PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURANNYA DI KELAS VII SEMESTER I SMP SWASTA TAMAN
HARAPAN MEDAN T.P.2013/2014
Oleh:
Ade Wirayanti Hutabarat NIM 081244210001
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik
sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Tink Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya di Kelas VII Semester I SMP
Swasta Taman Harapan Medan T.P. 2013/2014. Diajukan untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dra. Ida Wahyuni, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan
proposal sampai akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu Dr. Derliana, M.Si, selaku dosen pembanding I, Bapak
Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si, selaku dosen pembanding II, dan, Bapak
Drs. J.B. Sinuraya, M.Si selaku dosen pembanding III. Ucapan terimakasih juga
kepada Bapak Drs.Khairul Amdani, M.Si, selaku dosen pembimbing Akademik
dan kepada seluruh Bapak Ibu dosen beserta staf pegawai jurusan Fisika FMIPA
UNIMED yang sudah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Serta Bapak
Achmad Aziz selaku kepala sekolah SMP Swasta Taman Harapan Medan yang
telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.
Teristimewa penulis sampaikan kepada Ayahanda dan ibunda
terkasih (Armada Hutabarat dan Alm. Ros Dewi Siregar), kakak-kakak tersayang
(Alm. Arma Wira Hafni, Roni Tua, Rahmat Syahputra, dan Sri Mahyuni ) dan
seluruh keluarga besar yang telah menjadi penyemangat, sumber inspirasi dalam
hidup penulis sampai akhir perkuliahan dan yang telah begitu sayang dan besar
dukungannya baik moril dan materil kepada penulis. Dan tak lupa juga buat
teman-teman seperjuangan (Anugrah Mulia Tampubolon, Devi Eni Pohan, Aulia
Asra, Suheni, Purnama Sari Ginting, Nurhari Santi, Fatimah Batubara dan
v
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Januari 2014
Penulis
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURANNYA DI KELAS VII SEMESTER I SMP SWASTA
TAMAN HARAPAN MEDAN T.P.2013/2014
Ade Wirayanti Hutabarat (NIM 081244210001)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan bagaimana aktivitas siswa selama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada materi pokok Suhu dan Pengukurannya di kelas VII Semester I SMP Swasta Taman Harapan Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan design Two group pretes-postes design dengan populasi seluruh siswa kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan Medan dengan sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik random sampling, yaitu kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan jumlah siswa 30 orang dan kelas VII-1 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dengan jumlah siswa 34 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 15 soal dengan 4 pilihan jawaban yang telah divalidasi.
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1.Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Pengertian Belajar 9
2.1.2 Aktivitas Belajar 10
2.1.3 Hasil Belajar 11
2.1.4 Model Pembelajaran 13
2.1.4.1Pengertian Pembelajaran Kooperatif 14 2.1.4.2Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 16 2.1.4.3Beberapa Variasi Dalam Pembelajaran Kooperatif 17 2.1.4.4Pengaruh pembelajaran kooperatif
Terhadap Kemampuan Akademik 18
2.1.4.5Model Pembelajaran Konvensional 19
2.1.4.6Perbedaan pembelajaran kooperatif dan konvensional 20 2.1.4.7Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 21
2.1.4.8 Skor perkembangan 27
2.1.4.9Uraian Materi Suhu dan Pengukurannya 29
2.1.4.10Hasil Penelitian Terdahulu 33
2.2. Kerangka Konseptual 37
2.3. Hipotesis Penelitian 38
BAB III METODE PENELITIAN 40
3.1.Lokasi Penelitian 40
3.2.Populasi dan Sampel 40
3.3.Variabel Penelitian 40
3.4.Jenis dan Desain Penelitian 41
3.5.Prosedur Penelitian 41
3.6.Instrumen Penelitian 44
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51
4.1. Hasil Penelitian 51
4.1.1. Data Hasil Penelitian 51
4.1.2. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 53
4.1.3. Hasil Belajar Siswa Kelas kontrol 53
4.1.4. Uji Persyaratan Analisis Data 54
4.1.5.Pengujian Hipotesis 55
4.1.6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 56
4.2. Pembahasan 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62
5.1. Kesimpulan 62
5.2. Saran 62
DAFTAR PUSTAKA 64
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Langkah- Langkah Pembelajaran Kooperatif 16 Tabel 2.2. Perbandingan Empat Pendekatan Dalam
Pembelajaran Kooperatif 17
Tabel 2.3. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Dan
Pembelajaran Konvensional 21
Tabel 2.4. Langkah-langkah model pembelajaran
Kooperatif tipe TPS 24
Tabel 2.5. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
Dan Pembelajaran Konvensional 26
Tabel 2.6. Perhitungan Skor Individu 27
Tabel 2.7. Perhitungan Skor Kelompok 28
Tabel 2.8. Perbandingan skala suhu 33
Tabel 2.9. Hasil Penelitian Terdahulu 34
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 41
Tabel 3.2. SpesifikasiTes Hasil Belajar pada Materi Pokok Suhu 44 Tabel 4.1. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 51 Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 Tabel 4.3.Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata , Standar Deviasi 53
dan Varians
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Diagram Lingkaran 3
Gambar 2.1. Jari-Jari dimasukkan kedalam Air Es 29
Gambar 2.2. Contoh Termoter Platina 30
Gambar 2.3. Termometer Gas Pada Volume Gas Tetap 30
Gambar 2.4. Termometer Laboratorium 31
Gambar 2.5. Termometer Suhu Badan 31
Gambar 2.6. Perbandingn Skala Termometer 32 Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 43 Gambar 4.1. Diagram Batang Hasil Postes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol 52
Gambar 4.2. Diagram Batang Observasi Aktivitas Siswa Kelas
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP) 66
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 92
Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 96
Lampiran 4. Soal Instrumen 103
Lampiran 5. Observasi Aktivitas Siswa 106
Lampiran 6. Lembar Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 107
Lampiran 7. Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen 108
Lampiran 8. Data Pretest dan Postest Kelas Kontrol 109
Lampiran 9. Tabulasi Hasil Belajar Pretes Kelas Eksperimen 111
Lampiran 10. Tabulasi Hasil Belajar Postes Kelas Eksperimen 113
Lampiran 11. Tabulasi Hasil Belajar Pretes Kelas Kontrol 115
Lampiran 12. Tabulasi Hasil Belajar Postes Kelas Kontrol 117
Lampiran 13. Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi ` 119
Lampiran 14. Uji Normalitas 121
Lampiran 15. Uji Homogenitas 124
Lampiran 16. Uji Hipotesis 127
Lampiran 17. Lembar Distribusi Data Observasi Aktivitas Siswa 132
Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian 136
Lampiran 19. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 141
Lampiran 20.Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 142
Lampiran 21. Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 143
Lampiran 22. Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 144
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk waktu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Akan tetapi mutu pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal belum mampu mengikuti dan menanggapi perubahan cepat yang terjadi di masyarakat. Keluhan tentang masih rendahnya mutu sekolah sudah sering didengar, hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran fisika. Berkaitan dengan hal tersebut Duniacare Ft Suramcoder dalam artikelnya menjelaskan beberapa keluhan mengenai masalah pendidikan di Indonesia.
“...Fisika bukanlah pelajaran menakutkan bagi sebagian besar siswa SMP. Alasannya, karena nilai mata pelajaran Fisika tidak berdiri sendiri melainkan tergabung dalam mata pelajaran IPA. Biasanya untuk siswa SMP, tidak bisa mengerjakan Fisika tidak berarti dunia kiamat. Pelajaran Biologi yang akan mengatrol nilai IPA sehingga nilai IPA siswa SMP jarang anjlok. Tapi, bagaimana dengan Fisika SMA? Ketika seorang siswa menaiki kelas 2 SMA dan mengambil jurusan IPA, pelajaran Fisika akan berdiri sendiri. Nilai Fisika SMA bisa saja “hancur” karena tidak ada sumbangan nilai dari Biologi dan Kimia (masing-masing berdiri sendiri). Padahal, di antara ketiga materi di atas (Fisika, Biologi, Kimia), kebanyakan siswa menganggap Fisika adalah yang tersulit. Jadi, tak heran jika kemudian banyak yang mengeluh tidak bisa menguasai materi.”
2
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik. Dengan metode mengajar yang baik diharapkan akan tercapai suatu interaksi maksimal antara siswa dengan guru yang tidak hanya berorientasi terhadap hasil, tetapi yang lebih penting adalah proses itu sendiri.
Keberhasilan siswa dalam dunia pendidikan tidak dapat diraih dengan sendirinya. Keberhasilan siswa dapat diraih dengan pembelajaran yang terprogram, terencana dan sistematis. Dalam hal ini seorang guru memegang peranan penting dalam keberhasilan dunia pendidikan. Dimana seorang guru dapat membuat siswa belajar secara efektif dan efisien serta mengerti dalam menerapkan hasil pembelajaran tersebut. Untuk itu sudah sepantasnya seorang guru selalu membuat persiapan yang matang sebelum memulai suatu proses belajar mengajar di kelas.
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 25 Januari 2013, siswa SMP Taman Harapan berpendapat bahwa pelajaran fisika itu sulit dipahami dan banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran tersebut. Hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran fisika SMP Taman Harapan, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut, yaitu dari pihak pengajar dan siswa sendiri. Dari pihak pengajar, metode pembelajaran yang digunakan cenderung terbatas pada penyampaian ceramah, pemberian contoh soal, latihan dan diakhiri dengan pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah. Begitu juga dengan siswa yang kurang aktif dalam menjawab pertanyaan dan bertanya kepada guru dalam proses pembelajaran, kemudian proses pembelajaran berlangsung secara individu. SMP Swasta Taman Harapan juga belum pernah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
3
bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami dan kurang menarik, seperti diilustrasikan dalam diagram lingkaran berikut ini :
Gambar 1.1
Fisika merupakan salah satu bidang pengetahuan penting dalam peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia. Selain itu fisika juga merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan kepada siswa agar mereka tertarik untuk mempelajari fisika khususnya siswa SMP Taman Harapan. Banyak guru yang masih menggunakan pendekatan tradisional sehingga proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah, dimana guru menerangkan dan siswa mendengar atau mencatat, sehingga sering ditemui adanyan kecenderungan tidak melibatkan siswa. Oleh karena itu, guru harus menciptakan suasana belajar sedemikian rupa sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
4
berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama (Miftahul Huda 2011:29).
Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif. Pendekatan ini dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dari Universitas Maryland pada tahun 1985. Think-Pair-Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Tipe ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
Seperti namanya “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya. Selanjutnya, “Pairing”, pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan untuk berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan seluruh pasangan di dalam kelas. Tahap berikutnya dikenal dengan “Sharing”, dalam kegiatan ini diharapakan tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksi pengetahuan secara integrative. Peserta didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya (Istarani 2011:67).
Penelitian mengenai pembelajaran kooperatif tipe TPS sudah pernah diteliti peneliti sebelumnya seperti Efrida Yasmi Rangkuti dan memiliki kelemahan-kelemahan seperti alokasi waktu yang tidak mencukupi, kondisi kelas yang sulit dikontrol karena kesempatan diskusi yang dilakukan memberi peluang untuk ribut dan siswa kurang mengerti perannya dalam kelompok karena belum terbiasa belajar dengan model pembelajaran ini. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Frandika Sinambel, peneliti juga memiliki kelemahan – kelemahan seperti kurang bisa mengontrol kelas karena jumlah siswa yang terlalu banyak, waktu pembelajaran yang tidak terkontrol.
5
saling membantu. Memilih materi pokok yang sesuai dengan waktu yang diperlukan, dan menjelaskan tiap-tiap tahap model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sebelum memulai pembelajaran di kelas.
Berdasarkan uraian di atas, dengan menggunakan model kooperatif tipe TPS ini peneliti berharap hasil tes belajar siswa akan meningkat. Untuk itulah peneliti tertarik melanjutkan penelitian tersebut dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Pengukurannya di Kelas VII Semester I SMP Taman Harapan Tahun Pelajaran 2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian antara lain :
1. Metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi yaitu dengan ceramah, pemberian contoh soal, latihan, dan pemberian tugas (pembelajaran kurang bermakna) .
Berdasarkan ruang lingkup masalah di atas, dan keterbatasan waktu yang tersedia, maka peneliti membuat batasan masalah yang akan diteliti yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share)
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P.2012/2013
6
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013?
3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013?
4. Bagaimanakah pengaruh model pembeljaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013?
1.5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Hasil belajar siswa dalam menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013. 3. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
7
4. Pengaruh model pembelaaran kooperatif tipe TPS pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013.
1.6.Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang akan di dapatkan dari penelitian ini, diantaranya : 1. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013.
2. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran
3. Bagi peneliti sebagai calon guru dapat menambah wawasan tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
1.7. Defenisi Operasional
1. Hasil belajar adalah kemampuan kognitif yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian data dan uji statistik serta pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 40,2 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 75,1.
2. Hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 39,6 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 68,6
3. Aktivitas siswa selama pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) berlangsung dikategorikan aktif dengan rata-rata skor aktivitas
83,03 sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa
4. Ada peerbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dan konvensional pada materi pokok Suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan thitung > ttabel = 3,03 > 1,669 pada taraf siginifikansi α = 0,05.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
63
hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sebagai suatu alternatif dalam kegiatan pembelajaran
2. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, siswa dituntut lebih aktif pada saat proses belajar mengajar, guru sebagai fasilitator mendorong siswa (motivator) untuk melakukan kegiatan belajar secara bebas tapi terkendali. Guru tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak memberikan rangsangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan masalah. Guru menempatkan diri sebagai pembimbing semua siswa yang memerlukan bantuan manakala mereka menghadapi persoalan belajar. Guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari benar atau salah, dan tidak diperkenankan membunuh atau mengurangi/menekan pendapat siswa lainnya. Guru harus mendorong siswa agar selalu mengajukan pendapatnya secara bebas.
64
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. (2008). Learning To Teach. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Defenisi Belajar http://herrystw.wordpress.com/2011/05/23/pengertian-belajar-menurut-para-ahli/
Djamarah, S.B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah,S.B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hasil Belajar http://ayip7miftah.wordpress.com/2011/12/06/kemampuan-kognitif-menurut-revisi-taksonomi-bloom/
Huda, M.(2011). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Ibrahim,dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:Universitas Negeri Surabaya
Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persad
Menskor (http://tiameifharahap.blogspot.com/2012/12/tehnik menskor.html)
Margono,S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK., Jakarta: Rineka Cipta
Metode Mengajar http://www.sukasmo.web.id/2012/01/metode-mengajar.html
Sanjaya,W. (2009).,Kurikulum dan Pembelajaran.,Jakarta: Kencana
Sinambela, F. (2010).,Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Thing Pair Share) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Optika Geometri di Kelas X Semester II SMA Metodhist I Medan T.P. 2009/2010.Medan: Unimed
Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik., Bandung: Nusa Media
Sudjana. (2005). Metoda Statistika., Bandung : Tarsito Bandung
Sugiyarto, T, dkk.(2008). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VII., Jakarta: Pusat Perbukuan.
65
Tim Dosen. (2011). Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA Unimed.,Medan :FMIPA Unimed
Trianto.(2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif., Jakarta: Kencana
Wilis, R. (1989). Teori-Teori Belajar. Bandung: Grafindo
RIWAYAT HIDUP