• Tidak ada hasil yang ditemukan

Acara 10 - Kisaran Kondisi Kerja Enzim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Acara 10 - Kisaran Kondisi Kerja Enzim"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TOPIK PRAKTIKUM TOPIK PRAKTIKUM

KISARAN KONDISI KERJA ENZIM KISARAN KONDISI KERJA ENZIM

II.. TTUUJJUUAANN

Menunjukkan kepada mahasiswa bahwa enzim hanya dapat berfungsi pada Menunjukkan kepada mahasiswa bahwa enzim hanya dapat berfungsi pada kis

kisaraaran suhu tertentu, bahwa n suhu tertentu, bahwa kecepatan reaksinya kecepatan reaksinya dipengaruhi oleh suhu,dipengaruhi oleh suhu, konse

konsentrasi ntrasi enzim enzim dadan n kokonsnsenentrtrasasi i susubsbstrtratat, , dadan n babahwhwa a enenzizim m bebersrsififatat spesifik.

spesifik.

IIII.. KOKOMMPPETETENENSISI

 Dapat menjelaskan bahwaenzim hanya dapat bekerja pada kisaran suhuDapat menjelaskan bahwaenzim hanya dapat bekerja pada kisaran suhu

tertentu. tertentu.

 Dapat menguji kisaran suhu aktif suatu enzimDapat menguji kisaran suhu aktif suatu enzim 

 Dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzimDapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim

dan memberi contohnya. dan memberi contohnya.

IIIIII.. PPEENNGGAANNTTAAR R 

Telah dipelajari pada

Telah dipelajari pada acara acara sebelusebelumnya bahwa mnya bahwa untuk dapat untuk dapat menmenyeryerapap molek

molekul makanan maka molekul itu harus dipecah menjadi lebih kecil ul makanan maka molekul itu harus dipecah menjadi lebih kecil atauatau lebih

lebih sederhana. sederhana. Proses-prProses-proses itu biasanya memerlukan enzim, yaitu suatuoses itu biasanya memerlukan enzim, yaitu suatu ka

katatalilisasatotor r bibiolologogi i bibiasasananya ya tersutersusun sun dari dari protprotein ein yang yang disindisintesis tesis ololeheh org

organianisme sme hidhidup. up. SelSelain ain ititu u adada a dudua a ketketeranerangan gan tamtambahbahan an tententantang g enzenzimim yaitu:

yaitu: 1.

1. EnzEnzim bim biasiasanyanya ba bersiersifat fat spespesifisifik.k. 2.

2. AktivAktivitas enitas enzim dizim diatur datur dalam aalam arti dirti dihambahambat atau dt atau dipercepipercepat oleat olehh molekul yang reaksinya dikatalis oleh

molekul yang reaksinya dikatalis oleh enzim tersebutenzim tersebut

Dari dua hal tersebut di atas jelaslah bahwa enzim hanya berfungsi Dari dua hal tersebut di atas jelaslah bahwa enzim hanya berfungsi  pada

 pada reakreaksi si tertertenttentu, u, dan dan bila bila tidatidak k ada ada bahabahan n yang yang melmelakukaakukan n reakreaksisi maka enzim juga tidak bekerja. Selain itu enzim yang tersusun dari protein maka enzim juga tidak bekerja. Selain itu enzim yang tersusun dari protein akti

aktivitavitasnysnya a juga bergajuga bergantuntung ng papada sifat da sifat protein. Protein protein. Protein adalah adalah molekulmolekul yang

yang tersusun tersusun dari dari satu satu atau atau leblebih asam aminih asam amino, susuo, susunanan n inini i memmembebentntuk uk  rantai molekul yang disebut peptide dan bila banyak asam aminonya disebut rantai molekul yang disebut peptide dan bila banyak asam aminonya disebut

(2)

 polipeptida. Susunan ini membentuk suatu struktur molekul tertentu, setiap  jenis protein memiliki struktur yang khas dan struktur ini juga  berhubungan dengan aktivitasnya. Ada empat jenis struktur yang dapat

menjadi ciri khas suatu protein yaitu:

1. Struktur primer yaitu urutan asam amino penyusun protein tersebut, bila susunan atau jenisnya berbeda berarti struktur primernya berbeda; struktur primer ini terjadi karena adanya ikatan peptida.

2. Struktur sekunder yaitu struktur yang terbentuk karena adanya ikatan hidrogen antar bagian protein, contoh struktur sekunder adalah heliks; struktur sekunder ini dipertahankan oleh ikatan hidrogen.

3. Struktur tersier yaitu susunan tiga dimensi dari struktur heliks, ini terjadi heliks melipat-lipat lagi; struktur tersier ini dipertahankan oleh adanya jembatan sulfida.

4. Struktur kuarter yaitu adanya penggabungan beberapa polipeptida membentuk agregasi molekul; struk-tur kuarter ini dipertahankan oleh ikatan hidrogen.

Supaya protein dapat berfungsi dengan baik maka semua struktur itu tidak boleh berubah atau rusak, rusaknya salah satu struktur dapat menurunkan aktivitasnya, atau membuatnya menjadi tidak berfungsi atau fungsinya  berganti. Susunan asam amino harus tepat, tetapi ada kalanya penggatian asam amino tidak selalu mengubah fungsinya sehingga kita mengenal isoenzim yaitu enzim dengan struktur kimia berbeda tetapi memiliki f ungsi yang sama. Bila struktur sekunder dan tersier protein berubah maka protein ini disebut mengalami denaturasi, dan hal ini menyebabkan protein tidak   berfungsi sebagaimana mestinya. Ada kalanya setelah mengalami denaturasi  bila kondisinya sesuai protein dapat memiliki kembali struktur sekunder 

dan tersiernya tetapi apakah sama dengan keadaan sebelumnya atau tidak  sangat bergantung pada strukturnya. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan protein mengalami denaturasi. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan denaturasi adalah panas. Bila saudara mere bus telur  atau menggorengnya maka pemanasan ini akan menyebabkan denaturasi pada albuminnya yaitu bagian yang putih dari telur,

(3)

 perubahan terjadi dari jernih ke putih, dan dari cair ke padat. Tentu saja yang berubah tidak hanya albumin tetapi juga protein-protein lain, hanya saja albumin ini yang mudah kita lihat. Saudara juga dapat mengamati rusaknya struktur ini pada pembuatan agar-agar. Selain panas, faktor lain adalah sinar ultra violet, kadar garam, dan iarutan asam. Rusaknya protein akan menyebabkan proses kehidupan terganggu atau berhenti sehingga menyebabkan kematian, oleh karena itulah faktor-faktor tadi sering digunakan untuk pengawetan bahan makanan yaitu dengan cara merusak  struktur protein bakteri perusak atau pembusuk makanan.

IV. BAHAN

1. larutan ekstrak ragi roti 2. larutan sukrosa

3. larutan gula 4. larutan amilum 5. larutan benedict 6. larutan asam cuka 7. garam

8. air biasa 9. air panas

10. es atau air es.

V. ALAT 1. tabung reaksi 2. rak tabung reaksi 3. gelas piala

4. pipet pastur 

5. penjepit tabung reaksi

(4)

VI. AKTIVITAS

1. Melakukan uji benedict

2. Membuktikan bahwa reaksi enzimatis dapat berjalan secara optimal pada kisaran suhu tertentu dan pada kondisi tertentu

3. Mempelajari pengaruh waktu terhadap kerja enzim

4. Mendiskusikan cara kerja faktor-faktor yang dapat menonaktifkan enzim 5. Mendiskusikan dan memberi contoh cara pengawetan dengan panas, radiasi

ultra violet, penggaraman, dan pengasaman

VII. CARA KERJA Uji benedict

1. ambil lima tabung reaksi tempatkan pada rak tabung reaksi 1 tabung 1 diisi dengan 10 tetes air 2 tabung 2 diisi dengan 10 tetes sukrosa 1% 3 tabung 3 diisi dengan 10 tetes glukosa 1% 4 tabung 4 diisi dengan 10 tetes amilum 5% 5 tabung 5 diisi dengan 10 tetes larutan ekstrak ragi

2. tambahkan pada masing-masing tabung reaksi 10 tetes larutan benedict, kemudian kocoklah:

3. masukkan kelima tabung tersebut ke dalam air mendidih selama 2 menit dan catatlah pada tabung reaksi mana uji benedict positif (warna merah  bata)

Pengaruh waktu terhadap aktivitas enzim

Ambil lima tabung reaksi masing-masing diisi 10 tetes larutan sukrosa 1%dan kemudian tempatkan pada rak tabung reaksi

1. tabung 1 tambah diisi dengan 5 tetes larutan ekstrak ragi, kemudian lakukan uji benedict

2. tabung 2 tambah diisi dengan 5 tetes larutan ekstrak ragi, setelah 2 menit lakukan uji benedict

3. tabung 3 tambah diisi dengan 5 tetes larutan ekstrak ragi, setelah 5 menit lakukan uji benedict

4. tabung 4 tambah diisi dengan 5 tetes larutan ekstrak ragi, setelah 10 menit lakukan uji benedict

(5)

5. tabung 5 tambah diisi dengan 5 tetes larutan ekstrak ragi, setelah 15 menit lakukan uji benedict.

Catatlah hasil pengamatan uji benedict ini.

Pengaruh konsentrasi enzim terhadap kecepatan reaksi

Ambil lima tabung reaksi masing-masing diisi 15 tetes larutan sukrosa 1%dan kemudian tempatkan pada rak tabung reaksi

1. tabung 1 tidak ditambah apa-apa (konsentrasi ragi 0) 2. tabung 2 tambah diisi dengan 5 tetes larutan ekstrak ragi 3. tabung 3 tambah diisi dengan 10 tetes lan;tan ekstrak ragi 4. tabung 4 tambah diisi dengan 15 tetes larutan ekstrak ragi 5. tabung 5 tambah diisi dengan 20 tetes larutan ekstrak ragi

Biarkan kelima tabung tersebut pada suhu kamar selama 10 menit kemudian lakukan uji benedict. Amati dan catalahh hasilnya setiap 5 menit.

Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim.

Ambil lima tabung reaksi masing-masing diisi 10 tetes larutan sukrosa 1%dan kemudian tempatkan pada rak tabung reaksi

1. tabung ditempatkan dalam gelas piala berisi air es catalah suhu air es pada gelas piala tersebut, biarkan selama 10 menit kemudian tambah 10 tetes ekstrak ragi.

2. tabung ditempatkan dalam gelas piala berisi air PDAM catalah suhu air   pada gelas piala tersebut, biarkan selama 10 menit kemudian tambah 10

tetes ekstrak ragi.

3. tabung ditempatkan dalam gelas piala berisi air hangat (antara 30 - 40 ° C) catatlah suhu air pada gelas piala tersebut, biarkan selama 10 menit

kemudian tambah 10 tetes ekstrak ragi.

4. tabung ditempatkan dalam gelas piala berisi air panas (lebih dari 50° C) catalah suhu air pada gelas piala tersebut, biarkan selama 10 menit kemudian tambah 10 tetes ekstrak ragi

5. tabung ditempatkan dalam rak tabung reaksi catalah suhu kamar, biarkan selama 10 menit kemudian tambah 10 tetes ekstrak ragi

(6)

Pengaruh zat asam dan garam terhadap enzim.

Ambil lima tabung reaksi masing-masing diisi 20 tetes larutan sukrosa 1%dan kemudian tempatkan pada rak tabung reaksi

1. tabung 1 tambah dengan 10 tetes larutan ekstrak ragi

2. tabung 2 tambah dengan 10 tetes air garam 1% dan 10 tetes larutan ekstrak  ragi

3. tabung 3 tambah dengan 10 tetes air garam 10% dan 10 tetes larutan ekstrak ragi

4. tabung 4 tambah dengan 5 tetes cuka dan 10 tetes larutan ekstrak ragi 5. tabung 5 tambah dengan 10 tetes cuka dan 10 tetes larutan ekstrak ragi

Setelah 10 menit lakukan uji benedict dan catatlah hasilnya.

Spesifikasi enzim

Ambil 3 tabung reaksi tempatkan pada rak tabung reaksi

1. tabung 1 diisi dengan 10 tetes sukrosa dan 10 tetes larutan ekstrak ragi 2. tabung 2 diisi dengan 10 tetes glukosa dan 10 tetes larutan ekstrak ragi 3. tabung 3 diisi dengan 10 tetes larutan amilum dan l0 tetes larutan ekstrak 

ragi

4. tabung 4 diisi dengan 10 tetes sukrosa saja.

Biarkan kelima tabung tersebut pada suhu kamar selama 10 menit kemudian lakukan uji benedict. Amati dan catatlah hasilnya

(7)

VIII. HASIL PENGAMATAN A. Uji benedict

No.Tabung Zat yang dicoba Hasil reaksi uji Benedict 1 10 tetes air

2 10 tetes sukrosa 2% 3 10 tetes glukosa 2%

4 10 tetes amilum

5 10 tetes akstrak ragi

B. Pengaruh waktu terhadap aktivitas enzim

No.Tabung Waktu inkubasi Hasil reaksi uji Benedict

1 0 menit

2 2 menit

3 5 menit

4 10 menit

C. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap kecepatan reaksi

No.Tabung Konsentrasi akstrak ragi Hasil reaksi uji Benedict

1 0 tetes

2 2 tetes

3 5 tetes

4 10 tetes

5 15 tetes

D. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim.

No.Tabung Suhu tabung Hasil reaksi uji Benedict

1 0 C

2 Suhu kamar

3 100 C

E. Pengaruh zat asam dan garam terhadap enzim.

No.Tabung Isi tabung Hasil reaksi uji Benedict

1 2 tetes ekstrak ragi

2 2 tetes ekstrak ragi + 5 tetes cuka 3 2 tetes ekstrak ragi + 5 tetes NaCl 4 5 tetes cuka

(8)

No.Tabung Isi tabung ( substrat ) Ekstrak ragi Hasil reaksi uji Benedict 1 2 tetes ekstrak ragi 5 tetes

2 2 tetes ekstrak ragi + 5 tetes cuka

5 tetes

3 5 tetes cuka

IX. DISKUSI

a. Mengapa reaksi enzimatis hanya berjalan optimal pada kondisi suhu tertentu dan keadaan tertentu pula?

 b. Jelaskan pengaruh waktu terhadap aktivitas kerja enzim.

c. Bagaimanakah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang  berperan menonaktifkan kerja enzim?

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Pada jalur sirkulasi untuk pengunjung hanya dapat mengakses pada ruang- ruang tertentu mulai dari lobby, area loker, area display buku, area baca, musholah

Dari 9 (sembilan) sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana dibahas dalam Bab III, bahwa capaian kinerja pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus pada

Jadi, dalam penelitian ini akan dibahas mengenai topik risiko produksi pada satu komoditas hortikultura yaitu bunga krisan potong di perusahaan Berkah Flora dimana alat

Evaluasi pengobatan perlu dilakukan secara teratur mengingat penyakit Graves adalah penyakit autoimun yang tidak bisa dipastikan kapan akan terjadi remisi. Evaluasi pengobatan

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berkaitan dengan penjualan produk dan jasa serta mempertahankan client untuk tetap menjadi client dalam perusahaan. Premier

Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang

Adapun permasalahan pada SMK Nurul Iman Palembang adalah sulitnya siswa mendapatkan materi pelajaran sehingga Iman Palembang adalah sulitnya siswa mendapatkan materi

Menurut Sund and Trowbridge (1973) dalam metode inkuiri dibagi menjadi tiga, yaitu inkuiri terbimbing (guided inquiry), inkuiry bebas (free inquiry), dan inkuiri bebas