• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. TAHAPAN PROSES PRODUKSI 4.1 Tahapan Produksi Dalam kegiatan produksi video profil ini terdapat 3 tahapan yang akan dilakukan penulis:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV. TAHAPAN PROSES PRODUKSI 4.1 Tahapan Produksi Dalam kegiatan produksi video profil ini terdapat 3 tahapan yang akan dilakukan penulis:"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

22 BAB IV

TAHAPAN PROSES PRODUKSI 4.1 Tahapan Produksi

Dalam kegiatan produksi video profil ini terdapat 3 tahapan yang akan dilakukan penulis:

4.1.1 Tahap Pra Produksi 4.1.2 Tahap Produksi 4.1.3 Tahap Pasca Produksi 4.1.1 Tahap Pra Produksi

Pada tahap ini, penulis merancang konsep yang akan dibawa dalam pembuatan film dokumenter Pendidikan sebelum memasuki tahap produksi. Pada tahap ini, penulis melakukan riset, Story line, Naskah, hingga survey lokasi yang akan dipilih nantinya dalam proses produksi.

4.1.2 Riset Little Hope Indonesia

Berangkat dari kertertarikan penulis dengan Komunitas Sosial yang berada di Pabelan, Kabupaten Semarang, melalui akun Instagram @littlehopeindonesia yang membuat penulis tertarik untuk melihat secara langsung proses yang mereka lakukan*(lampiran hasil observasi). Dibantu oleh Alfinanda Prasetya dan Anastasia Anisa yang dimana adalah teman penulis sekaligus team marketing dari Little Hope Indonesia dalam membantu penulis mencari tahu tentang seluk beluk kegiatan yang dilakukan oleh komunitas tersebut. Setelah itu, Penulis bertemu dengan salah satu pihak Badan Pengurus Harian (BPH) Little Hope Indonesia yang bernama Anastasia Anissa. Kemudian dia memberikan data-data terkait dengan Latar Belakang Little Hope Indonesia. Pada akhirnya, penulis memutuskan untuk mengunjungi lokasi yang mereka gunakan sebagai tempat belajar di Desa Jembrak khususnya SD Negeri Jembrak.

(2)

23

Secara singkat, Jembrak adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang yang dapat diakses melalui Jl. Benoyo, Salatiga. Untuk mengakses desa tersebut penulis mengingatkan agar berhati hati dan mempersiapkan kondisi fisik dan kendaraannya lebih matang (terutama rem dan ban) karena kondisi jalan di daerah sebelum masuk Jembrak terdapat tebing curam, turunan yang tajam dan licin jika hujan. Sepanjang perjalanan, para pengendara disuguhkan dengan pemandangan jalan tol Semarang-Surakarta (Solo), pematang sawah, dan perkebunan karet. Mayoritas penduduk disini adalah petani dan pedagang. Karena potensi tanah gembur dan kondisi geografis yang ada di desa tersebut. Kondisi alam desa ini masih terjaga.

Ketika penulis sampai dilokasi, penulis mencatat aktivitas yang mereka lakukan di dalam kelas dan diluar kelas. Pada saat itu, penulis mengamati pergerakan anak-anak yang diajar oleh para volunteer. Karakter anak-anak bermacam-macam dan para

volunteer harus bersabar menghadapi naluri anak-anak Sekolah Dasar yang nakal dan

susah diatur. Namun terkadang, penulis menjadi penengah bagi mereka. Namun setelah itu, penulis bertemu dengan founder Little Hope Indonesia yang mendukung penulis dengan memberikan data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan film dokumenter ini. Riset berlanjut pada bulan April 2019, Little Hope Indonesia sudah melebarkan sayapnya hingga ke sekolah SDN 04 Sidorejo Lor yang berlokasi di Soka dan Little Hope Cabang Semarang yang berlokasi di SD Kanisius Pekunden Semarang. Penulis juga mendapatkan informasi terbaru terkait dengan jadwal yang mereka berikan. Untuk periode Januari-Juni, kelas hanya diadakan 2 kali seminggu yaitu Senin Jumat dan Senin Rabu yang di gilir setiap minggunya, Sedangkan untuk di Semarang sendiri mereka memulai kegiatannya pada hari selasa-kamis jam 13:00-15:00 siang di SD Kanisius Pekunden Semarang.

4.1.3 Story Line

Ketika penulis sudah menyelesaikan riset, penulis membuata story line, yang dimana dalam pembuatan storyline ini akan digunakan untuk memberikan acuan detail

(3)

24

kepada tim produksi nantinya. Dalam hal ini menyangkut dengan positioning property,

Wardrobe dan make up. Selain itu, story line ini juga akan digunakan dalam editing

baik offline ataupun online nantinya. 4.1.4 Naskah

Pembuatan Naskah disini, penulis dibantu oleh dosen pembimbing membuat narasi yang akan dibacakan baik dari narasumber dan Voice Over agar dalam cerita yang mau diangkat penulis menjadi hidup. Serta tujuan dibuat naskah adalah panduan penulis ketika mengarahkan narasumber.

4.2 Produksi

Setelah semua dirancang dalam masa pra produksi, kini saatnya penulis memasuki tahap yang Namanya produksi. Tahap ini merupakan tahap eksekusi dari apa yang telah dibuat dalam masa pra produksi. Pada tahap ini, penulis tidak bekerja sendirian. Melainkan dibantu oleh beberapa crew dari 1Tim Edelweis Film. Mereka

akan membantu penulis bertugas di lapangan sebagai camera person dan membantu penulis sebagai asisten sutradara dan Director of Photography.

Peralatan yang digunakan penulis terdiri dari Canon 700D, Nikon D3200 dan Sony A5000. Penulis menggunakan 1 kamera DSLR dan 1 Mirrorless sebagai media penulis dalam merekam sebuah gambar bergerak. Selain kamera diatas, penulis menggunakan drone DJI Spark sebagai alat bantu penulis untuk mengambil gambar secara aerial shoot.

Lamanya waktu produksi yang digunakan penulis selama 55 Hari (1 bulan 25 hari). Karena penulis juga melakukan kegiatan Praktek Lapangan Terpadu (PLT/KKN) dan Praktek Lapangan Sebidang (PLS/Magang), maka penulis menggunakan para

3 Edelweis Film yang merupakan sebuah mini production house yang berlokasi di kedai

kopinesia, blotongan, Salatiga yang dimiliki oleh seorang mahasiswa program studi Psikologi, Richie Makaro yang peduli dengan kondisi perfilman di Indonesia.

(4)

25

relawan/voulnteer untuk membantu merekam segala aktivitas belajar mengajar dari Little Hope Indonesia.

4.3 Agenda Produksi

No Agenda Tanggal Lokasi

1. Survey Lokasi Produksi (Observasi I)

Jumat,10 Agustus 2018

SDN Jembrak, Pabelan, Kab. Semarang.

2. Take Scene Stock Shoot Little Hope Indonesia

Jumat,15 Agustus 2018

SDN Jembrak, Pabelan, Kab. Semarang.

3. Take Scene 10 Little Hope Indonesia 14 September 2018 (Diganti menjadi tanggal 24 Mei 2019 karena hasilnya lebih bagus).

SDN Jembrak, Pabelan, Kab. Semarang

4. Observasi II 27 September 2018 – 30 September 2018

21 Mei 2019

SDN Jembrak, Pabelan, Kab. Semarang

SD Kanisius, Pekunden, Semarang.

UKSW 5. Loading List (Barang

barang persiapan produksi)

Januari-Maret 2019 -

6. Take Scene Aerial

Shoot (Drone)

29 April 2019 SDN Jembrak, Pabelan, Kab. Semarang.

7. Interview Started

(termasuk di

1 Mei 2019-21 Mei 2019

SDN Jembrak, Pabelan, Kab Semarang.

(5)

26 dalamnya stock shoot

yang kurang)

Rumah Pak Yoyok (Kepala Sekolah yang terlibat langsung kegiatan Little Hope Indonesia) Salatiga.

SD Kanisius Pekunden Semarang

8. Pasca Produksi 20 Mei- 10 Juni 2019

10-12 Juni 2019

Termasuk menonton Bersama pembimbing agar bisa dibawa ke uji public. (UKSW)

9. Uji Publik Jumat-Sabtu 28,29 Juni 2019

Salatiga Education Expo 2019

4.4 Pasca Produksi

Setelah melakukan proses produksi (baik dalam pengambilan gambar atau menyelesaikan voice over dan narasi) Tibalah pada masa Pasca Produksi, dimana dalam masa ini proses penjahitan kumpulan video menjadi satu cerita. Dalam hal ini penulis menggunakan program Adobe Premiere CC 2019, Adobe After Effect CC 2019, dan Adobe Audition CC 2018. Penggunaan Adobe Premiere CC 2019 untuk menjahit kumpulan video menjadi sebuah cerita, After Effect CC 2019 digunakan untuk pembuatan video infografis, dan Adobe Audition CC 2018 digunakan dalam merekam Voice Over dan pengurangan noise saat pengambilan scene wawancara dengan system audio linking.

(6)

27

Gambar 4.1 Pasca Produksi menggunakan system audio Linking dengan Adobe Audition CC 2019.

4.4.1 Pengumpulan gambar

Pada tahap ini penulis mengumpulkan gambar-gambar yang sudah di take kedalam satu folder yang sudah disediakan penulis untuk kemudian di sortir ulang untuk mencari klip yang cocok digunakan pada saat editing offline. Terdapat beberapa folder agar memudahkan penulis untuk menyortir apakah data tersebut berasal dari Little Hope Indonesia atau lainnya.

(7)

28 4.4.2 Editing Offline

Pada tahapan ini, setelah penulis menyortir file-file yang dibutuhkan dalam proses pengumpulkan gambar, penulis memasuki tahap editing offline, dimana penulis merangkai semua gambar yang telah dikumpulkan selama proses produksi baik data dari kamera maupun drone. Proses merangkai sendiri terdiri dari proses merangkai video untuk mengurutkan per scene dan audio untuk memperbaiki kualitas suara nantinya saat memasuki editing online. Untuk proses editing sendiri penulis menggunakan extended dual screen system yang dimana memadukan 2 monitor menjadi 1 dalam Komputer yang sama dengan menggunakan Video Graphic Adapter (VGA) sehingga dapat menggunakan workspace yang luas dan tidak mengalami kesulitan.

Gambar 4.3: Proses editing offline bekerja sama dengan tim Edelweis Film. 4.4.3 Editing Online

Setelah memasuki fase editing offline, maka masuklah pada proses yang bernama editing online. Pada proses ini, penulis sudah memulai menggunakan color

grading, mixing audio, dan scoring audio. Scoring audio adalah proses penyelarasan

(syncing) video agar sesuai dengan audio (dalam hal ini menghindari audio dan video “balapan” suaranya) proses scoring sendiri mengikuti beat(ketukan) audio agar suara yang dihasilkan nyaman didengar oleh khalayak. Setelah semua memasuki tahap

editing, maka akan masuk ke dalam proses pre rendering dan final rendering. Format

(8)

29

yang digunakan 1080p 60 fps. Setelah selesai editing dan rendering, masuklah pada masa burning yang dimana memindahkan file file yang berada di computer untuk diolah dalam bentuk DVD untuk keperluan pengurusan Hak kekayaan intelektual dan uji publik.

Gambar 4.4: Proses Pre-Rendering dan Penambahan Transisi

Gambar 4.5: Proses Pengurangan Noise Menggunakan Tools “Remove Grain” Pada After Effect CC.

(9)

30

Gambar 4.6: Proses Export dengan Setting H.264 Pada Adobe Premiere Pro CC 2019. 4.5 Hambatan yang terjadi dalam proses pembuatan Video Profil.

Selama proses pembuatan video profil Tentang Pendidikan ini, penulis memiliki kendala dalam proses pembuatan video profil. Baik secara internal maupun secara external. Hambatan juga terjadi pada proses masa pra produksi hingga masa publikasi dengan rincian sebagai berikut:

Hambatan Solusi/Penyelesaian

Waktu pengambilan gambar memiliki jeda cukup lama (kurang lebih 7 bulan) karena bertepatan dengan kegiatan Praktek Lapangan Terpadu/KKN (Oktober-November) (untuk ini mendapatkan izin max 3x) dan Magang diluar kota (Januari-April).

Pengambilan gambar sudah dicicil pada bulan Juli hingga September untuk stockshoot. Sehingga tidak memberatkan penulis dalam memasuki masa produksi maupun pasca produksi.

Pemberian lokasi terkadang kurang detail dan kondisi lingkungan (hujan, jalanan berlubang, berlumpur, Licin).

Mengganti hari untuk pengambilan gambar.

Tidak ada kabar dari dinas Pendidikan kota Salatiga untuk diberikan waktu wawancara/ diminta data.

Mencari alternative scene untuk mengganti scene tanggapan dinas

(10)

31

Pendidikan. (Diganti tanggapan dari Kepala Sekolah SDN Jembrak) Narasumber yang tercantum terlalu

banyak dimasukan ke dalam film Dokumenter yang akan diproduksi.

Perubahan Treatment meliputi profil desa Jembrak sendiri dan pendapat masyarakat jembrak itu sendiri. Yang terdiri dari mantan kepala sekolah Jembrak.

Noise Suara ketika pengambilan gambar interview dengan narasumber

Menggunakan Adobe Audition CC untuk proses pembersihan Noise. Kurangnya Informasi yang diberikan baik

dari LHI Jembrak maupun LHI Semarang terkait kegiatan belajar mengajar

Pemangkasan durasi.

4.6 Penerapan teori komunikasi dalam pengambilan gambar

Penggunaan teori yang dapat diaplikasikan dalam film dokumenter ini adalah ketika narasumber Giovania Kartika (Kak Nia) menyampaikan pesan:

” Kami merasa Pendidikan itu adalah bekal yang bisa diberikan ke anak anak dan bekal bagi mereka untuk mencapai yang mereka inginkan” dan “Halangan kami terdapat pada volunteer yang kurang memberikan dampak bagi mereka”

Jika diartikan bahwa dalam bervolunteer, masih ada mereka masih belum dapat memberikan kontribusinya dan berdampak bagi anak-anak yang diajarnya. Seperti halnya minat bervolunteer pada salah satu cabang Little Hope Indonesia di Semarang, Tepatnya di SD Kanisius Leadership School Pekunden Semarang. Rendahnya minat para volunteer/relawan/mentor yang terlibat dalam kegiatan tersebut membuat para volunteer/relawan/mentor tetap kewalahan dalam menghadapi jumlah anak yang cukup banyak dalam 1 kelas. Lalu disambung dengan pendapat dari Pak Yoyok yang merupakan kepala sekolah SD Jembrak periode 2012-2018 yang dimana dia sudah merasakan sendiri bagaimana persepsinya dibentuk ketika kak Nia mengajar Bersama

(11)

32

Little Hope Indonesia di SDN Jembrak, Pabelan, Kab. Semarang dengan rekan-rekan lainnya. Pak Yoyok sendiri terbantu dengan kehadiran kak Nia ketika Bersama Little Hope datang untuk membantu anak-anak desa Jembrak dalam menggapai Pendidikan yang lebih baik lagi.

Menurut kak Nia, tidak hanya fasilitas sarana dan prasarana sekolah saja yang dibahas, melainkan terkait hal-hal dalam Pendidikan Inklusif. Temuan di lapangan juga terdapat dalam masih minimnya fasilitas terhadap sarana dan prasarana terhadap anak berkebutuhan khusus. Seperti yang di sampaikan Bapak Walikota Salatiga, Pak Yulianto dalam talkshow Pendidikan Inklusif yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2019, Salatiga sedang mencanangkan untuk menjadi kota ramah anak dan 2Pendidikan

Inklusif. Namun menurutnya, Salatiga masih mendapatkan nilai 6 dalam menunjukan dirinya sebagai kota ramah anak dan Pendidikan inklusif. Masih banyak hal-hal yang perlu diperhatikan sekolah agar tidak mengesampingkan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, difabel, disabilitas, dan status ekonomi. Dalam hal ini orang tua, murid, dan guru pada Lembaga Pendidikan, serta Pemerintah Daerah (Dinas Pendidikan) dapat bersinergi dalam mewujudkan pengadaan fasilitas biaya untuk Pendidikan Inklusif terhadap kaum Anak Berkebutuhan Khusus.

4.7 Pembahasan Scene Video Profil

Video profil yang telah dirancang ini bertujuan untuk mengajak para volunteer yang terlibat dalam dunia Pendidikan untuk menyegarkan kembali komitmen mereka untuk bisa memberikan kontribusinya lagi dalam dunia Pendidikan; dan juga mengajak masyarakat (khususnya generasi muda) untuk berani dan dapat memberikan dampak bagi sekelilingnya.

2 Pendidikan Inklusif adalah Pendidikan yang bertujuan untuk tidak mendiskriminasikan anak-anak

berkebutuhan khusus (ABK), Difabel, Disabilitas, status ekonomi, suku, agama, dan ras. Tujuannya adalah setiap anak mendapatkan hak yang sama untuk belajar di sekolah regular. (sumber: Talkshow dan Workshop Salatiga Kota Ramah Anak dan Inklusif?)

(12)

33

Dalam scene 1 merupakan scene pembuka yang dimulai dengan bumper in. dalam scene ini, banyak digunakan shoot Establishing Shoot. Yang dimana berisi

tentang dokumentasi kegiatan yang sedang dijalankan oleh Institusi Pendidikan formal yang berada di sekolah sekolah baik dari jenjang terendah hingga Perguruan tinggi; dan juga terdapat scene suasana kota Salatiga yang dikenal sebagai kota Pendidikan. Selain itu juga terdapat scene masalah dan problematika Pendidikan di kota Salatiga sendiri.

Gambar 4.7.1: Scene 1

Sedangkan Scene 2 adalah scene tentang desa Jembrak, Scene ini ditujukan untuk mengenalkan desa Jembrak sebagai desa yang kaya akan potensi sumber daya alam baik pertanian maupun pariwisata. Hal ini menjadi penting karena dibalik potensi tersebut, masih ada permasalahan yang membuat masyarakat desa kurang perhatian dengan Pendidikan anak-anaknya. Mulai dari anak-anak yang kurang memiliki cita-cita yang tinggi, hingga kesusahan anak-anak dalam mendapatkan Pendidikan yang layak di desa tersebut. Shoot yang digunakan adalah Medium Shoot, Medium Close Up dan Aerial Shoot lalu disambung dengan Establishing Shoot.

(13)

34 Gambar: 4.7.2 Scene 2

Scene 3 adalah scene yang menjelaskan kegiatan Little Hope Indonesia dan Sesi

wawancara bersama Giovania Kartika. Pada Scene ini penggunaan angle yang digunakan adalah Medium Shoot, Aerial Shoot, Close Up, Extreme Close Up dan

Establishing Shoot. Scene ini menceritakan perjuangan Giovania Kartika dari

pertukaran pelajar ke Thailand mengajar anak-anak berbahasa Inggris di salah satu daerah di Thailand. Kemudian, dari kegiatan pertukaran pelajar tersebut, Giovania Kartika ingin membuka sebuah komunitas yang berbasis Pendidikan gratis untuk anak-anak pinggiran di Salatiga dan sekitarnya. Namun, juga dijelaskan tantangan apa saja yang kak Nia rasakan saat menjadi Volunteer Little Hope Indonesia. Bahwa ketika kita menaruh hati sebagai volunteer, maka ada tanggung jawab yang harus ia bawa hingga selesai periode mengajar agar dapat memberikan dampak bagi sekelilingnya.

Gambar 4.7.2: Scene 3 Kemudian pada scene 4 berisi tentang pendapat salah satu mantan kepala Sekolah SDN Jembrak yang bernama H. Sugihartoyo, S. Pd (Pak Yoyok) yang telah merasakan bagaimana kak Nia membuat Little Hope Indonesia sangat bermanfaat bagi anak didiknya yang berada di SDN Jembrak. Dalam scene ini pak Yoyok memberikan

(14)

35

motivasi bagi para volunteer agar kedepannya dapat memberikan inspirasi dan berdampak untuk terus memberikan semangat dalam melakukan kegiatan volunteering di desa tersebut. Shoot yang digunakan pada scene ini adalah Medium Shoot dan

Establishing Shoot serta diberikan insert tentang kegiatan mereka selama di desa

Jembrak maupun acara yang sudah mereka adakan untuk anak anak SDN Jembrak.

Gambar 4.7.3: Scene 4

Scene 5 berisi tentang ajakan untuk para volunteer dan masyarakat untuk mulai memberikan dampak bagi lingkungannya dan credit title. Shoot yang digunakan Scene ini adalah Establishing Shoot yang berisi tentang kegiatan Limitless Learning Center dan Little Hope Indonesia serta Full Shot yang mengucapkan “Terima Kasih Kakak!!” Untuk Penggunaan lagu sendiri, penulis menggunakan lagu Tulus- Manusia Kuat, yang memiliki makna bahwa setiap manusia tidak perlu takut untuk merasa dirinya rendah/lemah di mata orang. Namun, tetaplah menjadi manusia kuat untuk berani memberikan dampak bagi lingkungannya.

Gambar 4.7.5: Scene 5 4.8 Uji Publik

Setelah melalui proses editing cukup lama, tibalah pada masa Uji Publik. Uji Publik diselenggarakan bertepatan dengan sebuah acara yaitu Salatiga Education Expo

(15)

36

2019 (SEE 2019) dengan mengusung tema “After Horizon“; yang merupakan sebuah expo/ pameran yang diadakan oleh Limitless Learning Center berupa pameran ilmiah yang berisi pameran akademik maupun non akademik dan konser musik yang menghadirkan para murid dan mentor yang sudah belajar Bersama Limitless Learning Center yang dikemas dalam bentuk tarian, band, dan Solo Performance. Selain pameran ilmiah, acara ini juga terdapat sebuah open quest dimana pengunjung mencari tahu sebuah misi apa yang dapat dimainkan secara kelompok besar. Acara ini juga menyediakan mini bioskop yang berisi karya film yang telah dibuat oleh Limitless Learning Center (Dengan nama Produksi Limitless Learning Production) selama 2 Tahun (yang terdiri dari: Detak (Feature), Perseveranza (Dokudrama), Sang Guru (Series), dan Sang Murid (Series)). Uji Publik ini dilaksanakan sebanyak 2 kali karena permintaan dari penyelenggara acara. Selama melakukan kegiatan Uji Publik, penulis akan membagikan form penilaian kepada responden (dalam hal ini penonton) untuk menilai film yang telah penulis buat/produksi selama 1 tahun. Setelah melalui proses Uji Publik ditemukan hasil sebagai berikut;

Tabel 1: Rekapitulasi Hasil Uji Publik Tanggal 28-29 Juni 2019 di Ruang Multimedia Perpustakaan Daerah kota Salatiga.

NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN

SB B CB KB TB 1. Judul video profil ini menarik untuk khalayak

sasarannya.

12 11 5 0 0 2. Pesan dalam video profil ini sesuai untuk

khalayak sasarannya.

12 7 9 0 0 3. Khalayak sasaran dapat memahami dengan jelas

pesan yang disampaikan melalui video profil ini.

13 12 3 0 0 4. Durasi video profil ini sesuai untuk khalayak

sasarannya (terlalu lama atau terlalu singkat)

6 16 6 0 0 5. Pengisi suara/narrator dalam video profil ini jelas

dalam menyampaikan pesan.

10 13 5 0 0 6. Kualitas audio/music/narrator/pengisi suara dalam

video profil ini terdengar jelas.

(16)

37

7. Kualitas gambar dalam video profil ini terlihat jelas (tidak kabur) dan jelas terlihat disetiap adegannya.

9 12 7 0 0

8. Bahasa yang digunakan dalam video profil ini sesuai dan dapat dipahami dengan jelas oleh khalayak sasaran.

15 12 1 0 0

9. video profil ini layak dipublikasikan kepada khalayak sasaran

18 9 1 0 0 10. video profil ini telah memenuhi etika. 19 9 0 0 0

Dalam Uji publik ini, penonton menilai bahwa kualitas audio yang mengalami

delay selama 2 detik yang menyebabkan suara narrator dan lagu menjadi tidak sinkron;

karena media (laptop) digunakan penulis kurang mendukung untuk video berkualitas 60 fps. Seharusnya, pihak panitia SEE#2 juga menyediakan laptop cadangan untuk berjaga-jaga jika terjadi drop FPS. Lalu, untuk pengambilan gambar sendiri menurut penonton kurang variatif dan transisi audio kurang rapi, sehingga membuat penonton terkejut. Lalu, dengan durasi film selama 11 menit 45 detik, penulis melakukan perbaikan sesuai dengan hasil uji publik baik dari segi kualitas pengambilan gambar maupun segi kualitas dalam perbaikan suara. Setelah melakukan perbaikan, penulis mengurus Hak kekayaan Intelektual (HKI).

Gambar

Gambar  4.1  Pasca  Produksi  menggunakan  system  audio  Linking  dengan  Adobe  Audition CC 2019
Gambar 4.3: Proses editing offline bekerja sama dengan tim Edelweis Film.
Gambar 4.4: Proses Pre-Rendering dan Penambahan Transisi
Gambar 4.6: Proses Export dengan Setting H.264 Pada Adobe Premiere Pro CC 2019.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Saudara-saudara, persekutuan dengan Kristus yang kita alami dan hayati melalui Perjamuan Kudus ini, sesungguhnya mau mengingatkan kita juga pada hidup baru,

Prosesnya pertama lembar-lembar majalah yang sudah di cetak akan dibawa ke proses jahit, kemudian operator akan menyusun lembar-lembar majalah sesuai dengan urutan halamanya

Sistem pembangkitan energi listrik dengan menggunakan limbah biomassa kelapa sawit ini mirip dengan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), yaitu dengan memanaskan

Menurut Mahkamah Konstitusi bahwa norma pelaksanaan Pilpres yang dilakukan setelah Pemilu Legislatif telah nyata tidak sesuai dengan semangat yang dikandung oleh UUD 1945 dan

Pimpinan Program Studi menjamin bahwa kemampuan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan seperti dimaksud pada

Bapak Teguh Baroto, ST.MT selaku dosen penguji laporan skripsi saya, terimakasih bapak, atas saran, ilmu, semangat serta nasehat yang telah bapak berikan, izinkan

Analisa Lahan terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan, RDTR Kawasan Pendukung Pelabuhan Tanjung Api Api, Feasibility Study Kawasan Ekonomi Khusus

Tantangan yang kedua dating dari luar keluarga adalah perkembangan teknologi, informasi dan globalisasi yang keberadaannya tidak dapat dibendung dan dihindari oleh orang