61
Analisis Neutronik Teras RSG-Gas Berbahan Bakar Silisida
Tukiran S dan Tagor MS
BPTR-P2TRR Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) Serpong, Tangerang
e-mail : tukiran@batan.go.id
Abstrak
Reaktor RSG-GAS telah memulai mengkonversi bahan bakarnya dari bahan bakar desain menggunakan U3O8Al menjadi bahan bakar uranium silisida U3Si2Al dengan muatan, densitas dan pengkayaan yang sama
dengan desain masing-masing 250 gr, 2,96 gr/cm3 dan 19,75 %. Namun untuk masa yang akan datang
RSG-GAS direncanakan menggunakan bakan bakar uranium silisida dengan muatan, densitas dan pengkayaan masing-masing 300 gr, 3,55gr/cm3 dan 19,75 %, karena semakin tinggi densitas bahan bakar
silisida yang digunakan semakin menguntungkan bagi operasi reaktor. Dengan demikian analisis neutronik kelayakan pemakaian bahan bakar silisida dengan muatan 300 gr perlu dilakukan. Analisis dilakukan dengan menghitung parameter neutronik dan kinetik teras RSG-GAS dengan mengenerasi tampang lintang makroskopik bakan bakar uranium silisida muatan 300gr. Kemudian dilakukan perhitungan teras berdasarkan tampang lintang tersebut. Perhitungan konstanta kelompok dilakukan dengan paket program WIMSD/4 dengan struktur energi 4 kelompok. Hasil perhitungan konstanta kelompok digunakan untuk perhitungan parameter neutronik dan kinetik dengan program Batan-2DIFF. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bahan bakar silisida muatan 300gr layak untuk digunakan diteras RSG-GAS tanpa melampaui nilai batas keselamatan reaktor.
Kata kunci : Silisida, Teras reaktor, RSG-GAS, tampang lintang Abstract
RSG-GAS reactor has been starting to convert its fuels from original fuel, (oxide fuel U3O8Al) to uranium
silicide fuel U3Si2Al with loading, density and enrichment similar to those of original fuel 250 g, 2.96
g/cm3, 19.75 %, respectively. For next future, the RSG-GAS is planning to use silicide fuel with loading,
density and enrichment of 300 g, 3.55 g/cm3, 19.75 %, respectively because the higher density of silicide
fuel used, the more advantages can be achieved for reactor operation. There for, it is necessary to analyze the feasibility of using silicide fuels with 300 g loading for RSG-GAS core. The kinetic and neutronic parameter were calculated by generating macroscopic cross section of 300 gr silicide fuel loading. The neutronic and kinetic parameter were calculated based on the macroscopic cross section. The macroscopic cross section calculation was done by WIMSD/4 code with 4 neutron energy group. Calculation result of macroscopic cross section was used to determine neutronic and kinetic parameter using Batan-2DIFF code. The result of analisis showed that the 300 gr sicilide fuel loading is feasible to be used in the RSG-GAS core without exceeded the safety margin.
Keywords : Silicide, teras reaktor, RSG-GAS, tampang lintang
1. Pendahuluan
Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy (RSG-GAS) adalah reaktor riset yang menggunakan air ringan sebagai pendingin dan moderator yang mampu menghasilkan daya termal 30 MW dan fluks rerata neutron termal 2,5 X 1014 n/cm2dtk. RSG-GAS telah beroperasi sejak
Agustus 1987 setelah mencapai kritis pertama pada bulan Juli 1987. Desain RSG-GAS memungkinkan untuk melakukan pengujian
bahan bakar, produksi radioisotop, analisis aktivasi neutron dan produksi silikon doping.
RSG-GAS menggunakan bahan bakar desain uranium oksida (U3O8Al) dengan densitas
dan pengkayaan masing-masing 2,96 gr/cm3 dan
19,75 %, termasuk kategori bahan bakar uranium pengkayaan rendah (LEU). RSG-GAS menggunakan elemen bakar dan elemen kendali tipe pelat standar yang tiap elemen masing-masing terdiri dari 21 pelat dan 15 pelat dan tiap pelat masing-masing mengandung 250 gr dan 178,6 gr U-235. Untuk teras kerja (TWC),
RSG-GAS dimuati 40 elemen bakar dan 8 elemen kendali standar dimana setiap elemen kendali dilengkapi dengan sebuah garpu yang menahan dua bilah penyerap Ag-In-Cd (80%, 15%, 5%)1). Bahan bakar uranium silisida mempunyai prospek untuk diterapkan secara luas pada reaktor riset karena rapat uraniumnya dapat dipertinggi hingga 5 gU/cm3, relatif lebih mudah difabrikasi, dan unjuk kerjanya sangat baik terhadap iradiasi dalam teras reaktor2). Disamping keuntungan di atas bahwa bahan bakar silisida mempunyai fraksi bakar yang lebih tinggi dari oksida sehingga bahan bakar silisida dapat lebih lama di teras, dan dapat memperpanjang siklus operasi akhirnya mengurangi biaya (cost-efficient). Mengingat keuntungan di atas RSG-GAS mulai mengkonversi bahan bakarnya dari uranium oksida ke uranium silisida. Konversi bahan bakar dilakukan secara bertahap. Pertama, dilakukan konversi dengan bahan bakar uranium silisida yang muatan, densitas, pengkayaan dan geometri yang sama kemudian dilakukan penelitian tentang perilaku atau parameter teras RSG-GAS. Kemudian untuk masa yang akan datang RSG-GAS direncanakan menggunakan bahan bakar uranium silisida dengan densitas yang lebih tinggi yaitu 3,55 gr/cm3 atau muatan 300 gr.
Pada paper ini dibahas tentang analisis bahan bakar uranium silisida dengan muatan 300 gr yang akan digunakan di teras RSG-GAS. Analisis dilakukan dengan membandingkan parameter neutronik dan kinetik teras RSG-GAS (SAR= Safety Analysis Report) dengan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan program WIMSD/4, Batan-2DIF dan Batan-EQUIL-2D. Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan keselamatan yang tinggi terhadap kesetimbangan reaktivitas dan pembatasan derajat bakar maksimum 72 %3). 2. Langkah Perhitungan
2.1. Perhitungan Sel dengan WIMSD/4
Program WIMSD/4 hanya mampu melakukan perhitungan transport neutron satu dimensi4), sehingga perlu dilakukan pemodelan
terhadap sel teras. Pemodelan sel digunakan untuk menggenerasi konstanta kelompok makroskopik material teras. Pembangkitan konstanta kelompok dimaksudkan untuk mendapatkan harga rerata konstanta kelompok dalam satuan sel dengan cara menghomogenisasi sel tersebut. Perhitungan konstanta kelompok dilakukan untuk semua material penyususun teras. Diagram perhitungan analisis teras RSG-GAS berbahan bakar silisida dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Alur perhitungan parameter neutronik dan kinetik
a. Bahan Bakar
Model perhitungan untuk bahan bakar adalah multi slab. Pada pemodelan ini satu elemen bahan bakar yang terdiri dari 21 plat elemen bakar dibuat menjadi 21 slab material yang tersusun berurut. Setiap slab terdiri dari meat, kelongsong dan moderator dengan tebal masing-masing 0,027 cm; 0,038 cm; dan 0,1925 cm. Slab ini mempunyai panjang sesuai dengan panjang material aktif. Material lain yang di luar panjang aktif dihomogenisasi dan dinormalisasi terhadap panjang aktif yang dinamakan extra region. Pada elemen bahan bakar extra region terdiri dari bahan AlMg2 dan air, meat terdiri dari
isotop U-235 dan U-238, kelongsong terdiri dari AlMg2 sedangkan moderator terdiri dari H2O.
Gambar 2 menunjukkan pemodelan bahan bakar teras RSG-GAS.
Aextra region = 11,93725 cm2 % AlMg2 = 0,7064 Lextra region = 0,95118 cm % H2O = 0,2936 AAlMg2 = 8,43255 cm2 Bahan bakar 0,027 kelongsong 0,038 moderator 0,1275 <---Æ 19 X Bahan bakar 0,027 kelongsong 0,038 moderator 0,11 AlMg2=0,7064 H2O = 0,2936 daerah ekstra 0,95118 Å---Æ <---Æ Å---> <---> <---> Å---> <--->
Gambar 2. Pemodelan bahan bakar
b. Elemen Kendali
Model perhitungan untuk bahan kendali dibagi dalam dua region. Region pertama merupakan daerah aktif yang terdiri dari 15 plat elemen bakar dibuat menjadi 15 slab material yang tersusun berurutan. Pemodelannya serupa dengan bahan bakar, hanya berbeda pada daerah extra regionnya. Region kedua adalah region penyerap. Region ini dibagi dalam 9 slab dan 1 extra region. Posisi batang kendali pada daerah
penyerap neutron berisi AgInCd dan SS-321. Untuk mendapatkan penampang lintang makroskopik pada region ini maka dalam perhitungan region ini digabung dengan region pertama. Selanjutnya dilakukan homogenisasi hanya pada region penyerap saja (9 slab + 1 extra region). Gambar 3 menunjukkan pemodelan batang kendali teras RSG-GAS dan Gambar 4 menunjukkan pemodelan absorber (penyerap neutron) teras RSG-GAS.
Aextra region = 8,23690 cm2 % AlMg2 = 0,7302 Lextra region = 0,65633 cm % H2O = 0,2698 AAlMg2 = 6,01425 cm2
bahan bakar 0,027 kelongsong 0,038 moderator 0,1275 <----Æ 13 X bahan bakar 0,027 kelongsong 0,038 moderator 0,11 AlMg2=0,7302 H2O = 0,2698 daerah ekstra 0,65633 <---> <---> <---> <---> <---> <---><--->
Gambar 3. Pemodelan elemen kendali
AAlMg2 = 1,13208 cm Aabs+SS-321 = 0,32466 cm2 Aabsorber = 0,26985 cm2 Labs+SS-321 = 0,51739 cm Labsorber = 0,33706 cm LH20 = 0,07673 cm Aextra region = 1,69330 cm2 % AlMg2 = 0,67914 Lextra region = 0,26985 cm % H2O = 0,32086 AAlMg2 = 1,14999 cm2
15 bagian bahan bakar + daerah ekstra H2O 0,11 AlMg 0,132 H2O 0,0767 SS-321 AB <-- 0,0901 Ag In cd SOR --- 0,3370 SS-321 BER --> 0,0901 H2O 0,076 AlMg 0,132 H2O 0,13 AlMg2=0,65674 H2O = 0,34326
c. Bahan-bahan non-fisi
Untuk bahan-bahan non fisi, dimodelkan sama seperti bahan fisi dimana pada slab aktif akan diberi sedikit kandungan U-235, kemudian dilakukan homogenisasi di semua daerah. Karena bahan non-fisi bukan merupakan penghasil neutron (bahan aktif) seperti uranium sedangkan program WIMSD/4 berisi persamaan transport dimana harus ada neutron sebagai pemicu reaksi fisi maka bahan non-fisi dimodelkan sama seperti bahan fisi.
2.2 Perhitungan Neutronik
Pencarian teras setimbang dilakukan dengan perhitungan menggunakan program Batan-EQUIL-2D. Perhitungan distribusi fluks yang digunakan untuk menghitung derajat bakar pada program Batan-EQUIL-2D digunakan persamaan kekritisan reaktor5). Penetapan harga
mutlak fluks neutron dilakukan dengan normalisasi terhadap daya reaktor.
3. Perhitungan Parameter βeff
Tampang lintang makroskopik teras RSG-GAS yang telah dihitung dengan program WIMSD/4 digunakan untuk perhitungan fraksi neutron kasip efektif (βeff)dengan program
Batan-2DIFF. Program Batan-2DIFF dirancang untuk menyelesaikan problem nilai diri (eigenvalue) difusi neutron banyak kelompok. Kemudian
modul program ADJOINT-2D digunakan untuk menyelesaikan persamaan adjoint nilai diri difusi neutron banyak kelompok, dan selanjutnya digunakan solusi fluks neutron adjoint tersebut untuk menghitung parameter kinetik integral teras RSG-GAS seperti nilai βeff, usia neutron dan
generasi neutron6). Skematik perhitungan dapat
dilihat pada diagram seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil
Pembagian kelompok energi neutron dalam perhitungan sel dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kelompok energi dalam perhitungan sel
Kelompok Range Energi Kelompok
WIMSD/4 1 2 3 4 821 KEV < E < 10 MEV 5,531 KEV < E < 821 KEV 0,625 KEV < E < 5,531 KEV 0 < E < 0,625 KEV 1-5 6-15 16-45 46-69
Pembagian kelompok energi neutron ini sudah lajim digunakan untuk perhitungan sel material reaktor dengan pendingin air ringan (LWR)7).
Tabel 2 parameter desain bahan bakar oksida dan silisida yang digunakan dalam analisis.
Tabel 2. Parameter desain bahan bakar teras rsg-gas
Parameter OKSIDA 250 GR SILISIDA 300 GR
Tipe bahan bakar
Pengkayaan U-235 % WT Ukuran elemen, mm3
Jumlah pelat Ketebalan pelat, mm
Ukuran Meat bahan bakar, mm3
Lebar kanal pendingin, mm Tebal kelongsong
Material kelongsong
Densitas Uranium, gr U/cm3
Jumlah U-235 per elemen, gr
Pelat, U3O8-AL 19,75 76,1 X 80,5 X 600 21/15 1,3 0,54 X 62,75 X 600 2,55 0,38 ALMG2 2,96 250/178,6 Pelat, U3SI2-AL 19,75 76,1 X 80,5 X 600 21/15 1,3 0,54 X 62,75 X 600 2,55 0,38 AL,MG2 3,55 300/214,3
Konstanta kelompok yang dihasilkan oleh program WIMSD/4 digunakan dalam perhitungan Batan-EQUIL-2D dan Batan Batan-EQUIL-2DIFF. Pembagian kelas derajat bakar dan PPF (power peaking factor) teras silisida dapat dilihat pada Gambar 5.
K BS+ BE BE PR BE BE BE BS+ BE BE J BE BS+ BE TF BE BE BE BE BS+ BE H BE 1 1,14 2 1,03 5 0,92 4 0,93 5 0,81 1 1,04 BE BE BS+ G BE 3 1,13 8 0,83 IP 7 0,89 7 0,78 6 0,84 BE BE BE F 2 1,24 2 1,27 3 1,24 6 1,09 8 0,85 2 1,23 7 0,86 1 1,12 BE PN RS E 3 1,14 1,02 6 1,20 4 CIP 6 1,08 IP 1,08 3 BE HY RS D 5 1,02 IP 0,96 8 4 1,18 1,08 5 0,89 5 BE HY RS C 2 1,09 0,86 7 1,26 1 0,92 7 1,02 6 1,11 4 1,13 3 1,18 1 BE HY RS B BS+ 6 0,81 0,72 8 0,78 8 IP 0,82 8 1,02 4 BE BE HY RS A BE 1 0,99 0,67 7 0,94 4 0,94 5 0,97 3 1,03 2 BE BS+ BE 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
BERYLLIUM BLOCK REFLECTOR
Gambar 5. Pembagian kelas derajat bakar dan ppf teras silisida
K BS+ BE BE PR BE BE BE BS+ BE BE J BE BS+ BE TF BE BE BE BE BS+ BE H BE 0,0 10,3 10,6 19,7 36,9 44,5 28,8 36,6 39,1 45,8 0,0 9,47 BE BE BS+ G BE 21,1 30,8 62,1 68,3 IP 58,5 65,3 56,1 62,1 45,0 51,8 BE BE BE F 10,3 21,1 9,5 20,5 22,0 32,5 44,5 53,2 60,0 66,4 11,3 22,0 53,3 60,0 0,0 10,2 BE PN RS E 18,0 27,8 50,4 58,5 30,8 40,7 CIP 45,8 54,4 IP 19,7 29,0 BE HY RS D 36,6 45.,0 IP 57,4 64,7 29,3 39,1 41,7 50,4 40,8 48,0 BE HY RS C 10,2 19,7 50,6 57,4 11,3 0,0 51,8 59,0 48,0 56,1 32,5 41,7 19,7 29,3 10,6 0,0 BE HY RS B BS+ 44,1 50,7 59,0 64,5 65,3 71,0 IP 59,766,0 27,8 36,3 BE BE HY RS A BE 0,0 8,9 54,4 59,7 29,0 36,9 36,3 44,1 20,5 28,8 18,0 8,9 BE BS+ BE 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
BERYLLIUM BLOCK REFLECTOR
Tabel 3. Kesetimbangan reaktivitas teras silisida 300 gr dan oksida 250 gr
Reaktivitas (%) Oksida 250 gr
SAR, Oksida 250 gr, 660 MWD Silisida 300 gr, 975 MWD
Dingin ke panas 0,3 0,3 0,7
Xe setimbang 3,5 3,6 3,7
Derajat bakar/siklus 3,0 3,19 3,77
Eksperimen 2,4 2,08 1,07
Lebih teras 9,2 9,17 9,24
Batang kendali total -14,5 - 13,86 -13,05
PADAM -5,3 - 4,70 -3,81
Satu batang kendali terbesar 3,1 2,95 2,78
Batas keselamatan (one stuck rod) -2,2 - 1,75 -1,03
Tabel 4. Fluks neutron pada fasilitas iradiasi Fluks Neutron Teras Oksida
(x 1014 Neutron cm-2s-1) Fluks neutron teras silisida (x 1014 Neutron cm-2s-1)
Fasilitas iradiasi
Cepat Termal Cepat Termal IP-1(G-7) 2,3653 2,2536 2,2446 2,0224 IP-2(E-4) 2,4506 2,4060 2,3815 2,1186 IP-3(D-9) 2,3019 2,2803 2,2791 2,1315 IP-4(B-6) 2,3119 2,2155 2,1633 1,9735 CIP (D-6) 2,0071 2,7690 1,8534 2,4230 CIP (D-7) 1,9689 2,7269 1,8023 2,4254 CIP (E-6) 2,0464 2,7927 1,8238 2,4230 CIP (E-7) 2,0248 2,7607 1,8859 2,4452
Hasil perhitungan derajat bakar teras setimbang silisida pada kondisi BOC (Beginning of Cycle) dan EOC (Ending of Cycle) dapat dilihat pada Gambar 6. Panjang siklus yang diperoleh pada teras silisida adalah 32,5 hari dengan daya nominal 30 MW. Kesetimbangan reaktivitas teras oksida dan silisida dapat dilihat pada Tabel 3.
Hasil utama perhitungan Batan-EQUIL-2D yang sangat tergantung pada keselamatan terhadap teras setimbang silisida adalah PPF maksimum (power peaking factor). PPF maksimum pada BOC adalah 1,27 sedangkan pada EOC adalah 1,28. Fluks neutron cepat dan lambat pada fasilitas iradiasi hasil perhitungan Batan-2 DIFF dapat dilihat pada Tabel 4.
Hasil perhitungan neutron kasip dari kelompok ke 1 - 6 dapat dilihat pada Tabel 5. Sedangkan pada Tabel 6 adalah fraksi neutron kasip total (efektif), umur generasi neutron, umur rerata neutron serempak masing-masing diperoleh adalah β = 7,243E-03; Λ= 59,95E-06 detik; dan l = 63,58E-06 detik. Sehingga konstanta peluruhan neutron serempaknya adalah β/l = 113,9 /detik.
Tabel 5. Fraksi neutron kasip hasil perhitungan β Teras Silisida 300 GR 1 2,77188E-04 2 1.51522E-03 3 1.36762E-03 4 2,96192E-03 5 9.78290E-04 6 1.89214E-04 Total 7.24269E-03
Tabel 6. Hasil perhitungan konstanta peluruhan neutron serempak teras rsg-gas.
Parameter Oksida 250 gr Teras Silisida 300 gr
β 7,10E-03 7,243E-03
l(dtk) 61,3E-06 63,58E-06
Λ(dtk) 54,5E-06 59,95E-06
4.2 Pembahasan
Dari perhitungan derajat bakar terlihat bahwa tidak ada derajat bahan bakar yang melampaui batas yang telah ditetapkan yaitu sebesar 72 %. Derajat bakar rerata bahan bakar 9,1 % sedangkan pada teras oksida 8 % dengan pembagian kedalam 8 kelas derajat bakar. Derajat bakar maksimum bahan bakar dan elemen kendali masing-masing adalah adalah 68,3 % di posisi G-8 dan 71,0 % di posisi B-7. Lima elemen bakar dan satu elemen kendali yang mempunyai derajat bakar pada kelas ke delapan keluar pada akhir siklus.
Kesetimbangan reaktivitas menunjukkan bahwa reaktivitas lebih teras cukup untuk digunakan untuk operasi satu siklus dan reaktivitas yang tersedia untuk eksperimen pada teras silisida 1,01 % sedangkan teras oksida 2 %. Reaktivitas padam batang kendali yang merupakan faktor penentu masih cukup untuk memadamkan reaktor jika terjadi kecelakaan transien. Karena persyaratan SAR (Safety Analysis Report) menyatakan bahwa syarat batas reaktivitas padam batang kendali jika terjadi kegagalan batang kendali yang mempunyai reaktivitas terbesar masuk ke teras adalah – 0,5 %. Dari hasil analisis diperoleh reaktivitas padam batang kendali teras silisida – 3,81 %, sedangkan reaktivitas batang kendali terbesar 2,78 %, ternyata masih memenuhi persyaratan > - 0,5 %. Namun jika ingin lebih aman dan sama dengan kondisi SAR dapat dibuat batang kendali tambahan pada posisi tertentu di teras.
Nilia PPF maksimum pada awal siklus dan akhir siklus tidak ada yang melampaui persyaratan SAR yaitu 1,4 sehingga pendingin primer tidak perlu dimodifikasi. Karena pendingin primer mampu untuk mentrasfer panas yang dihasilkan ke pendingin sekunder dan kemudian membuangnya ke lingkungan.
Nilai fluks neutron yang dihasilkan pada posisi fasilitas iradiasi tidak jauh berbeda dengan teras oksida sehingga teras silisida dapat digunakan untuk mengiradiasi radioisotop seperti teras oksida dan yang menjadi unggulan teras silisida adalah panjang siklus operasi yang dihasilkan menjadi 32,5 hari sehingga dapat menghemat bahan bakar setiap siklusnya.
Perhitungan parameter kinetik yaitu konstanta peluruhan neutron serempak teras RSG-GAS berbahan bakar silisida diperoleh dan hasilnya cukup sesuai dengan teras oksida. Dilihat dari hasil yang diperoleh jelas bahwa nilai βeff
lebih besar dari teras oksida hal ini disebabkan oleh karena muatan uraniumnya lebih besar teras silisida yaitu 300 gr sedangkan teras oksida 250 gr. Fraksi
neutron kasip efektif βeff sangat berhubungan
dengan kontrol reaktor8) sehingga dapat dikatakan
bahwa teras silisida lebih mudah mengontrolnya dari teras silisida.
Kesimpulan
Dari hasil analisis dapat dinyatakan bahwa teras silisida dengan muatan 300 gr dapat digunakan sebagai bahan bakar di teras RSG-GAS. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak ada batas keselamatan yang dilampaui sehingga dapat disimpulkan bahwa pergantian bahan bakar dari oksida 250 gr ke silisida 300 gr ditinjau dari segi neutronik tidak ada masalah.
Ucapan Terima Kasih
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak DR. Leim Peng Hong yang telah menyediakan program difusi neutron dalam bentuk yang sangat mudah dimengerti dan atas segala masukan dan diskusinya juga kami mengucapkan terima kasih yang setingi-tingginya. Ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada Bapak Ir. Iman Kuntoro dan Ir. Zuhair MSc. atas segala diskusi dan masukannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. BATAN, Safety Analysis Report For MPR30, Rev. 7, 1987.
2. Bakri Arbie, Oxide to Silicide Fuel Conversion Study for Multipurpose Reactor GA. Siwabessy, Tesis S3, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1996.
3. Liem Peng Hong, Bakri Arbie, T. M. Sembiring, and Prayoto, Fuel Management Srategy For The New Equilibrium Silicide Core Design Of RSG-GAS, Nuclear Engineering and Design, North Holland, 1996.
4. Liem Peng Hong, Batan-2DIFF, ADJOINT-2DIFF, dan PERTURB-2DIFF Codes Input Manual”, Batan, Jakarta 1994.
5. Duderstadt, J.J and Hamilton, L.J, Nuclear Reactor Analysis, John Wiley & Sons, New York, 1976.
6. Liem Peng Hong, Analisis Numerik, Komputasi Dan Pemrograman Komputer Pada Desain Neutronik Reaktor Nuklir, Diktat Kursus PLTN, Batan, 1994.
7. Roth, M. J, Macdougall, J. D., Kemshell, P.B., The Preparation Of Input Data For WIMS, AEE Winfrith, Dorcherter, 1967. 8. Tukiran S., dan Zuhair, Penentuan
Parameter Kinetik Teras Rsg-Gas Berbahan Bakar Silisida. Proseding Seminar Teknologi Keselamatan PLTN serta Fasilitas Nuklir V, Jakarta, Maret 1998.