STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
GAMBARAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PASCASALIN DI RSUD WATES KULON PROGO
TAHUN 2012-2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta
AULIA ASMAWAN 1112158
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
HALAMAN JUDUL
GAMBARAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PASCASALIN DI RSUD WATES KULON PROGO
TAHUN 2012-2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta
AULIA ASMAWAN 1112158
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
HALAMAN PENGESAHAN
GAMBARAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PASCASALIN DI RSUD WATES KULON PROGO TAHUN 2012-2014
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan oleh: AULIA ASMAWAN
1112158
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar Ahli Madya Kebidanan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Tanggal………. Menyetujui: Penguji I, Seri Suprapti, S.KM.M.M NIP: 19721214-199203-2005 Penguji II,
Dwi Yulinda, M.Keb NIDN: 05-2507-8601
Mengesahkan,
a.n Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Ketua Program Studi Kebidanan (D-3)
Reni Merta Kusuma, M. Keb NIDN: 06-1603-8302
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Aulia Asmawan
NPM : 1112158
Program Studi : Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Agustus 2015
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Gambaran Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pascasalin di RSUD Wates Kulon Progo Tahun 2012-2014.
Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kuswanto Hardjo, dr. M.Kes selaku Ketua STIKES A. Yani Yogyakarta 2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku ketua prodi DIII Kebidanan STIKES
A. Yani Yogyakarta
3. Dwi Yulinda, M.Keb. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Seri Suprapti, S.KM M.M selaku penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, arahan, doa dan kasih sayang pada penulis
6. Teman-teman mahasiswi angkatan 2012 Program Studi DIII Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta atas bantuan dan kerjasamanya
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga KTI ini berguna bagi semua.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PERSETUJUAN ... iiHALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
MOTTO………. v
HALAMAN PERSEMBAHAN……… vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
INTISARI……….. xiii ABSTRAK ... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Keaslian Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TinjauanTeori ... 8
1. Alat Kontrasepsi ... 8
2. Macam-macam alat kontrasepsi ... 9
3. Karakteristik akseptor KB IUD Pascasalin ... 27
B. Kerangka Teori ... 30
C. Kerangka Konsep ... 30
D. Pertanyaan Penelitian ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
C. Populasi dan Sampel... 33
D. Variabel Penelitian ... 35
E. Definisi Operasional ... 36
F. Pengumpulan dan Teknik Analisa Data ... 36
G. Etika Penelitian ... 39
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian……….………… ... 41 B. Pembahasan Penelitian……….. 45 C. Keterbatasan Penelitian………. 49 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……… ... 50 B. Saran……….. ... 51 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 6
Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 36
Tabel 4.1 Distribusi akseptor IUD Pascasalin……… 43
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan umur……… 43
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan paritas……….. 44
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 2.1 Pemasangan alat kontrasepsi IUD……… 27 Gambar 2.2 Kerangka teori……….. 30 Gambar 2.3 Kerangka konsep………... 30
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI Lampiran 2. Hasil Tabulasi
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian Di RSUD Wates Kulon Progo Lampiran 4. Surat Ka. BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo
Lampiran 5. Surat Ka. Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Kulon Progo Lampiran 6. Surat Direktur RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo Lampiran 7. Lembar Konsultasi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
GAMBARAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PASCASALIN DI RSUD WATES KULON PROGO TAHUN 2012-2014
Aulia Asmawan1,Dwi Yulinda2 INTISARI
Latar Belakang: Pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran di Indonesia masih cukup tinggi, sehingga pemerintah membuat upaya penurunan angka kelahiran salah satunya program IUD pascasalin.
Tujuan Penelitian: Mengetahui gambaran penggunaan alat kontrasepsi IUD pascasalin di RSUD Wates Kulon Progo Tahun 2012-2014.
Metode Penelitian: Deskriptif Kuantitatif , dengan teknik sampel Purposive Sampling yaitu sebanyak 247 akseptor yang menggunakan IUD pascasalin di RSUD Wates Kulon Progo. Analisa data yang digunakan Univariat.
Hasil Penelitian: Dari 247 akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi IUD pascasalin karakteristik umur terbanyak tahun 2012-2014 yaitu umur 20-35 tahun, karakteristik paritas terbanyak tahun 2012-2014 yaitu multipara dan karakteristik jenis persalinan terbanyak tahun 2012-2014 yaitu post SC.
Kesimpulan: Akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi IUD pascasalin dari tahun 20122014 mengalami peningkatan dari 14,17% -61,54%.
Kata Kunci: Alat kontrasepsi, IUD pascasalin
1
Mahasiswa Kebidanan Program Diploma (3) Stikes Jenderal A. Yani Yogyakarta
2
Dosen Kebidanan Program Diploma (3) Stikes Jenderal A. Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DESCRIPTION OF USING IUD POSTNATAL CONTRACEPTION AT WATES KULON PROGO REGIONAL PUBLIC HOSPITAL
YEAR 2012-2014
Aulia Asmawan1,Dwi Yulinda2 ABSTRACT
Background: The population growth and birth rate in Indonesia are still quite high, so the government makes efforts to reduce the birth rate such as postnatal IUD program.
Objective: to know the description of using IUD postnatal contraception at RSUD Wates Kulon Progo Year 2012-2014
Method: Quantitative descriptive, with Purposive Sampling technique as many as 247 acceptors who used IUD postnatal contraception at RSUD Wates Kulon Progo. Analysis of data using univariate.
Result: From 247 acceptors who use IUD postnatal contraception the characteristics of age most in year 2012-2014 is 20-35 years old, the characteristics of parity most in year 2012-2014 is multipara and characteristics of the kind of childbirth most in year 2012-2014 is post SC.
Conclusion: Acceptors who use IUD postnatal contraception in year 2012-2014 has increased from 14, 17%-61, 54%.
Keywords: Contraception, IUD postnatal
1
Student of Midwifery Program Diploma (3) School of Health A.Yani Yogyakarta 2
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kelahiran di Indonesia menurut Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) setiap tahun sekitar 4,5 juta per tahun. Rata-rata angka kelahiran total setiap wanita 2,6 per wanita, artinya setiap wanita Indonesia melahirkan 2-3 anak. (BKKBN, 2012).
Dinkes Yogyakarta melaporkan angka kelahiran pada tahun 2010 yaitu jumlah kelahiran sebanyak 43.242 dan lahir mati 194. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah kelahiran sebanyak 45.081 dengan jumlah kasus lahir mati sebanyak 242 dan jumlah lahir hidup pada tahun 2012 sebanyak 44.839 (Dinkes DIY, 2012).
Data tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran di Indonesia khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta masih cukup tinggi. Oleh karena itu pemerintah membuat upaya pengendalian penduduk agar sumber daya alam tidak habis, sehingga muncul wabah penyakit, kelaparan, dan berbagai macam penderitaan manusia yaitu, dengan mengadakan program Keluarga Berencana (KB). Wanita usia subur (WUS) di Indonesia lebih banyak menggunakan kontrasepsi hormonal dibandingkan dengan non hormonal. Hal ini dapat mengakibatkan efek samping penggunaan kontrasepsi hormonal seperti hipertensi, penambahan berat badan, gangguan menstruasi, dan pengembalian kesuburan yang lambat (Saifuddin, 2010).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
Penelitian Nomleni M, Ernawati, Mato R. (2014) tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) Pada ibu Pospartum Normal di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. Menunjukkan bahwa dari 48 responden usia responden 20-29 tahun sebanyak 32 orang (71,1%) dan berusia 30-39 sebanyak 13 orang (28,9%). diantara 45 responden didapatkanresponden yang berpendidikan SD yaitusebanyak 2 responden (4,4%),berpendidikan SMP sebanyak 14responden (31,1%), berpendidikan SMUsebanyak 20 responden (44,4%) dan yangberpendidikan S1 yaitu sebanyak 9responden (20,0%).diantara 45 responden didapatkansebanyak 26 responden (57,8%) tidakbekerja atau hanya bekerja sebagai iburumah tangga, Pegawai Negeri Sipilsebanyak 12 (26,7%) dan yang bekerja wiraswasta yaitu sebanyak 7 responden (15,6%).diantara 45 responden terdapat 25 (55,6%)responden yang memiliki pengetahuancukup lebih banyak dibandingkan denganresponden yang memiliki pengetahuankurang sebanyak 20 (44,4%).
Hasil penelitian Nana, A (2013) tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB AKDR di Puskesmas Rambah samo 1 menunjukkan mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 57 orang (69,5%), paritas multipara sebanyak 47 orang (57,3%), berpengatahuan cukup sebanyak 37 orang (45,1%), dan mempunyai pendapatan sebanyak 48 orang (58,5%).
Upaya peningkatan KB pascasalin diperlukan mengingat kembalinya kesuburan perempuan pada keadaan pascasalin tidak terduga dan kadang dapat terjadi sebelum datangnya menstruasi. Rata-rata pada ibu yang tidak menyusui,
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
ovulasi terjadi 45 hari pascasalin atau lebih awal. Dua dari tiga yang tidak menyusui akan mengalami ovulasi sebelum datangnya menstruasi.
(Kemenkes, 2013)
Program KB pascasalin menyatu dengan program jaminan persalinan sehingga setiap ibu yang bersalin yang ikut program ini dapat segera ber-KB. Dari seluruh alat dan obat kontrasepsi dapat digunakan pada pascasalin, yang paling berpotensi untuk mencegah missed opportunity ber-KB adalah IUD pascasalin. (Kemenkes, 2013)
Adapun salah satu alat kontrasepsi yang termasuk KB pascasalin adalah kontrasepsi IUD yang dapat langsung dipasang sesudah bersalin normal dan spontan, dan lebih baik menunggu paling sedikit 12 jam untuk mengurangi kemungkinan keadaan copot atau terlepas (ekspulsi). Oleh karena itu, dalam pemasangan dalam minggu-minggu pertama sesudah bersalin harus berhati-hati karena waktu itu resiko perforasi lebih besar. (Irianto, 2014)
Kontrasepsi IUD pascasalin memiliki efektifitas tinggi yaitu 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan), Merupakan metode jangka panjang, tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI, tidak mengganggu hubungan suami istri dan efek sampingnya sangat kecil (Saifuddin AB, 2010).
Data menurut Dinkes DIY (2013) persentase pelayanan alat kontrasepsi pasca salin tertinggi di Bantul (57,2%), Kulonprogo (49,2%), Kota Yogyakarta (43,1%), Sleman (42,9%), dan terendah di Gunung kidul (32,3%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan yang telah dilakukan di RSUD Wates Kulon Progo merupakan tertinggi ke-2 penggunaan IUD di DIY dengan jumlah pada tahun 2012 yaitu 35 orang, tahun 2013 yaitu 60 orang dan tahun 2014 yaitu 549 orang yang menggunakan alat kontrasepsi IUD pascasalin.
Berdasarkan urain diatas penulis tertarik untuk mengambil judul tentang Gambaran Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pascasalin di RSUD Wates Kulon Progo Tahun 2012-2014.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diangkat yaitu “Bagaimana Gambaran penggunaan alat kontrasepsi IUD pascasalin di RSUD Wates Kulon Progo Tahun 2012-2014?
C. Tujuan 1. TujuanUmum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk diketahuinya gambaran penggunaan alat kontrasepsi IUD pascasalin di RSUD Wates Kulon Progo Tahun 2012-2014.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran penggunaan alat kontrasepsi IUD pascasalin berdasarkan umur di RSUD Wates Kulon Progo Tahun 2012-2014
b. Diketahui gambaran penggunaan alat kontrasepsi IUD pascasalin berdasarkan paritas di RSUD Wates Kulon Progo Tahun 2012-2014.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
c. Diketahui gambaran penggunaan alat kontrasepsi IUD pascasalin berdasarkan jenis persalinan di RSUD Wates Kulon Progo tahun 2012-2014
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pihak Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan di perpustakaan tentang gambaran penggunaan alat kontrasepsi IUD pascasalin.
2. Bagi Bidan di RSUD Wates
Sebagai gambaran untuk melakukan tindakan promotif, preventif dan tentang pentingnya menggunakan alat kontrasepsi IUD pascasalin.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan perbandingan, masukan, dan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Gambaran Kejadian Ekspulsi Pemasangan IUD Pasca Persalinan Di Kecamatan Baturraden Dan Kedungbante ng Kabupaten Banyumas Rumiati. S., Handayani. R., (2012). Jenis penelitian deskriptif dengan pendekata n cross sectionalGambaran kejadian ekspulsi
berdasarkan waktu pemasangan, dilakukan pada waktu 48 jam
pertama pasca persalinan.
Gambaran kejadian ekspulsi
berdasarkan tempat pemasangan, semua dilakukan di rumah sakit, dan gambaran kejadian ekspulsi berdasarkan waktu ekspulsi
rata-rata terjadi pada 9
hari.Pemasangan IUD pasca
persalinan dapat dilakukan pada 48 jam pertama pasca persalinan di fasilitas kesehatan puskesmas, rumah sakit dan bidan praktek mandiri, kejadian ekspulsi terjadi antara hari ke 7 sampai dengan hari ke 14. Hubungan Pemasangan Iud Post Plasenta Dengan Kejadian Ekspulsi Pada Wanita Usia Subur. Fuadah. L. Kumalasari. R., (2014) Desain yang digunaka n dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Pendekat an penelitian menggun akan cross sectional.
WUS yang menggunakan alat kontrasepsi IUD post plasenta periode 1 januari 2014 -31 april 2014 sebanyak 32 responden.
Sampel yang digunakan
menggunakan total sampling. Analisis bivariat menggunakan uji
chi-square. Sebanyak 32
responden menggunakan IUD
post plasenta. Sebagian besar
responden tidak mengalami
ekspulsi yaitu 24 responden dan nilai p value = 0,005 < α = 0,05
maka kesimpulannya ada
hubungan pemasangan IUD post plasenta dengan kejadian ekspulsi
pada WUS di Puskesmas
Bobotsari Kabupaten
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7 Gambaran Faktor yang Mempengaru hi Ibu Peserta Jampersal Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Pasca Salin di Desa Kepuhrejo Kec. Takeran Kab. Magetan Tahun 2012. Tutik. H.(2012) Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dalam bentuk survey.Populasi hasil penelitian
menunjukkan bahwa ibu peserta
Jampersal yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi pasca salin memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai alat kontrasepsi pasca salin (73,02%), paritas multipara (58,73%), sikap ibu peserta Jampersal menolak
dalam penggunaan alat
kontrasepsi pasca salin (63,49%),
dan dukungan suami dalam
penggunaan alat kontrasepsi pasca salin tidak mendukung (66,67%).
Persamaan dengan penelitian ini yaitu variabel IUD sedangkan perbedaannya terletak pada teknik mengambilan data, populasi, responden, tempat, dan waktu penelitian.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
RSUD Wates didirikan tahun 1972, awalnya berlokasi di Jl. S. Parman. RSUD Wates mengembangkan diri dengan cara pindah lokasi baru di Dusun Beji Kecamatan Wates Jl. Tentara Pelajar Km 1 No. 5 Wates Kulon Progo. Pengembangan dan kepindahannya diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI dr. Suwardjono Suryaningrat pada tanggal 26 Februari 1979 dengan status tipe D (Keputusan Menkes RI No. 31/1979)secara resmi ditetapkan sebagai Hari Bhakti Pealyanan Kesehatan RSUD Wates Kulon Progo.
Upaya untuk meningkatkan kemandirian pengelolaan RSUD Wates terus di lakukan, salah satunya dengan mempersiapkan diri menjadi Unit Swadana melalui tahap uji coba selama 3 tahun,dan ditetapkan menjadi RSUD Unit Swadana melalui SK Bupati No. 343/2001. RSUD Wates mengalami perubahan status dari Tipe C menjadi RSUD tipe B non pendidikan yang di resmikan tanggal 15 juni 2010, berdasarkan atas SK Menkes no. 720/Menkes/SK/VI/2010.
Sarana dan prasarana ruang meliputi Instalasi pelayanan rawat jalan, instalasi pelayanan gawat darurat (IGD 24 jam), instalasi pelayanan khusus (ICU), instalasi rawat inap, instalasi bedah sentral, ruang bersalin (VK), instalasi patologi klinik, instalasi radiologi, instalasi rehabilitasi medic,
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
instalasi farmasi, gizi, instalasi Hemodialisa (HD), instalasi pemulasaran jenazah dan Instalasi rekam medik.
Program keluarga berencana IUD pascasalin post SC maupun spontan telah diterapkan di RSUD Wates pada tahun 2011.Peserta BPJS yang bersalin diwajibkan untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD pascasalin, sedangkan peserta umum yang bersalin penggunaan alat kontrasepsi IUD pascasalin sudah termasuk ke dalam biaya bersalin. Pemasangan IUD pascasalin post SC dilakukan oleh dokter Obgyn diruang bedah, sedangkan spontan pascasalin di ruang bersalin oleh bidan.
Penelitian ini mengambil data ibu bersalin dibagian rekam medik yang menggunakan IUD pascasalin tahun 2012-2014. bagian rekam medik terdiri dari 45 karyawan. Diruang bersalin (VK) tempat pemasangan IUD post spontan terdapat beberapa bidan serta 2 dokter pengampu dan untuk ruang perawatan khusus persalinan terdiri dari 15 tempat tidur. Diruang bedah (operasi) tempat pemasangan IUD post spontan terdapat bidan, dokter anestesi, Asisten dan terdapat 2 dokter Obgyn sebagai pengampu dalam melaksanakan operasi sesar.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
2. Distribusi akseptor IUD pascasalin tahun 2012-2014
Tabel.4. 1 Distribusi Frekuensi Pengguna Alat Kontrasepsi IUD Pascasalin di RSUD Wates Kulon Progo tahun 2012-2014
Tahun N % 2012 2013 2014 35 60 152 14,17 24,29 61, 54 Total 247 100,0
Berdasarkan tabel 4.1 dari 247 akseptor IUD pascasalin yang menggunakan alat kontrasepsi IUD Pascasalin diketahui bahwa tahun 2012-2014 mengalami peningkatan dari 35 akseptor (14,17%)menjadi 152 akseptor (61,54%).
a) Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel.4. 2 Distribusi Frekuensi Pengguna Alat Kontrasepsi IUD Pascasalin Berdasarkan Umur di RSUD Wates Kulon Progo tahun 2012-2014
Umur Th 2012 n n % Th 2013 n % Th 2014 n % <20 Th 1 2,9 5 8,3 5 3,3 20-35 Th 24 68,8 41 68,3 108 71,1 >35 Th 10 28,6 14 23,3 39 25,7 Total 35 100,0 60 100,0 152 100,0
Berdasarkan tabel 4.2 dari 247 akseptorIUD pascasalin dilihat karakteristik umur yang menggunakan IUD pascasalin dari tahun 2012-2014 sebagian besar akseptor berasal dari umur 20-35 tahun yaitu pada tahun 2012 sebanyak 24 (68,8%), tahun 2013 sebanyak 41 (68,3%), dan tahun 2014 sebanyak 108 (71,1%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
b) Karakteristik responden berdasarkan paritas
Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Pengguna Alat Kontrasepsi IUD Pascasalin Berdasarkan paritas di RSUD Wates Kulon Progo tahun 2012-2014
Paritas Th 2012 n % Th 2013 n % Th 2014 n % Primipara 14 40,0 30 50,0 69 45,4 Multipara 21 60,0 30 50,0 83 54,6 Grandemultipara 0 00,0 0 00,0 0 00,0 Total 35 100,0 60 100,0 152 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 dari 247 akseptor IUD pascasalin dilihat dari karakteristik paritas yang menggunakan IUD pascasalin dari tahun 2012-2014 sebagian besar akseptor berasal dari paritas multipara yaitu pada tahun 2012 sebanyak 21 (60,0%), tahun 2013 sebanyak 30 (50,0%) dan tahun 2014 sebanyak 83 (54,6%).
c) Karakteristik responden berdasarkan jenis persalinan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengguna Alat Kontrasepsi IUD Pascasalin Berdasarkan jenis persalinan di RSUD Wates Kulon Progo tahun 2012-2014
Jenis persalinan Th 2012 n % Th 2013 n % Th 2014 n % Post SC 21 60,0 31 51,7 108 71,1 Spontan 14 40,0 29 48,3 44 28,9 Total 35 100,0 60 100,0 152 100,0
Berdasarkan tabel 4.4 dari 247 akseptor IUD pascasalin dilihat dari karakteristik jenis persalinan yang menggunakan IUD pascasalin dari tahun 2012-2014 sebagian besar akseptor berasal dari jenis persalinan post SC yaitu pada tahun 2012 sebanyak 21 (60,0%), tahun 2013 sebanyak 31 (51,7%) dan tahun 2014 sebanyak 108 (71,1%)
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
B. Pembahasan
1. Persentase akseptor IUD Pascasalin di RSUD Wates tahun 2012-2014
Berdasarkan tabel 4.1 dari 247 akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi IUD pascasalin telah diketahui bahwa dari tahun 2012-2014 adanya peningkatan dari 35 aksepotor (14,17%) menjadi 152 akseptor (61,54%). Adanya upaya promotif oleh RSUD untuk meningkatkan pengguna IUD Pascasalin untuk menjalankan program pemerintah dengan 2 anak cukup dan menekan laju pertumbuhan penduduk.
2. Persentase penggunaan alat kontrasepsi IUD pascasalin dilihat dari karakteristik umur
Berdasarkan tabel 4.2 dari 247 akseptor yang menggunakan alat kontarasepsi IUD pascasalin di RSUD Wates bahwa telah diketahui dari tahun 2012-2014 yang paling banyak yaitu berumur 20-35 tahun. Menurut (Notoatdmojo, 2003) umur merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku seseorang termasuk dalam penggunaan kontrasepsi. Faktor pasangan usia muda yang memilih menggunakan alat kontrasepsi IUD dapat dilatarbelakangi informasi dari petugas kesehatan bahwa kontrasepsi IUD memiliki kelebihan dapat digunakan sampai 10 tahun, sehingga dapat digunakan untuk mengatur jarak kelahiran anak yang tepat sesuai dengan kesepakatan pasangan suami istri adalah keluarga.
Paradigma Keluarga Berencana Nasional telah di ubah visinya yaitu untuk meningkatkan keluarga berkualitas tahun 2015, maka pemerintah merencanakan program KB sebagai berikut yakni Pasangan Usia Subur (PUS)
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
berusia kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan, usia 20-30 tahun merupakan masa untuk mengatur kehamilan, sedangkan usia diatas 30 tahun, terutama diatas 35 tahun sebaiknya masa mengakhiri kehamilan setelah mempunyai 2 orang anak ( Hartanto, 2004) .
Sesuai dengan penelitian Aldriana (2013) sebagian besar akseptor IUD pascasalin berumur 20-35 tahun 57(69,5%). Masa reproduksi yang optimal antara 21 dan 30 tahun, dan keluarga akan mencapai dua orang anak saat usia 30 tahun ( Manuaba, 2010).
Adapun penelitian Alfianita (2013) sebagian besar akseptor IUD pascasalin berumur 20–30 tahun 36 (75,0%).Menurut Ariani (2014) semakin cukup umur, pola pikir, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dalam hal ini umur akan berpengaruh pada pemilihan kontrasepsi yang akan digunakan.Telah lama diketahui bahwa umur sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi, umur dianggap optimal untuk reproduksi antara 20-35 tahun ( Depkes RI, 2004 ). 3. Persentase pengguna alat kontrasepsi IUD pascasalin dilihat dari karakteristik
paritas
Berdasarkan tabel 4.3 dari 247 pasien yang menggunakan IUD pascasalin di RSUD Wates telah didaptkan hasil bahwa dari tahun 2012-2014 paritas terbanyak yaitu multipara. Menurut Astuti (2014), jumlah anak mempengaruhi seseorang dalam menggunakan alat kontrasepsi. Setiap anak memiliki nilai, setiap anak merupakan cerminan harapan serta keinginan orang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
tua yang menjadi pedoman dari pola pikir, sikap maupun perilaku dari orang tua tersebut.
Jumlah anak berkaitan erat dengan program KB karena salah satu misi dari program KB adalah terciptanya keluarga dengan jumlah anak yang ideal yaitu dua anak dalam satu keluarga, laki- laki maupun perempuan sama saja. Para wanita umumnya lebih menyadari bahwa jenis kelamin anak tidak penting sehingga bila jumlah anak sudah dianggap ideal maka para wanita cenderung untuk mengikuti program Keluarga Berencana (Astuti,2014).
Sesuai penelitian Herlina (2012) sebagian besar akseptor IUD pascasalin berparitas multipara 37 (58,73%). Karena cocok tidaknya suatu metode kontrasepsi dapat di pengaruhi oleh paritas seorang wanita.Menurut Wiknjosastro (2007) multipara lebih baik menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim dibandingkan dengan wanita paritas satu, karena angka kejadian ekspulsi pada wanita dengan paritas yang satu lebih tinggi.
Seorang wanita menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu dan juga umur anak yang masih hidup. Pada akseptor KB yang memiliki paritas multipara akan memilih kontrasepsi yang memiliki efektifitas yang tinggi yaitu KB IUD. KB IUD sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama ( 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan ) (Irianto,2014).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
4. Persentase penggunaan alat kontrasepsi IUD pascasalin dilihat dari karakteristik jenis persalinan
Berdasarkan tabel 4.4 dari 247 pasien yang mengunakan alat kontrasepsi IUD pascasalin dilihat dari karakteristik jenis persalinan dari tahun 2012-2014 yang paling banyak yaitu jenis persalinan dengan post SC. Hal tersebut dikarenakan RSUD Wates merupakan rumah sakit rujukan dari Bidan Praktek Swasta sehingga banyak pasien yang bersalin mengalami komplikasi pada saat kehamilan yaitu adanya ibu yang mengalami hipertensi, preeklamsi, DM (Diabetes Melitus).
Jarak kehamilan yang aman pada ibu dengan operasi sesar yaitu 2 tahun, dengan demikian kehamilan selanjutnya harus ditunda. Hal ini untuk memberi kesempatan pemulihan pada organ-organ reproduksi maupun organ lainnya, sehingga ibu dengan persalinan post SC sebaiknya memilih alat kontrasepsi yang jangka panjang dengan keefektifannya tinggi yaitu menggunakan alat kontrasepsi IUD (BKKBN, 2012).
Kontrasepsi pascapersalinan merupakan inisiasi pemakaian metode kontrasepsi dalam waktu 6 minggu pertama pascapersalinan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, khususnya pada 1-2 tahun pertama pascapersalinan. (Nina dan Mega, 2013)
Jumlah ibu bersalin di RSUD Wates secara SC lebih banyak dibandingkan dengan ibu bersalin secara spontan. Sehingga pemasangan KB IUD paling banyak adalah dilakukan oleh ibu post SC.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian mengenai gambaran pengguna alat kontrasepsi IUD pascasalin di RSUD Wates Kulon Progo tahun 2012-2014 mempunyai keterbatasan yaitu peneliti hanya melihat karakteristik umur, paritas, jenis persalinan dan peneliti tidak membahas secara mendalam indikasi dari operasi sesar.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Jumlah akseptor alat kontrasepsi IUD pascasalin dari tahun 2012-2014 mengalami peningkatan 14, 17% menjadi 61, 54%.
2. Mayoritas jumlah akseptor alat kontarsepsi IUD pascasalin dari tahun 2012-2014 berdasarkan karakteristik umur yaitu 20-35 tahun sebanyak 70,0 %
3. Mayoritas jumlah akseptor alat kontrasepsi IUD pascasalin dari tahun 2012-2014 berdasarkan karakteristik paritas yaitu multipara sebanyak 52,2%.
4. Mayoritas jumlah akseptor alat kontrasepsi IUD pascasalin dari tahun 2012-2014 berdasarkan karakteristik jenis persalinan yaitu post SC sebanyak 64,8%.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
51
B. SARAN
Dari kesimpulan diatas beberapa saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah:
1. Bagi Pihak Institusi Pendidikan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Untuk menambah lagi bahan bacaan di perpustakaan tentang alat kontrasepsi pascasalin sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Bagi Bidan di RSUD Wates Kulon Progo
Hasil penelitian ini diharapakan lebih meningkatkan upaya promotif sebagai penggunaan alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi IUD pascasalin.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan perbandingan, masukan, dan refrensi untuk melakukan penelitian selanjutnya dan lebih mendalami meneliti tentang indikasi dari persalinan SC.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
AB, Sukawati. (2014). Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana (Dalam Tanya Jawab). Jakarta : Raja Grafindo Persada
Alifah, C. (2013). Gambaran Karakteristik Akseptor KB IUD Di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta Pada Tahun 2013. KTI. Yogyakarta. Program Studi D3 Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani
Anoraga, Panji. (2009). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Ariani A.P. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Astuti, E. (2014). Deskriptif Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD. Jurnal Ilmiah Kebidanan. 2 (5).99-108
Aldriana, N. (2013). Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB AKDR di Puskesmas Rambah Samo I. Jurnal Maternity and Neonatal . 2 (1).85-86
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, dkk. (2012) Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Depkes RI. (2004). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR
Dinas Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta (Dinkes. DIY). (2012). Profil Kesehatan D.I Yogyakarta: Dinas Kesehatan
Fuadah. L. Kumalasari. R., (2014). Hubungan Pemasangan IUD Post Plasenta Dengan Kejadian Ekspulsi Pada Wanita Usia Subur. Jurnal Ilmiah Kebidanan. 1(5).1-9
Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Herlina, T. (2012). Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Ibu Peserta Jampersal Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Pasca Salin di Desa Kepuhrejo Kec. Takeran Kab. Magetan Tahun 2012. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 163-166.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2011). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan.fromhttp://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wpcontent/u ploads/downloads/2013/01/Factsheet_KB –PP.pdf.2015
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC. Mulyani. N.S., Rinawati, M. (2013). Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.
Yogyakarta : Nuha Medika
Notoatmodjo, S. ( 2003). Pengantar pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi offset.
Notoatmodjo, S. (2007). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nomleni, M., Ernawati., Mato, R., (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) Pada Ibu Post Partum Normal Di RSKD Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar . Jurnal Ilmiah Kesehatan. 4 (4): 1-7
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Saifuddin, Abdul Bari dkk. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka.
Setyaningrum. E., Aziz. Z., (2014). Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : TIM
RSUD Wates. (2015). Data IUD Pascasalin tahun 2012-2014. Yogyakarta. RSUD Wates.
Rumiati. S., Handayani. R., (2012). Gambaran Kejadian Ekspulsi Pemasangan Iud Pasca Persalinan Di Kecamatan Baturraden Dan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan.2 (3). 1-11
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Tiran, Denise. (2006). Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC