• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH FRAUD TRIANGLE TERHADAP FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH FRAUD TRIANGLE TERHADAP FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH FRAUD TRIANGLE TERHADAP FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI

1Dini Rahayu

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti dini.harsaya@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to examine the effect of fraud in theory fraud triangle to indication fraudulent financial statistics with audit quality as moderating variable on companies listed on the Indonesia Stock Exchange . The population in this study consists of all companies listed on the Indonesia Stock Exchange 2016-2018 period. Data collected with method purposive sampling, obtained as many as 57 companies that became sample research. Data used is secondary data in the form of annual report the company that made sample research. Data analysis was performed by logistic regression analysis, with a significance value of 5%. The results of the study concluded that razionalization has a negative effect on indication fraudulent financial reporting. Meanwhile, financial stability ,effective supervision and rationalization did not significantly influence indication fraudulent financial reporting

Keywords: Fraudulent Financial Reporting, Financial Stability, Effective Supervision, Rationalization and Audit Quality

I. PENDAHULUAN

Kurun waktu 20 tahun ini kecurangan laporan keuangan menjadi perhatian masyarakat di dunia. Semakin banyak kasus – kasus yang terkait dengan kecurangan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan aktifitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan keuangan perusahaan juga merupakan gambaran atau cerminan kinerja perusahaan, gambaran ringkas tentang posisi keuangan dan perubahan informasi keuangan pada perusahaan tersebut. Audit atas laporan keuangan diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya kecurangan laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen perusahaan.

Menurut Association of certified fraud examiners (ACFE, 2014) berdasarkan frekuensi tindakan kecurangan yang terjadi, penyalahgunaan aset (asset misappropriation) merupakan tindakan kecurangan yang memiliki frekuensi tertinggi disusul oleh korupsi (corruption) dan yang terakhir adalah kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial

reporting).

Menurut teori Cressey (1953), terdapat tiga kondisi yang selalu hadir dalam tindakan fraud yaitu pressure, opportunity dan rationalization yang dikenal dengan fraud triangle. Penelitian yang dilakukan untuk mendeteksi faktor faktor penyebab terjadinya kecurangan pelaporan keuangan menggunakan pendekatan fraud triangle ini menarik dilakukan di Indonesia mengingat kondisi Indonesia yang masih bergelut dengan tingginya tingkat korupsi (urutan 96 dari 180 negara berdasarkan Corruption Perception Index 2018).

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk menyusun penelitian dengan judul: “Analisis Pengaruh Fraud Triangle Terhadap Fraudulent Financial Reporting dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi - Studi Empiris Pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018”.

Peneliti melihat adanya inkonsistensi atas hasil penelitian yang menguji faktor fraud

triangle yang dapat mempengaruhi kecurangan laporan keuangan seperti penelitian yang

dilakukan oleh Yesiariani (2017) dan Saputra (2017). Maka berdasarkan research gap tersebut, peneliti ingin membuktikan pengaruh faktor – faktor Fraud Triangle dengan menambahkan variabel moderasi kualitas audit.

(2)

II. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Hal ini sesuai dengan SAS No. 99, yang menyatakan bahwa ketika stabilitas keuangan (financial stability) terancam oleh keadaan ekonomi, industri, dan situasi entitas yang beroperasi, manajer menghadapi tekanan untuk melakukan financial reporting fraud (Skousen, 2009). Penelitian Iqbal dan Murtanto (2016) menjelaskan bahwa stabilitas keuangan (yang diproksikan dengan perubahan asset) berpengaruh signifikan terhadap

fraudulent financial reporting. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat

dikembangkan adalah sebagai berikut:

H1 : Stabilitas Keuangan berpengaruh positif terhadap fraudulent financial reporting.

Peluang tercipta karena adanya kelemahan pengendalian internal, ketidakefektifan pengawasan manajemen, atau penyalahgunaan posisi atau otoritas. Kegagalan untuk menetapkan prosedur yang memadai untuk mendeteksi aktivitas kecurangan juga meningkatkan peluang terjadinya kecurangan.Penelitian ini menggunakan satu kategori dalam variabel peluang (opportunity) yang mendorong terjadinya kecurangan laporan keuangan menurut SAS No.99 yaitu pengawasan yang efektif. Penelitian ini menggunakan satu kategori dalam variabel peluang (opportunity) yang mendorong terjadinya kecurangan laporan keuangan menurut SAS No.99 yaitu pengawasan yang efektif. Shelton (2014) menyatakan kesempatan adalah metode kejahatan yang bisa dilakukan, seperti pengawasan yang tidak efektif. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:

H2 : Pengawasan yang efektif berpengaruh positif terhadap fraudulent financial reporting. Peluang Rasionalisasi menyebabkan pelaku kecurangan mencari pembenaran atas perbuatannya. Rasionalisasi adalah variabel dari fraud triangle yang paling sulit diukur. Jika Skoussen (2009), Diany dan Ratmono (2014), Tiffani dan Marfuah (2015) dan Widarti (2015) dalam penelitiannya lebih menekankan pada adanya pergantian akuntan publik dan jenis opini auditor sebagai proksi pembenaran (rationalization), maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:

H3 : Rasionalisasi yang efektif berpengaruh positif terhadap fraudulent financial reporting. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah financial reporting bebas dari salah saji material baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Seorang auditor harus memiliki kemampuan yang memadai tentang teknik – teknik audit dan memahami kriteria yang digunakan. Hal ini dapat diperoleh melalui pendidikan baik secara formal maupun informal, serta pengalaman dalam melakukan audit. Hal ini yang menjadikan para akuntan publik menjadi lebih sulit berperilaku secara professional dan membuat banyak akuntan publik lebih memiliki kepentingan untuk mempertahankan klien dan laba yang besar (Putra,2012). Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:

H4 : Kualitas audit memperkuat pengaruh stabilitas keuangan terhadap fraudulent financial

reporting.

Kualitas audit yang baik dapat dicapai bila proses yang dilakukan oleh auditor berjalan secara efektif, pelaksanaan audit dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Kualitas audit yang baik harus dibangun dari tahap awal pelaksanaan audit hingga pelaporan dan pemberian rekomendasi. Dengan adanya kualitas audit yang baik bagi perusahaan maka tidak ada peluang bagi manajemen untuk melakukan fraudulent

financial reporting. Adanya hasil kualitas audit yang relevan dan tidak terindentifikasi fraud

(3)

reporting . Ketika integritas manajer dipertanyakan, keandalan financial reporting diragukan.

Pejabat yang umumnya tidak jujur, mungkin lebih mudah untuk merasionalisasi penipuan, sedangkan bagi pejabat dengan standar moral yang lebih tinggi ,penipuan mungkin tidak begitu mudah. Auditor dengan spesialisasi industri tertentu memiliki pemahaman yang lebih baik atas industri tersebut dibandingkan KAP yang memiliki sedikit klien industri sejenis (Fajaryani, 2015), maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:

H6 : Kualitas audit memperkuat pengaruh rasionalisasi terhadap fraudulent financial

reporting.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan jenis data yang digunakan, maka penelitian ini termasuk ke dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan penelitian kausalitas dimana didalam penelitian ini yaitu stabilitas keuangan, pengawasan yang efektif dan rasionalisasi terhadap variabel dependen yaitu fraudulent financial reporting yang diperkuat atau diperlemah oleh variabel moderasinya yaitu kualitas audit. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2016 - 2018.

Pengukuran variabel fraudulent financial reporting (FFR) diukur menggunakan variabel dummy dimana skor 1 untuk perusahaan yang menerima sanksi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sedangkan skor 0 untuk perusahaan yang tidak menerima sanksi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Susilo, 2017. Rasio stabilitas keuangan perubahan nilai aset suatu perusahaan (Dwi, 2018). Rasio stabilitas keuangan (ACHANGE) dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio dimana nilai total asset tahun ini dikurangi total asset tahun lalu dibagi total asset tahun ini (Dwi, 2018). Pengawasan yang efektif (KIND) diukur dengan jumlah komisaris independent dibagi dengan jumlah dewan komisaris (Susilo, 2017). Rasionalisasi (TATA) diukur dengan variabel dummy dimana skor 1 jika ada pergantian Kantor Akuntan Publik dan 0 jika tidak ada pergantian Kantor Akuntan Publik dengan tahun sebelumnya. Kualitas audit (KA) diukur dengan variabel dummy, dimana skor 1 jika perusahaan di audit oleh KAP Big 4 dan 0 jika di audit oleh Non Big 4(Dwi, 2018) Model Penelitian

Model regresi logistik yang dikembangkan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

Ln FFR α + β1 ACHANGE + β2 KIND + β3 TATA + β4 ACHANGE.FFR + β5 KIND.FFR + β6 TATA.FFR + ε 1 - FFR =

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini mengambil sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dikenai sanksi oleh Otoritas Jasa Keuangan selama periode tahun 2016 - 2018 yang menerbitkan laporan keuangan tahunan secara konsisten pada tahun penelitian. Berdasarkan teknik purposive sampling, diperoleh sampel sebanyak 56 perusahaan dalam 3 tahun.

Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi untuk mengetahui karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan data statistik terdapat 57 perusahaan yang mendapatkan sanksi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

(4)

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Data Penelitian

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.Deviation

FFR 57 0 1 0,5965 0,49496

ACHANGE 57 -1005,36 1 -17,9393 133,13331

KIND 57 0,33 0,67 0,4584 0,008977

TATA 57 0 1 0,4912 0,50437

KA 57 0 1 0,0526 0,22528

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.1 diatas, rasio stabilitas keuangan perusahaan terendah sebesar 0,33 ditahun 2017 yaitu PT Sekawan Intiprima Tbk. Untuk variabel rasionalisasi di tahun 2017 PT. Bakrie Telecom Tbk mendapat nilai pengawasan yang efektif terendah karena memiliki komisaris independen 1 lebih sedikit dibandingkan dengan tahun lalu. Nilai standar deviasi untuk rasio stabilitas keuangan perusahaan berada di atas nilai rata-rata yang menunjukkan persebaran data yang terjadi tidak homogen atau termasuk kategori data yang dihasilkan buruk.

Uji Regresi Logistik

Uji kelayakan model regresi dalam penelitian ini menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test ini

bertujuan untuk menguji ketepatan atau kecukupan data pada model regresi logistik. Apabila nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka model regresi logistik tidak menunjukkan kecukupan data. Nilai probabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar 5% (α = 0,05). Berdasarkan hasil pengujian Hosmer and Lemeshow’s pada model regresi FFR dapat diketahui nilai chi-square sebesar 4,467 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,813. Nilai signifikasi tersebut lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan model logistik FFR yang digunakan clean dan fit dengan data.

Setelah dilakukan uji kelayakan model regresi, penelitian ini selanjutnya akan melakukan pengujian secara simultan menggunakan metode Omnibus Test of Model

Coefficient. Pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh secara bersama-sama

(simultan) antara variabel rasio stabilitas keuangan, pengawasan yang efektif, rasionalisasi dan kualitas audit sebagai variable moderating terhadap fraudulent financial reporting. Nilai probabilita yang digunakan dalam uji ini sebesar 5% (α = 0,05). Dimana jika sig > 0,05 maka antara setiap variabel secara Bersama-sama tidak mempengaruhi fraudulent financial

reporting. Berdasarkan hasil uji simultan pada analisis regresi nilai signifikansi Omnibus Test of Model Coefficient pada bagian Model yang nilainya sebesar 0,014 dan nilai signifikansi ini

lebih kecil dari α 5% (0,000< 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ACHANGE, KIND, TATA, KA, ACHANGE*KA, KIND*KA, TATA*KA secara bersama-sama mempengaruhi fraudulent financial reporting.

Selanjutnya untuk melihat besarnya kemampuan seluruh variabel bebas tersebut dalam mempengaruhi atau menjelaskan keragaman variable opini going concern. Maka hal ini dapat dilihat dari nilai Nagelkerke R square hasil analisis logistik. Nilai Nagelkerke R

square hasil analisis logistik adalah 0,330. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan

kombinasi variabel mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu fraudulent

financial reporting sebesar 33%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 67% (100% - 33%)

(5)

Tabel 4.2

Hasil Uji Regresi Logistik

Variabel Hipotesis β Sig. Keterangan

ACHANGE (+) 0,109 0,595 H1 ditolak KIND (+) 1,004 0,811 H2 ditolak TATA (+) 1,841 0,01 H3 diterima ACHANGE_FFR (+) -37904,548 0,999 H4 ditolak KIND_FFR (+) -3634,746 0,999 H5 ditolak TATA_FFR (+) 13562,597 0,999 H6 ditolak Constant -0,761 0,719

Pembahasan Hasil Penelitian

Stabilitas keuangan tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial reporting. Penelitian ini tidak signifikan perubahan asetnya karena semua sampel yang mendapatkan sanksi oleh Otoritas Jasa Keuangan melakukan restated atas laporan keuangan sehingga perubahan aset tahun tersebut dikurangi tahun sebelumnya tidak signifikan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Iqbal dan Murtanto (2016) yang menemukan bukti bahwa stabilitas keuangan berpengaruh positif terhadap fraudulent

financial reporting.

Pengawasan yang efektif tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial reporting. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah komisaris independen belum tentu berpengaruh pada pengawasan yang efektif terhadap fraudulent financial statement. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Husmawati (2016) yang membuktikan bahwa bahwa pengawasan yang efektif tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial reporting

Rasionalisasi berpengaruh terhadap fraudulent financial reporting. Hal ini disebabkan pergantian Kantor Akuntan Publik dapat mengindikasi adanya fraudulent financial reporting karena pergantian Kantor Akuntan Publik akan memiliki dampak lebih hati – hati dalam melakukan initial audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yesiariani (2016) yang menemukan adanya pengaruh positif rasionalisasi terhadap

fraudulent financial reporting.

Kualitas audit tidak terbukti memperkuat pengaruh stabilitas keuangan terhadap

fraudulent financial reporting. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Putra,

(2012). Hasil ini mengindikasikan bahwa kualitas KAP Big 4 tidak menjamin melakukan pemeriksaan laporan keuangan yang dapat mendeteksi terjadinya fraudulent financial

reporting.

Kualitas audit tidak terbukti memperkuat pengaruh pengawasan yang efektif terhadap fraudulent financial reporting. Jumlah dewan komisaris independen yang berkurang tiap tahunnya memberikan hasil pengawasan yang tidak efektif sehingga kualitas audit tidak terbukti memperkuat pengaruh pengawasan yang efektif . Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Putra, (2012).

Kualitas audit tidak terbukti memperkuat pengaruh rasionalisasi terhadap fraudulent

financial reporting. External audit harus memiliki rasionalisasi dan keahlian dalam bidang

akuntansi dan keuangan untuk mendeteksi financial statement dari tindakan fraudulent financial statement (Achyani et. al, 2015). Kualitas audit yang baik dapat dicapai bila proses yang dilakukan oleh auditor berjalan secara efektif, pelaksanaan audit dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Kualitas audit yang baik harus dibangun dari tahap awal pelaksanaan audit hingga pelaporan dan pemberikan rekomendasi. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Dwi (2018).

IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

Implikasi manajerial dari penelitian ini adalah memberikan masukan para investor, auditor, manajemen, dan regulator mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya fraudulent financial reporting.

(6)

Bagi pengambil keputusan seperti calon investor yang ingin menginvestasikan dana pada suatu perusahaan agar melakukan penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan agar tidak salah dalam mengambil keputusan untuk menginvestasikan dananya.

Penelitian ini menggunakan variabel fraudulent financial reporting dengan metode pengukuran perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mendapatkan sanksi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga menghasilkan sampel yang relatif sedikit sehingga hasil kesimpulan yang dihasilkan kurang dapat digeneralisasikan untuk sampel yang lebih besar.

Dalam penelitian berikutnya peneliti dapat meneliti perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode pengukuran Earning

Management untuk variabel fraudulent financial reporting. Hal ini mungkin akan

mendapatkan sampel yang lebih besar. Untuk mengembangkan penelitian ini saran lain adalah menambah sampel yang digunakan dan rentang waktu periode penelitian.

Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan proksi lainnya dari variabel independen seperti variabel tekanan yang dapat di proksikan sebagai external pressure,

personal financial need. Menambah variabel proxy pada variabel independen sebagai alat

pengukuran yang menggambarkan karakteristik perusahaan yang dapat digunakan, sehingga dapat memperluas cakupan yang berpengaruh terhadap indikasi fraudulent

financial reporting.

Variabel moderasi dapat diganti ataupun ditambahkan, tidak hanya menggunakan kualitas audit melainkan mengganti atau menambahkan dengan Good Corporate

Governance (GCG) ataupun Corporate Social Responsibility (CSR) hal yang sedang

menjadi perbincangan saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, Chad., Mary-Jo Kranacher., and Steve Albercht. Asset Misappropriation Research

White Paper for the Institute for Fraud Prevention. (2012).

Annisya, Mafiana, Lindrianasari dan Asmaranti Yuztitya, 2016. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Menggunakan Fraud Diamond, Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE),

Vol. 23, No. 1, Maret 2016: 72 – 89

Ardiyani, Susmita dan Utaminingsih, Nanik Sri, 2015. Pendeteksian Laporan Keuangan Melalui Faktor Resiko, Tekanan, dan Peluang (Berdasarkan Press Release OJK 2008-2012), Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)

Cressey, D. 1953. Other people’s money, dalam: “Detecting and Predicting Fraudulent financial statement: The Effectiveness of The Fraud star and SAS No. 99, Skousen et al. 2009”. Journal of Corporate Governance and Firm Performance. Vol. 13, No.1, h.

53-81

Dwi Utari, 2018. Pengaruh Fraud Star Terhadap Indikasi Fraudulent Financial Statement Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015 – 2017). Jurnal

Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol. 27, No. 3, Maret 2018.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan penerbit Universitas Diponogoro.

Iqbal,Muhammad dan Murtanto, 2016. Analisa Pengaruh Faktor-Faktor Fraud Triangle Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Seminar Nasional Cendekiawan 2016.

(7)

pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indoneisa 2011-2015.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vo.22 Nomor 2

Sihombing, Kennedy Samuel, & Shiddiq Nur Rahardjo. 2014. “Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Fraudulent financial statement” : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Journal of Accounting

Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Semarang.

Skousen, C. J., K. R. Smith, dan C. J. Wright. 2009. “Detecting and Predecting Fraudulent financial statement: The Effectiveness of The Fraud star and SAS No. 99”. Journal

Corporate Governance and Firm Performance Advances in Financial Economis, Vol. 13, h. 53-81.

Stice, J.D. 1991. “Using Financial and Market Information to Identify Preengagements Factors Associated with Lawsuits Against Auditors”. The Accounting Review (July):

516-533.

Stubben, S. 2010. Discretionary Revenues as a Measure of Earnings Management. The

Accounting Review 85: 695-717.

Haryono (2017). Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan Laporan Keuangan. Diponegoro Journal of Accounting, 3 November 3,1-11

Tiffani, Laila dan Marfuah, 2015. Deteksi Financial Statements Fraud Dengan Analisis Fraud Triangle Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, JAAI

Volume 19 No. 2, Desember 2015: 112–125

Umar, Haryono. 2016. Corruption The Devils. Penerbit Universitas Trisakti.

Widarti, 2015. Pengaruh Fraud Triangle Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) , Jurnal

Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol.13 No.2 Juni 2015:229-244

Yesiariani, M &Isti, R (2017) Deteksi Financial Statement Fraud. Jurnal Akuntansi dan

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING DAN TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI WEBSITE TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DIi. BURSA EFEK

Hal ini dapat dikatakan bahwa Financial Slack berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Nilai Perusahaan IPO pada perusahaan Industri yang terdaftar di

a) Mayoritas perusahaan yang tidak melakukan fraudulent financial reporting pada sektor pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2014-2017 sebesar 80 (85,1%).

fraudulent financial reporting .Hal ini terjadi karena kurang maksimalnya anggota komite audit yang memiliki keahlian keuangan atau akuntansi pada perusahaan sub

Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh dari karakteristik komite audit terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

dan Reaksi Pasar terhadap Internet Financial Reporting (IFR) pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode analisis data

Pengaruh external pressure terhadap fraudulent financial reporting Hipotesis ketiga H3 dalam penelitian ini menyatakan variabel external pressure diproksi LEV terhadap fraudulent

Pengaruh Profitabilitas , Ukuran Perusahaan , dan Financial Leverage terhadap Praktik Perataan Laba Income Smoothing pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia