• Tidak ada hasil yang ditemukan

No Katalog :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "No Katalog :"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Katalog BPS

: 9302008.1110

No. Publikasi

: 11100.14.03

Ukuran Buku

: 21 x 28,5 Cm

Jumlah Halaman

: 79 +

vi

Halaman

Naskah

: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Penyunting

: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Gambar Kulit

: Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

Diterbitkan Oleh:

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BIREUEN

(3)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 i Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha 2010-2013 berdasarkan harga berlaku dan harga konstan tahun dasar 2000. Penyajian menurut lapangan usaha dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai struktur ekonomi Kabupaten Bireuen, perkembangan ekonomi secara keseluruhan dan perkembangan masing-masing sektor.

Kurang lengkapnya data dasar yang tersedia setiap tahun menyebabkan adanya beberapa sektor yang disajikan masih bersifat sementara, yang akan disempurnakan dalam publikasi tahun berikutnya.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan sehingga publikasi ini dapat terwujud.

Bireuen, September 2014 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN BIREUEN

NURIAH ISMAIL, SE NIP. 19651231 199103 2 005

(4)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 ii

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Grafik ... iv

Daftar Tabel Lampiran ... v

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 2

1.2. Pengertian PDRB ... 4

1.3. Manfaat dan Kegunaan ... 6

1.4. Tahun Dasar Penghitungan PDRB ... 7

II. METODOLOGI 2.1. Ruang Lingkup ... 12

2.2. Metode Penghitungan ... 28

2.3. Cara Penyajian dan Angka Indeks ... 34

2.4. Daftar Istilah Penting ... 37

III. TINJAUAN PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN BIREUEN 3.1. Nilai PDRB ... 42

3.2. Struktur Ekonomi ... 43

3.3. Pertumbuhan Ekonomi ... 46

3.4. Pendapatan Regional per Kapita ... 47

3.5. Laju Pertumbuhan Indeks Implisit ... 49

IV. TINJAUAN LAPANGAN USAHA 4.1. Pertanian ... 52

4.2. Pertambangan dan Penggalian ... 55

(5)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 iii

4.6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran ... 59

4.7. Pengangkutan dan Komunikasi ... 60

4.8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan ... 60

4.9. Jasa-jasa ... 61

(6)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 iv

Grafik 1. Nilai Produk Domestik Bruto Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 ... 42

Grafik 2. Peranan Kegiatan Ekonomi dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 .... 44

Grafik 3. Peranan Sektor Ekonomi dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 ... 45

Grafik 4. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 ... 46

Grafik 5. Pendapatan Regional Perkapita Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 ... 48

Grafik 6. Laju Pertumbuhan Indeks Implisit Tahun 2010-2013 ... 50

Grafik 7. Peranan Sektor Pertanian Terhadap PDRB Menurut Subsektor Kabupaten Bireuen Tahun 2010- 2013 ... 53

Grafik 8. Laju Pertumbuhan Sektor Penggalian Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 ... 55

Grafik 9. Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 ... 56

Grafik 10. Laju Pertumbuhan Sektor Listrik dan Air Bersih Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013... 57

Grafik 11. Laju Pertumbuhan Sektor Konstruksi Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 . ... 58

Grafik 12. Peranan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Menurut Subsektor Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 ... 59

(7)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 v Halaman Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha (Juta Rupiah) ... 64

Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut

Lapangan Usaha (Juta Rupiah) ... 65 Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Lapangan Usaha ... 66 Tabel 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha ... 67 Tabel 5. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Lapangan Usaha ... 68 Tabel 6. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha ... 69 Tabel 7. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha (Persen) ... 70 Tabel 8. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Konstan

2000 Menurut Lapangan Usaha ... 71 Tabel 9. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha .. 72 Tabel 10. Laju Pertumbuhan Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Menurut

Lapangan Usaha (Persen) ... 73 Tabel 11. Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Berlaku ... 74 Tabel 12. Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Konstan 2000 ... 75 Tabel 13. Indeks Perkembangan Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga

Berlaku ... 76 Tabel 14. Indeks Perkembangan Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga

(8)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 vi Tabel 16. Laju Pertumbuhan Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Konstan

(9)

1. LATAR BELAKANG

2. PENGERTIAN PDRB

3. MANFAAT DAN KEGUNAAN

(10)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 2

1.1 Latar Belakang

Dampak dari pembangunan ekonomi sebagai suatu kebijakan pembangunan adalah tercapainya kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut dilakukan upaya seperti memperluas lapangan kerja, meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik secara mantap, dan dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.

Perencanaan pembangunan ekonomi suatu negara atau daerah, memerlukan bermacam data sebagai dasar penentuan strategi dan kebijakan agar sasarannya dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada masa yang lalu perlu dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya. Berbagai data statistik, sebagai ukuran kuantitas, mutlak diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang. ....arah dari

pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik secara mantap, dan dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin

Berbagai data statistik, sebagai ukuran kuantitas, mutlak diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.

(11)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 3 Setiap kebijakan ekonomi akan menimbulkan dampak yang luas bagi perekonomian suatu masyarakat yang saling berkaitan satu sama lain. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui produktivitas ekonomi secara makro ialah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Melalui data PDRB yang disajikan secara berkala (time series) akan memberikan gambaran kinerja ekonomi regional makro dari waktu ke waktu, sehingga arah perekonomian regional dapat dievaluasi secara lebih jelas.

Oleh karena itu, publikasi PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 hadir kembali sebagai kelanjutan dari penerbitan seri-seri sebelumnya. Data yang disajikan mencakup atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan disertai analisis secara umum hingga sektoral.

Penerbitan PDRB Bireuen diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pengguna data untuk berbagai kepentingan, baik untuk perencanaan, evaluasi maupun kajian hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh pihak pemerintah pusat/daerah maupun swasta.

Melalui data PDRB yang disajikan secara berkala (time series) akan memberikan gambaran kinerja ekonomi regional makro dari waktu ke waktu, sehingga arah

perekonomian regional dapat dievaluasi secara lebih jelas.

(12)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 4

1.2 Pengertian PDRB

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam satu daerah selama satu periode tertentu, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di daerah dalam satu periode tertentu.

Perhitungan PDRB disajikan dalam dua versi penilaian harga pasar, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) dan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK). PDRB ADHB menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung berdasarkan harga pasar pada tahun yang bersangkutan.

Data PDRB ADHB digunakan untuk melihat struktur ekonomi dan transformasi struktur ekonomi (structural transformation), serta untuk menghitung besaran pendapatan perkapita, sedangkan PDRB ADHK menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar. Pada periode sekarang ini digunakan tahun 2000 Data PDRB ADHB digunakan untuk melihat struktur ekonomi dan transformasi struktur ekonomi (structural transformation), serta untuk menghitung besaran pendapatan perkapita.Fungsi PDRB ADHK adalah untuk mengukur laju

pertumbuhan ekonomi. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam satu daerah selama satu periode tertentu

(13)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 5 sebagai tahun dasar. Fungsi PDRB ADHK adalah untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi.

PDRB mencakup :

Semua barang dan jasa yang penghasilannya terdapat kompensasi.

Produksi Barang untuk dikonsumsi sendiri.

Jasa yang dihasilkan oleh pemerintah dan lembaga nirlaba.

Jasa sewa rumah yang dihuni oleh unit rumah tangga sendiri.

Jasa rumah tangga dan perseorangan yang dilakukan untuk konsumsi pribadi oleh pekerja rumah tangga dibayar.

PDRB tidak mencakup :

Produksi jasa perseorangan dan rumah tangga untuk digunakan sendiri yang dihasilkan oleh anggota rumah tangga yang tidak dibayar.

(14)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 6 Aktivitas sosial, budaya serta sukarela dari lembaga nirlaba atau pemerintah yang tidak dibayar.

Dekorasi, perbaikan besar dan kecil barang tahan lama dan rumah yang dilakukan sendiri oleh rumah tangga.

1.3 Manfaat dan Kegunaan

Data PDRB merupakan salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian regional setiap tahun. Manfaat yang diperoleh dari data ini antara lain :

a. Sebagai bahan evaluasi pembangunan di masa lalu baik pembangunan sektoral maupun keseluruhan. b. Sebagai bahan umpan balik terhadap perencanaan

pembangunan yang telah dilaksanakan.

c. Sebagai dasar pembuatan proyeksi perkembangan perekonomian dimasa yang akan datang.

d. Untuk memantau perkembangan inflasi berdasarkan perubahan harga produsen secara agregatif tertimbang.

(15)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 7 Adapun kegunaan dari interpretasi data PDRB adalah sebagai berikut:

a. PDRB ADHB nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah/wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar.

b. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) ADHB menunjukkan pendapatan yang memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk suatu daerah/wilayah.

c. PDRB ADHK (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari periode ke periode.

d. Distribusi PDRB ADHB menunjukkan besarnya struktur perekonomian dan peranan sektor ekonomi dalam suatu daerah/wilayah. Sektor-sektor yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu daerah/ wilayah.

1.4 Tahun Dasar Penghitungan PDRB

Perhitungan PDB Indonesia telah menggunakan lima tahun dasar yaitu tahun dasar 1960, 1973, 1983, 1993, dan

(16)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 8 2000. Pada hakekatnya “perubahan tahun dasar

(re-bashing)” atau dalam istilah lain disebut pula sebagai “re-reference” telah digunakan selama ini dalam penghitungan

PDB/PDRB dengan suatu tahun yang dianggap representatif. Hingga saat ini, tahun dasar baru yang ditetapkan adalah tahun 2000. Alasan teknis yang melatarbelakangi penentuan tahun tersebut adalah sebagai berikut:

a. Karena cakupan sudah cukup disempurnakan, dalam jangka waktu tujuh tahun telah terjadi perubahan struktur/bentuk komoditas serta kombinasi harga yang sangat signifikan. Perbaikan cakupan terutama di sektor pertanian (tabama dan perkebunan). Perubahan komoditi umumnya di sektor industri pengolahan (elektronia atau teknologi informatika). Di sisi lain juga terjadi perubahan dalam komposisi harga antara sektor primer, sekunder dan tersier.

b. Perkembangan ekonomi dunia dalam kurun waktu 1993-2000 diwarnai oleh globalisasi. Tentunya ini akan berpengaruh kepada perekonomian domestik. Dalam periode tersebut, pada pertengahan tahun 1997 hadirnya

(17)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 9 krisis ekonomi juga berdampak kepada perubahan struktur perekonomian Indonesia.

c. Pada tahun 2000, BPS telah merampungkan penyusunan Tabel Input Output (I-O) Indonesia 2000. Tabel I-O tersebut secara baku dipakai sebagai basis bagi penyusunan “series” baru penghitungan PDB baik sektoral maupun penggunaan. Besaran PDB yang diturunkan dari Tabel I-O telah mengalami uji konsistensi pada tingkat sektoralnya dengan mempertimbangkan kelayakan struktur permintaan maupun penawarannya. Oleh karena itu, struktur perekonomian Indonesia yang digambarkan melalui Tabel I-O tersebut dapat menjadikan sebagai kerangka dasar (bench marking) bagi penyempurnaan penghitungan estimasi PDB.

d. Penyusunan “series” Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) maupun Indeks Harga Konsumen (IHK) sudah menggunakan tahun dasar yang baru, yaitu tahun 2000. Penyempurnaan metodologi berikut perluasan cakupan komoditinya akan menghasilkan suatu series IHPB dan IHK baru yang akan digunakan sebagai deflator dalam

(18)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 10 penghitungan estimasi PDRB sektoral maupun penggunaan. Sejalan dengan pergeseran tahun dasar ke tahun 2000 diharapkan ke dua jenis indeks harga tersebut dapat mendukung langkah penyempurnaan penghitungan estimasi PDRB ke depannya.

e. Ketersediaan data dasar (raw data) baik harga maupun volume (quantum) tahun 2000 secara rinci pada masing-masing sektor ekonomi relatif lebih lengkap dan berkelanjutan dibandingkan kondisi pada tahun 1993.

Dengan alasan-alasan tersebut, maka pertimbangan untuk mengganti tahun dasar merupakan suatu kebutuhan utama bagi penyempurnaan penghitungan baik PDB maupun PDRB. Pada periode berikutnya, PDRB ADHK akan menggunakan tahun dasar 2010.

(19)

1. RUANG LINGKUP

2. METODE PENGHITUNGAN

3. CARA PENYAJIAN DAN ANGKA INDEKS

4. DAFTAR ISTILAH PENTING

(20)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013

2.1.

RUANG LINGKUP

1. Pertanian

Kegiatan sektor pertanian mencakup segala pengusahaan dan pemanfaatan benda/barang biologis (hidup) yang didapatkan dari alam untuk memenuhi kebutuhan hidup atau usaha lainnya, baik untuk kepentingan sendiri maupun pihak lain. Kegiatan pertanian pada umumnya meliputi usaha bercocok tanam, pemeliharaan ternak, penangkapan ikan dan pengambilan hasil laut, penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan serta perburuan binatang liar. Sektor pertanian ini dirinci menjadi beberapa subsektor yaitu :

1.1. Tanaman Bahan Makanan

Subsektor ini meliputi kegiatan penyiapan, pelaksanaan dan pemanenan hasil-hasil pertanian tanaman pangan seperti; padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, buah-buahan dan sayur-sayuran.

Kegiatan pertanian pada umumnya meliputi usaha bercocok tanam,

pemeliharaan ternak, penangkapan ikan dan pengambilan hasil laut, penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan serta perburuan binatang liar.

(21)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 13 1.2. Tanaman Perkebunan

Subsektor tanaman perkebunan meliputi tanaman perkebunan rakyat dan tanaman perkebunan besar. Tanaman perkebunan rakyat adalah suatu tanaman perkebunan yang dilakukan oleh rakyat secara individu dengan luas areal tanaman kurang dari 25 hektar. Tanaman perkebunan besar adalah suatu usaha tanaman perkebunan yang dilaksanakan oleh perusahaan atau oleh rakyat yang luas arealnya lebih besar atau sama dengan 25 hektar.

1.3. Kehutanan

Subsektor ini meliputi usaha di areal hutan berupa penebangan kayu, pengambilan getah, daun, akar dan kulit kayu, bambu, rotan, arang dan perburuan binatang hutan, termasuk juga kayu dan bambu yang berasal dari areal non hutan seperti yang ditanam petani di kebun atau di pekarangan rumah.

1.4. Peternakan dan Hasil-hasilnya

Subsektor ini meliputi usaha pemeliharaan segala jenis ternak (besar dan kecil) dan unggas baik bertujuan untuk dikembangbiakkan, dipotong dan diambil

(22)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 14 dagingnya maupun untuk dimanfaatkan hasil-hasilnya. Produksi ternak adalah: jumlah ternak lahir ditambah dengan pertambahan berat badan atau penggemukan dan hasil-hasil ternak lainnya seperti: telur, bulu. Akan tetapi, data pertambahan berat badan memperkirakan produksi ternak dilakukan dengan cara : (Jumlah pemotongan + populasi akhir tahun – populasi awal tahun + ekspor – impor).

1.5. Perikanan

Subsektor ini meliputi segala pengusahaan perikanan yang mencakup usaha penangkapan, pengambilan maupun pemeliharaan segala jenis ikan dan hasil-hasilnya baik di laut, di sungai maupun di air tawar. Termasuk pengolahan sederhana seperti pengasinan atau pengeringan ikan yang dilakukan nelayan atau rumah tangga.

2. Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini meliputi usaha penggalian, pengeboran, pencucian, pengambilan dan pemanfaatan segala macam barang tambang, mineral dan barang galian

(23)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 15 yang tersedia di dalam tanah, baik yang berupa benda padat, benda cair maupun gas. Sektor ini terdiri dari kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan non migas dan penggalian.

2.1. Minyak dan Gas Bumi

Kegiatan ini meliputi penambangan minyak dan gas bumi baik yang dilakukan di darat maupun di laut.

2.2 Non Migas

Kegiatan ini meliputi penambangan non migas antara lain: emas, perak, nikel, mangan, timah, tembaga, bauksit dan mineral lainnya.

2.3. Penggalian

Kegiatan penggalian terdiri dari penggalian sumber alam lainnya antara lain; penggalian pasir, tanah liat, kapur, kaolin, batu dan komoditi lainnya.

3. Industri Pengolahan

Sektor ini meliputi usaha kegiatan pengolahan bahan organik ataupun anorganik menjadi produk baru yang

Sektor pertambangan dan penggalian terdiri dari kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan non migas dan penggalian.

(24)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 16 lebih tinggi mutunya, baik dilakukan dengan tangan, mesin atau proses kimiawi. Pembuatan atau pengerjaannya dapat diproses melalui mesin/pabrik ataupun rumah tangga. Industri pengolahan dikelompokkan menjadi migas yang terdiri dari industri pengilangan minyak bumi dan gas alam cair. Sedangkan industri tanpa migas meliputi industri pengolahan di luar migas dari industri besar/sedang hingga industri kecil dan rumah tangga.

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

Kegiatan sektor ini meliputi listrik, gas dan air bersih. Secara rinci subsektor tersebut adalah:

4.1. Listrik

Subsektor listrik meliputi pembangkitan tenaga listrik dan pengoperasian jaringan distribusi guna penyaluran listrik, untuk dijual kepada konsumen, baik oleh PLN maupun bukan PLN. Termasuk juga disini listrik yang dibangkitkan oleh sektor lain seperti; industri, jasa-jasa yang dijual kepada pihak lain dan datanya dapat dipisahkan.

… industri tanpa migas meliputi industri pengolahan di luar migas dari industri

besar/sedang hingga industri kecil dan rumah tangga

(25)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 17 4.2. Air Bersih

Meliputi usaha penampungan dan penjernihan air bersih serta pendistribusiannya kepada konsumen, yang umumnya dilakukan oleh perusahaan air bersih milik pemerintah daerah.

5. Bangunan

Subsektor ini meliputi usaha pembangunan atau pembuatan, perluasan, pemasangan, perbaikan berat dan ringan, perombakan bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan, bendungan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi dan konstruksi lainnya. Termasuk juga kegiatan sub konstruksi seperti pemasangan instalasi listrik, saluran telepon, alat pendingin, pembuatan saluran air dan sebagainya.

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

Kegiatan sektor ini meliputi tiga subsektor yaitu:

Subsektor bangunan meliputi usaha pembangunan atau pembuatan, perluasan, pemasangan, perbaikan berat dan ringan, perombakan bangunan ...

(26)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 18 6.1 Perdagangan Besar dan Eceran

Subsektor perdagangan besar meliputi kegiatan pembelian, pengumpulan dan penjualan kembali barang oleh pedagang dari pihak produsen atau importir kepada pedagang lain, perusahaan, lembaga atau konsumen tanpa merubah bentuk, baik yang baru maupun bekas dalam partai besar.

6.2. Hotel

Subsektor ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan sebagai tempat penginapan. Nilai tambah subsektor hotel diperoleh dengan pendekatan ekstrapolasi. Indikator produksi yang dapat digunakan seperti jumlah malam kamar, jumlah tempat tidur, jumlah hotel atau tempat penginapan, jumlah tenaga kerja, dan jumlah tamu yang menginap.

6.3. Restoran

Subsektor ini meliputi usaha restoran/rumah makan, katering, restoran di kereta api, cafetaria dan kantin. Termasuk usaha penjualan makanan dan minuman jadi yang bisa dimakan langsung di tempat penjualan

(27)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 19 seperti; warung nasi warung kopi, warung sate dan sejenisnya. Termasuk pula di sini kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta fasilitas lainnya, sedangkan kegiatan-kegiatan tersebut berada dalam suatu satuan usaha dengan penginapan dan datanya sulit untuk dipisahkan.

7. Pengangkutan dan Komunikasi

7.1. Pengangkutan

Kegiatan sektor ini meliputi pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan alat angkutan baik yang bermotor maupun tidak bermotor atas dasar suatu pembayaran. Termasuk jasa angkutan yang sifatnya menunjang dan membantu memperlancar kegiatan tersebut beserta penyediaan fasilitas-fasilitasnya. Kegiatan pengangkutan ini dirinci sebagai berikut: 7.1.1 Pengangkutan Kereta Api

Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan jasa kereta api termasuk gerbong.

Kegiatan sektor pengangkutan meliputi pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan alat angkutan baik yang bermotor maupun tidak bermotor atas dasar suatu pembayaran.

(28)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 20 7.1.2 Pengangkutan Darat

Meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang jalan raya yang menggunakan kendaraan.

Contohnya seperti: truk, bus, oplet, taksi, becak, ojek, pedati atau gerobak dan kendaraan darat lainnya 7.1.3 Pengangkutan Udara

Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang melalui udara dengan menggunakan pesawat udara atau kapal terbang yang beroperasi di dalam maupun di luar negeri, baik penerbangan yang dilakukan secara teratur maupun tidak.

7.1.4 Pengangkutan Laut

Meliputi angkutan samudera dan perairan pantai dengan menggunakan kapal laut, yang diusahakan oleh perusahaan pelayaran nasional baik yang beroperasi di dalam maupun luar derah ataupun di luar negeri. Termasuk juga kegiatan jasa penunjang angkutan laut seperti; pelabuhan laut/sungai, jasa pemanduan, bongkar muat, pergudangan ekspedisi dan keagenan. 7.1.5 Pengangkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan

Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dari angkutan sungai, danau dan penyeberangan yang

(29)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 21 menggunakan kapal, perahu, ferry dan angkutan air lainnya.

7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan

Meliputi pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan seperti; terminal, parkir, keagenan barang dan penumpang, bongkar muat, penyimpanan dan pergudangan serta jasa penunjang lainnya. Kegiatan tersebut terdiri dari :

 Terminal dan perparkiran, mencakup kegiatan pelayanan dan pengaturan lalu lintas kendaraan atau armada yang membongkar dan mengisi muatan baik barang maupun penumpang seperti: terminal, parkir, pelabuhan laut, pelabuhan udara. Pelayanan pelabuhan laut meliputi: fasilitas berlabuh, kapal pandu, penyediaan air tawar serta kegiatan pencatatan muatan barang dan penumpang.

 Bongkar muat, kegiatan ini mencakup pemberian pelayanan bongkar/muat angkutan barang melalui laut dan darat yang terdiri dari: pelabuhan laut, sungai dan pelabuhan udara.

(30)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 22  Pergudangan, kegiatan ini mencakup pemberian jasa penyimpanan barang dalam suatu bangunan atau gudang ataupun lapangan terbuka dalam wilayah pelabuhan.

 Keagenan, kegiatan ini meliputi pelayanan keagenan barang dan penumpang yang diberikan kepada usaha angkutan, baik angkutan darat, laut, sungai dan udara.

7.2. Komunikasi

7.2.1 Telkom, Pos dan Giro

Subsektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa komunikasi untuk umum yang dilakukan oleh Perum Pos dan Giro dan Perum Telkom. Kegiatan Perum Pos dan Giro yaitu pemberian jasa kepada pihak lain seperti : pengiriman surat, paket dan wesel. Sedangkan kegiatan PT. Telkom berupa layanan telepon, telex dan telegraph.

7.2.2 Jasa Penunjang Telekomunikasi

Kegiatan ini meliputi pemberian/ penyediaan fasilitas yang menunjang komunikasi seperti wartel, warpostel,

radio pager dan telepon seluler (ponsel).

Subsektor komunikasi meliputi kegiatan pelayanan jasa

komunikasi untuk umum yang dilakukan oleh Perum Pos dan Giro dan Perum Telkom.

(31)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 23 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor ini meliputi kegiatan perbankan, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan.

8.1. Bank

Subsektor ini meliputi pemberian jasa pelayanan di bidang keuangan kepada pihak lain seperti; menerima simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, pemberian pinjaman, transfer/memindahkan rekening koran, membeli dan menjual surat berharga, memberi jaminan bank, menyewakan tempat menyimpan barang-barang berharga dan sebagainya.

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank

Kegiatan lembaga keuangan bukan bank, meliputi asuransi, koperasi, pegadaian dan yayasan dana pensiun. Kegiatan asuransi meliputi pelayanan asuransi, baik asuransi jiwa seperti; kebakaran, kecelakaan, kerusakan dan sebagainya. Termasuk juga agen perasuransian, jasa pelayanan penanggung

(32)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 24 perasuransian, unit pengatur dana pensiun yang berdiri sendiri dan sebagainya.

8.3. Jasa Penunjang Keuangan

Meliputi jasa pelayanan bidang keuangan seperti yang dilakukan pada usaha pasar modal, bursa valuta asing, penukaran mata uang asing (money changer), anjak piutang dan modal ventura.

8.4. Sewa Bangunan

Sektor ini meliputi semua jasa yang berhubungan dengan proses penggunaan rumah/bangunan sebagai tempat tinggal dan bukan tempat tinggal. Rumah tempat tinggal tanpa memperhatikan apakah rumah tersebut benar-benar disewa atau tidak seperti: rumah milik sendiri, rumah instansi pemerintah ataupun rumah instansi/perusahaan swasta lainnya.

8.5. Jasa Perusahaan

Subsektor ini meliputi pemberian jasa pada pihak lain seperti; jasa hukum, jasa akuntan dan pembukuan, jasa pengolahan dan tabulasi, jasa bangunan, arsitek dan teknik, jasa periklanan, jasa persewaan mesin dan

(33)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 25 peralatan. Yang termasuk dalam penghitungan ini baru terbatas pada kegiatan jasa hukum (advokat, pengacara dan notaris) dan jasa konsultan.

9. Jasa-jasa

Sektor ini mencakup dua subsektor yaitu subsektor pemerintahan umum dan swasta.

9.1. Pemerintahan Umum

Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah umum dalam menyediakan jasa pelayanan kepada masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi misalnya dalam mengatur negara. Kegiatan pemerintah sebagian besar hasilnya digunakan oleh pemerintah sendiri sebagai konsumen akhir. Kegiatan pemerintah tersebut meliputi baik pemerintah pusat (badan atau lembaga tinggi negara, departemen, lembaga non departemen dan unit-unit lainnya yang berada di pusat, dinas vertikal di daerah) maupun pemerintah daerah (Tingkat I dan II) dan pemerintah desa serta unit-unitnya. Termasuk juga kegiatan pertahanan dan keamanan negara/daerah.

Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah umum dalam menyediakan jasa pelayanan kepada

masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi misalnya dalam mengatur negara.

(34)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 26 9.2 Swasta

Kegiatan ini meliputi usaha penyelenggaran pemberian jasa; antara lain jasa pendidikan dan jasa kesehatan, jasa hiburan dan kebudayaan, jasa kemasyarakatan lainnya dan jasa perorangan dan rumah tangga.

9.2.1 Jasa Sosial Kemasyarakatan

Subsektor ini meliputi kegiatan penyelenggaraan jasa sosial dan kemasyarakatan yang diusahakan oleh swasta seperti; jasa pendidikan, jasa kesehatan serta jasa kemasyarakatan lainnya. Jasa pendidikan mencakup segala macam pendidikan swasta mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi, termasuk guru perorangan yang berusaha sendiri dan kursus-kursus. Jasa kesehatan mencakup segala macam lembaga kesehatan swasta yang berbentuk rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik, balai pengobatan dan sebagainya. Termasuk juga pelayanan kesehatan atas usaha sendiri seperti; dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dokter hewan, psikiater, bidan, tukang gigi, dukun bayi, tabib, dan lain sebagainya. Jasa sosial dan kemasyarakatan lainnya mencakup panti asuhan, panti

(35)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 27 wreda, yayasan penderita anak cacat, rumah ibadah dan lain sebagainya.

Dalam publikasi ini dari kegiatan jasa sosial dan kemasyarakatan, hanya baru termasuk jasa pendidikan swasta yang terdiri taman kanak-kanak sampai kursus-kursus. Jasa kesehatan hanya termasuk rumah sakit swasta, rumah sakit bersalin swasta, dokter-dokter praktek umum, dukun dan pengobatan tradisional lainnya, sedangkan dari jasa kemasyarakan hanya meliputi panti asuhan dan rumah ibadah.

9.2.2 Jasa Hiburan dan Kebudayaan

Subsektor ini meliputi kegiatan usaha penyediaan dan pengelolaan berbagai jenis hiburan/rekreasi untuk masyarakat baik perorangan maupun rumah tangga, serta berorientasi untuk mencari laba (profit making). Kegiatan tersebut seperti; pembuatan dan distribusi film, penyiaran radio dan televisi swasta, produksi dan pertunjukan sandiwara, tari, sanggar dan musik. Termasuk juga jasa rekreasi lainnya seperti; gelanggang pacuan, sirkus, taman hiburan dan klub dalam, penggubahan lagu, penulis buku, pembuat lukisan dan sebagainya. Dari berbagai kegiatan tersebut di atas

(36)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 28 hanya penyiaran radio swasta niaga dan taman hiburan/tempat rekreasi yang dapat diestimasi nilai tambahnya.

9.2.3 Jasa Perorangan dan Rumah Tangga

Subsektor ini meliputi kegiatan penyelenggaraan jasa yang diberikan untuk perorangan dan rumah tangga seperti; reparasi, binatu, tukang jahit, tukang cukur, pembantu rumah tangga dan jasa perorangan lainnya. Mengingat keterbatasan data maka dalam penghitungan ini hanya terbatas pada kegiatan jasa reparasi, pembantu rumah tangga, tukang jahit, tukang cukur dan perawatan kulit, perawatan muka dan rambut.

2.2.

METODE PENGHITUNGAN

A. Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) PDRB ADHB dapat dihitung melalui dua metode yaitu :

(37)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 29 Metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari wilayah yang bersangkutan, tidak termasuk data yang diperoleh dari angka nasional atau daerah lain. Pada prinsipnya metode langsung ini menggunakan 3 macam pendekatan yaitu :

a. Produksi/Sektoral (Production Approach)

PDRB berdasarkan pendekatan produksi (atau disebut PDRB sektoral) dihitung sebagai jumlah nilai tambah bruto dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi yang berada di region dalam periode tertentu. Unit produksi yang dipergunakan dalam sajian ini meliputi 3 kelompok sektor (berdasarkan System of National Account/SNA 1993), yaitu ; (1) kelompok sektor primer,

(2) kelompok sektor sekunder, (3) kelompok sektor tersier.

Lebih rinci lagi dari ketiga sektor utama tersebut dibagi menjadi 9 sektor lapangan usaha yang tiap sektornya terdiri dari sub-subsektor. Hal ini mengacu kepada KLUI 1990 (Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia) sebagaimana ditampilkan tabel berikut:

Metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari wilayah yang bersangkutan,

(38)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 30 Tabel Klasifikasi Sektor Ekonomi Menurut Kelompok Sektor

Kelompok Sektor Sektor Subsektor

Primer 1.Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan

b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan hasil-hasilnya d. Kehutanan

e. Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian

Sekunder 3. Industri Pengolahan a. Industri Migas

b. Industri Tanpa Migas 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih a. Listrik

b. Gas Kota c. Air Bersih 5. Bangunan

Tersier 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran a. Perdagangan Besar dan Eceran b. Hotel

c. Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi a. Pengangkutan

b. Komunikasi 8. Keuangan, Sewa Bangunan, dan

Jasa Perusahaan a. Bank

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan

e. Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa a. Pemerintahan Umum

(39)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 31 Secara empiris, PDRB sektoral dapat dirumuskan sebagai berikut :

PDRB 𝑆𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟𝑎𝑙= Σ𝑁𝑇𝐵𝑖 Jika:

NTB : Nilai Tambah Bruto (Output – Biaya Antara)

i : lapangan usaha {(i=1; pertanian), (i=2; pertambangan), ...,

(i=9; jasa)

b. Pengeluaran (Expenditure Approach)

Penghitungan PDRB berdasarkan pendekatan pengeluaran (atau disebut PDB penggunaan) adalah dengan cara menghitung jumlah nilai konsumsi akhir dari barang-barang dan jasa yang dikonsumsi oleh seluruh institusi ekonomi.

Secara makro, komponen PDRB pengeluaran terdiri dari : (i)Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

(ii)Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba (iii)Pengeluaran Konsumsi Pemerintah. (iv)Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) (v)Perubahan Stok (Inventori)

(vi)Ekspor Neto (Ekspor – Impor)

Penghitungan PDRB berdasarkan pendekatan pengeluaran (atau disebut PDB penggunaan) adalah dengan cara menghitung jumlah nilai konsumsi akhir dari barang-barang dan jasa yang dikonsumsi oleh seluruh institusi ekonomi

(40)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 32 Secara empiris, PDRB penggunaan dapat dirumuskan sebagai berikut :

PDRB 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛= 𝐶+𝑃𝑀𝑇𝐵+Δ𝑆𝑡𝑜𝑘+𝐸𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟 𝑁𝑒𝑡𝑜 Jika,

C : Total konsumsi akhir rumah tangga, lembaga nirlaba, dan

pemerintah

c. Pendapatan (Income Approach)

Penghitungan PDRB dengan pendekatan pendapatan adalah dengan cara menjumlahkan semua balas jasa faktor-faktor produksi upah&gaji [UG], surplus usaha [SU] termasuk juga penyusutan dan pajak tak langsung neto [PTLN] (pajak tak langsung dikurangi subsidi). Surplus usaha termasuk bunga modal neto (selisih bunga yang diterima dengan bunga yang dibayarkan), sewa tanah dan keuntungan (profit).

Secara empiris, PDRB pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut :

PDRB 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛= 𝑆𝑈+𝑈𝐺+𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛+𝑃𝑇𝐿𝑁

2. Metode tidak langsung

Penghitungan dengan menggunakan data alokator yang sesuai dengan masing-masing sektor ekonomi. Metode ini sangat jarang dilakukan, karena dalam praktek, mengandung banyak

Penghitungan PDRB dengan pendekatan pendapatan adalah dengan cara

menjumlahkan semua balas jasa faktor-faktor produksi upah&gaji [UG], surplus usaha [SU] termasuk juga

penyusutan dan pajak tak langsung neto [PTLN]

(41)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 33 kelemahan. Lazimnya metode ini diterapkan untuk daerah yang cakupan datanya kurang tersedia dengan lengkap seperti level kecamatan.

B. Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

Terdapat tiga metode penghitungan PDRB atas dasar harga konstan, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Revaluasi

Metode ini dilakukan dengan cara menilai produksi setiap tahun dengan menggunakan harga pada tahun dasar (harga konstan).

2. Ekstrapolasi

Nilai tambah atas dasar harga konstan pada suatu tahun diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun berjalan dengan ekstrapolatornya. Yang perlu diperhatikan dalam cara ini ialah penentuan ekstrapolatornya. Kuantitas produksi dari masing-masing sektor/subsektor merupakan ekstrapolator yang terbaik. Namun, apabila angka-angka tersebut tidak dapat diperoleh, maka dapat pula dipakai keterangan-keterangan lain yang erat kaitannya dengan

(42)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 34 produktivitasnya seperti tenaga kerja, kapasitas produksi (mesin, kendaraan, dsb).

3. Deflasi

Metode ini dilakukan dengan membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku dengan indeks harga dari barang-barang yang bersangkutan. Indeks harga di sini dapat berupa Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), Indeks Harga Produsen (IHP) dan Indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks harga yang dipakai sebagai deflator harus disesuaikan tahun dasarnya.

2.3. CARA PENYAJIAN DAN ANGKA INDEKS

1. Cara Penyajian

Dalam penyajian PDRB terdapat dua penilaian harga yaitu;

a. Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

Penyajian ADHB menunjukkan agregat pendapatan dinilai menurut harga yang terjadi di pasar pada tahun yang bersangkutan, baik untuk menilai produksi, biaya antara dan termasuk juga komponen PDRB menurut penggunaan

Penyajian ADHB menunjukkan agregat pendapatan dinilai menurut harga yang terjadi di pasar pada tahun yang bersangkutan

(43)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 35 (konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga nirlaba, konsumsi pemerintah, PMTB, perubahan stok dan ekspor neto).

b. Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

Penyajian ADHK menunjukkan agregat pendapatan yang dinilai menurut harga konstan. Baik produksi maupun biaya antara dinilai menurut harga tahun dasar, sehingga akan menunjukkan perkembangan agregat pendapatan secara riil dari tahun ke tahun.

2. Angka Indeks

Di samping itu, agregat pendapatan (PDRB) disajikan pula dalam bentuk angka indeks, sebagai berikut :

a. Indeks Perkembangan

Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan pendapatan/perekonomian dari tahun ke tahun yang dibandingkan dengan tahun dasar. Indeks tersebut diperoleh dengan membagi nilai agregat pendapatan masing-masing tahun dengan nilai tahun dasar dikalikan 100.

Baik produksi maupun biaya antara dinilai menurut harga tahun dasar, sehingga akan menunjukkan

perkembangan agregat pendapatan secara riil dari tahun ke tahun.

Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan pendapatan/perekonomian dari tahun ke tahun yang dibandingkan dengan tahun dasar.

(44)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 36 Indeks perkembangan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 𝐼𝑃𝑖𝑡 = (𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖𝑡 / 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖0) x 100% Jika: IP : Indeks Perkembangan i : Sektor 1, 2, …., sektor 9 t : Tahun berlaku (t)

o : Tahun dasar (dalam hal ini tahun 2000)

b. Indeks Berantai

Indeks ini menunjukkan tingkat pertumbuhan agregat pendapatan atau yang lebih populer dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pertumbuhan ekonomi suatu daerah/wilayah ditunjukkan oleh indeks berantai atas dasar harga konstan. Indeks tersebut diperoleh dengan membagi masing-masing agregat pendapatan dengan tahun sebelumnya, kemudian dikalikan 100.

Indeks berantai tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 𝐼𝐵𝑖𝑡 = (𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖𝑡 / 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖 (𝑡−1) ) x100% Jika: IB : Indeks Berantai i : Sektor 1, 2, …., sektor 9 t : Tahun berlaku Pertumbuhan ekonomi suatu daerah/wilayah ditunjukkan oleh indeks berantai atas dasar harga konstan. Indeks tersebut diperoleh dengan membagi masing-masing agregat pendapatan dengan tahun sebelumnya, kemudian dikalikan 100.

(45)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 37 (t-1) : Tahun sebelumnya

c. Indeks Implisit

Indeks ini merupakan indikator tingkat perkembangan harga dibandingkan harga pada tahun dasar. Bila dari data ini disusun indeks berantainya akan menunjukkan perkembangan harga dari tahun ke tahun secara makro atau inflasi dari sisi produsen. Indeks implisit ini diperoleh dengan cara membagi agregat harga berlaku dengan harga konstan pada tahun yang sama, kemudian dikalikan 100.

Indeks implisit tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 𝐼𝐼𝑖𝑡 = (𝑃𝐷𝑅𝐵𝐴𝐷𝐻𝐵 𝑖𝑡 / 𝑃𝐷𝑅𝐵𝐴𝐷𝐻 ) x 100% Jika:

II : Indeks Implisit

i : Sektor 1, 2, …., sektor 9 t : Tahun berlaku

2.4.

DAFTAR ISTILAH PENTING

Biaya Antara:

Input yang dipergunakan habis dalam proses produksi dan terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa baik yang dibeli dari pihak lain ataupun yang diproduksi sendiri.

Indeks ini merupakan indikator tingkat perkembangan harga dibandingkan harga pada tahun dasar. Bila dari data ini disusun indeks

berantainya akan menunjukkan

perkembangan harga dari tahun ke tahun secara makro atau inflasi dari sisi produsen

(46)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 38 Faktor Produksi:

Mencakup faktor-faktor yang terlibat langsung dalam suatu proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung seperti tanah, tenaga kerja, modal dan keahlian.

Harga Berlaku:

Penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi, pada harga tahun sedang berjalan.

Harga Konstan:

Penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan atau yang dikonsumsi, pada harga tetap di satu tahun dasar.

Margin Perdagangan dan Biaya Transport:

Merupakan selisih nilai transaksi pada tingkat harga pembeli dengan tingkat harga produsen. Selisih ini mencakup keuntungan pedagang,baik pedagang besar maupun pedagang eceran dan biaya transpor yang timbul dalam menyalurkan barang dari produsen kepada pembeli.

Nilai Tambah (Value Added):

Peningkatan nilai dari bahan material (input) menjadi suatu produk (output) dimana nilai output tersebut lebih tinggi daripada bahan material atau input yang digunakan semula.

Input Primer:

Disebut juga nilai tambah bruto, terdiri dari balas jasa tenaga kerja, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung neto.

(47)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 39 Output Domestik:

Nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi tanpa membedakan pelaku produksinya di wilayah domestik tertentu.

Pajak Tidak Langsung Neto:

Pajak Tidak Langsung yang diterima pemerintah pusat dan pemerintah daerah dikurangi dengan subsidi.

Penyusutan:

Yang dimaksudkan adalah penyusutan barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi.

Pembentukan Modal Tetap:

Meliputi pembuatan dan pembelian barang modal baru baik dari dalam negeri maupun impor, termasuk barang modal bekas dari luar negeri. Pembentukan modal tetap yang dicakup hanyalah yang dilakukan oleh sektor-sektor ekonomi di dalam negeri (domestik).

Permintaan Antara:

Merupakan permintaan barang dan jasa untuk memenuhi proses produksi.

Permintaan Akhir:

Merupakan permintaan barang dan jasa untuk memenuhi konsumsi akhir, pembentukan modal dan ekspor.

(48)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 40 Tahun Dasar:

Adalah tahun terpilih sebagai referensi statistik, yang digunakan sebagai dasar penghitungan tahun-tahun yang lain. Dengan tahun dasar tersebut dapat digambarkan seri data dengan indikator rinci mengenai perubahan/pergerakan yang terjadi.

(49)

1. NILAI PDRB

2. STRUKTUR EKONOMI

3. PERTUMBUHAN EKONOMI

4. PENDAPATAN REGIONAL PERKAPITA

5. LAJU PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT

(50)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 42

3.1

NILAI PDRB

Nilai PDRB Kabupaten Bireuen terus meningkat, baik atas dasar harga berlaku maupun konstan. Hal ini menunjukan adanya perkembangan positif perekonomian Bireuen dari tahun ke tahun.

Grafik 1

Nilai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 (Trilyun Rupiah)

Pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan sebesar 5,79 trilyun rupiah, terus meningkat hingga menjadi 7,99 trilyun rupiah pada tahun 2013. Tren yang sama juga terjadi pada PDRB atas dasar harga konstan yang juga terus meningkat, dari 2,64 trilyun rupiah di tahun 2010 hingga menjadi 3,07 trilyun rupiah di tahun 2013.

PDRB ADHB PDRB ADHK 5.79 2.64 6.46 2.78 7.21 2.93 7.99 3.07 2010 2011*) 2012*) 2013**) *) angka perbaikan **) angka sementara

(51)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 43

3.2.

STRUKTUR EKONOMI

Secara garis besar ruang lingkup perekonomian dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok sektor, yaitu Kelompok sektor primer, sekunder dan tersier. Kelompok sektor primer terdiri dari sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian. Kelompok sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, utilitas (listrik dan air bersih) dan sektor kontruksi. Sedangkan kelompok sektor tersier yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaaan; serta sektor jasa-jasa.

Perekonomian di Kabupaten Bireuen secara umum didominasi oleh kegiatan primer dan kegiatan tersier, mengingat Bireuen merupakan salah satu sentra produksi pertanian (terutama padi dan kedelai) juga posisinya yang strategis pada perlintasan mobilitas manusia dan barang dari arah timur (Medan, Langsa dan Lhoksuemawe) maupun arah selatan (Gayo dan Takengon) menuju ke Banda Aceh, sehingga pendistribusian barang dari ketiga tempat tersebut menggerakan perdagangan di Bireuen.

Dalam beberapa tahun terakhir kegiatan tersier semakin dominan, dimana separuh dari perekonomian Bireuen dibentuk oleh

Perekonomian Bireuen secara umum

didominasi oleh kegiatan primer dan kegiatan tersier, mengingat Bireuen merupakan salah satu sentra produksi pertanian dan juga posisinya yang strategis pada perlintasan mobilitas manusia dan barang

(52)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 44 kegiatan tersier ini, dengan kontribusinya mencapai 52,48 % di tahun 2013, hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya semakin menggeliatnya perdagangan dengan semakin kondusifnya stabilitas keamanan. Sedangkan andil kegiatan primer dan kegiatan sekunder relatif semakin menurun, dengan peranan masing-masing 37,29 % dan 10,24 % di tahun 2013 .

Grafik 2

Peranan Kegiatan Ekonomi dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 (Persen)

Sedangkan jika ditinjau dari sisi sektoral, walaupun kontribusinya semakin menurun, namun sektor pertanian masih menjadi yang paling berpengaruh di Bireuen, dengan andil mencapai 36,26 % di tahun 2013. Kemudian di tempat kedua sektor

2010 2011*) 2012*) 2013**)

39.29 38.66 38.48 37.29

11.19 10.72 10.19 10.24

49.51 50.62 51.33 52.48

Primer Sekunder Tersier

*) angka perbaikan **) angka sementara Sedangkan jika ditinjau dari sisi sektoral, walaupun kontribusinya semakin menurun, namun sektor pertanian masih menjadi yang paling berpengaruh di Bireuen, dengan andil mencapai 36,26 % di tahun 2013.

(53)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 45 perdagangan, hotel dan restoran cenderung stabil peranannya dari tahun ke tahun dengan pengaruh 25,59 % pada tahun 2013.

Grafik 3

Peranan Sektor Ekonomi dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Bireuen Tahun 2013 **)

Kemudian disusul sektor pengangkutan dan komunikasi dengan andil 13,61 %, dimana pengaruhnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi yang sama juga terjadi pada sektor jasa-jasa, terutama didukung oleh jasa pemerintahan umum dimana pada tahun 2010 jasa-jasa hanya sebesar 8,81 % menjadi 11,27 % di tahun 2013.

Sektor-sektor lainnya masing-masing hanya mampu membentuk roda perekonomian Bireuen di bawah 10 %. Peranan Sektor konstruksi selama 4 tahun terakhir dikisaran 9 %. Sedangkan

36.26% 1.02% 1.12% 0.39% 8.73% 25.59% 13.61% 2.00% 11.27%

Pertanian Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum

Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahan

Jasa-jasa

(54)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 46 sektor-sektor lainnya sangat kecil proporsinya, yang terendah adalah sektor listrik dan air bersih yang hanya 0,39 %.

3.3. PERTUMBUHAN EKONOMI

Sepanjang kurun waktu 2010-2012 perekonomian Kabupaten Bireuen mengalami pertumbuhan yang cukup meyakinkan, pada tahun 2010 hanya sebesar 4,91 %, selanjutnya pada tahun 2011 laju pertumbuhan perekonomian Bireuen meningkat menjadi 5,30 % dan 2012 menjadi 5,59 %. Namun begitu pada tahun 2013 kecepatan pertumbuhan perekonomian Bireuen melambat menjadi 4,66 %, hal ini sangat dipengaruhi oleh sektor pertanian yang pertumbuhannya melambat di tahun 2013 yang hanya sebesar 1,88 %, padahal sebelumnya laju pertumbuhannya sempat mencapai 5,53 %.

Grafik 4

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 (Persen)

4.91

5.3

5.59

4.66

2010 2011*) 2012**) 2013**)

Namun begitu pada tahun 2013 kecepatan pertumbuhan

perekonomian Bireuen melambat menjadi 4,66 %, hal ini sangat dipengaruhi oleh sektor pertanian yang

pertumbuhannya melambat di tahun 2013 yang hanya sebesar 1,88 %, padahal sebelumnya laju pertumbuhannya sempat mencapai 5,53 %. *) angka perbaikan **) angka sementara

(55)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 47 Sektor jasa-jasa adalah yang tertinggi pertumbuhannya pada tahun 2013 yang mencapai 8,53 %, disusul sektor pengangkutan dan komunikasi 7,51 % dan sektor listrik dan air bersih 5,78 %.

3.4.

Pendapatan Regional per Kapita

Pendapatan regional per kapita merupakan hasil bagi antara Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas dasar biaya faktor produksi (PDRB yang telah dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

Pendapatan regional per kapita digunakan untuk melihat rata-rata pendapatan tiap penduduk pada suatu daerah. Tapi keadaan ini tidak dapat sepenuhnya dijadikan ukuran kesejahteraan karena ukuran agregat yang dihasilkan dapat membuat pendapatan besar sekelompok orang terdistribusi keseluruh penduduk.

Pendapatan regional per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 sebesar Rp. 14,11 juta terus meningkat tiap tahunnya hingga menjadi Rp. 18,31 juta pada tahun 2013. Demikian juga dengan pendapatan regional per kapita atas dasar harga konstan yang juga terus meningkat, dengan nilai Rp. 6,44 juta pada tahun 2010 hingga menjadi 7,03 juta di tahun 2013.

Pendapatan regional per kapita digunakan untuk melihat rata-rata pendapatan tiap penduduk pada suatu daerah. Tapi keadaan ini tidak dapat sepenuhnya dijadikan ukuran kesejahteraan karena ukuran agregat yang dihasilkan dapat membuat pendapatan besar sekelompok orang terdistribusi keseluruh penduduk.

(56)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 48

Grafik 5

Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bireuen Tahun 2010- 2013 (Juta Rupiah)

Selain itu publikasi ini juga menyajikan PDRB per kapita. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per satu orang penduduk. PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku di tahun 2013 sebesar Rp. 19,3 juta, atau dengan kata lain rata-rata nilai tambah yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi oleh setiap penduduk di Kabupaten Bireuen sebesar Rp. 1,6 juta perbulan. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan menunjukkan perkembangan ekonomi per kapita penduduk suatu daerah. PDRB Perkapita atas dasar harga konstan Bireuen di tahun 2013 senilai Rp. 7,41 juta dengan laju pertumbuhan 2,71 %.

2010 2011*) 2012*) 2013**)

14.11 15.39

16.83 18.31

6.44 6.62 6.85 7.03

Pendapatan Regional Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Pendapatan Regional Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan

*) angka perbaikan **) angka sementara

(57)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 49

3.5. LAJU PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT

Indeks implisit merupakan salah satu indikator yang penting dalam menggambarkan stabilitas perekonomian suatu daerah. Indeks ini mencakup semua jenis harga seperti harga konsumen, harga produsen, harga perdagangan besar, harga eceran dan harga lainnya yang sesuai dalam penghitungan nilai produksi setiap sektor. Perubahan pada indeks implisit mampu mengukur tingkat perubahan harga atau inflasi dari sisi produsen atas agregat pendapatan terhadap harga pada tahun dasar.

Pada tahun 2013, dengan mengacu perubahan indeks implisit, inflasi yang terjadi di Bireuen sebesar 5,88 %. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa secara agregat harga produsen komoditas di tahun 2013 lebih mahal 5,88 % dari harga tahun sebelumnya.

Secara umum, stabilitas perkonomian di Bireuen memberikan gambaran yang cukup baik. Salah satunya ditunjukkan dengan tren inflasi berdasarkan indeks implisit yang cukup stabil, dan tidak terlalu tinggi, yaitu di kisaran 6 %.

Pada tahun 2013, dengan mengacu perubahan indeks implisit, inflasi yang terjadi di Bireuen sebesar 5,88 %. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa secara agregat harga produsen

komoditas di tahun 2013 lebih mahal 5,88 % dari harga tahun

(58)

PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2010-2013 50

Grafik 6

Laju Pertumbuhan Indeks Implisit Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 (Persen)

5.37 6.02 5.61 5.88 2010 2011*) 2012*) 2013**) *) angka perbaikan **) angka sementara

(59)

1. SEKTOR PERTANIAN

2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

4. SEKTOR LISTRIK DAN AIR MINUM 5. SEKTOR BANGUNAN

6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 7. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 8. SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA

PERUSAHAAN

(60)

PDRB Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha 2010-2013 52 PDRB menurut lapangan usaha dibagi menjadi sembilan sektor dan masing-masing sektor dirinci menjadi subsektor. Pemecahan menjadi subsektor ini disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2000. Kontribusi dan perkembangan tiap sektor Kabupaten Bireuen diuraikan dibawah ini :

4.1. Pertanian

Sektor pertanian adalah yang paling dominan di kabupaten Bireuen, di tahun 2013, 36,26 % perekonomian digerakan oleh sektor ini. Perkembangan subsektor tanaman bahan makanan, peternakan dan perikanan sangat mempengaruhi perekonomian di Bireuen, mengigat peranan ketiga subsektor cukup besar. Pada tahun 2013 18,66 % perekonomian Bireuen berasal dari subsektor tanaman bahan makanan. 6,86 % dari sub sektor peternakan dan sub sektor perikanan 8,10 %. Sedangkan kontribusi subsektor tanaman perkebunan dan subsektor kehutanan hanya sebesar 2,40 % dan 0,24 %.

Primadona tanaman bahan makanan di Bireuen adalah padi dan kedelai. Sebagian besar areal persawahan di Bireuen dialiri oleh irigasi, baik teknis, semi teknis, sederhana maupun irigasi non pekerjaan umum, yang sumber airnya berasal dari Sungai Peusangan.

Sedangkan daerah penghasil terbesar kedelai berasal di Kecamatan

Perkembangan subsektor tanaman bahan makanan, peternakan dan perikanan sangat mempengaruhi perekonomian di Bireuen, mengigat peranan ketiga

(61)

PDRB Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha 2010-2013 53 Peudada, Peulimbang, Jeumpa, Peusangan, Juli, Jeunieb. Pandrah, dan Kuta BLang. Selain konsumsi lokal, kacang kedelai dipasarkan dalam bentuk butiran hingga ke Medan (Sumatera Utara).

Grafik 7

Peranan Sektor Pertanian Terhadap PDRB Menurut Sub Sektor Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 (Persen)

18.66 2.4 6.86 0.24 8.1 17.79 2.55 7.87 0.26 8.96 17.06 2.69 8.68 0.3 8.85 16.52 2.66 9.52 0.36 9.09 Tanaman Bahan Makanan

Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan

2010 2011*)

2012*) 2013**)

Potensi perikanan Bireuen cukup besar mengingat kabupaten ini berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian utara. Namun pada periode 2010-2013 andil subsektor perikanan terhadap total perekomian Bireuen terus menurun hingga menjadi 8,1 % di tahun 2013, walaupun nilai tambahnya meningkat, mencapai 647 milyar rupiah pada tahun 2013. Pada tahun 2013 dihasilkan 5 155,04 ton ikan tongkol, 1 141,30 ton ikan teri, 603,60 ton ikan tuna, 533,71 ton ikan cakalang, dan 423,50 ton ikan gembung yang menjadi komoditi

*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

(62)

PDRB Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha 2010-2013 54 utamanya, sebagian besar berasal dari Kecamatan Jangka, Samalanga, Simpang Mamplam, Peudada, Jeunieb, Jeumpa dan Kuala. Sedangkan untuk budidaya perikanan, bandeng tetap menjadi pilihan utama, dengan total produksi 3 448,73 ton dimana hampir separuhnya berasal dari Kec. Jangka. Selain itu juga dihasilkan udang sebanyak 940,50 ton dengan daerah penghasil terbesar di Kec. Peudada dengan nilai hampir setengahnya.

Pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2013 sebesar 1,88 %, lebih lambat dari tahun sebelumnya 5,53 %. Hal yang sama juga terjadi hampir di seluruh subsektor yang ada di pertanian. Laju pertumbuhan di sektor pertanian pada tahun 2013 yang tertinggi ditempati oleh subsektor tanaman bahan makanan dengan pertumbuhan 5,75 %, hasil produksi padi yang mencapai 207 674 ton sangat mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian.

Subsektor peternakan pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan negatif sebesar 5,20 %, hal ini sangat dipengaruhi oleh populasi sapi potong yang diusahakan di tahun 2013 sebanyak 51 166 ekor, lebih rendah daripada tahun sebelumnya 58 825 ekor.

Pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2013 sebesar 1,88 %, lebih lambat dari tahun sebelumnya 5,53 %. Hal yang sama juga terjadi hampir di seluruh subsektor yang ada di pertanian.

(63)

PDRB Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha 2010-2013 55

4.2. Pertambangan dan Penggalian

Nilai tambah sektor ini hanya berasal dari subsektor penggalian, mengingat di Kabupaten Bireuen tidak ada pertambangan baik pertambangan minyak dan gas bumi, maupun bukan pertambangan migas. Setiap tahun kontribusi subsektor penggalian sangat kecil dan relatif konstan, dikisaran 1 %. Sementara laju pertumbuhan sektor ini di tahun 2013 sebesar 4,40 %.

Grafik 8

Laju Pertumbuhan Sektor Penggalian Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 (Persen)

4.3. Industri Pengolahan

Industri pengolahan Kabupaten Bireuen hanya berasal dari industri bukan migas, mengingat tidak adanya industri migas. Industri pengolahan juga memberikan kontribusi yang sangat kecil terhadap 9.5 5.26 4.4 4.4 2010 2011*) 2012*) 2013**) *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

(64)

PDRB Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha 2010-2013 56 PDRB Kabupaten Bireuen. Dari tahun ke tahun nilai tambah sektor ini dikisaran 1 persen dari keseluruhan PDRB Kabupaten Bireuen, pada tahun 2013 hanya sebesar 1,12 %.

Pertumbuhan sektor industri pengolahan ini cukup berfluktuasi, dengan peningkatan 1,48 % pada tahun 2013. Perkembangan pada sektor ini hanya dipengaruhi nilai produksi industri menengah dan industri kecil rumah tangga, sedangkan industri besar sampai saat ini belum ada. Oleh karena itu penanganan yang baik terutama pada skala usaha industri kecil rumah tangga dapat membantu peningkatan ekonomi masyarakat secara langsung.

Grafik 9

Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Bireuen Tahun 2010-2013 (Persen) 2.2 4.25 1.93 1.48 2010 2011*) 2012*) 2013**) Industri pengolahan Kabupaten Bireuen hanya berasal dari industri bukan migas, mengingat tidak adanya industri migas. Industri pengolahan juga memberikan kontribusi yang sangat kecil terhadap PDRB Kabupaten Bireuen.

*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Gambar

Tabel 2.  Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut

Referensi

Dokumen terkait

Hingga tahun 2013 telah dilakukan pelepasan kawasan hutan menjadi non kehutanan seluas 1.784.713 hektar dari luas total 9.036.835 hektar, namun tidak ada satupun pelepasan

jam pasien akan : 1) Mengatakan 1) Ajarkan klien untuk latihan ROM. 2) Bantu mengembangka n keseimbangan duduk dan berdiri 3) Motivasi untuk menggerakan kaki terus

Belajar 15 Menit 1. Guru meminta siswa untuk menanyakan kembali materi. yang

Hasil dari perhitungan algoritma gajah mada dinyatakan stroke hemoragik (perdarahan intraserebral) jika didapatkan ketiganya (+)/2 dari 3 kriteria (+), jika

Melihat rendahnya sikap ilmiah siswa kelas V SD Negeri I Kebon Gembong Kendal, guru harus melakukan tindakan guna mengatasi masalah tersebut, salah satunya

Hasil temuan penelitian ini diperjelaskan oleh pendapat widyoko (2009:209) yang mengemukakan bahwa “komunikasi pembelajaran adalah proses transformasi pesan berupa ilmu

Berdasarkan dari tabel 4 di atas yang merupakan hasil uji ANOVA atau Ftest didapat nilai Fhitung sebesar 7,467 dengan Ftabel sebesar 2,473 ini berarti

Hulmansyah, Huda, dan Bayu, Analisis Pengaruh Kepemimpinan ... menunjukkan nilai koefisien estimasi standar antar variabel laten dan nilai t signifikansi setelah dilakukan