• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN UMUM APBD KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEBIJAKAN UMUM APBD KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2021"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN UMUM APBD KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2021

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

2020

(2)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penyusunan KU-APBD

Pembangunan daerah dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. Pembangunan daerah yang baik didasarkan pada perencanaan yang bertumpu pada penetapan prioritas pembangunan berbasiskan pada aspirasi rakyat. Sesuai dengan amanat Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan Undang - Undang Nomor 9 tahun 2015, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, maka rencana pembangunan yang akan dianggarkan dalam APBD terlebih dahulu dibuat kesepakatan antara Pemerintah Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam bentuk Nota Kesepakatan tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kebijakan Umum APBD (KUA). Dokumen Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kebijakan Umum APBD (KUA) adalah dokumen yang memuat kebijakan pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021, bahwa KUA pemerintah kabupaten berpedoman pada RKPD Tahun 2021 masing-masing kabupaten yang telah disinkronisasikan dengan RKP Tahun 2021 dan RKPD provinsi Tahun 2021. KUA Kabupaten Karo Tahun 2021 disusun berpedoman pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Karo Tahun

(3)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 2

2021 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati Karo Nomor 32 Tahun 2020 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Karo Tahun 2021. RKPD Kabupaten Karo Tahun 2021 telah disusun berorientasi pada proses, dengan menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif, politis dan atas-bawah dan bawah-atas. RKPD Kabupaten Karo Tahun 2021 disusun berorientasi pada substansi, dengan menggunakan pendekatan holistik-tematik, integratif dan spasial. RKPD Kabupaten Karo Tahun 2021 juga dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang pelaksanaannya berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan Keuangan Daerah, dimana Pasal 89 ayat (3) Rancangan Kebijakan Umum APBD memuat:

1. Kondisi ekonomi makro daerah;

2. Asumsi penyusunan APBD Tahun Anggaran 2020;

3. Kebijakan pendapatan daerah;

4. Kebijakan belanja daerah;

5. Kebijakan pembiayaan daerah; dan 6. Strategi pencapaian.

Hal lain yang harus mendapatkan perhatian adalah optimalisasi perencanaan, penganggaran dan pemanfaatan Dana Desa baik yang bersumber dari APBN maupun APBD Kabupaten. Tren alokasi dana desa terus meningkat setiap tahunnya, mensyaratkan bahwa peningkatan pemahaman akan pengelolaan keuangan yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dan betul-betul dimanfaatkan sebesar - besarnya untuk kesejahteraan warga di Desa sangat diperlukan.

Penyusunan KUA Tahun Anggaran 2021 ini juga merupakan bagian dari upaya pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Karo

(4)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 3

Tahun 2016 – 2021. RPJMD Kabupaten Karo Tahun 2016 – 2021 dijabarkan dalam jangka pendek dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2021. KUA Tahun Anggaran 2021 ini, nantinya menjadi petunjuk dan ketentuan umum yang disepakati sebagai pedoman penyusunan PPAS Tahun Anggaran 2021. Adapun garis besar Kebijakan Umum penyusunan APBD Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2021 adalah sebagai berikut:

1. APBD merupakan kerangka kebijakan publik yang memuat hak dan kewajiban pemerintah daerah dan masyarakat yang tercermin dalam rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan.

Program/kegiatan direncanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat, sehingga anggaran merupakan hasil sinergi Musrenbang Kabupaten Karo Tahun 2020, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Karo Tahun 2021, Renja Perangkat Daerah Perangkat Daerah Tahun 2021, arah kebijakan Bupati Karo yang dimuat pada RPJMD Kabupaten Karo tahun 2016-2021 untuk tahun rencana 2021 serta prioritas pembangunan Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Pusat Tahun 2021;

2. Capaian target pembangunan daerah Tahun 2021 diselaraskan dengan target capaian RPJMD Daerah Kabupaten Karo Tahun 2016 - 2021;

3. Belanja hibah dan Bantuan Sosial disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

4. APBD Tahun Anggaran 2021 disusun dengan pendekatan kinerja yang berpedoman pada prinsip efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat;

1.2. Tujuan Penyusunan KUA Tahun 2021

Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan Pendapatan

(5)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 4

Belanja Daerah Kabupaten Karo Tahun 2021 bertujuan untuk:

1. Memberikan arah bagi pelaksanaan program, kegiatan dan sub kegiatan pembangunan tahun 2021 agar berdaya guna dan berhasil guna;

2. Mengoptimalkan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

3. Meningkatkan koordinasi antara eksekutif dan legislatif dalam memantapkan penyusunan perencanaan anggaran yang transparan dan akuntabel.

1.3. Dasar (Hukum) Penyusunan Kebijakan Umum APBD Tahun 2021 Dasar hokum penyusunan Kebijakan Umum APBD Kabupaten Karo Tahun 2021 adalah sebagai berikut:

1. Undang – Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten–Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1092);

2. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3857);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

(6)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 5

7. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

8. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

9. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang (RPJP) Nasional;

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

11. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

12. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82);

13. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4505);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

(7)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 6

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

21. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada;

22. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

24. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

26. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015- 2020;

27. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 114);

28. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

(8)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 7

29. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standard Pelayanan Minimal (SPM);

30. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Sinkronisasi Perencanaan Penganggaran;

31. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

32. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Kerja Pemerintah;

33. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang - undangan;

34. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;

35. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya;

36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial;

37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

38. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

39. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan

(9)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 8

Dan Keuangan Daerah;

40. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah;

41. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2020 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2021;

42. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021;

43. Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Utara Nomor 33 Tahun 2020 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021;

44. Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 12 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Karo;

45. Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 01 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karo Tahun 2016 – 2021;

46. Peraturan Bupati Karo Nomor 32 Tahun 2020 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Karo Tahun 2021;

(10)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 9

BAB II

KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

2.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Sebagaimana termuat dalam visi misi Bupati dan Wakil Bupati Karo pada RPJMD Tahun 2016-2021, tujuan utama dari pembangunan di Kabupaten Karo adalah untuk meningkatkan kemakmuran atau kesejahteraan masyarakat Karo, mandiri dan berkarakter. Semua itu dilakukan melalui dua pilar pokok yaitu peningkatan perekonomian dan kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut digunakan empat strategi pembangunan secara umum yaitu strategi pro growth, pro job, pro poor, dan pro environtment.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Karo Tahun 2021 bertepatan dengan tahun terakhir pelaksanaan RPJMD Kabupaten Karo Tahun 2016-2021. Dalam konteks ini, Sesuai tahapan pelaksanaan pembangunan daerah pada RPJMD Kabupaten Karo, tahun 2021 diharapkan adanya peningkatan kemandirian. Peningkatan kemandirian ini dilihat dari berbagai dimensi mulai dari segi ekonomi sosial dan budaya.

Selanjutnya, digambarkan melalui peningkatan kesejahteraan yang ditandai dengan peningkatan pendapatan per kapita. Namun pada situasi yang berkembang saat ini maka dampak Pandemi Covid-19 dapat berpengaruh terhadap pencapaian visi dan misi Kabupaten Karo. Pandemi Covid-19 akan mempengaruhi pencapaian berbagai sasaran pembangunan baik jangka pendek maupun jangka menengah.

Beberapa kebijakan bidang ekonomi yang tercantum dalam dokumen RPJMD Kabupaten Karo tahun 2016-2021 akan terus dilakukan dengan melakukan penekanan pada sektor yang memberikan daya ungkit terhadap percepatan peningkatan ekonomi di Kabupaten Karo. Kebijakan tersebut antara lain:

1. Pemantapan swasembada pangan melalui peningkatan produksi yang berkelanjutan

2. Peningkatan dan pengembangan infrastruktur pertanian 3. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM sektor pertanian 4. Menjamin ketersediaan dan mutu benih dan bibit

5. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna

(11)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 10

6. Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak 7. Peningkatan akses permodalan

8. Pengembangan pemasaran hasil pertanian

9. Pengembangan sarana dan prasarana wisata, budaya, seni dan sejarah yang berwawasan lingkungan

10. Peningkatan sadar wisata

11. Peningkatan kerjasama dengan pelaku wisata

12. Peningkatan penyelenggaraan event wisata bernuansa budaya dan promosi pariwisata

13. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia UMKM, Koperasi dan ekonomi kreatif

14. Peningkatan akses permodalan UMKM dan koperasi

15. Pengembangan Produk dan Pemasaran bagi UMKM dan koperasi 16. Pengawasan dan pengendalian usaha waralaba/ pasar modern 17. Menciptakan iklim usaha yang kondusif

18. Peningkatan kerjasama dan promosi investasi

19. Peningkatan kualitas pelayanan perizinan dan penanaman modal 20. Meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap pelaku

perusakan lingkungan

21. Pembangunan yang berkelanjutan.

Selanjutnya Tahun 2021, kebijakan tersebut akan terus dilakukan dengan melakukan penekanan/fokus pada beberapa sektor sebagai upaya untuk pemulihan ekonomi. Perekonomian Kabupaten Karo secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh fenomena-fenomena yang berkembang baik pada tatanan perkembangan lingkungan eksternal maupun internal. Perkembangan lingkungan internal perekonomian Kabupaten Karo dipengaruhi oleh kebijakan perekonomian lokal Kabupaten Karo dan perkembangan lingkungan eksternal perekonomian Kabupaten Karo sangat dipengaruhi oleh kebijakan perekonomian regional Provinsi Sumatera Utara dan Nasional.

Kondisi ekonomi daerah Kabupaten Karo Tahun 2021 dalam konteks makro diharapkan masih mampu berkembang dan bertumbuh dalam kerangka pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pertumbuhan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator yang

(12)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 11

memberikan informasi tentang gambaran keberhasilan pembangunan ekonomi regional Kabupaten Karo. PDRB dapat disajikan berdasarkan atas harga berlaku dan berdasarkan atas harga konstan. Penyajian PDRB Kabupaten Karo atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan harga tetap suatu tahun dasar, semua barang dan jasa yang dihasilkan, biaya antara yang digunakan ataupun nilai tambah masing-masing sektor dinilai berdasarkan harga tahun dasar. PDRB atas dasar harga konstan akanmemperlihatkan perkembangan produktivitas secara rill karena pengaruh perubahan harga (inflasi/deflasi) sudah dikeluarkan. Adapun perkembangan PDRB Kabupaten Karo atas dasar harga konstan, dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Kabupaten Karo Tahun 2015–2019

No. Sektor

2015 2016 2017 2018 2019

(Milyar Rp) % (Milyar Rp) % (Milyar Rp) % (Milyar Rp) % (Milyar Rp) %

1

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 6.855,63 57,70 7.164,56 57,34 7.554,44 57,47 7.729,99 56,24 7.883,42 54,84

2 Pertambangan &

Penggalian 29,28 0,25 30,63 0,25 31,43 0,24 33,72 0,25 36,21 0,25

3 Industri

Pengolahan 365,42 3,08 388,00 3,11 411,14 3,13 437,59 3,18 480,71 3,34

4 Pengadaan Listrik,

Gas, 11,60 0,09 11.30 0,09 11,60 0,09 12,41 0,09 13,33 0,09

5

Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

10,00 0,08 10.22 0,08 10,46 0,06 11,21 0,08 12,05 0,08

6 Konstruksi 773,99 6,51 813,95 6,51 860,72 6,55 924,97 6,73 999,22 6,95

7

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reperasi Mobil dan Sepeda Motor

1.112,70 9,37 1.205,16 9,65 1.287,95 9,80 1.389,20 10,11 1.485,18 10,33

8 Transportasi dan

Pergudangan 533,71 4,49 560,90 4,49 584,99 4,45 630,96 4,59 682,20 4,75

9

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 282,56 2,38 305,21 2,44 321,87 2,45 346,84 4,59 375,37 4,75

10 Informasi dan

Komunikasi 108,69 0,91 115,78 0,93 121,86 0,93 131,25 0,95 142,04 0,99

11 Jasa Keuangan

dan Asuransi 151,31 1,27 159,88 1,28 159,54 1,21 172,02 1,25 184,37 1,28

12 Real Estate 363,49 3,06 391,08 3,13 405,86 3,09 435,31 3,17 470,86 3,28

13 Jasa Perusahaan 22,28 0,19 23,21 0,19 24,58 0,19 26,33 0,19 28,38 0,20

14

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

679,36 5,72 695,68 5,57 716,80 5,45 771,63 5,61 836,03 5,82

15 Jasa Pendidikan 293,22 2,47 311,51 2,49 321,04 2,44 344,91 2,51 373,04 2,59

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 138,71 1,17 150,79 1,21 156,80 1,19 168,52 1,23 182,30 1,27

17 Jasa Lainnya 149,52 1,26 157,00 1,26 164,79 1,25 177,32 1,29 191,59 1,33

PDRB 11,880,93 100 12.494.87 100 13.145,85 100 13.744,17 100 14.376,28 100

Sumber: BPS Kabupaten Karo, 2020

Berdasarkan tabel 2.1 dapat dilihat bahwa PDRB Atas Dasar Harga

(13)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 12

Konstan untuk tahun 2015-2019 cenderung meningkat setiap tahunnya dari Rp.11.880,93 Miliar pada Tahun 2015 menjadi Rp. 12.494,87 Miliar pada Tahun 2016 dan meningkat lagi menjadi Rp. 14.376,28 Miliar pada Tahun 2019. Secara absolut dari Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2019 terdapat kenaikan nilai PDRB-ADHK Kabupaten Karo sebesar Rp.2.495,35 Miliar.

Sedangkan, jika dilihat dari kontribusi lapangan usaha utama yang dominan dalam perekonomian Kabupaten Karo yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan rata-rata kontribusinya untuk tahun 2015-2019 adalah sebesar 56,71%, setelah itu lapangan usaha perdagangan besar dan eceran dengan rata-rata sebesar 9,85% dan ketiga adalah sektor konstruksi dengan rata-rata sebesar 6,65%.

Kabupaten Karo merupakan daerah pertanian sehingga kontribusi lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan tetap dominan di setiap tahun.

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karo atas dasar harga berlaku juga memperlihatkan kecenderungan yang sama dengan pertumbuhan PDRB atas harga konstan. Kontribusi Lapangan Usaha yang dominan terhadap pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku yaitu dari pertanian, kehutanan dan perikanan dan terkecil dari Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang.

Data selengkapnya nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2015 sampai 2019 disajikan pada tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 2.2

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Kabupaten Karo Tahun 2015 – 2019

No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019

(Milyar Rp) % (Milyar Rp) % (Milyar Rp) % (Milyar Rp) % (Milyar Rp) %

1 Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 8.451,76 55,79 9.208,08 55,04 9.925,92 54,95 10.411,29 54,17 10,964,80 53,27 2 Pertambangan &

Penggalian 36,23 0,24 38,91 0,23 39,87 0,22 43,28 0,23 46,15 0,22

3 Industri Pengolahan 513,56 3,39 564,43 3,37 640,24 3,54 703,37 3,66 763,53 3,71

4 Pengadaan Listrik, Gas, 10,28 0,07 11,03 0,07 12,07 0,07 13,31 0,07 14,55 0,07

5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 12,71 0,08 13,73 0,08 15,03 0,08 16,13 0,08 17,43 0,08

6 Konstruksi 1.066,01 7,04 1.192,63 7,13 1.321,07 7,31 1.436,74 7,47 1,569,10 7,62

7

Perdagangan Besar dan Eceran; Reperasi Mobil

dan Sepeda Motor 1.502,17 9,92 1.737,06 10,38 1.898,08 10,51 2.019,26 10,51 2,212,37 10,75 8 Transportasi dan

Pergudangan 709,17 4,68 774,64 4,63 797,64 4,42 874,10 4,55 948,56 4,61

9 Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 389,68 2,57 434,60 2,60 459,19 2,54 495,50 2,58 540,50 2,63

10 Informasi dan

Komunikasi 109,18 0,72 119,02 0,71 130,07 0,72 143,20 0,75 156,34 0,76

(14)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 13

11 Jasa Keuangan dan

Asuransi 204,21 1,35 230,62 1,38 243,08 1,35 263,07 1,37 284,02 1,38

12 Real Estate 474,69 3,13 554,78 3,32 604,78 3,35 654,17 3,40 713,56 4,47

13 Jasa Perusahaan 29,15 0,19 32,91 0,20 36,00 0,20 39,42 0,21 42,83 0,21

14

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

914,00 6,03 989,19 5,91 1.061,93 5,88 1.151,88 5,99 1,254,02 6,09

15 Jasa Pendidikan 352,64 2,33 392,02 2,34 413,37 2,29 448,94 2,34 500,37 2,43

16 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 185,59 1,22 216,35 1,29 227,56 1,26 248,51 1,29 270,65 1,31

17 Jasa Lainnya 189,33 1,25 218,46 1,31 238,41 1,32 258,72 1,35 285,93 1,39

PDRB 15.150,36 100 16.728,42 100 18.064,32 100 19.220,88 100 20.584,73 100

Sumber :BPS Kabupaten Karo, 2020

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2015-2019 juga memperlihatkan kecenderungan yang sama dengan pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Nilai PDRB Kabupaten Karo meningkat setiap tahunnya, dari Rp. 15.150,36 Miliar pada Tahun 2015 menjadi sebesar 16.728,42 Miliar pada Tahun 2016, dan pada Tahun 2019 menjadi sebesar Rp. 20.584,73 Miliar. Secara absolut pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 terdapat kenaikan PDRB Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp. 5.434,37 Miliar.

Selanjutnya, berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2019, lapangan usaha utama yang dominan dalam perekonomian Kabupaten Karo atas dasar harga berlaku yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan. Kontribusi lapangan usaha tersebut terhadap PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 54,64%. Pertumbuhan lapangan usaha ini mengalami perlambatan sebesar 0,90% dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2018. Jika dilihat dari kontribusi lapangan usaha utama yang dominan dalam perekonomian Kabupaten Karo atas dasar harga berlaku yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan rata-rata kontribusinya untuk tahun 2015-2019 adalah sebesar 55,30%, setelah itu lapangan usaha perdagangan besar dan eceran dengan rata-rata sebesar 10,41% dan ketiga adalah sektor konstruksi dengan rata-rata sebesar 7,31%.

(15)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 14

Pertumbuhan kontribusi sektor dan PDRB atas dasar harga berlaku dan harga konstan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 di Kabupaten Karo dapat dilihat seperti pada tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3

Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kabupaten Karo

Tahun 2015-2019

No. Sektor

PDRB

Distribusi Persentase

PDRB

HK HB HK HB

% % % %

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

(1,63) (3,12) (2,86) (2,52)

2 Pertambangan & Penggalian 3,89 (1,11) 0,00 (0,02) 3 Industri Pengolahan 2,11 (5,44) 0,06 0,32 4 Pengadaan Listrik, Gas, (1,11) 0,86 0,00 0,00 5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

(0,46) (6,50) 0,00 0,00

6 Konstruksi 4,37 (0,82) 0,04 0,58

7 Perdagangan Besar dan Eceran;

Reperasi Mobil dan Sepeda Motor

(1,51) (0,08) 0,96 0,83

8 Transportasi dan Pergudangan 1,82 0,02 0,26 (0,07) 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum

0,24 (2,79) 2,37 0,06

10 Informasi dan Komunikasi 3,94 3,88 0,08 0,04 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0,16 (3,84) 0,01 0,03

12 Real Estate 0,76 (4,14) 0,22 1,34

13 Jasa Perusahaan 3,72 (1,23) 0,01 0,02

14 Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

1,72 (4,56) 0,10 0,06

15 Jasa Pendidikan 2,10 2,95 0,12 0,10

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (6,70) (13,50) 0,10 0,09

17 Jasa Lainnya (3,29) (6,01) 0,07 0,14

Sumber : BPS Kabupaten Karo, 2020 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2019 Kabupaten Karo cenderung meningkat. Sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi atas dasar harga berlaku adalah real estate, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan jasa lainnya.

Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi atas dasar harga konstan adalah jasa lainnya dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

Sedangkan pertumbuhan distribusi persentase PDRB Kabupaten Karo

(16)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 15

Tahun 2015-2019 paling tinggi baik atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) adalah jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan jasa lainnya.

Tabel. 2.4

Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen) Kabupaten Karo Tahun 2015-2019

No Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018 2019 1 Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 3,61 4,51 5,44 2,32 1,98

2 Pertambangan & Penggalian 3,49 4,63 2,59 7,28 7,38

3 Industri Pengolahan 7,74 6,18 5,96 6,43 9,85

4 Pengadaan Listrik, Gas, 8,45 2,19 2,59 7,06 7,34 5

Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

7,99 2,14 2,41 7,10 7,53

6 Konstruksi 3,66 5,16 5,74 7,47 8,03

7

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reperasi Mobil dan Sepeda Motor

8,42 8,31 6,87 7,86 6,91

8 Transportasi dan Pergudangan 6,30 5,09 4,30 7,86 8,12 9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 7,99 8,02 5,46 7,76 8,23

10 Informasi dan Komunikasi 4,29 6,52 5,25 7,71 8,22 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 7,02 5,66 -0,22 7,83 7,18

12 Real Estate 7,41 7,59 3,78 7,26 8,17

13 Jasa Perusahaan 4,10 4,17 5,92 7,08 7,82

14

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

6,63 2,40 3,04 7,65 8,35

15 Jasa Pendidikan 6,05 6,24 3,06 7,44 8,15

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 14,88 8,71 3,98 7,47 8,18

17 Jasa Lainnya 11,34 5,00 4,96 7,61 8,05

PDRB 5,01 5,17 5,21 4,55 4,60

Sumber : BPS Kabupaten Karo, 2020

Dalam lima tahun terakhir laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo cenderung fluktuatif. Pada tahun 2019 perekonomian Kabupaten Karo bertumbuh melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Karo tahun 2019 sebesar 4,60%, sedangkan tahun 2018 sebesar 4,55%. Pada tahun 2019 mengalami perlambatan akibat produksi tanaman hortikultura tahunan mengalami pertumbuhan yang melambat. Pada tahun 2019 semua lapangan usaha mencatat pertumbuhan yang positif dan kategori lapangan usaha industri pengolahan merupakan lapangan usaha yang dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu sebesar 9,85%, disusul oleh lapangan usaha adm.

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan

(17)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 16

pertumbuhan sebesar 8,35%, sedangkan 3 (tiga) lapangan usaha dengan pertumbuhan terendah adalah Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 1,98 %, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan s. motor sebesar 6,91% dan jasa keuangan dan asuransi sebesar 7,18%. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dan Nasional dapat ditunjukkan melalui gambar berikut :

Gambar 2.1

Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab. Karo, Sumut dan Indonesia Tahun 2015-2019

Sumber : BPS, 2020 (diolah)

Jika dibandingkan Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo dengan Provinsi Sumatera Utara dan Nasional maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo mengalami perlambatan, tercatat pada tahun 2019 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo (4,60%) berada dibawah pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara (5,22%) dan laju pertumbuhan ekonomi nasional (5,02%).

Laju Inflasi

Laju inflasi harus dapat dikendalikan oleh pemerintah bersama dengan Bank Indonesia yang telah diamanahkan dalam undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Tugas dan Tanggung jawab Bank Indonesia.

Bank Indonesia bersama-sama dengan Pemerintah Pusat sampai dengan Pemerintah Propinsi serta Kota dan Kabupaten selalu bekerjasama dan

5,01

5,17 5,21

4,55 4,60

5,1

5,18

5,12

5,18 5,22

4,88

5,03 5,07

5,17

5,02

4,2 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4

2015 2016 2017 2018 2019

Pertumbuhan Ekonomi Karo

Pertumbuhan Ekonomi Sumut

Pertumbuhan Ekonomi Nasional

(18)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 17

berkoordinasi dalam mengendalikan laju inflasi, terutama pada kondisi peak season (Bulan Ramadhan dan Hari Raya) dimana laju inflasi menjadi lebih cepat naik dan selalu terjadi pada setiap tahunnya.

Dinamika dari perkembangan besarnya laju inflasi kumulatif kota inflasi di Sumatera Utara tahun 2015-2019 dan Sumatera Utara relatif fluktuatif sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut

Tabel 2.5

Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun 2015-2019

Kota/Prov 2015 2016 2017 2018 2019

Medan 3,32 6,60 3,18 1,00 2,43

Pematang Siantar 3,36 4,76 3,10 2,15 1,54

Sibolga 3,34 7,39 3,08 2,86 2,58

Padang Sidempuan 1,66 4,28 3,82 2,22 2,15

Sumut 3,24 6,34 3,20 1,23 2,33

Sumber : Bank Indonesia, 2020

Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa bagi daerah yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berada di bawah 10%

setahun. Tingkat inflasi yang berada dibawah 10% setahun dikatakan tingkat inflasi yang ringan. Selanjutnya tingkat inflasi yang berkisar antara 10% sampai 30% dikatakan inflasi yang sedang.

Terkait dengan tingkat Inflasi periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 sangat fluktuatif. Khusus pada tahun 2015 tingkat inflasi tinggi dapat didukung oleh beberapa faktor yang memicu antara lain kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.

Namun, periode tahun pada tahun 2016 terjadi peningkatan nilai inflasi menjadi 6,60%, penyumbang inflasi antara lain adalah komoditas pertanian yaitu cabai merah, kentang, bawang merah, dan sawi hijau.

Selanjutnya pada tahun 2019, inflasi kota Medan tercatat rendah berada dibawah pola historisnya seiring terjaganya pasokan bahan pangan akibat panen komoditas di beberapa daerah, yang didukung oleh cuaca yang kondusif. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa secara makro gejolak harga kebutuhan masyarakat cenderung semakin stabil.

Kabupaten Karo mempunyai peran penting dan strategis dalam pengendalian inflasi terutama yang berasal dari komoditas pangan, hal tersebut dapat dilakukan antara lain melalui perbaikan produksi,

(19)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 18

distribusi, organisasi industri, struktur pasar dengan mengantisipasi perubahan iklim yang akan mengganggu pasokan pangan.

Untuk melihat perbandingan nilai inflasi Indonesia, Sumatera Utara dan Medan yang memiliki pola konsumsi yang hampir sama serta letaknya berdekatan secara geografis dengan Kabupaten Karo dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2

Perbandingan Nilai Inflasi Rata-rata Medan, Sumut dan Indonesia Tahun 2015-2019

PDRB per Kapita Kabupaten Karo

PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi. PDRB perkapita dapat digunakan sebagai barometer bagi tingkat kemakmuran suatu daerah, meskipun data tersebut belum dapat sepenuhnya digunakan langsung dalam pengukuran pemerataan pendapatan.

PDRB perkapita masyarakat Kabupaten Karo periode tahun 2015 sampai dengan Tahun 2019 cenderung terjadi peningkatan. PDRB per kapita Kabupaten Karo atas dasar harga berlaku pada tahun 2015 sebesar 38.887.870 rupiah dan meningkat sampai dengan 49.497.030 juta rupiah di tahun 2019. Gambaran PDRB perkapita tersebut dapat diartikan bahwa tingkat kemakmuran masyarakat periode tahun 2015 sampai tahun 2019 berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga Konstan cenderung meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara riil terjadi peningkatan kemampuan konsumsi masyarakat yang pada

0 1 2 3 4 5 6 7

2015 2016 2017 2018 2019

Medan Sumut Indonesia

(20)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 19

akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat Kab. Karo.

Selanjutnya peningkatan PDRB Kabupaten Karo harus dibarengi dengan pengendalian laju pertambahan penduduk. PDRB perkapita Kabupaten Karo atas dasar harga berlaku dan harga konstan selama 2015-2019 dapat dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6

PDRB Per Kapita Kabupaten Karo Tahun 2015- 2019

Tahun ADH Berlaku ADH Konstan

2015 38.887.870 30.495.900

2016 42.179.900 31.505.120

2017 44.801.600 32.603.230

2018 46.917.380 33.548.970

2019 49.497.030 34.568.500

Sumber : BPS Kabupaten Karo, 2020 Gambar 2.3

PDRB Per Kapita ADHB dan ADHK 2015-2019

Sumber : BPS Kabupaten Karo, 2020 (diolah)

Persentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan

Persentase penduduk di atas garis kemiskinan merupakan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat pada suatu daerah. Persentase penduduk di atas garis kemiskinan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Karo pada tahun 2019 sebesar 8,23% artinya penduduk yang berada diatas garis kemiskinan hanya sebesar 91,77%. Adapun data

38.887.870 42.179.900 44.801.600 46.917.380 49.497.030

30.495.900 31.505.120 32.603.230 33.548.970 34.568.500

- 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000

2015 2016 2017 2018 2019

PDRB Per Kapita ADHB PDRB Per Kapita ADHK

(21)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 20

kemiskinan yang menunjukkan tingkat kesejahteraan Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel 2.7 di bawah ini.

Tabel 2.7

Persentase Penduduk di bawah Garis Kemiskinan Kabupaten Karo Tahun 2015-2019

No U r a i a n 2015 2016 2017 2018 2019

1. Persentase penduduk di atas

garis kemiskinan (%) 9,68 9,81

9,97 8,69 8,23

Sumber: BPS Kab. Karo, 2020

Perkembangan persentase penduduk miskin dari tahun 2015-2019 mengalami penurunan dan kenaikan, 2015-2017 persentase kemiskinan mengalami kenaikan dimana tahun 2015 sebesar 9,68% meningkat menjadi 9,81% tahun 2016 kemudian kembali meningkat menjadi 9,97%

tahun 2017. Tetapi pada tahun 2018 menurun menjadi 8,69% dan tahun 2019 terus menurun menjadi 8,23%. Perkembangan tingkat kemiskinan digambarkan pada grafik di bawah.

Gambar 2.4

Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Karo Tahun 2015-2019

Seiring dengan penurunan dan peningkatan persentase penduduk miskin, jumlah penduduk miskin juga mengalami perubahan. Pada tahun 2018 sebesar 35.360 jiwa kemudian menurun pada tahun 2019 karena menurunnya persentase kemiskinan menjadi 34.080 jiwa. Periode tahun 2015-2019 jumlah penduduk miskin tertinggi terdapat pada tahun 2017 sebanyak 40.020 jiwa.

Perkembangan jumlah penduduk miskin digambarkan pada grafik

(22)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 21

dibawah.

Gambar 2.5

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Karo Tahun 2015-2019

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah angka yang menunjukkan ratio antara banyaknya angkatan kerja dibandingkan dengan penduduk usia kerja. Untuk Kabupaten Karo bahwa Tingkat partisipasi angkatan kerja cenderung fluktuatif dari tahun 2015-2019, tercatat pada tahun 2015 sebesar 79,74% tahun 2016 naik kembali jadi sebesar 85,25% dan menurun kembali pada tahun 2017 menjadi sebesar 78,07% dan meningkat kembali menjadi sebesar 83,84% dan turun menjadi 83,73% pada tahun 2019. Semakin meningkat angka TPAK merupakan indikasi meningkatnya kecenderungan penduduk usia ekonomi aktif untuk mencari pekerjaan atau melakukan kegiatan ekonomi.

(23)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 22

Sesuai dengan hasil Susenas mencatat bahwa jumlah angkatan kerja Kabupaten Karo tahun 2018 meningkat dari 238.668 orang dan menjadi 243.062 orang pada tahun 2019.

Gambar 2.6

Posisi Relatif TPAK Kabupaten Karo di Provinsi Sumatera Utara

Tabel 2.8

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Karo Tahun 2015-2019

No. Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

1. Tingkat partisipasi angkatan kerja (%)

79,74 85,25 78,07 83,84 83,73 Sumber: Kabupaten Karo Dalam Angka, 2020

Tingkat Pengangguran Terbuka

Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Karo mengalami penurunan, Kabupaten Karo berada dibawah angka Tingkat Pengangguran Terbuka Sumatera Utara. TPT di Kabupaten Karo cukup kecil dibanding daerah lain di Sumatera Utara hal ini disebabkan karena sebagian besar penduduk Kabupaten Karo bekerja sebagai petani. Tingkat pengangguran ini sebaiknya dipertahankan atau ditekan dengan memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan pertumbuhan/kondisi ekonomi di Kabupaten Karo.

84,10

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Nias Mandailing Natal Tapanuli Selatan Tapanuli Tengah Tapanuli Utara Toba Samosir Labuhan Batu Asahan Simalungun Dairi Karo Deli Serdang Langkat Nias Selatan Humbang… Pakpak Bharat Samosir Serdang Bedagai Batu Bara Padang Lawas Utara Padang Lawas Utara Labuhan Batu Labuhan Batu Utara Nias Utara Nias Barat Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padang Sidempuan Gunung Sitoli

TPAK

(24)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 23

Tingkat Pengangguran Terbukadi Kabupaten Karo Tahun 2015- 2019, disajikan dalam pada tabel 2.9, sebagai berikut:

Tabel 2.9.

Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Karo Tahun 2015-2019

No. Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

1. Tingkat pengangguran terbuka (%)

2,08 1,02 1,34 1,50 1,09

Sumber: BPS, Kabupaten Karo Dalam Angka 2020

Gambar 2.8. Posisi Relatif Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Karo di Provinsi Sumatera Utara

Sumber : BPS, Sumatera Dalam Angka (Diolah)

Rasio Penduduk Yang Bekerja

Rasio penduduk yang bekerja merupakan perbandingan antara penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja. Jika dilihat dari kondisi Rasio penduduk yang bekerja di Kabupaten Karo Tahun 2015-2019 maka Rasio penduduk yang bekerja paling rendah terdapat pada tahun 2015 yakni sebesar 97,77% dan mengalami peningkatan sampai tahun 2019 menjadi sebesar 98,56%.

1,09

5,56

0 2 4 6 8 10 12 14

Nias Mandailing Natal Tapanuli Selatan Tapanuli Tengah Tapanuli Utara Toba Samosir Labuhan Batu Asahan Simalungun Dairi Karo Deli Serdang Langkat Nias Selatan Humbang Hasundutan Pakpak Bharat Samosir Serdang Bedagai Batu Bara Padang Lawas Utara Padang Lawas Labuhan Batu Selatan Labuhan Batu Utara Nias Utara Nias Barat Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padang Sidempuan Gunung Sitoli Sumatera Utara

TPT

(25)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 24

Kondisi Rasio Penduduk Yang Bekerja Tahun 2015-2019 dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.10

Rasio Penduduk Yang Bekerja Kabupaten Karo Tahun 2015-2019

No. Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

1. Rasio Penduduk Yang Bekerja (%) 97,77 98,98 98,66 98,50 98,56 Sumber: BPS, Kabupaten Karo Dalam Angka (diolah)

Persentase PAD terhadap Pendapatan

Persentase Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap pendapatan dapat diperoleh dari perbandingan antara Pendapatan Asli Daerah dengan jumlah pendapatan daerah. Keberhasilan dalam menjalankan otonomi daerah ini tentu tidak terlepas dari peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

PAD merupakan salah satu unsur dari pendapatan daerah. Pada prinsipnya semakin besar kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah akan menunjukkan semakin kecil ketergantungan daerah kepada pemerintah pusat. Dengan kontribusi yang semakin meningkat, diharapkan pemerintah daerah semakin mampu membiayai keuangannya sendiri. Gambaran kemandirian keuangan daerah ini dapat diketahui melalui besarnya kemampuan sumber daya keuangan dalam membiayai pelayanan kepada masyarakat.

Untuk melihat perkembangan persentase PAD terhadap pendapatan dapat dilihat melalui tabel berikut :

Tabel 2.11

Persentase PAD Terhadap Pendapatan Kabupaten Karo Tahun 2015-2019

No. Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

1. Persentase PAD terhadap Pendapatan(%)

5,96 6,86 10,79 10,65 8.19 Sumber: BPKPAD Kabupaten Karo (diolah)

Sesuai dengan data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase PAD Kabupaten Karo mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada Tahun 2017, persentase PAD terhadap pendapatan sebesar 10,79% namun pada tahun 2018 menurun menjadi sebesar 10,65% dan pada tahun 2019 juga mengalami penurunan menjadi sebesar 8.19%, tentunya hal ini

(26)

KEBIJAKAN UMUM APBD

KABUPATEN KARO TAHUN 2021 25

mengharuskan Pemerintah Daerah harus berupaya meningkatkan pendapatan antara lain dengan cara mendayagunakan kekayaan daerah, meningkatkan kualitas pelayanan publik pada bidang-bidang yang berhubungan dengan penerimaan daerah dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola penerimaan daerah.

Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2021

Target indikator makro ekonomi regional Kabupaten Karo yang ingin dicapai pada Tahun 2021 sangat membutuhkan dukungan stabilitas ekonomi Internasional, nasional, regional dan internal Kabupaten Karo.

Sesuai Target pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo pada RPJMD Kabupaten Karo Tahun 2016-2021, Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karo Tahun 2021 ditetapkan sebesar 6,64%, namun sesuai dengan perkembangan dan perubahan keadaan ekonomi di tingkat nasional, provinsi dan permasalahan daerah tentu akan mempengaruhi perkembangan di daerah sehingga diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo Tahun 2021 berada pada kisaran target provinsi Sumatera Utara.

Pembangunan ekonomi diarahkan untuk memperkuat ketahanan ekonomi di tengah kondisi ekonomi global yang berjalan lambat dan pandemi Covid- 19. Pemerintah menetapkan prioritas memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan, yang dilaksanakan untuk mendorong transformasi ekonomi dari ketergantungan terhadap Sumber Daya Alam (SDA) menjadi daya saing manufaktur dan jasa-jasa modern, yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pelaksanaannya ditopang oleh daya dukung dan ketersediaan SDA yang berkualitas sebagai modal pembangunan ekonomi yang berkelanjutan SDA yang berkualitas sebagai modal pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, serta kemampuan untuk menciptakan nilai tambah, memperluas lapangan kerja, menarik investasi, serta meningkatkan ekspor dan daya saing perekonomian.

Aktivitas dunia mengalami gangguan besar dan menurun tajam, Pada tahun 2020, nilai investasi langsung asing (foreign Direct Investment/FDI) dunia diperkirakan turun tajam hingga 30,0-40,0 persen. Aktivitas perdagangan dunia juga diperkirakan mengalami gangguan, turun hingga

Referensi

Dokumen terkait

Penjualan kredit adalah jika order dari pelanggan telah terpenuhi dan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki

Pada tahun 2011 unit usaha KUD Misaya Mina Eretan Wetan terdapat 4 unit usaha, diantaranya: unit tempat pelelangan ikan, unit bahan alat perikanan (BAP) dan solar packer

bahwa pengajaran sastra semakin menjauhkan anak didik dari karya sastra. Pendapat tersebut mengacu terhadap penggunaan satu sumber belajar dan pemberian contoh

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

AKSI PANGIU’ / DANA PENSIUN GEREJA TORAJA ; Disampaikan kepada anggota Jemaat bahwa sesuai program BPS Gereja Toraja pada setiap tahun diadakan aksi pangiu’, yaitu pengumpulan

Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan yang berlangsung selama 2 (dua) hari ini, dapat disimpulkan

Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui Ada tidaknya perbedaan pengaruh latihan high velocity overload dan critical velocity training terhadap