• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UMKM (Usaha Micro Kecil dan Menegah) adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Kriteria UMKM dibedakan secara masing-masing meliputi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Untuk mewadahi dibentuk Pusat UMKM (Usaha Micro Kecil dan Menegah) sebagai pusat kegiatan masyarakat pada suatu daerah / kota, tempat untuk menjual dan menunjukkan produk, serta sebagai sarana mempromosikan produk suatu daerah / kota. Pusat UMKM terbagi menjadi beberapa klasifikasi seperti pusat UMKM yang di bawah naungan Kementrian, dibawah naungan Pemerintah Provinsi, dibawah naungan Pemerintah Kota/Kota Madya, dan dibawah naungan Pemerintah Kabupaten. ( peraturan perundang-undangan No. 20 Thn 2008 ).

Pusat UMKM (Usaha Micro Kecil dan Menegah) dibawah naungan Pemerintah Kabupaten, diawasi dan di atur oleh Bupati yang memberikan perintah kepada beberapa dinas terkait yang ada pada daerah tersebut. Pusat UMKM, digunakan untuk menjual, memamerkan, dan mengenalkan segala macam produk UMKM pada suatu daerah yang menjadi produk-produk unggulan dari daerah tersebut. Pengunjung yang biasa datang ke pusat UMKM, terdiri dari masyarakat dari luar daerah tersebut dan beberapa masyarakat dari dalam daerah, dari segala umur, baik itu muda hingga lanjut usia. ( Nugraheni. Liza, 2015 )

Menurut hasil dari standart Peraturan Menteri dari Kemendikbud 2015, telah menjabarkan bahwa sebuah Pusat penjualan produk unggulan (UMKM) suatu daerah memiliki standarisasi, seperti berikut : yang pertama adanya ciri khas dari dari suatu daerah seperti warna, ornament (ukiran, dll), bentukan, dan motif-motif yang ada pada interior bangunan. Kedua adalah sirkulasi yang digunakan untuk menunjukan sirkulasi yang mengadopsi dari sebuah sirkulasi yang ada pada rumah adat suatu daerah dan kebiasaan masyarakat yang ada di daerah tersebut. Ketiga adanya suasana dengan mengadopsi dari sebuah suasana yang timbul dari masyarakat dari suatu daerah saat menjamu tamu atau orang dari luar daerah. Keempat ada kebudayaan yang digunakan

(2)

2 untuk menunjukan suatu kebudayaan pada suatu daerah baik itu dapat terlihat ataupun yang dapat dirasakan oleh pengunjung. Disamping itu, Untuk menunjang sebuah pusat UMKM, memiliki sebuah panggung pertunjukan dengan tujuan untuk mempertunjukkan sebuah kultur budaya yang dimilik daerah tersebut seperti tari, musik, dan lain sebagainya. ( Peraturan Mentri 2016 Mendikbud, tentang Pengembangan Produk Lokal sebuah Daerah ).

Dari studi banding yang dilakukan terhadap beberapa tempat Pusat UMKM dan pusat produk unggulan, seperti Dekranasda ( Dewan Kerajinan Nasional Daerah ) Jawa Barat, Dekranasda ( Dewan Kerajinan Nasional Daerah ) Jawa Tengah, Dekranasda ( Dewan Kerajinan Nasional Daerah ), dan RupaRupi Handicraft Market, Bandung, didapatkan contoh-contoh terbaik. Dari studi preseden dapat dipakai acuan atau contoh antara lain, unsur yang sangat tersirat berupa motif yang menunjukan ciri daerah tersebut baik itu berupa ukiran di dinding, furniture yang digunakan dan suasana dari tempat itu dari sirkulasi dan lain sebagainya. Selain itu, menunjukan warna, logo daerah, dan bentukan – bentukan yang khas dari masing-masing daerah.

Namun demikian hasil observasi dan studi lapangan yang dilakukan pada Pusat Kebudayaan dan UMKM Plaza Pragolo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Masih ditemukan adanya ketimpangan atau kekurangan seperti : belum terlihatnya ciri khas daerah yang menunjukan Kab. Pati. Baik dari segi motif, bentukan, material, dan warna khas daerah. Selanjutnya adalah sirkulasi yang belum tertata rapi, baik sirkulasi dalam sebuah area maupun antar penghubung area. Disamping itu permasalahan yang ada adalah kurang terbentuknya suasana yang nyaman, baik dari segi penghawaan dan pencahayaan. Yang terakhir adalah, belum terlihat dan dirasakannya kehadiran sebuah kebudayaan daerah Kab. Pati.

Untuk bangunan Plaza Pragolo yang ada di Kabupaten Pati, ini juga penulis akan melakukan pengembalian fungsi yang ada pada lantai 2 bangunan tersebut, yang sekarang digunakan sebagai studio bioskop, akan dikembalikan fungsinya menjadi pusat UMKM / sebagai sarana penunjang seperti hall pertemuan ataupun sebagai panggung pertunjukan.

Sedangkan yang penulis temukan pada hasil dari studi banding, untuk sebuah Pusat Kebudayaan dan UMKM yang baik, sirkulasi, penataan display, dan pengelompokan

(3)

3 barang di atur berdasarkan jenis, atau daerahnya dan menggunakan sirkulasi yang berdasarkan pencerminan dari sirkulasi pada adat daerah tersebut. Untuk penghawaan, pencahayaan dan material, menggunakan kebiasaan dari masyarakatnya ataupun dari kebudayaan daerah tersebut. Begitu pula dengan cara menampilkan motif khas yang dimiliki daerah tersebut.walaupun tidak ada beberapa pusat UMKM yang menggunakan motif daerahnya hanya pada beberapa sudut ruangan untuk pemanis. Selanjutnya, Dampak dari kekurangan ini sangat mempengaruhi terhadap pandangan orang terhadap daerah tersebut, mengurangi kenyamanan pengunjung, membuat pengunjung yang pertama kali datang kesana kebingungan akan pola penataan klasifikasi barang yang ada, dan lain sebagainya.

Untuk itu perlu dilakukanredesign untuk Pusat UMKM Plaza Pragolo Kab. Pati, Jawa

Tengah ini agar memenuhi standard bangunan tersebut yang ada seperti retail, foodcourt dan yang lainnya untuk sebuah Pusat UMKM dan lebih terlihat bagus seperti Pusat UMKM di daerah lainnya.

1.2 Identifikasi Masalah

a. Belum terlihatnya sebuah ciri khas dari Kab. Pati dan belum terlihatnya unsur kebudayaan pada interior bangunan tersebut

b. Sirkulasi pada beberapa area yang kurang, seperti pada area batik, kerajinan, buah dan jajanan ringan, area makanan dan panggung pertunjukan, penghubung antar area, dan penataan display yang masih belum tertata dan terbagi dengan baik. c. Penataan area batik, kerajinan, dan buah dan jajanan yang kurang tertata sesuai

jenisnya dengan benar

d. Suasana yang masih sangat kurang membuat nyaman pada area, pada area batik, kerajinan, buah dan jajanan ringan, makanan, panggung. Dari penghawaan buatan dan pencahayaannya.

e. Pemilihan material lantai yang sedikit mudah licin pada area makan yang membahayakan.

f. Penataan jarak antara meja dan kursi makan pada area makan di foodcourt yang kurang tertata yang mengakibatkan susah untuk dilewati saat membawa makanan.

(4)

4 1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan, maka rumusan masalah dari perancangan interior utk pusat kebudayaan dan umkm adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana menghadirkan dan menampilkan ciri khas dari Kabupaten Pati seperti onamen, warna, dan bentuk-bentuk khasnya ? dan bagaimana cara memperlihatkan unsur kebudayaan pada bangunan tersebut ?

b. Bagaimana menghadirkan sirkulasi yang nyaman pada setiap areanya , agar pengunjung lebih mudah melihat apa yang ada pada setiap areanya ? dan penghubung antar area, agar pengunjung tidak harus memutar untuk ke area yang lain ? penataan display yang baik agar pengunjung mudah melihat semua barang yang ada ?

c. Bagaimana cara membagi area yang sesuai jenis yang ada agar pengunjung lebih mudah dan teratur untuk melihat semua area yang ada ?

d. Bagaimana cara menghadirkan suasana yang nyaman pada setiap area agar pengunjung yang datang menjadi betah pada setiap areanya, dari penghawaan buatan dan pencahayaannya ?

e. Bagaimana memilih material yang baik dan tidak licin agar para pengunjung tidak mudah terjatuh ketika berjalan ?

f. Bagaimana cara mengatur jarak antara meja dan kursi makan pada makan di

foodcourt yang satu dengan yang lainnya agar mudah dilewati ketika membawa

makanan ke meja ?

1.4 Tujuan dan Sasaran Perancangan 1.4.1 Tujuan

Tujuan dari perancangan interior pusat UMKM Kab. Pati adalah mengurangi masalah yang ada pada interior bangunan tersebut agar menjadi lebih baik sebagai pusat UMKM suatu daerah, dan yang terpenting adalah sesuai dengan standard yang ada.

Selain itu, bertujuan untuk menunjukan unsur kebudayaan, ciri khas dan produk unggulan dari Kab. Pati yang akan di gunakan dalam nuansa interior kepada para pengunjung.

(5)

5 1.4.2 Sasaran

Sasaran dari perancangan redesign pusat kebudayaan dan umkm ini adalah :

a. Untuk menunjukan kebudayaan dan produk unggulan UMKM Kab. Pati pada pengunjung luar daerah.

b. Agar pusat kebudayaan dan umkm ini sesuai standard dan terdesain dengan baik. c. Memudahkan untuk semua pengunjung yang datang pada pusat kebudayaan dan

umkm berikut.

1.5 Batasan Perancangan

Batasan perancangan pada pusat umkm ini adalah :

a. Objek desain ini terdapat pada lingkup area pusat kegiatanan masyarakat pada Kab. Pati yang berupa pusat kebudayaan berbentuk panggung pertunjukan dan pusat umkm yang berpentuk menyerupai retail dari batik, kerajinan, buah, jajanan ringan kemasan, makanan khas, Lantai 2 yang akan di kembalikan fungsinya sebagai area penjualan produk UMKM.

b. Bangunan tersebut terletak pada area kompleks Dinas Perdagangan Kab. Pati yang c. Luasan bangunan tersebut adalah 2.573,4 m2, terdiri dari Area Batik 240 m2, Area

Kerajinan 240 m2, Area Buah dan Makanan Kemasan 216 m2, Area Makan dan Panggung 972 m2, lantai 2 696 m2

d. Dari bangunan tersebut memiliki batasan desain dan posisi berupa toilet dan tangga pada lantai 1, storage, toilet dan teras pada lantai 2.

1.6 Metode Perancangan

Tahap pengumpulan data dari proyek tersebut dilakukan dengan pengumpulan data yang dilakukan melalui Wawancara, Observasi dan studi lapangan. Disamping itu pengumpulan data sekunder juga dilakukan terkait dengan studi pustaka literature. 1.6.1 Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan antara dua atau lebih orang yang dilakukan oleh pewawancara dan narasumber.

Untuk mengumpulkan data untuk perancangan tersebut dilakukan wawancara dengan 4 narasumber dari 4 sisi yang berbeda, yaitu wawancara dengan wakil bupati Pati, perwakilan Dinas Perdagangan Kab. Pati, pedagang makanan yang memiliki stan pada

(6)

6 bangunan tersebut, dan pengunjung bangunan tersebut. Wawancara itu bertujuan untuk mendapat data yang akurat dalam dari sisi-sisi yang berbeda.

1.6.2 Observasi

Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

Pada bangunan ini yang di observasi adalah penghawaan, pencahayaan, keamanan, dan perasaan orang ketika berada di dalam bangunan tersebut. Dan hasil dari observasi tersebut masih sangat jauh dengan standard dan terlihat banyak pengunjung yang merasa tidak terlalu betah berada di sana.

1.6.3 Studi lapangan

Penelitian lapangan merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti.

Pada studi lapangan yang dilakukan adalah guna mengamati sirkulasi, penataan display, penggunaan material dan yang lainnya terhadap interior bangunan tersebut. Dan dari hasil studi tersebut terlihat bahwa material yang digunakan terhitung membahayakan untuk pengunjung, dan masih sangat jauh dari kata aman.

1.6.4 Dokumentasi

Pengertian Dokumentasi adalah aktivitas atau proses sistematis dalam melakukan pengumpulan, pencarian, penyelidikan, pemakaian, dan penyediaan dokumen untuk mendapatkan keterangan, penerangan pengetahuan dan bukti serta menyebarkannya kepada pengguna.

Untuk dokumentasi tersebut difokuskan pada sudut-sudut ruang, furniture, seilling, lantai, dinding, dan yang lain dengan tujuan agar ketika mendesain ulang interior tersebut dapat terlihat bagaimana kondisi awal sebelum dilakukan perancangan ulang.

(7)

7 1.6.5 Studi Literatur

Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan.

Literature yang digunakan adalah human dimentions, data arsitechure , journal, dan buku-buku proposal senior yang sudah wisuda, dan lain-lain.

(8)

8

1.7

Kerangka Berfikir

LATAR BELAKANG

PENGUMPULAN DATA

PERANCANGAN REDESIGN INTERIOR PUSAT KEBUDAYAAN DAN UMKM KAB. PATI,

JAWA TENGAH

Belum sesuai standardnya bangunan tersebut di bidang pusat kebudayaan dan UMKM karena masih banyak yang kurang dan masih belum terlihatnya motif khas dari Kab. Pati.

WAWANCARA

OBSERVASI

STUDI PRESEDEN

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

DOKUMENTASI

STUDI PUSTAKA

 Belum terlihatnya sebuah ciri khas Kab. Pati

 Sirkulasi pada beberapa area yang kurang tertata.

 Penataan area yang kurang tertata.

 Suasana yang kurang nyaman pada setiap area.

 Kurang terlihatnya kebudayaan khas daerah Kab. Pati.

 Pemilihan material yang salah.

SINTESA DATA RUMUSAN MASALAH OUTPUT ANALISA DATA TUJUAN PERANCANGAN

Menyediakan fasilitas dan pendukung fasilitas dan pendukung lainnya agar pusat kebudayaan dan UMKM yang terdapat di Kab. Pati sesuai

standard seperti pusat kebudayaan yang lainnya.

IDENTIFIKASI MASALAH

KONSEP PERANCANGAN

GAMBAR KERJA PRESENTASI

Konsep Perancangan Desain Interior :

 Data Proyek

 Konsep Perancangan (

Creativity in Flexibility,

berdasarkan karakteristik pengguna yang diaplikasikan pada elemen interior )

 Organisasi Ruang dan Lay-out Furniture.

 Konsep visual

(9)

9 1.8 Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan pada proposal ini antara lain sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Berisi uraian-uraian latar belakang pengangkatan perancangan interior Pusat Kebudayaan dan UMKM Kab. Pati, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup dan batasan masalah, manfaat perancangan, metode perancangan, kerangka berfikir, dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN LITERATUR DAN DATA PERANCANGAN

Berisi uraian-uraian mengenai kajian literatur mulai dari Pusat Kebudayaan secara umum hingga Pusat UMKM serta kajian literatur mengenai pendekatan, analisa studi kasus bangunan sejenis, dan analisa data proyek.

BAB III : KONSEP PERANCANGAN DESAIN INTERIOR

Berisi uraian-uraian tema perancangan, konsep perancangan, organisasi ruang, layout, bentuk, material, warna, pencahayaan dan penghawaan, keamanan dan akustik beserta pengaplikasiannya pada Pusat Kebudayaan dan UMKM dan Bioskop.

BAB IV : KONSEP PERANCANGAN VISUAL DENAH KHUSUS

Berisi uraian-uraian mengenai pemilihan denah khusus, konsep tata ruang, persyaratan teknis ruang dan elemen interior.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bagian akhir dari penulisan laporan yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar

GAMBAR KERJA  PRESENTASI

Referensi

Dokumen terkait

Dengan hasil penelitian ini dapat dilihat keakuratan diagnostik potong beku, sitologi imprint intraoperasi, dan gambaran USG pada pasien dengan diagnosa tumor ovarium untuk

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

Audit, Bonus Audit, Pengalaman Audit, Kualitas Audit. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar

Perbandingan distribusi severitas antara yang menggunakan KDE dengan yang menggunakan suatu model distribusi tertentu dilakukan untuk melihat secara visual, manakah dari

61 Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa dilema yang Jepang alami pada saat pengambilan keputusan untuk berkomitmen pada Protokol Kyoto adalah karena

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mana dalam penerapannya

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).