• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PREFERENSI PETANI TERHADAP BENIH KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PREFERENSI PETANI TERHADAP BENIH KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PREFERENSI PETANI TERHADAP BENIH KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO

Nike Susanti, Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, M.P, dan R. Kunto Adi, S.P., M.P

Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Kentingan, Surakarta 57126, Telp. (0271) 637457

E-mail: nike.susanti05@gmail.com, Telp. 085725100820

ABSTRACT: This research aims to determine the difference of farmer preferences toward soybean seed

attribute of Grobogan Varieties in Weru Subdistrict Sukoharjo Regency, to determine the criteria of Grobogan Varieties soybean seed’s attributes, and to determine the most Grobogan Varieties soybean seed’s attribute who considered the farmers in Weru Subdistrict Sukoharjo Regency. The basic method used in this research is descriptive analytical survey techniques. The data used in this research are primary data and secondary data. The study was conducted in the Karanganyar village, Karangwuni village, and Krajan village in Weru Subdistrict Sukoharjo Regency. The analysis methods used in this research were chisquare analysis, descriptive analysis, and multiattribute fishbein analysis. The results showed that there is a difference of farmer preference toward the four attributes of Grobogan Varieties soybean seed are seed prices, resistance pests diseases, number of pods, and the availability of seed in the market. Other attributes, productivity and power grow there is no difference of farmer preferences. While harvest mature of same time attribute can not interpretation because the respondent choose the same attribute criteria. Grobogan Varieties soybean seed’s attribute that the farmer preference be are high productivity, the less price seed, growing medium, power durability of pest diseases resistant, little bit more of pods, uniformity harvest mature of same time, and the availability of seed in the market that are easy to obtain. Grobogan Varieties soybean seed attributes that the most considered by farmers in Weru Subdistrict Sukoharjo Regency is the availability of seed in the market.

Keywords: Preference, Seed, Grobogan Varieties Soybean

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan preferensi petani, mengetahui kriteria

atribut-atribut benih kedelai Varietas Grobogan, dan mengetahui atribut yang paling dipertimbangkan petani di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan teknik survei. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penelitian dilaksanakan di tiga desa yakni Desa Krajan, Desa Karangwuni, dan Desa Karanganyar di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis chisquare, analisis deskriptif, dan analisis multiatribut fishbein. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan preferensi petani dalam memilih atribut benih kedelai Varietas Grobogan untuk atribut harga benih, ketahanan hama penyakit, jumlah polong dan ketersediaan benih di pasar. Sedangkan untuk atribut produktivitas, daya tumbuh tidak terdapat perbedaan preferensi. Atribut keseragaman masak panen tidak dapat diinterpretasi karena seluruh responden memilih opsi jawaban yang sama. Atribut yang menjadi preferensi yaitu produktivitas tinggi, harga benih murah, daya tumbuh sedang, ketahanan hama penyakit tahan, jumlah polong cukup banyak, keseragaman masak panen seragam, dan ketersediaan benih dipasar yang mudah diperoleh. Atribut benih kedelai Varietas Grobogan yang paling dipertimbangkan petani adalah ketersediaan benih di pasar.

(2)

2

PENDAHULUAN

Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan utama di Indonesia setelah padi dan jagung dengan produksi 779.992 ton pada tahun 2013 (BPS, 2014:1). Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk maka permintaan kedelai juga akan semakin meningkat. Namun kebutuhan kedelai dalam negeri yang cukup besar ini belum bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Hal ini mendorong pemerintah mengimpor kedelai dari luar negeri untuk memenuhi konsumsi domestik. Menurut data Kementerian Pertanian dalam Statistik Makro Sektor Pertanian (2014:22), impor kedelai nasional pada tahun 2013 sebesar 1.784 ton dengan peningkatan dengan rata-rata pertahun sebesar 9,34%. Keadaan ini tidak dapat dibiarkan terus menerus, mengingat kedelai merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia.

Pemerintah terus berupaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor dengan melakukan berbagai program pengembangan kedelai. Pengembangan kedelai sendiri digerakkan di daerah yang selama ini menjadi produsen dan memiliki ketersediaan lahan yang memadai untuk menanam kedelai tersebut (Mulyani, 2008:3).

Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten yang biasa disingkat Subosukawonosraten merupakan salah satu wilayah strategis di Jawa Tengah dimana permintaan dan penawaran kedelai cukup tinggi untuk kebutuhan konsumsi industri sampai konsumsi rumah tangga. Diantara kabupaten/kota lain di wilayah Subosukawonosraten, Kabupaten Sukoharjo memiliki nilai produktivitas tertinggi. Oleh karena itu, Kabupaten Sukoharjo memiliki potensi

yang cukup besar untuk pengembangan kedelai. Kedelai yang mayoritas ditanam oleh petani di Kabupaten Sukoharjo adalah varietas Grobogan. Varietas Grobogan sendiri merupakan pengembangan dari varietas lokal di Kabupaten Grobogan. Salah satu keunggulan varietas ini adalah ukuran polong yang besar mirip dengan kedelai impor (Puslitbang Tanaman Pangan, 2010:1).

Keberhasilan usahatani kedelai dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kualitas benih. Maka dari itu, kaitannya dengan upaya mempertahankan dan mengembangkan kedelai, petani sebagai konsumen benih kedelai diharapkan memiliki preferensi yang positif terhadap atribut benih kedelai. Atribut benih merupakan salah satu dari berbagai faktor yang paling menjadi pertimbangan petani dalam keputusan pembelian benih sebagai input usahataninya. Hal ini dikarenakan atribut benih nantinya akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil panen.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui ada tidaknya perbedaan preferensi petani terhadap atribut benih kedelai varietas Grobogan di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo, 2) Mengetahui kriteria atribut-atribut benih kedelai varietas Grobogan yang menjadi preferensi petani di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo, dan (3) Mengetahui atribut benih kedelai varietas Grobogan yang paling dipertimbangkan petani di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.

METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Menurut Surakhmad (1998:140), metode deskriptif adalah metode yang

(3)

3 memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah aktual sedangkan analitis adalah data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survei.

Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di tiga desa di Kecamatan Weru. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive (sengaja). Kecamatan Weru merupakan daerah produksi kedelai terbesar di Kabupaten Sukoharjo dengan luas panen sebesar 1.003 hektar, produksi 2.013 ton, dan produktivitas 20,07 kwintal/ha pada tahun 2013. Sedangkan tiga desa yang dipilih berdasarkan luas tanam kedelai terbesar di Kecamatan Weru yakni Desa Krajan, Desa Karangwuni, dan Desa Karanganyar (Tabel 1).

Metode Penentuan Responden

Metode penentuan sampel petani kedelai menggunakan purposive sampling. Penentuan responden berdasarkan pertimbangan bahwa petani

di 3 desa sampel tersebut merupakan petani yang menggunakan benih kedelai Varietas Grobogan untuk usahataninya. Maka dari itu pengambilan sampel pada petani kedelai di Kecamatan Weru adalah sebanyak 30 petani di Desa Krajan, Desa Karangwuni, dan Desa Karanganyar di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.

Sumber dan Jenis Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada petani responden. Data sekunder diperoleh dari data yang sudah tersedia seperti data Perbenihan dari BPSB, spefisikasi benih kedelai Varietas Grobogan, keadaan umum daerah, serta data lain terkait penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan observasi, wawancara, dan kuisioner.

Tabel 1 Luas Tanam Kedelai Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo, 2014.

No Desa Luas Tanam (ha)

1 Karangwuni 147 2 Krajan 220 3 Jatingarang 140 4 Karanganyar 142 5 Alasombo 90 6 Karangmojo 58 7 Weru 50 8 Karakan 26 9 Karangtengah 22 10 Grogol 55 11 Tegalsari 0 12 Tawang 0 13 Ngreco 25 Jumlah 975

(4)

4

Metode Analisis Data

Analisis Chi Square digunakan untuk mengetahui perbedaan preferensi konsumen terhadap benih kedelai Varietas Grobogan di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo, dengan rumus sebagai berikut :

[( ) ]...(1) Dimana x2 merupakan chi square,

fo adalah banyaknya responden yang

memilih kategori dalam atribut benih kedelai, fe adalah banyaknya responden yang diharapkan dalam kategori atribut benih kedelai. Berdasarkan hipotesis nol, frekuensi yang diharapkan adalah merata (Simamora, 2004:238).

Hipotesis yang digunakan yakni H0 adalah tidak terdapat perbedaan preferensi petani terhadap atribut-atribut yang ada pada benih kedelai sedangkan Ha adalah terdapat perbedaan preferensi petani terhadap atribut-atribut yang ada pada benih kedelai. Pengujian pada tingkat kepercayaan 95% dengan kriteria pengujian jika x2 hitung > x2 tabel, maka H0 ditolak, ini berarti terdapat perbedaan preferensi petani terhadap atribut-atribut yang ada pada benih kedelai, sedangkan jika x2 hitung ≤ x2

tabel, maka H0 diterima, ini berarti tidak terdapat perbedaan preferensi petani terhadap atribut-atribut yang ada pada benih kedelai.

Untuk menentukan atribut benih kedelai Varietas Grobogan yang menjadi preferensi petani yaitu dengan analisis deskriptif karena pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu (Surakhmad, 1998: 37).

Analisis multiatribut fishbein digunakan untuk mengetahui atribut benih kedelai Varietas Grobogan yang

paling dipertimbangkan oleh petani. Formulasi Fishbein merupakan model multiatribut yang paling terkenal, dengan rumus sebagai berikut :

∑ ...(2) Dimana A0 merupakan Sikap petani terhadap atribut benih kedelai, bi adalah tingkat keyakinan petani bahwa benih kedelai memiliki atribut tertentu (atribut ke-i), ei adalah dimensi evaluatif petani terhadap variabel ke-i yang dimiliki benih kedelai, sedangkan

n adalah Jumlah atribut yang dimiliki

benih kedelai.

Nilai bi dan ei didapat dengan menentukan standart penilaian (scoring) dengan menggunakan skala likert, kemudian skor masing-masing atribut dikalikan dengan frekuensi jawaban responden dan dibagi dengan jumlah responden.

(5)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Petani Responden

Karakteristik petani responden merupakan gambaran umum mengenai latar belakang dan keadaan petani. Karakteristik umum dari petani responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani per bulan, status pekerjaan, lama berusahatani, budidaya kedelai dalam setahun, status kepemilikan lahan, luas lahan, pola

tanam dan rata-rata hasil panen (Tabel 2).

Perilaku Beli Konsumen

Perilaku beli konsumen kedelai Varietas Grobogan, dalam hal ini petani, meliputi alasan membeli dan menggunakan benih kedelai Varietas Grobogan, tempat pembelian, jumlah pembelian, dan frekuensi pembelian (Tabel 3).

Tabel 2 Karakteristik Petani Responden Konsumen benih kedelai Varietas Grobogan di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo

No Uraian Persentase Jumlah

Responden (%)

Keterangan

1 Jenis Kelamin 86,67 Laki-Laki

2 Umur 43,33 51-60 tahun

3 Pendidikan 63,33 SD

4 Pendapatan diluar usahatani per bulan

43,33 Rp 500.000 – Rp

999.999

5 Status Pekerjaan 80 Pekerjaan Utama

6 Lama Berusahatani 60 6-8 tahun

7 Frekuensi Budidaya Kedelai dalam setahun

76,67 1 kali

8 Status Kepemilikan Lahan

96,67 Milik Sendiri

9 Luas Lahan 40 1.500 – 2.900 m2

10 Pola Tanam 76,67 Tanaman Lain, Kedelai

Varietas Grobogan, Bero

11 Rata-rata hasil panen 63,34 3 – 7,99 kw

Sumber : Analisis Data Primer, 2015

Tabel 3 Perilaku Beli Konsumen Benih Kedelai Varietas Grobogan

No Uraian Persentase

Responden (%)

Keterangan

1 Alasan membeli dan menggunakan

63,33 Memperoleh keuntungan 2 Sumber Pengadaan Benih

Kedelai

70 Saprotan, Tengkulak, Jaringan Benih Antar Lapang

4 Jumlah Pembelian Benih 56,67 6-15 kg

3 Frekuensi Pembelian Benih 76,67 1 kali

(6)

6

Tabel 4 Hasil Analisis Chi Square terhadap Atribut Benih Kedelai Varietas Grobogan

No Atribut Benih Kedelai Varietas Grobogan

x2 hitung df x2tabel Keterangan

1 Produktivitas 5,400 2 5,991 Tidak Berbeda Nyata

2 Harga Benih 22,533 1 3,841 Berbeda Nyata

3 Daya Tumbuh 0,533 1 3,841 Tidak Berbeda Nyata

4 Ketahanan Hama Penyakit

4,800 1 3,841 Berbeda Nyata

5 Jumlah Polong 6,533 1 3,841 Berbeda Nyata

6 Keseragaman Masak Panen - - - Tidak Teridentifikasi 7 Ketersediaan Benih di Pasar 22,533 1 3,841 Berbeda Nyata Sumber: Analisis Data Primer, 2015

Preferensi Petani Terhadap Atribut Benih Kedelai Varietas Grobogan

Preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada (Kotler, 1997:48). Preferensi petani sebagai konsumen terhadap benih kedelai Varietas Grobogan dapat diketahui dari frekuensi responden yang memilih kategori atribut dari benih kedelai Varietas Grobogan yang diteliti. Adapun atribut yang benih kedelai Varietas Grobogan diteliti adalah produktivitas, harga benih, daya tumbuh, ketahanan hama penyakit, jumlah polong, keseragaman masak panen, dan ketersediaan benih di pasar. Dari hasil analisis Chi square dapat diketahui bahwa perbedaan preferensi petani terhadap benih kedelai Varietas Grobogan di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo menunjukkan hasil seperti pada Tabel 4 dimana dapat diketahui bahwa atribut produktivitas dan daya tumbuh tidak berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol (H0)

diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak sehingga tidak terdapat perbedaan preferensi petani terhadap atribut produktivitas dan daya tumbuh.

Hasil chi square pada atribut harga benih, ketahanan hama penyakit, jumlah polong, dan ketersediaan benih di pasar menunjukkan berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95%. Keempat atribut tersebut memiliki x2 hitung lebih besar daripada x2 tabel. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima yaitu terdapat perbedaan preferensi petani terhadap atribut harga benih, ketahanan hama penyakit, jumlah polong, dan ketersediaan benih di pasar.

Sedangkan untuk atribut keseragaman masak panen tidak terdapat hasil chi square dikarenakan hasil analisis data primer menunjukkan bahwa seluruh responden memilih satu jawaban yang sama sehingga untuk angka harapan berdasarkan hipotesis nol yakni merata, hanya terfokus pada satu opsi saja sehingga tidak dapat dianalisis lebih lanjut dengan metode chi square.

(7)

7

Preferensi Petani Terhadap Kriteria Atribut Benih Kedelai Varietas Grobogan

Atribut benih kedelai Varietas Grobogan terdiri dari produktivitas, harga benih, daya tumbuh, ketahanan hama penyakit, jumlah polong, keseragaman masak panen, dan ketersediaan benih di pasar. Setiap atribut tersebut memiliki kriteria atau kategori tersendiri. Preferensi petani terhadap benih kedelai Varietas Grobogan dapat diketahui dengan melihat kriteria atribut yang paling banyak dipilih oleh petani. Tabel mengenai preferensi petani terhadap atribut benih kedelai Varietas Grobogan di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada lampiran 1.

Kepercayaan dan Evaluasi

Sikap konsumen terbentuk dari adanya kepercayaan dan evaluasi konsumen pada suatu produk atau objek tertentu, sehingga sikap konsumen akan menggambarkan kepercayaan (belief) konsumen pada suatu produk atau objek tertentu (Widhiani, 2006:1). Kepercayaan (bi) dan evaluasi (ei)

petani mengenai atribut benih kedelai Varietas Grobogan didapat dengan cara menentukan standart penilaian dengan menggunakan skala likert, kemudian skor masing-masing atribut dikalikan dengan frekuensi jawaban responden dan dibagi dengan jumlah responden, sehingga didapat nilai kepercayaan dan evaluasi petani terhadap atribut benih kedelai Varietas Grobogan. Kepercayaan dan evaluasi petani terhadap benih kedelai Varietas Grobogan dapat dilihat pada Tabel 5.

Dari analisis multiatribut Fishbein diketahui besarnya indeks sikap petani sehingga dapat diketahui bahwa atribut yang dipertimbangkan oleh petani dalam pembelian benih kedelai Varietas Grobogan berturut-turut dari yang paling dipertimbangkan sampai dengan yang kurang dipertimbangkan adalah ketersediaan benih di pasar, ketahanan hama penyakit, harga benih, produktivitas, keseragaman masak panen, daya tumbuh, dan jumlah polong.

Tabel 5 Peringkat Sikap Petani Terhadap Benih Kedelai Varietas Grobogan di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo

No Atribut Benih Kedelai Varietas Kepercayaan (bi) Evaluasi (ei) Sikap (Ao) Peringkat Grobogan 1 Produktivitas 4,067 4,433 18,029 IV

2 Harga Benih 4,333 4,500 19,498 III

3 Daya Tumbuh 3,733 4,100 15,305 VI

4 Ketahanan Hama

Penyakit 4,100 4,767 19,545 II

5 Jumlah Polong 3,667 4,167 15,280 VII

6 Keseragaman Masak

Panen 3,800 4,200 15,960 V

7 Ketersediaan Benih di

Pasar 4,600 4,867 22,388 I

(8)

8

SIMPULAN

Terdapat perbedaan preferensi petani terhadap empat atribut benih kedelai Varietas Grobogan yakni harga benih, ketahanan hama penyakit, jumlah polong, dan ketersediaan benih di pasar. Atribut lain yaitu produktivitas dan daya tumbuh tidak terdapat perbedaan preferensi petani. Sedangkan atribut keseragaman masak panen tidak dapat diinterpretasi karena seluruh responden memilih kriteria atribut yang sama. Atribut-atribut benih kedelai Varietas Grobogan yang menjadi preferensi petani adalah produktivitas tinggi, harga benih murah, daya tumbuh sedang, ketahanan hama penyakit tahan, jumlah polong cukup banyak, keseragaman masak panen seragam, dan ketersediaan benih di pasar yang mudah diperoleh. Atribut benih kedelai Varietas Grobogan yang paling dipertimbangkan oleh petani di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo adalah ketersediaan benih di pasar. Produsen benih (perusahaan benih dan penangkar benih skala kecil sampai skala besar) kedelai Varietas Grobogan perlu terus mengupayakan ketersediaan benih kedelai Varietas Grobogan bagi petani pada saat musim tanam. Peran pemerintah juga dibutuhkan terkait kebijakan mengenai harga benih dengan menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan anjuran untuk menggunakan benih kedelai Varietas Grobogan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Menurut Provinsi. http://www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 5 November 2014.

Statistik Makro Kementerian Pertanian. 2013. Statistik Makro Sektor

Pertanian 2012.

http://www.pusdatin.setjen.pertanian .go.id. Diakses pada tanggal 5 November 2014.

Widhiani, A.P. 2006. Aplikasi Teori Aksi Beralasan (Theory of Reasoned Action). http://www.digilib.ui.ac.id. Diakses pada tanggal 15 Mei 2015. Surakhmad, W. 1998. Pengantar

Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Penerbit Tarsito. Bandung. Kotler, P. 1997. Manajemen

Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, Alih bahasa oleh Hendra Teguh, Rony Antonius Rusli. Ikrar Mandiri Abadi. Jakarta.

Mulyani, A. 2008. Potensi dan Ketersediaan Lahan untuk Pengembangan Kedelai di Indonesia.

Warta Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Vol. 30 No. 1 2008.

Puslitbang Tanaman Pangan. 2010. Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Tanaman Pangan Indonesia 2010: Kedelai Varietas Lokal Grobogan. http://www.pangan. litbang.pertanian.go.id. Diakses pada tanggal 5 November 2014.

Simamora, B. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Penerbit Gramedia. Jakarta.

(9)

9

Lampiran 1

Tabel 6 Preferensi petani terhadap atribut benih kedelai Varietas Grobogan di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.

No Atribut Benih Kedelai Varietas Grobogan Kategori atribut Jumlah Respon den Persentase (%) Preferensi Petani Keterangan 1 Produktivitas Tinggi Sedang Rendah 16 7 7 53,34 23,33 23,33 Tinggi 27-34kw/ha

2 Harga Benih Mahal Sedang Murah - 2 28 0 6,67 93,33 Murah <Rp.12.000

3 Daya Tumbuh Tinggi Sedang Rendah 13 17 - 43,33 56,67 0 Sedang 80-90% 4 Ketahanan Hama Penyakit Tahan Sedang Rentan 21 9 - 70 30 0 Tahan >90 % tidak ada tanaman yang terserang hama penyakit 5 Jumlah Polong Banyak Cukup Banyak Tidak banyak 8 22 - 26,67 73,33 0 Cukup Banyak 2-3 6 Keseragaman Masak Panen Tidak seragam Cukup Seragam Seragam - - 30 0 0 100 Seragam >90% tanaman masak 7 Ketersediaan Benih di Pasar Sulit diperoleh Cukup mudah diperoleh Mudah diperoleh - 2 28 0 6,67 93,33 Mudah Diperoleh Mudah dicari dengan persediaan yang banyak

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimental ( quation experimental ). Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI program IPA SMA Negeri 3 Surakarta tahun

Latar Belakang : Perdarahan postpartum merupakan salah satu masalah penting bagi kesehatan ibu yang dapat menyebabkan kematian. Tujuan penelitian untuk

Peneliti menyimpulkan bahwa Transportasi Online dalam era industri saat ini berkembang dengan begitu cepat dan pesat dimulai dengan munculnya Uber pada tahun 2014, hampir tidak

Pengujian statistik yang digunakan adalah pengujian parametrik karena menggunakan nilai (magnitude) dari data, maka pengujiannya diterapkan untuk data dengan skala

Berdasarkan hasil penelitian asumsi peneliti adalah bidan dapat ikut berperan serta memberikan informasi yang jelas bagi ibu primigravida tentang persalinan dengan

1 Belajar Bersama Mengenali Dampak Sampah 20 Sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk lebih mengetahui bahaya sampah Pengetahua n tentang bahaya sampah semakin

Perlakuan kemasan dengan ukuran rongga udara yang berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap kadar protein dan kadar lemak, tetapi memberikan pengaruh yang nyata

Okratoksin merupakan mikotoksin yang banyak mengkontaminasi komoditas pertanian dan pakan terutama Okratoksin A (OA) diketahui sebagai penyebab keracunan ginjal pada manusia