• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memaknai Kembali Hari Konstitusi Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Memaknai Kembali Hari Konstitusi Indonesia"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Memaknai

Kembali

Hari

Konstitusi Indonesia

UNAIR NEWS – Hari Konstitusi Indonesia mulai diperingati pada

tanggal 18 Agustus Tahun 2008. Hari itu bertepatan dengan ditandatanganinya Deklarasi Hari Konstitusi Indonesia oleh Lembaga Kajian Konstitusi, Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan Pimpinan serta anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dilengkapi pula oleh berbagai komponen masyarakat Indonesia. Gagasan diperingatinya tanggal 18 Agustus sebagai Hari Konstitusi Indonesia, diawali dari sebuah artikel yang ditulis Mochamad Isnaeni Ramadhan dengan judul “Konstitusi Indonesia” yang dimuat dalam harian Suara Karya. Menanggapi peringatan Hari Konstitusi Indonesia, pakar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Dr. Sukardi, S.H., M.H., mengatakan, konstitusi merupakan hukum tertinggi yang dapat dipahami pula dari sisi materiilnya. Sukardi juga menambahkan bahwa dalam konstitusi mengatur antara pemerintah dengan masyarakat yang berisi hak asasi manusia serta menandai adanya suatu negara.

“Konstitusi itu bisa dipahami sebagai hukum tertinggi. Kemudian juga dilihat dari sisi materiilnya konstitusi juga mengatur antara pemerintah dengan yang diperintah yang berisi hak asasi manusia dan menandai adanya sebuah negara,” ujarnya. Terkait adanya wacana mengembalikan UUD NRI 1945 ke naskah aslinya, pengampu mata kuliah hukum perancangan undang-undang ini menegaskan, apabila hal itu akan dilakukan tentu saja diperlukan poin-poin penting terkait urgensi yang mendasari pengembalian tersebut perlu dilakukan.

“Kalau mau melakukan pengembalian naskah UUD asli tentu saja harus menentukan urgensinya. Karena apabila kita tarik mundur bahwa UUD 1945 itu megatur mengenai sistem pemerintahan yang

(2)

kuat. Padahal yang sekarang terjadi adalah sistem check and balances dimana tidak ada satu lembaga pun yang memiliki kekuatan super power. Antara lembaga legislatif, eksekutif, dan yudisial memiliki kedudukan yang seimbang yang sesuai dengan makna konstitusi mengenai pembagian kekuasaan,” pungkas Sukardi.

Mengenai usulan apa yang disarankan oleh Sukardi tentang konstitusi, dirinya mengatakan apabila saat ini yang paling penting adalah bagaimana pembentuk undang-undang memaknai bunyi konstitusi sesuai dengan konsep kekinian karena konstitusi multitafsir.

Penulis : Pradita Desyanti Editor : Nuri Hermawan

Wujudkan Indonesia Merdeka

dari Hoax

UNAIR NEWS – Perkembangan arus informasi yang sedemikian cepat

membawa pengaruh buruk berupa penyebaran informasi yang tak kredibel atau hoax. Pakar komunikasi massa Effendi Gazali menyebutnya sebagai gaya penjajahan baru di bidang teknologi dan budaya.

“Dulu kita melawan penjajahan Belanda dan bangsa-bangsa asing. Imperialisme secara fisik. Sekarang, (Indonesia dijajah) media sosial. Kita merayakan kebebasan bermedia tanpa etika. Tanpa memikirkan akibatnya. Itu adalah penjajahan baru. Imperialisme teknologi dan budaya,” terang Effendi usai menguji disertasi Drs. Suko Widodo, MA, Rabu (16/8).

(3)

Selain masalah hoax, Effendi menyebut permasalahan terbesar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah ketimpangan ekonomi. Data yang dirilis oleh lembaga-lembaga menyebutkan, harta empat orang terkaya di Indonesia setara dengan harta seratus juta orang miskin.

Ia mengatakan, ketimpangan ekonomi tersebut bukan saja akibat perekonomian saat ini melainkan juga warisan pemerintahan-pemerintahan masa lalu.

Menghadapi kondisi semacam itu, Effendi menghendaki agar segenap warga bisa melawan ketidakadilan ekonomi agar pemerataan kesejahteraan segera tercapai.

“Secara umum Pancasila dan UUD 1945 menginginkan kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia, kebangkitan ekonomi kita lawan ketidakadilan ekonomi. Kita bikin itu betul-betul merata semaksimal mungkin,” imbuhnya.

Permasalahan ketiga yang diungkapkan Effendi adalah ambang batas pemilihan presiden sebesar 20 persen.

“Sivitas akademika masih punya tugas untuk menyelesaikan presidential threshold (ambang batas pilpres) 20 persen. Belum ada negara di dunia yang punya presidential threshold jika pelaksanaan pemilunya serentak. Kita masih punya perjuangan untuk meletakkan ketatanegaraan. Suara di pemilu sebelumnya tidak boleh digunakan sembarangan pada pemilu sekarang dan lima tahun kemudian,” tegasnya.

Merespon terhadap banyaknya permasalahan yang diimiliki bangsa Indonesia, penggagas Republik Mimpi ini berharap agar para aktivis secara konsisten menyuarakan kritik-kritiknya pada pemerintah.

“Kita terlalu galak sebagai aktivis pada jaman SBY. Pak rektor, dekan, peneliti, dan mahasiswa, ayo kita suarakan kritik kita secara cerdas. Tidak boleh ada pemerintahan demokratis yang menutup diri pada kritik. Ayo kita sampaikan

(4)

kritik yang cerdas dan sesuai dengan landasan UUD 1945 dan Pancasila,” ujar Effendi.

Penulis: Defrina Sukma S Editor: Rio F. Rachman

FEB Adakan Diskusi Guna

Rumuskan

Indikator

Kesejahteraan

UNAIR NEWS – Guna merumuskan indeks kesejahteraan versi Universitas Airlangga, Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD). Dalam kesempatan ini Prof. Dr. Bambang Tjahjadi, SE., MBA., Ak bersama tim dari UNAIR memaparkan berbagai komponen, mulai dari kriteria penilaian hingga pembobotan.

FGD yang diselenggarakan Senin (14/8) di Aula Tirto ini salah satu usaha dalam memberikan sumbangsih pemikiran untuk kemajuan bangsa. Selain itu, diadakannya FGD juga bertujuan untuk mendorong universitas menuju peringkat 500 besar dunia. Dalam upaya menuju ranking 500 besar dunia, UNAIR juga dituntut untuk mampu menumbuhkan kompetisi organisasi-organisasi pemerintahan maupun non pemerintahan. Prof. Bambang menjelaskan, cara ini dilakukan dengan perangkingan organisasi yang nantinya akan mendapat insentif berupa penghargaan.

“Tata kelola organisasi yang baik, pasti memiliki daya saing yang baik pula. Ini sebagai langkah awal agar lebih fokus pada pemerintah daerah. Tidak berhenti pada pemda, melainkan akan berlanjut pada sektor lainnya, seperti industri gula, industri

(5)

pengolahan, hingga transportasi,” ujar Prof Bambang.

“Upaya ini sangat selaras dengan visi Pusat Tata Kelola dan Daya Saing. Ketika nantinya tata kelola organisasi sudah dalam tataran baik, maka daya saingnya pun akan baik,” tutur guru besar yang diamanahi menjadi Ketua Pusat Tata Kelola dan Daya Saing FEB UNAIR itu.

FGD kali ini dihadiri oleh perwakilan dari pemda, pemprov, media, serta akademisi. Usai FGD, rencananya, tahun ini akan mulai berjalan dengan target utama pemda. Stakeholder yang terlibat dalam program ini meliputi tokoh masyarakat, bupati, dan jajaran pemda. Sedangkan indikator secara umum meliputi sektor ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan sektor-sektor lainnya.

Prof. Bambang menambahkan bahwa universitas yang telah melakukan perangkingan semacam ini adalah National University of Singapore (NUS). Namun, perangkingan versi UNAIR kali ini hasilnya akan lebih objektif dan komprehensif karena mencakup kabupaten dan kota. Di samping itu, perankingan menggunakan data primer dan sekunder dari data mikro, seperti SUSENAS.

“Harapan ke depan adalah akan diperoleh perankingan setiap daerah. Kemudian dapat diimplementasikan dalam program-program yang sesuai dengan indikator kesejahteraan masing-masing. Selain itu juga menstimulus pemda untuk berinovasi,” tambahnya. (*)

Penulis : Siti Nur Umami Editor : Binti Q. Masruroh

(6)

Konsulat Jenderal Jepang Ajak

UNAIR Bangun Kerjasama

UNAIR NEWS – Dalam kunjungan ke Universitas Airlangga, Masaki Tani selaku Konsul Jepang menyampaikan keinginannya untuk membangun kerjasama bidang akademik, khususnya di Surabaya. Sebagai universitas terkemuka di Indonesia, keinginan ini menjadi motivasi UNAIR untuk bisa membangun hubungan lebih intens lagi dengan Konsulat Jenderal Jepang RI.

“UNAIR telah dikenal memiliki fakultas kedokteran terbaik, bidang yang paling potensial untuk bisa dijalin kerjasama. UNAIR mewakili akademik dalam membangun kerjasama segitiga antara industri, akademik dan pemerintah,” ujar Masaki dalam kunjungannya, Selasa (8/8).

Menurutnya, Surabaya menjadi pintu masuk untuk Indonesia wilayah timur sebagai universitas yang memiliki peran dalam membangkitkan ekonomi. Hal ini yang harus direspon untuk bisa bersaing dalam persaing global.

“Ini yang mendorong pemerintah Jepang berkinginan untuk membangun relasi dengan Indonesia, khususnya UNAIR,” tambahnya.

Direktur Airlangga Global Engagement (AGE) UNAIR yang menanganai kerjasama luar negeri Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si menyambut hangat kedatangan konsul Jepang beserta rekannya Kashiwabara Keigo selaku Consul for Education. Hingga saat ini, hubungan UNAIR dengan pemerintah Jepang telah teralin lama, terlebih dengan Kobe University selama 21 tahun.

Dari 20 universitas yang telah berkerjasama dengan UNAIR, ada tujuh universitas yang masih aktif bekerjasama. Diantara universitas itu adalah Kobe University, Hiroshima University, Osaka University, Kagoshima University, Tohoku University,

(7)

Nagasaki University, Kumamoto University, dan Keio University. “Ke depan, UNAIR akan mengembangkan triple helix antara pemerintah Jepang dan UNAIR,” ucap Guru Besar Biokimia Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR itu.

Kerjasama ini diharapkan dapat membantu muwujudkan visi-misi UNAIR dalam mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi. Sementara itu, salah satu kontibusi Jepang dalam mewujudkan itu adalah sumbangan pembangunan gedung Tropical Desease Center (TDC). “Banyak keterlibatan peneliti Jepang. Hingga kini telah memproduksi publikasi cukup banyak. Semoga akan ada kerjasama yang dapat memujudkan capaian dalam membantu intersionalisasi universitas,” pungkas Nyoman. (*)

Penulis : Helmy Rafsanjani Editor : Binti Q. Masruroh

PIH UNAIR Pasok Berita

Terbanyak

di

Laman

Kemenristek Dikti

UNAIR NEWS – Pada akhir bulan Juli lalu, media UNAIR News mendapatkan penghargaan sebagai sepuluh besar pemasok berita untuk Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Penghargaan itu disampaikan dalam pertemuan Rakor Kehumasan yang dilaksanakan pada 27 Juli lalu bertempat di Bali.

S e l u r u h b e r i t a y a n g d i p a s o k k e K e m e n r i s t e k D i k t i dipublikasikan melalui laman http://www.dikti.go.id/. Berita

(8)

juga dipublikasikan di media sosial Kemenristek Dikti baik di Facebook maupun Twitter. Berita-berita itu meliputi prestasi, inovasi penelitian, pengembangan pendidikan, dan informasi seputar perguruan tinggi lainnya.

Suko Widodo selaku Ketua Pusat Informasi dan Humas Universitas Airlangga (PIH UNAIR) mengapresiasi atas penghargaan yang diberikan oleh Kemenristek Dikti. Ia juga mendorong seluruh awak agar selalu mengedepankan kecepatan dalam memperbarui informasi.

“Hal itu saya kira bisa memicu kita semua untuk cepat dalam merespon sesuatu. Di era digital, kecepatan menjadi kunci penting dalam organisasi. Kalau UNAIR mau jadi world class university, maka kita jangan sampai ketinggalan untuk meng-update informasi ,” ujar Suko.

Ke depan, dengan diperolehnya penghargaan tersebut, Suko berharap pasokan peralatan yang mumpuni di UNAIR News bisa didapatkan. Mengingat, seiring berkembangnya teknologi komunikasi, UNAIR News juga harus bisa menyesuaikan berbagai peralatan yang dibutuhkan.

“Dalam perkembangan media saat ini, teks, gambar, video, semua berkembang menjadi satu. Maka, perangkat juga harus ikutan hijrah, kualitas SDM juga harus ditingkatkan,” tambahnya.

Saat ini, UNAIR News terus mengembangkan diri menjadi media yang bukan hanya menyajikan informasi bagi sivitas tapi juga memberi inspirasi dan motivasi. Untuk itu, media ini terus menerus mengembangkan konten positif hingga menambah rubrik. S e l a i n m e l a k u k a n p u b l i k a s i b e r i t a m e l a l u i l a m a n http://news.unair.ac.id/ UNAIR News juga secara berkala menerbitkan majalah Warta Airlangga, tabloid wisuda, dan newsletter. Produk buku berjudul “100 Pakar UNAIR: Menaburkan Ilmu Pengetahuan untuk Memandirikan Bangsa” dan “Ada Apa di UNAIR” juga diterbitkan oleh PIH UNAIR.

(9)

Ke depan, semoga UNAIR News dapat menjadi media yang informasinya selalu ditunggu. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Defrina Sukma S.

Plasma Darah Jadi Alternatif

Mahalnya Biaya Stem Cell

UNAIR NEWS – Lama bergelut dalam laboratorium stem cell, Annas Prasetyo Adi ingin berkontribusi di bidang kesehatan dengan memanfaatkan limbah medis plasma darah pasien dalam proses isolasi stem cell. Berbekal tesisnya berjudul “Proliferasi Mesenchymal Stem Cells From Human Exfoliated Deciduous Teeth (Shed) yang di Kultur Pada Media Dengan Plasma Darah Manusia” Annas dinobatkan wisudawan terbaik S-2 Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga dengan IPK 3,84.

Kepeduliannya dengan pasien terhadap mahalnya biaya terapi pengobatan berbasis stem cell inilah yang mendorong alumnus S-2 Biologi ini membuat alternatif baru. Alternatif itu dimulai dari plasma darah pasien yang dijadikan sebagai pengganti fetal bovine serum (FBS) yang selama ini menjadi komponen penting sebagai campuran medium kultur stem cell.

“Pengggunaan stem cell yang dikultur dalam medium yang telah dimodifikasi tersebut dapat mengurangi bahaya penolakan dan lebih aman ketika digunakan dalam aplikasi klinis karena plasma darah tersebut berasal dari pasien itu sendiri,” jelas wisudawan terbaik asal Sidoarjo.

(10)

memodifikasi peralatan laboratorium penelitiannya akibat keterbatasan fasilitas yang ia temuai disana.

“Awalnya saya kesulitan untuk melaksanakan penelitian ini karena keterbatasan fasilitas, Tapi dengan memodifikasi segala peralatan yang sangat terbatas itu, akhirnya saya mendapatkan tambahan ilmu praktis yang tidak pernah didapatkan dibangku perkuliahan,” imbuh Annas.

Keuletan menjadi sebuah kata yang tidak bisa jauh dari pribadi Annas. Ikhlas sampai tuntas itulah yang selalu ia geluti di dalam laboratorium biologi setiap hari.

“Ikhlas dan selalu mencoba untuk menyelesaikan apa yang sudah saya mulai sampai tuntas. Walaupun terkadang harus terbangun dini hari dan mengorbankan waktu istirahat tetapi yang penting saya melakukan semuanya dengan senang hati dan ikhlas,” jelas Annas.

Ia tidak menyangka, bahwa proses yang membuatnya jatuh dan bangun untuk mendapatkan gelar magister tersebut akhirnya dapat terselesaikan beserta bonus menjadi wisudawan terbaik S-2 FST. (*)

Penulis : Disih Sugianti Editor : Nuri Hermawan

Idamkan UNAIR Sejak Santri

WARTA UNAIR – Berangkat dari kehidupan sejak kecil yang berada di lingkungan pesantren, di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Mohammad Syaeful Bahar tidak hanya cerdas dalam ilmu keagamaan, tapi juga mencintai ilmu yang berkaitan tentang sosiologi dan politik.

(11)

“Di pesantren ini semangat belajar saya terbentuk, salah satunya adalah belajar tentang sesuatu yang tidak banyak diajarkan di pesantren, seperti sosiologi dan politik,” jelasnya.

Laki-laki kelahiran Bondowoso 49 tahun silam juga bercerita, sejak menjadi santri dia sudah mengagumi beberapa pakar politik dan sosiologi dari Universitas Airlangga.

“UNAIR salah satu kampus yang sejak lama saya idamkan. Nama-nama besar seperti Prof. Tandyo, Prof. Ramlan, dan Prof. Hotman adalah nama-nama besar yang selalu mendorong saya kuliah dan belajar di sini,” terangnya.

Cita-cita tersebut ia wujudkan dengan menempuh studi magister hingga doktoral di UNAIR. Berkat kegigihan yang dilandasi rasa cinta serta riset yang berjudul “Interaksi Antara Kiai dan Beijingan dalam Proses Pemilihan Kepala Desa (PILKADES) di Bondowoso”, Syaeful dapat menyebet gelar wisudawan terbaik S3 FISIP UNAIR dengan perolehan IPK 3.94.

“Penelitian ini menemukan, paling tidak terdapat empat pola interaksi antara kiai dan bejingan, yaitu kolaboratif, konflik, ko eksistensi dan hegemonik,” jelasnya.

Selama studi S3 di UNAIR, Syaeful juga memiliki beragam kesibukan dan tanggung jawab dibeberapa lembaga seperti menjadi Ketua Lembaga Pendidikan Maarif NU Bondowoso, Ketua Dewan Pendidikan di Bondowoso, dan Wakil Ketua Dewan Riset Daerah di Bondowoso.

“Semua tanggung jawab tersebut juga membutuhkan konsentrasi tinggi, sehingga menjadi tidak mudah membagi waktu dengan studi S3 yang saya tempuh,” pungkas Syaeful. (*)

Penulis : Akhmad Janni Editor : Nuri Hermawan

(12)

Wisudawan Terbaik Ini Sempat

Tak Dipercaya saat Praktik di

Puskesmas

UNAIR NEWS : “Bagi saya, prestasi paling menonjol selama studi adalah dapat menyelesaikan praktik kerja profesi psikologi di Puskesmas dengan baik.” Begitulah yang diucapkan Fusha Maulida Rahma, wisudawan terbaik S-2 Fakultas Psikologi Universitas Airlangga periode Juli 2017.

Setelah merampungkan studi dan melewati beragam tahap, Fusha ditetapkan sebagai wisudawan terbaik dengan perolehan IPK 3,72. Baginya, perjuangan paling berkesan adalah saat dirinya melaksanakan praktik psikologi profesi sebagai konselor selama enam bulan di Puskesmas Keputih, Surabaya dan UPTD Liponsos Kampung Anak Negeri Surabaya.

“Pada saat menempuh praktik di Puskesmas, saya harus berhadapan dengan orang yang tidak percaya pada fungsi dan kemampuan psikolog maupun calon psikolog,” kata perempuan kelahiran Blitar, 30 Juni 1991. Namun, setelah dilakukan pendekatan, masyarakat kemudian menyadari pentingnya peran seorang psikolog maupun calon psikolog dalam kesehatan fisik maupun mental.

Praktik psikologi profesi bagi Fusha tidak hanya sekedar memberikan solusi semata, tetapi harus melakukan analisis serta peka terhadap permasalahan yang muncul. Secara tidak langsung, psikolog maupun calon psikolog memegang peran penting pada masa depan anak maupun orang dewasa yang memiliki masalah.

(13)

buruk, maka pengaruh itu akan berdampak pada kehidupan anak atau orang dewasa itu selanjutnya,” imbuh alumnus MAN 3 Malang ini.

Kepada UNAIR NEWS, Fusha membagi tips dalam menjalani studi S-2 Psikologi. Ia mengakui bahwa studi S-2 sangat berbeda dengan studi S-1.

“Yang paling penting ya menjaga motivasi agar tetap stabil. Pada jenjang S-2, kemandirian mahasiswa lebih terasah. Dosen tidak akan memberikan materi secara detil, jadi mahasiswa dituntut mengasah pengetahuannya sendiri. Jika mahasiswa tak mampu menjaga motivasi, maka akan tertinggal dengan teman lain dan kesulitan dalam menyelesaikan studi yang ditempuh,” ujar Fusha mengakhiri. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Defrina Sukma S.

Tiga Pakar UNAIR Bahas Kajian

Lingkungan

UNAIR NEWS – Pemanfaatan kekayaan alam berbasis pelestarian

lingkungan menjadi bahasan hangat pada talkshow Gelar Inovasi Guru Besar yang diselenggarakan Pusat Informasi dan Humas Universitas Airlangga, Kamis (27/7).

Dalam acara tersebut, ketiga profesor yang berbagi kepakarannya adalah Prof. Dr. Herry Agoes Hermadi, drh., M.Si (Fakultas Kedokteran Hewan), Prof. Dr. Agoes Soegianto, Ir., DEA (Fakultas Sains dan Teknologi), dan Prof. Dr. H.J. Mukono, dr., MS., MPH (Fakultas Kesehatan Masyarakat).

(14)

Prof. Agoes memaparkan tentang Ekotoksikologi. Prof. Agoes menjelaskan, kajian ekotoksikologi sebenarnya amat diperlukan oleh pemerintah dalam membuat kebijakan soal lingkungan. Namun, kajian ini tak begitu berkembang di Indonesia.

Berbicara soal pelestarian lingkungan, Prof. Herry menyampaikan inovasinya berupa isi perut sapi (rumen) yang dijadikan biofermentor bermerek Aras. Rupanya, dosen FKH ini bersemangat berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan lingkungan.

Metode seperti ini juga dapat dimanfaatkan oleh rumah potong hewan yang berbau untuk diolah kembali jadi pakan hewan ataupun biofermentor.

“Dalam satu hari, para pemotong hewan bisa menyembelih sekitar seratus ekor sapi. Tak disangka, darah yang dibuang ini bisa dikembangkan menjadi pakan ternak yang memilki nilai ekonomis,” imbuh Prof. Herry yang mempublikasikan penelitian berjudul “Conversation Impact on Molecular Gentic Changes on Java Green Peacock (Pavo musticus)” di jurnal Environment and Conversation Ecology.

Menghadirkan narasumber dari berbagai disiplin ilmu, Prof. Mukono membahas tentang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia serta upaya-upaya yang harus dilakukan. Ia mengatakan, kerusakan alam yang terjadi saat ini, seperti perubahan iklim dan pemanasan global disebabkan oleh ulah manusia.

“Dampak perubahan iklim penyebabkan munculnya berbagai penyakit. Air dan makanan juga menjadi pemicu munculnya penyakit. Untuk itu diperlukan upaya manusia untuk tidak merusak alam dan lingkungan,” ucap guru besar FKM.

Dihadiri oleh kalangan sivitas akademika, praktisi, pembuat kebijakan hingga wartawan memberi wawasan. Acara tersebut merupakan komitmen UNAIR dalam untuk terus berinovasi merespon permasalahan lingkungan. (*)

(15)

Penulis: Tim UNAIR News

Tiga Profesor Berdiskusi Soal

Pelestarian Lingkungan

UNAIR NEWS – Permasalahan lingkungan tak pernah habis

dibicarakan di level lokal, nasional, hingga global. Lingkungan menjadi hal urgen untuk dibahas mengingat sumber daya alam beserta ekosistem di bumi harus diwariskan ke generasi penerus.

Para pakar Universitas Airlangga dengan sigap merespon isu lingkungan. Ketiga profesor lingkungan dari berbagai fakultas akan memaparkan riset-riset serta pandangannya dalam acara talkshow Gelar Inovasi Guru Besar bertajuk “Pemanfaatan Kekayaan Alam Berbasis Pelestarian Lingkungan”, Kamis (27/7), di Aula Kahuripan 300.

Ketiga profesor yang akan berbagi kepakarannya adalah Prof. Dr. Herry Agoes Hermadi, drh., M.Si (Fakultas Kedokteran Hewan), Prof. Dr. Agoes Soegianto, Ir., DEA (Fakultas Sains dan Teknologi), dan Prof. Dr. H.J. Mukono, dr., MS., MPH (Fakultas Kesehatan Masyarakat).

Dipandu oleh moderator Dr. Santi Martini, dr., M.Kes (FKM), peserta talkshow akan diajak untuk memahami pemanfaatan potensi sumber daya alam berbasis pelestarian lingkungan.

Tak hanya itu, peserta yang terdiri dari berbagai kalangan sivitas akademika, praktisi, pembuat kebijakan hingga wartawan, juga akan mengetahui peran konkret perguruan tinggi khususnya UNAIR untuk melestarikan lingkungan.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ” Pengaruh Berbagai Konsentrasi Filtrat Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Terhadap Mortalitas Ulat Daun

b.Guru memberi tugas rumah kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya dan mengerjakan kegiatan 3.4.1 tentang Evaluasi dampak dari suatu kasus pembangunan di suatu

Tujuan pembelajaran topik bantuan hidup dasar mahasiswa diharapkan mampu melakukan penilaian kesadaran menggunakan  AVPU, melakukan Pijat Jantung Luar (external cardiac

Untuk mendapatkan bantuan dari IMF, maka pada tahun 1991 Argentina harus mengikuti saran yang diberikan oleh IMF yang dianggap dapat mengembalikan keadaan ekonomi yang

Rekomendasi untuk aktifitas pemesanan ialah dengan mengimplementasikan e-Commerce sehingga setiap Customer dapat menginput mandiri setiap pesanan yang langsung

Sistem ini sebaiknya tidak digunakan lagi karena banyak memiliki keterbatasan. Tanggung jawab besar dibebankan pada perawat untuk menginterpretasi order dan

Lakum (2009); Kencanawati dan Merdana (2012) serta Susanti (2003) juga melakukan penelitian dengan menggunakan abu sekam padi yang juga mengandung kandungan silica

Tujuan umum dari perancangan hotel resor di kawasan pantai Parang Tritis kabupaten Bantul adalah mewujudkan sebuah perencanaan dan rancangan Hotel Resor untuk