• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengendarai kendaraan bermotor di jalan membuat para pengemudi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dalam mengendarai kendaraan bermotor di jalan membuat para pengemudi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Maraknya pengguna telepon genggam atau smartphone oleh pengemudi baik pengemudi pribadi ataupun angkutan umum yakni driver ojek online dalam mengendarai kendaraan bermotor di jalan membuat para pengemudi berkendara dengan tidak wajar dan tidak penuh konsentrasi sehingga terganggu dalam berkendara. Dalam Pasal 106 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah disebutkan bahwa “setiap

orang yang mengemudkan kendaraan bermotor di jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi”. Yang dimaksud dengan

“penuh konsentrasi” adalah setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dengan penuh perhatian dan tidak terganggu perhatiannya karena sakit lelah, mengantuk, menggunakan telepon atau menonton televise atau video yang terpasang di kendaraan, atau meminum minuman yang mengandung alcohol atau obat-obatan sehingga mempengaruhi kemampuan dalam mengemudikan kendaraan. Dari pasal tersebut sudah jelas bahwa menggunakan telepon termasuk salah satu dimana membuat pengendara tidak bisa mengendarai kendaraannya dengan penuh konsentrasi.

Penggunaan telepon genggam atau smartphone oleh pengemudi terdapat salah satu fitur canggih yakni pengemudi dapat menggunakan fitur Global

Positioning System (GPS). Fitur tersebut merupakan salah satu fitur untuk

(2)

2 berkendara bermula dari gugatan yang dilayangkan Toyota Soluna Community. Pemohon melihat pemberitaan di media online nasional yang menyebut pihak kepolisian akan menilang pengemudi ojek online yang memakai GPS ketika berkendara pada Maret tahun lalu. Pemohon meminta peninjauan ulang terhadap Pasal 106 Ayat 1 dan Pasal 283 Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Pada frasa “menggunakan telepon” saat berkendara, pemohon merasa Pasal 106 Ayat (1) akan diberlakukan kepada pengemudi daring / online saja, sehingga bisa saja pengemudi online selalu terkena sanksi pidana. Akan tetapi oleh Mahkamah Konstitusi permohonan yang diajukan pemohon ditolak. Dalam sidang yang diketuai Anwar Usman, MK menilai permohonan tersebut tidak beralasan secara hukum. MK merasa pengemudi online bukan satu-satunya yang menggunakan GPS. MK juga menjelaskan bahwa ada banyak pengguna jalan serta ada objek-objek yang wajib untuk diperhatikan sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan seperti rambu lalu lintas, bangunan, serta cahaya. Sementara isi daripada Pasal 106 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ adalah:

Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi.1

Serta telah dijelaskan pula pada BAB XX tentang Ketentuan Pidana Pasal 283 Undang-udangn Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan

1 Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

(3)

3 Jalan, bahwa telah ditetapkan pidananya atau denda yang harus dibayarkan oleh para pelanggar dimana isisnya adalah:

Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).2

Dalam penjelasan atas Pasal 106 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) salah satunya menyebutkan bahwa menggunakan telepon termasuk dalam mengganggu konsentrasi saat berkendara. Penggunaan telepon genggam saat berkendara salah satunya adalah menggunakan GPS saat berkendara untuk melihat lokasi atau menemukan lokasi. Penggunaan GPS tentu dapat mengganggu konsentrasi pengemudi karena pengemudi hanya fokus pada layar ponsel untuk mencari lokasi agar tidak salah dalam menemukan arah. Penggunaan GPS oleh kepolisian tidak sepenuhnya di larang. Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Refdi Andri, menjelaskan bahwa yang dilarang adalah pengoperasian atau mengaktifkan dalam posisi kendaraan berjalan atau bergerak. Sebaiknya saat mengoperasikan atau mengaktikan berhenti terlebih dahulu, setelah tujuannya sudah ada maka pengemudi boleh berjalan / mengendarai motornya menggunakan GPS hingga tujuan. Tetapi, kalau memakai GPS sambil memegang ponsel dan kendaraan sambil mengemudi

(4)

4 adalah hal yang jelas dilarang dan akan ditindak oleh pihak kepolisian. Dikarenakan mengemudi kendaraan sambil berjalan lalu mengoperasikan GPS atau ponsel jelas adalah hal yang berbahaya. Korps Lalu Lintas Polri juga sempat menyatakan penggunaan GPS saat berkendara diperbolehkan, namun harus mengandalkan suara, bukan terpaku pada layar. Sementara, kementrian perhubungan (Kemenhub) menyarankan bahwa penggunaan GPS yang benar seperti pengemudi mobil meminta bantuan kepada penumpang memantau arah tujuan sesuai aplikasi GPS, begitu juga pengendara sepeda motor, GPS harus dioperasikan oleh penumpang. Jika tidak ada ‘asisten’, pengemudi harus menepikan kendaraan, baru setelahnya memantau GPS.3 Sementara asisten sendiri adalah orang yang membantu dalam mengoperasikan GPS saat berkendara. Jadi bisa penumpang ataupun suara dari GPS sendiri.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi mengatakan beberapa poin penting terkait Pasal 106 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ:4

1. GPS dinilai bisa mengganggu konsentrasi pengemudi

Dalam Pasal 106 Ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, pengemudi diwajibkan untuk mengemudi dengan konsentrasi dan wajar. Artinya pengemudi tidak ada gangguan, fisik, mata, pendengaran.

3 CNN Indonesia, Polisi Tilang Pengguna GPS Saat Berkendara, https://today.line.me/2019, diakses tanggal 11 Maret 2019.

4 Gregorius Aryodamar P, Kemenhub Larang Penggunan GPS Saat Berkendara, Bisa

(5)

5 2. GPS tak dilarang selama tidak dikendalikan langsung oleh pengemudi

GPS tidak dilarang, boleh digunakan oleh navigatornya, misalnya jika mobil dikendalikan oleh teman sebelahnya, kalau sepeda motor, teman di belakangnya. Kalau tidak ada teman, berhenti terlebih dahulu. GPS dilarang kalau menggunakannya tidak dengan teman berkendara atau dikendalikan oleh pengemudi sendiri.

3. Boleh digunakan asal kendaraan dalam kondisi berhenti 4. Imbauan untuk pengemudi taksi dan ojek daring

Para pengemudi taksi dan ojek daring untuk tidak fokus pada GPS dan mengutamakan aspek keselamatan.

Mahkamah berpendapat konsentrasi pengemudi tidak boleh terganggu karena menggunakan aplikasi GPS dalam telepon seluler pada saat berkendara karena akan menyebabkan berkurangnya perhatian dan konsentrasi pengemudi yang dapat berdampak pada kecelakaan lalu lintas.

Kedua norma yaitu melarang penggunaan ponsel oleh setiap orang yang sedang mengemudi kendaraan bermotor dan pengaturan sanksi pidana pada Pasal 283 yang diujikan berisi norma perintah yang mewajibkan setiap orang mengemudikan kendaraannya secara wajar dan penuh konsentrasi. Keselamatan berlalu lintas Mahkamah dalam pertimbangannya juga menyebutkan dapat memahami maksud dari norma tersebut, karena tujuannya tidak lain adalah untuk menciptakan dan memberikan jaminan ketertiban serta keselamatan berlalu lintas. "Karena salah satu fungsi hukum, termasuk dalam hal ini adalah undang-undang tersebut, adalah sarana untuk rekayasa

(6)

6 masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik," ujar Hakim Konstitusi Wahiduddin Adams.5

Pada Kota Gresik ada banyak pelanggar lalu lintas yang dilakukan oleh pengemudi baik roda dua maupun roda empat. Polres Kota Gresik pada tahun 2018 telah melakukan Operasi Zebra. Data yang disampaikan Kasatlantas AKP Wikha Ardilestanto sebanyak 4.140 pelanggar lalu lintas yang berhasil ditilang. Kanit Dikyasa Satlantas Polres Gresik Ipda Darwoyo mewakili Kasatlantas Polres Gresik AKP Wikha Ardilestanto mengatakan, pada operasi zebra yang berakhir pada tanggal 12 November 2018 didominasi oleh pengguna helm yang tak berstandart SNI, melawan arus hingga pelanggar dibawah umur.6

Polres Gresik juga mencatat adanya penurunan pelanggar dibanding periode sebelumnya. Pada operasi zebra tahun 2017 tercatat sebanyak 5.143 pelanggar. Adanya penurunan angka pelanggaran tersebut tidak menutup kemungkinan juga termasuk dalam pelanggaran penggunaan telepon genggam / Handphone (HP) saat berkendara. Kota Gresik sendiri, pengguna HP tidak dapat dihitung jumlahnya atau dapat dikatakan sangat banyak pengguna HP dikarenakan kemajuan alat elektronik yang tinggi membuat banyaknya pengguna HP bahkan seseorang dapat memiliki HP lebih dari satu.

Selain itu mengantuk, kelelahan ataupun sakit juga salah satu akibat dari tidak konsentrasi di jalan. Tentu saja ini bisa menjadi salah satu faktor yang

5 Maria Rosari Dwi Putri, Penegasan MK Soal Larangan Penggunaan Ponsel Saat Berkendara, ttps://www.antaranews.com/2019, diakses tanggal 19 Mei 2019.

6 Agilvi Oktora Nurradifan, Mantap! Pelanggar Operasi Zebra di Gresik Turun, E-Tilang

(7)

7 merugikan bagi pengemudi sendiri maupun sesama pengemudi. Meningkatnya pengguna HP dan faktor-faktor tersebut, tentu saja dapat berimbas pada angka kecelakaan di Kota Gresik. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas di wilayah Gresik didominasi oleh kendaraan jenis roda dua atau sepeda motor. Korban laka lantas terbanyak adalah karyawan / swasta dan pelajar. Menurut Kasatlantas AKP Wikha Ardilestanto melalui Kaitlaka Ipda Yossy, terdapat kendaraan sepeda motor yang banyak terlibat kecelakaan dijalan yaitu sekitar 950 unit.7

Melihat angka kecelakaan pada semester pertama tahun 2018 meningkat 31 persen bisa juga disebabkan oleh adanya penggunaan HP secara tidak wajar ataupun pengemudi dalam keadaan mengantuk, kelelahan dan sakit. Hal ini telah dimuat dalam Pasal 106 Ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya tentu saja ada beberapa organ tubuh manusia yang bekerja terutama pada bagian Mata dan Otak. Kedua bagian tersebut tentu sangat penting dalam berkendara. Mata digunakan untuk melihat arah serta rambu-rambu agar tidak melanggar serta tidak menimbulkan kecelakaan. Otak digunakan untuk berkosentrasi pada saat berkendara. Jika saat berkendara ditambahkan media seperti penggunaan HP tentu saja konsentrasi terganggu dan mata tidak akan fokus pada jalanan. Pengendara tentu hanya akan fokus kepada HP dan tidak fokus terhadap jalanan entah bagaimana kondisi jalanan

7 Umar, Turunkan Angka Lakalantas, Satlantas Polres Gresik Millenial Road Safety Festival

Pada Korban Laka di Rumah Sakit Petrokimia, http://prioritas.co.id/2019, diakses tanggal 17

(8)

8 saat berkendara. Pada saat hal tersebut terjadi maka hal yang logis terjadi tentu saja adalah kecelakaan. Dapat dikatakan kecelakaan tersebut terjadi akibat

Human Error yang dapat menyebabkan kecelakaan ringan hingga yang fatal

dan juga dapat menyebabkan kerugian immateril yaitu hilangnya nyawa pengendara bahkan orang lain.

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan pada latar belakang diatas maka penulis membuat penelitian mengenai kasus yang menyangkut tata tertib pada UU No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ dengan melakukan studi pada pengemudi kendaraan di Kota Gresik dan Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort Gresik yang akan disusun dalam penyusunan skripsi yang berjudul

“PELAKSANAAN PASAL 106 AYAT (1) TENTANG KEWAJIBAN PENGEMUDI MENGENDARAI DENGAN WAJAR DAN PENUH KONSENTRASI JO PASAL 283 UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (Studi di Kota Gresik)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah diuraikan di bagian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas pasal 106 ayat (1) jo pasal 283 UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengenai kewajiban pengemudi mengendarai dengan wajar dan penuh konsentrasi pada pengemudi di Kota Gresik?

(9)

9 2. Bagaimana Penegakan Hukum pasal 106 ayat (1) jo pasal 283 UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Satlantas Polres Gresik?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian hukum ini ialah:

1. Untuk mengetahui dan mengkaji efektivitas pasal 106 ayat (1) jo pasal 283 UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengenai kewajiban pengemudi mengendarai dengan wajar dan penuh konsentrasi pada pengemudi di Kota Gresik.

2. Untuk mengetahui dan mengkaji Penegakan Hukum pasal 106 ayat (1) jo pasal 283 UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Satlantas Polres Gresik.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru untuk penulis terkait kewajiban pengemudi berkendara secara wajar dan penuh konsentrasi di jalan raya, serta penerapan peraturan perundang-undangan yang penulis teliti.

2. Bagi Mahasiswa

Memberikan tambahan pengetahuan tantang kewajiban pengemudi berkendara secara wajar dan penuh konsentrasi selama berkendara di jalan

(10)

10 raya serta mengetahui bahwa adanya peraturan yang mengatur tentang penggunaan telepon / HP di jalan raya.

3. Bagi Pengemudi

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengertian dan meningkatkan pengetahuan bagi pengemudi baik pribadi ataupun angkutan umum (driver ojek online) mengenai aturan-aturan berkendara di jalan raya khususnya dalam kewajiban pengemudi berkendara dengan wajar dan penuh konsentrasi di jalan raya.

4. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh masyarakat untuk memperoleh informasi tentang kewajiban pengemudi berkendara dengan wajar dan penuh konsentrasi di jalan raya sehingga masyarakat juga memahami bahwa ada peraturan yang mengatur tentang kewajiban pengemudi berkendara dengan wajar dan penuh konsentrasi.

E. Kegunaan Penelitian

Dilakukannya penelitian ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai penerapan Pasal 106 ayat (1) jo Pasal 283 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terhadap Driver Ojek Online atas penggunaan Global Positioning System (GPS) di Kota Gresik, dan diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas dan dunia pendidikan sebagai pengemban ilmu pengetahuan tentang kewajiban pengemudi berkendara dengan wajar dan penuh konsentrasi di jalan raya.

(11)

11

F. Metode Penelitian

Penulisan karya ilmiah ini akan dibuat dalam bentuk penelitian yang juga membutuhkan beberapa terapan ilmu demi memudahkan tercapainya penelitian yang ilmiah dan dapat menjadi sumber data dan sumber ilmu yang akurat. “Penelitian dalam ilmu hukum adalah keseluruhan aktivitas berdasarkan disiplin ilmiah untuk mengumpulkan, mengklarifikasi, menganalisis dan menginterprestasi fakta serta hubungan dilapangan hukum yang relevan bagi kehidupan hukum”.8

1. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis.

Menurut Amiruddin dalam bukunya menjelaskan bahwa jenis penelitian Yuridis Sosiologis adalah penelitian hukum yang menggabungkan data sekunder sebagai data awalnya, yang kemudian dilanjutkannya dengan data primer atau data lapangan. Meneliti efektivitas suatu unsur undang-undang dan penelitian yang ingin mencari hubungan (korelasi) antara berbagai gejala atau variabel sebagai alat pengumpul datanya terdiri dari studi dokumen, pengamatan (observasi) dan wawancara (interview).9

Dalam penulisan ini, penulis ingin menemukan jawaban mengenai Pelaksanaan Pasal 106 ayat (1) Tentang Kewajiban Pengemudi Mengendarai Dengan Wajar dan Penuh Konsentrasi jo Pasal 283

8 Zainul Ali. 2013. Metode Penulisan Hukum (Cetakan Keempat). Jakarta. Sinar Grafika. Hal. 18.

9 Amiruddin. 2012. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 9.

(12)

12 undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Studi di Kota Gresik).

2. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution, “Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat di observasi”.10 Lokasi penelitian yang akan dituju oleh penulis adalah Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort Gresik dan wilayah hukum Kota Gresik. Dikarenakan cukup banyak penduduk Kota Gresik maupun penduduk luar Kota Gresik yang bekerja di Gresik membuat Gresik semakin padat dengan pengemudi / pengendara di jalan raya. Kebanyakan pengemudi atau pengendara di Kota Gresik berkendara dengan tidak wajar ataupun tidak konsentrasi di jalan raya membuat penulis membuat karya ilmiah ini sebagai tugas akhir dikarenakan berkaitan dengan judul yang penulis angkat mengenai “Pelaksanaan Pasal 106 ayat (1) Tentang Kewajiban Pengemudi Mengendarai dengan Wajar dan Penuh Konsentrasi Jo Pasal 283 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Studi di Kota Gresik)”.

(13)

13

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yang disebutkan oleh Amiruddin adalah:

Data yang diperoleh dan kemudian dikumpulkan secara langsung dari sumber pertama terhadap permasalahan yang dikaji.11

Sumber data primer dalam penulisan karya imliah ini adalah data yang akan didapatkan dari wawancara langsung dengan petugas di Polres Kota Gresik dan Pengemudi di Kota Gresik.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yang disebutkan oleh Sugiyono adalah:

Data yang diperoleh dari pihak lain atau sumber lain yang pernah mengumpulkan dan mengelolah sebelumnya, yang dapat berupa data-data dari buku, artikel ilmiah, jurnal ilmiah, internet, doktrin yang pada pokoknya sebagai data pelengkap sumber data primer.12

Sumber data sekunder dalam penulisan karya ilmiah ini adalah data yang didapatkan melalui buku-buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, internet, undang-undang serta riset atau penelitian terdahulu mengenai pembahasan yang diangkat oleh penulis.

11 Amiruddin. 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hal. 30.

12 Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitaitf Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta. Hal. 137.

(14)

14

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun beberapa teknik data yang akan digunakan oleh penulis: a. Wawancara

Menurut Joko Subagyo yang dimaksud dengan wawancara adalah suatu kegiatan mendapatkan informasi secara langsung dengan menerapkan pertanyaan–pertanyaan pada responden.13 Wawancara yang dilakukan dengan beberapa pihak, meliputi:

1. Satuan Lalu Lintas Polisi Resort Gresik Nama : Iptu Khairul Alam, S.H., M.M. Umur : 42 Tahun

NRP : 78070071

Jabatan : Kaur Bin Ops (KBO)

2. Drivers Ojek Online sejumlah 5 Orang, yakni: a) Yanto, 50 tahun

b) Khairul Yasir, 51 tahun c) Fakhri, 40 tahun

d) Agus A, 28 tahun e) Deni, 23 tahun

3. Pengemudi di Kota Gresik sejumlah 5 Orang, yakni: a) Vina Sayyidatul Syarifah, 29 tahun

b) Bintang Gilang Pamungkas, 26 tahun c) Sirril Asrory, 22 tahun

13 Joko Subagyo. 2011. Metodologi Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta. Hal. 39.

(15)

15 d) Ahmad Nur Fahmi, 24 tahun

e) Nadia Arinta Ramadhani, 24 tahun b. Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dan mendukung data menjadi lebih akurat yang diperoleh dari berbagai media dan juga dari perpustakaan.

5. Analisa Data

Analisa data yang dilakukan oleh penulis adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana penulis akan menganalisa data-data yang telah didapatkan baik data yang berasal dari studi pustaka maupun yang berasal dari wawancara yang kemudian akan diolah menjadi suatu data utama.

G. Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini, penulis akan menyajikan empat buah bab yang terdiri dari sub-sub bab, sistematika penulisannya secara singkat sebagai berikut:

1. BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat hal-hal yang melatarbelakangi pemilihan topik dari penulisan skripsi dan sekaligus menjadi pengantar umum dalam memahami penulisan secara keseluruhan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

(16)

16

2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Bab II penulis akan menguraikan landaran teori atau kajian teori yang mendukung hasil penelitian dalam membahas permasalahan yang dipaparkan oleh penulis meliputi teori efektivitas hukum, pengertian pelanggaran, pengertian Global Positioning System (GPS), pengertian Pengemudi, pengertian dan pengaturan tentang penuh konsentrasi saat berkendara menurut Pasal 106 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

3. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab III akan diuraikan mengenai jawaban terhadap permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan dan hambatan polisi dalam pelaksanaan Pasal 106 ayat (1) jo Pasal 283 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terhadap driver ojek online atas penggunaan GPS di Kota Gresik. Dalam pembahasan akan dikaitkan dengan kajian teori serta landasan yuridis yang tepat.

4. BAB IV : PENUTUP

Dalam Bab IV merupakan bab terakhir atau penutup yang berisi suatu kesimpulan dari hasil pembahasan penelitian hukum serta saran-saran yang akan diberikan oleh penulis.

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa indeks yang akan dijelaskan berkaitan dengan indeks kesejahteraan rumah tangga yang dikepalai perempuan yaitu indeks kesejahteraan subjektif, indeks

Kompetensi berbicara Bahasa Inggris siswa kelas IX E SMP N 4 Kintamani masih sangat rendah, oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk melakukan tindakan

Bachelor of Science (Human Resource Development) PJJ Bachelor of Business Administration PJJ Bachelor of Arts (English Language) PJJ Bachelor of Arts (Malay

Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorganisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media dapat meningkatkan efisiensi

Dari uji validitas pengaruh di muka terlihat bahwa variabel independen yang memiliki pengaruh signifikan dalam jangka pendek adalah pertumbuhan ekonomi(Y) dan

Penandatanganan suatu perjanjian internasional yang menyangkut kerja sama teknis sebagai pelaksanaan dari perjanjian yang sudah berlaku dan materinya berada dalam

Pembelajaran seperti ini dapat memotivasi siswa dalam menerima materi pelajaran yang menyetujuinya sebesar 97,5% atau 39 orang siswa. Pembelajaran dengan cara seperti

Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan evaluasi perubahan viabilitas dan subseluler spermatozoa domba setelah proses pengeringbekuan dan penyimpanan di dalam