28 BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Metodologi
Gambar 3.1 FlowChart perancangan aplikasi
Perancangan aplikasi “APDASPEK” menggunakan metode IMSDD yang melalui beberapa tahap, yaitu:
1. System requirement
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah dan mencari apa saja yang dibutuhkan untuk pengembangan aplikasi ini. Penyebaran kuesioner terhadap 50 responden dilakukan guna untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh user yang merupakan anggota pemadam kebakaran
Start System requirement Design consideration Implementation Evaluation Tidak sesuai kebutuhan Finish Sesuai kebutuhan
Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat. Lalu melakukan evaluasi kebutuhan hardware, plateform yang akan dipakai, menganalisa tujuan dan guna aplikasi ini.
2. Design Consideration
Pada tahap ini dilakukan desain tampilan dan struktur aplikasi agar sesuai dengan audiens target user. Melakukan pertimbangan cara menyampaikan materi pengajaran, apakah dengan teks, audio, atau simulasi. Pada tahap ini juga dilakukan perancangan struktur navigasi agar user tidak bingung dalam menavigasi aplikasi nanti.
3. Implementation
Setelah mengumpulkan system requirement dan menetapkan design consideration, dilakukanlah implementation. Di tahap implementation ini prototype aplikasi dibuat melalui coding dan jika sudah selesai dilakukan testing terhadap prototype untuk mencari masalah yang masih ada.
4. Evaluation
Tahap terakhir adalah evaluation, setelah implementasi aplikasi selesai dilakukanlah evaluasi terhadap aplikasi yang bertujuan untuk mengetahui apakah aplikasi sudah memenuhi kebutuhan user atau belum. Dilakukan lagi pengisian kuesioner yang berisikan pertanyaan untuk mengetahui hasil evaluasi aplikasi ini. Apabila belum dapat memenuhi kebutuhan masalah, dilakukan lagi revisi terhadap aplikasi agar dapat memenuhu tujuan aplikasi dan memenuhi kebutuhan user sampai akhirnya aplikasi dapat diluncurkan.
3.2 Sistem Yang Berjalan Pada Dinas Pemadam Kebakaran – PB Jakarta Barat
3.2.1 Profil Dinas Pemadam Kebakaran – PB
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Propinsi DKI Jakarta adalah unsur pelaksana pemerintah daerah yang diberi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas penanganan masalah kebakaran.Dibentuknya organisasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana ini
merupakan perwujudan tanggung jawab Pemda DKI dalam rangka memberikan perlindungan kepada warganya dari ancaman bahaya kebakaran dan bencana lainnya.
Dalam mewujudkan rasa aman serta memberikan perlindungan kepada warga kota tersebut, Dinas Pemadam Kebakaran, sesuai dengan yang diatur dalam SK Gub Nomor 9 tahun 2002, tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta, Mempunyai 3 tugas pokok,yakni:
1. Pencegahan Kebakaran. 2. Pemadaman Kebakaran, dan
3. Penyelamatan Jiwa dan ancaman kebakaran dan bencana lain,
3.2.2 Sejarah Damkar-PB
• Masa sebelum kemerdekaan:
Menurut buku "DARI BRANDWEER BATAVIA KE DINAS KEBAKARAN DKI JAKARTA" urusan pemadam kebakaran di kota jakarta mulai diorganisir pada tahun 1873 oleh pemerintah Hindia Belanda. Urusan pemadaman kebakaran ini secara hukum dibentuk oleh resident op batavia melalui ketentuan yang disebut sebagai: "Reglement op de Brandweer in de Afdeeling stad Vorsteden Van Batavia"
• Masa setelah kemerdekaan :
Perubahan nomenklatur organisasi pemadam kebakaran berikutnya terjadi pada tahun 1980, yakni dengan terbitnya Peraturan Daerah No. 9 tahun 1980, tentang struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebakaran DKI Jakarta. Perubahan penting pada periode ini, selain semakin dikembangkannya aspek pencegahan dan pemberdayaan masyarakat melalui keberadaan Sudinas Pencegahan, Sudinas Peran Serta masyarakat, Pusat Latihan Kebakaran, dan Unit Laboratorium, adalah juga mengenai pembagian wilayah pelayanan Dinas kebakaran ke dalam 5 wilayah asministratif: Jakarta Pusat, Utara, Barat, Selatan, dan Timur. Kemudian terjadi revisi melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.11 tahun 1986, dengan judul sama, hanya terdapat perubahan pada nomenklatur Markas Wilayah menjadi Nomenklatur Suku Dinas
Masa tahun 2002 ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.9 tahun 2002, tanggal 15 Januari 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta.
3.2.3 Visi dan Misi
1.Visi :
Terciptanya rasa aman masyarakat dari bahaya kebakaran dan bencana lain
2. Misi :
• Memberikan pelayanan prima dalam bidang pencegahan, pemadaman, dan penyelamatan
• Meningkatkan ketahanan lingkungan bersama masyarakat • Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait
32
3.2.4 Struktur Organisasi
Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi Pemadam Kebakaran Jakarta Barat (Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat)
3.3 Analisis Aplikasi CAI
Ada dua jenis analisis yang akan mendukung perancangan aplikasi CAI ini. yaitu analisis user dan analisis aplikasi sejenis.
3.3.1 Analisis Kebutuhan User
Analisis dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 50 responden terpilih, yaitu para anggota pemadam kebakaran itu sendiri. Berikut ini merupakan hasil kuesioner yang didapat:
1. Berapakah usia anda ?
Tabel 3.1 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan 1
Jawaban Responden Persentase Diagram
A. 20 - 22tahun B. 22 - 30 tahun C. 30 – 35 tahun D. 35 > tahun 3 17 22 8 6% 34% 44% 16% Jumlah 50 100%
Berdasarkan data dari hasil kuesioner mengenai usia responden diketahui responden paling banyak adalah berusia 30 tahun ke atas, yaitu 22 responden.
2. Sudah berapa lamakah anda bekerja pada dinas pemadam kebakaran jakarta barat ?
Tabel 3.2 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan 2
Jawaban Responden Persentase Diagram
A. <1 tahun B. 1 – 3 tahun C. 3 – 5 tahun D. >5 tahun 2 16 12 20 4% 32% 24% 40% Jumlah 50 100%
Berdasarkan dari data kuesioner diatas bahwa lebih banyak responden yang sudah bekerja sebagai petugas selama lebih dari 5 tahun di Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta barat. Sedangkan petugas yang bertugas selama kurang dari 1 tahun sangat sedikit yaitu 2 responden, dengan begini pemadam akan merekrut anggota baru sehingga penulis bertujuan menciptakan sebuah aplikasi CAI pemadam kebakaran ini untuk membantu pengajaran untuk anggota baru yang akan di rekrut nanti.
3. Seberapa sering anda memakai komputer ?
Tabel 3.3 Diagram hasil Kuesioner Pertanyaan 3
Jawaban Responden Persentase Diagram
A. Sangat sering B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah 15 21 10 4 30% 42% 20% 8% Jumlah 50 100%
Berdasarkan data dari hasil kuisioner nomer 3. Didapat 42% sering menggunakan komputer dan 30% sangat sering. Sehingga kemungkinan aplikasi ini dibuat di platform komputer, karena sudah banyak anggota pemadam yang pernah menggunakan komputer.
4. Jenis komputer apakah yang sering anda gunakan?
Tabel 3.4 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan 4
Jawaban Responden Persentase Diagram A. PC B. Laptop C. Tablet D. Tidak pernah 25 19 2 4 50% 38% 4% 8% Jumlah 50 100%
Berdasarkan data kuesioner pertanyaan 5, responden lebih sering menggunakan menggunakan PC dan laptop.
5. Sistem operasi komputer apakah yang pernah anda operasikan ?
Tabel 3.5 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan 5
Jawaban Responden Persentase Diagram
A. Windows B. MAC C. Linux D. Tidak pernah mengoperasikan komputer 45 0 1 4 90% 0% 2% 8% Jumlah 50 100%
Berdasarkan data dari hasil kuisioner mengenai sistem operasi yang sering digunakan saat mengoperasikan komputer. Didapat lebih banyak responden yang pernah mengoprasikan sistem operasi windows, yaitu 45 orang atau 90%.
6. Kegiatan apa yang anda sering lakukan dengan komputer yang anda miliki / gunakan ?
Tabel 3.6 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan 6
Jawaban Responden Persentase Diagram
A. Menggunakan suatu aplikasi B. Browsing internet C. Bermain game D. Lain-lain 7 28 8 7 14% 56% 16% 14% Jumlah 50 100%
Berdasarkan data kuesioner nomer 6 , diperoleh data bahwa paling banyak responden melakukan browsing di internet saat menggunakan komputer.
7. Apakah keselamatan dalam pelatihan penting bagi anda ?
Tabel 3.7 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan 7
Jawaban Responden Persentase Diagram
A. Sangat Penting B. Penting C. Sedikit penting D. Tidak penting 50 0 0 0 100% 0% 0% 0% Jumlah 50 100%
Berdasarkan hasil kuesioner mengenai pentingnya keselamatan bagi para responden saat melaksanakan pelatihan pemadam kebakaran, seluruh responden yaitu sebanyak 50 orang atau 100% dari responden menyatakan bahwa keselamatan saat pelatihan itu penting. Oleh karena itu aplikasi ini diciptakan untuk membantu pelatihan dalam bentuk CAI sehingga dapat membantu anggota untuk mempelajari teori dan mensimulasikan keadaan pelatihan sehingga dapat meminimalisir kecelakaan yang terjadi saat pelatihan.
8. Seberapa sering anda menggunakan aplikasi simulasi di komputer ?
Tabel 3.8 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan 8
Jawaban Responden Persentase Diagram
A. Sangat sering B. Sering C. Jarang D. Tidak pernah 0 13 9 28 0% 26% 18% 56% Jumlah 50 100%
Berdasarkan hasil kuesioner mengenai menggunakan aplikasi simulasi di komputer lebih banyak responden yang menyatakan bahwa belum pernah menggunakan aplikasi simulasi pada komputer.Tetapi ada beberapa responden yang sering menggunakan aplikasi simulasi.
9. Anda lebih suka belajar dengan cara apa ?
Tabel 3.9 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan 9
Jawaban Responden Persentase Diagram
A. Secara praktik B. Membaca buku C. Menggunakan simulasi di computer 24 12 14 48% 24% 28% Jumlah 50 100%
Berdasarkan hasil data kuesioner nomer 9 bahwa mayoritas responden lebih menyukai belajar secara praktikum nyata dari pada menggunakan simulasi.24% lebih suka belajar dari buku dan 14% menggunakan simulasi komputer.
10. Apakah anda memerlukan aplikasi pembelajaran mengenai materi dan simulasi untuk mempelajari pemadaman?
Tabel 3.10 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan 10
Jawaban Responden Persentase Diagram A. Sangat perlu B. Perlu C. Biasa saja D. Tidak perlu 30 16 4 0 60% 32% 8% 0% Jumlah 50 100%
Hampir seluruh responden memerlukan suatu aplikasi untuk mempermudah mereka untuk belajar. Oleh karena itu aplikasi ini dapat digunakan bagi mereka untuk mempermudah pembelajaran dan mengurangi resiko kecelakaan saat pelatihan. Karena selain teori – teori keselamatan juga menyajikan simulasi game yang menggambarkan keadaan nyata saat pelatihan sehingga responden dapat lebih mudah menyesuaikan diri saat praktik di dunia nyata karena sudah sering mempelajari situasi di simulasi.
11. Menurut anda, dalam aplikasi pembelajaran di komputer apakah yang terpenting?
Tabel 3.11 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan 11
Jawaban Responden Persentase Diagram A. Grafik / animation (Tampilan) B. Materi pembelajaran yang di sampaikan C. Jalan cerita simulasi D. Tidak pernah Pakai komputer 15 24 7 4 30% 48% 14% 8% Jumlah 50 100%
Berdasarkan hasil kuesioner pertanyaan 11, para responden tertarik menggunakan aplikasi CAI simulasi yang memiliki grafis dan animasi yang baik serta materi pembelajaran yang sesuai dan baik. Sehingga aplikasi CAI yang akan dibuat mengandung grafis dan animasi yang bagus dan juga materi yang disampaikan juga sesuai dengan pembelajaran mereka.
12. Materi apakah yang anda butuhkan untuk dipelajari ?
Tabel 3.12 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan 12
Jawaban Responden Persentase Diagram A. Cara mengemudikan mobil pemadam B. Pemadaman api C. Proteksi diri dan peralatan proteksi D. Penjelasan dan cara penggunaan peralatan pemadam api 4 12 15 19 8% 24% 30% 38% Jumlah 50 100%
Hasil survey dari kuesioner nomor 12 menyatakan bahwa responden membutuhkan materi seluruh materi yang ditawarkan pada aplikasi, tetapi mayoritas responden membutuhkan materi untuk pemadaman api, Proteksi diri serta cara penggunaan alat.
13. Setujukah anda jika aplikasi ini diterapkan pada komputer yang berbasis sistem operasi windows?
Tabel 3.13 Diagram Hasil Kuesioner Pertanyaan 13
Berdasarkan dari hasil kuesioner nomor 13, mayoritas responden menyetujui jika aplikasi ini dibuat dengan platform sistem operasi windows, karena mayoritas sistem operasi yang digunakan responden adalah windows.
Jawaban Responden Persentase Diagram A. Sangat setuju B. Setuju C. Biasa saja D. Tidak setuju 18 19 11 2 36% 38% 22% 4% Jumlah 50 100%
3.3.2 Analisis Aplikasi Sejenis
Analisis aplikasi sejenis ini di buat untuk dijadikan referensi saat membuat aplikasi CAI ini. Ada 2 aplikasi sejenis yang akan di jadikan referensi, yaitu :
3.3.2.1 Firefighter Training Simulation - REVAS Process
Gambar 3.3 Firefighter Training Simulation - REVAS Process screenshoot 1
“Firefighter Training Simulator – REVAS Process” adalah aplikasi simulasi pemadam kebakaran ciptaan Designing Digitaly. Aplikasi ini dikeluarkan padaplatform PC. Aplikasi ini memiliki grafis 3 dimensi yang baik sehingga menambah kesan nyata pada simulasi ini. Aplikasi simulasi ini tergolong first person sehingga seolah – olah user yang sedang menggunakan aplikasi ini merasa seperti dalam keadaan pemadaman kebakaran di dunia nyata.
Gambar 3.4 Firefighter Training Simulation - REVAS Process screenshoot 2
GUI yang diberikan sangat baik, sebelum memulai simulasi user akan diberikan lesson atau tata cara memadamkan api sehingga mendapat perbekalan ilmu sebelum melakukan pemadaman api.
Aplikasi ini terdiri dari beberapa chapter yang berisikan berbagai simulasi situasi yang berbeda-beda.
User dapat menggunakan perkakas seperti radio, selang, kapak, APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan perkakas lainnya untuk digunakan dalam proses pemadaman api. Seperti terlihat pada gambar terdapat icon radio dan nose yang masing – masing bila tombol yang tercantum ditekan maka user akan menggunakan perkakas tersebut.
Yang akan ditiru dari aplikasi ini adalah dari segi simulasi, tampilan 3 dimensi yang di sajikan, serta GUI saat memulai simulasi.
3.3.2.2 Real Heroes – Firefighter
Real Heroes – Firefighter merupakan Merupakan aplikasi ciptaan “Epicenter Studios”. Aplikasi ini merupakan game dimana pemainnya mensimulasikan dirinya menjadi seorang pemadam kebakaran yang dihadapkan dengan berbagai misi sesuai alur skenario , misalnya misi memadamkan api, misi penyelamatan korban-korban kebakaran dan misi mencari tahu penyebab kebakaran. User dalam aplikasi ini dibekali peralatan-peralatan pemadam kebakaran portable seperti selang, kapak, dan lain-lain yang digunakan dalam misi penyelamatan dan meredam kebakaran layaknya seorang pemadam kebakaran sungguhan.
Peralatan-peralatan pemadam kebakaran ini dapat digunakan sesuai kebutuhan berdasarkan situasi yang dihadapi pemain, misalnya kapak digunakan untuk mematahkan kayu-kayu yang memerangkap korban atau untuk memecahkan kaca jendela.
Selain dibekali peralatan, aktor/pemadam kebakaran dalam aplikasi ini dapat melakukan bervariasi tindakan misalnya mendorong, menghindar, menggendong korban, dan lain-lain.
Gambar 3.6 Real Heroes – Firefighter screenshoot 1
User dalam aplikasi ini akan mendapatkan pengalaman nyata yakni menghadapi kondisi yang memaksanya berpikir cepat dalam menghadapi skenario kebakaran di mana mungkin terjadi situasi-situasi tidak terduga seperti ledakan dan lain sebagainya. Situasi seperti ini dapat menyebabkan seorang pemain/pemadam kebakaran terluka.
Bentuk visualisasi jika seorang user terluka digambarkan dengan efek api yang muncul di sekitar tepi layar. Akibat terluka, nyawa seorang user akan berkurang. Oleh karena itu, user dalam aplikasi ini harus berhati-hati agar tidak terluka.
Dalam aplikasi ini user juga mungkin dihadapkan kondisi di mana stok air yang dimilikinya menjadi sedikit, kondisi seperti ini juga membahayakan karena jika pemain tidak dapat menanggulangi api, maka dia akan terluka semakin parah dan akhirnya mati (mission failed), kecuali dia dapat menemukan tabung air sebelum kondisi tersebut terjadi.
Gambar 3.7 Real Heroes – Firefighter screenshoot 3
User dianggap mampu menyelesaikan semua misi dalam aplikasi ini jika dia masih bertahan hidup sampai akhir skenario. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, jika user terkena api ataupun terluka maka nyawanya akan berkurang dan jika luka yang dialami oleh user terlalu parah maka ada kemungkinan user mati ditengah-tengah misi.Unsur-unsur realitas dalam game simulasi :
- Realitas Fakta
1. Penggunaan alat-alat bantu pemadam kebakaran sesuai dengan fungsinya, misal kapak digunakan untuk menghancurkan kayu, kaca jendela, dan lain-lain
2. Pakaian, peralatan, dan alat transportasi pemadam kebakaran yang divisualisasikan pada game ini sesuai dengan kenyataan
3. Kondisi korban yang panik dalam kebakaran
- Realitas Sebab Akibat
1. Jika pemadam kebakaran memiliki ketersediaan air yang sedikit sehingga tidak mampu menanggulangi api, maka dia bisa saja mati sebelum game berakhir
- Realitas Kejadian Acak
1. Ledakan api yang tidak terduga
2. Tiba-tiba ada benda jatuh atau runtuhan benda lapuk
- Realitas Audio dan Visual
1. Terdapat suara korban yang meminta tolong
2. Terdapat efek suara api yang membakar benda-benda 3. Terdapat efek suara air yang disemprotkan oleh pemain 4. Terdapat efek suara mobil ambulance
5. Terdapat efek asap di sekitar area kebakaran
6. Terdapat efek getaran misal ketika ada benda berat berjatuhan
3.3.2.3 Tabel Perbandingan Aplikasi Sejenis
Berikut ini adalah sebuah table perbandingan masing – masing aplikasi ditinjau dari berbagai aspek:
Tabel 3.14 Analisa perbandingan aplikasi sejenis
Firefighter Training Simulation - REVAS Process
Real Heroes – Firefighter
Developer Disigning Digitality Epicenter Studios
Genre Simulator CAI Game simulasi
Grafis 3D dengan teknik realistis 3D dengan teknik kartun
Platform PC PC(windows), Nintendo Wii
dan Nintendo 3ds Kontrol Menggunakan keyboard dan
mouse
Menggunakan keyboard dan mouse pada PC, keypad pada Nintendo 3ds, wii
Sudut pandang kamera
First person First person
3.4 Analisis dan Solusi Kebutuhan 3.4.1 Analisis Masalah
1. Grafis dan materi pembelajaran merupakan hal terpenting bagi responden dalam aplikasi pembelajaran.
2. Banyak responden yang sering menggunakan komputer, terutama PC dan laptop yang bersistem operasi Windows.
3. Sebanyak 56% responden sering menggunakan komputer untuk browsing internet , responden menyatakan bahwa mereka perlu aplikasi pembelajaran mengenai materi dan simulasi pemadaman.
4. Responden memiliki beragam cara belajar yang disukai, yaitu praktikum, membaca buku, dan simulasi pada komputer.
5. Materi yang dibutuhkan oleh mayoritas responden untuk dipelajari adalah materi pemadaman api, proteksi diri dan peralatan proteksi, penjelasan dan cara penggunaan peralatan pemadam api. Keselamatan dalam pelatihan merupakan faktor yang sangat penting bagi responden.
6. Banyak responden yang belum pernah menggunakan aplikasi simulasi pada komputer.
7. Mayoritas responden adalah berusia 30 tahun ke atas.
3.4.2 Solusi Kebutuhan
1. Membuat aplikasi dengan grafis yang cukup baik dan juga memberi materi yang dibutuhkan oleh responden untuk dipelajari.
2. Aplikasi ini dibuat untuk PC dan laptop yang menggunakan sistem operasi Windows.
3. Membuat aplikasi pembelajaran bagi responden yang berisi materi dan sebuah simulasi pemadaman pada komputer, sehingga responden lebih sering menggunakan komputer untuk belajar.
4. Membagi metode pembelajaran dalam aplikasi menjadi 2, yaitu materi yang dilengkapi dengan kuis dan simulasi praktikum pemadaman api. 5. Menambahkan materi yang dibutuhkan oleh responden ke dalam aplikasi
mempelajari materi dengan baik maka akan meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan responden dalam setiap pelatihan.
6. Membuat simulasi dalam aplikasi dengan kontrol yang mudah, menambahkan keterangan kontrol dalam menu pengaturan dan menambahkan sebuah instruksi sebelum menjalankan simulasi pada aplikasi.
7. Mendesain aplikasi dengan interface yang rapi dan mudah digunakan dengan peletakan tombol menu yang sederhana dan ukuran font yang mudah dibaca.
3.5 Perancangan Aplikasi
3.5.1 Silabus Aplikasi
Tabel 3.15 Silabus Materi Pemadam
NO Kompetensi Indikator Materi
1 Menjelaskan tentang peralatan untuk pemadaman dan cara penggunaanya
• Mengenal peralatan pemadaman • Mengetahui tata cara menggunakan peralatan Pengenalan alat pemadaman api
2 Pengenalan sistem proteksi dan alat proteksi diri
• Memahami tentang sistem proteksi kebakaran • Mampu menerapkan proteksi kebakaran dalam keadaan nyata • Mengetahui cara mengenakan perangkat proteksi diri Sistem Proteksi
3 Pengenalan Teori dasar Api dan unsur terjadi kebakaran
• Memahami teori dasar api
• Memahami sifat
Teori dasar api dan anatomi kebakaran 4 Klasifikasi Kelas/ Jenis
kebakaran • Dapat membedakan jenis/kelas kebakaran Kelas/Jenis kebakaran 5 Pengetahuan prosedur menghadapi bahaya kebakaran • Memahami prosedur darurat bahaya kebakaran • Dapat menyesuaikan diri terhadap situasi kebakaran Prosedur darurat bahaya kebakaran
3.5.2 Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran ini berisi tentang materi pembelajaran yang akan digunakan dalam aplikasi ini, materi ini merupakan materi – materi dasar tentang penggunaan alat pemadam kebakaran dan pemadaman api.
3.5.2.1 Pengenalan alat pemadam dan proteksi diri serta cara penggunaan alat (Buku “Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
3.5.2.1.1 Selang pemadam (fire hose) 1. Fungsi
a. Memindahkan / mengalirkan cairan dari suatu tempat ke tempat lainnya; b. Mengalirkan udara / gas dari suatu tempat ke tempat lainnya;
2. Karakteristik
a. Selang terbuat dari bahan yang bersifat fleksibel atau mudah dibengkokkan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan tempat dan kondisi bagaimanapun serta mudah dipindahkan;
b. Perbedaan dengan pipa dari penggunaannya adalah selang bersifat sementara dan pipa bersifat tetap walaupun fungsinya sama;
c. Khususnya unit PKP-PK , selang merupakan alat bantu yang penting, dalam operasi pemadaman bila alat pemadam di kendaraan yaitu turret / monitor tidak dapat menjangkau sasaran, maka selang sangat dibutuhkan sebagai pengganti fungsi turret / monitor;
d. Karena umumnya panjang selang terbatas, juga disesuaikan dengan beratnya agar mudah diangkat dan dibawa, maka pada selang dilengkapi dengan alat penyambung dari satu rol selang ke selang yang lain disebut coupling;
Gambar 3.8 Selang Penghisap dan Selang Pemancarm (“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
3. Kegunaan selang bagi unit PKP-PK a. Membantu operasi pemadaman
1. Gelaran beberapa rol selang menjadi satu setelah disambung dan diberi nozzle (pemancar) disebut handlines;
2. Handlines tersebut memiliki panjang yang relatif , tergantung persediaan selang dan juga kemampuan daya pancar pompa (output rating pump) liter/menit;
3. Disamping sebagai pengganti fungsi turret / monitor , handlines juga dapat difungsikan untuk memadamkan kebakaran :
• Cabin pesawat udara;
• Disekitar pesawat udara yang sulit dipadamkan dengan turret/monitor;
• Fuel spillage yang mengancam keselamatan pesawat udara;
• Gedung / bangunan dan alang alang di sekitarnya; • Dan lain lain yang berhubungan dengan operasi
pemadaman; b. Mengisap bahan pemadam;
1. Mengisap air dari sumber air tidak bertekanan dengan menggunakan selang pengisap;
2. Setelah operasi pengisapan dilaksanakan dilanjutkan dengan operasi memasok air ke kendaraan lainnya dengan menggunakan selang pemancar;
c. Mensuplai bahan pemadam;
1. Supply air dari kendaraan pemadam yang satu ke kendaraan pemadam lainnya;
2. Supply air dari hidran ke kendaraan pemadam; 4. Jenis Selang
Pada dasarnya selang dibagi menjadi 2 (dua) kegunaan , yaitu : a. Selang Pemancar (delivery hose) yang terdiri dari :
1. Unlined hose;
• Jenis selang cotton baik bagian dalam maupun luar tidak dilapisi karet;
• Ukuran selang berdiameter 1,5 s.d 2,5 inch, panjang 50 s.d 300 feet.
• Biasanya dipakai atau dipasang untuk instalasi pemadaman pada gedung;
2. Rubber lined hose;
• Jenis selang cotton / nylon yang dibuat dari dua atau tiga lapis anyaman dan bagian dalam dilapisi karet; • Ukuran selang berdiameter 1 s.d 3 inch, panjang 50 s.d
3. Rubber lined with rubber cover hose;
• Jenis selang cotton/nylon baik bagian dalam maupun luar dilapisi karet;
• Ukuran selang berdiameter 0,5 s.d 1,5 inch, panjang 50 s.d 200 feet;
• Khusus digunakan memancarkan busa dan ada juga dipakai memancarkan dry chemical powder , CO2 gas dan bahan kimia lainnya;
• Disebut juga dengan nama selang tekanan tinggi;
b. Selang pengisap (suction hose)
1. Hard Suction Hose (selang pengisap kaku)
• Dengan susunan yang dibuat pada bagian dalam dan bagian luar dilapisi karet,diantara karet diperkuat dengan lilitan kawat;
• Digunakan dalam pengisapan air dari sumber air terbuka, misalnya pada bak air penampungan, kolam, sungai dan lain sebagainya;
• Ukuran diameter 1,5 , 2,5 , 3 , 4 , 4,5 , 5 , 6 inch; 2. Selang pengisap lunak (soft suction hose)
• Dengan susunan yang dibuat pada bagian dalam dan bagian luar dilapisi karet, diantara karet tanpa lilitan kawat; • Ukuran diameter 4 , 4,5 , 5 dan 6 inch;
• Digunakan dalam moperasi pengisapan air dari sumber bertekanan seperti hidran;
c. Perlengkapan Selang
• Merupakan kelengkapan dari setiap selang, strainer, nozzle , dan pipa outlet / inlet kendaraan pemadam;
• Kegunaan coupling adalah untuk menghubungkan / menyambung :
- Dari satu selang ke selang yang lain; - Dari satu selang ke nozzle (alat pemanzar); - Dari satu selang pengisap ke strainer (saringan);
- Dari satu selang ke discharge pipa pengeluaran dari mesin pompa (discharge outlet);
- Dari satu selang ke hidran (sumber air bertekanan);
2. Jenis Coupling;
• Ztors Coupling yang digunakan oleh unit PKP-PK; • Instantenous Coupling;
• Moris Coupling;
Bahan coupling adalah dari alluminium alloy dan atau kuningan;
3. Bagian dari coupling • Clamp fitting; • Tail piece; • Ring gasket;
4. Saringan selang pengisap (strainer);
• Strainer adalah saringan yang dipasang pada selang pengisap (suction hose) dengan tujuan mencegah benda masuk seperti
rumput, batu dll ke pompa melalui selang pengisap yang mengakibatkan kerusakan pada pompa;
• Jenis strainer :
> Basket Strainer : Sebuah saringan yang terbuat dari rotan atau bambu yang dianyam, dipasang di luar dari metal strainer, dan berbentuk keranjang serta mudah di lepas;
> Metal Strainer : Sebuah saringan yang terbuat dari logam, dan dipasang langsung ke selang pengisap dan dilengkapi dengan coupling serta dapat dilepas dan dipasang;
> Conical Strainer : Sebuah saringan terbuat dari kawat yang dianyam dan dipasang pada bagian dalam metal strainer , atau pada lubang pemasukan (suction inlet) dan biasanya dipasang tetap;
d. Nozzle (Pemancar)
1. Digunakan untuk memancarkan air atau bahan pemadam api kimia lainnya;
2. Dibuat dengan bermacam-macam ukuran sesuai kebutuhan dan terdir dari berbagai jenis yaitu :
• Plain Nozzle adalah suatu jenis pemancar yang dibuat khusus untuk memancarkan air dalam bentuk pancaran padat (solid stream);
• Variable Jet Nozzle adalah suatu jenis pemancar yang dilengkapi dengan tuas pengontrol, dalam
penggunaannya / pemancarannya dapat diatur : - Pancaran padat (solid stream);
- Pancaran mengembang (spray);
• Foam Nozzle : Suatu jenis pemancar yang dibuat khusus mendapatkan pancaran busa;
• Fog Nozzle : Suatu jenis pemancar yang dibuat khusus mendapatkan satu bentuk pancaran mengabut seperti payung; • Cellar Nozzle : Suatu jenis pemancar yang dibuat pada ujung
nozzle terdapat beberapa lubang yang mengelilinginya; Pancaran yang dihasilkan padat (solid) dan setiap lubang arah pancaran tidak sama, karena nozzle ini berputar;
e. Cabang (Branch Coupling)
1. Alat penghubung selang yang berbentuk cabang; 2. Jenis coupling
• Wye connection/deviding branch coupling
- Jenis cabang yang digunakan untuk membagi dari satu pancaran menjadi dua pancaran;
- Tujuan memakai cabang ini untuk memperbanyak jumlah pancaran;
• Siamese connection/collecting branching;
- Jenis cabang yang digunakan untuk menyambung /
menggabungkan dari dua pancaran menjadi satu pancaran; - Tujuan memakai cabang coupling ini untuk memperoleh kapasitas jumlah pancaran;
• Coupling adaptor;
- Jenis coupling adaptor ini yang dibuat khusus dari dua couping digabung menjadi satu dan tidak sama besar atau dua coupling yang tidak sejenis;
- Tujuan memakai coupling adaptor ini ialah apabila terdapat berbagai selang yang diameternya dan jenis coupling berbeda agar dapat digunakan bersama sama;
3. Kunci Coupling (Spanner Coupling)
• Suatu alat yang dibuat khusus untuk mengikat atau mengencangkan dan melepaskan dua buah coupling; • Jenis coupling antara lain universal spanner dan
universal suction spanner;
• Kunci coupling yang digunakan oleh unit PKP-PK adalah jenis universal spanner;
4. Jenis gulungan selang a. Do nut roll
Bentuk gulungan biasa dan terdiri dua jenis yaitu gulungan tunggal dan ganda / kembar;
b. Coil roll
Bentuk gulungan selang tekanan tinggi yang dibelitkan pada roll dengan alat pemutar / penggulung;
c. Flatting Hose
Bentuk gulungan selang biasa yang dilipat secara teratur di dalam kotak (locker);
3.5.2.1.2 Tangga (Ladder)
Merupakan peralatan yang penting guna menunjang operasi pertolongan dan pemadaman. Biasanya digunakan untuk naik dan turun bagi petugas khususnya unit PKP-PK . Dalam penggunaan tangga , perlu diketahui hal-hal sebagai berikut
a. Konstruksi tangga dan kegunaannya ;
1. Tangga dibuat dari bahan aluminium alloy; 2. Prinsip alasan dari bahan aluminium yaitu :
• Ringan; • Kuat;
• Awet (tahan lama);
b. Jenis tangga
1. Tangga tunggal (straight ladder); • Wall ladder;
• Pompier ladder; • Folding ladder; • Attic ladder; • Roof ladder;
2. Tangga Ganda (Extention Ladder)
• Bangor ladder pada bagian tertentu diberi tongkat penyangga/penahan , disebut tormentor;
• Aerial ladder; Nama dan bagian dari jenis tangga :
a. Straight Ladder
1. Top / Tip : bagian tangga paling atas / puncak; 2. Beam of ladder : bagian sisi tangga;
3. Trust of ladder : lapis penguat batang tangga; 4. Rungs of ladder : anak tangga;
b. Bangor ladder
Penahan / penyangga tangga : tormentor;
3.5.2.1.3 Alat Bantu Pernapasan (Breathing Apparatus Set / BA Set)
• Digunakan oleh anggota PKP-PK pada lokasi :
a. Persentase oksigen menurun;
b. Beracun (gas CO,gas lain yg mengandung racun);
c. Banyak membuang tenaga dlm ops pertolongan dan pemadaman;
• Beberapa petunjuk dalam pelaksanaan :
a. Jenis BA Set yang digunakan;
1. Open circuit self container BA Set (sistim terbuka) yang digunakan oleh unit PKP-PK. Menggunakan cylinder supply dan sisa pernapasan tidak dipergunakan lagi;
2. Close circuit (sistim tertutup) menggunakan conister (teromol) hingga sisa pernapasan dapat digunakan lagi;
b. Bagian dari BA Set;
1. Klep utama (main valve) ,letaknya pada tabung udara; 2. Slang tekanan tinggi (high pressure tube);
3. Unit katup (valve unit) , terdiri : • Katup by pass (by pas valve);
• Katup meter penunjuk tekanan (Pressure gauge valve); • Katup pengatur tekanan (reducing valve);
4. Meter penunjuk tekanan (pressure gauge); 5. Slang tekanan rendah (low pressure tube);
6. Masker dilengkapi dengan katup pembuang udara keluar (demand valve);
7. Alat pemikul dan pelana , sabuk (harness);
c. Pemeriksaan dan persiapan BA Set :
1. By pass valve ditutup dengan mengatur alat penyetel;
2. Main valve dibuka untuk mengetahui tekanan udara dalam tabung dengan melihat pressure gauge;
3. Tutup kembali main valve;
4. Tunggu + 1 menit guna mengetahui jarum pressure gauge; • Jika terjadi penurunan jarum penunjuk pada pressure
gauge , berarti ada kebocoran; • Bila terjadi kebocoran maka periksa :
- Sambungan main valve; - High pressure tube; - Valve unit;
5. By pass valve dibuka dgn memutar alat penyetel , guna menurunkan tekanan udara pada valve unit dan pressure gauge;
6. Setelah jarum menunjuk angka 0 , by pass valve ditutup;
d. Cara memakai BA Set
1. Tabung udara ditempatkan atau diikat kuat dengan pelana; 2. Harness harus terpasang dengan baik dan periksa bagian yang
penting;
3. BA Set digendong di belakang dengan posisi main valve di bawah dan berada disamping sebelah kanan;
4. Atur tali pengikat dan diikat dengan baik;
6. Pakai masker dengan pengikat kepala yang kuat; e. Dalam penggunaan BA Set harus diperhatikan :
1. Tdk dibenarkan buka / tutup main valve;
2. By pass valve tdk boleh dibuka tiba2, kecuali diperlukan sekali;
3. Selama menggunakan BA Set, masker tdk boleh dibuka; 4. Bila bell BA Set berbunyi saat digunakan , tdk boleh
meneruskan operasi pertolongan dan segera kembali atau keluar;
f. Cara melepaskan BA Set 1. Buka masker; 2. Tutup main valve; 3. Turunkan BA Set;
4. By pass valve dibuka untuk menurunkan jarum meter pressure gauge sampai dengan angka 0;
g. Cara perawatan BA Set
a. Tabung udara dilepas dan diisi kembali dengan udara bersih; b. Lepas high pressure tube;
c. Masker dibersihkan dengan air , dan setelah kering diberi bedak; d. Sebelum Masker dibuka , demand valve dibuka dan dibersihkan; e. Periksa gasket pada seluruh sambungan;
Note :
BA Set harus dapat dipergunakan minimum 30 menit untuk kapasitas penuh.
( Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 24 TAHUN 2005 tentang Pemberlakuan SNI 03-7067-2005 Mengenai Teknis Fasilitas PKP-PK )
3.5.2.1.4 Baju pelindung keselamatan kerja (Protective clothing) • Jenis baju pelindung
Berdasarkan Airport Service Manual Part 1 ICAO Document 9137- AN/898 tentang Rescue Fire Fighting Services
a. Entry Suit
1. Baju tahan api / panas untuk masuk ke lokasi kebakaran pesawat udara terutama pada pesawat militer;
2. Digunakan oleh Petugas pertolongan dalam operasi evakuasi korban;
3. Mempunyai kemampuan yang tinggi dan dilengkapi dengan BA Set;
b. Proximity Suit
1. Ada 2 macam : Model Jaket + celana dan Model Overall; 2. Dipakai untuk mendekati dan menyergap kebakaran pesawat
udara dan penyelamatan;
3. Mampu menahan panas dan jilatan api;
4. Bahan tenunan yang digunakan ringan, tidak kebesaran dan flexible serta tidak mudah robek;
Gambar 3.9 Fire Jacket
• Spesifikasi Pakaian Pelindung (Protective Clothing)
( Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 24 TAHUN 2005 tentang Pemberlakuan SNI 03-7067-2005 Mengenai Teknis Fasilitas PKP-PK)
Pakaian pelindung keselamatan kerja personil PKP-PK terdiri dari helm dengan pelindung kaca depan ,baju pelindung yang berupa jaket dan celana atau kombinasi keduanya, masker , sepatu bot dan sarung tangan;
a. Helm harus memenuhi syarat-syarat : 1. Tahan benturan;
2. Tidak tembus air;
3. Tidak menghantar listrik;
4. Tidak mudah berubah bentuk karena panas;
5. Kaca pelindung depan movable tahan terhadap guresan, benturan, panas radiasi dan sudut pandang lebar;
6. Helm mampu melindungi bagian leher;
7. Tidak diisolasi rapat sehingga dapat meneruskan suara; b. Baju pelindung dibedakan menjadi 2 jenis yaitu baju tahan panas hanya untuk mendekat pada daerah api dan baju tahan api untuk masuk ke daerah api;
c. Baju tahan panas untuk mendekati pada daerah api harus memenuhi syarat:
1. Tidak tembus panas , tahan terhadap panas radiasi, tahan terhadap perubahan cuaca dan tidak tembus air;
2. Mudah dipakai dengan cepat;
d. Baju tahan api untuk masuk ke daerah api harus memenuhi syarat-syarat :
1. Tahan terhadap nyala api;
2. Tahan radiasi panas 3 W/cm2 untuk selama 2 menit; 3. Tahan radiasi panas 8 W/cm2 untuk selama 1 menit; 4. Tahan benturan , Tahan air , Tidak menghantar listrik; e. Sepatu bot harus memenuhi syarat-syarat :
1. Terbuat dari bahan tahan panas; 2. Lentur, anti slip;
3. Tahan terhadap oli, bahan bakar pesawat, asam; f. Sarung tangan harus memenuhi syarat-syarat :
1. Dapat melindungi pergelangan tangan;
• Konstruksi pakaian pelindung
a. Lapisan Luar : Aluminized Fabric (Aluminium dan Asbes) b. Lapisan Tengah : Glass neo sheet (kain kaca)
c. Lapisan Dalam : Moquette (sejenis kain permadani)
• Perawatan pakaian pelindung
a. Bersihkan dari kotoran yang melekat; b. Bersihkan dari noda minyak;
c. Bersihkan dari busa bahan pemadam; d. Untuk mengeringkan , sebaiknya digantung; e. Tidak disimpan pada ruangan temperatur tinggi;
3.5.2.1.5 Tambang (rope)
Merupakan salah satu alat bantu dalam operasi pertolongan dan pemadaman. • Prinsip menggunakan tambang dengan pembuatan simpul adalah kuat dan
• Anggota PKP-PK harus mengetahui :
a. Bahan pembuatan tambang;
1. Berasal dari tumbuhan seperti : manila,rami,ijuk; 2. Berasal dari bahan sintetis seperti : nilon,plastik; b. Jenis dan kegunaan tambang;
1. Menurunkan korban dari atas bangunan atau gedung; 2. Menyeberangi sungai , tebing dsb;
3. Mengikat dan menarik benda/peralatan; 4. Menyambung tambang;
• Macam-macam simpul :
a). Reef Knot
menyambung 2 (dua) utas tambang yang sama besar dan tambang tsb tidak licin.
Gambar 3.10 Simpul Reef Knot
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
b). Single Sheet Bend
menyambung 2 (dua) utas tambang yang tidak sama besar dan tambang tsb tidak licin.
Gambar 3.11 Simpul Single Sheet Bend
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
c). Double Sheet Bend
menyambung 2 (dua) utas tambang yang tidak sama besar dan tambang tsb licin.
Gambar 3.12 Simpul Double Sheet Bend
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
d). Fisherman Knots
menyambung 2 (dua) utas tambang yang sama besar dan tambang tsb tidak licin.
Gambar 3.13 Simpul Fisherman Knots
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
e). Sheep Shank
simpul yang dibuat pada seutas tambang yang rusak/genting dengan tujuan agar tambang tsb dapat dipergunakan kembali.
Gambar 3.14 Simpul Sheep Shank
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
f). Barrel Knots
simpul pada seutas tambang yang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan benda berbentuk silinder dalam posisi tegak;
g). Chair Knots
simpul pada seutas tambang yang digunakan untuk menurunkan korban dalam posisi duduk.
h). Half hitch / Rolling hitch
simpul pada seutas tambang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan slang pengisap.
Gambar 3.15 Simpul Half hitch/Rolling Hitch
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
i) .Draw hitch
simpul pada seutas tambang yang diikatkan pada suatu tiang dan digunakan untuk turun serta tambang tsb dapat dilepas dari bawah.
j). Bowline on the bight
simpul pada seutas tambang yang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tandu.
Gambar 3.16 Simpul Bowline On The Bight
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
k). Clove hitch
simpul pada seutas tambang yang digunakan sebagai ikatan dasar. contoh : untuk mengikat strainer slang pengisap, tandu darurat.
l). Running bowline
simpul pada seutas tambang yang digunakan yang digunakan untuk menyeret.
Gambar 3.17 Simpul Running Bowline
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
m). Cat pow
simpul pada seutas tambang yang digunakan untuk menurunkan slang pengisap dan menarik kendaraan/mobil.
n). Bowline
simpul pada seutas tambang digunakan sebagai pengikat dada rescueman.
o). Round turn & two half hitch
simpul pada seutas tambang digunakan untuk mengikat suatu benda/ peralatan berbentuk bulat.
p). Fisherman bend
simpul pada seutas tambang digunakan untuk mengikat suatu benda/peralatan yang berbentuk bulat panjang seperti balok dan sebagainya.
Gambar 3.18 Simpul Fisherman Bend
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
q). Figure Eight Knot
simpul yang dibuat di ujung seutas tambang gunanya untuk mencegah agar tambang tidak terurai / pecah pintalannya.
r). Carrick bend
simpul yang dibuat untuk menyambung 2 (dua) utas tambang yang sama besar dan tambang tersebut dalam keadaan tidak licin.
Gambar 3.19 Simpul Carrick Bend
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
s). Timber hitch
simpul yang dibuat pada seutas tambang gunanya untuk mengikat tiang, balok dan sebagainya.
Gambar 3.20 Simpul Timber Hitch
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
t). Over hand knots
simpul yang dibuat di ujung seutas tambang gunanya untuk mencegah agar tambang tidak terurai / pecah pintalannya.
3.5.2.2 Teori dasar api dan unsur terjadinya kebakaran
3.5.2.2.1. Tiga Unsur Terjadinya Api
• BAHAN BAKAR
1. PADAT : kayu, kertas, majun, kapas, dan lain-lain. 2. CAIR : minyak tnh, bensin, solar, spirtus, dan lain-lain. 3. GAS : karbit. lpg, lng, dan lain-lain.
• OKSIGEN ( O2 )
Didalam udara ada bermacam-macam unsur antara lain oksigen. Pembakaran dpt terjadi bila kadar oksigen dlm udara min: 16%.
• SUMBER - SUMBER PANAS
Api terbuka, gesekan, benturan, bunga api listrik, busur api las, listrik statis, faktor alam, dan lain-lain.
Gambar 3.21 UnsurReaksi terjadi kebakaran
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
3.5.2.2.2 Perambatan Api
Gambar 3.22 Metode Perambatan api
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
Gelombang panas yang bergerak melalui daerah yang terbakar menuju permukaan benda dihadapanya.
Gambar 3.23Pemindahan Panas Konduksi
(“Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi”)
Panas yang dipindahkan dari satu ruangan/lantai ke ruang/lantai yang lain melalui bahan penghantar panas.
Gambar 3.24 Pemindahan Panas Konveksi
3.5.2.3 Klasifikasi kebakaran
• Kelas A : Kebakaran yang disebabkan Benda padat seperti ; Kayu, Kertas, Textile, Plastik dll.
- Metode pemadaman: 1. penurunan temperatur
2. penyemprotan
• Kelas B : Kebakaran yang disebabkan Cairan dan Gas mudah terbakar seperti Minyak,Solar, Bensin, Cat, Tinner dll. - Metode pemadaman: 1. Penghambatan terhadap reaksi rantai kimia
2. Penutupan pelapisan 3. Pemindahan bahan bakar 4. Penurunan temperatur
• Kelas C : Kebakaran Listrik yang disebabkan Konsleting Listrik pada Alat-alat Elektonik Sepeti ; Travo, Gardu , Panel, dan alat elektronik lainnya.
- Metode pemadaman:
1. Menggunakan bahan pemadam non konduksi 2. Putuskan arus listrik setelah itu padamkan api.
• Kelas D : Kebakaran akibat Logam yang terbakar seperti ; Besi, Seng , Alumunium dan bahan logam lainnya.
- Metode pemadaman:
Pelapisan / penyelimutan dengan bahan pemadam khusus, terutama bubuk kering tertentu
3.5.2.4 Prosedur darurat bahaya kebakaran
3.5.2.4.1 Kelengkapan Petugas
a. Petugas inspektur kebakaran harus dilengkapi dengan sarana transportasi, sarana administrasi, peralatan pengujian dan perlengkapan petugas.
b. Sarana transportasi berupa mobil inspektur kebakaran yang bias membuat satu regu
petugas pemeriksa keselamatan kebakaran bangunan gedung yang terdiri dari 5 sampai 6
orang serta bisa mengangkut peralatan dan perlengkapan petugas.
c. Sarana administrasi yang harus dibawa oleh petugas inspektur kebakaran diantaranya surat tugas, surat pemberitahuan, check list dan alat tulis yang diperlukan.
d. Peralatan pengujian yang diperlukan meliputi : pitot, anemometer, multitester, detector tester, tachometer, vacum gauge, spring balance meter, dll.
e. Perlengkapan petugas yang diperlukan meliputi : helm, sarung tangan, sepatu keselamatan, masker, HT, senter, light meter, desible meter, dll.
3.5.2.4.2 Akses Mencapai Bangunan Gedung
a. Akses ke lokasi bangunan gedung
1. Catat jumlah dan lokasi akses masuk ke lokasi bangunan yang tersedia 2. Ukur lebar dan tinggi bebas portal akses masuk ke lokasi bangunan 3. Ukur radius putar dari akses masuk menuju jalan dalam lingkungan
bangunan gedung
b. Jalan masuk dalam lingkungan bangunan gedung
1. Ukur lebar jalan masuk dalam lingkungan bangunan gedung 2. Ukur radius putar setiap belokan yang ada
3. Ukur tinggi bebas portal, bila ada
4. Periksa lapisan perkerasan untuk stand by mobil tangga kebakaran 5. Perhatikan apakah lapisan perkerasan tersebut diberi tanda atau tulisan 6. Catat panjang, lebar, kemiringan dan konstruksi pendukung lapisan
7. Periksa apakah ada jalan buntu, ukur panjangnya
8. Perhatikan apakah mobil tangga kebakaran bisa bermanuver mengelilingi bangunan gedung atau kawasan bangunan gedung
9. Ukur jarak bangunan gedung terdekat terhadap jalan ( GSB )
3.5.2.4.3 Tanda Petunjuk Arah Jalan Keluar
a. Perhatikan lokasi penempatan tanda petunjuk arah jalan keluar b. Perhatikan apakah tanda petunjuk arah jalan keluar mudah dilihat c. Periksa apakah tanda penunjuk arah jalan keluar dilengkapi dengan
lampu
d. Periksa apakah lampu tersebut dilengkapi dengan sumber daya darurat e. Periksa apakah lampu pada tanda petunjuk arah jalan keluar tetap
menyala pada saat sumber daya utama diputus
f. Catat ukuran, warna dan tulisan tanda petunjuk arah jalan keluar g. Periksa apakah digunakan bahan fluorescence/skotlight untuk tanda
petunjuk arah jalan keluar
h. Ukur masa pijar bahan fluorescence dimaksud
3.5.2.4.4 Sistem Pipa Tegak dan Selang Kebakaran
Pemeriksaan visual: 1. Sumber air
- Catat volume reservoir baik yang terletak di basement maupun reservoir di lantai atas bila ada
- Catat posisi water level control ( WLC ) dan hitung persediaan air khusus untuk kebakaran
- Apakah ada sumber air lainnya ( PAM, sungai, dll. ) - Bila ada priming tank, apakah bisa memancing air 2. Ruang pompa
- Perhatikan apakah ruang pompa mudah dicapai, bebas banjir, tidak becek, bebas dari penempatan bahan-bahan yang mudah terbakar dan cukup ruang gerak untuk pemeriksaan, pengujian dan perbaikan - Catat kelengkapan ruang pompa, apakah ada sarana komunikasi, pengaman telinga, penerangan darurat dan pengendali asap yang meliputi ventilasi mekanik, ventlasi alami dan kenalpot diesel engine yang menerus ke udara bebas
3. Pompa kebakaran
- Periksa apakah untuk sistem pipa tegak dan selang kebakaran
dilengkapi dengan pompa pacu, pompa utama dengan penggerak listrik dan pompa cadangan dengan penggerak diesel
- Periksa apakah penggunaan pompa kebakaran digabung atau dipisah dengan sistem sprinkler
- Periksa apakah pompa digunakan untuk satu zona atau beberapa zona ketinggian bangunan gedung
- Pastikan selector pompa berada pada posisi auto
- Periksa sistem pertukaran dari sumber daya utama ke sumber daya cadangan
- Catat data masing-masing pompa yang meliputi : jumlah, merk/type, kapasitas, total head, putaran dan daya motor penggerak
4. Kelengkapan pompa kebakaran
- Periksa pompa kebakaran apakah dilengkapi dengan :
Panel kontrol untuk setiap pompa, pipa penguji, flow meter,katup penguji, katup pembuang udara ( ARV ), manometer hisap, manometer tekan, pressure switch, pressure tank, fleksible joint, kabel sumberdaya yang tahan api, benturan dan pancaran air, priming tank bila pompa sitem isapan negatif
5. Perpipaan
- Catat diameter perpipaan mulai dari pipa hisap, pipa pengeluaran, pipa penyalur dan pipa tegak
- Periksa apakah setiap pompa terhubung langsung ke reservoir dengan pipa hisap tersendiri
- Untuk sistem isapan negatif lihat apakah pipa hisap dilengkapi foot valve
- Periksa apakah perpipaan dari dan ke pompa menggunakan sambungan eksentrik
- Catat jumlah pipa tegak dan pembagian zona ketinggian yang dilayani oleh pompa
- Perhatikan penempatan, kondisi dan diameter katup-katup pada pipa seperti : gate valve, check valve, safety valve, indicating valve, air release valve, pressure reducing valve, dan katup-katup lainnya 6. Hidran halaman
- Periksa kondisi hidran halaman dan catat jumlah dan lokasi penempatannya
- Perhatikan dan catat apakah kelengkapan standard dan pengoperasian hidran disediakan, seperti : selang, pemancar, kunci hidran, boks hidran, katup utama dan butterfly valve
- Catat data lainnya seperti : diameter keluaran, jenis kopling, diameter dan jalur perpipaannya
7. Hidran gedung dan landing valve
- Periksa kondisi hidran gedung, catat jumlah serta lokasi penempatan di setiap lantai
- Catat kelas hidran yang dipasang
- Perhatikan dan catat apakah kelengkapan standard an pengoperasian hidran disediakan, seperti : selang, pemancar, kunci hidran, boks hidran, gate valve, check valve, dan lain-lain
- Catat data lainnya seperti : diameter keluaran, jenis kopling, diameter dan jalur perpipaannya
-
3.6 Perancangan Sistem
3.6.1 Use Case Diagram
Use case diagram adalah diagram Interaksi yang menggambarkan antara sistem, external sistem dan user. Dengan kata lain menggambarkan siapa yang menggunakan sistem dan apa yang user inginkan untuk berinteraksi dengan sistem.
Gambar 3.25 Use Case Diagram
3.6.2 Use Case Narratives
3.6.2.1 Use Case Narratives memilih pengaturan
Pada proses ini, pengguna dapat mempelajari control aplikasi dan mengatur aplikasi.
Tabel 3.16 Use Case Narratives memilih pengaturan Pelaku : Anggota, Instruktur
Deskripsi: Anggota dan Instrukturmelakukan pengaturan (setting) terhadap aplikasi
Tujuan : Anggota dan Instrukturmelakukan pengaturan (setting) terhadap aplikasi
Bidangkhas
suatu event:
Kegiatan Pelaku Respon Sistem 1. Anggota dan
Instrukturmemilih pengaturan
2. Sistem menampilkan menu pengaturan aplikasi dan kontrol.
3.6.2.2 Use Case Narratives melihat menu pengenalan alat
Pada proses ini menampilkan teori alat –alat yang akan digunakan dalam melakukan sebuah kegiatan pemadaman api, setelah itu user diminta untuk menyelesaikan kuis untuk mengukur sejauh mana pemahaman usertentang pengenalan alat pemadaman
Tabel 3.17 Use Case Narratives melihat menu pengenalan alat
Pelaku : Anggota, Instruktur
Deskripsi: Anggota, Instrukturmenjalankan Menu pengenalan Alat
Tujuan : Anggota, Instrukturmelakukan p embelajaran setelah itu mengerjakan tes
suatu event: 1. Anggota, Instruktur memilih menu pengenalan alat 2. Sistem menampilkan halaman sub menu pengenalan alat 3. Memilih salah satu
menu materipada submenupengenalan alat
4. Sistem menampilkan materi yang di akhiri kuis pada setiap menu materi yang dipilih
5. Anggota pelajari teori lalu mengerjakan kuis
6.
setelah selesai, sistem
menampilkan hasil kuis, lalu sistem memproses untuk kembali ke submenu Pengenalan Alat
3.6.2.3 Use Case Narratives melihat menu pemadaman api
Pada proses ini hampir sama dengan praktik 1, hanya saja materi dan tes pada menu ini mengenai pemadaman api. Pada awalnya aplikasi akanmenampilkan teori – teori tentang api, keselamatan dan cara pemadaman api lalu setelah itu aplikasi akan menampilkan simulasi untuk pengguna melewati tes untuk memadamkan api.
Tabel 3.18 Use Case Narratives melihat menu pemadaman api
Pelaku : Anggota, Instruktur
Deskripsi: Anggota, Instrukturmenjalankan Pemadaman Api
Tujuan : • Anggota melakukan p embelajaran tentang pemadaman api sedangkan instruktur mengawasi . Setelah itu anggota mengerjakan kuis
• Anggota melakukan simulasi untuk materi pemadaman kebakaran
Bidangkhas
suatu event:
Kegiatan Pelaku Respon Sistem 1. Anggota,
Instrukturmemilih Menu Pemadaman api
2. Sistem menampilkan Submenu Pemadaman Api 3. Memilih menu : • Materi :Anggota, Instruktur memilih menu Materi pada submenu
pemadaman Simulasi : memilih menu Simulasi pada submenu pemadaman
4.
• Materi : sistem menampilkan materi yang di akhiri kuis
• Simulasi : sistem menampilkan halaman simulasi
5.
• Materi :Anggota pelajari teori lalu mengerjakan kuis, sedangkan instruktur mengawasi • Simulasi: Anggota melakukan simulasi pemadaman api 6.
• Materi : setelah selesai, sistem menampilkan hasil kuis, kembali ke submenu Pemadaman • Simulasi:
- Jika berhasil: sistem menampilkan pesan berhasil
- Jika gagal : sistem menampilkan pesan gagal
,kembali ke submenu
3.6.2.4 Use Case Narratives keluar aplikasi
Pada proses ini menjelaskan tentang aktivitas pengguna saat akan keluar dari aplikasi.
Tabel 3.19 Use Case Narratives keluar aplikasi
Pelaku : Anggota, Instruktur
Deskripsi: Anggota, Instrukturkeluar dari aplikasi
Tujuan : Untuk keluar dari aplikasi Bidangkhas
suatu event:
Kegiatan Pelaku Respon Sistem 1.User menekan tombol
“Keluar”
2. Sistemmenampilkan pesan Ya dan tidak
3. User memilih : Ya : jika ingin keluar Tidak : jika ingin kembali ke menu utama
4. Ya : sistem keluar aplikasi Tidak : sistem menampilkan halaman menu utama
3.6.2.5 Use Case Narratives klik pause
Pada use case narrative ini akan dijelaskan aktivitas user saat melakukan pause pada saat menjalankan simulasi, kuis , ataupun saat berada pada halaman materi.
Tabel 3.20Use Case Narratives klik pause
Pelaku : Anggota, Instruktur
Deskripsi: Anggota, Instruktur Pause Menu
Tujuan : Untuk Pause Menu Bidangkhas
suatu event:
Kegiatan Pelaku Respon Sistem 1. User menekan tombol
“Escape” pada
halaman materi, kuis, atau simulasi
2. Sistemmenampilkan layar “Pause”
3.User menekan tombol “Lanjut”
4.Sistem akan melanjutkan layar yang sedang dijalankan User
5. User menekan tombol “Main Menu”
6. Sistem akan menampilkan layar “Main Menu”
3.6.3 Activity Diagram
Penjelasan yang lebih lengkap mengenai urutan suatu proses yang terjadi antara pelaku dan sistem disajikan dalam activity diagram. Aktivitas yang pertama selalu dimulai dari pelaku, kemudian akan mendapat respon dari sistem dimana akhir dari proses tersebut akan ditampilkan.
3.6.3.1 Activity diagram memilih pengaturan
Activity Diagram ini menunjukkan proses yang terjadi ketika penggunamenentukan pengaturan yang dapat dipilih di dalam aplikasi dan melihat kontrol saat menjalankan aplikasi simulasi. Disini pengguna dapat melihat 2 kontrol untuk menjalankan aplikasi ini, yaitu “kontrol keyboard” dan “kontrol mouse”.
3.6.3.2 Activity Diagram melihat menu pengenalan alat
Activity Diagramini menunjukan proses yang terjadi apabila pengguna memilih menu “Pengenalan Alat dan cara Penggunaan” , maka pengguna akan melihat materi pembelajaran yang terdiri dari 5 materi pengenalan alat, diantaranya : Selang Pemadam, Tangga, Alat Bantu Pernafasan, Baju Pelindung Api, Tambang. Setelah itu sistem akan menampilkan kuis di setiap akhir materi dari sub menu bagi pengguna dan akan diberikan nilai setelah kuis diberikan.
Gamb ar 3.27 Activity diagram melihat menu pengenalan alat
3.6.3.3 Activity Diagram melihat menu pemadaman api
Activity Diagram ini menunjukan proses yang terjadi apabila pengguna memilih menu “Pemadaman Api” , maka pengguna akan melihat materi pembelajaran serta instruksi yang diperlukan untuk menjalankan simulasi Pemadaman Api.
Gambar 3.28Activity diagram melihat menu pemadaman api
3.6.3.4 Activity diagram kontrol maju
Activity diagram ini menunjukkan proses yang terjadi ketika pengguna menekan tombol “W” maka sistem akan merespon dan mengaktifkan fungsi karakter bergerak maju.
3.6.3.5 Activity diagram kontrol mundur
Activity diagram ini menunjukkan proses yang terjadi ketika pengguna menekan tombol “S” maka sistem akan merespon dan mengaktifkan fungsi karakter bergerak mundur.
3.6.3.6 Activity diagram kontrol kanan
Activity diagram ini menunjukkan proses yang terjadi ketika pengguna menekan tombol “D” maka sistem akan merespon dan mengaktifkan fungsi karakter bergerak ke kanan.
3.6.3.7 Activity diagram kontrol kiri
Activity diagram ini menunjukkan proses yang terjadi ketika pengguna menekan tombol “A” maka sistem akan merespon dan mengaktifkan fungsi karakter bergerak ke kiri.
3.6.3.8 Activity diagram memadamkan api
Activity diagram ini menunjukkan proses yang terjadi ketika pengguna menekan tombol “KIRI” pada mouse, maka sistem akan merespon dan mengaktifkan fungsi karakter menyemprotkan air.
3.6.3.9 Activitydiagram klik pause
Activity Diagram ini menunjukan proses yang terjadi ketika pengguna menekan tombol “esc” pada keyboard ketika aplikasi berjalan.
Gambar 3.34 Activity diagram klik pause
3.6.3.10 Activity diagram keluar aplikasi
Activity Diagram ini menunjukkan proses yang terjadi ketika pengguna menekan tombol “Keluar” maka sistem akan merespon dan mengaktifkan fungsi keluar sehingga aplikasi akan tertutup.
Gambar 3.35 Activity diagram keluar aplikasi
3.6.4 Class Diagram
Class Diagram ini menunjukkan proses relasi antara class serta menggambarkan struktur statis dari sebuah sistem aplikasi ini.
1...1
1...1
1...1 1...1
Gambar 3.36 Class Diagram Aplikasi
3.7 Perancangan Filebase
3.7.1 Kamus Data Tabel Filebase
Kamus data menunjukkan penjelasan data dari masing – masing class untuk membantu dalam penggambaran atau pengindentifikasian aplikasi ini.
3.7.1.1 Kamus Data User
Kamus data user berisi tentang data nama dari user.
Tabel 3.21 Kamus Data User
Field Type Keterangan
Nama String Nama dari user
3.7.1.2 Kamus Data daftarNilai
Kamus data daftarNilai berisi tentang data nama dari user dan nilai yang diperoleh user.
Tabel 3.22 Kamus Data daftarNilai
Field Type Keterangan
Nama String Nama dari user
Nilai Int Nilai dari user
3.7.1.3 Kamus Data Simulasi
Kamus data simulasi berisi tentang waktu pada saat melakukan simulasi.
Tabel 3.23 Kamus Data Simulasi
Field Type Keterangan
Waktu String Waktu simulasi
3.7.1.4 Kamus Data Pengaturan
Kamus data pengaturan berisi tentang data kontrol dari simulasi.
Tabel 3.24 Kamus Data Pengaturan
Field Type Keterangan
3.7.1.5 Kamus Data subbabMateri
Kamus data subbabMateri berisi tentang data subbab pengenalan alat dan data subbab pemadaman api.
Tabel 3.25 Kamus Data subbabMateri
Field Type Keterangan
PengenalanAlat String Subbab Pengenalan Alat
PemadamanApi String Subbab Pemadaman Api
3.7.1.6 Kamus Data Kuis
Kamus data kuis berisi tentang data soal serta opsi jawaban dari kuis.
Tabel 3.26 Kamus Data Kuis
Field Type Keterangan
soal String Menampilkan soal
jawabanA String Opsi jawaban A
jawabanB String Opsi jawaban B
jawabanC String Opsi jawaban C
jawabanD String Opsi jawaban D
3.7.1.7 Kamus Data PemadamanApi
Kamus data pemadaman api berisi tentang data materi pemadaman.
Tabel 3.27 Kamus Data PemadamanApi
Field Type Keterangan
Pemadaman String Menampilkan materi
3.7.1.8 Kamus Data PengenalanAlat
Kamus data PengenalanAlat berisi tentang data materi tentang pengenalan alat.
Tabel 3.28 Kamus Data PengenalanAlat
Field Type Keterangan
selang String Menampilkan materi
selang
tangga String Menampilkan materi
tangga
BAset String Menampilkan materi
BA set
bajuPelindung String Menampilkan materi
Baju pelindung
tambang String Menampilkan materi
3.7 Perancangan Layar
3.7.1 Story Board
Perancangan Storyboard berikut ini adalah prancangan layar yang terdapat dalam aplikasi antara lain:
Tabel 3.29 Halaman : Splash Screen Multimedia Storyboard
Project : Aplikasi Simulasi CAI Pemadam Kebakaran
Date: 1 Desember 2013
Screen : 1 of 19 Screen ID: S-01
Screen Description : Halaman ini adalah halaman pertama pada saat aplikasi dijalankan , berisi logo judul aplikasi yang akan dilanjutkan ke halaman intro Link From Screen ID : - Link to Screen ID : I-01
Color scheme : Background - black Text Attribute : Broadway
Still Images :Logo.png Audio :-
Video :-
Tabel 3.30 Halaman : Intro
Multimedia Storyboard
Project : Aplikasi Simulasi CAI Pemadam Kebakaran
Date: 1 Desember 2013
Screen : 2 of19 Screen ID: I-01
Screen Description : Pada halaman ini menampilkan sebuah intro yang jika ditekan tombol ‘ENTER’ akan melanjutkan ke halaman menu utama
Link From Screen ID : S-01 Link to Screen ID : MPK-01 Color scheme : red
Text Attribute : Arial Still Images : firefighter.jpg Audio : The Rise of a Hero.mp3 Video : -
Tabel 3.31 Halaman : Menu Utama Multimedia Storyboard
Project : Aplikasi Simulasi CAI Pemadam Kebakaran
Date: 1 Desember 2013
Screen : 3 of 19 Screen ID: MPK-01
Screen Description :Halaman ini merupakan halaman menu yang berisi judul diatas dan fitur tombol plihan yaitu :Pengenalan Alat, Pemadaman api, Pengaturan, Keluar.
Link From Screen ID : I-01 Link to Screen ID : PA-01 Color scheme : black, brown, white, red
Text Attribute :Arial
Still Images : Background_Brown.jpg, dark-grey-background-texture.jpg Audio : btn_klik.mp3
Video
Tabel 3.32 Halaman: Sub Menu Materi Pengenalan Alat Multimedia Storyboard
Project : Aplikasi Simulasi CAI Pemadam Kebakaran
Date: 1 Desember 2013
Screen : 4 of 19 Screen ID: S1-01
Screen Description : Pada halaman ini menampilkan sub menu dari PENGENALAN ALAT, yang berisi materi-materi yang akan dipilih.
Link From Screen ID : MPK-01 Link to Screen ID : S1-02 Color scheme : black, brown, red, white
Text Attribute : Arial Still Images : tekstur.jpg Audio : btn_klik.mp3 Video :-