• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Ta Gm Perencanaan Alat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Ta Gm Perencanaan Alat"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN TEKNIS PENGARUH KONDISI JALAN ANGKUT TAMBANG TERHADAP TINGKAT PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PT. DIZAMATRA POWERINDO PLTU KEBAN AGUNG, LAHAT,

SUMATERA SELATAN

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Oleh

GILANG MUHAMMAD 03121002018

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

(2)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016

IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

1. Judul :

Kajian Teknis Pengaruh Kondisi Jalan Angkut Tambang Terhadap Tingkat Produktivitas Alat Gali Muat di Pt. Dizamatra Powerindo Pltu Keban Agung, Lahat, Sumatera Selatan

2. Pengusul :

a. Nama : Gilang Muhammad

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIM : 03121002018

d. Semester : VIII (Delapan)

e. Fakultas / Jurusan : Teknik / Teknik Pertambangan f. Alamat e-Mail : [email protected]

g. Contact Person : 089663723828

Lokasi Penelitian : PT. Dizamatra Powerindo Pltu Keban Agung, Kab. Lahat, Provinsi Sumatera Selatan Indralaya, September 2016 Pengusul Gilang Muhammad NIM. 03121002018 Menyetujui :

Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Pembimbing Proposal

Hj.Rr. Harminuke Eko Handayani, ST, MT . Ir. Makmur Asyik , M S .

NIP. 196902091997032001 NIP: 195912281988101001

A. JUDUL

Kajian Teknis Pengaruh Kondisi Jalan Angkut Tambang Terhadap Tingkat Produktivitas Alat Gali Muat di Pt. Dizamatra Powerindo Pltu Keban Agung, Lahat, Sumatera Selatan

(3)

B. BIDANG ILMU Teknik Pertambangan

C. LATAR BELAKANG

PT. Dizamatra Powerindo merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang pertambangan batubara. Perusahaan yang terletak di Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan ini berusaha mencapai target produksinya untuk memenuhi permintaan pasar. Metode penambangan yang diterapkan oleh PT. Mahakam Ogan Sejahtera adalah metode Surface Mining.

Pertambangan (mining) merupakan semua jenis kegiatan, teknologi, dan bisnis yang dimulai dari prospeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan pemasaran bahan galian. Nilai keberhasilan pencapaian target produksi sangat dipengaruhi oleh hauling system (sistem pengangkutan). Kondisi jalan angkut dapat mempengaruhi produktivitas kerja alat muat sehingga meningkatkan waktu edar alat angkut yang juga akan mempengaruhi tingkat match faktor alat gali dan muat yang pada akhirnya juga mempengaruhi ketercapaian target produksi. Maka dengan memperhatikan kondisi jalan angkut produksi diharapkan mempertinggi nilai efisien kerja alat dan tingkat keamanan dari alat angkut, sehingga target produksi dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga adanya kajian teknis terhadap kondisi desain jalan tambang penting untuk dilakukan.

D. PERMASALAHAN

Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi jalan tambang PT. Dizamatra Powerindo PLTU Keban Agung, Lahat, Sumatera Selatan?

2. Evaluasi desain jalan tambang di PT. Dizamatra Powerindo PLTU Keban Agung, Lahat, Sumatera Selatan meliputi geometri jalan dan aspek keamanan. 3. Bagaimana desain jalan tambang yang baik untuk menunjang pencapaian

produksi dan keamanan kegiatan pengangkutan di PT. Dizamatra Powerindo PLTU Keban Agung, Lahat, Sumatera Selatan?

(4)

E. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini yaitu:

1. Meninjau kondisi jalan tambang PT. Dizamatra Powerindo PLTU Keban Agung, Lahat-Sumatera Selatan.

2. Melakukan evaluasi terhadap desain jalan tambang di PT. Dizamatra Powerindo PLTU Keban Agung, Lahat-Sumatera Selatan.

3. Memberikan rekomendasi desain jalan tambang yang baik dan aman untuk menunjang kegiatan produksi PT. Dizamatra Powerindo

F. PEMBATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian hanya dilakukan di PT. Dizamatra Powerindo PLTU Keban Agung, Lahat-Sumatera Selatan.

2. Membahas penilaian terhadap desain jalan tambang di PT. Dizamatra Powerindo PLTU Keban Agung, Lahat-Sumatera Selatan.

3. Membahas desain jalan tambang antara lain pada kondisi geometri jalan, daya dukung jalan, dan aspek keamanan pada jalan angkut di PT. Dizamatra Powerindo PLTU Keban Agung, Lahat-Sumatera Selatan.

G. TINJAUAN PUSTAKA 1. Keadaan Topografi

Keadaan topografi daerah yang akan dijadikan jalur angkut harus memiliki kemiringan yang relatif kecil. Dalam menentukan jalan angkut diusahakan

kemiringan jalan tidak lebih dari 10%. Kemiringan jalan angkut adalah besarnya sudut yang dibentuk antara jarak jalan miring karena perbedaan elevasi. Kalau jalan itu naik disebut kemiringan positif dan bila jalan itu turun disebut

kemiringan negatif. Besarnya kemiringan biasanya dinyatakan dalam persen (%). Kemiringan l% berarti jalan itu naik atau turun 1 meter untuk jarak mendatar sebesar 100 meter.

2. Struktur Geologi

Pembuatan jalan angkut dipengaruhi oleh keadaan geologi di lapangan. Keadaan geologi sekitar daerah penelitian ditunjukkan oleh morfologi, stratigrafi dan struktur.

(5)

3. Berat Dump Truck

Berat dump truck pada saat mengangkut andesit hasil peledakan

mempunyai gaya tekan ke permukaan jalan yang lebih besar daripada dump truck yang kembali kosong, sehingga perlu diperhitungkan besarnya tekanan yang ditimbulkan.

4. Panjang, Lebar dan Arah Jalan Angkut

Panjang dan arah jalan angkut diusahakan merata dalam menjangkau masing-masing daerah yang akan ditambang dan sehingga harus pada jarak terpendek. Lebar jalan angkut harus cukup lebar untuk dua alat angkut yang berjalan bersebelahan atau bersimpangan.

Lebar jalan angkut minimum dapat dipakai dengan jalur ganda atau lebih menurut AASHO Manual Rural High Way Design pada jalur lurus adalah :

L = n . Wt + ( n + l ) 0,5 . Wt, m Dimana :

L = Lebar jalan angkut minimum (m) n = Jumlah jalur

Wt = Lebar total alat angkut (m)

Sedangkan lebar jalan angkut pada belokan yang dipengaruhi oleh jari-jari tikungan yang berhubungan dengan konstruksi kendaraan yang akan digunakan, dihitung dengan persamaan :

Lb = n ( Wt + Fa + Fb + Z ) + C Fa = Ad sin  Fb = Ab sin  Z = 2 Fb Fa Wt  Dimana :

Lb = Lebar minimum jalan pada belokan n = Jumlah jalur

Wt = Lebar alat angkut / jarak jejak roda

Fa = Lebar tonjolan truck pada bagian depan pada waktu akan membelok Fb = Lebar tonjolan truck bagian belakang waktu membelok

(6)

Ad = Jarak as roda depan dengan bagian depan truck Ab = Jarak as roda belakang dengan bagian belakang truck  = Sudut penyimpangan roda depan

C = Jarak antara dua truck yang bersimpangan

Z = Jarak sisi luar truck ke tepi jalan

5. Alat angkut mengalami dua macam tahanan, yaitu :  Tahanan Gulir (Rolling Resistance)

Merupakan jumlah segala gaya-gaya luar yang berlawanan dengan arah gerak kendaraan yang berjalan diatas jalur jalan atau permukaan tanah.

RR = W P

Dimana :

RR = Tahanan gulir, lb/ gross ton P = Gaya tarik pada kabel penarik, lb W = Berat kendaraan, gross ton

 Tahanan kemiringan (Grade resistance)

Merupakan besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya.

Penentuan besarnya tahanan kemiringan dengan mengasumsikan dari tabel tahanan gulir pada berbagai kondisi jalan diketahui bahwa untuk jalan yang terbuat dari batuan beku dan rata tahanan gulirnya adalah sebesar 5%.

6. Daya dukung material

Daya dukung material merupakan kemampuan material untuk mendukung alat yang terletak diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas permukaan tanah atau batuan, maka alat tersebut akan menyebabkan terjadinya daya tekan (ground pressure). Sedangkan tanah atau batuan itu akan memberikan reaksi atau

perlawanan yang disebut daya dukung (load capacity). Bila daya tekan lebih besar dari pada daya dukung materialnya, maka alat tersebut akan terbenam.

Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran langsung di lapangan. Alat yang biasanya dipergunakan untuk menentukan atau pengukuran daya dukung tanah adalah “Dinamic Cone Penetretion (DCP)”.

(7)

 Lapisan subgrade, lapisan fondasi paling dasar yang menyangga semua muatan yang datang pada lapisan permukaan.

 Lapisan permukaan, dimana pada lapisan ini akan terjadi traksi, tahanan traktif, menahan abrasi, meneruskan muatan dari ban ke lapisan base dan memperkuat lapisan base terhadap penetrasi air permukaan.

 Lapisan base adalah lapisan yang memiliki fungsi untuk mendistribusikan atau menyebarkan tekanan yang dihasilkan oleh muatan roda yang berada pada lapisan permukaan.

 Lapisan subbase yang berada diantara lapisan base dan subgrade yang lemah atau pada daerah yang mengalami pembekuan.

a. Dan untuk menentukan ketebalan dari masing-masing lapisan guna menahan beban dari alat angkut dapat digunakan diagram yang dikeluarkan oleh Calofornia State Highway Department, yaitu CBR (California Bearing Ratio).

Geometri Jalan Angkut

Keadaan jalan, kemiringan dan jarak akan mempengaruhi daya angkut dari alat - alat angkut yang dipakai. Jalan dalam kondisi baik, kapasitas angkut dapat lebih besar dan alat - alat dapat bergerak lebih cepat. Kemiringan dan jarak harus diukur dengan teliti, karena akan menentukan waktu edar yang diperlukan untuk pengangkutan material (cycle time). Letak, jarak, lebar, dan kemiringan jalan perlu direncanakan dengan baik sehingga pengangkutan material dapat lebih maksimal dan mengurangi ongkos pengangkutan (Hartman, 1987).

1) Letak Jalan

Suatu tambang yang baru penting diperhitungkan dimana letak jalan-jalan keluar tambang. Biasanya kita ingin akses yang baik ke lokasi pembuangan tanah penutup (waste dump) dan peremuk bijih (crusher). Topografi merupakan faktor yang penting, akan sulit sekali bagi truck untuk keluar dari pit ke medan yang curam (Hartman, 1987).

2) Lebar Jalan

Perhitungan lebar jalan angkut pada jalan lurus dan pada jalan tikungan didasarkan pada lebar kendaraan terbesar yang dioperasikan. Semakin lebar jalan angkut maka operasi pengangkutan akan semakin lancar dan aman.

(8)

Lebar jalan angkut pada jalan lurus mempertimbangkan jumlah jalur angkut dan lebar alat angkut terbesar (Persamaan 3) (Gambar 4) (Hartman, 1987).

L = n. Wt + (n+1)(½.wt) …..(Persamaan 3) Keterangan:

L = Lebar jalan angkut minimum (meter) n = Jumlah jalur jalan angkut

Wt = Lebar alatangkut total (meter)

Gambar 4. Lebar pada jalan angkut lurus (Hartman, 1987)

Jalan angkut pada jalan tikungan didasarkan pada lebar atau jarak jejak roda kendaraan, lebar tonjolan atau juntai truck bagian depan dan belakang pada saat membelok. Diperhitungkan pula jarak antar truck pada saat persimpangan serta jarak sisi luar truck ditepi jalan (Persamaan 4 dan 5) (Hartman, 1987) (Gambar 5).

Wmin = n(U + Fa + Fb + Z) + C …..(Persamaan 4) C = Z = 0,5 (U+ Fa + Fb) …..(Persamaan 5)

Keterangan:

U = Lebar alat angkut (meter)

Fa = Jarak roda depan dengan sisi samping terluar dumptruck dikalikan sinus sudut penyimpangan roda (meter)

(9)

Fb = Jarak roda belakang dengan sisi samping terluar dumptruck dikalikan sinus sudut penyimpangan roda, (meter)

Z = Jarak sisi luar dumptruck ke tepi jalan (meter)

C = Jarak antara dua dumptruck yang akan bersimpangan (meter)

Gambar 5. Lebar jalan angkut pada jalan tikungan (Hartman, 1987) 3) Kemiringan Jalan

Kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut baik dalam mengatasi tanjakan maupun dalam pengereman pada saat alat angkut berisi muatan maupun dalam keadaan kosong. Kemiringan jalan angkut dinyatakan dalam persen (%). Dalam pengertiannya kemiringan (α) 1 % berarti jalan tersebut naik atau turun 1 meter atau 1 ft untuk setiap jarak mendatar sebesar 100 meter atau 100 ft (persamaan 6) (Gambar 6) (Nabar, 1998).

Grade=∆ h

∆ xx 100 …..(Persamaan 6) Keterangan:

Δh = Beda tinggi antara dua titik yang diukur Δx = jarak datar antara dua titik yang diukur

Jalan angkut di jalan tambang biasanya dirancang pada kemiringan 8% atau 10%. Kemiringan jalan 8% paling umum akan memberikan fleksibilitas yang

(10)

lebih besar dalam pembuatannya, serta memudahkan dalam pengaturan masuk ke jenjang tanpa menjadi terlalu terjal di beberapa tempat. Jalan angkut yang panjang, biasanya kemiringan 10% adalah kemiringan maksimum yang masih praktis. Tambang-tambang kecil banyak yang dirancang dengan kemiringan jalan 10% (Arif dan Adisoma, 2002).

Gambar 6. Kemiringan (grade) jalan angkut 1 % (Arif dan Adisoma, 2002)

H. METODE PENELITIAN

Dalam melaksanakan penyelesaian permasalahan ini, penulis menggabungkan antara teori dengan data-data dilapangan berupa data primer dan data sekunder sehingga nantinya akan didapat pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan metode penelitian adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang mengenai:

a. Kondisi aktual jalan tambang

b. Perencanaan teknis desain jalan tambang meliputi desain geometri jalan, konstruksi jalan, grade dan rolling resistance, aspek keamanan, dan drainase jalan

2. Penelitian di Lapangan

Dalam pelaksanaan penelitian dilapangan akan dilakukan beberapa tahap, yaitu:

a. Orientasi lapangan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas penambangan di front kerja.

(11)

Proses pengambilan data yang dilakukan yaitu dengan mengambil data yang berkaitan dengan penelitian pada lokasi pengamatan. Adapun data yang dimaksud berupa data primer dan data sekunder, yang meliputi diantaranya:

1) Data Primer

a) Data Cycle time alat gali-muat b) Data Cycle time alat angkut 2) Data Sekunder

a) Data rencana produksi tahun 2016 PT. Mahakam Ogan Sejahtera b) Data topografi

c) Datasurvey lubang bor d) Data kualitas batubara e) Data litologi batuan

f) Data rekomendasi geometri jenjang dan geometri sump g) Data curah hujan

h) Data spesifikasi alat

i) Data karakteristik material (kohesi, sudut geser dalam, dan bobot isi batuan)

j) Data working hours plan of overburden removal k) Data working hours plan of coal getting

l) Data physical avaibility plan. c. Pengolahan dan analisis data

Setelah data hasil penelitian diperoleh maka akan dilakukan proses pengolahan data dengan merancang desain pit dan melakukan beberapa perhitungan sehingga didapat hasil berupa desain pit per-bulan untuk menunjang rencana produksi tahun 2016 dan perkiraan jumlah kebutuhan alat gali-muat dan alat angkut untuk menunjang pencapaian cutting overburden serta batubara tiap desain Pit yang telah dirancang. Adapun tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut:

1) Pemodelan endapan batubara dan penampang dua dimensi penyebaran batubara dengan perangkat lunak minescape 4.118.

2) Pembuatan urutan penambangan dengan membagi pit menjadi beberapa blok dengan pertimbangan srtiping ratio masing-masing blok serta analisis lain yang berhubungan dengan keadaan lapnagan.

(12)

3) Pembuatan open cut desain pit penambangan batubara tiap bulan pada tahun 2016 dengan menggunakan perangkat lunak minescape 4.118 yang meliputi:

a) Desain geometri jenjang (tinggi jenjang, lebar jenjang, dan kemiringan jenjang)

b) Desain geometri jalan (lebar jalan maksimum pada jalan lurus dan tikungan, serta kemiringan jalan )

c) Desain geometri drainase (dimensi sump dan pompa)

4) Pengujian Faktor Keamanan (FK) kestabilan lereng terhadap desain pit yang telah dirancang dengan menggunakan software slide 6.0.

5) Perencanaan perkiraan jumlah kebutuhan alat gali-muat dan alat angkut dengan mengolah data working hours plan of overburden removal, working hours plan of coal getting, physical avaibility plan alat gali-muat dan alat angkut, serta data produktivitas alat gali-muat untuk menunjang pencapaian cutting overburden dan batubara tiap desain Pit yang telah dirancang.

I. PENARIKAN HASIL DAN KESIMPULAN

Hasil dari penelitian yang dilakukan akan didapatkan desain pit setiap bulan untuk menunjang rencana produksi tahun 2016, dan prediksi banyaknya kebutuhan alat gali-muat dan alat angkut untuk menunjang pencapaian cutting

overburden dan batubara tiap desain pit yang telah dirancang. Penarikan hasil

dan kesimpulan yang akan didapat merupakan penggabungan studi literatur dan hasil pengamatan dan perhitungan data yang didapat dilapangan, baik berupa data primer mauput data sekunder, selain itu juga dengan mempertimbangkan rekomendasi dari tim geoteknik dan tim hidrologi PT. Mahakam Ogan Sejahtera. Untuk mempermudah dalam penyelesaian penelitian ini, maka telah dibuat sebuah bagan alir kerangka penelitian. (Gambar 8)

PERENCANAAN DESAIN PIT PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. MAHAKAM OGAN SEJAHTERA JOB SITE ANGGANA, KALIMANTAN TIMUR

(13)

Studi literatur Pengambilan data

Data Primer 1) Data Cycle time alat gali-muat 2) Data Cycle time alat angkut

Data Sekunder

1) Data rencana produksi tahun 2016 PT. Maham Ogan Sejahtera.

2) Peta topografi.

3) Data survey lubang bor 4) Data kualitas batubara 5) Data prediksi curah hujan

6) Data rekomendasi geometri jenjang dan sump

7) Data litologi batuan 8) Data spesifikasi alat 9) Data karakteristik material

10) Data working hours plan of overburden

11) Data working hours plan of coal getting

(14)

Hasil

1) Desain pit tiap bulan tahun 2016 2) Rencana jumlah kebutuhan alat

gali-muat dan alat angkut tiap design pit tahun 2016

Gambar 8. Bagan alir metode penelitian

Pengolahan, analisis data, dan pembahasan permasalahan

(15)

J. JADWAL PELAKSANAAN

Rencana pelaksanaan penelitian ini mulai tanggal 20 Agustus 2016 sampai dengan 16 Oktober 2016 dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut:

N o Kegiatan Waktu Pelaksanaan Minggu Ke-1 2 3 4 5 6 7 8 1. Orientasi Lapangan

2. Pengumpulan Referensi dan Data

3. Pengolahan Data

4. Konsultasi dan Bimbingan 5. Penyusunan dan Pengumpulan

Draft Laporan K. PENUTUP

Demikianlah proposal ini kami buat sebagai bahan pertimbangan bagi agar Bapak/Ibu dapat menerima kami untuk melaksanakan Tugas Akhir di PT. Dizamatra Powerindo. Melihat keterbatasan dan kekurangan yang saya miliki, maka saya sangat mengharapkan bantuan dan dukungan baik secara moril maupun materil dari pihak perusahaan untuk kelancaran penelitian tugas akhir ini.

Adapun bantuan yang sangat kami harapkan dalam pelaksanaan penlitian tugas akhir ini adalah:

1. Adanya bimbingan selama penelitian tugas akhir.

2. Kemudahan dalam pengambilan data-data yang diperlukan selama melaksanakan tugas akhir.

3. Tempat tinggal dan konsumsi selama melaksanakan penelitian tugas akhir. Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan pihak institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung secara harmonis demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industri pertambangan Indonesia. Saya sangat berharap dapat diterima untuk melaksanakan Penjajakan Tugas Akhir serta menimba ilmu dan pengalaman di PT Dizamatra Powerindo. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, Penulis ucapkan terima kasih.

(16)

L. DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Y., Bochori. 2012. “Perencanaan Teknis Penambangan Batubara Periode April-September 2012 Pada Pit Optimasi PT. Cipta Kridata Jobsite PT. Tidan Wijaya Bengkulu Utara”. Jurnal Rekayasa Sriwijaya No. 2 Vol 21, Juli 2012.

Arief, I. 2003. “Buku Ajar Perencanaan Tambang”. Departemen Teknik Pertambangan ITB : Bandung.

Arif, I., Gatut, S., dan Adisoma. 2002. “Perencanaan Tambang”. Institut Teknologi Bandung: Bandung.

Anonim. 2011. “Pedoman Pelaporan, Sumberdaya, dan Cadangan Batubara” Badan Standar Nasional Indonesia SNI 5015:2011 ICS 07.060: Jakarta Baldus, C.F. 2012. “Optimalisasi Produksi Alat Gali pada Penambangan Sirtu di

PT. Bintang Timur Lestari, Sorong, Papua”. Jurnal Fakultas Teknik UNP : Papua.

Basri. 2009. “Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang Batubara”. Universitas Hasanuddin : Makassar.

Bowles, J.E. 1989. “Sifat-Sifat Fisik dan Geoteknis Tanah”. Erlangga : Jakarta. Chironis., Nicholas P. 1978. “Coal Age Operating Handbook of Coal Surface

Mining and Reclamation”. McGraw-Hill, Inc : New York.

Endriantho, M., Ramli, M. 2009. ”Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang Terbuka Batubara”. Geosains (9), Nomor 012013.

Fourie, G. A. 1992. “Open Pit Planning and Design”. New York Society of Mining Engineering : AIME.

Gafoer S., Burhan, G., dan Purnomo, J. 1986. “The geology of the Palembang Quadrangle, Sumatera”. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G): Bandung.

Hartman., Howard, L. 1987. “Introductory Mining Engineering” The University of Alabama Tuscaloosa : Alabama.

Hustrulid, W., Kuchta, M. 1995. “Open Pit Planning and Design Volume 1 Fundamentals”. Rotterdam : A.A. Balkema.

Indonesianto, Y. 2005. “Pemindahan Tanah Mekanis”. UPN “Veteran” Yogyakarta : Yogyakarta

Nabar, D. 1998. “Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat”. Universitas Sriwijaya : Palembang

(17)

Rajagukguk, O.C.P., Turangan, A.E., dan Monintja, S. 2014. “Analisis Kestabilan Lereng Dengan Metode Bishop (Studi Kasus: Kawasan Citraland sta.1000m)”. Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3 ISSN: 2337-6732

Saputra, D., Asof, M., dan H, Endang. W. D. 2014. “Rancangan Teknis Penambangan Batubara di Blok Selatan PT. Dizamatra Powerindo Lahat Sumatera Selatan”. Jurnal Ilmu Teknik : Palembang.

Singh, R.D. 1997. “Principles and Practices of Modern Coal Mining”. New Age International, Ltd : New Delhi.

Swana, G. W., Muslim, D., dan Sophian, I. 2012. “ Desain Lereng Final dengan Metode RMR, SMR dan Analisis Kestabilan Lereng pada Tambang Batubara Terbuka, di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Tengah”. Buletin Sumber Daya Geologi (7), Nomor 2.

Tannant, Dwayne D., dan Regensburg, Bruce. 2001. “Guidelines for Mine Haul Road Design”. University of British Columbia : Okanagan Kelowna

Gambar

Gambar 4. Lebar pada jalan angkut lurus (Hartman, 1987)
Gambar 5.  Lebar jalan angkut pada jalan tikungan (Hartman, 1987) 3) Kemiringan Jalan
Gambar 6.  Kemiringan (grade) jalan angkut 1 % (Arif dan Adisoma, 2002)
Gambar 8. Bagan alir metode penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Analisa kebutuhan dilakukan untuk mengetahui spesifikasi dari kebutuhan aplikasi yang akan dibangun. Pada tahap ini akan membahas mengenai perangkat keras dan

Meskipun transmisi suku bunga acuan ke suku bunga kredit sedikit lambat, kombinasi dengan kebijakan pelonggaran likuiditas yang dibuat oleh BI pada bulan

menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan bibit IV dengan komposisi lumpur yang berasal dari lumpur selokan tahu 50%, lumpur RPH 25 % dan lumpur sungai Badung 25 %

Gangguan jiwa seringkali menyebabkan ODHA tidak patuh terhadap pengobatan ARV dan tidak adanya penurunan perilaku berisiko. Gangguan jiwa dapat.. mempengaruhi ketaatan dalam minum

Hal tersebut yang menjadi pertimbangan penulis untuk mengembangkan sistem registrasi KRS yang memanfaatkan teknologi wireless yaitu teknologi J2ME, untuk memudahkan mahasiswa

Tajuk pohon yang banyak dan berlapis-lapis pada tanaman yang ada di hutan akan sangat membantu untuk menahan energi potensial air hujan yang jatuh sehingga aliran air

Komposisi Tenaga Volume Pekerjaan Waktu Pelaksana an Jumlah Bahan Dibutuhka n Bahan/Ha ri (A) (B) Komposisi Dibulatkan Komposisi Komposisi Dibulatkan Komposisi Koefisien

Memperhatikan perilaku gaya geser pada Gambar 5a dapat dikelompokkan 3 kelompok respon geser tiang bor terhadap beban yang bekerja yaitu (1) kelompok tiang bor (trailing piles)