Prosiding Pertemuan dan Presentasi llmiah
P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Juli 1999 Buku II 65
:;';
J>
..f
APLlKASI APN UNTUK MENENruKAN
MUL TIUNSUR
D!ALAM SEDIMEN SUNGAI
Sukirno, Susana T .S.
P3TM-Batan. J/. Babarsari Katak Pas 1008. Yagyakarta 55010
ABSTRAK
APLIKAS/ APN VNTVK MENENTVKAN MVL T/VNSVR DALAM SED/MEN SVNGA/. Telah dilakukan analisis multiunsur pada sedimen sungai Suru, Balong, Kancilan, Banjaran dan Gelis di semenanjung Muria Jepara dengan metoda analisis pengaktifan netron (APN) untuk tahun ke 3. lradiasi cuplikan dilakukan selama 3 menit untuk radionuklida umur para pendek dalam sistem peneumatik dan 12 jam untuk nuklida umur para panjang dalam fasilitas Lazy Susan, pengukuran dilakukan dengan cara komparatif dengan fluks netron sekitar 5,85.1010 .n.cm-2 .S-I. Oari hasil analisis terdapat 24 radionuklida yang terdeteksi dengan menggunakan sJ]ektrometri gamma den~an detektor Ge(U). Radionuklida pada sistem pneumatik adalah: Tt-51, Mi7, \1'2, ArB , CU67, SeB m, EU152m, Nt-57, Mn56, Na24, ~2. dan 15 radionuklida J]ada fasilitas Lazy Susan adalah:Na24 ~2 Sml53 Ce141 CS134 Lu177 Np239(VI pa233 (Th ) Cr1 AS76 Sb122 SC46 Fe59
60 '140 ' , , " J, """
CO dan La .Konsentrasi unsur yang tertinggi dalam sedimen adalah Fe berl<isar 7,901:1:0,598 % sid 14,89 f 1,34 % dan yang terendah adalah Cr berl<isar 0,06:1:0,007 jJg/g sid 6,79:1:0,36 jJg/g
ABSTRACT
APPL/CA TION OF NAA FOR THE DETERMINA TION OF MUL TIELEMENTS IN RIVER SEDIMENT. The third years analysis of multielements in sedime~ of river Sum, Balong, Kancilan, Banjaran and Gelis in Muria peninsula Jepara have been ca~ed out by using method of neutron activation analysis (NAA). Irradiation of short lived radionuclides sample was carried out for 3 minutes for at the pneumatic system and for the long lived wero irradiated for hours by using Lazy Susan facility. Comparative measurements was done with neutron flux of approximately 5,85.1010 .n.cm-2.s-1. The result of analysis using gamma spectrometry with a Ge (Li) detector showed that there were 24 detected. radionuclides. The radionuclides at the pneumatic system were:TI-51, Mi7 vs2, ArB, CU67, SeBlm, EU152m, NI-57, Mn56, Na24, ~2 and at the Laz~ Susan facility were: Na24, 1<42, Sml53, Ce141, CS134, LUI77, Np239 (U), pa233 (Th), cll , As76, Sb 1 2, SC46, Fe59, C06o and La 140. The element of highest concentration found in sediment was Fe of 7.901:1:0.598 % to 14.89:1: 1.34 % and the lowest was Cr of 0.06:1:0.007 jig/g to 6.79:1:0.36 jig/g
PENDAHULUAN
D alam rangka pengumpulan cuplikan untuk pemantauan lingkungan (Environmental
Monitoring Specimen Bank), maka sedimen sungai
termasuk salah satu spesimen yang terpilih untuk
cuplikan lingkungan yang dikumpulkan daD
diawetkan. Sedimen
merupakan
padatan
yang dapat
langsung mengendap jika air didiamkan tidak
terganggu selama beberapa waktu, daD padatan
tersuspensi yang
berlahan
akan
terjadi
penggumpalan
karena terjadi kesetimbangan
dengan
zat-zat lain kemudian diikuti dengan pengendapan
kedasar sungai(I). Penelitian ini perlu dilakukan
untuk mengetahui
kandungan multiunsur, temtama
unsur toksis atau logarn-logam beret beracun yang
ada didalarn sedimen
sungai..
Tujuan penelitian ini
adalah untuk
memperoleh
data analisis multiunsur pada sedimen
sungai di rencana lokasi PL TN secara periodik.
Sedimen sungai yang dipelajari berasal daTi lima
sungai yang mengalir (Sum, Balong, Banjaran,
Kancilan dan Gelis) yang berada di semenanjung
Muria. Radius pengarnbilan cuplikan sedimen
sekitar 1 sarnpai
dengan 10 kIn daTi rencana lokasi
PLTN. Kandungan
unsur-unsur
yang terdapat dalarn
ISSN
0216-3128
Kimia
Nuklir
Prosiding Peltemuan dan Presentasi llmiah P3TM-BATAN, Yogyakalta 14-15Juli 1999
66 Buku II
sedimen perlu sedini mungkin dipantau clan diamati kualitas lingkungan pad a waktu sekarang clan akan datang disekitar daerah tersebut walaupun sumber pencemar belum ada.
Untuk keperluan tersebut saat ini PPNY didukung industri serta lembaga pemerintah yang lain sedang membuat program BPBCL 'atau Bank Penyimpanan Bahan Cuplikan Lingkungan untuk jangka waktu menengah yang menggambarkan
bentuk moderen daTi suatu cuplikan lingkungan yang dirancang secara sistematis sehingga memungkinkan dilakukannya analisis perbandingan clan evaluasi dalam waktu yang akan datang sehingga dapat diketahui bahwa polusi lingkungan yang terjadi bukan disebabkan oleh beroperasinya PLTN. Suatu kegiatan yang penting sebelum dilakukan pemantauan adalah pengumpulan clan pengawetan cuplikan lingkungan sedemikian sehingga kualitas kirniawi daTi cuplikan tersebut dapat dijarnin sarna saat cuplikan tersebut dikumpulkan. Dengan demikian apabila diperlukan dikemudian hari dapat dilakukan pelacakan kembali. Untuk itu diperlukan suatu teknik analisis guna menentukan kandungan unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam sedimen. Menurut Leddicotte et aI'2) clan Grirnanis(3) salah satu cara analisis unsur dalam suatu cuplikan baik kualitatif maupun kantitatif adalah menggunakan teknik aktivasi netron yang saat ini sudah berkembang pesat clan telah diterapkan dalam berbagai jenis .penentuan unsur. Sukirno dkk(4) telah inelakukan analisis unsur-Ul1sur dalam sedirnen sungai dengan lokasi yang sarna clan asungai sarna, dua tahun sebelumnya dengan teknik aktivasi netron dengan menghasilkan banyak unsur, sekitar 22 unsur mayor, minor clan kelumit, dengan basil analisis yang cukup akurat clan cukup dapat diandalkan. Hasil analisis unsur-unsur logam dua tahun sebelumnya dengan hasil yang dilakukan pada tahun ini untuk unsur kelumit konsentrasinya tidak terlihat mencolok, hanya pada unsur-unsur mayor ada perbedaan konsentrasi yang mencolok, dapat dilihat pada proceeding PPI PPNY-Batan tahun 1997 clan 1998. Pada penelitian ini merupakan prograrn lanjutan untuk jangka waktu menengah (5 tahun). Selain itu teknik ini bersifat instrumental atau tanpa pemisahan radiokirnia sehingga tidak memerlukan terlalu banyak tenaga.
Cara kerja
Sedimen sungai diambil dengan cara mengambil endapan bagian atas yang ada didasar sungai, untuk mempermudah pengambilan sedimen dengan mengalihkan aliran sungai. Kemudian sedimen dicuci dengan menggunakan air sungai tersebut dan disaring untuk menghindari kotoran yang terikut sedirnen. Sedirnen tersebut dikeringkan dalam oven pada suhu 600 C sekitar 3 x 24 jam, kemudian dilakukan penghalusan butiran dan diayak lolos 100 mesh kemudian dihomogenkan, dilanjutkan penempatan pada wadah yang telah disediakan.
Cuplikan sedimen dan SRM masing-masing ditimbang 0,10 g dalam vial yang berbeda. Tiga cuplikan sedimen sungai dan satu standar dimasukkan kedalam satu kelongsong yang sarna dan diiradiasi bersama-sama dalam reaktor dengan fluks netron 5,85.1010 n.cm-2.s-1 dalam fasilitas Lazy Susan, selama 12 jam untuk unsur umur paro panjang dan 3 menit untuk unsur umur paro pendek dengan sistem pneumatik. Pencacahan dilakukan langsung dan pendinginan selama 24 jam setelah diiradiasi untuk umur pendek dan untuk umur paro panjang dilakukan setelah pendinginan selama 5 dan 12 hari, pencacahan dengan menggunakan seperangkat sepektrometri y, dengan detektor Ge (Li). Dari pencacahan dapat diketahui unsur-unsur yang terkandung dalam sedimen, dengan melihat tenaga yang ada dalam sepektrum layar dapat dipastikan unsur-unsur yang diperhatikan. Perhitungan kadar unsur yang diperhatikan dalam sedirnen dapat dilakukan secara komparatif dengan membandingkan kadar unsur yang ada dalam SRM dengan unsur yang ada dalam cuplikan. Rumus perhitungan kadar dalam cuplikan dapat ditulis seperti dibawah ini:
W = Kadar unsur yang diperhatikan Cps = Laju cacah
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Analisis unsur secara kualitatif dilakukan
dengan menentukan
tenaga dari puncak spektrum
radionuklida kemudian mencocokkan
dengan tabel
isotop (5). Pada tabel 1, disajikan hasil analisis
kualitatif dengan sistem pneumatik ada 11 unsur
yang terdeteksi dan pada tabel 2, merupakan
radionuklida umur panjang, dengan fasilitas Lazy
Susan, dapat diidentifIkasi 15 radionuklida yang
terdeteksi.
TATA
KERJA
Bahan dan alat. Sedimen sungai, NBS kode SRM 1645 clan SRM 2704 river sediment, Reaktor Nuklir Kartini, Seperangkat sepektromefer gamma, Timbangan Analitik Ohaus-GT 410, Ayakan Karl Colb, Lumpang porselin clan stainless steel, Oven, vial dan alat-alat gelas
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah
P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Juli 1999 Bukt II 67
Tabell
Isotop-isotop basil proses (n, Y) APNI dengan sistem pneumatik dan waktu iradiasi 3 menitkonsentrasi dibawah 0, 10 % atau dibawah 1000 ~g/g(6) yaitu berturut-turut adalah 229,90:t20,98 dan 970,54:\:80,98 ~g/g, sehingga masuk dalam kelompok unsur-unsur kelumit.
Tabel3. Hasil analisis kuantitatif (%) unsur Mayor & Minor dalam sedimen di 5 sungai I Unsur I Suru I Kancilan I Gelis I Banlaran' ~Ioro
Ti Fe K AI Mn Mg Na O,489:tO,O2 8,630:tO,59 O,413:tO.04 3,640:t0,14 O,233:tO,O5 O,299:tO,O2 I 1,010:1:0,04 14,89:1:1,34 0,911:1:0,09 3,632:1:0,27 0,218:1:0,01 0,169:1:0,01 0,251:1:0,03 0,319:1:0,02 8,120:1:0,91 O,507~O,04 6,803~O,71 0,142:1:0,03 \ O,224~O,02 O.760:I:O,~ 0,513:1:0,03 11,830:1:1,02 O,591:tO,05 8,180:1:0,45 0,122:1:0,00 0,291:1:0,02 O,391i:O,OO
Isoto-isotop basil proses (n, y) APNI
fasilitas Lazy Susan dengan waktu
iradiasi 12 jam
Unsur kelumit yang terdapat dalarn sedimen ke 5 sungai disajikan pada tabel 4. Pada tabel 4 terlihat bawa unsur yang dikelompokkan unsur kelumit sebanyak 17 unsUr yang mempunyai konsentrasi berbeda. Akan tetapi unsur yang mempunyai konsentrasi kecil terlihat bahwa kadamya yang terkandung dalarn sedimen harnpir mendekati sarna untuk sungai satu ke sungai yang lain. Dari kelompok ini konsentrasi yang terbesar adalah unsur Ce berkisar antara 239,16:1: 17,94 sampai dengan 457,87:1:20,26 (J.Lg/g) dan unsur terkecil adala Cr yang berkisar ~tara 0,06:1:0,007 sarnpai dengan 6,79:1:0,36(J.Lg/g).
Sebagai pembanding analisis unsur dalarn sedimen pada lokasi. dan sungai yang sarna, selarna 3 tahun. Untuk unsur mayor dan minor yang paling mencolok kadarnya adalah unsur Fe dalam sedimen sungai Kancilan pada tahun pertama, kedua dan ketiga berturut-turut mempunyai kadar 8,111:1:0.810 %(4), 25,681:1:2,461 %(7) dan 14,891:1:1,342 % (tabel 3). Sedangkan untuk unsur kelumit yang paling mencolok adalah unsur Ni dalarn sedimen sungai Sum dimana untuk tahun pertarna mempunyai konsentrasi sebesar 301,67 J.Lg/g, tahun kedua tidak terdeteksi dan tahun ketiga konsentrasinya adalah 4,18 :I: 0,50 J.Lglg (tabel 4). Sebagian besar unsur kelumit yang terdekteksi dengan metoda APN, setiap tahunnya mempunyai konsentrasi harnpir mendekati sarna. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada pustaka 4 dan 7.
Setelah diketahui beberapa jenis unsur
logam yang terdapat dalarn sedimen secara
kualitatif, maka selanjutnya
adalah penentuan
seCara
kuantitatif dengan metode relatif yaitu
memperban-dingkan unsur-unsur
dalarn cuplikan dengan
unsur-unsur yang acta dalam standar sertifIkat. Dari rerata
kandungan unsur yang terdapat dalarn 5 cuplikan
sedimen temyata kandungan unsumya bervariasi
dan acta juga unsur yang mempunyai konsentrasi
harnpir mendekati sarna, unsur ini yang pacta
umumnya mempunyai konsentrasi rendah. Hasil
analisis kuantitatif dapat dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok unsur mayor dan minor
(tabel 3) dan kelompok unsur kelumit (tabel 4).
Pacta
tabel 3 unsur mayor dan minor yang terdapat
di lima sedimen sungai adalah: Ti, Fe, K, Mn, Mg,
Al dan Na. Khusus unsur Na yang terdapat dalam
sedimen sungai Sum dan Banjaran dikelompokkan
unsur kelumit, hal ini karena Na mempunyai
Analisis selama 3 tahun berturut-turut
diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar
untuk
dapat
dilakukan
sebagai analisis
pembandingan
serta evaluasi sebelum clan sesudah
terjadinya pencemaran.
Khususnya untuk kelompok
unsur kelumit, dimana sebagian besar yang ada
merupakan
logam beracun
yang sangat
diperhatikan.
Walaupun
unsur tersebut
logam berat beracun, akan
tetapi pada saat ini sedimen sungai Sum, Balong,
Kancilan, Banjaran clan Gelis yang diambil
sedimenya sebagai cuplikan belum terpengaruh
pencemaran
oleh air buanagan industri maupun
pabrik
-pabrik.
ISSN 0216-3128 Kimia Nuklir Sukirno, dkk~~
7,901:tO,59 ,0,951:tO,09 :7,270:tO,0B 0,113:tO,OO 0,299:tO,03Prosiding Perlemuan dan Presentasi Ilmiah P3TM-BATAN, Yogyakarla 14-15Juli 1999
68 BukuII
Tabel 4. Hasil analisis kuantitatif (Jlglg) unsur kelumit dalam sedimen di 5 sungai.
Research In Developing Countries., IAEA VIENNA (1987)
SUKIRNO, WISY AHUDIN, SUDARMADJIo, " Analisis unsur mayor daD minor pada sedimen sungai di daerah Muria secara APN"o, PPI, PPNY-Batan., Yogyakarta (1997) 50 ERDTMANN, Go, Neutron Activation Tables., New York (1976)
60 NBS.,Standard reference material 1645, Rever Sediment, Washington, DC (1982)
7. SUKIRNO, WISYAHUDIN,
SUDARMADJI., "Analisis unsur mayor, minor daD kelumit pada sedimen sungai secara analisis pengaktifan netron"., PPIo, PPNY-BAT AN, Yogyakarta (1998)
TANYA JAWAB
KESIMPULAN
2.
Dengan menggunakan metoda APN dapat
ditentukan 24 unsur logarn yang terkandung
dalarn sedimen di 5 sungai, dan berdasarkan
konsentrasinya maka unsur-unsur tersebut
dikelompokkan menjadi 2 yaitu kelompok
mayor -minor dan kelumit.
Unsur mayor & minor terdiri dari 7 unsur (Ti,
Fe, K, AI, Mg, Mn dan Na), konsentrasi
unsur
yang tertinggi adalah Fe = 14,89:1: 1,34 %
terdapat
dalarn sedimen
Kancilan.
Unsur kelumit terdiri dari 17 unsur yaitu V, Cu,
Se, Eu, Sm, Ce,Lu, Cr, La, Sb, Sc, Co, U, Th,
As, Ni dan Cs. Unsur Cr merupakan
unsur yang
mempunyai
konsentrasi terkecil
yaitu
0,06:1:0,007
J.1g1g
terdapat
pacta
sedimen
Suru
Unsur yang terdeteksi dengan metoda APN
selama 3 tahun berturut-turut mempunyai
konsentrasi harnpir mendekati sarna, terutama
unsur kelumit, dan logarn-iogarn
ber~t yang acta
merupakan kandungan sedimen sungai yang
masih dipengaruhi
alam sekitamya.
3.
4.
Supriyanto C :
);- Dari Tabel 4 disajikan hasil analisis kuantitatif
unsur kelumit, salah satunya adalah Np/U
dimana yang terbesar adalah sedimen Suru 4,95 :!: 0,51. Mohon penjelasan darimana asal Np/U
dalam sedimen Sum.
Sukirno :
.t;.. Uranium yang ada dalam sedimen adalah uranium alam yang sudah ada sejak terbentuknya alam/bumi ini. Dari ke lima sungai yang diselidiki U yang ada pada Suru, don yang terkecil adalah Gelis 0,73 + 0,09,ug/b:
H. Suntoko :
);- Mengapa unsur Fe di sungai Suru > Gelis, padahal sungai Sum < hila dibanding Gelis? );- Bila dibaca dari atas ke bawah sid kesimpulan
tidak ada tujuan. Apa tujuannya? Karena sedimen sungai kan macam-macam.
Sukirno :
.t;.. Sedimen yang diambil adalah lapisan alas endapan daripada $ungai dianalisis.
Kandungan Fe yang ado dalam sedimen
tidak dipengaruhi apakah itu sungai besar atau kecil. Jadi kandungan Fe yang ada tergantung dari alam lingkungan sekitarnya. .t;.. Untuk memperoleh data analisis multi unsur,
pada sedimen sungai di daerah rencana...
lokasi pembangunan PLTU/PLTN secara:: periodik. Untuk mendukung program Bank'
Penyimpanan Bahan Cuplikan lingkungan,
DAFTAR
PUSTAKA
2.
SRIKANDI FARDIAZ., Polusi Air Dan
Udara.,Kanisius.
Yogyakarta (1992.)
LEDDICO1TE, G.W, and MULLINS,W.T.,
The Use of Neutron Activation Analisys In
Anallytical Chemistry., USA (1958)
GRIMANIS, A.P., "Neutron activation analysis
in Greece", Significance and Impact of Nuclear
3.
Sukirno, dkk Kimia Nuklir
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah
P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15 Juli 1999 Buku II 69
..c.. Kalau untuk analisis unsur dalam sedimen saja, bisa dikatakan kurang ekonomis. Akan tetapi, metoda APN yang dilakukan bersama-sarna dengan cuplikan lainnya, Reaktor Kartini dalam fasilitas Lazy Susan ada 40 lubang irradium, setiap lubang bisa dimasukkan 2 -3 cuplikan dalam kelongsong, berarti sehari operasi reaktor dalam waktu tertentu bisa dilakukan analisis cuplikan 80 -120 vial. Jadi metoda APN cukup ekonomis untuk iradiasi bermacam-macam cuplikan bersama-sama.
sehingga memungkinkan dilakukannya analsis perbandingan dan evaluasi dalam waktu yang akan datang.
R. Didiek Herhady :
~ Apa sudah pemah acta
konfirmasi mengenai
data
analisis unsur dengan
lembaga lain di Indonesia
(Departemen Perindustrian dan Direktorat
Survey Geologi)?
~ Metode APN penerapan untuk analisis unsur
apakah cukup ekonomis?
Sukimo :
.<}. Belumpernah.