• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wisnu Arimurti¹, Angelina Prima Kurniati², Kusuma Ayu Laksitowening³. ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wisnu Arimurti¹, Angelina Prima Kurniati², Kusuma Ayu Laksitowening³. ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MANAGEMENT SYSTEM (EHMS) BERBASIS ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING (EAP) STUDI KASUS : KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA

Wisnu Arimurti¹, Angelina Prima Kurniati², Kusuma Ayu Laksitowening³

¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

Abstrak

E-Government merupakan upaya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam mewujudkan pemerintahan yang mudah diakses, efektif, dan bertanggung jawab [1]. Penerapan e-government di Indonesia khususnya oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

sesungguhnya telah banyak dilakukan. Namun, tingginya tingkat kegagalan proyek e-government di berbagai kota telah menjadi permasalahan yang perlu dicari solusinya.Dalam hal ini,

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mencoba untuk menerapkan suatu Sistem Informasi (SI) yang nantinya akan digunakan untuk mengelola rencana-rencana strategis demi kemajuan pelayanan publiknya yaitu dengan menerapkan Electronic Health Management System (EHMS). EHMS ini akan mengolah data-data mentah berupa Electronic Health Record (EHR) yang nantinya akan menghasilkan sebuah informasi penting yang akan membantu Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam mengambil langkah strategis. Enterprise Architecture Planning (EAP) dalam studi Tugas Akhir ini akan digunakan sebagai metode utama untuk

memetakkan kebutuhan bisnis organisasi terhadap kebutuhan fungsionalitas SI. EAP merupakan proses yang bertujuan mendefinisikan arsitektur enterprise untuk perencanaan SI, serta

menyusun rencana pengimplementasian dari arsitektur tersebut [2]. Studi EAP diawali dengan melakukan analisis terhadap kondisi organisasi saat ini. Keberadaaan sistem legacy perlu diprediksi dengan baik untuk menyusun strategi migrasi yang tepat, sehingga sistem legacy dapat terintegrasi dengan baik didalam rancangan SI yang baru. Kemudian dilanjutkan dengan mendefinisikan kondisi yang ideal untuk organisasi, yaitu melalui pendefinisian arsitektur

enterprise perencanaan SI. Dengan menganalisis gap yang ada, disusun strategi perpindahan dari kondisi sekarang menuju kondisi ideal, yaitu melalui rencana implementasi/migrasi SI.

Kata Kunci : EHMS, EHR, Enterprise Architecture Planning, Zachman Framework

Abstract

E-Government is an effort to use Information and Communication Technology (ICT) to actualize a government that is easily accessible, effective, and responsible [1]. Implementation of

e-government in Indonesia in particular on the Ministry of Health of the Republic of Indonesia actually has a lot to do. However, the high failure rate of e-government projects in cities has become a problem that needs to be resolved. In this case, the Ministry of Health of the Republic of Indonesia is trying to implement an Information Systems (IS) that will be used to manage the strategic plans for the advancement of public services by implementing Electronic Health

Management System (This EHMS). This EHMS will process the raw data in the form of Electronic Health Record (EHR) which will result in an important information that will help the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in taking strategic steps.Enterprise Architecture Planning (EAP) in the final study will be used as the primary method to reposition the business needs of the organization to the needs of SI functionality. EAP is a process aimed at defining the enterprise architecture for SI planning and plan implementation of the architecture [2]. EAP study begins with an analysis of the current state of the organization. Legacy systems exist need to predict for proper migration strategy, so that legacy system can be integrated well in the design of the new SI. Then proceed to define the ideal conditions for the organization, through the definition of enterprise architecture planning SI. By analyzing the existing gap, organized migration strategy from the present towards the ideal conditions, namely through the plan implementation / migration SI.

Keywords : EHMS, EHR, Enterprise Architecture Planning, Zachman framework

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(2)

I. Pendahuluan

Pada bab ini akan dipaparkan tentang dasar-dasar dilakukannya penelitian, seperti latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah serta metodologi penyelesaian masalah.

I.1

Latar Belakang

Dalam memenuhi misinya, setiap organisasi memerlukan keterpaduan antar arah yang diformulasikan ke dalam strategi organisasi. Keberadaan strategi tersebut membuat organisasi dapat menerapkan langkah-langkah yang efektif serta memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya secara efisien. Salah satu strategi yang banyak diterapkan yaitu pemanfaatan Sistem Informasi (SI) untuk mendukung kegiatan dan upaya pengembangan organisasi. Di organisasi pemerintahan, pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dikenal sebagai e-government.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pun menyadari pentingnya peranan TIK dalam mendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan. Statistik tingkat keberhasilan pengimplementasian proyek e-government untuk pemerintahan daerah di Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PTIK-BPPT) menyatakan bahwa keberhasilan penerapan e-government di Indonesia masih rendah. Tercatat 50% proyek TIK dianggap kurang berhasil karena tidak mampu memenuhi objektif e-government yang ditetapkan sebelumnya [3]. Dari fakta itulah timbul suatu gagasan betapa pentingnya melakukan perumusan rencana strategis terhadap sebuah SI guna mengurangi tingkat pemborosan biaya investasi dan meningkatkan prosentase keberhasilan dalam pembuatan SI.

Perumusan rencana strategis EHMS dilakukan untuk menciptakan sebuah SI yang optimal, sehingga EHMS ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik Kementrian Kesehatan RI kepada masyarakat. Rencana strategis yang dihasilkan berupa pedoman pengimplementasian SI secara runtut dan cermat atau yang biasa disebut dengan blueprint. Penyusunan rencana strategis dilakukan dengan memanfaatkan metode Enterprise Architecture Planning (EAP). EAP didefinisikan sebagai proses mendefinisikan arsitektur perencanaan SI serta membuat rencana pengimplementasian dari arsitektur tersebut [2]. Studi EAP dimulai dengan analisis kondisi dan kebutuhan organisasi. Hasil analisis tersebut kemudian dimanfaatkan untuk mendefinisikan kondisi ideal yang ingin dicapai oleh organisasi di masa mendatang.

I.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah :

1. Bagaimana menerapkan metode Enterprise Architecture Planning (EAP) untuk membuat rencana strategis EHMS bagi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

2. Bagaimana membuat arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi yang sesuai bagi proses perancangan EHMS di lingkungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

(3)

2

3. Bagaimana menguji kelayakan dan akurasi hasil perancangan strategis EHMS di Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

I.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan rencana strategis perancangan EHMS bagi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dengan menggunakan metode Enterprise

Architecture Planning (EAP).

2. Menghasilkan arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi yang sesuai bagi proses EHMS di lingkungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

3. Menghitung kelayakan dan akurasi hasil perancangan strategis EHMS menggunakan Enterprise Architecture (EA) Scorecard.

I.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dari pengerjaan Tugas Akhir ini adalah :

1. Metode yang digunakan dalam pembuatan rencana strategis ini yaitu

Enterprise Architecture Planning (EAP).

2. Komponen utama yang digunakan untuk perancangan EHMS ini yaitu

Electronic Health Record (EHR).

3. Blueprint SI EHMS yang dihasilkan dibatasi pada arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi.

4. Aspek keamanan jaringan tidak didefinisikan dengan detil dalam

penyusunan arsitektur enterprise perencanaan SI. Lingkungan

inplementasi perangkat lunak diasumsikan ideal, sehingga tidak terdapat kerawanan penyalahgunaan/pencurian data.

5. Tugas akhir ini memilih lingkungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan beberapa instansi dibawahnya seperti Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung sebagai objek studi kasus.

6. Mengingat luasnya lingkup kegiatan pelayanan medis di lingkungan rumah sakit, maka penelitian ini dibatasi pada bagian rekam medik saja.

I.5

Metodologi Penyelesaian Masalah

Metodologi penyelesaian masalah yang akan digunakan adalah : 1. Studi literatur

Studi literatur bertujuan mempelajari metodologi pengimplementasian

e-government dan memahami penggunaan metodologi EAP untuk

membuat perancangan EHMS. 2. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan mempelajari dokumen mengenai struktur organisasi tata kerja dari enterprise yang menjadi objek penelitian serta rekam medis (EHR).

(4)

3. Observasi

Penelitian dilakukan dengan mempelajari proses-proses bisnis masing-masing enterprise yang tertera di setiap unit ruangan serta mengamati koordinasi dari setiap petugas yang bekerja pada lingkungan rumah sakit.

I.6

Sistematika Pembahasan

Bab I : Pendahuluan, bab ini berisikan uraian latar belakang, ruang lingkup, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika penulisan dokumen tugas akhir.

Bab II : Landasan teori, bab ini berisikan himpunan teori mengenai penyusunan arsitektur enterprise beserta uraian dari metodologi pendukung yang dimanfaatkan dalam studi.

Bab III : Perancangan sistem, pada bab ini akan menjelaskan diagram blok dari proses pengerjaan Tugas Akhir dan flow chart tentang perancangan arsitektur data, atsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi

Bab IV : Analisis arsitektur, rencana migrasi dan pengukuran. Bab ini berisikan uraian dari analisis terhadap arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi serta arah dan langkah yang diperlukan dalam mengimplementasikan arsitektur enterprise. Pengukuran juga dilakukan

untuk menilai seberapa layakkah arsitektur tersebut untuk

diimplementasikan.

(5)

35

V. Kesimpulan dan Saran

V.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa diambil dari proses penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Sehubungan dengan metodologi EAP itu sendiri yaitu :

a. EAP dapat digunakan sebagai upaya untuk menyelaraskan antara kebutuhan TI dengan proses bisnis yang berjalan pada instansi Kementrian Kesehatan RI. Setiap fasilitas TI yang digunakan untuk mendukung berjalannya proses bisnis di instansi tersebut harus selalu disesuaikan dengan perubahan dan pengembangan proses bisnis yang terjadi.

b. Pengelompokan data menjadi entitas-entitas sangat menentukan perancangan arsitektur sistem informasi pelayanan medis dalam hal analisis arsitektur data. Hal ini dikarenakan perancangan EAP berorientasi pada data.

2. Sehubungan dengan hasil-hasil yang dicapai dalam penelitian

menggunakan EAP ini adalah :

a. Blueprint EAP dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mendeteksi adanya platform teknologi yang usang serta adanya beberapa subfungsi bisnis yang belum terdukung oleh pemanfaatan fasilitas TI.

b. Masih terdapat beberapa subfungsi yang tidak didukung oleh pemanfaatan aplikasi. Namun, hanya subfungsi Pengelolaan Pegawai, Kearsipan dan Perlengkapan yang dirasa perlu ditanamkan suatu aplikasi untuk mendukung fungsi bisnisnya.

c. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, perbedaan antara teknologi yang digunakan pada saat ini dengan teknologi yang akan digunakan pada masa mendatang berakibat diperlukannya pelatihan untuk sumber daya manusia di bidang TI supaya dapat menggunakan dan mengembangkan teknologi yang digunakan di lingkungan Kementrian Kesehatan RI.

d. Pembuatan prioritas aplikasi dilakukan dengan memperhatikan aplikasi mana yang menciptakan suatu data. Sehingga aplikasi yang menciptakan suatu data harus diprioritaskan terlebih dahulu dibandingkan dengan aplikasi yang menggunakan data yang diciptakan tersebut.

e. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan EA Scorecard, hasil

maturity yang dihasilkan yaitu 47,86%. Hasil tersebut menandakan

bahwa kematangan arsitektur yang dirancang baru mencapai setengah dari seluruh prosedur proses bisnis yang ada. Hasil maturity tersebut masih perlu ditingkatkan lagi guna menjadikan blueprint lebih tangguh untuk diimplementasikan di Kementrian Kesehatan RI.

(6)

V.2 Saran

Beberapa saran yang diajukan untuk kelanjutan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Masih adanya kesenjangan dalam bidang teknologi antara instansi-instansi yang berada di level atas dan instansi-instansi yang berada di level bawah. Untuk itu perlu adanya penelitian mengenai perencanaan arsitektur

enterprise pada instansi-instansi di level bawah agar terjadi keselarasan

dalam menjalankan e-goverment.

2. Perencanaan arsitektur enterprise akan mendapatkan dampak yang lebih baik jika mencakup dan melibatkan seluruh bagian dari instansi-instansi yang terkait, terutama dukungan dari jajaran pimpinan.

3. Identifikasi proses bisnis merupakan langkah awal yang sangat penting dalam mendefinisikan kebutuhan enterprise terhadap arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Oleh karena itu, proses bisnis perlu dikelola dengan baik agar dapat dimonitor dan dilakukan perbaikan secara berkesinambungan demi meningkatkan performansi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

4. Seluruh catatan hasil wawancara harus didokumentasikan dengan baik sebagai bukti dasar perancangan arsitektur enterprise.

5. Berdasarkan hasil EA Scorecard, terdapat kekurangan nilai pada Level Logika dimana dari keseluruhan parameter masih mendapat nilai 0. Maka, guna meningkatkan hasil kematangan arsitektur, pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian di sektor Level Logika supaya blueprint tersebut bisa mencakup ke seluruh Level parameter kematangan.

(7)

37

Daftar Pustaka

[1] The World Bank. 2002. The E-Goverment Handbook For Developing

Countries.

[2] Spewak, Steven H., Steven C. Hill. 1992. Enterprise Architecture

Planning: Developing a Blueprint for Data, Applications, and Technology,

John Wiley & Sons, Inc.

[3] Arief, Muhammad. 2008. Kesenjangan : Faktor Utama Penyebab Kegagalan Proyek E-Goverment.

[4] Rumapea, S. A. (2007). Pembuatan Arsitektur Enterprise Menggunakan Metodologi Enterprise Architecture Planning Untuk Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Thesis Program Magister. Bandung: Institut Teknologi

Bandung. Diunduh melalui

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-sriagustin-29050&q=rumapea

[5] National Institutes of Health (NIH) National Center for Research Resources. 2006. Electronic Health Records Overview. Virginia : MITRE.

[6] Sharp, Alec & Mc Dermott, Patrick. 2001. Workflow Modeling -- Tools for

Process Improvement and Application Development. Artech House.

[7] ISO/TC 184/SC 5/WG 1. 1999. Industrial Automation Systems –

Requirements for Enterprise-Reference Architecture and Methodologies.

[8] O’Rourke, C., N. Fishman, W. Selkow. 2003. Enterprise Architecture

Using The Zachman Framework. Course Technology : Thomson Learning,

Inc.

[9] Setiawan, Erwin, Budi. 2005. Perencanaan Arsitektur Enterprise di STT Telkom. Bandung

[10] Hamdan, Mohammad, Yusuf. 2007. Perancangan Arsitektur Sistem Informasi Pelayanan Medis Rumah Sakit Dengan Menggunakan Enterprise

Architecture Planning (Studi Kasus : RS. Santo Boromeus Bandung).

Bandung. Diunduh dari

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-mohammadyu-29010&q=yusuf%20hamdan

[11] Stabell, Charles B. & Oystein D. Fjeldstad. 1998. Configuring Value for

Competitive Advantage : On Chains, Shops, and Network. Strategic Management Journal, Vol.19. John Wiley & Sons, Ltd.

[12] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian

(8)

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Selatan : Sekretariat Jenderal Kementrian Kesehatan.

[13] Pratama, Okka, Surya. 2012. Penerapan Enterprise Architecture Planning Dalam Perancangan Arsitektur Sistem Informasi (Studi Kasus : Bagian Logistik IT Telkom). Bandung.

[14] Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Company Profile Tahun 2012. Bandung.

[15] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Diakses melalui

http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/366

[16] Schekkerman, Jaap. 2004. Enterprise Architecture Score Card. Amersfoort : IFEAD.

Referensi

Dokumen terkait

9 INDR Indorama Synthetics Tbk 10 KARW Karwell Indonesia Tbk 11 MYRX Hanson International Tbk 12 MYTX Apac Citra Centertex Tbk 13 PAFI Panasia Filament Inti Tbk 14 PBRX

Keadaan tersebut secara logis kemudian menimbulkan reaksi, tak hanya dari kalangan eksternal seperti praktisi hukum bahkan kalangan awam, yang menganggap

Prestasi belajar anak merupakan suatu hal yang penting. Banyak faktor yang mendukung siswa mendapatkan prestasi belajar yang baik. Salah satunya adalah faktor sosial dan

Selain faktor iklim, kandungan unsur hara dari MOL bonggol pisang yang terbatas juga menjadi faktor yang menyebabkan tidak berpengaruhnya pemberian MOL bonggol

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang

Kriterianya ada tiga yaitu : Rata- rata Rapor terakhir, Nilai UAS, Nilai UAN Metode Simple Additive Weighting (SAW) Dengan adanya Aplikasi Sistem Pendukung

8endera OUN% ENTREPRENEURS ber+arna mera/ mar"n dengan lambang 9 l!g.. OUN%

Berdasarkan pada paparan perspektif teori di atas, selanjutnya dapat dibuat alur pikir sebagai berikut: (1) analisis masalah pendidikan yang difokuskan pada tiga isu strategis,