• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT. BHARINTO EKATAMA-Site Keladi Office

Desa Muara Begai, Kec.Muara Lawa, Kab. Kutai Barat

Kalimantan Timur

Oleh:

DIANA TAMARA

NIM. 110 500 123

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

(PKL) PT. Bharinto Ekatama -Site Keladi Office

Desa Muara Begai, Kec. Muara Lawa Kab. Kutai Barat Kalimantan Timur

Nama : Diana Tamara

Nim : 110 500 123

Program Studi : Manajemen Lingkungan Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui,

Lulus ujian pada tanggal :... Pembimbing

Adi Supriadi, S.Hut., M.Si. NIP. 197510072008121001

Penguji I

Fachruddin Azwari, ST, M.Si NIP. 197505212008121001

Penguji II

Erna Rositah, S. Hut, MP NIP. 1973112819999032001

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Dadang Suprapto, MP NIP. 19620101 198803 1 003

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Bharinto Ekatama hingga tersusunnya laporan ini.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk ini segala kerendahan hati dan sikap hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 2. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik

Pertanian Negeri Samarinda.

3. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

4. Adi Supriadi, S.Hut. M.Si. selaku dosen pembimbing PKL yang telah mengarahkan penulis dari persiapan sampai penyusunan laporan PKL.

5. Bapak Fachruddin Azwari, ST. Msi dan Ibu Erna Rositah, S.Hut. MP selaku Penguji I dan Penguji II.

6. Bapak Dindin Makinudin dan Ibu Rahma Dewi Trisnawati selaku Pembimbing Lapangan di PT. Bharinto Ekatama.

7. Kepada seluruh Departemen dan pembimbing lapangan di PT. Bharinto Ekatama yang sangat membantu penulis dalam kegiatan PKL ini.

8. Seluruh Staf Dosen dan Teknisi Manajemen Lingkungan yang telah banyak memberikan masukkan baik itu didalam proses belajar mengajar maupun diluar jam perkuliahan.

9. Orang tua dan Saudara/i tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun moril.

10. Teman-teman seperjuangan Yuyun, Via, Rafa dan seluruh bubuhan Manajemen Lingkungan angkatan 2011 Politeknik pertanian Negeri Samarinda.

Semoga apa yang mereka berikan kepada penulis baik doa maupun dukungan moral dapat dibalas oleh Allah SWT, amin. Dalam penyusunan laporan ini penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih

(4)

banyakterdapat kekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Penyusunan laporan ini sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan di PT. Bharinto Ekatama. Walaupun sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini, namun semoga hasil laporan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Diana Tamara

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Hasil yang diharapkan... 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 3

B. Manajemen Perusahan ... 5

C. Lokasi dan Waktu PKL ... 6

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Persiapan Lahan Tambang Batubara a) Aspek Legalitas Perusahaan ... 8

b) Survei Masyarakat Sekitar Tambang... 9

B. Tahap Konstruksi Pertambangan Batubara a) Pembersihan Lahan ... 11

b) Pembangunan Sarana dan Prasarana di Lokasi Tambang ... 12

c) Pembangunan kolam settling pond dan pengelolaan kualitas air di settling pond ... 14

C. Tahap Operasi Pertambangan Batubara a) Proses Penambangan Batubara Konvensional... 16

b) Observasi proses peledakan / blasting... 19

c) Observasi sistem K3 yang telah diterapkan ... 21

d) Pengelolaan dan pemantauan limbah berbahaya dan beracun B3... 23

e) Proses Pengangkutan Batubara ke Stockpile ... 24

f) Proses Pengapalan Batubara ... 26

D. Tahap Pasca Operasi Pertambangan Batubara a) Kegiatan Reklamasi dan Revegetasi Lahan ... 28

(6)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan dan Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Status Perizinan PT. Bharinto Ekatama ... 4

2. Jadwal Kegiatan PKL di PT. Bharinto Ekatama ... 6

3. Data Realisasi Produksi Batubara Tahun 2013 ... 27

4. Realisasi Pemasaran PT.ITM Batubara Tahun 2014... 28

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

1. Kantor PT. BharintoEkatama ... 40

2. Dampak Dari Pembersihan Lahan (Land clearing) ... 40

3. Kolam settling pond ... 40

4. Loading tanah penutup (overburden ) ... 40

5. Loading Top Soil ... 41

6. Alat untuk mengukur getaran & kebisingan (Blasmate) ... 41

7. TPS limbah B3 di Workshop PT. PAMA ... 41

8. Area Revegetasi PT. BEK... 41

9. Kegiatan CSR pelatihan Ibu Memasak di Kampung Besiq-Bermai ... 42

10. Kegiatan Penanaman di SDN 14 Besiq... 42

11. Kegiatan CSR sikat gigi masal... 42

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan merupakan konsep utama pelaksanaan pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Oleh karena itu disamping teori dan praktikum, juga disediakan waktu satu semester untuk mendapatkan praktek kerja lapangan. Tujuan praktek kerja lapangan ini adalah untuk mendapatkan kemampuan dan ketrampilan lanjutan, sehingga mahasiswa tidak asing lagi bila suatu saat nanti memasuki dunia kerja di tengah masyarakat.

Kegiatan penambangan batubara yang kini sudah banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar baik yang bersekala lokal maupun nasional memiliki dua sisi yang saling berlawanan, disatu sisi penambangan batubara memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi negara dan masyarakat disekitar perusahaan namun disisi lain dampak kegiatan penambangan batubara menimbulkan adanya penurunan kualitas lingkungan.

Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan merupakan hal terpenting yang harus dilakukan dalam upaya menjaga ekosistem dan proses produksi pada setiap perusahaan sehingga bagian Quality, Safety, Environment (QSE) memegang peranan penting dalam setiap perusahaan tambang batubara. Begitu juga dengan bagian Eksternal CD & CSR yang memegang peranan penting terhadap kondisi sosial masyarakat terutama dalam hal kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan beroprasi.

B. Tujuan

Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan bertujuan untuk:

1. Mahasiswa mampu menerapkan dan melakukan komparasi dari teori yang diperoleh diperkuliahan dengan keadaan di lapangan.

(10)

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses atau sistem penambangan yang dilakukan oleh perusahaan serta dapat memahami cara penambangan dalam pengelolaan lingkungan yang dilakukan PT. Bharinto Ekatama

3. Agar Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses atau sistem penambangan dalam hal pemantauan lingkungan yang dilakukan PT. Bharinto Ekatama.

C. Hasil yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dari praktek kerja lapang ini adalah:

1. Mahasiswa dapat memahami secara umum proses penambangan yang selama ini dilakukan perusahaan dan mengetahui cara-cara dalam proses pengelolaan dan pemantauan lingkungan di sektor pertambangan batubara. 2. Mahasiswa mampu memberikan informasi-informasi atau berbagai wawasan

dalam hal pengelolaan dan pemantauan lingkungan di sektor pertambangan batubara

3. Mahasiswa menjadi terampil dan berdedikasi tinggi dalam lingkungan kerja dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.

(11)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Bharinto Ekatama adalah salah satu perusahaan tambang batubara yang bernaung di bawah PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITM Group), berlokasi di Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Propinsi Kalimantan Timur dan Kecamatan Teweh Timur, Kabupaten Barito Utara, Propinsi Kalimantan Tengah, termasuk dalam Generasi Ke-3 Perjanjian Kerja Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), berdasarkan perjanjian kerja yang dilakukan antara PT. Bharinto Ekatama dengan Pemerintah RI yang diwakilkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi tertanggal 12 November 1996.

Saat ini PT. Bharinto Ekatama berada dalam Tahapan Eksploitasi, sesuai dengan dokumen Ijin Eksploitasi yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pertambangan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM dengan area seluas 22.000 Ha.

Area pertambangan PT. Bharinto Ekatama terletak pada dua propinsi, yaitu Propinsi Kalimantan Timur dan Propinsi Kalimantan Tengah, dimana area konsesi yang dimiliki dibagi menjadi tiga area utama (Blok), yakni Blok Biangan (BEK1) seluas 5.192 Ha, Blok Lempanang (BEK2) seluas 11.980 Ha dan Blok Skidding (BEK3) 4.828 Ha.

Ijin Tahap Kegiatan Operasi Produksi PT. Bharinto Ekatama ditetapkan, berdasarkan surat Kementerian ESDM bernomor 315.K/30/DJB/2012 bertanggal 9 Januari 2012.

(12)

Luas Areal Pertambangan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah adalah 10.772 Ha, sedangkan luas areal yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur adalah 11.228 Ha.

Secara geografis wilayah PKP2B PT. BEK terletak pada koordinat 1150 20’ 00’’ sampai 1150 31’ 00’’ Bujur Timur (BT) dan 00 45’ 33,7’’ sampai 00 57’ 00’’ Lintang Selatan (LS).Pada Tabel 1. dilampirkan status perijinan yang dimiliki PT. Bharinto Ekatama dalam melaksanakan kegiatannya.

Tabel 1. Status Perijinan PT. Bharinto Ekatama

Sumber: PT. Bharinto Ekatama

Untuk mengetahui kondisi kantor PT. Bharinto Ekatama dapat dilihat pada Gambar. 1. Pada Lampiran.

No. Jenis Ijin No. Ijin Tanggal

1 Perjanjian Kerjasama Pengusahaan

Pertambangan Batubara (PKP2B) ‐ 12 November 1996 2 Ijin Penyelidikan Umum 3076/29/DJP/1997 4 Desember 1997 3 Ijin Tahap Eksplorasi 2563/28/DPT/1999 20 September 1999 4 Persetujuan AMDAL KEPMEN LH 283/2005 26 Agustus 2005 5 Persetujuan Laporan Studi Kelayakan 531/30/DBM/2007 20 Maret 2007 6 Ijin Tahap Konstruksi 342.K/30/DJB/2007 13 Agustus 2007 7 Penetapan Kembali AMDAL KEPMEN LH 240/2009 10 Juni 2009 8 Perpanjangan ke‐1 Ijin Tahap Konstruksi 356.K/30/DJB/2009 24 Agustus 2009 9 Perpanjangan ke‐2 Ijin Tahap Konstruksi 457.K/30/DJB/2010 3 Agustus 2010 10 Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Produksi

untuk Eksploitasi Batubara 621/Menhut‐II/2010 4 November 2010 11 Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk

Crushing Plant 503/976/BP2T‐TU/XII/ 2010 8 Desember 2010 12 Ijin Tahap Kegiatan Operasi Produksi 315.K/30/DJB/2012 09 Januari 2012

(13)

B. Manajemen Perusahaan

PT. Bharinto Ekatama ini memiliki jumlah karyawan yang tercatat pada bulan Maret 2014 sebanyak 1.423 orang.

Dirincikan sebagai berikut:

1) Expatriates : 6 Orang 2) Karyawan PT. BEK :111 Orang 3) Sub Kontraktor : 1.306 Orang

PT. Bharinto Ekatama memiliki 8 Sub Kontraktor yang terdiri dari : 1. PT. PAMA PERSADA NUSANTARA (Mining Operation)

2. PT. LANCARJAYA MITRA ABADI (Coal Hauling)

3. PT. CAHAYA PERMATA ARJIA (Rental Equipment/Land Clearing) 4. PT. RENTALINDO PERDANA (Rental Equipment)

5. PT. WALS (Topographic survey) 6. PT. TRAC (Car Rental)

7. PT. CHOSYINDO TEKNIK (Drilling) 8. PT. WTC (Laboratory Analys)

(14)

C. Lokasi dan waktu PKL

Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di PT. Bharinto Ekatama Site Kladi Desa Muara Begai, Kecamatan Muara Lawa, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur selama 2 bulan mulai tanggal 03 Maret sampai 02 Mei 2014. Adapun lokasi dan waktu secara terperinci dapat dilihat pada Tabel. 2 berikut:

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang di PT. BEK

No. Jenis Kegiatan Tanggal

pelaksanaan Lokasi Keterangan

Company Induction 3 Maret 2014 Bunyut Office Teori

Safety Induction 6 Maret 2014 Ruang Rapat

PT. BEK Teori

A. Tahap Pra Konstruksi Pertambangan Batubara

a) Aspek Legalitas Perusahaan 17 Maret 2014

Ruang External CD&CSR

Teori

b) Survai Masyarakat Sekitar Lokasi Tambang 12 April 2014 Kampung Besiq

Survei Lapangan

B. Tahap konstruksi Pertambangan Batubara

a) Pembersihan Lahan 01 April 2014 PIT. 3000 Survei Lapangan

b)

Pembangunan Sarana Dan Prasarana di Lokasi Tambang

17 April 2014 PT. BEK Survei Lapangan

c)

Pembangunan Kolam

Settling Pond &

Pengelolaan Kualitas Air di Setling Pond 01 April 2014 TP. SP. BK02-01 & TP. SP. BK03-01 Survei Lapangan

C. Tahap Operasi Pertambangan Batubara

a) Proses Penambangan

Batubara Konvensional 14 April 2014

Lokasi Tambang PT.

BEK

Survei Lapangan

b) Observasi proses peledakan / blasting 26 Maret 2014 PIT. 3000 & PIT 6000

Survei Lapangan

(15)

No. Jenis Kegiatan Tanggal

pelaksanaan Lokasi Keterangan

c) Observasi Sistem K3 Yang Telah Diterapkan 20 Maret 2014 PIT. 3000 &

PIT. 6000 Survei Lapanga

d) Pengelolaan Limbah B3 27 Maret 2014 Workshop PT. PAMA

Survei Lapanga

e)

Proses Pengangkutan Batubara Ke Port Stock

Yard

31 April 2014 -

Teori dan Survei Lapangan

f) Proses Pengapalan Batubara 31 April 2014 Port Bunyut Teori

D. Tahap Pasca Operasi Pertambangan Batubara

a) Kegiatan Reklamasi Lahan 19 Maret 2014 PIT. 3000 &

4800 Teori

b) Kegiatan Revegetasi Lahan 19 Maret 2014 PIT. 3000 & 4800 Survei Lapanga c) Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) 8-13 Maret 2014 & 02-22 April 2014 Kampung Besiq & Ruang

rapat External CD&CSR

Teori dan Survei Lapangan

Presentasi Hasil Kegiatan

PKL di Perusahaan 02 Mei 2014 Depart. External CD & CSR Presentasi Lanjutan Tabel 2.

(16)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

A.Persiapan Lahan Tambang Batubara

a) Aspek Legalitas Perusahaan

1. Tujuan

Tujuannya adalah untuk mengetahui perijinan yang sudah dilakukan oleh perusahaan dan untuk mengetahui sistem manajemen administrasi perusahaan.

2. Dasar Teori

Informasi ini didapatkan dari dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Kelola Lingkungan (RKL), Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang telah dibuat oleh perusahaan PT.BEK.

Legalitas suatu perusahaan atau badan usaha adalah merupakan unsur yang terpenting, karena legalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu badan usaha sehingga diakui oleh masyarakat. Dengan kata lain, legalitas perusahaan harus sah menurut undang-undang dan peraturan, di mana perusahaan tersebut dilindungi atau dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sah di mata hukum pada pemerintahan yang berkuasa saat itu.

3. Alat dan Bahan

Alat : Alat Tulis

(17)

4. Prosedur Kerja

a. Membaca serta mempelajari dokumen ANDAL, RKL/RPL yang dibuat oleh perusahaan, dan

b. Berdiskusi dengan pembimbing lapangan serta mengkaji tentang perijinan-perijinan yang sudah dilakukan.

5. Hasil Yang Dicapai

Setelah mempelajari dokumen-dokumen serta berdiskusi dengan pembimbing lapangan, maka kami dapat mengetahui perijinan-perijinan yang telah dilakukan oleh perusahaan.

6. Pembahasan

Bahwa PT. BEK sebelum melakukan operasi pertambangan, sudah melakukan perijinan dan disetujui oleh Keputusan Direktorat Jendral Geologi dan Sumber Daya Mineral untuk wilayah PKP2B, serta persetujuan AMDAL oleh pemerintah daerah melalui keputusan Menteri Negara Lingkungan dengan Nomor 283 Tahun 2005 tanggal 26 Agustus 2005 dan telah mendapatkan persetujuan kembali melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 240 Tahun 2009 tanggal 10 Juni 2009.

b) Survey Masyarakat di Sekitar Lokasi Tambang

1. Tujuan

Kegiatan observasi kondisi masyarakat di sekitar tambang ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung, keadaan masyarakat yang berada di sekitar tambang dan apa pengaruhnya bagi mereka dengan adanya kegiatan pertambangan tersebut.

(18)

2. Dasar Teori

Berbagai dampak potensial di sektor sosial dan ekonomi dapat terjadi akibat adanya penambangan batubara di suatu wilayah. Berbagai dampak positif diantaranya tersedianya fasilitas sosial dan fasilitas umum, kesempatan kerja karena adanya penerimaan tenaga kerja, meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar tambang, dan adanya kesempatan berusaha. Dampak negatif lainya adalah menurunnya kualitas air sungai meskipun masih dalam standar baku mutu (SBM) lingkungan.

3. Alat dan Bahan

Alat : Alat tulis dan kamera

Bahan : Informasi dari masyarakat sekitar 4. Prosedur Kerja

Mewawancarai beberapa masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan serta melihat langsung kondisi masyarakat sekitar tambang. 5. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil survai dan observasi terhadap masyarakat di sekitar tambang bahwa dengan adanya PT. BEK ini, sangat berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, serta adanya fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh perusahaan untuk menunjang peningkatan mutu sumber daya manusia. Akan tetapi tidak dapat dihindari dengan adanya kegiatan pertambangan PT. BEK ini kualitas air di masyarakat menjadi menurun.

(19)

6. Pembahasan

Dengan berdirinya perusahaan pertambangan PT. BEK semakin terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, dengan begitu tingkat perekonomian mereka menjadi meningkat serta tersedianya fasilitas-fasilitas yang diberikan guna untuk menunjang mutu kualitas SDM masyarakat sekitar.

B. Tahap Konstruksi Pertambangan Batubara

a) Pembersihan Lahan

1. Tujuan

Pembersihan lahan (land clearing) adalah kegiatan membersihkan daerah yang akan ditambang dari pepohonan dan semak-semak. Tujuan utama dari pembersihan lahan yaitu untuk memudahkan pengerukan tanah pucuk serta mempermudah alat muat mengambil tanah pucuk (topsoil). 2. Dasar Teori

Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan daerah yang akan ditambang mulai dari semak belukar hingga pepohonan yang berukuran besar. Alat yang biasa digunakan adalah bulldozer, excavator dan dengan menggunakan bantuan mesin potong chainsaw untuk menebang pohon dengan diameter lebih besar dari 30 cm.

3. Alat dan Bahan

Alat : Chainsaw, Bulldozer dan Excavator PC 200, 300.

Bahan : - 4. Prosedur Kerja

Sebelum melakukan proses pembersihan lahan, tanah/lahan tersebut harus telah dalam keadaan bebas dalam artian lahan tersebut

(20)

telah dibebaskan, dan langkah awal yang dilakukan adalah menebang pohon yang berdiameter 30 cm menggunakan chainsaw yang fungsinya untuk mempermudahkan excavator maupun bulldozer dalam proses pembersihan lahan.

5. Hasil Yang Dicapai

Pembersihan lahan menggunakan excavator PC 200, 300 dan

bulldozer D85 dapat dikerjakan selama ± 8 jam tergantung dengan cuaca

dan kondisi peralatan di lapangan. 6. Pembahasan

Pada proses pembersihan lahan akan menyebabkan hilangnya vegetasi alam, yang berdampak pada potensi terjadinya erosi, habitat satwa menjadi berkurang atau berpindah tempat.

Pengelolaan dampak dari proses pembersihan lahan baik dari genangan-genangan air maupun air limpasannya, dengan cara dibuatkannya drainase khusus menuju ke sedimen pond atau settling pond. Dengan tujuan untuk memudahkan dalam proses pengelolaannya. Air yang masih alami atau berasal dari hutan/vegetasi alami, akan dibuatkan drainase khusus yang mengalir langsung ke sungai, dikarenakan air alami tidak boleh dimasukkan ke settling pond karena akan mengakibatkan terjadinya pengenceran.

Untuk mengetahui dampak dari proses pembersihan lahan dapat dilihat pada Gambar 2. Pada Lampiran.

(21)

b) Pembangunan Sarana dan Prasarana di Lokasi Tambang

1. Tujuan

Disamping sumber daya manusia yang profesional ketersediaan sarana dan prasarana juga merupakan unsur penting dalam mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan pertambangan.

2. Dasar Teori

Informasi ini didapat dengan melihat langsung fasilitas-fasilitas penunjang yang tersedia di PT. Bharinto Ekatama dan berdiskusi langsung dengan pembimbing lapangan.

3. Alat dan Bahan

Alat : Alat tulis Bahan : - 4. Prosedur kerja

a. Berdiskusi dengan pembimbing lapangan

b. Melihat langsung sarana dan prasarana yang ada di PT. BEK 5. Hasil Yang Dicapai

Fasilitas-fasilitas yang ada di PT. BEK ada beberapa sarana dan prasarana seperti:

a. Sarana Berupa:

1) Office PT. Bharinto Ekatama

2) Meeting Room

3) Pos Satpam 4) Musholla

5) Kamar mandi ( WC )

(22)

7) Genset

8) Stockpile dan Portsite PT. Bharinto Ekatama 9) Jalan Tambang (Haulling)

b. Prasarana berupa:

1) Mobil LV (leight vehicle) kendaraan ringan 2) Bus Karyawan

3) Ambulance 6. Pembahasan

Dengan adanya sarana dan prasarana seperti yang sudah dijelaskan di atas maka dapat menunjang kelancaran kegiatan pertambangan di PT. BEK, selain itu karyawan juga dapat bekerja dengan semaksimal mungkin.

c) Pembangunan Kolam Settling Pond dan Pengelolaan Kualitas Air di Settling Pond

1. Tujuan

Untuk menangkap dan menahan air dari proses pumping maupun pada saat hujan dan untuk mempermudah pengelolaannya.

2. Dasar Teori

- Informasi pembangunan settling pond kami dapatkan dari dokumen RKL/RPL PT. BEK.

- Dasar teori pemantauan lingkungan selama tahun 2013 untuk air limbah berpedoman pada Keputusan Gubernur Kaltim No. 02 tahun 2011 dan SK KLH No. 113 Tahun 2003.

(23)

3. Alat dan Bahan

Alat : Excavator long arm, bulldozer, alat tulis, kamera dan

indicatoruniversal

Bahan : Tanah, kapur dan tawas. 4. Prosedur Kerja

a. Melakukan analisis material Potentially Acid Forming (PAF) dan Non Acid Forming (NAF) dari setiap lokasi yang akan dilakukan penambangan.

b. Melakukan mapping hasil analisis PAF dan NAF guna memudahkan implementasi penimbunan selektif di lapangan.

c. Mendesain sistem drainase tambang yang dapat menghindari atau menekan terjadinya air asam tambang (AAT).

d. Melakukan efisiensi pengapuran dengan metode pemberian kapur. e. Melakukan pengukuran pH awal dan volume air yang akan dinetralkan

sehingga diperoleh dosis dan jumlah kapur yang tepat. 5. Hasil Yang Dicapai

Pembangunan settling pond dilakukan untuk mempermudah pengelolaan air asam tambang dari proses pumping dari lubang yang berada di daerah tangkapan air sebelum air dari proses pemompaan ini mengalir menuju ke settling pond, air akan terlebih dahulu mengalir di kolam sediment pond yang tujuannya untuk mengendapkan air dari partikel-partikel debu (tanah). Dalam pembuatan sediment pond pintu kolam dibuat zig-zag yang tujuannya agar ada waktu tunggu air di dalam

settling pond. Untuk dapat mengetahui kolam settling pond dilihat pada

(24)

Pengelolaan air dan pemantauan kualitas air dilakukan setiap hari, sedangkan untuk perawatan kolam settling pond dilakukan pengerukan rutin setiap 60 hari sekali dengan menggunakan excavator long arm. Pengelolaan air pada settling pond dengan cara menggunakan perlakuan kapur dan tawas, proses pemantauannya dengan cara mengukur debit air pada outlet dan melakukan pengecekan pH, jika pH sudah sesuai dengan baku mutu yaitu 6-9 maka air sudah aman untuk dibuang di lingkungan. 6. Pembahasan

Secara umum, sebuah settling pond merupakan sebuah konstruksi sipil yang terdiri atas tiga bagian kolam atau biasa disebut kompartemen, yakni kompartemen satu hingga tiga. Kompartemen pertama air dari proses

pumping ditampung dan diendapkan partikel lumpurnya serta dilakukan

pencampuran dengan kapur. Kolam ini memiliki luasan yang lebih besar daripada kedua kompartemen. Pada kompartemen kedua, proses pengendapan partikel yang lebih lanjut berlangsung sebagai kelanjutan dari proses yang sebelumnya. Di kolam ini akan dilakukan perlakuan menggunakan tawas dan/atau kapur dengan ukuran 0,22 - 0,65 kg/m3 yang tujuannya untuk menaikkan pH air sampai baku mutu yang telah ditetapkan yaitu 6-9, baru air boleh dibuang ke lingkungan. Pada kompartemen ketiga atau yang terakhir, proses pengendapan yang lebih lanjut berlangsung dan diharapkan pada kolam ini, kondisi air telah memenuhi Baku Mutu Air Limbah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sehingga air tersebut siap untuk dialirkan menuju perairan umum, dimana secara umum kolam ini memiliki luasan yang paling kecil.

(25)

C. Tahap Operasi Pertambangan Batubara

a) Proses Penambangan Batubara Konvensional

1. Tujuan

Tujuannya adalah untuk dapat mengetahui proses pengerukan tanah pucuk (top soil) dan proses pengerukan tanah penutup (overburden) serta mengetahui penggunaan bahan peledak di PT. BEK.

2. Dasar Teori

Informasi data dan tata cara penambangan batubara kami dapatkan dari observasi langsung ke lapangan.

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan: Dokumen Identifikasi Analisis Dampak Lingkungan PT. Bharinto Ekatama dan alat tulis menulis.

4. Prosedur Kerja

a. Melakukan pengerukan tanah pucuk (top soil)

b. Melakukan pengerukan tanah penutup OB (overburden).

c. Untuk proses peledakan dilakukan jika material terlalu keras dan tujuan utama yaitu untuk memaksimalkan produktifitas alat loading.

d. Pengerukan batubara 5. Hasil Yang Dicapai

Kegiatan pengupasan tanah pucuk (top soil removal) untuk mengupas lapisan tanah yang paling atas, dimana tanah ini biasanya terdiri dari lapisan humus dan tanah yang strukturnya tidak keras ,sehingga lapisan top soil berguna sebagai tanah yang akan dipakai kembali untuk kegiatan reklamasi. Pengupasan tanah ini dilakukan dengan cara

(26)

menggali, memuat, kemudian mengangkut tanah tersebut ke top soil stock. Lapisan top soil yang diambil adalah dengan ketebalan 30-60 cm.

Tahap pengerukan tanah penutup (overburden) dilakukan setelah semua selesai proses top soil removal selesai dilaksanakan, lapisan overburden ada yang memiliki kekerasan ekstrem sehingga perlu di;lakukan peledakan (blasting) dan ada juga yang lunak sehingga cukup dengan digali dengan excavator backhoe. Untuk dapat mengetahui proses loading tanah penutup (overburden) dapat dilihat pada Gambar 4. Pada Lampiran.

Pengurukan batubara, batubara yang telah terekspos di lapangan dapat diambil dengan memakai excavator dengan menggali terlebih dahulu lalu dimuat ke atas dump truck kapasitas 25 ton dan 30 ton melalui jalan tambang kemudian dikumpulkan di ROM stock selanjutnya diangkut kembali ke crushing area untuk proses penghancuran batubara sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Setelah batubara di crushing kemudian di angkut ke mine stock yard. Untuk dapat mengetahui proses pengerukan batubara dapat dilihat pada Gambar 5. Pada Lampiran.

6. Pembahasan

Tanah pucuk (top soil) adalah lapisan tanah paling atas yang banyak memiliki zat hara atau humus. Proses pengerukan top soil ini dilakukan setelah selesai kegiatan pembersihan lahan. Dalam proses pengerukan tanah pucuk atau top soil ini menggunakan alat excavator (PC 300, 400) dan bulldozer. Top soil ini akan diletakan di tempat penimbunan sementara (top soil stock) terlebih dahulu sebelum top soil ini ditebar (spreading top soil). Top soil bisa juga langsung digunakan untuk menutup

(27)

tanah penutup (overburden) yang sudah selesai dalam proses penataan lahannya.

Tanah penutup (overburden) merupakan lapisan tanah di atas batubara, di bawah lapisan subsoil dan overbuden biasanya struktur tanahnya berwarna abu-abu. Proses penambangan batubara dilakukan dengan cara konvensional. Setelah selesai pengerukan overburden ini langsung diangkut menggunakan dump truck menuju lahan pertambangan yang telah selesai beroperasi atau disebut dengan lubang sisa tambang, dan selanjutnya tanah akan diratakan dengan menggunakan bulldozer. Apabila sudah selesai dalam penimbunan overburden, maka tanah pucuk sudah siap untuk ditebar di atas permukaan overburden (spreading top

soil) setelah selesai ditebar, maka lahan tersebut sudah siap untuk

ditanami kembali (revegetasi).

Setelah selesai pengerukan overburden, proses selanjutnya adalah pengerukan batubara. Batubara yang sudah dikeruk akan diangkut menggunakan dump truck dan dikumpulkan menuju ROM. Selanjutnya batubara diangkut menggunakan dump truk menuju tempat penumpukan batubara (stockpiling) untuk di olah. Proses pengolahannya meliputi

crushing, screening, blending, stockpilling, dan penanganan air permukaan (run off) di area pengolahan.

b) Observasi proses peledakan / blasting

1. Tujuan

Tujuan penggunaan bahan peledakan adalah karena material pelapis batubara terlalu keras dan dozer backhoe tidak bisa meleburkan

(28)

tanah material tersebut serta mengetahui tingkat getaran dan kebisingan yang dihasilkan dari proses blasting.

2. Dasar Teori

Informasi data kami peroleh dari observasi langsung dan berdiskusi dengan pembimbing lapangan.

3. Alat dan bahan

Alat : APD, Blashmate, alat tulis dan kamera Bahan : tanah Overburden (OB)

4. Prosedur kerja

a. Menentukan titik aman dari proses peledakan yang akan dilakukan b. Menyiapkan alat untuk mengukur tingkat getaran dan kebisingan pada

saat blasting

c. Menyiapkan/meletakkan alat pengukur (blashmate) searah dengan titik yang akan diledakkan.

d. Setelah kondisi dipastikan aman, kemudian alat siap di ON kan untuk proses pengukuran.

e. Setelah diperoleh hasil dari pengukuran dimonitor, data otomatis tesimpan dalam memori blashmate atau dicetak langsung dalam printer

blashmate.

5. Hasil yang dicapai

Sebelum melakukan blasting terpasang tanda/bendera warna hijau, jarak aman manusia 500 meter. Sirine tanda peledakan dibunyikan, team

blocker menutup jalan arah lokasi peledakan, terdapat jadwal peledakan

pada papan informasi peledakan, bendera merah berkibar serta jalan diblokir dan akan dibuka sampai kondisi dinyatakan aman.

(29)

Proses peledakan yang dilakukan oleh PT. BEK di wilayah PIT. 3000 dan PIT. 4800 dengan titik sebanyak 250 titik tidak menimbulkan getaran dan kebisingan yang melebihi ambang batas yang telah ditentukan oleh KepMen Tenaga Kerja No. Kep-51/MEN/1999 sebesar 85 dB (A) dengan nilai toleransi + 3 dB (A). Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan pada saat blashting, tingkat getaran diperoleh data yaitu 4 Hertz, dan tingkat kebisingan 75 dB. Untuk dapat mengetahui Alat untuk mengukur getaran & kebisingan (Blasmate) dapat dilihat pada Gambar 6. Pada Lampiran

6. Pembahasan

Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh PT. BEK pada area peledakkan yang terletak di PIT. 3000 dan PIT. 4800 kondisi dinyatakan stabil karena dari hasil pengukuran tingkat getaran dan tingkat kebisingan masih dibawah standar baku mutu lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang signifikan. Karena blashting dilakukan pada kondisi setelah hujan, sehingga ada 2 bahan peledak yang expired sehingga dilakukan proses peledakan kembali.

c) Observasi K3 yang telah diterapkan

1. Tujuan

Tujuannya adalah untuk meminimalisir dan mengantisipasi kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja, serta memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi karyawan dan para staf karyawan.

2. Dasar teori

Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan peraturan pelaksanaannya yaitu Keputusan Menteri

(30)

Nomor : 555.K/26/MPE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Peraturan Menteri No. Per.05/MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja. Untuk Keamanan bekerja perusahan wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dan dipelihara secara baik dan harus sesuai dengan standar.

3. Alat dan Bahan

Alat : Alat Pelindung Diri (APD), alat tulis dan kamera. Bahan : Lembar pernyataan induksi.

4. Prosedur Kerja

a. Mengamati sistem manajemen K3 yang telah diterapkan. b. Induksi dan Safety Talk.

5. Hasil Yang Dicapai

Setelah mengamati dan mengikuti kegiatan K3 (inspeksi K3) kami dapat mengetahui sistem manajemen K3 apa saja yang sudah diterapkan di PT. BEK. Ikut serta dalam proses induksi bagi tamu-tamu perusahaan serta ikut serta dalam kegiatan safety talk dan inspeksi Limbah B3 di

workshop PT. PAMA.

6. Pembahasan

Program K3 yang sudah diterapkan di PT. BEK ini antara lain adalah sebagai berikut:

- Pemeriksaan Penyakit Kerja dan Umum - Pengadaan dan pengisian APAR - Pelatihan P3K

- Obat-obatan Untuk Klinik - Medical Check Up Karyawan

(31)

- Pelatihan dasar K3LH & Tenaga Medis - Pelatihan Pengawasan Kompetensi - Investigasi Kecelakaan Berat & Ringan - Sarana dan Prasarana K3 (ambulance) - Peringatan Bulan K3

- Penyediaan Alat Pelindung Diri - Inspeksi & Pengawasan

- Sosialisasi K3 (Sefety Talk, Induksi K3, SOP) - Kampanye K3

- Pemeriksaan Kelayakan Peralatan

- Melatih team Tanggap Gawat Darurat/Emergency Respond Team.

- EHS CMS (Environment Health and Safety Contractor Management

System)

d) Pengelolaan dan Pemantauan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

1. Tujuan

Tujuan pengelolaan limbah B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.

2. Dasar Teori

Pengelolaan Limbah B3 ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 1994 yang diperbaharui dengan PP No. 12 tahun 1995 dan diperbaharui kembali dengan PP No. 18 tahun 1999 tanggal 27 Februari 1999 yang dikuatkan lagi melalui Peraturan

(32)

Pemerintah No. 74 tahun 2001 tanggal 26 November 2001 tentang Pengelolaan Limbah B3.

3. Alat dan Bahan

Alat : Tempat Limbah B3 temporary, TPS Limbah B3, Kolam oil

trap dan drum

Bahan : Oli bekas, majun, sludge, filter dan hose 4. Prosedur Kerja

a. Membuat drainase di sekeliling workshop, TPS dan Stasiun Pengisian Bahan bakar (Solar).

b. Membuat Kolam Oil Trap (dalam tahap penyelesaian) c. Tempat penyimpanan Limbah B3 temporary.

d. Tumpahan oli dan solar di sekeliling workshop maupun tempat pengisian bahan bakar akan dikelola di kolam oil trap.

5. Hasil Yang Dicapai

Limbah B3 yang telah dipisah-pisahkan kemudian dikumpulkan dan dikemas serta dipasang label atau tanda peringatan, selanjutnya ditempatkan pada tempat penumpukkan Limbah B3 temporary yang berada di area sekitar workshop PT. PAMA sebelum akhirnya semua limbah B3 tersebut dipindahkan ke TPS limbah B3 permanent yang masih dalam proses pengerjaan. Limbah B3 yang telah dikemas dan diberi label selanjutnya akan dikirim ke pihak ke-3 untuk diolah lebih lanjut. Untuk dapat mengetahui TPS Limbah B3 workshop PT. PAMA dapat dilihat pada Gambar 7. Pada Lampiran.

(33)

6. Pembahasan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha atau kegitan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan kosentrasinya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan merusak lingkungan hidup, atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan Limbah B3 yang telah diterapkan oleh PT. PAMA yaitu dengan cara membuat drainase atau saluran pipa yang dialirkan ke dalam tandon dan ditempatkan dalam TPS Limbah B3 temporary. PT. PAMA membangun TPS Limbah B3 permanent pada bulan Februari dan masih dalam proses pengerjaan. Untuk pengelolaan limbah B3 dari workshop PT. PAMA masih belum memenuhi standar yang diperuntukkan.

e) Proses Pengangkutan Batubara Ke Stockpile

1. Tujuan

Tujuannya adalah untuk memindahkan batubara dari lokasi tambang (ROM) ke tempat penumpukan batubara yang berada di port

stock yard.

2. Dasar Teori

Proses pengangkutan batubara menuju port stock yard merupakan proses batubara yang telah diangkut dan dikumpulkan sebelum batubara di eksport. Dari proses penggalian batubara kemudia diolah terlebih dahulu sesuai ukuran yang telah ditentukan sebelum batubara tersebut dikirim ke negara-negara tujuan.

(34)

3. Alat dan Bahan

Alat : Rear dan dump Truck

Bahan : Dokumen RKTTL tahun 2014 4. Prosedur Kerja

Batubara yang sudah selesai dalam proses pengerukan akan di angkut menggunakan alat angkut menuju tempat penimbunan ROM stock

yard di area tambang (Biangan). Batubara dari ROM stock yard tersebut

kemudian diangkut menuju ke lokasi unit pengolahan dan penimbunan di

Port Stock Yard (PSY) di area terminal khusus Pertambangan Batubara di

Muara Bunyut, yang berjarak sekitar 100 km dengan menggunakan truk pengangkut dengan tipe rear dan dump truck.

5. Hasil Yang Dicapai

Dalam proses pengangkutan batubara menuju ke PSY PT. BEK menggunakan alat angkut dump truck dengan kapasitas maksimum 75 ton. 6. Pembahasan

Proses pengangkutan ini adalah proses dimana batubara akan dibawa dan ditumpuk di stockpile, sebelum batubara nantinya akan diangkut menuju ke kapal pengangkutan batubara.

f) Proses Pengapalan Batubara

1. Tujuan

Untuk mengetahui informasi jumlah produksi batubara yang dihasilkan per bulan dan untuk mengetahui pasar tujuan batubara yang sudah terealisasikan di PT. BEK.

(35)

2. Dasar Teori

- Proses pengapalan batubara adalah proses dimana batubara akan dikirim menuju pasar tujuan masing-masing.

- Informasi produksi batubara dan pasar tujuan batubara didapatkan dari dokumen RKTTL PT. BEK tahun 2014.

3. Alat dan Bahan

Alat : Alat tulis.

Bahan : Dokumen RKTTL PT. BEK tahun 2014. 4. Prosedur Kerja

a. Membaca dan mempelajari dokumen RKTTL PT. BEK tahun 2014. b. Berdiskusi dengan pembimbing lapangan.

5. Hasil Yang Dicapai

Setelah diamati untuk realisasi produksi batubara tahun 2013 jumlah produksi batubara yaitu sebesar 1.901.000 ton, dari rencana jumlah batubara dalam setahun yaitu 2.000.000 ton.

Realisasi pemasaran batubara tahun 2013 tiap bulan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 di bawah ini:

(36)

Tabel 3. Data Realisasi Produksi Batubara Tahun 2013

No. Bulan Jumlah Produksi Satuan

1. Januari 213.000 Ton 2. Februari 145.000 Ton 3. Maret 141.000 Ton 4. April 169.000 Ton 5. Mei 174.000 Ton 6. Juni 164.000 Ton 7. Juli 135.000 Ton 8. Agustus 157.000 Ton 9. September 154.000 Ton 10. Oktober 74.000 Ton 11. November 175.000 Ton 12. Desember 200.000 Ton Jumlah 1.901.000 Ton

(37)

Untuk proses pemasaran dilakukan oleh PT. ITM yang merupakan induk dari beberapa perusahaan tambang batubara, yang salah satunya adalah PT. Bharinto Ekatama.Untuk realisasi pasar tujuan dapat dilihat pada Tabel. 5 di bawah ini:

6. Pembahasan

Dari keterangan tabel sebelumnya dapat diketahui jumlah batubara per bulanya dengan totalan per tahun yaitu sejumlah 1.901.000 ton. Dan pasar tujuan batubara PT. BEK meliputi, Indonesia, Thailand, Korea, India, Malaysia, China, Filipina, Taiwan, Hongkong, dan Singapura.

No. Pasar Tujuan

1. Indonesia 2. Thailand 3. Korea 4. India 5. Malaysia 6. China 7. Filipina 8. Taiwan 9. Hongkong 10. Singapura

(38)

D. Tahap Pasca Operasi Pertambangan Batubara

a) Kegiatan Reklamasi dan Revegetasi Lahan

1. Tujuan

Reklamasi dan Revegetasi bertujuan memperbaiki lahan bekas tambang untuk pelestarian lingkungan dan penanggulangan resiko akibat dampak dari pertambangan.

2. Dasar Teori

Reklamasi dan Revegetasi adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki lahan bekas tambang atau lahan terbuka, dan pengelolaannya sesudah selesainya penambangan. Jadi Reklamasi dan Revegetasi adalah bagian integral dari rencana keseluruhan operasional pertambangan secara terpadu dimulai Perencanaan, exsploetasi sampai penggunaan lahan baru pasca penambangan. Tujuan akhir dari rencana reklamasi adalah untuk menyakinkan bahwa lahan bekas tambang dikembalikan pada penggunaan yang produktif

3. Alat dan Bahan

Alat : Dump truck, bulldozer, excavator, Cangkul, benang/tali,

dan kayu.

Bahan : Dokumen RKL/RPL, Tanaman Cover crop, tanaman Pionir dan pupuk kandang.

4. Prosedur Kerja

Pelaksanaan reklamasi lahan meliputi kegiatan persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas tambang, pengaturan bentuk tambang (landscaping), pengaturan/penempatan material dan selanjutnya pelaksanaan revegetasi.

(39)

Dalam pelaksanaan revegetasi, PT. Bharinto Ekatama melakukan pemilihan jenis tanaman sesuai dengan tahapan revegetasi yang dilakukan. Kesesuaian jenis tanaman yang dipilih dengan tapak tanam merupakan dasar pemilihan jenis tanaman ini. Jenis tanaman yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Tahapan Penanaman Cover Crop

Pada tahapan ini jenis tanaman yang dipakai adalah

Calopogonium Muconoides (CM), Centrosema Pubescens (CP) serta

Koro Benguk (Mucuna sp). Jenis tanaman tersebut di atas adalah jenis

legume cover crop dimana jenis tanaman ini mampu memfiksasi

nitrogen, sehingga kebutuhan akan nitrogen tanah dapat tersedia. b. Tahapan Penanaman Fast Grow Species (Jenis Cepat Tumbuh)

Pada tahapan ini jenis tanaman yang ditanam adalah Jabon (Anthocephalus cadamba Miq) pemilihan jenis ini dilakukan karena merupakan tanaman pioneer asli setempat (pioneer native species). Jenis lain yang dipilih adalah Trembesi yang memiliki kemampuan penyerapan karbon yang baik, serta sengon Buto.

c. Tahapan Penanaman Tanaman Utama (Native Species)

Penanaman tanaman utama / native species ditanam setelah tanaman fast grow species tumbuh dan telah membentuk iklim mikro (seperti yang dijelaskan di atas). Jenis tanaman utama yang dipilih adalah Meranti (Shorea sp), Kamper (Driobalanops sp), Ulin

(40)

5. Hasil Yang Dicapai

Setelah lahan dinyatakan siap untuk dilakukan kegiatan penataan permukaan lahan maka alat yang akan digunakan adalah bulldozer dengan ketentuan sudut kemiringan yang akan dibentuk. Pembentukan kontur atau penataan lahan ini dilakukan hingga minimal 80% mendekati lahan aslinya. Setelah semuanya siap lahan siap untuk dilakukannya revegetasi dengan tanaman-tanaman yang telah ditentukan.

Jumlah tanaman yang ditanam untuk kegiatan cover crop sebanyak 60 kg/Ha. Penanaman fast grow species sebanyak 625 batang dengan jarak tanam 4 x 4 m dan Native species sebanyak 313 batang dengan jarak tanam 8 x 4 m. Tidak dilakukan penyulaman karena sampai saat ini tanaman dalam keadan baik-baik saja. Untuk mengetahui informasi jenis tanaman yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 5. Dibawah ini:

No. Jenis

Tanaman Keterangan Nama Tanaman

1. Cover crop

Tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan untuk memperbaiki sifat fisik tanah

- Colopogonium mucunoides (CM)

- Mucuna Bacteata (MB) - Koro Benguk (Mucuna sp).

No. Jenis

Tanaman Keterangan Nama Tanaman

2. Fast Growing

Tanaman pionir setempat/ tanaman lokal (vegetasi pembentuk iklim mikro)

- Jabon (Anthocephalus cadamba Miq)

- Sengon (paraseriantes falkateria)

3. Main Tress Tanaman utama

- Ulin (Eusideroxylon zwageri) - Meranti ( Shorea SP.) - Kamper (Driobalanops sp)

(41)

6. Pembahasan

Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu, akibat kegiatan usaha pertambangan batubara, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. Informasi yang telah didapatkan berasal dari hasil diskusi bersama pembimbing lapangan. Adapun langkah reklamasi yang dilakukan oleh pertambangan batubara PT. BEK seperti mengisi kembali lahan bekas tambang yang telah selesai beroperasi, dengan cara penimbunan kembali overburden dan sub soil, selanjutnya melakukan penebaran topsoil dan pembentukan semula kontur atau bentuk lahan hingga mencapai minimal 80% dari lahan sebelumnya. Setelah selesai kegiatan reklamasi maka selanjutnya adalah melakukan kegiatan penanaman (revegetasi).

Revegetasi merupakan suatu usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas tambang. Kegiatan penataan lahan dan revegetasi dengan penanaman tanaman penutup tanah (cover crops) pada areal bekas bukaan tambang yang telah ditimbun kembali (in pit

dump/backfilling) seluas 5,97 Ha, sekitar area ROM stockpile, area

tanggul jalan dan tanggul settling pond, serta area terbuka yang tidak digunakan untuk pembangunan infrastruktur seluas 1,51 Ha dengan jenis CP, CM, Muccuna, dimana pada lahan tersebut seluas 3,20 Ha, sudah dilakukan penanaman fast growing species jenis tanaman jabon. Untuk dapat mengetahui area revegetasi dapat dilihat pada Gambar 8. Pada Lampiran.

(42)

b) Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)

1. Tujuan

Untuk mengetahui program-program CSR yang telah dilakukan oleh PT. Bharinto Ekatama

2. Dasar Teori

CSR (corporate social responsibility) merupakan salah satu bentuk komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama stakeholder terkait, terutama adalah masyarakat disekeliling dimana perusahaan tersebut berada. Peran CSR semakin penting dalam mendorong semakin luasnya tanggung jawab sosial comorate bagi terciptanya keseimbangan pembangunan baik ekonomi, sosial maupun lingkungan.

3. Alat dan Bahan

Alat : Alat tulis dan kamera

Bahan : Laporan realisasi kegiatan CD-CSR PT. Bharinto Ekatama tahun 2013

4. Prosedur Kerja

a. Mempelajari dokumen RKL/RPL dan berdiskusi dengan pembimbing. b. Ikut serta langsung ke lapangan untuk melihat kondisi masyarakat. c. Berdiskusi dengan masyarakat tentang apa saja keluhan masyarakat. d. Mendokumentasikan setiap kegiatan CSR sebagai laporan

pertangungjawaban. 5. Hasil yang Dicapai

Kegiatan CSR yang telah dan akan direalisasikan oleh PT. BEK sendiri berbagai macam bidang yang gunanya untuk menunjang mutu

(43)

sumber daya manusia. Berikut adalah beberapa program CD dan CSR yang telah dilakukan oleh PT. Bharinto Ekatama :

1) Pemberdayaan masyarakat meliputi: a) Bidang Pendidikan

b) Bidang Ekonomi c) Bidang Kesehatan

d) Bidang pengembangan sosial budaya dan keagamaan e) Bidang perlindungan lingkungan

2) Hubungan komunitas 3) Operasional

4) Program pendukung 6. Pembahasan

Dengan adanya program CSR yang dilakukan PT. Bharinto Ekatama perusahaan berharap kualitas dan kesejahteraan masyarakat meningkat serta menjadikan atau menciptakan masyarakat sekitar mandiri setelah perusahaan tidak beroprasi lagi. Tempat binaan PT. Bharinto Ekatama terdiri dari 2 Kecamatan yang terdiri dari 5 Kampung yang meliputi:

Kecamatan Teweh Timur terdiri dari 3 desa yaitu: - Benangin I

- Benangin II - Benangin V

Kecamatan Damai terdiri dari 2 desa yaitu: - Besiq, dan

(44)

Pada tahun 2014 PT. Bharinto Ekatama mendapatkan penghargaan “CSR Leading Region” dari wilayah Kutai Barat. Penghargaan tersebut diberikan oleh LaTOFI School of CSR. PT. Bharinto Ekatama merupakan 1 diantara 2 perusahaan yang mendapatkan penghargaan tersebut di Indonesia. Dengan Pencapaian tersebut PT. Bharinto Ekatama terus berusaha meningkatkan program CSR dengan tujuan yaitu untuk menciptakan masyarakat yang mandiri serta meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat.

Selain program CSR yang dilakukan oleh PT. Bharinto Ekatama, kami mahasiswa/i Praktek Kerja Lapangan mengajukan proposal kegiatan di kampung binaan PT. BEK yaitu kampung Besiq dengan tema acara “Hijau Kampungku, Hijau Bumiku” kepada perusahaan PT. Bharinto Ekatama yang kegiatannya sendiri dilakukan pada hari sabtu, 19 Maret 2014 bertepatan dengan kegiatan hari Kartini yang diselenggarakan oleh masyarakat kampung Besiq bersama perusahaan PT. Bharinto Ekatama, PT. Trubaindo Coal Mining, dan PT. Pama Persada Nusantara.

Dalam kegiatan yang dilakukan di kampung tersebut kami melakukan penanaman sebanyak 115 bibit tanaman buah yang terletak di sekolah SDN 014, SMPN 26, TK, PAUD, Gereja, PUSKESMAS di Kampung Besiq Kecamatan Damai. Selain itu, kami juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan memperingati Hari Kartini yang digagas oleh masyarakat Kampung Besiq. Untuk dapat mengetahui kegiatan CSR PT. Bharinto Ekatama dapat di lihat pada Gambar 9, 10, 11, dan Gambar 12. Pada Lampiran

(45)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Selama praktek kerja lapang (PKL) , aktivitas mahasiswa meliputi diskusi, survei lapangan dan presentasi, dengan materi kegiatan terdiri dari tahap pra konstruksi, kontruksi, operasi dan pasca operasi pertambangan batubara.

2. PT. BEK ini bukan hanya menambang saja akan tetapi juga melakukan penghijauan seperti penanaman kembali (Revegetasi).

3. Dalam Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat PT. BEK Juga menyediakan dana khusus dalam kegiatan Community Develoment (CD) & Corporate Social Responsibility (CSR) yang di bagi menjadi 4 Prioritas Yaitu: keagamaan, pendidikan, kesehatan dan sosial budaya.

4. Setelah melaksanakan PKL di PT. BEK, dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara teori dengan praktek sangat berbeda.

B. Saran

Dalam proses praktek kerja lapang (PKL) banyak sekali pelajaran dan tambahan wawasan yang didapatkan, terutama hubungan langsung ke masyarakat dan bersosialisasi dalam lingkungan kerja. Adapun saran-saran yang dapat diberikan dari hasil PKL ini kepada mahasiswa adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa hendaknya lebih aktif dalam menimba informasi agar data yang didapat menjadi lebih jelas, akurat dan bermanfaat bagi pembaca.

2. Mahasiswa hendaknya selalu tukar pendapat dengan pembimbing lapangan 3. Melakukan kerja sama untuk menembus dunia kerja, dengan instansi-instansi

lain yang dapat memberikan peluang pekerjaan..

(46)

Adapun saran yang dapat diberikan kepada perusahaan tempat dilaksanakannya PKL mahasiswa semester VI Program Studi Manajemen Lingkungan di PT.BEK adalah sebagai berikut:

a) Dapat terciptanya kerja sama tidak hanya sebagai tempat PKL namun dapat mengarah ke lingkungan kerja.

b) Memperhatikan fasilitas yang diberikan pada karyawan untuk memberikan semangat kerja dan disiplin tinggi.

c) Menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan kerja bagi karyawan.

d) Setelah selesainya kegiatan PKL di PT. BEK diharapkan agar tetap menjaga silaturahmi antara pelaksana PKL dengan karyawan serta atasan di Perusahaan PT. BEK.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Definisi Reklamasi.

http://nationalinks.blogspot.com/2008/10/definisi-reklamsi.html. (Diakses

pada tanggal 28 Mei 2014).

Anonim. 2014. Corporate Social Responsibility.

http://dc266.4shared.com/doc/zMXfoGR3/preview.html. (Diakses pada

tanggal 28 Mei 2014).

Anonim. 2014. Dokumen ANDAL, RKL/RPL PT. BEK.

Anonim. 2014. Dokumen RKTTL (Rencana Kerja Tahunan Teknis &

Lingkungan) .

Anonim. 2014. Dokumen RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya).

Anonim. 2014. Dokumen CSR yang telah di realisasikan.

Anonim. 2014. Peta Geografis PT. BEK.

Syaufii, M. 2000. Standar Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Keselamatan Kerja dan Peraturan Perundangannya. Departemen

Tenaga Kerja RI.Jakarta.

(48)
(49)

Gambar 1. Kantor PT. Bharinto Ekatama

Gambar 2. Dampak dari Pembersihan Lahan (Land

Clearing)

Gambar 3. Kolam Settling Pond Gambar 4. Loading Tanah penutup Overburden (OB)

(50)

Gambar 5. Loading Top Soil Gambar 6. Alat untuk mengukur getaran & kebisingan (Blasmate)

Gambar 7. TPS Limbah B3 di

(51)

Gambar 9. Kegiatan CSR pelatihan Ibu

Memasak di Kampung Besiq-Bermai

Gambar 10. Kegiatan Penanaman di SDN 14 Besiq

Gambar 11. Kegiatan CSR sikat gigi

Gambar

Tabel 1. Status Perijinan PT. Bharinto Ekatama
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang di PT. BEK  No.  Jenis Kegiatan  Tanggal
Tabel 3. Data Realisasi Produksi Batubara Tahun 2013
Gambar 5. Loading Top Soil    Gambar 6. Alat untuk mengukur                        getaran & kebisingan                        (Blasmate)
+2

Referensi

Dokumen terkait

2) Bagian pekerjaan penganalisisan fakta yang sekaligus penganalisisan hukum.. Salah satu cara untuk membuktikan suatu perkara pidana adalah dengan meminta bantuan

• Mencari faktor yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku manusia yang berasal dari berbagai Teori dan kosep dalam Psikologi Belajar, yang mencakup:.

a) Perilaku kerumunan bebek dalam simulasi yang dibuat memiliki kemiripan dengan gerak berjalan kerumunan bebek aslinya. b) Untuk membuat simulasi kerumunan bebek

Nama kimia LD50 (oral,tikus/mencit) LD50 (dermis,tikus/kelinci) LC50 (inhalation,rat/mouse) Polyethylene glycol = 22 g/kg (Rat) = 28 g/kg (Rat) data tidak tersedia data tidak

1.1 Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja

Bagi mahasiswa yang sudah dinyatakan lulus dan sudah yudisium diwajibkan mengikuti wisuda dan dikenakan beban wisuda sebesar Rp 1.000.000; per mahasiswa.Besarnya dana yang

7087/LS-BJ/2016 Pembayaran honor pengelola administrasi keuangan bulan September s/d Desember 2016 belanja Perjalanan dinas dalam daerah bulan Juli s/d Oktober 2016, keg.. Bantuan