• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TEKNIK GROUP INVESTIGATION. Usep Gunawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TEKNIK GROUP INVESTIGATION. Usep Gunawan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TEKNIK GROUP INVESTIGATION

Usep Gunawan 1 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)

Vol. 6, No. 1, Januari – April 2021

ISSN 2477-2240 (Media Cetak).

2477-3921 (Media Online)

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOMPUTER

MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TEKNIK

GROUP INVESTIGATION

Usep Gunawan

Guru SMP Negeri 46 Jakarta, Pejaten Timur, Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan usepgunawan1966@gmail.com

Abstract

The background of this research is the learning outcomes of students in computer teaching materials that still do not meet the minimum completeness criteria (KKM). This is due to the lack of application of innovative and fun learning in the learning process carried out by teachers and students. A teacher should be able to master and choose a teaching method that is suitable for the topic to be taught so that it can achieve the expected goals maximally. Presentation of material on computer learning will be more effective if it is properly packaged and equipped with the right method, namely using cooperative learning methods, Group Investigation (GI) techniques. The object of this research is student learning outcomes in class IX-D class of SMP Negeri 46 Jakarta Selatan on the topic of operating computers. The results showed that the average value of the control class (pretest) was 3, 12 and (posttest) was 6, 18 with an increase of 3, 06. Meanwhile, the average value obtained in the experimental class (pretest) was 3.1. and (posttest) of 7.28 with an increase of 4.18. Based on the results of this study, it can be concluded that the cooperative learning method Group Investigation (GI) technique has a significant effect on improving student learning outcomes in computer learning.

Keywords: Learning Outcomes, Computer Teaching Materials, Cooperative Methods, and Group

Investigation Techniques. Abstrak

Latar belakang dari penelitian ini yaitu adanya hasil belajar peserta didik materi ajar komputer yang masih belum memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya penerapan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Hendaknya seorang guru dapat menguasai dan memilih metode pengajaran yang cocok dengan topik yang akan diajarkan sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara maksimal. Penyajian materi pada pembelajaran Komputer akan lebih efektif jika dikemas dengan baik dan dilengkapi dengan metode yang tepat yaitu menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI). Objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada pelajaran Komputer kelas IX-D SMP Negeri 46 Jakarta Selatan pada topik mengoperasikan Komputer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas kontrol

(pretest) sebesar 3, 12 dan (posttest) sebesar 6, 18 dengan kenaikan sebesar 3, 06. Sedangkan, rata-rata nilai yang diperoleh pada kelas eksperimen (pretest) sebesar 3,1 dan (posttest) sebesar 7,28 dengan kenaikan sebesar 4, 18. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran komputer.

© 2021 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia

Kata Kunci: Hasil Belajar; Materi Ajar Komputer; Metode Kooperatif; dan Teknik Group Investigation.

(2)

PENDAHULUAN

Fenomena kesulitan belajar siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik (hasil belajar siswa) atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehaviour) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan hasil belajar siswa kelas IX-D SMP Negeri 46 Jakarta Selatan pada tahun pelajaran 2019-2020. Sekolah menetapkan nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) bagi siswa pada mata pelajaran komputer adalah sebesar 70, ternyata dalam pembelajaran komputer ini masih banyak siswa yang belum bisa menempuhnya, sehingga harus mengikuti program remedial guna memenuhi prasyarat KKM tersebut.

Masalah rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh kurangnya motivasi siswa terhadap pelajaran komputer, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, dan juga kejenuhan siswa terhadap situasi belajar yang diterapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa pelajaran komputer itu membosankan sehingga siswa kurang bersemangat dalam pembelajaran komputer. Menanggapi permasalahan tersebut, maka diperlukan upaya yang dapat diterapkan oleh seorang guru dalam penyelenggaraan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Upaya yang dapat dilakukan yaitu memperbaiki model pembelajaran yang diterapkan pada proses pembelajaran tersebut, karena model pembelajaran juga merupakan faktor pendukung dari keberhasilan siswa dalam belajar. Berdasarkan pada permasalahan tersebut, metode kooperatif teknik

Group Investigation (GI) dirasakan lebih tepat guna dibandingkan dengan metode konvensional yang sering kali digunakan. Beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan metode kooperatif teknik Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa yakni penelitian yang dilakukan oleh Sai (2017), Anggasari (2019), Fajriyati, et al (2019), Radhiah (2020), Sutini (2021), dan Ansori & Lesmono (2021).

Penelitian yang dilakukan oleh Sai (2017) memiliki hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran group investigation berbasis internet lebih tinggi daripada siswa memperoleh pembelajaran group investigation berbasis perpustakaan. Kemudian, peningkatan kemampuan digital literasi siswa yang memperoleh pembelajaran group investigation berbasis internet lebih tinggi daripada siswa memperoleh pembelajaran group investigation berbasis perpustakaan.

Selanjutnya, berdasarkan data pada penelitian yang dilakukan oleh Anggasari (2019) terlihat bahwa pada pra siklus terdapat 33% (10) siswa tuntas KKM. Lalu, pada siklus I terdapat 60% (18) siswa tuntas KKM. Kemudian, pada siklus II terdapat 80% (24) siswa tuntas KKM. Data tersebut memperlihatkan terjadi peningkatan dari pra siklus sampai siklus II. Sesuai dengan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa teknik group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran TIK materi perangkat lunak pengolah angka.

Pada penelitian Fajriyati, et al (2019), terdapat perbedaan antara siswa yang mendapat model pembelajaran Group Investigation (GI), Numbered Head Together (NHT) dan konvensional terhadap prestasi belajar matematika. Uji scheffe’ prestasi belajar matematika antara kelas dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) lebih baik dari model pembelajaran konvensional. Uji scheffe’ prestasi belajar matematika antara kelas dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih baik dari model pembelajaran konvensional. Uji scheffe’ antara kelas dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) sama baiknya dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Selanjutnya uji regresi linier sederhana bahwa model pembelajaran Group Investigation (GI) maupun Numbered Head Together (NHT) terdapat pengaruh keaktifan siswa terhadap prestasi belajar matematika. Uji proporsi, bahwa siswa yang

(3)

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TEKNIK GROUP INVESTIGATION

Usep Gunawan 3 mendapat model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Numbered Head Together (NHT) tuntas secara individual maupun klasikal.

Selain itu, terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh Radhiah (2020) yang menggunakan model pembelajaran kooperatif group investigation. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan pada siklus I hasil evaluasi siswa mendapatkan nilai rata-rata pada pertemuan ke I adalah 58,96, dan pada pertemuan ke II 63,57. Sedangkan pada siklus II terus meningkat menjadi rata-ratanya 70,42 pada pertemuan ke 1 dan 78,13 pada pertemuan ke 2. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terjadi peningkatan ketuntasan belajar cukup besar dari siklus I ke siklus II karena ketuntasan pada siklus I hanya 70,83%, akan tetapi pada siklus II mencapai 91,66%, berarti terdapat peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas proses pembelajaran. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah dilakukan tindakan kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif group investigation pada siswa kelas IX-1 SMP Negeri 1 Batee.

Penelitian Sutini (2021), berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan jika dipersentasekan, pada pra siklus 12,90%; siklus 1 29,03%; pada siklus 2 naik lagi menjadi 90,32%. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dalam pembelajaran materi Norma di kelas III SD Negeri 1 Temukus Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari perolehan nilai rata-rata kelas dari hasil tes siswa pada setiap tahapan siklus semakin meningkat yaitu, nilai rata-rata kelas pada pra siklus sebesar 50; pada siklus I sebesar 60,96; dan pada siklus II sebesar 75,16.

Penelitian Ansori & Lesmono (2021) Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dengan teknik soal terbuka berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah diuraikan, penggunaan metode kooperatif teknik

group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, beberapa penelitian tersebut memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian eksperimen penggunaan metode kooperatif teknik group investigation dengan dibantu beberapa rekan guru dalam pembelajaran komputer. Untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar dan motivasi siswa pada pembelajaran komputer menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) dengan penggunaan metode konvensional.

METODE PENELITIAN 1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 46 Jakarta Selatan pada tahun pelajaran 2019-2020 selama kurang lebih 3 bulan.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang memiliki kemampuan kognitif dalam tahap formal, atau paling kurang sampai pada tahap konkret. Oleh karena itu, seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 46 Jakarta Selatan tahun pelajaran 2019-2020 merupakan populasi dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil secara acak. Sampel dalam penelitian ini yaitu adalah kelas IX-D sebagai kelas eksperimen (terdiri atas 33 orang siswa) dan VIII-H sebagai kelas kontrol (terdiri atas 36 orang siswa).

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian bersifat eksperimen, yaitu dengan sengaja mengusahakan tumbuhnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap hasil belajar komputer siswa melalui pretest dan posttest. Desain penelitian yang digunakan adalah sesuai dengan pendapat Arikunto (1998 : 145) yang dijelaskan dalam suatu bagan sebagai berikut :

(4)

Keterangan ;

E = Kelas eksperimen. K = Kelas Kontrol.

X1 = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teknik Group

Investigation kelompok eksperimen.

X2 = Pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional pada kelompok kontrol.

O1 = O3 = Pretest (siklus 1)

O2 = O4 = Posttest (siklus 2) 4. Instrumen Penelitian

Arikunto (2002: 136) mengatakan bahwa, “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Untuk memperoleh data yang diperlukan pada penelitian ini, maka diperlukan instrumen penelitian. Adapun instrumen dalam penelitian ini antara lain observasi, tes tertulis, dan angket motivasi siswa terhadap kegiatan pembelajaran kooperatif Teknik Group Investigation.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas siswa dan situasi yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan, yaitu tes dan angket.

6. Teknik Analisis Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu data yang bersifat kualitatif dan data yang bersifat kuantitatif. Data kualitatif di peroleh dari pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan, data kuantitatif diperoleh dari hasil pretest dan posttes pada kelas control dan kelas eksperimen. Dari hasil pengalaman data kuantitatif inilah dapat ditentukan pengaruh pembelajaran model pembelajaran teknik Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar komputer siswa. Data yang dianalisis secara kualitatif adalah data yang diperoleh dari angket.

7. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan arahan dalam pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir, dengan harapan penelitian akan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam penelitian ini prosedur penelitian dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian penelitian.

Pada tahap persiapan dilakukan beberapa langkah-langkah antara lain studi literatur, telaah kurikulum/GBPP dan survey pendahuluan, membuat proposal, merancang instrumen penelitian, menyusun jadwal kegiatan penelitian, pengujian instrumen, menguji reliabilitas, validitas, daya pembeda serta indeks kesukaran instrumen uji coba, kemudian melakukan revisi.

Pada tahap pelaksanaan penelitian beberapa hal yang dilakukan yakni memilih sampel sebanyak dua kelas dari seluruh siswa kelas IX-D SMP Negeri 46 Jakarta Selatan secara acak kelas. Selanjutnya, memberikan lembar soal Siklus 1 (pretest) yang sama kepada kedua kelompok sampel kelas tersebut. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional dimana penulis berperan sebagai pengajarnya. Setelah proses pembelajaran berakhir, dilakukan Siklus 2 untuk kedua kelompok yang diteliti. Diadakan penilaian hasil Siklus 1 (pretest) dan Siklus 2 (posttest) pada kedua kelompok kelas tersebut. Pengambilan data angket motivasi siswa dan hasil Siklus 1-Siklus 2 dari kedua kelompok yang diteliti untuk selanjutnya dianalisis atau dilakukan perhitungan guna

E = O1 X1 O2 K = O3 X2 O4

(5)

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TEKNIK GROUP INVESTIGATION

Usep Gunawan 5 memperoleh hasil belajar siswa. Selanjutnya tahap penyelesaian penelitian meliputi kegiatan Menganalisis data hasil Siklus 1 dan Siklus 2 dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perbedaan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Komputer

Data hasil penelitian ini diperoleh melalui kegiatan Siklus 1 (pretes), Siklus 2 (postes), dan angket. Data tersebut diperoleh dari kelas yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation (kelas eksperimen) dan kelas yang tidak mendapat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Berikut ini akan disajikan satu persatu mengenai data-data tersebut.

Tabel 4.1. Data Hasil Kelas Eksperimen dan Kontrol

Nilai Eksperimen Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

0-3 17 0 18 2

4-6 16 6 15 13

7-10 0 27 0 18

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dikatakan bahwa perbandingan nilai pembelajaran komputer pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai yang terdapat dalam kelas kontrol. Secara rinci, nilai kategori 10 sebanyak 27 siswa pada posttest kelas eksperimen, sedangkan nilai kategori 7-10 pada poststest kelas kontrol sebanyak 18 siswa. Dapat dikatakan bahwa perbandingan penggunaan model pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation lebih unggul dibandingkan dengan hasil pembelajaran menggunakan model konvensional.

B. Analisis Data Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Komputer a) Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku

Untuk mengetahui rata-rata dan simpangan baku kelas eksperimen dan kelas kontrol diperlukan daftar distribusi frekuensi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang terdapat dari daftar distribusi frekuensi kelas eksperimen dan daftar distribusi frekuensi kelas kontrol, diperoleh hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas control.

b) Uji Normalitas

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, selanjutnya penulis melakukan analisis untuk menentukan apakah data-data yang didapat dari masing-masing kelas sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Berikut ini hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel= 4.2 Data Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kontrol

Subjek

hitung2

2 0,99;4

Perbandingan Kesimpulan

Siklus 1 Eksperimen 0,56 9,49 0,56 < 9,49 Normal

Siklus 1 Kontrol 0,31 9,49 0,31 < 9,49 Normal

Berdasarkan uji mormalistas, dapat dikatakan bahwa data dari kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal karena 2

tabel 2

hitung

, maka H0 diterima. Oleh karena pada

kedua kelas tersebut berdistribusi normal, maka dilanjutkan pada uji homogenitas.

c) Menguji Homogenitas

Setelah menguji normalitas kedua sampel, selanjutnya menguji kesamaan dua varians kelas sampel. Hasil uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol yakni sebagai berikut.

(6)

Tabel 4.3 Data Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kelas s2 F

hitung F0,005(39/39) Perbandingan Keterangan

Eksperimen 2,25 1,29 1,89 Fhitung < Ftabel Homogen

Kontrol 1,742 1,29 1,89 Fhitung < Ftabel Homogen

Berdasarkan data hasil uji homogenitas Siklus 1 kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat bahwa Fhitung < Ftabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa skor Siklus 1 (pretes) kedua kelas adalah

homogen.

d) Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Uji t)

Untuk mengetahui kesetaraan kemampuan awal antara kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) digunakan uji signifikan dengan menggunakan rumus uji t. berikut ini hasil uji kesamaan dua rata-rata (signifikansi).

Tabel 4.4 Data Hasil Uji Signifikansi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

thitung t0,975(78) Perbandingan Taraf Signifikan

0,07 1,99 −ttabel  thitung  ttabel 5%

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.4, ternyata thitung terletak di dalam daerah ttabel, yaitu −1,99

< 0,07 < 1,99. Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan rata-rata skor

yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Artinya bahwa pada saat setelah diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional.

PEMBAHASAN

A. Model Kooperatif Teknik Group Investigation (GI) Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Komputer

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) sangat berpengaruh terhadap hasil belajar Komputer berdasarkan hasil belajar siswa. Yang dimaksud dengan tes hasil belajar adalah Siklus 1 (pretes) dan Siklus 2 (postes) pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI). Nilai rata-rata Siklus 1 dan Siklus 2 siswa setelah diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI). Nilai rata-rata Siklus 1 dan Siklus 2 siswa setelah diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) yaitu 3,1 dan 7,28 sehingga dari rata-rata Siklus 1 dan Siklus 2 terdapat kenaikan sebesar 6,18. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif teknik Group

Investigation (GI) mengalami perubahan, artinya pembelajaran tersebut berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar Komputer.

Hasil belajar dengan pembelajaran biasa (konvensional) dapat dilihat berdasarkan Siklus 1 (pretes) dan Siklus 2 (postes). Nilai rata-rata Siklus 1 dan Siklus 2 siswa setelah diberikan pembelajaran biasa (konvensional) yaitu 3,12 dan 6,18 sehingga dari rata-rata Siklus 1 dan Siklus 2 terdapat kenaikan sebesar 3,08.

Dari hasil Siklus 1 diketahui bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen yaitu 3,1 dan kelompok kontrol yaitu 3,12. Hasil ini setelah diolah dengan pengujian hipotesis pada taraf signifikan 5% ternyata −ttabel  thitung  ttabel yaitu −1,99  0,07  −1,99, maka H0 diterima. Artinya tidak terdapat

perbedaan rata-rata Siklus 1 antara kelompok eksperimen dan kontrol.

Selanjutnya dari hasil Siklus 2 diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen yaitu 7,28 dan kelompok kontrol yaitu 6,18 dengan taraf signifikan 5% ternyata thitung > ttabel yaitu 3,44 > 1,99, maka

(7)

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TEKNIK GROUP INVESTIGATION

Usep Gunawan 7 H0 ditolak atau H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan rata-rata Siklus 2 kelompok eksperimen dan

kontrol. Hal ini berarti kedua pembelajaran sama-sama mempengaruhi hasil belajar Komputer siswa. Namun demikian, model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) memberikan kontribusi yang lebih baik dari pembelajaran biasa (konvensional).

B. Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation (GI)

Motivasi siswa terhadap pembelajaran koopeatif teknik Group Investigation (GI) pada kelas eksperimen diberikan angket. Angket diberikan pada siswa setelah pelaksanaan Siklus 2 berakhir. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh motivasi siswa terhadap pembelajaran Kooperatif Teknik

Group Investigation (GI). Gambaran mengenai motivasi siswa terhadap pembelajaran model pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation (GI) dengan model pembelajaran konvensional dapat dilihat dari hasil angket yang diperoleh sebagai berikut:

1) Motivasi siswa terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation (GI)

Pembelajaran seperti ini dapat memotivasi siswa dalam menerima materi pelajaran yang menyetujuinya sebesar 97,5% atau 39 orang siswa. Pembelajaran dengan cara seperti ini membuat siswa merasa senang dan tertarik terhadap pelajaran Komputer yang menyetujuinya sebesar 80% atau 31 orang siswa. Belajar Komputer menjadi lebih mudah bagi siswa yang menyetujuinya sebesar 80% atau 32 orang siswa. Siswa merasa bosan belajar Komputer dengan cara seperti ini yang menyetujuinya hanya sebesar 0% atau tidak seorang pun. Saya mengalami kesulitan dalam memahami materi tentang uang dan perbankan yang menyetujuinya hanya sebesar 37,5% atau 15 orang siswa.

Selanjutnya, pada poin saya merasa optimis nilai Komputer saya meningkat setelah mengikuti pelajaran yang menyetujuinya sebesar 70% atau 28 orang siswa. Saya bisa merasakan manfaat dari pelajaran Komputer melalui pembelajaran ini yang menyetujuinya sebesar 87,5% atau 46 orang siswa. Dengan model pembelajaran ini saya lebih dapat mengembangkan kemampuan saya dalam pelajaran Komputer yang menyetujuinya sebesar 82,5% atau 33 orang siswa. Bagi saya, belajar Komputer dengan pembelajaran GI, membuat saya menjadi lebih santai namun serius, berinteraktif dan kreatif yang menyetujuinya sebesar 95% atau 31 orang siswa. Dengan pembelajaran ini, saya di ajak untuk berfikir kreatif dan inovatif yang menyetujuinya sebesar 82,5% atau 29 orang siswa. Melalui pembelajaran ini, saya terlatih untuk bertanggung jawab yang menyetujuinya sebesar 85,5% atau 30 orang siswa. Pembelajaran seperti ini melatih saya untuk mampu menyelesaikan persoalan Komputer yang diberikan dengan berbagi pengetahuan Komputer yang saya miliki yang menyetujuinya sebesar 95% atau 30 orang siswa. Melaui pembelajaran ini dapat memperluas kesempatan untuk mengembangkan diri dalam pembelajaran Komputer yang menyetujuinya sebesar 97,5% atau 31 orang siswa.

Pembelajaran GI, meningkatkan rasa keingintahuan saya terhadap pelajaran Komputer yang menyetujuinya sebesar 271,5% atau 27 orang siswa. Dengan pembelajaran yang demikian membuat saya lebih berinteraksi dengan teman sekelas saya yang menyetujuinya sebesar 97,5% atau 31 orang siswa. Pembelajaran seperti ini menjadikan diri kita egoistis dan individualis yang menyetujuinya hanya sebesar 5% atau 4 orang siswa. Guru lebih memberikan kesempatan kepada saya untuk mengembangkan pengetahuan saya dalam pelajaran Komputer yang menyetujui pendapat ini sebesar 100% atau 33 orang siswa. Saya merasa tertekan dalam pembelajaran yang seperti ini yang menyetujuinya hanya sebesar 5% atau 2 orang siswa.

2) Pengaruh guru yang menggunakan model Kooperatif teknik Group Investigation (GI) dalam pengelolaan kelas pada Motivasi belajar Komputer Siswa

Guru selalu memonitor dan membimbing kami dalam proses pembelajaran siswa yang setuju sebesar 87,5% atau 29 orang siswa. Guru tidak pernah memberikan bimbingan kepada kami jika kami

(8)

mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran yang menyetujuinya hanya sebesar 5% atau 2 orang siswa.

Hal ini berarti kedua pembelajaran sama-sama mempengaruhi hasil belajar Komputer siswa. Namun demikian, model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) memberikan kontribusi yang lebih baik dari pembelajaran biasa (konvensional). Beberapa penelitian yang memiliki hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Alimuddin (2017), Ningsih (2017), Widyawati, et al (2018), Adia (2019), Kartikawati (2020), dan Lestari (2020).

Penelitian yang dilakukan oleh Alimuddin (2017) menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran Group Investigation lebih tinggi dibanding dengan model pembelajaran Konvensional. Teknik analisis inferensial menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model Group

Investigation dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional. Penelitian Ningsih (2017) menunjukkan bahwa Hasil analisis data akhir diperoleh bahwa: (1) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan problem card dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa; (2) peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan problem card efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VII.

Selanjutnya, penelitian Widyawati, et al (2018) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi fluida statis yaitu model pembelajaran group investigation memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional tehadap hasil belajar fisika siswa.

Selain itu, terdapat penelitian Adia (2019) yang menjelaskan bahwa hasil analisis data pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran simulasi digital meningkat melalui implementasi model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada siswa kelas X MM2 SMK Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2018/2019.

Hasil penelitian Kartikawati, et al (2020) menunjukkan bahwa hasil perhitungan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 75,5 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar 67,4. Penelitian kami menginformasikan bahwa model pembelajaran Group Investigation (GI) diketahui dapat berpengaruh positif terhadap keterampilan proses sains (KPS) siswa (thitung = 5,01 > ttabel = 2,38) . Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Model pembelajaran Group Investigation memiliki potensi yang baik dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Hasil penelitian Lestari (2020) menunjukkan bahwa model pembelajaran Group Investigation efektif terhadap kemampuan berpikir kritis ekonomi siswa IPS SMA Teuku Umar Semarang. Rata-rata hasil tes akhir sebesar 80,00 dengan persentase ketuntasan pembelajaran sebesar 83,33% dan Rata- rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 69,33% artinya aktivitas belajar yang dimiliki siswa pada kelas eksperimen termasuk dalam kategori aktif. Saran dari penelitian ini, guru mata pelajaran ekonomi diharapkan melakukan evaluasi terhadap model pembelajaran yang telah diterapkan di dalam kelas serta dapat mempertimbangkan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation untuk materi yang membutuhkan pemahaman lebih tinggi dalam menganalisis dan memecahkan masalah. Terkait siswa diharapkan lebih berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya dalam berdiskusi kelompok maupun diskusi kelas.

(9)

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TEKNIK GROUP INVESTIGATION

Usep Gunawan 9

SIMPULAN

Model pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan terhadap proses pembelajaran komputer. Model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) memberikan kontribusi yang lebih daripada pembelajaran biasa (konvensional). Motivasi siswa terhadap pembelajaran model pembelajaran Kooperatif Teknik

Group Investigation (GI) yang diterapkan pada pembelajaran komputer menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) sangat positif.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka saran yang terdapat dalam penelitian ini yaitu agar pihak sekolah memberikan pengarahan kepada para guru untuk mengurangi pembelajaran konvensional dan beralih kepada jenis pelajaran lain yang lebih aktif, inovatif dan kreatif, maka sebagai salah satu alternatifnya guru dapat menggunakan model pembelajaran yang penulis teliti yaitu model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI).

DAFTAR PUSTAKA

Adia, K. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Simulasi Digital. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, 2(1), 72-83. Alimuddin, H. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil

Belajar Matematika. Histogram, 1(2),

Anggasari, N. D. (2019, October). Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Ips-3 Sman 1 Karangdowo Menggunakan Group Investigation Pada Pelajaran Tik Materi Perangkat Lunak Pengolah Angka. In Prosiding Seminar Nasional PEP 2019 (Vol. 1, No. 1).

Ansori, T., & Lesmono, A. D. (2021). Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Group Investigation Dengan Teknik Open Ended Problem Dalam Pembelajaran Fisika Di Sma. Jurnal Pembelajaran Fisika, 3(2), 131-136. Fajriyati, R., Supandi, S., & Rahmawati, N. D. (2019). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) dan Numbered Head Together (NHT) terhadap Prestasi Belajar Matematika. Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 1(4), 56-66.

Kartikawati, E., Ningsih, A., & Akbar, B. (2020). Efektivitas Model Pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa. Jurnal Basicedu, 4(3), 565-570.

Lestari, M. I. (2020). Keefektifan Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Ekonomi Siswa Ips Sma Teuku Umar Semarang (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Ningsih, E. W. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Problem Card Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas VII (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Radhiah, R. (2020). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-1 Materi Membangun Budaya Literasi Dengan Mencintai Buku Fiksi Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada SMP Negeri 1 Batee Kabupaten Pidie. Jurnal Serambi Akademica, 8(8), 1418-1428.

Sai, M. (2017). Pengaruh model group investigation berbasis internet terhadap hasil belajar dan kemampuan digital literasi siswa. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, 4(1), 39-54.

Sutini, N. M. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Koorperatif Tipe Gi (Group Investigation) Berbantuan Media Gambar di SD Negeri 1 Temukus Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Jurnal Ilmiah Pro Guru, 4(1), 84-92.

Widiawati, S., Hikmawati, W., & Wahyudi, W. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Fisika Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 4(1), 40-48.

Gambar

Tabel 4.1. Data Hasil Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.3 Data Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul Penentuan Komponen Media Signifikan untuk Produksi Biosurfaktan dari Bakteri DSW17 Menggunakan Desain

[r]

Gambar 1 Grafik pola konsumsi pakan Ayam Kampung umur 8-12 minggu Berdasarkan hasil analilis ragam yang dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa perlakuan tidak mempengaruhi

[r]

Adalah dimensi yang berhubungan dengan pengakuan atas situasi bermasalah yang dihadapi seseorang. Dengan kemampuan dan kemauan untuk mengakui adanya masalah, akan

Perusahaan yang berada dalam kondisi industri tumbuh lambat padahal kondisi makro sedang membaik.. *) keterangan/ contoh SPACE Matrix. Contoh Aplikasi

kualitas citra antara citra hasil dari proses segmentasi citra dengan metode Fuzzy C. Means Clustering dan Harmonic Mean Filter sebagai filter dengan citra

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 98 Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu menetapkan Peraturan