BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Negara
Negara Indonesia memiliki Indonesia memiliki wilayah wilayah yang yang sangat sangat luas luas meliputi meliputi ribuan ribuan pulau pulau - - pulau pulau kecil kecil maupunmaupun besar
besar sehingga sehingga negara negara Indonesia Indonesia disebut disebut sebagai sebagai “Zamrud “Zamrud Khatulistiwa”. Khatulistiwa”. Banyaknya Banyaknya kepulauankepulauan --kepulauan ini dapat memberikan variasi budaya, adat-istiadat, bahasa pada setiap daerah atau kepulauan ini dapat memberikan variasi budaya, adat-istiadat, bahasa pada setiap daerah atau kepulauan yang ada di negara Indonesia. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang kepulauan yang ada di negara Indonesia. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang merupakan sebagai bahasa nasional, sehingga negara Indonesia menjadi negara kesatuan.
merupakan sebagai bahasa nasional, sehingga negara Indonesia menjadi negara kesatuan.
Begitupun dengan bervariasinya budaya, sumber daya alam yang ada pada negara Indonesia pun Begitupun dengan bervariasinya budaya, sumber daya alam yang ada pada negara Indonesia pun bervariasi
bervariasi yang yang dapat dapat dimanfaatkan dimanfaatkan sebagai sebagai pusat pusat atau atau sumber sumber energi. energi. Sumber Sumber energi energi yang yang untukuntuk memenuhi segala kebutuhan pasar global (untuk kebutuhan negara lain (eksport) maupun memenuhi segala kebutuhan pasar global (untuk kebutuhan negara lain (eksport) maupun kebutuhan lokal atau dalam negeri). Kepulauan-kepulauan di Indonesia sendiri banyak kebutuhan lokal atau dalam negeri). Kepulauan-kepulauan di Indonesia sendiri banyak mengandung sumber daya alam (SDA) yang meliputi gas, minyak bumi, logam, batubara, dan mengandung sumber daya alam (SDA) yang meliputi gas, minyak bumi, logam, batubara, dan lain-lain.
lain.
Sumber daya alam ini dapat bersifat menguntungkan dan merugikan. Jika sumber daya alam ini Sumber daya alam ini dapat bersifat menguntungkan dan merugikan. Jika sumber daya alam ini disalahgunakan, maka sumber daya alam akan berakibat fatal dan merugikan segala pihak, dan disalahgunakan, maka sumber daya alam akan berakibat fatal dan merugikan segala pihak, dan sebaliknya. Dan ini terjadi pada bencana Lumpur Lapindo Brantas Sidoarjo-Jawa Timur. Sumber sebaliknya. Dan ini terjadi pada bencana Lumpur Lapindo Brantas Sidoarjo-Jawa Timur. Sumber daya alam (minyak bumi dan gas) yang terjadi pada kasus lumpur Lapindo Brantas Sidoarjo ini daya alam (minyak bumi dan gas) yang terjadi pada kasus lumpur Lapindo Brantas Sidoarjo ini bersifat merugikan
bersifat merugikan yang dikarenakan yang dikarenakan adanya adanya kesalahan kesalahan prosedur saat prosedur saat pengeboran pengeboran gas dan gas dan minyakminyak bumi..
bumi..
Semburan lumpur panas di kabupaten Sidoarjo sampai saat ini belum juga bisa teratasi. Semburan Semburan lumpur panas di kabupaten Sidoarjo sampai saat ini belum juga bisa teratasi. Semburan yang akhirnya membentuk kubangan lumpur panas ini telah memporak-porandakan yang akhirnya membentuk kubangan lumpur panas ini telah memporak-porandakan sumber-sumber penghidupan warga setempat dan sekitarnya. Kompas edisi Senin (19/6/06), melaporkan, sumber penghidupan warga setempat dan sekitarnya. Kompas edisi Senin (19/6/06), melaporkan, tak kurang 10 pabrik harus tutup, dimana 90 hektar sawah dan pemukiman penduduk tak bisa tak kurang 10 pabrik harus tutup, dimana 90 hektar sawah dan pemukiman penduduk tak bisa digunakan dan ditempati lagi, begitu pula dengan tambak-tambak bandeng, belum lagi jalan tol digunakan dan ditempati lagi, begitu pula dengan tambak-tambak bandeng, belum lagi jalan tol Surabaya-Gempol yang harus ditutup karena semua tergenang lumpur panas.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari lingkungan hidup?
2. Apakah pengertian dari pembuangan limbah cair?
3. Bagaimanakah Indikasi pencemararan air yang terkena limbah? 4. Apakah penyebab terjadinya lumpur lapindo?
5. Bagaimana Dampak dari bencana lumpur lapindo?
6. Bagaimana Upaya Penanggulangan Luapan lumpur lapindo?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pengertian dari lingkungan hidup?
2. Untuk Mengetahui pengertian dari pembuangan limbah cair?
3. Untuk Mengetahui Indikasi pencemararan air yang terkena limbah? 4. Untuk Mengetahui penyebab terjadinya lumpur lapindo?
5. Untuk Mengetahui Dampak dari bencana lumpur lapindo?
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup adalah pengetahuan dasar tentang bagaimana makhluk hidup berfungsi dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan mereka. Lingkungan hidup merupakan bagian dari kehidupan manusia. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri. Kehidupan manusia juga sangat bergantung pada kondisi lingkungan hidup, tempat ia tinggal. Dengan demikian, lingkungan hidup sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia.
Lingkungan hidup menjadi kajian ilmu pengetahuan diawali dari ahli seorang Biologi bernama Ernest Haeckel. Pada tahun 1860, Ernest Haeckel memperkenalkan istilah lingkungan hidup atau ekologi. Istilah ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos berarti rumah, sedangkan logos berarti ilmu. Berawal dari konsep ekologi yang diperkenalkan oleh Ernest Haeckel tersebut mendorong banyak ahli untuk lebih memperdalam konsep tentang lingkungan hidup.
Menurut Emil Salim, lingkungan hidup diartikan sebagai benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia. Definisi lingkungan hidup menurut Emil Salim dapat dikatakan cukup luas. Apabila batasan tersebut disederhanakan, ruang lingkungan hidup dibatasi oleh faktor-faktor yang dapat dijangkau manusia, misalnya faktor alam, politik, ekonomi dan sosial.
Soedjono mengartikan lingkungan hidup sebagai lingkungan fisik atau jasmani yang terdapat di alam. Pengertian ini menjelaskan bahwa manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dilihat dan dianggap sebagai perwujudan fisik jasmani. Menurut definisi Soedjono, lingkungan hidup mencakup lingkungan hidup manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan yang ada di dalamnya.
Menurut Munadjat Danusaputro Lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi termasuk didalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam ruang
dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup yang lain. dengan demikian, lingkungan hidup mencakup dua lingkungan, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan budaya. Menurut Otto Soemarwoto berpendapat bahwa lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang kita tempati dan mempengaruhi kehidupan kita. Menurut batasan tersebut secara teoritis ruang yang dimaksud tidka terbatas jumlahnya. Adapun secara praktis ruang yang dimaksud selalu dibatasi menurut kebutuhan yang dapat ditentukan.
Menurut Sambas Wirakusuma Lingkungan merupakan semua aspek kondisi eksternal biologis, dimana organisme hidup dan ilmu-ilmu lingkunga menjadi studi aspek lingkungan organisme itu. Definisi mengenai lingkungan hidup tidak hanya datang dari para ahli, tetapi definisi tersebut dituangkan pula dalam undang-undang, yaitu Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam undang-undang ini, lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan, dan mahluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tersirat bahwa lingkungan hiduplah yang mempengaruhi mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia. Manusia hendaknya menyadari kalau alamlah yang memberi kehidupan dan penghidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan beberapa pegertian diatas dapat disumpulkan bahwa lingkungan hidup adalah ruang dengan kesatuan benda, daya keadaan, dan mahluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan mahluk hidup
lain.
2.2 Pembuangan Limbah Cair
Berdasarkan karakteristik limbah yang dihasilkan oleh pabrik PT. Lapindo merupakan limbah yang bersifat cair, sehingga pengertian limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair (air seni atau urine, air pencucian alat-alat). Sedangkan limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas. Sedangkan limbah gas
adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas, contoh : karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), d an sulfur oksida (SOx).
Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan, pertanian, dan sebagainya.Komponen utama
limbah cair adalah air (99%) sedangakan komponen lainnya bahan padat yang bergantung asal buangan tersebut.(Rustama et. al, 1998).
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan 2. pengolahan menurut karakteristik limbah
2.3 Indikasi Pencemaran Air
Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian.
1. Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen) Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai p H netral, akan mengubah pH air
sungai dan dapat mengganggukehidupan organisme didalamnya. Hal ini akan semakin parahjika daya dukung lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam / rendah bersifat korosif terhadap logam.
2. Perubahan warna, bau dan rasa Air normak dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal darilimba industri atau dari hasil degradasioleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.
3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendapdidsar sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan menghalangibahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena sulit
didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji COD. Adapun komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari :
Bahan buangan padat
Bahan buangan organik
Bahan buangan anorganik
2.4 Penyebab Terjadinya Lumpur Lapindo
Sebenarnya ada beberapa hal yang diduga sebagai penyebab terjadinya luapan lumpur lapindo, seperti kaitannya dengan gempa Yogyakarta yang berlangsungpada hari yang sama, aspek politik yaitu eksplorasi migas oleh pemerintah,dan aspek ekonomis yaitu untuk menghemat dana pengeluaran, maka PT Lapindo sengaja tidak memask casing pada sumur BPJ-1.
Salah satu dari ketiga perkiraan yang sudah umum diketahui banyak orang tentang penyebab meluapnya lumpur lapindo di Porong Sidoarjo 29 Mei 2006 lalu adalah PT Lapindo Brantas yang waktu itu sedang melakukan kegiatan di dekat lokasi semburan.
Kegiatan yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas waktu iu adalah pengeboran sumur Banjar Panji-1 (BPJ-1) pada awal maret 2006, kegiatan tersebut bekerjasama dengan perusahaan kontraktor pengeboran yaitu PT Medici Citran Nusantara.
Dugaan atas meluapnya lumpur tersebut kepada PT Lapindo Brantas adalah kurang telitinya PT Lapindo dalam melakukan pengeboran sumur dan terlalu menyepelekan. Dua hal tersebut sudah tampak ketika rancangan pengeboran akhirnya tidak sesuai dengan yang ada dilapangan. Rancangan pengeboran adalah sumur akan dibor dengan kedalaman 8500 kaki (2590 meter) untuk bisa mencapai batu gamping. Lalu sumur tersebut dipasang casing yang bervariasi sesuai dengan kedalaman sebelum mencapai batu gamping.
Awalnya, PT Lapindo sudah memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 kaki, 20 inchi pada 1195 kaki, 16 inchi pada 2385 kaki dan 13-3/8 inchi pada 3580 kaki. Namun setelah PT Lapindo mengebor lebih dalam lagi, mereka lupa memasang casing. Mereka berencana akan memasang casing lagi setelah mencapai/menyentuh titik batu gamping. Selama pengeboran tersebut, lumpur yang bertekanan tinggi sudah mulai menerobos, akan tetapi PT Lapindo masih bisa mengatasi dengan pompa lumpur dari PT Medici.
Dan setelah kedalam 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. PT Lapindo mengira target sudah tercapai, namun sebenarnya mereka hanya menyentuh titik batu gamping saja. Titik batu gamping itu banyak lubang sehingga mengakibatkan lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur dari bawah sudah habis, lalu PT Lapindo berusaha menarik bor, tetapi gagal, akhirnya bor dipotong dan operasi pengeboran
dihentikan serta perangkap BOP (Blow Out Proventer) ditutup. Namun fluida yang bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sehingga fluida tersebut harus mencari jalan lain untuk bisa keluar. Itu lah yang menyebabkan penyemburan tidak hanya terjadi di sekitar sumur melainkan di beberapa tempat. Oleh karena itu terjadilah semburan lumpur lapindo.
2.5 Damapak Luapan Bencana Lumpur Lapindo
Akibat/dampak yang ditimbulkan dari semburan lumpur lapindo sangatlah banyak, terutama bagi warga sekitar. Dampak yang ditimbulkan menyangkut beberapa
aspek, seperti dampak sosial dan pencemaran lingkungan.
Ada beberapa dampak sosial yang terjadi akibat luapan lumpur lapindo, misal dampak terhadap perekonomian di Jawa Timur, dampak kesehatan, dan dampak pendidikan.
Dampak pada perekonomian mengakibatkan PT Lapindo melalui PT Minarak Lapindo Jaya mengeluarkan dana untuk mengganti tanah masyarakat dan membuat tanggul sebesar 6 Triliun Rupiah. Tinggi genangan lumpur yang mencapai 6 meter di pemukiman warga sudah membuat warga rugi atas rumah/tempat tinggal, lahan pertaniannya dan perkebunan yang rusak. Pabrik-pabrik pun rusak tidak bisa difungsikan untuk proses produksi, sarana dan prasarana (jaringan telepon dan listrik) juga tidak dapat berfungsi, serat terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang mengakibatkan
aktivitas produksi dari Mojokerto dan Pasuruan yang selama ini menjadi salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
.a) Bencana lumpur lapindo yang tadinya hanya menggenangi 4 desa sekarang telah meluas menjadi 16 desa, hal ini berarti lebih dari 728 hektar telah tergenangi. Dalam area yang tergenangi ini tidak hanya terdapat rumah penduduk saja, namun ada sarana pendidikan, pabrik, dan kantor pemerintahan yang juga ikut tergenang. Dengan keadaan
ini secara otomatis akan banyak penduduk yang bukan hanya kehilangan tempat tinggalnya namun juga kehilangan mata pencahariannya dan akan ada banyak anak yang kehilangan tempat mereka untuk menuntut ilmu. b) Bencana lumpur lapindo juga telah mencemari lingkungi sekitar dari wilayah yang
digenangi, seperti areal persawahan dan ladang milik warga. Banyak ternak milik warga yang ikut mati dalam bencana ini. Menurut Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), secara umum pada area luberan lumpur dan sungai Porong telah tercemar oleh logam kadmium (Cd) dan timbal (Pb) yang cukup berbahaya bagi manusia apalagi dengan kadar yang jauh di atas ambang batas. Lumpur lapindo juga memiliki kadar PAH (Chrysene dan
Benz(a)anthracene) dalam lumpur Lapindo yang mencapai 2000 kali di atas ambang batas bahkan ada yang lebih dari itu. Kandungan PAH sangat berbahaya bagi manusia dan
lingkungan. Berikut akibat yang dapat diakibatkan oleh zat PAH bagi manusia da lingkungan ,yaitu:
Biokumulasi dalam jaringan lemak manusia dan hewan
Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit, jika terjadi kontak langsung dengan zat
PAH
Terjadi permasalahan reproduksi
Memperbesar kemungkinan terkena kanker
Dampak PAH yang ada dalam lumpur lapindo terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar mungkin tidak akan dirasakan sekarang, namun akan dapat dirasakan pada jangka waktu lima sampai sepuluh tahun mendatang. Selain itu perlu juga diwaspadai bahwa ternyata lumpur Lapindo dan sedimen Sungai Porong kadar timbal-nya sangat besar yaitu mencapai 146 kali dari ambang batas yang telah ditentukan.
c) Terjadinya bencana lumpur lapindo ini juga telah menggangu aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan. Seperti yang kita tahu, kota Surabaya merupakan ibukota dari Jawa Timur, sehingga banyak sekali aktivitas perekonomian yang berjalan disana. Dengan ditutupnya jalan tol Surabaya-Gempol, secara otomatis mengakibatkan banyak kemacetan yang terjadi, terutama di jalan alternatif menuju Surabaya. P enutupan jalan tol ini juga berdampak pada aktivitas produksi di kawasan Mojokerto dan Pasuruan yang merupakan
salah satu kawasan industri utama yang ada di Jawa Timur. Bencana lumpur lapindo ini juga telah membuat tanah di wilayah yang tergenangi menjadi ambles dan merusak beberapa pipa air milik PDAM. Sebuah sutet milik PLN juga ikut terendam dalam bencana ini. Hal ini mengakibatkan warga di sekitar jalan raya porong kesulitan dalam
mendapatkan air bersih, listrik, dan jaringan telepon.
Dapat dilihat bahwa bencana lumpur lapindo telah memberikan banyak dampak negatif bagi masyarakat sekitar dan aktivitas perekonomian Jawa Timur. Namun seperti pepatah
a) Mineral Lumpur lapindo tersebut dapat digunakan untuk pembuatan bodi keramik dengan pembakaran antara suhu 800-900oC dan untuk pembuatan keramik hias dengan pembakaran suhu 1400oC serta pembuatan batu bata, batako dan genteng.
b) Mineral lumpur lapindo dapat dikembangkan untuk dijadikan sumber daya energi non konvensional,yaitu dalam pembuatan baterai seperti baterai yang diciptakan oleh Aji Christian Bani Adam, Oki Prisnawan, Yoga Pratama dan Umarudin. Baterai ini telah menjadi juara kedua dari kompetisi Technopreneurship Pemuda 2012. Baterai tersebut memanfaatkan pasta yang telah mereka hasilkan dari lumpur lapindo. Baterai ini akan bertahan hidup selama pasta itu kering dan kemudian baterai akan mati. Baterai ini dapat
menyala selama 5 jam non stop
c)Gas Metana yang beracun tersebut banyak menyebabkan penyakit bagi warga yang menghirupnya. Tercatat dampak kesehatan di Puskesmas Porong menunjukkan banyaknya penderita infeksi saluran pernafasan yang semakin meningkat sejak 2006 lalu hingga
mencapai 52.543 orang di 2009. Dan juga penderita gastritis melonjak hingga 22.189 orang di 2009 yang sebelumnya tercatat 7.416 di 2005
2.6 Upaya Penanggulangan Lumpur lapindo
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur lapindo adalah dengan membangun tanggul desekitar luapan lumpur panas itu. Namun tanggul yang dibangun bisa sewaktu-waktu jebol karena lumpur setiap hari terus meluap naik. Hingga akhirnya direncanakan akan membangun beberapa waduk untuk membendung lumpur tersebut. Namun rencana tersebut batal tanpa sebab yang jelas.
Ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa luapan lumpur bisa diatasi dengan melakukan beberapa skenario, namun hingga 2009 luapan tidak bisa dihentikan yang artinya luapan ini
adalah fenomena alam yang akan susah ditanggulangi tanpa ijin Tuhan. Beberapa skenario yang dikatakan diatas antara lain :
1. Menggunakan suatu sistem yang disebut Snubbing Unit yaitu sistem peralatan bertenaga hidraulik yang umumnya digunakan untuk pekerjaan di dalam sumur yang sudah ada.
Rencananya Snubbing Unit digunakan untuk mencapai rangkaian mata bor yang tertinggal didalam sumur, jika mata bor ditemukan maka bor tersebut akan didorong masuk kedalam sumur lalu dasar sumur akan dututp dengan semen dan lumpur berat. Tetapi rencana ini gagal karena bor gagal didorong masuk kedalam sumur.
2. Rencana pengeboran miring menghindari mata bor yang tertinggal.Namun rencana ini juga gagal hingga akhirnya sumur BPJ-1 ditutup secara permanen.
3. Pembuatan sumur-sumur baru di sekitar sumur BPJ-1. Ada tiga sumur yang dibangun, yaitu sumur pertama dibangun sekitar 500 meter barat daya sumur BPJ-1, sumur kedua dibangun sekitar 500 meter barat laut sumur BPJ-1, dan sumur ketiga dibangun sekitar utara timur laut dari sumur BPJ-1. Sumur-sumur tersebut digunakan untuk mengepung retakan-retakan tempat keluarnya lumpur. Rencana ini gagal karena bermasalah dengan biaya yang begitu mahal dan memakan waktu .
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Sumber daya alam (minyak bumi dan gas) yang terjadi pada kasus lumpur Lapindo Brantas
Sidoarjo ini bersifat merugikan yang dikarenakan adanya kesalahan prosedur saat pengeboran gas dan minyak bumi.
PenyebabadanyasemburanlumpurLapindoadalahadanyakesalahanproseduruntukmelakukanpengeb oransumurBanjarPanjipadaawalMaret2006.DiperkirakanbahwaLapindo,sejakawalmerencanakanke giatanpemboraninidenganmembuatprognosispengeboranyangsalah.Merekamembuatprognosisdeng anmengasumsikanzonapemboranmerekadizonaRembangdengantargetpemborannyaadalahformasiK ujung.PadahalmerekamembordizonaKendengyangtidakadaformasi ujungnya
Luapan Lumpur Lapindo yang sampai saat ini sudah ±8 tahun sejak 29 Mei 2006 menunjukkan bahwa manusia telah lalai dan terlalu meremehkan atas alam. Akibat luapan tersebut manusia juga yang rugi. Banyak dampak yang ditimbulkan seperti dampak sosial yang meliputi perekonomian di Jawa Timur, kesehatan, dan pendidikan serta pencemaran lingkungan.
Namun dampak-dampak yang timbul sampai saat ini juga tak kunjung terselesaikan, bahkan luapan lumpur semakin hari semakin bertambah.
3.2 Saran
Diharapkan upaya pemerintah dan Lapindo Brantas Inc akan dapat dengan segera memberikan penyelesaian dari bencana lumpur lapindo ini, sehingga dampak yang ditimbulkan oleh bencana ini
tidak meluas. Selain itu Lapindo Brantas Inc diharapkan juga dapat segera melakukan pelunasan pembayaran ganti rugi kepada masyarakat korban lumpur lapindo. Sehingga mereka dapat