BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn “M” DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS
DI RT 01 LINGKUNGAN KARANG SIBETAN 3.1 Pengkajian
I. Data Umum
1. Kepala Keluarga : Tn. M
2. Alamat : Lingkungan Karang Sibetan, Kelurahan Monjok Timur.
3. Pekerjaan KK : Swasta 4. Pendidikan KK : SLTP 5. Komposisi Keluarga :
Camapak
Ny. A P Ibu 80 Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sehat
Tn. M L Suami 60 SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rematik
Ny. B P Istri 56 SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ DM
Ny. P P Anak 35 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sehat
Tn. A L Anak 33 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sehat
Tn. D L Anak 28 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sehat
Tn. E L Anak 26 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sehat
BCG Polio DPT Hepatitis Ket Status Imunisasi
Pendd Nama Jenis Hub. Kel KK Umur
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki dan Perempuan
: Laki-laki dan Perempuan telah meninggal : Garis perkawinan
: Garis Keturunan : Tinggal serumah : Klien
6. Tipe Keluarga : Keluarga Sejahtera KS-III 7. Suku Bangsa : Bali – Indonesia
8. Agama : Hindu
9. Status Sosial ekonomi : Bapak – anak Bekerja 10. Aktivitas rekrereasi : Jarang
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga . 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan adanya cucu
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Keluarga belum memiliki anak sekolah sehingga tugas perkembangan belum ada tetapi tugas keluarga yang belum terpenuhi adalah mempertahankan kesehatan Ny. H yang sakit DM terutama untk mengontrol dan perawatan diri
3. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Anak Tn. N sudah diimunisasi lengkap, jika sakit batuk pilek dibawa ke Puskesmas. Ny. H (Ibu) menderita DM sejak 2 tahun yang lalu tetapi tidak dapat kontrol secara teratur di Puskesmas/Rumah Sakit dan kadang-kadang Ny. H Berobat ke dokter praktek.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga Tn. A mengatakan kalau Ny. A tidak mengalami penyakit lainnya, hanya batuk, kadang badan pegal – pegal sesudah beraktivitas. III. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Luas tanah yang ditempati Tn“M” adalah 4,5 m² dan merupakan rumah sendiri dengan 7 kamar tidur, 1 ruang tamu. Tipe rumah Tn“M” adalah permanen, dengan menggunakan lantai keramik, ruangan mempunyai ventilasi dan jendela yang terletak dibelakang dan didepan kamar tidur setiap pagi dibuka. Sumber air untuk kebutuhan keluarga Tn”M” menggunakan air PDAM mandi, dan air kemasan untuk minum. Tn “M” biasanya mengumpulkan sampah dihalaman rumahnya dan dibakar.
U
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas a. Kebiasaan
Keluarga Tn. “M” biasanya warga lingkungan Karang Sibetan beraktivitas pada pagi hari, selain itu warga selalu berusaha membantu tetangga bila ada masalah.
b. Aturan/kesepakatan di lingkungan tempat tinggal
Aturan yang berlaku di tempat tinggal keluarga Tn”M” disesuaikan dengan aturan dan perintah Agama Hindu seperti menghormati yang lebih tua, dan saling menyayangi.
c. Budaya
Di lingkungan Karang Sibetan bila ada anggota masyarakat yang menikah, meninggal, dan lain-lain, masyarakat yang lain memberikan bantuan berupa sembako dan bantuan lain seperti tenaga dan pikiran.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
K1 K2 K3 K4 K5 DAPUR KAMAR MANDI K6 K7 RUANG TAMU TERAS/RUANG KELUARGA
Keluarga Tn “M” mengatakan sudah lama menempati rumahnya dan tidak pernah berpindah rumah serta merupakan penduduk asli Karang Sibetan.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. ”M” mengatakan anggota keluarganya tetap berinteraksi dan mengikuti kegiatan yang sudah jadi kesepakatan di dalam masyarakat seperti aktif mengikuti kegiatan keagamaan dan banjar. 5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.”M” mengatakan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, maka anggota keluarga yang lain membantu menangani di rumah sebelum dibawa ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan yang lain.
IV. Struktur Keluarga
1. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
Keluarga Tn “M” mengatakan ; Tn “M” tetap sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab terhadap keluarganya dan mengambil keputusan dalam memutuskan masalah keluarga dan harus melibatkan anggota keluarga yang lain, sementara Ny. ”B” sebagai ibu rumah tangga yang selalu menjalankan tugasnya seperti mengurus rumah dan menjaga kehormatan diri sebagai istri bila bekerja diluar rumah, kemudian anaknya Tn. ”A”, Tn.”D”, dan Tn.’E” sebagai anak yang baik yang selalu menuruti perintah orang tuanya dan berusaha membantu perokonomian keluarga dengan menjadi pegawai swasta.
2. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga disesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dan menurut agama yang dianut yakni agama Hindu.
3. Pola/cara Komunikasi Keluarga
Keluarga Tn. “M” berkomunikasi dengan bahasa Bali dan Indonesia. Apabila keluarga Tn“M” mempunyai masalah maka dengan cepat dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan keluarga yang lain sampai
memperoleh pemecahan masalah. 4. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn “M” mengatakan kebersamaan sangat penting bagi keluarga.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan
Ny “B” mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari diberikan oleh suami dan anaknya yang mencari nafkah.
b. Pemanfaatan sumber di masyarakat
Ny “B” dan keluarga mengatakan memiliki ruko yang sedang dibangun.
2. Fungsi mendapatkan status sosial
Ny.”B” mengatakan keluarganya biasa-biasa saja dalam mendapatkan status sosial, sesuai sudut pandang agama yang diyakini dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
3. Fungsi pendidikan
Menurut Tn.”M” mengatakan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir anggota keluarga dalam tingkat kesehatan anggota keluarga dan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan.
4. Fungsi sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga
Keluarga Tn”M” mengatakan bahwa keluarga cukup rukun dan memperhatikan pembinaan hubungan rumah tangga dan adanya saling keterbukaan.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Interaksi keluarga baik dan keluarga Tn.”M” selalu menjaga keharmonisan dalam hubungan keluarga mereka.
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan Tn ”M” sebagai suami dan sebagai kepala keluarga.
Berkumpul bersama anggota keluarga sambil nonton TV dan berkumpul bersama tetangga disekitarnya.
e. Partisipasi dalam kegiatan sosial
Keluarga ikut serta dalam kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan.
5. Fungsi perawatan kesehatan a. Mengenal masalah kesehatan
Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya Tn.”M” mengatakan bahwa penyakit Ny.”B” adalah diabetes melitus. Tn.”M” dan keluarga juga mengatakan tidak tahu apa penyakit yang diderita Tn”M” karena sepulang berobat dari dokter dan menerima pengobatan melalui injeksi intramuscular Tn”M” langsung merasa lumpuh dan ekstremitas bawah mati rasa.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Keluarga mengatakan dalam mengambil keputusan disesuaikan dengan keadaan masalah yang dihadapi. Jika tidak terlalu parah maka hanya ditangani di rumah saja. Keluarga juga mengatakan tidak segera membawa ke pusat pelayanan kesehatan jika tidak parah.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. “M” mengatakan setiap anggota keluarga yang sakit selalu diberikan perawatan di rumah, kalau sudah dirasakan parah baru kemudian dibawa berobat ke dokter atau rumah sakit.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat Keluarga Tn. “M” mengatakan selalu membersihkan rumah setiap hari dan tampak lingkungan dalam rumah cukup bersih.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat
Keluarga Tn. “M” mengatakan selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan terdekat apabila sudah tidak bisa
ditangani sendiri oleh anggota keluarga. 6. Fungsi religious
Tn.”M” mengatakan bahwa semua anggota keluarga rajin dan taat dalam beribadah.
7. Fungsi rekreasi
Tn.”M” mengatakan bahwa keluarganya jarang rekreasi karena waktu luang hanya dimanfaatkan dirumah berkumpul bersama anggota keluarga yang lain.
8. Fungsi reproduksi
Ny “B” berusia 56 tahun dan suaminya sudah berusia 60 tahun meraka sudah tidak bisa memreproduksi anak lagi, karena faktor usia.
9. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan saling mendukung serta saling menghargai antara anggota yang satu dengan yang lain.
VI. Stres Dan Koping Keluarga 1. Stressor jangka pendek
Keluarga Tn. “M” mengatakan selain masalah kesehatan keluarganya, yang menjadi pikiran adalah masalah kebutuhan biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
2. Stressor jangka panjang
Persiapan atau pemenuhan kebutuhan hari – hari tua, keluarga memikirkan penyakit yang dialami Ny. “B”.
3. Respon keluarga terhadap stressor
Tn. “M” selalu berusaha memenuhi kebutuhan sehari – hari. Dan menganggap biasa saja jika ada masalah karena setiap ada stressor keluarga berusaha mengalihkan pikirannya dan mencari pemecahan stressor yang dihadapi.
4. Srategi koping
Keluarga selalu berdiskusi dalam menyelesaikan masalah dalam keluarga.
Ny. ”B” menerima keadaan tantang penyakit yang dialami sekarang dan selalu meminta bantuan pada anak atau keluarga yang lain jika sudah tidak mampu mengatasinya.
VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga 1. Tn”M” mengatakan tidak ada keluhan penyakit, hanya terkadang
merasakan nyeri lutut apabila sudah melakukan aktivitas yang berat. Saat ini Tn”M” dalam keadaan sehat. Saat pengkajian tekanan darah Tn”M” 110/70 mmHg
2. Ny”B” mengatakan mengidap penyakit diabetes melitus. Saat pengkajian tekanan darah Ny ”B” 160/90 mmHg
3. Tn ”A” mengatakan tidak ada keluhan penyakit, saat pengkajian tekanan darahnya 120/90 mmHg.
4. Tn.”D” mengatakan tidak ada keluhan penyakit, saat pengkajian tekanan darahnya 110/70 mmHg.
5. Tn.”E” mengatakan tidak ada keluhan penyakit, saat pengkajian tekanan darahnya 130/80 mmHg.
6. Ny”A” mengatakan sering kesemutan setelah melakukan aktifitas, saat pengkajian tekanan darahnya 150/70 mmHg.
VIII. Harapan Keluarga
Tn.”M’ Mengatakan bahwa harapannya adalah seluruh anggota keluarga sehat.
3.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga I. Analisa Data No D a t a Masalah Penyebab 1. Data Subyektif : a. Keluarga mengatakan memikirkan penyakit Ny.”B” b. Keluarga 1. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Ketidakefektifan penatalaksanaan program
2. mengatakan Ny.”B” mengidap diabetes mellitus. c. Ny.”B” mengatakan sering kesemutan. Data Obyektif : a. Hasil pemeriksaan glukotest +3. b. Tampak jari kaki kanan (jempol) Ny.”B” diamputasi c. Tekanan darah : 160/90 mmHg Data Subyektif. a Ny.”B” mengatakan
tidak pernah minum obat setelah dioperasi. b Keluarga mengatakan tidak mengetahui prinsip penanganan penyakit diabetes yang tepat. Data Obyektif
a. Pola makan ibu
tidak baik, 2. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah. Defisit pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus.
3.
mengkonsumsi makanan tidak sesuai anjuran diet diabetes melitus. b. Ny.”B” tidak pernah berolahraga sesuai anjuran. Data Subyektif a Keluarga mengatakan Ny.”B” kontrol saat kumat saja karena Tn. M mempunyai keterbatasan biaya. b Ny.”B” mengatakan sudah tidak pernah periksa setelah dioperasi. Data Obyektif a. Hasil pemeriksaan glukotest +3. b. Tekanan darah : 160/90 mmHg a. 3. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan. Resiko ketidakpatuhan
II. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik Ny.”B” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
mellitus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
3. Resiko ketidakpatuhan Ny.”B” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
III. Prioritas Masalah.
Untuk menentukan prioritas masalah dalam rencana perawatan keluarga Tn.M maka terlebih dahulu dibuat skor untuk menentukan prioritas masalah kesehatan sebagai berikut :
1. Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik Ny.”B” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. 2. 3. 4. Sifat masalah Kemungkinan masalah dapat diubah. Potensi masalah untuk dicegah. Menonjolnya 2/3 x 1 1/2 x 2 2/3 x 1 1/2 x 1 2/3 1 2/3 1/2
Pada penderita DM bila tidak mendapat kan perawatan dan pengobatan secara teratur akan
berdampak pada
ketidakefektifan program terapi diabetes melitus. Sumber dan tindakan dapat dijangkau oleh keluarga. Keluarga mempunyai dana
dan kemampuan
intelektual bila diberikan penyuluhan tentang penyakit DM.
Keluarga menyadari adanya masalah tetapi
masalah.
Total skor 3 2/3
kurang menyadari dampak bila anggota keluarga yang sakit tidak dikontrol secara teratur.
2. Defisit pengetahuan keluarga Tn.”M” tentang penyakit diabetes mellitus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. 2. 3. Sifat masalah Kemungkinan masalah dapat diubah. Potensi masalah untuk dicegah. 3/3 x 1 2/2 x 2 2/3 x 1 1 2 2/3 Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit diabetes yang dapat membahayakan kondisi anggota keluarga yang mengidap diabetes mellitus.
Dengan penyuluhan dari tim kesehatan diharapkan sebagian perilaku keluarga akan dapat diubah
Masalah yang dirasakan dapat dicegah sebagian karena untuk mengubah perilaku dan pola hidup diperlukan komitmen antara Ny.”B” dengan keluarga.
4. Menonjolnya masalah.
Total skor
2/2 x 1 1
4 2/3
Masalah cukup besar membutuhkan penanganan segera, karena apabila kurangnya pengetahuan terjadi dalam waktu yang lama akan mempengaruhi motifasi keluarga dalam berperilaku (tidak termotifasi karena tidak adanya informasi yang adekuat).
3. Resiko ketidakpatuhan Ny.”B” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. 2. 3. Sifat masalah Kemungkinan masalah dapat diubah. Potensi masalah untuk dicegah. 2/3 x 1 1/2 x 2 2/3 x 1 2/3 1 2/3
Pengobatan yang terhenti karena tidak pernah memeriksakan keadaan
Ny.”B” dapat
menyebabkan ibu tidak patuh akan proses terapi diabetes mellitus.
Dengan penyuluhan dari tim kesehatan diharapkan sebagian perilaku keluarga akan dapat diubah
Masalah yang dirasakan dapat dicegah sebagian
4. Menonjolnya masalah.
Total skor
2/2 x 1 1
3 1/3
karena untuk mengubah perilaku komitmen antara Ny.”B”.
Masalah cukup besar membutuhkan penanganan segera, karena apabila kurangnya kepatuhan
berobat dapat
meningkatkan kadar gula darah.
IV. Prioritas Diagnosis Keperawatan
Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor
1.
Defisit pengetahuan keluarga Tn.”M” tentang penyakit diabetes mellitus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
4 2/3
2.
Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik Ny.”B” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
3 2/3
3.
Resiko ketidakpatuhan Ny.”B” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.