UNSRIT.
46 Maulana, M. (2008).Mengenal Diabetes
Melitus.Jogjakarta : AR-Ruzz Media. Nursalam. (2002). Konsep Dan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Keperawatan I. Jakarta : Salemba Medika.
_____ (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi II. Jakarta : Salemba Medika.
Soewono. (2000). Penuntun Hidup Sehat dengan Diabetes. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Sriwandi. (2009). 100 Questions & Answers
Diabetes. Jakarta : PT Gramedia.
Sarwono (2005). Pertanyaan Pasien & Jawabannya tentang Diabetes. Jakarta : FKUI.
(2004). Penatalaksanaan Diabetes Melitus. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Suyono, S. Syafril, S. Dkk (2002) Pedoman Diet Diabetes Melitus. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Tandra, H. (2008), Segala Sesuatu Yang Harus Diketahui Tentang Diabetes. Jakarta: Granedia Pustaka Utama.
Diane C. Baugman, (2000), Diabetes Melitus Jakarta : Balai Penerbit FKUI