• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

IJCETS 2 (1) (2013)

Indonesian Journal of Curriculum and

Educational Technology Studies

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp

PENGEMBANGAN MODEL TEACHING AIDS BERBASIS MULTIMEDIA

PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)

STUDI DI SMP NEGERI 1 UNGARAN

Wahid Khamzawi

,

Sugeng Purwanto, Yuli Utanto

Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel ________________ Sejarah Artikel: Diterima Januari 2013 Disetujui Februari 2013 Dipublikasikan Juni 2013 ________________ Keywords: Development, Teaching Aids, Multimedia, Educational Technology Elementary. ____________________ Abstrak ___________________________________________________________________

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model teaching aids berbasis multimedia pada mata pelajaran PTD dan mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan model teaching aids berbasis multimedia pada mata pelajaran PTD di SMP N 1 Ungaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Research and Development (Penelitian dan pengembangan). Berdasarkan prosedur pengembangan media, hasil yang diperoleh sudah mencapai 80% dari skor maksimal. Dengan mengacu hasil pengembangan media, pembelajaran menggunakan model teaching aids berbasis multimedia dapat meningkatkan prestasi siswa yang ditunjukkan oleh hasil belajar siswa kelas VII-C dan VII-E SMP N 1 Ungaran. Pada kelas VIII-C skor rata-ratanya 8,12, nilai tertinggi adalah 9,5 dan terendah adalah 7. Pada kelas VIII-E skor rata-ratanya 8,18, nilai tertinggi adalah 10 dan terendah adalah 7 dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70%. Dengan tercapainya nilai KKM oleh dua kelas, dapat disimpulkan bahwa model teaching aids berbasis multimedia mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan juga dapat diterapkan pada kelas yang berbeda. Manfaat lain dari model teaching aids berbasis multimedia ialah guru menjadi lebih kreatif dalam menyiapkan rencana pembelajaran, mereka mudah dalam mengelola kelas, lebih mudah dalam menerangkan materi kepada siswa, dan pembelajaran menjadi lebih

menarik. Selain itu, siswa juga lebih memperhatikan pelajaran sehingga lebih cepat dalam menyerap materi.

Abstract

___________________________________________________________________

The purposes of this research are to develop model-based multimedia teaching aids on PTD subject and determine how much model-based multimedia teaching aids influence the result of PTD subject in SMP N 1 Ungaran. The method used in this research was Research and Development Method. According to media development procedure, the results have achieved 80% of the maximum score. In reference of the media development, learning process which involves model-based multimedia teaching aids is able to improve the students’ achievement indicated by the learning result of class VII-C and VII-E of SMP N 1 Ungaran. On class VII-C, the average score is 8.12, the highest score is 9.5, and the lowest score is 7. On class VIII-E, the average score is 8.18, the highest score is 10, and the lowest score is 7, with Minimum Criteria of Mastery (KKM) 70%. With the achievement of KKM by both classes, it can be concluded that the model-based multimedia teaching aids can improve students’ achievement and also suitable to be used on the different classes. The other benefits of multimedia-based teaching aids are teachers become more creative in preparing lesson plan, they can manage the class, explain the material to the students easier, and the learning process becomes more interesting. In addition, the students will pay more attention during the lessons so they are able to comprehend the material faster.

© 2013 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi:

Gedung A3 Lantai 1 FIP Unnes

Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: wahid_tp08@yahoo.co.id

(2)

Wahid Khamzawi dkk/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 2(1) (2013)

2

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumberdaya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan sebagai faktor pendukung upaya manusia dalam menjalani kehidupan yang penuh ketidakpastian. Pendidikan juga merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

IPTEK yang semakin modern juga mempengaruhi perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya IPTEK, pendidikan yang dilaksanakan didalam kelas lebih bervariasi. Perubahan tersebut diantaranya adalah peran seorang guru sebagai tenaga pendidik dan penggunaan media pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran sekarang ini, guru merupakan komponen yang penting. Meskipun, bukan satu-satunya komponen sebagai sumber belajar. Siswa juga merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Tapi bukanlah komponen yang tidak mengetahui apa pun sebelum diberikan informasi tentang pengetahuan. Agar tercipta suasana pembelajaran menjadi kondusif, kehadiran media sangat dibutuhkan (Sadiman, 2002: 3).

Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai fungsi yang lebih luas serta memiliki nilai yang sangat penting dalam dunia pendidikan terutama untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar yang lebih baik di sekolah. Berdasarkan kondisi itulah pengetahuan tentang media pembelajaran menjadi bidang yang harus dikuasai setiap guru profesional (Sadiman, 2002: 27).

Salah satu masalah mendasar dalam dunia pendidikan adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar, sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien. Pendidikan tidak lagi hanya dilihat dari segi rutinitas, melainkan harus diberi makna mendalam dan bernilai bagi perbaikan kinerja (Ibrahim, 2000: 13).

Pendidikan merupakan salah satu instrumen utama dalam mengembangkan sumber daya manusia dengan berbagai kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Oleh karena itu, penyelenggaran pendidikan menghendaki perencanaan dan pelaksanaan yang matang agar hasil yang diharapkan dapat tercapai semaksimal mungkin. Jenjang pendidikan ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan (Sanjaya, 2008: 20).

Pada jenjang pendidikan menengah pertama, seorang siswa mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan. Salah satu ilmu pengetahuan yang didapat yaitu Pendidikan Teknologi Dasar (PTD), ilmu yang mempelajari tentang teknologi kontruksi, produksi, transportasi, listrik, komunikasi, kontrol, serta isu-isu dan perkembangannya. Mata pelajaran pendidikan teknologi dasar memberikan peluang untuk berkembangnya kreativitas dan kemandirian siswa. Pembelajaran PTD memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya orisinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih bermakna dalam kehidupan. Melalui PTD, siswa akan memperoleh berbagai informasi dala m lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasanya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif dalam mengembangkan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi, dan komitmennya.

Pada mata pelajaran PTD, siswa SMP kelas VIII akan mendapatkan materi perangkat lunak desain web. Siswa perlu memahami secara benar bagaimana cara menggunakan dan memanfaatkan perangkat lunak desain web, sehingga nantinya siswa tidak salah dalam mendesain web.

Berdasarkan pengamatan peneliti selama ini, pada mata pelajaran PTD di SMP Negeri 1 Ungaran dianggap sebagai mata pelajaran yang mudah tak seperti mata pelajaran eksakta. Tetapi kenyataannya pada nilai-nilai tertentu hasil belajar siswa pada mata pelajaran PTD, dalam hal ini materi perangkat lunak desain web tidak lebih baik dari materi pelajaran yang dianggap susah bagi siswa. Dari hasil observasi awal dikelas VIII SMP 1 Ungaran, Kab. Semarang, mata pelajaran PTD, diketahui bahwa hasil

(3)

Wahid Khamzawi dkk/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 2(1) (2013)

3 belajar siswa mengenai perangkat lunak desain web masih cukup rendah.

Permasalahan ini muncul bukan hanya karena kemampuan dan motivasi belajar siswa yang kurang, atau lingkungan belajar yang kurang mendukung, tetapi juga penggunaan media pembelajaran yang belum dimanfaatkan secara baik. Biasanya siswa kesulitan dalam memahami materi perangkat lunak desain web karena bersifat abstrak dan hafalan. Pada materi ini seharusnya mengaplikasikan secara langsung pada software Microsoft FrontPage, namun kenyataannya siswa tidak mengetahui secara benar bagaimana membuka, mengenal dan menggunakan fungsi menu dan ikon software Microsoft FrontPage tersebut untuk mendesain web. Masalah ini dapat terjadi karena software Microsoft FrontPage sudah jarang dipergunakan dikhalayak umum dan sekolah, akan tetapi masih diajarkan dikelas. Dalam hal ini kreatvitas guru PTD dalam mengelola pembelajaran mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa, baik berupa motivasi atau sistem penyampaian materi dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat.

Pada kurikulum berbasis kompetensi, salah satu kompetensi guru yang harus ditingkatkan adalah kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran (Kustiono, 2010: 8). Media pembelajaran dan sumber bahan belajar yang digunakan oleh guru dalam membantu menyampaikan materi pelajaran masih kurang bervariasi, yang masih menggunakan sumber buku dari beberapa penerbit, Lembar Kerja Siswa (LKS), sebuah papan tulis dan fasilitas lab yang belum dimanfaatkan secara optimal. Maka perlu dicari metode dan media pembelajaran yang menarik bagi siswa sehingga siswa lebih mudah memahami materi pelajaran ketika guru menerangkan didepan kelas, misalnya dengan media teknologi audio visual berbasiskan multimedia. Model teaching aids berbasis multimedia merupakan model pembelajaran yang menggunakan teaching aids yang mengacu pada multimedia untuk digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Media ini mempermudah guru menyampaikan materi

pelajaran yang sulit untuk dipahami secara nyata oleh siswa (Sadiman, 2002: 7)

Kegunaan teaching aids berbasis multimedia dalam proses pembelajaran sebagai berikut: (a) Pedoman bagi guru dan siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran; (b) Dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit/nyata, sehingga mudah diterima siswa; (c) Informasi pelajaran yang disajikan dengan tepat akan memberikan kesan yang mendalam pada diri siswa; (d) Mengatasi sikap pasif siswa, menjadikan lebih interaktif, kreatif dan aktif; (e) Mentransmisikan pesan-pesan pembelajaran lebih konstruktif dan menarik (Haryono, 2003: 49).

Teaching aids berbasis multimedia juga memiliki keunggulan yaitu sebagai alat komunikasi mengefektifkan proses pembelajaran. Dengan software Macromedia flash 8.0, pembuatan teaching aids berbasis multimedia ini diharapkan cukup mumpuni untuk diterapkan dalam pembelajaran dikelas. Media pembelajaran tutorial dengan bantuan komputer untuk mendukung bahan ajar guru yang disampaikan di kelas. Informasi atau pesan berupa suatu konsep disajikan di layar komputer dengan teks, gambar, grafik dan animasi. Pada saat yang tepat siswa dapat memahami, menginterpretasi, dan menyerap konsep itu. Dengan simulasi, objek pengetahuan PTD dapat ditata dan diatur sehingga penyerapan materi lebih mendalam. Dengan teaching aids berbasis multimedia materi pengetahuan dapat dikuasai siswa dengan cepat dan siswa memiliki motivasi untuk belajar karena berisi teks, gambar, animasi, interaksi, dan simulasi sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Arsyad, 2002: 158).

Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa teaching aids berbasis multimedia dapat digunakan sebagai alat bantu guru untuk mendukung meningkatkan penyerapan materi siswa pada mata pelajaran PTD. Selain itu, teaching aids berbasis multimedia dapat dijadikan sarana yang tepat untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran di kelas. Maka, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengembangan Model

(4)

Wahid Khamzawi dkk/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 2(1) (2013)

4 Teaching Aids Berbasis Multimedia pada Mata Pelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) Studi Di SMP Negeri 1 Ungaran Kab. Semarang”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model teaching aids berbasis multimedia pada mata pelajaran PTD dan mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan model teaching aids berbasis multimedia pada mata pelajaran PTD di SMP Negeri 1 Ungaran.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Research and Development (Penelitian dan pengembangan) yang dapat didefinisikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji produk (Sugiyono, 2008: 297). Penelitian ini menerapkan teaching aids berbasis multimedia pada mata pelajaran PTD materi “Perangkat Lunak Desain Web”. Penelitian ini temasuk dalam metode Research and Development, dimana menguji keefektifan produk teaching aids berbasis multimedia dalam pembelajaran PTD.

Penelitian Research and Development adalah penelitian yang bersifat prosedural dan terstruktur. Tahap-tahap penelitian ini yaitu: (1) Potensi dan masalah; (2) Pengumpulan data; (3) Desain produk; (4) Validasi desain; (5) Revisi produk; (6) Ujicoba produk; (7) Revisi produk; (8) Uji keefektifan produk. Dalam mengembangkan produk tersebut membutuhkan bantuan dari seorang ahli media untuk membimbing dan menilai kelayakan produk. Ahli media tersebut adalah Agus Triarso, S.Kom.,M.Pd selaku staf ahli BPMP KEMBIKBUD yang sudah berkompeten dibidangnya.

Setelah mengembangkan produk teaching aids berbasis multimedia yang sesuai dengan tahapan diatas dan dianggap layak oleh ahli media, maka akan dikembangkan kembali menjadi model pembelajaran di sekolah dalam hal ini adalah SMP Negeri 1 Ungaran. Pada penelitian ini sekelompok subyek yang diambil ditempatkan ke dalam kelompok uji coba,

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok uji coba digunakan untuk menguji model teaching aids berbasis multimedia ini layak dikembangkan kedalam kelas yang lebih luas atau tidak. Setelah layak, maka akan dikembangkan pada kelompok eksperimen dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan kelompok kontrol tidak dikenai perlakuan. Kemudian, kedua kelompok ini dikenai pengukuran yang sama dan dibandingkan hasilnya.

Sebelum mengadakan penelitian baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diberikan suatu pretest terlebih dahulu untuk mengetahui apakah hasil dari pretest antara kedua kelompok tersebut sama atau berbeda. Kemudian dalam kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus dengan pemanfaatan model teaching aids berbasis multimedia sebagai media pendukung dalam pembelajaran aktif. Sedangkan dalam kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan khusus dan masih menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah itu, kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diberikan postest. Hasil dari pretest dan postest kemudian dibandingkan untuk mengetahui perubahan yang terjadi.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ungaran tahun ajaran 2012/2013 sejumlah 192 siswa yang terbagi dalam 8 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A, VIII-C, VIII-D, VIII-E dan VII-F. Penentuan kelas ini ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling, yaitu dengan cara mengundi kelas secara acak. Kelas VIII-A ditentukan sebagai kelompok uji coba dengan jumlah siswa 24 anak, kelas VIII-C dan VIII-E sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa masing-masing 24 anak, serta kelas VIII-D dan VIII-F ditentukan sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa masing-masing 24 anak.

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010: 161). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, sedangkan variabel terikat

(5)

Wahid Khamzawi dkk/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 2(1) (2013)

5 adalah variabel akibat atau variabel tidak bebas. (Arikunto, 2002: 97). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model teaching aids berbasis multimedia dan variabel terikatnya adalah meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PTD kelas VIII SMP Negeri 1 Ungaran.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) Tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar pada pretest dan postest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Adapun tes yang digunakan berbentuk obyektif pilihan ganda dengan 4 pilihan. (2) Anggket merupakan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab dan akan menentukan layak atau tidaknya produk. Responden yang digunakan meliputi ahli media, ahli materi, guru dan siswa. (3) Observasi, observasi digunakan untuk mengetahui fasilitas sekolah, kebutuhan siwa, kesiapan guru dalam mempersiapkan pembelajaran, serta mengetahui minat belajar siswa disekolah. Observasi dilakukan dengan lembar observasi yang sudah terstruktur. (4) Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual kepada subyek terkait untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan model teaching aids berbasis multimedia pada pembelajaran dikelas. (5) Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang digunakan untuk bukti bahwa penelitian benar-benar telah melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2010: 329).

Setelah semua data terkumpul kemudian dianalisis. Metode analisis data yang digunakan adalah: (1) Teknik kuantitatif untuk mengetahui hasil nilai pretest dan postest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil dari teknik ini berupa mean, median, modus, dan standar deviasi. Adapun teknik perhitungan analisis data ini menggunakan komputer dengan program SPSS, uji syarat (homogenitas dan normalitas), dan uji hipotesis (t-test); (2) Teknik persentase digunakan untuk menganalisa data hasil kuosioner (angket). Dari hasil analisis

tersebut digunakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan, serta tanggapan siswa mengenai produk; (3) Teknik kualitatif yang digunakan untuk mengolah dan mengetahui sejauhmana pengaruh penerapan model teaching aids berbasis multimedia dalam kegiatan belajar mengajar. Analisis ini diambil dari hasil wawancara dan observasi yang selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan untuk mendukung analisis hasil dari teknik kuantitatif.

PEMBAHASAN

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan validasi media dengan guru, ahli materi mata pelajaran PTD dan ahli media dari BPMP KEMDIKBUD. Hasil validasi tersebut menyatakan semua variabel yang ada didalam teaching aids berbasis multimedia tersebut sudah baik dengan skor diatas 80% dan tidak ada yang perlu direvisi kembali. Setelah dinyatakan bahwa teaching aids berbasis multimedia layak untuk digunakan dalam penelitian, maka akan dilakukan uji keefektifan pada kelas uji coba yaitu kelas VIII-A yang berjumlah 24 siswa. Pada kelas uji coba ini diperoleh hasil belajar siswa sudah mencapai KKM dengan skor diatas 80%, sehingga efektif digunakan dan dapat diterapkan pada kelas yang lebih luas.

Hasil analisis kuantitatif peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat setelah diberikan perlakuan atau treatment dari tiap kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol menunjukkan adanya perbedaan. Pada kelompok kontrol, siswa diberikan treatment dengan pembelajaran konvensional. Sedangkan pada kelompok eksperimen, siswa diberikan treatment dengan model teaching aids berbasis multimedia. Nantinya, dari olah data perbandingan hasil belajar siswa dua kelompok ini akan diperoleh gambaran mengenai metode pembelajaran mana yang lebih baik.

Pada hasil belajar siswa kelompok kontrol terlihat adanya perubahan minat belajar siswa diawal dan akhir penelitian. Pada awal penelitian kelompok kontrol I (VIII-D), terlihat bahwa 50% siswa memiliki minat belajar tinggi dan 50% siswa memiliki minat belajar sedang. Sedangkan

(6)

Wahid Khamzawi dkk/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 2(1) (2013)

6 pada akhir penelitian 54,17% siswa memiliki minat belajar sangat tinggi dan 45,83% memiliki minat belajar tinggi. Pada awal penelitian kelompok kontrol II (VIII-F) terlihat bahwa 54,17% siswa memiliki minat belajar tinggi dan 45,83% siswa memiliki minat belajar sedang. Sedangkan pada akhir penelitian 25% siswa memiliki minat belajar sangat tinggi dan 75% memiliki minat belajar tinggi.

Hasil belajar siswa kelompok eksperimen juga terlihat adanya perubahan minat belajar diawal dan akhir penelitian. Pada awal penelitian kelompok eksperimen I (VIII-C) terlihat bahwa 54,17% siswa memiliki minat belajar tinggi dan 45,83% siswa memiliki minat belajar sedang. Sedangkan pada akhir penelitian 33,33% siswa memiliki minat belajar sangat tinggi dan 66,67% memiliki minat belajar tinggi. Pada awal penelitian kelompok Eksperimen II (VIII-E) terlihat bahwa 8,33% siswa memiliki minat belajar sangat tinggi, 45,83% siswa memiliki minat belajar tinggi dan 45,83% siswa memiliki minat belajar sedang. Sedangkan pada akhir penelitian 29,17% siswa memiliki minat belajar sangat tinggi, 66,67% memiliki minat belajar tinggi dan 4,17% siswa memiliki minat belajar sedang. Dari perbandingan hasil belajar siswa kelompok kontrol dan eksperimen, dapat kita lihat kelompok eksperimen jauh lebih meningkatkan minat belajar siswa dibandingkan kelompok kontrol.

Keefektifan model teaching aids berbasis multimedia pada materi perangkat lunak desain web dapat dilihat dari hasil pretest dan postest kelas VIII-C dan VIII-E. Berdasarkan hasilnya diperoleh nilai kelas VIII-C adalah 6,96 dengan standar deviasi 0,57, nilai tertinggi 8 dan terendah 6. Data nilai postest, diperoleh rata-rata nilai 8,12 dengan standar deviasi 0,73, nilai tertinggi 9,5 dan terendah 7. Berdasarkan data tersebut juga diperoleh median 8,25 dan modus 7,5.

Pada kelas VIII-E diperoleh data pretest dengan rata-rata nilai adalah 7,02 dengan standar deviasi 0,71, nilai tertinggi 8,5 dan terendah 6. Data nilai postest, diperoleh rata-rata nilai 8,18 dengan standar deviasi 0,67, nilai tertinggi 10 dan terendah 7. Dengan demikian berarti hasil belajar siswa kelas VIII-C dan VIII-E yang

menggunakan model teaching aids berbasis multimedia lebih baik dan efektif dan telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70%. Dengan tercapainya nilai KKM oleh dua kelas berbeda, dapat ditarik kesimpulan bahwa model teaching aids berbasis multimedia ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat diterapkan pada kelas yang berbeda.

Berdasarkan nilai pretest dan postest pada kelompok kontrol dan eksperimen diketahui adanya perubahan prestasi belajar pada kelompok-kelompok tersebut. Hal ini terlihat pada perbedaan presentase prestasi belajar siswa. Pada kelompok eksperimen persentase nilai siswa jauh lebih tinggi dari pada presentase nilai kelompok kontrol. Ini dapat terjadi karena adanya beda perlaukan antara kelompok eksperimen ynga menggunakan model teching aids berbasis multimedia dan kontrol yang biasa saja. Minat siswa kelompok eksperimen untuk belajar lebih termotivasi dibandingkan siswa kelompok kontrol. Dengan demikian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model teaching aids berbasis multimedia efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada saat observasi penelitian, peneliti melihat bahwa sebelum mengajar di kelas guru PTD terlebih dahulu mempelajari materi atau bahan ajarnya, selanjutnya membuat RPP, lalu memilih media yang sesuai untuk mengajar serta menyiapkan perlengkapan pendukung proses pembelajaran, seperti komputer dan perlengkapan lainnya. Sedangkan persiapan yang dilakukan siswa baik kelas eksperimen maupun kontrol adalah buku-buku pelajaran, alat tulis, serta peralatan pendukung pembelajaran lainnya. Dari hasil observasi, guru dan siswa sudah mempersiapkan pembelajaran yang akan dilakukan secara baik. Sarana dan prasarana yang tersedia juga sudah mendukung proses pembelajaran yang akan dilakukan.

Ketika pembelajaran berlangsung di kelas eksperimen, guru lebih mudah dalam menyampaikan apersepsi dan materi pembelajaran. Guru juga mudah dalam menciptakan situasi kondusif di dalam kelas.

(7)

Wahid Khamzawi dkk/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 2(1) (2013)

7 Siswa pada kelas eksperimen, cenderung aktif bertanya dan lebih cepat menanggapi masalah-masalah yang guru berikan. Sedangkan pada kelas kontrol, guru lebih sulit untuk mengontrol suasana pembelajaran di kelas. Siswanya juga lebih pasif dan cenderung tidak memperhatikan guru dalam menerangkan materi pembelajaran. Dalam penerapannya model teaching aids ini tidak menghilangkan peran guru saat pembelajaran di kelas. Peran guru dalam pembelajaran justru sangat penting, karena model teaching aids tidak akan dapat dipergunakan tanpa adanya aktivitas dari guru. Meski model teaching aids ini hanya sebagai alat bantu untuk guru mengajar, namun media ini memiliki kelebihan yang mampu mempercepat penyerapan materi oleh siswa.

Guru selalu memberikan evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan ketika selesai menerangkan materi. Guru juga memberikan latihan dan tugas rumah untuk memperdalam materi. Pada siswa kelas eksperimen cepat menangkap evaluasi dan instrusi yang diberikan guru. Sedangkan siswa kelas kontrol cenderung mengabaikan dan tidak memperhatikan instruksi dari guru. Ini tentu sesuai mengapa kelas eksperimen mendapatkan nilai yang lebih bagus dibandingkan kelas kontrol.

Data yang dikumpulkan dari observasi dan wawancara diperoleh hasil bahwa guru lebih kreatif dalam menyiapkan rencana pembelajaran, lebih mudah dalam menerangkan materi kepada siswa, pembelajaran menjadi lebih menarik, dan lebih mudah dalam mengelola kelas. Selain itu, siswa juga lebih memperhatikan pelajaran sehingga lebih cepat dalam penyerap materi.

Manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran dikelas lebih menarik, mengurangi penyampaian secara verbalisme, memudahkan siswa dalam memahami materi yang bersifat abstrak, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, meningkatkan kualitas pembelajaran konvensional dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi dikelas.

Teaching aids berbasis multimedia juga memiliki keunggulan yaitu sebagai alat komunikasi mengefektifkan proses pembelajaran dikelas. Format penyajian model teaching aids

berbasis multimedia ialah tutorial dan simulasi dengan bantuan komputer dan LCD, dapat memvisualisaikan materi pelajaran sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang abstrak menjadi nyata. Informasi atau pesan berupa suatu konsep yang divisualisasikan dengan animasi-animasi dan disajikan di depan kelas melalui LCD dengan teks, gambar, atau grafik. Pada saat yang tepat siswa dapat melihat, membaca, dan memahami materi pelajaran yang disajikan. Dengan model teaching aids berbasis multimedia materi pelajaran perangkat lunak desain web dapat dikuasai siswa dengan baik dan siswa memiliki motivasi untuk belajar sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Model Teaching Aids berbasis multimedia pada mata pelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) yang disusun oleh peneliti sesuai dengan prosedur pengembangan, Dengan mengacu prosedur pengembangan tersebut, model layak memenuhi standar dan kriteria untuk digunakan dalam pembelajaran PTD kelas VIII di SMP Negeri 1 Ungaran Tahun 2012 ditunjukkan dengan hasil angket yang diperoleh dari ahli materi, ahli media dan tanggapan siswa menunjukkan jumlah lebih dari 80 % dari skor maksimal. (2) Pembelajaran menggunakan model teaching aids berbasis multimedia pada mata pelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ungaran Tahun 2012. Keefektifan model teaching aids berbasis multimedia pada mata pelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) ditunjukkan dengan hasil belajar kelas VIII-C dan VIII-E. Pada kelas VIII-C rata-ratanya yaitu 8,12 nilai tertinggi 9,5 dan terendah 7. Pada kelas VIII-E rata-ratanya yaitu 8,18 nilai tertinggi 10 dan terendah 7 dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 %. Dengan tercapainya nilai KKM oleh dua kelas berbeda, maka model teaching aids ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat diterapkan pada kelas yang berbeda. (3) Keefektifan model teaching

(8)

Wahid Khamzawi dkk/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 2(1) (2013)

8 aids berbasis multimedia ini juga dapat dilihat dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan pihak guru dan siswa. Dari pengumpulan data observasi dan wawancara diperoleh hasil bahwa guru lebih kreatif dalam menyiapkan rencana pembelajaran, lebih mudah dalam menerangkan materi kepada siswa, pembelajaran menjadi lebih menarik, dan lebih mudah dalam mengelola kelas. Selain itu, siswa juga lebih memperhatikan pelajaran sehingga lebih cepat dalam penyerap materi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta:

Rajawali Press.

Haryono, Anung. 2003. Media Pendidikan,

Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatanya. Catakan Kelima. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan Raja Grafindo Persada.

Ibrahim. 2000. Media Pembelajaran. Malang: Rajawali Press.

Kustiono. 2010. Media Pembelajaran Konsep, Nilai Edukatif, Klasifikasi, Praktek Pemanfaatan dan Pengambangan. Semarang: UPT UNNES PRESS.

Sadiman, Arif. 2002. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya. Catakan Kelima. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: ALFABETA, CV.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: ALFABETA, CV.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Strategis Bisnis merupakan dokumen perencanaan yang Rencana Strategis Bisnis merupakan dokumen perencanaan yang memberikan arti penting dalam menentukan arah

aplikasi ini dapat menyajikan informasi data warga, data kk, data calon penerima, data penerima dan data hasil penyalurannya yang akurat melalui media digital

Pameran tunggal atau pameran bersama yang menyajikan karya-karya seni rupa dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan oleh seniman, Galeri atau kerjasama dengan pihak

mengulang dan mengingat kembali hafalan yang telah disetorkan atau dihafalkan di depan guru atau kyai agar tidak mudah lupa dengan hafalannya. Mengulang-ulang bacaan

Metode pada penelitian ini yaitu menggunakan algoritma naive bayesn untuk mengklasifikasikan huruf alfabet bahasa isyarat menggunakan fitur yang berasal dari data

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada orang tua yang ada di Kecamatan Seputih Raman mengenai upaya orang tua dalam menetapkan ahli waris jika di dalam

Dari hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang komplikasi masa nifas berdasarkan pendidikan mayoritas berpengetahuan kurang pada pendidikan SD

Bahan Hukum sekunder, yakni data yang dapat menunjang data primer dan diperoleh tidak dari sumber primer.19 Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku selain yang telah menjadi