9
DRAFT ACARA PUNCAK ASM (3 Maret 2011 )
Jam Uraian PIC , R
07.00 – 08.00 Pendaftaran peserta 08.00 – 08.30 Pembukaan
Sambutan Ketua Panitia Sambutan Ketua Dies FK UGM
Sambutan dan Pembukaan oleh Dekan FK-UGM
Auditorium II Prof. Iwan
Dwiprahasto,M.Med.Sc.Ph.D Prof.dr. Suharjdo,SU,Sp.M Prof.dr. Ali Ghufron,Ph.D SESI I
08.30 – 09.00 Pembicara I
Global challenge in implementing Patient Safety in Healthcare John Mc Caughan
(World Health Organization) 09.00 - 09.30 Pembicara II
Peran Regulasi Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia
dr. Supriyantoro, SpP, MARS 09.30 – 10.00 Pembicara III
Safe Surgery Saves Lives: Inisiatif WHO untuk Meningkatkan Safety
Pelayanan Bedah Dr.dr. P.Sudhiarto,SpBS
10.00 – 10.30 Pembicara IV
Peran Undang-Undang di Bidang Kesehatan dalam Mengantisipasi
Kelalaian Klinik dan medical error di Indonesia Prof.Dr.dr. Agus Purwodianto, DFM, SH, M.Si, Sp.F(K) 10.30 – 11.00 Penutupan dan Coffe Break
SESI II ( Satelite I Pararel 5 kelas )
11.00 – 13.00
1.
Keselamatan Pasien Dalam Pemanfaatan Teknologi Kesehatan (Safety Issues In The Use Of Health Care Technology)Adverse event akibat penggunaan teknologi secara tidak tepat banyak ditemukan dalam praktek sehari-hari. Error akibat penggunaan teknologi diagnostik, terapetik, dan paliatif dapat terjadi secara sistematik dalam organisasi pelayanan kesehatan yang tidak menggunakan prinsip-prinsip safety dan risk management yang baik. Topik yang akan dibahas meliputi:
(1)
Isu global tentang safety dalam pemanfaatan teknologikesehatan
(2)
Mencegah error di bidang teknologi diagnostik(3)
Implementasi medication safety practices di pelayanan kesehatanR.Kuliah Lt.2
Moderator: dr. Endro Basuki, SpBS., MKes
Prof. Edy Rahardjo, SpAn dr. Osman Sianipar, DMM, MSc, SpPK
Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, MMedSc, PhD
9 2. Meminimalkan nursing error dalam pelayanan kesehatan
Nursing error menjadi salah satu isyu penting dalam pelayanan pasien di rumah sakit. Kesalahan dalam melakukan asuhan keperawatan, pemberian obat, mengkomunikasikan berbagai tindakan medik serta keperawatan sering terjadi dalam pelayanan kesehatan. Nursing error selain berpengaruh pada outcome pada pasien (perpanjangan rawat inap, infeksi nosokomial, kecacatan, dan kematian) juga meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas.
Kerjasama tim yang efektif disertai dengan implementasi standard operating procedure dan manajemen penjadwalan yang tepat disebutkan dapat menurunkan risiko nursing error ini. Namun demikian peran kepemimpinan, sistem kendali, monitoring dan supervisi juga ditemukan dapat memperbaiki mutu outocome perawatan.
Dengan demikian upaya sistematik dan komprehensif perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya nursing error dalam praktek. Beberapa topik yang akan dibahas meliputi:
(1)nursing error, epidemiologi, dan dampaknya dalam pelayanan kesehatan
(2)pengembangan metode manajemen risiko di bidang keperawatan
(3)best practices dalam meminimalkan nursing error
R.Kuliah Lt.3
Moderator: Khudazi Aulawi, S.Kp., M.Kes
Dr. Tjahjono Koentjoro MPH, PhD
dr. Fitri Haryanti SKp, MKes
3.
Building a low cost, high quality health carePerkembangan dan kemajuan teknologi kesehatan menjadi salah satu pemicu semakin tingginya biaya pelayanan kesehatan. Transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke arah penyakit-penyakit degeneratif, keganasan, dan metabolisme menjadikan pilihan terapi yang terjangkau semakin sedikit. Semakin tingginya biaya kesehatan mengharuskan para pengelola pembiayaan kesehatan menetapkan strategi low cost and high quality health care.
Model low cost, high quality health care sudah mulai diterapkan di Amerika dan menunjukkan bahwa fokus pada pelayanan bermutu dengan biaya terjangkau sangatlah mungkin diterapkan. Akan tetapi model ini tidak begitu saja dapat diterapkan di Indonesia mengingat perbedaan sistem pembiayaan di Indonesia dapat menyebabkan munculnya model yang berbeda juga. Model kolaboratir antar RS yang
R. Kuliah Lt. 4
Moderator: dr. Sigit Riyarto, M.Kes
9 bekerjasama untuk menangani penyakit-penyakit berbiaya
tinggi dapat menurunkan biaya. Topik yang akan dicakup dalam materi ini meliputi:
(1)
Meningkatkan efisiensi dan memperkuat value dalam pelayanan kesehatan: Strategi untuk menghemat biaya operasional(2)Strategi menekan biaya tanpa mengurangi mutu pelayanan
(3)
Implementasi DRG sebagai inisiatif peningkatan mutu berbasis outcome dalam sistem pelayanan kesehatanProf. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD
Dr. Gede Subawa MKes
DR. drg. Julita Hendrartini MKes
4.
Patient centeredness: apakah keterlekatan (engagement) penyedia pelayanan-pasien dapat meningkatkan patient safety?Mutu pelayanan yang berfokus pada pasien menjadi paradigma pelayanan kesehatan dalam 10 tahun terakhir. Sejak
dicanangkannya patient safety sebagai salah satu isu sentral pelayanan kesehatan, maka berbagai upaya telah dilakukan termasuk implementasi clinical governance dalam praktek medik. Dalam kenyataannya tidak semua outcome pasca tindakan medik sesuai dengan harapan. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian secara komprehensif mengenai peran berbagai komponen dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Dalam topik ini akan dibahas beberapa isu berikut:
(1)Sistem manajemen keluhan pasien di rumah sakit
(2)
Partisipasi pasien untuk mendorong upaya peningkatan patient safety(3)
Best practices dalam edukasi pasien untuk meningkatkan patient safetyR. Rapat Senat
Moderator: dr. Andreasta Meliala, DPH, M.Kes, MARS
Prof. dr. Budi Mulyono, SpPK dr. Budi Wahyuni MM
Dr. Ova Emilia, SpOG, MMEd, PhD
9 Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan hak-haknya
dalam pelayanan kesehatan memberi konsekuensi yang tidak kecil. Sayangnya hal ini kurang diantisipasi dengan baik oleh tenaga profesional kesehatan. Tuntutan hukum atas berbagai kasus sengketa medik semakin meningkat. Sementara itu UU no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dan UU no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengisyaratkan berbagai regulasi yang belum sepenuhnya dipahami oleh institusi pelayanan kesehatan dan tenaga profesional kesehatan. Topik ini membahas berbagai aspek legal pelayanan kesehatan dan best practices dalam penyelesaian sengketa medik. Materi yang akan dicakup meliputi:
(1) Masalah sengketa medis dalam pelayanan kesehatan
(2)
Best practices dalam penyelesaian sengketa medis(3)
Implementasi sistem regulasi mutu rumah sakit untukmendorong safety dan quality
Moderator: dr. Hanevi Jasri, MARS
Dr. M Naser, MSc, D. Law Drg. Suryono, SH., PhD
Prof. dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD
13.00 – 13.30 Lunch
SESI III ( Satelite II Pararel 5 kelas )
13.30 – 16.30
1.
Laboratory Safety: Menjamin keselamatan penyedia pelayananSetiap institusi pendidikan harus berkomitmen untuk menyediakan safe laboratory environment untuk staf, mahasiswa, dan tamu untuk menimalkan risiko injury/sakit dengan memastikan bahwa mereka sudah mendapatkan pelaithan, informasi, dukungan dan peralatan yang dipersyaratkan untuk bekerja dengan aman di laboratorium. Acuan penyelenggaraan laboratorium sudah tersedia dan dalam bentuk siap diadopsi. Namun demikian dasar-dasar ilmiah yang sahih dalam pengambilan keputusan untuk menentukan alat laboratorium yang terjamin mutunya masih belum memadai dibandingkan dengan ketersediaan alat laboratorium saat ini. Selain itu jaminan keselamatan yang terkait dengan suatu alat perlu dipikirkan dengan lebih bijaksana, karena banyaknya jenis dan rumitnya pemeliharaan
R.Kuliah Lt.2
9 masing-masing alat. Strategi untuk meminimalkan eksposur
alat laboratorium bisa dalam bentuk zat kimia, biologi maupun radiologi. Meminimalkan semua eksposur tersebut perlu perencanaan dan tindak lanjut yang terstruktur sehingga keselamatan sumber daya manusia dan lingkungannya bisa terjamin. Topik yang akan dibahas meliputi:
(1)
Isu safety dan mutu di seting laboratorium(2) Kebijakan kesehatan dan keselamatan lingkungan
(3)
Safety procedure untuk handling kemikalia, binatang,tanaman, mikroorganisme, dan peralatan laboratorium: isu dan praktek terkini
Prof. dr. Sofia Mubarika, MMedSc, PhD
Prof. dr. Hari Kusnanto MPH, DrPH
Prof. Mustofa M. Kes, Apt
2.
Improving quality of Critical Care ServicesPelayanan Intensif di rumah sakit sangatlah kompleks dan berbiaya tinggi. Medical error tidak jarang terjadi di area ini oleh berbagai sebab, technology, prosedur, human factor, hingga kompleksitas masalah yang dihadapi. Error di bidang ICU sering tidak terdeteksi, tidak disadari, karena umumnya dianggap sebagai konsekuensi dari keparahan pasien yang dirawat.
Dengan menerapkan suatu “system-wide model of care´ dan mengembangkan kerjasama tim yang didasari tidak saja pada skill, leadership, komunikasi efektif, dan advanced procedure untuk meminimalkan risiko maka angka kematian dan adverse event di ICU dapat ditekan dan mutu pelayanan dapat ditingkatkan untuk memenuhi harapan pasien dan sistem pelayanan kesehatan yang berfokus pada pasien. Topik yang akan dibahas adalah:
(1)Kegagalan sistem versus Akuntabilitas Individual di ICU
(2)Kerja tim yang efektif sebagai sebuah strategi pelayanan di
ICU(3)Implementasi manajemen risiko di ICU: ventilator bundle,
central line bundle, severe sepsis bundleR. Kuliah Lt. 3
Moderator: dr. Djayanti, M.Kes., Sp.An
Prof. dr. Edy Rahardjo, SpAn dr. Bambang Suryono, Sp.AnKIC., M.Kes KNA
9
3.
Memaksimalkan nilai diagnostik melalui peningkatanmutu dan safety
Kesalahan dalam menafsirkan hasil pemeriksaan diagnostik sering menjadi awal medical error di rumah sakit. Ini bisa dipahami mengingat dalam praktek klinik masalah ketidaksepakatan klinis sering sulit dihindari. Ketidaksepakatan klinik dapat bersumber dari individu (pengetahuan, sikap dan perilaku), teknologi yang digunakan, kualitas hasil, dan prosedur pemeriksaan diagnostik.Topik yang dibahas meliputi:
(1)
Error di bidang radiodiagnostik dan best practices untuk mencegah error di bidang radiologi(2)
Error di bidang diagnostik laboratorium dan best practices untuk mencegah error di bidang patologi klinik(3)
Peran Health Technology Assessment dalam implementasi patient safetyR. Kuliah Lt. 4 Moderator: dr. Yanri Wijayanti S, PhD., Sp.PD
Dr. Edy Moeljono, SpRad
Dr. Andaru Dahesihdewi, Mkes, SpPK
Prof. dr. Moh. Hakimi, SpOG(K), PhD
4.
Awareness terhadap patient safety dalam Manajemen DisasterSebagai negara dengan geografi dan kondisi yang terletak di lintasan bencana, Indonesia telah banyak belajar dari berbagai bencana alam yang merenggut ribuan bahkan ratusan ribu jiwa. Meskipun bencana tidak dapat diprediksi melalui teknologi modern sekalipun, tetapi penanggulangan bencana dapat dilakukan melalui manajemen bencana yang sistematik dan komprehensif. Jumlah korban bencana dapat diminimalkan apabila upaya lintas disiplin dan berbagai langkah pelayanan terkoordinasi dapat diterapkan secara baik dan benar dengan menerapkan prinsip patient safety. Berbagai upaya strategik penatalaksanaan bencana di bidang pelayanan kesehatan akan dibahas dalam topik ini.
(1)
Isu safety dalam manajemen bencana di bidang kesehatan(2)
Manajemen disaster dan patient safety: pembelajaran dari bencana Aceh, Nias, dan YogyakartaR. Rapat Senat
Moderator: dr. Beladona
9
(3)
Best practices untuk meningkatkan patient safety dalampenatalaksanaan klinis pada situasi bencana di pelayanan kesehatan
dr. Hanevi Jasri, MARS
Dr. Hendro Wartatmo, SpB
5.
Safe Surgery Saves Lives: pembelajaran dari WHO safesurgery check-list (SSCL).
Salah satu intervensi medik yang sering dikaitkan dengan tingginya medical error dalam sistem pelayanan kesehatan adalah prosedur pembedahan. Jenis kejadian dan insidensinya pun beragam, mulai dari salah pasien (wrong patient), salah sisi operasi (wrong site), tidak adekuatnya persiapan operasi, hingga tertinggalnya kasa atau alat operasi dalam tubuh pasien serta terjadinya surgical site infection akibat persiapan dan asuhan keperawatan pasca operasi yang tidak adekuat. Melalui inisiatif WHO safe surgery saves lives, Badan Kesehatan Dunia mengajak seluruh penyelenggara pelayanan bedah di dunia untuk melakukan perubahan dalam pelaksanaan tindakan pembedahan yang lebih aman dan berorientasi pada keselamatan pasien dengan menerapkan Safe Surgery Check-List. Adapun materi yang akan dibahas meliputi:
(1)Isu safety dalam tindakan pembedahan
(2)Inisiatif penerapan WHO SSCL di rumah sakit di Indonesia (3)Best practices di bidang bedah untuk meminimalkan risiko
pada pasien
R. Sidang Utama
Moderator: dr. Rukmono S, SpOG,. M.Kes
Dr. Agung Sutiyoso SpBO, MARS
Dr. Pudji Sri Rasmiati SpB, MPH
Dr. Endro Basuki SpBS, Mkes
Peserta Seminar : 12 SKP
9 Biaya Registrasi Peserta
Mahasiswa S1,S2, S3 FK UGM : Rp.100.000
Mahasiswa diluar FKM UGM : Rp. 200.000
Dokter Puskesmas : Rp. 200.000
Umum : Rp. 400.000
Metode Pembayaran : Tunai, Transfer, On-Site Pembayaran dgn Metode Transfer ke :
No. Rekening Panitia ASM 2011
Bank Mandiri Cab. UGM
No. Rekening 137-00-0523494-9 a.n Dr. Hera Nirwati,M.Kes