• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Bank

Menurut Wardiah (15:2013) Undang-Undang No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut pasal 1Undang-Undang No.4 Tahun 2003 tentang Perbankan, bank adalah Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang melaksanakan kegiatan Usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Adapun berdasarkan pasal 1 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank didefinisikan sebagai berikut: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut Kasmir (2014:24) “Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjem uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran telepon, listrik , air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya.

(2)

Menurut Undang – Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 Tentang Perbankan, yang di maksud dengan BANK adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak."Bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran elistrik, telepon, air, pajak, uang kuliah,dan pembayaran lain. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang di maksud dengan BANK adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Dari pengertian diatas dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya akitivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga bicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan.

Menurut Ismail (2010:12) Bank merupakan lembaga yang dipercaya oleh masyarakatdari berbagai macam kalangan dalam menempatkan dananya secara aman. Di sisi lain, bank berperan menyalurkan dana kepada masyarakat. Bank dapat memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Masyarakat dapat secara langsung mendapat pinjaman dari bank, sepanjan peminjam dapat memenuhi persyaratan yang diberikan oleh bank. Pada dasarnya bank mempunyai peran dalam dua sisi, yaitu menghimpun dana secara langsung yang berasal dari masyarakat yang sedang kelebihan dana (surplus unit), dan

(3)

menyalurkan dana secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan dana (defisit unit) untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga bank disebut dengan

Financial Depository Institution.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 dalam Ismail (2010:12) tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang di maksud dengan

BANK adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Bank menghimpun dana masyarakat kemudian menyalurkan dananya kepada masyarakat dengan tujuan untuk mendorong peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut wardiah (2013:15) Menurut Undang – Undang No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut pasal 1 Undang – Undang No. 4 tahunm 2003 tentang Perbankan, bank adalah Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Adapun berdasarkan pasal 1 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang – Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank didefinisikan sebagai berikut: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

(4)

Pengertian strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan balas jasa yang menarik dan menguntungkan kepada nasabahnya. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga untuk bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bagi hasil untuk bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kemudian, adanya cendera mata, hadiah, undian, atau balas jasa lainnya semakin beragam yang tentu saja akan mensambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.

Dari beberapa teori diatas dapat ditarik kesimpulan Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya utamanya menerima simpanan dari masyarakat berupa tabungan, giro dan deposito. Bank juga menyalurkan dana berbentuk kredit atau pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan dana pinjaman. Bank juga sebagai tempat penukaran mata uang, perpindahan uang (transfer), dan sebagai tempat pembayaran maupun setoran.

2.1.1 Jenis Dan Usaha Bank di Indonesia

Menurut Undang- Undang perbankan tahun 1992 Menurut Darmawi (2014:9) jenis usaha Bank Umum meliputi:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simapanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat depositi, tabungan.

2. Menerbitkan surat pengakuan hutang. 3. Memberikan kredit.

4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya.

(5)

5. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah, maupun untuk kepentingan bank itu sendiri.

6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi, maupun dengan wesel tunjuk, cek atau sarana lainnya.

7. Menerima pembayaran atas tagihan dari surat berharga dan melakukan perhitungan atau dengan pihak ketiga.

8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.

Melakukan penempatan dana dari nasabah kenasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatatdi bursa efek.

2.2 Laporan Keuangan

Dalam praktik laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Disamping itu, banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditor, investor, maupun para supplier.

Menurut Munawir (2013:2) “Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antar data

(6)

keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau akfititas perusahaan tersebut”.

Laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuititas. Neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatun perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Menurut Ismail (2010:15) Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank yang dicapai selama periode tertentu.

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas, dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada mereka

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan untuk perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca dan perhitungan laporan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, dimana neraca menunjukan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukan hasil opreasi perusahaan selama periode tertentu.

(7)

Sedangkan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

2.2.1 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2014:10) “ seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manejemen perusahaan. Disamping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan bebagai pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan”.

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimilki perusahaan pada saat ini;

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh padasaat tertentu;

(8)

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertententu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan;

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;

7. Informasi keuangan lainnya.

Jadi dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.

2.2.2 Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2014:28) “ Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing-masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan baik secara bagian, maupun secara keseluruhan. Namun, dalam praktiknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk kepentingan diri sendiri maupun kepentingan pihak lain”.

(9)

Dalam praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu:

1. Neraca;

2. Laporan laba rugi;

3. Laporan perubahan modal; 4. Laporan arus kas;

5. Laporan catatan atas laporan keuangan;

Menurut Harahap (2010:106) “ jenis laporan keuangan utama dan pendukung ini dapat disebutkan sebagai berikut”:

1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu.

2. Perhitungan laba/rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.

3. Laporan sumber dan penggunaan dana. Disini dimuat sumberdan pengeluaran perusahaan selama satu periode.

4. Laporan arus kas. Disini digambarkan sumber dan penggunaan kas dalam satu periode.

5. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang.

6. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang dibagikan kepada pemilik saham.

Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik saham dalam PT. Atau modal dalam perusahaan perseroan.

(10)

2.3 Rentabilitas

Menurut Syahrial,dkk (2013:40) Rasio rentabilitas merupakan pengukuran kemampuan dalam memperoleh laba dengan menggunakan aset atau modal perusahaan.

Dapat dipastikan bahwa semakin tinggi rasio ini adalah semakin baik karena laba yang diperoleh semakin besar. Perlu diketahui bahwa kata laba sangat banyak, untuk itu dibatasi dengan kata laba kotor (gross profit) dan laba bersih setelah pajak (net income atau profit atau earning after tax-EAT).

Menurut Kasmir (2012:234) mengemukakan bahwa “Rentabilitas rasio sering disebut Profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.

Menyebutkan bahwa rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.

Menurut Jusuf (2008:66) Rasio pertama dari kelompok Rasio Rentabilitas (kemampuan perusahan mencetak laba) adalah Groos Profit Margin (Margin Laba Kotor).

Rasio ini menunjukkan berapa persen keuntungan yang dicapai dengan menjual produk. Seperti telah diuraikan pada saat pembahasan Laporan Keuangan, laba kotor merupakan indikasi atas tiga hal: efisien, harga jual, dan

(11)

pengendalian persediaan. Umumnya dalam menganalisis Laporan Rugi/Laba, orang pertama-tama selalu melihat ke Groos Profit Margin.

Menurut Rivai, dkk (2007:616) “rasio rentabilitas merupakan penilaian terhadap kondisi dan kemampuan bank untuk mendukung kegiatan operasionalnya dan permodalan”.

Jadi dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan rentabilitas adalah perbandingan antara laba dengan modal yang menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah modal perusahaan tersebut.

2.3.1 Jenis-Jenis Rentabilitas Bank

Menurut Kasmir (2012:234) mengemukakan bahwa : Rentabilitas rasio sering disebut Profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rentabilitas rasio bank terdiri dari sebagai berikut.

1. Gross Profit Margin

Rasio ini diginakan untuk mengetahui presentasi laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya.

(12)

Operating income – Operating Expense

Gross Profit Margin= X100% Operating Income

2. Net Profit Margin

Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam menghasilkan net nincome darin kegiatan pokoknya.

Rumus untuk mencarinet profit margin adalah sebagai berikut.

Net Income

Net Profit Margin = X100% Operating Income

3. Return on Equity Capital atau ROU

Return on equity capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income.

Rumus untuk mencari return on equity capital, adalah sebagai berikut.

Net Income

Return On Equity Capital = X100% Equity Capital

(13)

2.4 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik yang bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu. Menurut Amstrong dan Baron dalam Fahmi (2013:2) mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organsasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

Kinerja juga digambarkan sebagai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi perusahaan yang tertuang dalam perumusan strategi planning suatu perusahaan. Penilaian tersebut dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian proses penyusunan kebijakan/ program/ kegiatan yang dianggap penting untuk tercapainya sasaran dan tujuan.

Menurut Simanjuntak (2011:1) kinerja adalah tingkat pencapain hasil atas pelaksanan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja diperusahaan tersebut. Kinerja individu, kinerja kelompok dan kinerja perusahaan, dipengaruhi oleh banyak faktor intern dan ekstern organisasi.

Dalam rangka pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan, organisasi disusun dalam unit-unit kerja yang lebih kecil, dengan pembagiann kerja, sistem kerja dan mekanisme kerja yang jelas. Sebagai ilustrasi, misi dan tugas pokok satu kementrian pemerintahan dibagi habis ke dalam tugas pokok beberapa Direktorat Jenderal.

(14)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah keberhasilan yang dicapai oleh seorang pegawai dalam suatu tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya.

2.5 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai oleh perusahaan pada saat tertentu dengan mengunakan perhitungan berdasarkan tolak ukur analisis rasio pada Laporan keuangan. Pengukuran kinerja sangat penting dangan tujuan untuk menilai efektivitas dan efisiensi perusahaan.

Kinerja keuangan merupakan hasil nyata yang dicapai badan usaha dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan keuangan badan usaha tersebut, dan dapat dipergunakan untuk menunjukkan dicapainya hasil yang positif.

Menurut Fahmi (2011:2) Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.

(15)

2.5.1 Tujuan Kinerja Keuangan

Munawir (2010:31) menjelaskan, pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai beberapa tujuan diantaranya :

1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih.

2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. 3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan asset atau ekuitas secara produktif.

4. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok hutang dan bebean bunga tepat waktu, serata pembayaran deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan.

2.5.2 Pengukuran Kinerja Keuangan

Dalam penelitian ini penilaian kinerja perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis Laporan keuangan, hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa dengan melakukan analisis laporan keuangan mapu memberikan informasi yang dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan secara lebih lengkap. Melalui analisis laporan keuangan dapat dinilainya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka

(16)

panjangnya, tingkat efektivitas pengggunaan asset perusahaan, kemampuan untuk menghasilkan laba dan perkembangan nilai perusahaan.

Menurut Munawir (2010:31) pengukur kinerja keuangan perusahaan mempunyai beberapa tujuan, diantaranya :

1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi kewajiban pada saat ditagih.

2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuiditas. 3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan

perusahaan dalam menghasikan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan asset atau ekuitas secara produktif.

4. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan.

2.5.3 Tahapan Kinerja Keuangan

Penilaian setiap kinerja perusahaan adalah berbeda-beda karena itu tergantung tergantung kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Jika itu perusahaan tersebut bergerak pada sektor bisnis pertambangan maka itu berbeda dengan perusahaan yang bergerak di bidang bisnis pertanian serta perikanan. Maka begutu juga pada perusahaan dengan sektor keuangan seperti perbankan

(17)

yang jelas memilikiruang lingkup bisnis berbeda dengan ruang lingkup bisnis lainnya, karena seperti kita ketahui perbankan adalah mediasi yang menghubungkan mereka yang memiliki kelebihan dana (surplus financial) dengan mereka yang memilki kekurangan dana (deficit financial), dan bank bertugas untuk menjembatani keduanya. Begitu juga dengan perusahaan bidang pertambangan yang memiliki produk berbeda dan manajemen yang berbeda juga dengan perusahaan lainnya. Perusahaan bidang pertambangan sangan tergantung pada kondisi natural resource yang akan dieksploitasi dan juga berapa kapasitas kandungan tambang yang tersedia. Dan begitu pula pada berbagai jenis perusahaan lainnya.

Maka disini ada 5 (lima) tahapan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu:

1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.

Review dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat

sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

2. Melakukan perhitungan.

Penerapan metode perhitungan disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan hingga hasilnya akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.

(18)

Dari hasil hitungan yang diperoleh kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode yang paling umum dipergunakan untuk melakukan perbandingan ini ada dua yaitu: a. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antarwaktu atau antar

periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.

b. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnyan dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan.

Dari hasil penggunaan kedua metode ini diharapkan nantinya akan dapat dibuat satu kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan dapat dibuat satu kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan tersebut berada dalam kondisi sangat baik, baik, sedang/ normal, tidak baik, dan sangat tidak baik. 4. Melakukan Penafsiran ( interpretition ) terhadap berbagai permasalahan

yang ditemukan.

Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah dilakukan ketiga tahap tersebut dilakukan penafsiran untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perbankan tersebut.

5. Mencari dan Memberikan pemecahan masalah ( solution) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.

Pada tahap terakhir setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar apa yang menjadikan kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.

Referensi

Dokumen terkait

Sujatmiko (2012:40) menyatakan, “Basis data (database) adalah kumpulan infromasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses pembelajaran lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka

Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan (melalui Whattsapp group, Zoom, Google Classroom, Telegram atau media daring lainnya) terkait materi Semangat Para Pendiri Negara dalam

“Ia tahu bahwa, ‘Saya memiliki daya kekuatan dari seseorang yang sempurna dalam cara pandang.’ Inilah pengetahuan keenam yang direalisasi oleh seorang Ariya, melampaui yang

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya program aplikasi ini akan sangat membantu dalam sistem informasi Berkah Catering Padang Panjang yang lebih

Yogyakarta : Andi Offset, h.. tidak terjerumus kedalam prilaku bullying tersebut. Agar permasalahan bullying pada siswa dapat terentaskan, dibutuhkan suatu bantuan yang

Pada penelitian ini akan dilakukan monitoring dan kontrol otomasi larutan nutrisi pada hidroponik NFT, dengan harapan didapatkannya nilai kebutuhan nutrisi yang sesuai

Oleh karena itu penelitian dengan judul Hak Asuh Anak Sebagai Akibat Hukum Dari Perceraian (Studi di Pengadilan Agama Kudus dan Pengadilan Negeri Kudus) dengan