• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERKAITAN RTRW DENGAN PERENCANAAN PEMB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KETERKAITAN RTRW DENGAN PERENCANAAN PEMB"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KETERKAITAN RTRW DENGAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN STRATEGI SEKTORAL BIDANG AIR LIMBAH DI KABUPATEN TABANAN

MATA KULIAH : ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL (RE 142242) Dosen: Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic., Rer., Reg

Oleh:

Mahasiswa : Putu Ari Gayatri NRP: 03211750027002

Program studi : Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Jurusan : Teknik Lingkungan

FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS)

SURABAYA

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan (MTSL) Jurusan Teknik Lingkungan

(2)

BAB I. PENDAHULUAN 1.1LATAR BELAKANG

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan - tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah / daerah dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah disusun oleh pemerintah daerah bersama masyarakat dan para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing. Perencanaan pembangunan daerah disusun untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengintegrasikan perencanaan ruang, program dan kegiatan serta mengoptimalkan partisipasi masyarakat dengan memperhatikan asas keadilan dan keberlanjutan pembangunan di masa depan. Perencanaan pembangunan daerah disusun berdasarkan potensi, unggulan dan kemampuan yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan lokal, antar daerah, regional, nasional dan global agar mampu menciptakan daya saing dan memperluas kesempatan kerja. Perencanaan pembangunan daerah ditujukan untuk mencapai pemenuhan hak-hak dasar masyarakat sesuai dengan urusan dan kewenangan pemerintah daerah.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, mengamanatkan penyusunan perencanaan pembangunan jangka panjang (20 tahun), perencanaan pembangunan jangka menengah (5 tahun), dan perencanaan pembangunan tahunan (1 tahun). Sebagai tindak lanjut dari undang-undang tersebut, pemerintah pusat menerbitkan Undang-Undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) periode tahun 2005 – 2025 yang merupakan penjabaran dari tujuan pembangunan nasional yang harus diacu untuk rencana pembangunan pemerintahan provinsi dan kabupaten / kota.

(3)

Pembangunan di Kabupaten Tabanan telah dilaksanakan selama lima (5) tahun atau dalam kurun waktu 2005-2010 telah menghasilkan banyak kemajuan dalam kehidupan perekonomian dan sosial kemasyarakatan dan juga telah meletakkan landasan yang kuat bagi Kabupaten Tabanan untuk melanjutkan pembangunan pada tahun-tahun yang akan datang. Kegiatan pembangunan harus memperhitungkan perkembangan lingkungan regional, nasional dan internasional sebagai akibat dari pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, persaingan bebas, dan meningkatnya saling ketergantungan satu daerah dengan daerah lainnya dalam era globalisasi saat ini.

Kabupaten Tabanan sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Bali, telah melakukan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan dan strategi sektoral yaitu :

a. RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Kabupaten Tabanan Tahun 2005 – 2025.

b. RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Tabanan Tahun 2016 - 2021.

c. RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten Tabanan Tahun 2012 – 2032. d. RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) Kabupaten Tabanan Tahun 2018 e. Masterplan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) Kabupaten Tabanan yang

disusun tahun 2014

f. SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten) Pemuktahiran Kabupaten Tabanan tahun 2015

1.2TUJUAN DAN SASARAN

Adapun tujuan dari penyusunan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dokumen RPJPD, RPJMD, RKPD, dan RTRW Kabupaten Tabanan beserta strategi sektoral terkait program dan kegiatan sektor Air Limbah, serta pencapaian dan manfaat dari program dan kegiatan yang telah ditetapkan bagi penduduk di Kabupaten Tabanan.

1.3SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika Penulisan dalam penelitian ini meliputi : BAB I PENDAHULUAN

(4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap dokumen RPJPD, RPJMD, RKPD, dan RTRW Kabupaten Tabanan dan Keterkaitan Pembangunan Nasional dan Daerah

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini berisi gambaran umum tentang Kabupaten Tabanan dan isu strategis bidang air limbah

BAB IV ANALISA

Bab ini berisi analisa kaitan tata ruang dengan strategi sektoral bidang air limbah. BAB V PENUTUP

(5)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional. Perencanaan Pembangunan Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Perencanaan Pembangunan Nasional mencakup penyelenggaraan perencanaan makro semua fungsi pemerintahan yang meliputi semua bidang kehidupan secara terpadu dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. Perencanaan Pembangunan Nasional menghasilkan :

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah 3. Rencana Pembangunan Tahunan

2.1RPJPD

Berdasarkan Undang – Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang - Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode dua puluh (20) tahun dan memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJP Provinsi.

Dokumen RPJPD pada dasarnya menerjemahkan suatu proses pemikiran strategis. Kualitas dokumen RPJPD sangat ditentukan oleh seberapa jauh RPJPD dapat mengemukakan secara sistematis proses pemikiran strategis tersebut. Perencanaan strategis erat kaitannya dengan proses menetapkan kemana daerah dalam kurun waktu dua puluh (20) tahun mendatang akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam lima tahun pertama, lima tahun kedua, lima tahun ketiga dan lima tahun keempat, dari setiap periode lima tahunan di tentukan sasaran dan bagaimana mencapai sasaran tersebut, agar tujuan jangka panjang dapat tercapai. Tahapan penyusunan RPJPD dilakukan melalui urutan sebagai berikut :

(6)

2. Musyawarah perencanaan pembangunan

3. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan 2.2RPJMD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJMN, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Tahapan penyusunan RPJMD dilakukan melalui urutan sebagai berikut :

1. Persiapan penyusunan RPJMD 2. Penyusunan rancangan awal RPJMD 3. Penyusunan rancangan RPJMD 4. Pelaksanaan musrenbang RPJMD 5. Perumusan rancangan akhir RPJMD

6. Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD

2.3RKPD

(7)

direncanakan. Sumber – sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, yaitu kebijakan, program, dan kegiatan pemerintah daerah yang didanai APBD dalam pencapaian sasarannya, melibatkan peran serta masyarakat baik dalam bentuk dana, material maupun sumber daya manusia dan teknologi. Tahapan penyusunan RKPD dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Persiapan penyusunan RKPD 2. Penyusunan rancangan awal RKPD 3. Penyusunan rancangan RKPD 4. Pelaksanaan musrenbang RKPD 5. Perumusan rancangan akhir RKPD 6. Penetapan RKPD

Gambar 1. Hubungan antar dokumen perencanaan

2.4RTRW

(8)

Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional dan RTRW Provinsi, pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang, serta rencana pembangunan jangka panjang daerah. Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus memperhatikan perkembangan permasalahan provinsi, keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten, daya dukung serta daya tampung lingkungan hidup, rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten, serta RTRW kabupaten yang berbatasan dengan kabupaten tersebut. RTRW Kabupaten menjadi pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten d. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi f. Penataan ruang kawasan strategis kabupaten.

Jangka waktu RTRW Kabupaten adalah dua puluh (20) tahun dan dapat ditinjau kembali setiap lima (5) tahun.

(9)

Kabupaten Tabanan telah memiliki RTRW yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan No 11 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan Tahun 2012 – 2032. RTRW Kabupaten Tabanan berkedudukan sebagai :

a. Penjabaran dari RTRW Nasional, RTRW Prov Bali dan menjadi matra ruang dari RPJPD

b. Acuan penyusunan RPJMD dan dokumen perencanaan lainnya

c. Acuan penyusunan rencana rinci tata ruang kawasan strategis kabupaten

d. Acuan sukerta tata palemahan desa pekraman, yang selanjutnya menjadi bagian dari awig-awig desa pekraman di seluruh wilayah Kabupaten Tabanan

Selain itu, RTRW juga digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Masterplan Sistem Pengolahan Air Limbah Kabupaten Tabanan dan SSK Pemuktahiran Kabupaten Tabanan, sehingga tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip kebiajakan pembangunan yang telah ditetapkan.

2.5KETERKAITAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH Terdapat dua (2) landasan hukum yang menjadi dasar untuk penyusunan perencanaan pembangunan baik di Pusat maupun Daerah, yaitu Undang-undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pada Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Bab II pasal 2 menjelaskan bahwa tujuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah. Dan ditegaskan kembali pada pasal 5 yang berbunyi bahwa RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional.

(10)

hasil pengendalian dan evaluasi tidak sesuai dengan perkembangan keadaan atau penyesuaian terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Berikut gambaran mengenai keterkaitan perencanaan pembangunan nasional dan daerah

(11)

BAB III. GAMBARAN UMUM

3.1GAMBARAN UMUM KABUPATEN TABANAN

Kabupaten Tabanan, merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang secara geografis terletak diantara 08o-14’ 30” - 08o 30’ 07” Lintang Selatan dan 114o 54’52” – 115o12’ 57” Bujur Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan adalah:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, 2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Badung 3. Sebelah selatan Samudera Indonesia dan

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana dan Buleleng.

Luas wilayah Kabupaten Tabanan adalah 839,33 km2 atau sekitar 14,89 % dari luas Provinsi Bali. Secara administratif Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 10 (sepuluh) kecamatan dan terdiri atas 131 desa. Adapun kecamatan dan luas wilayah masing-masing kecamatan disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Tabanan Menurut Kecamatan

No Kecamatan Jumlah

Desa

Jumlah Banjar

Jumlah Wilayah (Km2)

1 Selemadeg 10 59 52,05

2 Kerambitan 15 90 42,39

3 Tabanan 12 82 51,40

4 Kediri 15 106 53,60

5 Marga 16 71 44,79

6 Baturiti 12 64 99,17

7 Penebel 18 130 141,98

(12)

No Kecamatan Jumlah Desa

Jumlah Banjar

Jumlah Wilayah (Km2)

9 Selemadeg Timur 10 71 120,15

10 Selemadeg Barat 11 72 54,78

JUMLAH 133 816 839,33

Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka 2017

Gambar 4. Peta Orientasi Kabupaten Tabanan

(13)

Gambar 5. Peta Wilayah Administratif Kabupaten Tabanan

(14)

pada puncak Gunung Batukaru, yaitu setinggi 2.276 meter dari permukaan laut. Dan di bagian selatan Kabupaten Tabanan merupakan daerah pantai yang berupa dataran rendah.

Tabel 2. Luas Wilayah tiap Kecamatan dan jumlah penduduk

Kecamatan

Luas Wilayah Penduduk Km2 % Jumlah

(x000)

%

Selemadeg 52,05 6,20 19,60 4,47

Selemadeg Timur 54,78 6,53 21,53 4,91 Selemadeg Barat 120,15 14,31 19,34 4,41

Kerambitan 42,39 5,05 38,85 8,86

Tabanan 51,40 6,12 73,87 16,85

Kediri 53,60 6,39 91,81 20,94

Marga 44,79 5,34 41,67 9,50

Baturiti 99,17 11,82 48,08 10,96

Penebel 141,98 16,92 44,71 10,20

Pupuan 179,02 21,33 39,04 8,90

Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka 2017

(15)

menekan tingkat pencemaran lingkungan akibat limbah domestic dari aktivitas rumah tangga.

(16)

3.2ISU STRATEGIS BIDANG AR LIMBAH

Dalam upaya mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman dibutuhkan sarana pengolahan air limbah yang memadai. Permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi adalah :

a) Belum tertatanya sistem sanitasi di kawasan strategis kabupaten seperti pusat kota Tabanan dan DTWK Tanah Lot;

b) Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik belum memadai sesuai kebutuhan;

c) Buangan limbah cair UKM dan limbah peternakan dibuang bersama limbah cair domestik ke saluran umum;

(17)

BAB IV. ANALISA

4.1ANALISA KAITAN TATA RUANG DENGAN STRATEGI SEKTORAL BIDANG AIR LIMBAH

Acuan yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Sistem Pengolahan Air Limbah Kabupaten Tabanan dan SSK Pemuktahiran Kabupaten Tabanan, yang menjadi dokumen dalam penyusunan strategi sektoral bidang air limbah, adalah RTRW Kabupaten Tabanan No. 11 Tahun 2012 sehingga nantinya tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan. Adapun analisa kaitan antara Tata Ruang dan strategi sektoral disampaiakan sebagai berikut :

(18)

I. RPJPD

 Visi : TABANAN SEJAHTERA BERBASIS PERTANIAN

 Misi : 1.Mewujudkan sumberdaya manusia (SDM) yang sehat, cerdas, produktif, dan religious

2.Mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan

 Tujuan : 1.Pembangunan Kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2. Menjamin kuantitas dan kualitas air bersih

3. Menciptakan kawasan permukiman dan perumahan yang aman, sehat, serasi dan nyaman serta ramah terhadap lingkungan

4. Terlindunginya sumber-sumber mata air dan tekendalinya pencemaran air permukaan

 Sasaran : Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian kesejahteraan ekonomi masyarakat yang berbasis pertanian, pariwisata budaya, dan kelestarian fungsi lingkungan dengan didukung oleh sumberdaya manusia yang sehat dan kompetitif.

 Indikator : Dipertahankannya kawasan resapan air sebagai kawasan non budidaya, perlindungan terhadap sumber-sumber mata air, pengelolaan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) secara terpadu, baik secara lintas sektor maupun lintas wilayah, serta pembangunan yang berbasis tata ruang.

(19)

II. RPJMD

 Visi : TABANAN SERASI (SEJAHTERA, AMAN, DAN BERPRESTASI)

 Misi : 1. Membentuk SDM yang berkualitas, berbudaya, dan berkeadilan sosial

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses dan pelayanan prima

 Tujuan : 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. 2. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan

 Sasaran : 1. Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan 2. Meningkatnya kualitas pemuda dan olah raga 3. Meningkatnya kualitas penanganan kependudukan 4. Meningkatnya upaya kesehatan perorangan

5. Meningkatnya upaya kesehatan masyarakat

 Indikator : Meningkatnya jumlah rumah tangga dengan akses sanitasi

 Target Capaian : Meningkatnya jumlah rumah tangga dengan akses sanitasi sebesar 6 Bh/1000 penduduk pada 2021

III. RKPD

 Visi : TABANAN SERASI (SEJAHTERA, AMAN, DAN BERPRESTASI)

 Misi : 1. Membentuk SDM yang berkualitas, berbudaya, dan berkeadilan sosial

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses dan pelayanan prima

 Tujuan : 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. 2. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan

(20)

5. Meningkatnya upaya kesehatan masyarakat

 Indikator : -

 Target Capaian : -

IV. RTRW

 Visi : Sesuai dengan Visi pembangunan Kabupaten Tabanan yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Tabanan 2005-2025 adalah TABANAN SEJAHTERA BERBASIS PERTANIAN

 Misi : 1. Membentuk SDM yang berkualitas, berbudaya, dan berkeadilan sosial

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses dan pelayanan prima

 Tujuan : Mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Tabanan yang hijau, lestari dan berkelanjutan sebagai penyangga lingkungan, kebudayaan dan perekonomian Bali yang berbasis kehidupan agraris. berdaya saing dan terintegrasi dengan kepariwisataan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerataan pengembangan wilayah

 Sasaran : 1. Mengembangkan system pengolahan air limbah melalui jaringan air limbah terpusat maupun setempat dengan teknologi ramah lingkungan.

 Indikator : 1.Tersedianya system pengolahan air limbah setempat (on – site) dan system pengolahan air limbah terpusat (off – site) dengan jaringan perpipaan

2. Pengembangan Jaringan air limbah komunal di kawasan-kawasan padat permukiman.

(21)

2. Sistem pengolahan air limbah terpusat (off site)dengan system perpipaan meliputi:

1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tabanan melayani Kawasan Perkotaan Tabanan;

2. IPAL Soka melayani Kawasan Efektif Kawasan Pariwisata Soka;

3. IPAL Bedugul melayani Kawasan Efektif KDTWK Bedugul; dan

4. IPAL Tanah Lot melayani Kawasan Efektif KDTWK Tanah Lot.

3. Pengembangan jaringan air limbah komunal di kawasan-kawasan padat permukiman.

V. MASTERPLAN SPAL dan SSK PEMUTAKHIRAN KAB. TABANAN

 Visi Sanitasi : Terwujudnya Kabupaten Tabanan yang Sehat Melalui Layanan Sanitasi Layak Tahun 2020

 Misi Sanitasi : 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah yang layak

2. Meningkatnya kesadaran dan pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah domestik

 Tujuan : Mendukung pencapaian Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan arah dan tujuan pembangunan Kabupaten Tabanan sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD Kabupaten Tabanan

 Sasaran : 1. Peningkatan budaya Hidup Bersih dan Sehat masyarakat Kabupaten Tabanan

(22)

3. Pengembangan system onsite komunal dan tangki septic sesuai standar SNI

4. Peningkatan pemanfaatan kearifan lokal dalam menunjang pembangunan sanitasi terpadu

 Indikator : 1.tersedianya system pengolahan air limbah setempat (on – site) dan system pengolahan air limbah terpusat (off – site) dengan jaringan perpipaan

2. pengembangan jaringan air limbah komunal di kawasan-kawasan padat permukiman.

 Target Capaian : 1. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan air limbah setempat (on site) dan terpusat (off site) yang sesuai standar hingga 100 % RT di tahun 2019

2. Meningkatkan akses rumah tangga terhadap fasilitas pengolahan limbah yang memadai

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat keterkaitan antara dokumen RTRW, RPJPD, RPJMD, RPKD Kabupaten Tabanan dengan Masterplan SPAL Kabupaten Tabanan dan SSK Pemutakhiran Kabupaten Tabanan. Target capaian yang ingin diraih pada RTRW sejalan dengan yang ingin dicapai pada Masterplan SPAL Kabupaten Tabanan dan SSK Pemutakhiran Kabupaten Tabanan.

(23)

Tabel 3. Rencana Pembiayaan Program Jangka Pendek, Menengah dan Panjang

No Permasalahan Strategi Penanganan Usulan Program

Jangka Pendek Rencana Biaya (Rp.)

Jangka Menegah Rencana Biaya (Rp.)

Jangka Panjang Rencana Biaya (Rp.)

 Perbaikan dan peningkatan kepemilkan jamban dan tangki septik

 Sosialisasi larangan BABs

 Sosialisasi ke warga dan tukang bangunan

 Perlu Peraturan tentang tangki septik sesuai SNI dan pengurasan berkala

 Meningkatkan pelayanan sanitasi di daerah padat penduduk dengan target peningkatan pelayanan :

– Jangka pendek : peningkatan pelayanan perkotaan sampai 25% dan peningkatan kepemilikan tangki septik sampai dengan 100%

– Jangka menengah : peningkatan pelayanan off site sampai dengan 40% dan peningkatan kepemilikan tangki septik sampai dengan 100%

– Jangka panjang : peningkatan kelayakan IPAL Komunal skala perkotaan

 Penyusunan perda tentang kewajiban penyedotan tangki septik berkala

 Sosialisasi sanitasi pada masyarakat perdangangan dan jasa maupun tempat umum lainnya

 Sosialisasi sanitasi pada masyarakat

 Peningkatan layanan onsite melalui MCK ++ sebanyak 59 unit di setiap kecamatan difokuskan di area perdangangan dan jasa maupun tempat umum lainnya

 Sosialisasi sanitasi pada masyarakat secara komunal adalah dengan septic tank

4 Tingginya pencemaran air yang yang disebabkan sanitasi yang kurang baik

5 Terbatasnya pelayanan sedot WC oleh Dinas

Peningkatan pelayanan dengan penambahan armada, SDM dan kapasitas IPLT

Peningkatan layanan sedot tinja melalui pengadaan 2 armada dan SDM

800.000.000  Peningkatan layanan sedot tinja melalui

Peningkatan kapasitas IPLT 15.250.000.000

7 Kawasan Pantai Tanah memiliki sanitasi dan pengolah limbah yang baik

Peningkatan sanitasi di Kawasan Wisata Tanah Lot

Program sanimas di Kawasan Wisata Tanah Lot

950.000.000 Peningkatan sanimas Kawasan Tanah Lot

250.000.000

8 Belum tertatanya system sanitasi di kawasan wisata Soka dan Bedugul

Peningkatan sanitasi di Kawasan Wisata Soka dan Bedugul

Program sanimas di Kawasan Wisata Soka dan Bedugul

1.850.000.000 Peningkatan sanimas Kawasan Wisata Soka dan Bedugul

(24)

9 Sebagai hinterland Kota Denpasar

perkembangan kota mengarah ke Kediri dan Tabanan sehingga pertumbuhan dan perkembangan

permukiman baru menngkat akibat perkembangan kota

Permukiman baru wajib membuat IPAL Perencanaan dan pembangunan IPAL di kawasan

permukiman/perumahan

1.500.000.000 Perencanaan dan pembangunan IPAL di kawasan

permukiman/perumahan

1.500.000.000 Perencanaan dan pembangunan IPAL di kawasan

permukiman/perumahan

1.500.000.000

(25)

BAB V. PENUTUP 5.1KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pelayanan air limbah di Kabupaten Tabanan sudah sangat baik, terutama di Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan).

(26)

DAFTAR PUSTAKA :

 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2011, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tabanan Tahun 2005-2025, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan

 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2016, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tabanan Tahun 2016-2021, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan

 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2017, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Tabanan Tahun 2018, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan

 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2012, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tabanan Tahun 2012-2032, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan

 Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan, 2015, Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2016-2020, Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

 Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Prov. Bali, 2014, Fasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Tabanan, PT. Parama Krida Pertama, Tabanan

 Republik Indonesia, 2004. Undang-Undang NO 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

 Republik Indonesia, 2014. Undang-Undang NO 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Gambar

Gambar 1. Hubungan antar dokumen perencanaan
Gambar 2. Hubungan antara dokumen perencanaan dengan RTRW
Gambar 3. Skema keterkaitan perencanaan pembangunan nasional dan daerah
Gambar 7. Hubungan RTRW dengan perencanaan sektoral
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang – undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Sesuai dengan Amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional juga Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan